Aqsam Allah dalam Al Quran ulumul Quran

AQSAM ALLAH DALAM AL-QUR’AN

  Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an Dosen pengampu:

Disusun oleh :

   Bunga Thuba Sembilan(20140730234)  Dhea Ratih Kusumaningtiyas(20140730240)

   Gustmawan Yogi Ananta(20140730267)

  

PENDAHULUAN

Latar belakang

  Al-qur’an merupakan firman Allah yang memiliki berbagai pembahasan di antaranya adalah aqsam Allah SWT. Seseorang boleh saja heran , mengapa Allah banyak bersumpah dalam al-qur’an, baik bersumpah dengan diri Nya sendiri ataupun makhluk-Nya. Keheranan tersebut muncul karena mereka tidak mempelajari idiom al-qur’an serta perbedaan kesiapan individu dalam menerima kebenaran firman Allah.

  Jiwa itu ada yang fitrahnya tidak ternoda oleh kejahatan sehingga dapat langsung menyambut suatu kebenaran, sedangkan jiwa yang diliputi kebatilan akan susah menyambut kebenaran kecuali dengan peringatan dan bentuk kalimat yang kokoh, sehingga hati tersebut akan tergoncang keingkarannya. Qasam dalam pembicaraan termasuk salah satu uslub pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti yang kongrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang diingkarinya.

  Rumusan masalah

  Hal-hal yang akan kami bahas adalah sebagai berikut :

  1. Apa pengertian aqsam?

  2. Apa unsur-unsur aqsam?

  3. Apa macam-macam aqsam?

  4. Apa perbedaan sumpah manusia dengan sumpah Allah?

  5. Apa faedah aqsam dalam al-qur’an?

  6. Apa hukum bersumpah selain atas nama Allah?

Tujuan penulisan

  Makalah ini disusun dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui pengertian aqsam.

  2. Untuk mengetahui unsur-unsur aqsam.

  3. Untuk mengetahui macam-macam aqsam.

  4. Untuk mengetahui sumpah manusia dengan sumpah Allah.

  5. Untuk mengetahui faedah aqsam dalam al-qur’an.

  6. Untuk mengetahui hukum jika bersumpah selain atas nama Allah Aqsam dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari Qasam yang berarti al-yamin yaitu sumpah Sigat asli Qasam ialah fi’il atau kata kerja “aqsama” atau “ahlafa” yang di-

  

muta’addi (transitif)-kan dengan “ba” untuk sampai kepada muqsam bih (sesuatu

  yang di gunakan untuk bersumpah), lalu di susul dengan muqsam ‘alaih (sesuatu yang karena sumpah di ucapkan) yang dinamakan dengan jawab qasam.

   Secara istilah Aqsamul qur’an adalah sumpah-sumpah yang terdapat dalam ayat-ayat al-qur’an.

Unsur-unsur Qasam

  Ada tiga unsur dalam sighat qasam :

  1. Fi,il yang berbentuk muta’adi dengan diawali huruf ب (ba’), sighat qasam baik yang berbentuk uqsimu atau akhlifu tidak akan berfungsi tanpa dita’diyahkan dengan huruf ب (ba’).

  Contoh:

       ...

  “ Mereka bersumpah dengan nama Allah “ Qs. An-nahl: 38 Namun kadangkala dalam suatu ayat langsung disebutkan dengan

  و (wawu) pada isim dzahir, kadangkala disebutkan dengan huruf

  ت (ta’) pada lafal jalalah. Hal ini terjadi saat fi’il qasam tidak disebutkan dalam ayat tersebut. Contoh dengan

  و (wawu):

  “ Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)”Qs. Al-laili:1 Contoh dengan

  ت (ta’) ...

         

  “Demi Allah, Sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu”Qs. Al-anbiya:57

  2. Muqsam bih Muqsambih adalah lafadz yang terletak sesudah adat qasam yang dijadikan sebagai sandaran dalam bersumpah yang juga disebut sebagai syarat.

  Allah bersumpah dengan Zat-Nya yang kudus dan mempunyai sifat-sifat khusus, atau dengan ayat-ayat-Nya yang memantapkan eksistensi dan sifat-sifat-Nya. Dan sumpah-Nya dengan sebagian makhluk menunjukkan bahwa makhluk itu termasuk salah satu ayat-Nya yang besar. Contoh Allah bersumpah dengan Zat-Nya sendiri yaitu: .

  1

                

    

  

             

  

  ”orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”Qs. At taghabun:7 Contoh Allah memerintahkan Nabi agar bersumpah dengan zat-Nya yaitu:

     .

  2

     

  “Maka aku bersumpah dengan Tuhan yang memiliki timur dan barat, Sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa”Qs. Al ma’arij:40 Contoh Allah bersumpah dengan makhluk-Nya yaitu: .

  3

      

  “ Demi matahari dan cahayanya di pagi hari”.Qs. As syams:1

  3. Muqsam alaih Muqsam alaih adalah bentuk jawaban dari syarat yang telah disebutkan sebelumnya (muqsam bih). Posisi muqsam alaih terkadang bisa menjadi taukid, sebagai jawaban qasam. Karena yang dikehendaki dengan qasam adalah untuk mentaukidi muqsam alaih dan mentahkikannya.

  1. Untuk fi’il madhi yang mutasharif yang tidak didahului ma’mul, maka jawaban qasamnya seringkali menggunakan ل (lam) atau ق (qaf)

  Contoh:

            “ Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.

  2. Jawab qasam itu umumnya disebutkan,namun terkadang ada yang dihilangkan , sebagaimana” LAU” (jika) sering dibuang.

  Contoh

            

  “Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin” Penghilangan tersebut merupakan salah satu uslub paling baik, sebab menunjukkan kebesaran dan keagungan. Dan taqdir ayat ini ialah: “seandainya kamu mengetahui apa yang akan kamu hadapi secara yakin, tentulah akan melakukan kebaikan yang tidak terlukiskan banyaknya”. Jawab qasam terkadang dihilangkan karena sudah ditunjukkan oleh

  Contoh :

         

 

  

             

   1. Aku bersumpah demi hari kiamat.

  2. Dan aku bersumpah dengan jiwa yang banyak mencela.

  3. Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?

  3. Allah bersumpah atas untuk menetapkan pokok-pokok keimanan yang wajib diketahui makhluk. Dalam hal ini terkadang Ia bersumpah untuk menjelaskan tauhid, terkadang menjelaskan al-qur’an itu haq, terkadang menjelaskan balasan janji dan ancaman, dan terkadang untuk menerangkan keadaan manusia. Contoh: untuk menegaskan bahwa Al-Qur’an itu hak

                             

  

  Maka aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran., Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalam kamu mengetahui, Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia.

  4. Qasam itu adakalanya atas jumlah khobariyah, dan inilah ang paling banyak.

  Contoh:

               

    

  Maka demi Tuhan langit dan bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti Perkataan yang kamu ucapkan.

Macam-macam Qasam

  1. Qasam Zhahir Qasam zhair adalah sumpah yang di dalamnya di sebutkan fi’il al- Qasam dan al-muqsam bih. Diantaranya ada yang dihilangkan fi’il al- qasamnya, sebagaimana pada umumnya, karena dicukupkan dengan huruf jar berupa huruf ”ba”, “wawu” dan “ta”.

  2. Qasam Mudhmar Qasam Mudhmar adalah yang di dalamnya tidak di jelaskan fi’il al- qasam dan tidak pula al-muqsam bih, tetapi iya di tunjukkan oleh “lam taukid” (lam penguat) yang masuk kedalam jawab qasam, seperti pada firman Allah:

                             

                

        

  kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut diutamakan.

Perbedaan antara sumpah Allah dan sumpah manusia

  Sering kali kita mendapat kesan bahwa antara sumpah manusia dan sumah yang ada dalam Al-qur’an terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Allah adalah maha benar dalam arti yang sesungguhnya dan seluas-luasnya, sedikitpun tidak ada kecurangan apalagi kebohongan dari pihak Allah. Maka dari itu konotasi dari perbedaan sumpah manusia dan sumpah Allah sangatlah berbeda.

  Mengingat perbedaan yang sangat mendasar tersebut maka Tuhan dapat memakai apa dan siapa saja yang dikehendaki-Nya dalam bersumpah. Sebaliknya manusia tidak boleh bersumpah kecuali atas nama Allah, jika mereka bersumpah selain atas nama Allah maka hal tersebut dianggap syirik, dosa besar, suatu kekufuran, yang tak diampuni Allah.

  Kita dapat menyimpulkan bahwa sumpah yang dimaksud dalam Al-Qur’a adalah wahyu dari Allah SWT kepada Nabi

  Muhammad SAW dalam bentuk kalimat sumpah. Dari pernyataan tersebut kita memperoleh dua kriteria pokok didalamnya. Pertama “wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad” yang kedua “dalam bentuk kalimat sumpah”. Kriteri pertama memberikan batasan bahwa semua wahyu yang dierima Rosul Allah baik melalui jibril seperti Al’Qur’an maupun yang langsung diterimanya dari Allah SWT, maupun yang diterimanya dari Allah tanpa melalui perantara jibril seperti hadist Qudsi. Tapi wahyu-wahyu yang tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melainkan kepada nabi-nabi lain seperti nabi Musa as.seperti kitab Taurat, nabi Isa as. seperti kitab Injil. Kriteria kedua menjelaskan bahwa wahyu yang diturunkan kepada Rosul itu tidak dapta disebut sumpah kecuali bila wahyu tersebut diturunkan dalam bentuk sumpah. Maka kesimpulannya ialah

  setiap wahyu Allah dalam Al-Qur’an atau hadist qudsi yang diungkapkan dalam bentuk kalimat sumpah. Maka apabila ditemui

  sumpah tetapi tidak diturunkan kepada nabi Muhammad SAW maka kalimat itu tidak disebut sumpah dalam Al-Qur’an. Sumpah yang ada dalam Al-Qur’an merujuk pada bentuk susunan kalimat yang mengandung kata-kata dan rukun sumpah yang lazim digunankan manusia dalam bersumpah jadi tidak memiliki konotasi atau maksud seperti yang terdapat dalam sumpah manusia tersebut, sebab dari sudut hakikat dan tujuannya sumpah Allah jauh berbeda dari sumpah manusia.

  Hikmah sumpah dalam Al-Qur’an Ada dua hal yang yang dijadikan Allah untuk bersumpah, yaitu dirinya-Nya sendiri dan atau makhluk-Nya. Apabila Allah bersumpah dengan dirin-Nya, maka itu adalah menunjukan keagungan dan kekuasaan-Nya sementara Dia bersumpah dengan sebagian makhluk- Nya. Jika Allah bersumpah pada diri-Nya sendiri, maka itu adalah untuk menunjukan keagungan dan kekuasan-Nya sementara jika Dia bersumpah dengan sebgaian makhluk-Nya, tulis Ibnu Qayyim, itu menunjukan bahwa makhluk tersebut merupakan salah satu diantara ayat-ayat kebesaran-Nya.

Faedah Aqsam

  1. Tauhid yaitu untuk meyakinkan sesuatu yang masih di ragukan oleh pandangan (lithalabi).

  2. Tahkik yaitu untuk membuktikan kesesuaian sehingga orang tidak dapat menolaknya dan akan mempercayainya (ingkari).

  3. Menegakkan hujjah

  4. Menguatkan kabar

  5. Menetapkan hukum denan cara paling sempurna

Hukum Bersumpah Atas Nama Selain Allah

  Allah dapat saja bersumpah dengan apa yang di kehendaki-Nya. Akan tetapi sumpah manusia dengan selain Allah merupakan salah satu bentuk kemusyrikan. Dari Umar Bin Khattab r.a. diceritakan, Rasulullah berkata: ..................................................................................................................

  “barang siapa bersumpah dengan selain (nama) Allah, maka ia telah kafir atau telah mampersekutukan Allah”.

  Allah bersumpah dengan makhluk-Nya, karena makhluk itu menunnjukkan Penciptanya, yaitu Allah, di samping menunjukkan pula akan keutamaan dan kemanfaatan bagi manusia. Dari al-Hasan diriwayatkan, ia berkata: ................................................................................................................. “Allah boleh bersumpah dengan makhluk yang di kehendaki-Nya. Namun tidak boleh lagi seorang pun bersumpah kecuali dengan (nama) Allah”.

PENUTUP

  Setelah memperhatikan pembahasan sumpah dalam Al-Qur’an sebagagi mana dijelaskan diatas, maka tergambar dalam benak kita sebagai berikut :

  1. Seorang muslim, apalagi muffasil perlu sekali memahami sumpah- sumpah yang terdapat dalam Al-Qur’an, secara baik agar tidak timbul anggapan-anggapan yang keliru terhadap kalam suci itu

  2. Meskipun unsur atau rukun sumpah dalam Al-Qur’an tak berbeda dari sumpah yang dilakukan manusia, namun tujuan qasam dalam

  Al-Qur’an berbeda secara substansial dari sumpah yang dilakukan manusia.

  3. Selain memberikan penegasan tentang pentingnya isi berita yang memakai kalimat sumpah dalam Al-Qurandalam kalimat itu juga tersirat bahwa Muqsam Bih mempunyai peranan yang amatpenting dan menentukan dalam kehidupan umat manusia. Konotasi semacam ini tak dijumpai dalam sumpah yang dilakukan oleh manusia.

  4. Diturunkan ayat-ayat Al-Quran yang mengandung sumoah oleh Alllah dapat merupakan salah satu bukti bahwa Al-Quran memang dalam bahasa Arab dan sejalan dengan budaya yang berlaku dikalangan mereka dalam berkomunikasi, dengan demikian akan terasa sekali dalam jiwa mereka bahwa Al-Quran sangat familiar dan akrab sekali dengan mereka seihngga mereka tidak merasakan Al-Quran tersebut sebagai sesuatu yang ganjal atau asing sebab bahasa yang dibawanya amat cocok dan kondusif dengan kondisi dan tradisi yang telah mereka warisi turun menurun.

Datar Pustaka

   Hermawan, Acep. 2011. ‘ulumul Qur’an. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

   Syadali, Ahmad dan Ahmad Rofi’i. 1995. Ulumul Qur’an. Bandung: CV. Pustaka Setia.

   Mudzakir. 2001. Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Bogor: Pustaka Litera AntarNusantara.

   Munawir, ahmad warson. 1997. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Lengkap.Surabaya. Penerbit Pustaka proggresif.

   Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru ILMU TAFSIR. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.