Pertambangan Pasir Ilegal di Sungai Pancar Glagas di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo.
PERTAMBANGAN PASIR ILEGAL DI SUNGAI PANCAR GLAGAS DI DESA
PAKUNIRAN KECAMATAN PAKUNIRAN KABUPATEN PROBOLINGGO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
(S. Sos) dalam Bidang Sosiologi
Oleh:
EVA FITRIYATUL KHOMSIYAH
NIM. B95213070
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
JULI 2017
ABSTRAK
Eva Fitriyatul Khomsiyah, 2017, Pertambangan Pasir Ilegal di Sungai Pancar
Glagas di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo,
Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan
Ampel Surabaya.
Kata Kunci: pertambangan pasir ilegal.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan
masalah yakni bagaimana pertambangan pasir ilegal yang berlokasi di desa
pakuniran dapat beroperasi, bagaimana dampak yang dirasakan oleh masyarakat
sekitar, serta bagaimana respon masyarakat terhadap pertambangan illegal di
sungai pancar glagas desa pakuniran kecamantan pakuniran kabupaten
probolinggo.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan
dalam melihat fenomena yang terjadi pada pertambangan pasir ilegal ini adalah
teori kapitalisme karl marx.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa; (1) beroperasinya
pertambangan ilegal di sungai pancarglagas ini karena ada pembiaran dari pihak
pemerintahan dan penegak hukum setempat, adanya sistem kapitalisme yang
menekan terhadap msyarakat kelas bawah agar tidak menjadi halangan bagi si
pengusaha dalam misinya menguasai pertambangan tersebut; (2) dampak yanga
dirasakan oleh masyarakat antara lain, yaitu banjir, longsor, kerusakan akses jalan,
jalan terkadang licin dan berdebu, kebisingan akibat truk yang lewat dan
penggunaan begho, ,irigasi sawah yang tidak stabil bahkan sawah tidak dapat di
airi sama sekali, jebolnya tanggul, dan lain sebagainya, dampak tersebut terjadi
karena pertambangan yang ada di sungai pancar glagas ini tidak mau melihat
sekitar hanya berfikir bagaimana untuk menambang dengan hasil yang lebih
banyak dan lebih menguntungkan; (3). Respon masyarakat sekitar, penambang
bahkan pemerintahan setempat pun bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa,
mereka lebih memilih diam dika bersangkutan dengan pemimpin kabupaten dan
keluarganya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................
ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ..............................................................
iii
MOTTO ....................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN ....................................................................................
v
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI
vi
ABSTRAK ................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
ix
DAFTAR ISI .............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xiv
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................
xv
BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................
A. Latar Belakang Masalah .....................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................
C. Tujuan Penelitian ...............................................................
D. Manfaat Penelitian .............................................................
E. Definisi Konseptual ............................................................
F. Sistematika Pembahasan ....................................................
1
1
5
6
6
7
8
BAB II : KAPITALISME- KARL MARX ...............................................
A. Penelitian Terdahulu..........................................................
B. Pertambangan ilegal ..........................................................
C. Konflik kelas ...................................................................
11
11
17
22
BAB III: Metode Penelitian ......................................................................
A. Jenis Penelitian ...................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................
C. Pemilihan subyek penelitian ................................................
D. Tahap-Tahap Penelitian .......................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
F. Teknik Analisis Data ...........................................................
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data..................................
27
28
30
32
34
36
38
39
BAB IV: PERTAMBANGAN PASIR ILEGAL : TINJAUAN KARL MARX
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
A. Masyarakat Desa Pakuniran Kecamatan
Pakuniran Kabupaten Probolinggo ....................................
B. Pertambangan Pasir Ilegal di Sungai Pancar
Glagas Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran
Kabupaten Probolinggo .....................................................
C. Dampak Pertambangan Pasir Ilegal di Sungai
Pancar Glagas Desa Pakuniran Kecamatan
Pakuniran Kabupaten Probolinggo ....................................
D. Respon masyarakat terhadap Pasir Ilegal di
Sungai Pancar Glagas Desa Pakuniran
Kecamatan
Pakuniran
Kabupaten
Probolinggo .......................................................................
E. Konflik Kelas yang terjadi di pertambangan
pasir ilegal di Desa Pakuniran Kecamatan
Pakunira Kabupaten probolinggo ......................................
43
53
74
82
90
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................
B. Saran ...................................................................................
94
96
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
97
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
Dokumen lain yang relevan
Kartu Konsultasi Skripsi
Berita Acara Skripsi
Jadwal Penelitian
Biodata Peneliti
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kesempatan ini penulis membahas banyak tentang masalah
pertambangan pasir dan batu di sungai. Sungai pada dasarnya adalah sebagai
sumber air yang sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat dan meningkatkan pembangunan nasional. Didalam sungai
terdapat berbagai macam kekayaan sumber daya alam salah satunya berupa
pasir dan batu sungai.
Pasir dan Batu merupakan bahan galian yang banyak dipakai sebagai
bahan bangunan. Seiring meningkatnya pembangunan di era sekarang maka
kebutuhan akan pasir dan batu ikut meningkat sehingga penambangan
terhadap pasir baik yang sifatnya legal atau illegal juga terus meningkat
Disamping itu pengetahuan masyarakat akan bahaya pertambangan
terhadap pasir yang berlebihan juga harus disosialisasikan. Peran pemerintah
disini sebenarnya sangat penting, karena jika masyarakat tidak diberikan
arahan terhadap bahaya lingkungan akibat pertambangan yang berlebihan dari
pasir dan batu di sungai maka kegiatan pertambangan akan samakin marak
berkembang dan tidak terkendali. Pengetahuan warga negara (Civic
Knowledge) dalam hal ini sangat penting karena menyentuh lingkungan
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
mengenai sebab akibat dari adanya pertambangan. Hak-hak warga Negara
atau masyarakat harus bisa terjaga keutuhannya tanpa terkecuali masyarakat
yang menginginkan kelestarian lingkungan untuk masa yang akan datang.
Masyarakat sekitar merasa bahwa adanya penambangan pasir yang
menggunakan alat berat di sungai Pancar Glagas khususnya di Desa
Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo meresahkan
masyarakat pada umumnya karena penambangan terhadap pasir di sungai
Pancar Glagas sudah pada titik menghawatirkan.
Secara ketatanegaraan, bentuk keterlibatan Negara dalam
pengelolaan pertambangan ada tiga, yakni pengaturan
(regulasi), pengusahaan (mengurus) dan pengawasan.
Aspek pengaturan merupakan hak mutlak negara yang
tidak boleh diserahkan kepada swasta dan merupakan aspek
yang paling utama diperankan Negara di antara aspek
lainnya.2
Namun hal ini tidak terlihat, kemudian munculah sikap gejolak
intergrasi
dari masyarakat
yang merasakan
dampak langsung dari
pertambangan pasir di sungai Pancar Glagas yang dilakukan oleh pihak yang
tidak bertanggung jawab.
Pada beberapa waktu yang lalu masyarakat SeKecamatan Pakuniran
Kabupaten Probolinggo, khususnya warga Desa Pakuniran mengadakan aksi
dengan tujuan suara rakyat didengar oleh pemerintah, karena sudah beberapa
kali masyarakat mengadukan keluhannya terhadap pemerintah namun tidak
Adrian Sutedi. Hukum Pertambangan. Jakarta: Sinar Grafika.2012.
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
ada tindak lanjut atau respon yang bisa menyelesaikan masalah pertambangan
pasir di sungai pancar glagas tersebut.
Pada hari Senin 13 Maret 2017 Tertulis dalam Bhirawa Online (surat
kabar online) bahwa :
warga Pakuniran, Kabupaten Probolinggo , kemarin
mendatangi Gedung DPRD Jawa Timur, mengadukan
penambangan galian C di sungai Pancar Glagas yang
merusak lingkungan. masyarakat Pakuniran terkena
dampak penambangan pasir dan batu yang merugikan
masyarakat di Sungai Pancar Glagas sudah dialami sejak
Tahun 2014. Pada akhir tahun 2016 galian C tersebut sudah
dipolice line oleh Polda Jatim. Namun, sekitar awal tahun,
police line tersebut dibuka dan penambangan dengan
menggunakan alat berat kembali berjalan lagi. Warga
meminta penambangan ini segera dihentikan, agar tidak
menimbulkan dampak yang lebih luas lagi.3
Dalam pertambangan pasir yang berlokasi di sungai pancar glagas
tersebut ada isu yang menyebar di masyarakat bahwa pertambangan tersebut
dikuasai oleh pengusaha. Awalnya masyarakat setempat memiliki hak pakai
yang diberikan izin oleh pihak pengairan untuk mengelola tanah yang ada di
sungai sebagai lahan pertanian dan ada pula yang melakukan pertambangan
namun hanya dengan menggunakan alat sederhana yang tidak mengakibatkan
kerusakan yang sangat fatal. Namun pengelolahan yang ada di sungai pancar
glagas yang dikelola oleh masyakat diambil alih pengelolahannya secara
paksa dengan diberi uang sebagai ganti rugi kepada yang memiliki hak pakai
pengelolahan oleh pengusaha tersebut melalui pemerintah desa. Dengan
3
http://harianbhirawa.co.id/2017/03/penambangan-pasir-rusak-lingkungan-wargapakuniran-datangi-dprd-jatim/
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
ancaman kalau pengelolahan tersebut tidak diberikan kepada si pengusaha
maka hak pakai akan di cabut oleh pihak pengairan dengan tidak mendapatkan
ganti rugi. Ketika hak pakai tersebut telah diambil alih oleh pengusaha, lahan
yang ada di sungai pancar glagas dijadikan pertambangan pasir yang
melakukan pertambangan secara besar-besaran dengan menggunakan alat
berat, sehingga banyak sekali terjadi kerusakan atau dampak yang dirasakan
oleh masyarakat sekitar khususnya masyarakat Desa Pakuniran Kecamatan
Pakuniran Kabupaten Probolinggo.
Tindakan yang dilakukan pengusaha tersebut menimbulkan kerusakan
dan kerugian yang sangat luar biasa, misalnya lahan pertanian hilang, sungai
semakin melebar dan dalam, kesulitan air sangat terasa pada saat musim
kemarau, bronjong pengaman erosi hampir tidak bisa bertahan, rumah
penduduk yang dekat sungai terancam longsor bahkan terakhir akses jalan
yang menghubungkan antara desa Pakuniran dan desa Patemon terputus dan
juga ada beberapa rumah warga yang dekat dengan sungai mengalami retakretak, jalan Pakuniran sampai rusak karena beban truk bermuatan berat.
Aparat pemerintahan seolah tak melihat dan tak mendengar jeritan
masyarakat, sungguh ironis karena dari sebagian pemuda, kepala desa, camat
dan, Bupati, pihak kepolisian setempat, bahkan petugas yang berwenang dari
tingkat provinsi, seolah bungkam oleh kebringasan segelintir kelompok yang
berkepentingan. Padahal sebagian besar masyarakat sekitar sungai pancar
Glagas menyatakan tidak setuju dengan adanya penambangan pasir yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
dilakukan secara besar-besaran karena kerugian dan kerusakan akibat
penambangan pasir tersebut, ini dibuktikan atas dasar sedikit wawancara dan
pengamatan langsung di lokasi pertambangan pasir.
Sedangkan kontribusi terhadap pemerintah tidak jelas alur geraknya,
karena memang dalam pertambangan ini sifatnya ilegal, namun meskipun
begitu pemerintah melihat pertambangan yang sifatnya ilegal ini dan sudah
mendengar keluh kesah dari masyarakat, pemerintah setempat hanya diam
saja, seakan-akan tidak terjadi apa-apa, inilah yang menjadi daya tarik peneliti
dan sekaligus menjadi pertanyaan bagaimana semua ini bisa terjadi seperti
kata pepatah apakah ada udang dibalik batu dalam pertambangan ini.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut mengenai penambangan ilegal yang berdampak pada
masyarakat sekitar. Untuk itu dalam penelitian ini penulis menuangkan dalam
skripsi ini dengan judul “Penambangan Pasir Ilegal di Sungai Pancar Glagas
di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo”.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pertambangan pasir ilegal dapat beroperasi di sungai pancar
glagas di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo?
b. Bagaimana dampakpertambangan pasir illegal terhadap masyarakat Desa
Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo?
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
c. Bagaimana respon masyarakat terhadap pertambangan pasir illegal di
sungai pancar glagas di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten
Probolinggo?
C. Tujuan Penelitian
a. Mengetahuibagaimana pertambangan pasir ilegal dapat beroperasi di
sungai pancar glagas di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten
Probolinggo.
b. Mengetahui dampak pertambangan pasir illegal terhadap masyarakat Desa
Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo.
c. Mengetahui respon masyarakat terhadap pertambangan pasir illegal di
sungai pancar glagas di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten
Probolinggo.
D. Manfaat Penelitian
a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
pengaruh positif bagi masyarakat khususnya masyarakat sekitar
pertambangan pasir di Desa Pakuniran.
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengukur kemampuan peneliti
dalam menemukan suatu fenomena atau permasalahan yang terjadi di
masyarakat serta menganalisisnya.
c. Penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan bagi
para pelaku pertambangan untuk dapat mengelola sumberdaya alam
dengan tepat guna.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
d. Diharapkan bagi pengambil kebijakanuntuk memberikan kebijakan dan
mempertegas perizinan terkait dengan pertambangan.
e. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik dan
lengkap.
E. Definisi Konseptual
Dalam judul penelitian iniPertambangan Pasir ilegal di desa Pakuniran
Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo yaitu memiliki konsep-konsep
antara lain:
Pertambangan Pasir Illegal
Pertambangan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah “urusan
(pekerjaan dan sebagainya) yang berkenaan” dan kata ilegal dalam kamus
besar bahasa Indonesia adalah “tidak legal; tidak menurut hukum; tidak sah.”4
“Pertambangan merupakan suatu aktifitas penggalian, pembongkaran, serta
pengangkutan suatu endapanmineral yang terkandung dalam suatu area
berdasarkan beberapa tahapan kegiatan secara efektif dan ekonomis dengan
menggunakan peralatan mekanis serta beberapa peralatan yang sesuai dengan
perkembangan teknologi saat ini”.5 Namun tetap mengikuti peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah
4
Kamus Besar bahasa Indonesia
Ali Sulton. 2011. Dampak Aktivitas Pertambangan Bahan Galian Golongan C
Terhadap Kondisi Kehidupan Masyarakat Desa. (Skripsi) Fakultas Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Di Indonesia banyak sekali kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki
salah satunya adalah pertambangan pasir di sungai Pancar Glagas yang
terletak di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo
meskipun pertambangan ini sifatnya ilegal, namun memiliki sisi positif dan
negative, salah satu sisi positifnya adalah mengurangi angka pengangguran
dan perekonomian masyarakat lebih meningkat, sedangkan sisi negatifnya
sebagian fasilitas umun rusak, mengakibatkan bencana alam banjir, dsb.
Pertambangan pasir yang terdapat di sungai pancar glagas yang
sifatnya illegal, dikuasai oleh seorang pengusaha, meskipun usaha tersebut
tidak jelas legalitasnya. Tidak ada papan nama ataupun semacamnya yang
menandakan bahwa penambangan ini memiliki ijin dan hak eksplorasi sungai
Pacarglagas, kabarnya pada tahun 2016 pihak kepolisian pernah memberikan
tindakkan tegas terhadap kegiatan penambangan itu. Yakni, melakukan
penyitaan semua alat berat yang digunakan hingga dipasang police line.
Namun, beberapa bulan aktivitas penambangan itu beroprasi lagi. Kemudian,
warga protes dan menggelar demo dan aktivitas penambangan masih tetap
berjalan.
Akibat penambangan pasir yang tidak mengikuti peraturan pemerintah
ini terjadi kerusakkan lingkungan dan masyarakat yang harus menanggung
akibatkanya. Masyarakat pada umumnya harus menanggung banjir longsor
setiap musim hujan. Tak hanya itu, jalan desa juga menjadi rusak parah.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
F. Sistematika Pembahasan
Dalam membahas suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan
yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah pembahasan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri atas enam sub bab antara lain latar belakang
masalah yang menceritakan gambaran umum atau yang melatarbelakangi
peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pertambangan pasir illegal
yang berlokasi di sungai pancar glagas kabupaten Probolinggo. Setelah itu
rumusan masalah,tujuan penelitian,manfaat penelitian, definisi konseptual,
dan sistematika pembahasan
BAB II KAPITALISME- KARL MARX
Dalam bab ini memberikan gambaran tentang penelitian terdahulu
yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang sekarang, setelah itu kajian
pustaka yang menjelaskan tentang gambaran umum penelitian, serta teori
yang akan digunakan dalam menganalisis masalah yang akan dipergunakan
untuk penelitian ini, dan dalam penelitian ini menggunakan teori kapitalisme
dari karl marx
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang akan di
gunakan dalam penelitian nanti nya, yaitu dalam bab ini terdiri dari enam sub
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
bab yaitu pendekatan dan jenis penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik
keabsahan data.
BAB IV PERTAMBANGAN PASIR ILEGAl: TINJAUAN KARL MARX
Yaitu penyajian data tentang “Pertambangan Pasir illegal di Sungai
Pancar Glagas” , yang terdiri dari tiga sub bab yakni yang pertama deskripsi
umum obyek penelitian yang mana pada bagian ini peneliti akan memberikan
gambaran tentang berbagai hal misal, letak geografis, pendidikan penduduk,
agama penduduk, dll dan sub bab kedua deskripsi hasil penelitian yang telah
dilaksanakan, pada bagian ini memaparkan tentang data dan fakta objek
penelitian dan menjawab rumusan masalah yang didasarkan atas hasil
observasi, wawancara dan dokumentasidan subbab yang ketiga adalah analisis
data pada bagian ini peneliti memaparkan tentang penganalisaan data dengan
menggunakan teori yang relevan yang terkait dengan pertambangan illegal di
sungai pancar glagas di desa pakuniran kecamatan pakuniran kabupaten
probolinggo.
BAB V PENUTUP
Dalam bab penutup ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang
sudah di laksanakan dan saran dari hasil penelitian pada bab ini, di samping
itu dalam penutup juga dilampirkan daftar pustaka dan lampian-lampiran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
KAPITALISME KONFLIK KELAS -KARL MARX
A.
Penelitian Terdahulu
1. ElokRahmawati,Penambangan
Pasir
Dan
Dampaknya
Terhadap
Lingkungan Di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto
Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Perda Jatim No 1 Tahun 2005, Desa
Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten, 2010.6
Dari penelitian terdahulu ini secara umum meneliti tentang:
1. Proses penambangan pasir di Desa Ngares Kecamatan Gedeg
dilakukandengan cara tradisional dan melanggar peraturan pemerintah
daerah (Perda)Jatim No. 1 Tahun 2005
2. Dampak penambangan pasir di Desa Ngares Kecamatan Gedeg
KabupatenMojokerto terhadap lingkungan, mengakibatkan terjadinya,
pengelupasantanah penutup yang menyebabkan kerusakan pada Top
Soil Tanah dan system air bawah tanah, Air hujan tidak dapat meresap
ke dalam tanah secarasempurna sehingga kantong-kantong air didalam
tanah menjadi sedikit,tanggul sungai mengalami kerusakan dan
meningkatnya polusi udara.
3. Pandangan hukum Islam dan Perda Propinsi Jatim No 1 Tahun 2005
terhadapaktifitas penambangan pasir di Desa Ngares Kecamatan
6
ElokRahmawatiPenambangan Pasir Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Di Desa
Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Perda
Jatim No 1 Tahun 2005. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya. 2010
11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
Gedeg KabupatenMojokerto, Islam melarang bagi Manusia melakukan
kegiatan yang merusakterhadap lingkungan, manusia berkewajibkan
untuk
terus
menjaga
danmemelihara
kelestarian
lingkungan,
sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’ansurat al-A’raf ayat: 74.
Penambangan pasir yang ada desa Ngares merupakanpenambangan
liar (ilegal) disebabkan tidak mempunyai izin Usaha daripemerintah
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 4-10 Peraturan Daerah JatimNo.1
Tahun 2005 tentang ketentuan perizinan.
2. Marini, sumbangan baja, iqbal sultan. Penerimaan informasi Dampak
Penambangan Pasir bagi Kerusakan Lingkungan Hidup di Kalangan
Penambangan Pasir Ilegal di Das Jeneberang, kabupaten gowa, 2014.7
Proses komunikasi antara penambang pasir illegal dengan pihak
BLHD Kabupaten Gowa, dalam penelitian ini ditemukan bahwa pihak
penambang pasir illegal menempuh jalur central route dalam menerima
pesan yang diberikan oleh pihak BLHD. Sementara pihak BLHD
menggunakan tipe neutral argument dalam menyampaikan pesan ke pihak
penambang illegal.
Dalam merespon pesan penambang illegal mengedepankan egoinvolvement yang cukup besar sehingga kebenaran dan fakta akan dampak
dari aktivitas penambangan ilegal terhadap.lingkungan yang dilakukan
Marini dkk.,” Penerimaan informasi Dampak Penambangan Pasir bagi Kerusakan
Lingkungan Hidup di Kalangan Penambangan Pasir Ilegal di Das Jeneberang, kabupaten
gowa” Jurnal Komonikasi KAREBA 3 no. 2 (2014): 112-118
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
tidak diterima baik. Bahkan cenderung melakukan pembelaan atas nama
kebutuhan dan sulitnya mencari nafkah selain menambang secara ilegal.
Sehingga proses penerimaan informasi tidak lancar dan belum
memberikan efek pada perubahan perilaku penambang pasir illegal. Faktor
lain dalam konsep ELT yakni kesempatan (intensitas menerima pesan)
memang terlihat dari hasil penelitian ini sangat minim diterima oleh pihak
penambang ilegal dari pihak BLHD Kabupaten Gowa. Padahal hal ini
menjadi salah satu faktor yang penting dalam proses persuasi.
Pemahaman
penambang
illegal
tentang
informasi
dampak
penambangan pasir terhadap lingkungan mengalami hambatan disebabkan
metode penyampaian pesan kurang memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi efektif serta lemahnya argumentasi pihak BLHD dalam
mempersuasif penambang. Penggunaan tipe pesan neutral argument harus
ditingkatkan ke strong argument. Beberapa penggabungan pengolahan
pesan secara sentral dan periferal nampaknya tetap harus dipertimbangkan
oleh pihak komunikator (BLHD), misalnya mempertimbangkan isyarat
perifer (pembawa pesan, media) seperti siapa yang dapat diutus untuk
memberikan pesan persuasive kepada penambang. Dan bagaimana pesan
tersebut disampaikan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
3. Catur Dewi Saputri, Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Penambang
Pasir Pasca ErupsiMerapi Tahun 2010 di Dusun Kojor, Kelurahan Bojong,
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.2012.8
Adanya letusan gunung berapi tersebut menimbulkan berbagai
dampak bagi kehidupan masyarakat yang ada disekitarnya. Adanya
bencana tersebut mengakibatkan dampak perubahan diberbagai aspek
kehidupan mereka. Dampak adanya bencana yang terjadi tentu saja dapat
berupa dampak negative dan positif bagi warga sekitar. Seperti yang
terjadi di Dusun Kojor yang menjadi objek penelitian ini. Beberapa waktu
lalu dusun ini terkena lahar dingin merapi yang membawa material seperti
pasir dan batu. Lahar dingin itu merusak sebagaian lahan pertanian warga
yang berada tepat dipinggir sungai serta saluran irigasi menjadi rusak.
Tentu saja kejadian itu membawa dampak yang besar bagi penduduk
sekitar yang memang mata pencahariannya sebagain besar bekerja sebagai
petani. Awal-awal setelah terjadinya lahar dingin tersebut, sempat
mengganggu perekonomian warga, terutama yang bekerja sebagai petani
karena merekatidak bisa menelola sawahnya karena saluran irigasi masih
rusak dan tanaman-tanaman juga tertutup oleh abu vulkanik merapi.
Namun, menyadarimaterial pasir yang dibawa oleh banjir lahar dingin itu
sangat banyak,sebagain warga terutama petani yang lahan pertaniannya
8
Catur Dewi Saputri, Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Penambang Pasir
Pasca ErupsiMerapi Tahun 2010 di Dusun Kojor, Kelurahan Bojong, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang. Skripsi .Universitas Negeri Yogyakarta 2012.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
tertimbun olehmaterial pasir tersebut memanfaatkannya untuk mengambil
pasir dan batuuntuk di jual. Setelah mendapat izin dari pemerintah
setempat, makakemudian dibukalah pertambangan rakyat.Hal tersebut
dimanfaatkan oleh sebagian warga untuk bekerja menjadipenambang
pasir. Awal-awal dulu memang banyak sekali warga Dusun Kojoryang
menjadi
penambang
pasir,
karena
pasir
yang
ada
memang
begitumelimpah. Namun, karena diambil setiap hari, makin ke sini pasir
semakinberkurang dan susah untuk dicari. Jadi, untuk saat ini jumlah
penambang pasir semakin berkurang, misalnya masih bertahan menjadi
penambang itujuga hanya sebagai pekerjaan sampingan saja.Dampak
adanya lahar dingin tersebut juga berpengaruh terhadapkehidupan sosial
mereka. Dimana setelah adanya bencana lahar dingin yangmenerjang
dusun
mereka
semakin
membuat
interaksi
diantara
para
anggotamasyarakat semakin terjalin erat.
Persamaan
Dalam ke tiga penelitian terdahulu tersebut sama-sama membahas
tentang dampak dan respon atau persepsi masyarakat mengenai
pertambangan pasir terhadap lingkungan, dampak dari penambangan pasir
ini, mengakibatkan pengelupasan tanah penutup yang menyebabkan
kerusakan sistem air bawah tanah, air hujan tidak dapat meresap kedalam
tanah secara sempurna sehingga kantong-kantong air di dalam tanah
menjadi sedikit, kerusakan pada tanggul sungai dan meningkatnya polusi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
udara.Adanya
eksploitasi
sumber
daya
alam
yang
digunakan
untukkepentingan manusia sehingga menimbulkan keresahan bagi
masyarakat akibat dampak dari pertambangan illegal tersebut.
Pada kedua peneitian ini (1&2) juga memiliki persamaan dalam
metode penelitian yaitu menggunakan metode kualitatif desriptif begitu
juga pada penelitian yang saat ini di lakukan juga menggunakan metode
penelitian kualitatif. Data kualitatif meliputi argumentasi, respond an
pandangan dari pihak yang terkait melalui sumber data yang primer dan
data sekunder. Namun penelitian terdahulu yang ke tiga bebeda karena
menggunakan metode kuantitatif.
Perbedaan
Dalam penelitian terdulu yang ke 1
Dalam penelitian terdahulu ini menganalisa tentang pandangan hukum
Islam dan Perda Propinsi Jatim No 1 Tahun 2005 terhadap aktifitas
penambangan pasir. Dan juga menggunakan Analisis hukum Islam
terhadap penambangan menunjukkan bahwa Islam melarang kegiatan
penambangan yang merusak terhadap lingkungan, dan diwajibkan untuk
menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan.
Penelitian terdahulu yang ke 2
Dalam peneitian in fokus terhadap interaksi (proses komunikasi) yang
terjadi dalam penampaian informasi mengenai dampak kerusakan
lingkungan akibat pertambangan illegal dan BLHD kabupaten Gowa.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
Penelitian terdahulu yang ke 3
Dalam penelitian terdahulu iniyang berbeda dari penelitian yang saat
ini di lakukan yaitu mengkaji dan menganalisis tentang tingkat erosi di
lokasi perambangan pasir, serta mengjukan model pengelolahan
lingkungan lokasi penambangan.
Sedangkan dalam penelitan yang sekarang menganalisis fonomena
yang terjadi secara sosiologis dan dikaitkan dengan teori yang relevan
yaitu konflik kelas yang di paparkan oleh Karl marx atau lebih di kenal
dengan teori Marxian pada teori sosiologi modern selain itu juga mengkaji
tentang dampak, system pertambangan, serta respon dari masyarakat
sekitar tentang pertambangan tersebut.
B.
Pertambangan Ilegal
1. Pengertian Pertambangan
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tambang di Indonesia telah
dimulai sejak masa colonial berkuasa. Namun pada masa kemerdekaan hingga
saat
ini
pembangunan
pertambangan
terus
dilakukan
dengan
penganekaragaman hasil tambang serta pengelolaan usaha pertambangan
secara efisien.
Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 4Tahun 2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara “Pertambangan adalah sebagian
atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi penambangan, pengelolaan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang”.
Menurut Adrian “Pertambangan adalah kegiatan yang memiliki resiko
yang relatif tinggi dan pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan fisik
dan sosial yang lebih besar daripada komoditi lain”.9
Menurut Sembiring “Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam
rangka upaya penyelidikan pendahuluan (prospecting), pencarian (eksplorasi),
penambangan
atau
penggalian
(eksploitasi),
pengolahan,
pemurnian,
pengangkutan, serta penjualan bahan galian”.
Menurut pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pertambangan
adalah kegiatan yang diawali dengan pendahuluan atau penyelidikan umum,
penambangan, pengelolaan, dan pemurnian kembali serta memiliki dampak
social ataupun fisik yang cukup besar. Pendapat lain menurut Badan Pusat
Statistik (2015) bahwa “Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan
endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi,
baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah
permukaan bumi dan di bawah permukaan air”. 10
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pertambangan adalah kegiatan pengoptimalan bahan galian yang memiliki
nilai ekonomis dan kegiatan ini di lakukan melalui beberapa tahapan yang
9
Adrian Sutedi 2011. Hukum Pertambangan. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika. Hal 43
Badan Pusat Statistik. 2015. Pertambangan.
http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/10. (Diakses pada tanggal 28 mei 2017)
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
sudah diatur oleh undang-undang. Penggolongan bahan galian pertambangan
diatur dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 tentang
Penggolongan Bahan Galian, yaitu:
1. Bahan galian strategis
Bahan galian strategis merupakan bahan galian untuk kepentingan
pertahanan dan keamanan serta perekonomian negara. Bahan galian strategis
ini biasa disebut bahan galian A. Dalam pasal 1 huruf a Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Penggolongan Bahan Galian ditentukan
golongan bahan galian strategis, yaitu:
1. Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
2. Bitumen padat, aspal;
3. Antarsit, batu bara, batu bara muda;
4. Uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radio-aktif lainnya;
5. Nikel, kobal;dan
6. Timah.
2. Bahan galian vital
Bahan galian vital merupakan bahan galian yang dapat menjamin hajat
hidup orang. Bahan galian vital ini biasa disebut dengan bahan galian B.
Bahan galian galian vital ini dibagi menjadi delapan golongan, yaitu:
1. Besi, mangan, molibden, khorm, wolfram, vanadium, titan;
2. Bauksit, tembaga, timbal, seng;
3. Emas, platina, perak, air raksa, intan;
4. Arsin, antimon, bismut;
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
5. Yttrium, rtutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;
6. Berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;
7. Kriolit, flourspar, barit; dan
8. Yodium, brom, klor, belerang.
3. Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis dan vital.
Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis dan vital
yaitu bahan galian yang biasa disebut dengan bahan galian C. Bahan galian ini
dibagi menjadi Sembilan golongan, yaitu:
1. Nitrat-nitrat (garam dari asam sendawa), pospat-pospat, garam batu;
2. Asbes, talk, mika, grafit magnesit;
3. Yarosit, leusit, tawas, oker;
4. Batu permata, batu setengah permata;
5. Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;
6. Batu apung, tras, absidian, perlit, tanah diatome, tanah serap;
7. Marmer, batu tulis;
8. Batu kapur, dolomit, kalsit; dan
9. Granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, tanah pasir.
Kegiatan pertambangan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja,
tetapi dapat juga dilakukan oleh koperasi, badan atau perseorangan.
Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 Tentang KetentuanKetentuan Pokok Pertambangan ditentukan bahwa usaha pertambangan dapat
dilakukan oleh:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
1. Instansi pemerintahyang ditunjuk oleh menteri;
2. perusahaan negara;
3. perusahaan daerah;
4. perusahaan dengan modal bersama antar negara dandaerah;
5. koperasi;
6. badan atau perseorangan swasta;
7. perusahaan dengan modal bersama antar negara dan atau daerah
dengan koperasi dan atau badan/perseorangan swasta;
8. petambangan rakyat.
2. Pengertian Kejahatan Pertambangan Tanpa Izin (Ilegal)
Dalam Bahasa Inggris kegiatan pertambangan tanpa izin dikenal
dengan istilah illegal mining. Secara terminologi istilah illegal mining
terdiri dari 2 kata, yaitu :
a. Illegal, yang artinya tidak sah, dilarang atau bertentangan dengan
hukum;
b. Mining, yang artinya penggalian bagian dari tanah yang mengandung
logam berharga didalam tanah atau bebatuan.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba mengemukakan
definisi dari kejahatan pertambangan tanpa izin/Illegal Mining, yaitu
kejahatan dalam usaha pertambangan yang dilakukan oleh perseorangan,
sekelompok orang, atau perusahaan yayasan berbadan hukum yang dalam
operasinya tidak memiliki izin dari instansi pemerintah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang ancaman sanksi pidana bagi
barang siapa yang karena kesalahannya melanggar larangan tersebut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
Dengan demikian, izin, rekomendasi, kuasa pertambangan atau bentuk
apapun yang diberikan kepada perseorangan, sekelompok orang, atau
perusahaan/yayasan oleh instansi pemerintah diluar ketentuan perundangundangan yang berlaku, dapat dikategorikan sebagai pertambangan tanpa
izin/illegal mining.
C.
Teori Konflik kelas
Menurut pandangan Marx, kaum borjuis pada masa itu
tidak punya unsur positif yang bisa dipertahankan. Kaum
borjuis hanya melakukan penindasan terhadap kaum buruh
dalam rangka memperbesar modalnya.Pemikiran Karl
Marx yang mendasari pemikiran dalam marxisme
mengantarkannya mendapat sebutan sebagai orang pertama
yang memberikan kontribusi terhadap persoalan
globalisasi. Hal ini berkaitan dengan teori marxisme yang
cenderung lebih relevan dalam menjawab permasalahan
masa kini apabila dibandingkan dengan masa awal
munculnya teori ini. Marxisme dianggap sebagai
pandangan yang dapat meramalkan keadaan dunia yang
berkembang seiring dengan tumbuhnya kapitalisme. Tidak
seperti liberalisme dan realisme, marxisme menggali lebih
dalam mengenai politik dunia. Marxisme beranggapan
bahwa memahami politik dunia berarti mencari
pemahaman lebih jauh mengenai kapitalisme global.11
Dalam penelitian ini bisa dikatakan pengusaha menggunakan sistem
politik untuk mengusai pertambangan pasir dan batu yang ada di desa
pakuniran Kecamatan pakuniran kabupaten Probolinggo, seperti yang di
jelaskan pada latar belakang bahwa proses pengambil alihan pengelolahan
lahan yang ada di sungai pancar glagas melalui pemerintahan desa setempat.
11
Stephen Hobden, & Jones, Richard W., 2001. Marxist Theories of International
Relations, dalam Baylish, John & Smith, Steve (eds), The Globalization of World Politics an
Introduction to International Relations, New York: Oxford University Press
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
“Teori Marxisme pada dasarnya merupakan analisis
mengenai kapitalisme.
Dunia dalam kapitalisme
berpandangan bahwa terdapat dua kelas di dalam
masyarakat, kelas atas dan kelas bawah. Kelas atas, kaum
kapitalis, merupakan kaum eksekutif dalam perindustrian
yang menguasai produksi. Kelas bawah merupakan
kelompok buruh yang cenderung mendapatkan perlakuan
eksploitatif dari kaum kapitalis”.12
Seperti yang terjadi pada kasus pertambangan ilegal di sungai Pancar
Glagas dapat digambarkan bahwa pengusaha berusaha mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya dari pertambangan tersebut dengan cara
mengambil alih paksa pengelolaan yang kelola oleh masyarakat kelas bawah
hanya di tukar dengan uang yang tidak seberapa nilainya. Namun masyarakat
kelas bawah tetap menerima apa yang dilakukan oleh pengusaha karena
mereka diancam jika tidak memberikan hak pengelolahan tersebut maka hak
mereka akan dicabut oleh pihak perairan dengan tidak mendapatkan apa-apa.
Masyarakat kelas bawah berfikir lebih baik diberikan kepeda pengusaha
dengan mendapatkan uang sebagai pesangon dari pada izin pengelolahan
tersebut dicabut oleh pihak pengairan tanpa mendapatkan uang. Mereka
melakukan hal itu tanpa memikirkan jangka panjangnya seperti dampak yang
akan mereka rasakan kalo diberikan kepada pengusaha, mereka hanya melihat
uangnya karena memang kondisi ekonominya kelas bawah rendah. Disadari
atau tidak masyarakat kelas bawah telah mengalami penindasan dari kelas atas
(pengusaha yang bertingkah semaunya sendiri)
12
ibid
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Pada saat itu Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang
masyarakat kelas dan perjuangannya. Marx tidak
mendefinisikan kelas secara panjang lebar tetapi ia
menunjukkan bahwa dalam masyarakat, pada abad ke- 19
di Eropa di mana dia hidup, terdiri dari kelas pemilik modal
(borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar.
Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial hirarkis,
kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar
dalam proses produksi. Eksploitasi ini akan terus berjalan
selama kesadaran semu eksis (false consiousness) dalam
diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima
keadaan apa adanya tetap terjaga. Ketegangan hubungan
antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong
terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi.
Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar
akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka.13
Dalam hal ini pemikiran marx sejalan dengan fenomena yang ada di
sungai pancar glagas, kaum kelas atas melakukan tindakan eksploiitasi atau
penindasan secara tidak disadari oleh kelas bawah, kaum kelas bawah
menyerah diri dan menerima keadaan karena ketidak berdayaannya atas kelas
atas. Namun tak akan selamanya berjalan sesuai dengai keinginan kelas atas
atau penguasa ketika masyarakat menyadari bahwa mereka telah ditindas
maka gerakan sosial besar akan terjadi seperti yangterjadi di pertambangan
pancar glagas terbukti dengan melakkan aksi demo besar-besaran.
Kapitalisme dalam marxisme memiliki tiga karakteristik
utama. Pertama, semua komponen produksi memiliki
harga jual. Mulai dari bahan mentah hingga jasa dari
tenaga buruh, semuanya memiliki nilai yang dapat
ditukarkan. Karakteristik kedua adalah dalam industri
pemilik semua produksi hanyalah satu kelas saja, kaum
13
Margaret. M. Poloma, Sosiologi Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1994
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
kapitalis. Hal ini berkaitan dengan karakteristik ketiga
yaitu kaum buruh yang berada dalam posisi ingin bertahan
hidup di dunia yang terkuasai harus menjual jasa mereka
kepada kaum kapitalis. Marxisme menyebutkan bahwa
efek dari kapitalisme adalah semakin melebarnya
kesenjangan antara mereka yang kaya dan yang miskin.14
Kapitalisme muncul menjadi sebuah kekuatan pelopor munculnya
karakter di zaman modern. Kapitalisme meciptakan masyarakat global,
menimbulkan perkembangan teknologi tiada henti, menggulingkan dunia
tradisional. Kaum kapitalis lebih senang menggunakan alat yang bisa
memuaskan dirinya untuk mendapatkan sesuatu yang sangat menguntungkan,
dengan menggunakan alat berat atau yang di sebut ekskavator untuk
mengeruk pasir di sungai Pancar Glagas pengusaha bisa mendapatkan
beberapa kali lipat keuntungannya dari pada mengeruk pasir dengan alat
tradisional, seperti yang di pakai oleh masyarakat Pakuniran
Dengan pemikiran demikian, Marx telah melakukan pendekatan
konflik. Artinya masyarakat terpecah dan akan berkonflik ketika kelas tertentu
memiliki faktor produksi sementara kelas yang lain tidak memiliki faktor
produksi. Dalam uraian selanjutnya, Marx menyebut kelas yang memiliki
faktor produksi adalah kaum borjuis dan kelas yang tidak memilikifaktor
produksi adalah kaum proletar. Maka yang terjadi adalah adanya
“penindasan” oleh kaum borjuis kepada kaum proletar “Penindasan” itu
berupa pemaksaan terhadap kaum proletar untuk memenuhi kepentingan
14
ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
kaum borjuis. Inilah yang disebut ekploitasi ekonomi. Sekeras apapun usaha
kaum proletar justru akan memperkaya kaum borjuis. Dampaknya, akanada
kemarahan yang berujung revolusi untuk membuat ketertiban sosial dari kaum
proletar.
Ada beberapa asumsi dasar dari teori konflik ini. Teori
konflik merupakan antitesis dari teori struktural fungsional,
dimana teori struktural fungsional sangat mengedepankan
keteraturan dalam masyarakat. Teori konflik melihat
pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik
melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya
berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat
manapun pasti pernah mengalami konflik-konflik atau
ketegangan-ketegangan. Kemudian teori konflik juga
melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam
masyarakat. Teori konflik juga membicarakan mengenai
otoritas yang berbeda-beda. Otoritas yang berbeda-beda ini
menghasilkan superordinasi dan subordinasi. Perbedaan
antara superordinasi dan subordinasi dapat menimbulkan
konflik karena adanya perbedaan kepentingan.15
15
Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
“Skripsi ini tersusun dengan kelengkapan ilmiah yang disebut sebagai
metode penelitian, yaitu cara kerja penelitian sesuai dengan cabang – cabang
ilmu yang menjadi sasaran atau obyeknya”.16
“Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu
peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus
memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,
menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang di teliti
dengan lebih jelas dan bermakna”.17 Cara kerja tersebut merupakan
pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis dalam upaya
pencarian data yang berkenaan dengan masalah-masalah penelitian guna
diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan solusinya.
Dalam suatu penelitian merupakan upaya agar penelitian tidak
diragukan kualitasnya dan dapat di pertanggung jawabkan validitasnya secara
ilmiah. Untuk itu dalam bagian ini memberi tempat khusus tentang apa dan
bagaimana pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
16
Koencoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1981), Hal. 16
17
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung,
2010
27
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
pemilihan subjek penelitian, tahap-tahapan penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data, dan teknik pemeriksaan keabsahan data.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan etnografis, yang
mencoba melakukan pengumpulan, penggolongan (pengklasifikasian) dan
penganalisaan terhadap masyarakat sekitar pertambangan pasir di sungai
pancar glagas.
Sedangkan jenis penelitian ini termasuk jenis
1.
2.
3.
4.
penelitian kualitatif dengan berdasarkan pada data yang muncul
berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Serta dengan
metode penelitian deskriptif artinya melukiskan variabel demi
variabel, satu demi satu. Metode penelitian deskriptif bertujuan
untuk:
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan
gejala yang ada.
Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku.
Membuat perbandingan atau evaluasi.
Menentukan apa yang dilakukan dalam menghadapi masalah yang
sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan
rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.18
Dengan demikian, metode deskriptif ini digunakan untuk
menggambarkan
secara
sistematis
dan
mendalam
fakta
atau
karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini kajian
18
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Cet. 1
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 22.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
tentang masyarakat sekitar pertambangan pasir di sungai pancar
glagas, secara aktual dan cermat.
Metode deskriptif pada hakekatnya adalah mencari
teori, bukan menguji teori. Metode ini menitik beratkan
pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti bertindak
sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori pelaku,
mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasi.
Dengan suasana alamiah bera
PAKUNIRAN KECAMATAN PAKUNIRAN KABUPATEN PROBOLINGGO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
(S. Sos) dalam Bidang Sosiologi
Oleh:
EVA FITRIYATUL KHOMSIYAH
NIM. B95213070
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
JULI 2017
ABSTRAK
Eva Fitriyatul Khomsiyah, 2017, Pertambangan Pasir Ilegal di Sungai Pancar
Glagas di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo,
Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan
Ampel Surabaya.
Kata Kunci: pertambangan pasir ilegal.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan
masalah yakni bagaimana pertambangan pasir ilegal yang berlokasi di desa
pakuniran dapat beroperasi, bagaimana dampak yang dirasakan oleh masyarakat
sekitar, serta bagaimana respon masyarakat terhadap pertambangan illegal di
sungai pancar glagas desa pakuniran kecamantan pakuniran kabupaten
probolinggo.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan
dalam melihat fenomena yang terjadi pada pertambangan pasir ilegal ini adalah
teori kapitalisme karl marx.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa; (1) beroperasinya
pertambangan ilegal di sungai pancarglagas ini karena ada pembiaran dari pihak
pemerintahan dan penegak hukum setempat, adanya sistem kapitalisme yang
menekan terhadap msyarakat kelas bawah agar tidak menjadi halangan bagi si
pengusaha dalam misinya menguasai pertambangan tersebut; (2) dampak yanga
dirasakan oleh masyarakat antara lain, yaitu banjir, longsor, kerusakan akses jalan,
jalan terkadang licin dan berdebu, kebisingan akibat truk yang lewat dan
penggunaan begho, ,irigasi sawah yang tidak stabil bahkan sawah tidak dapat di
airi sama sekali, jebolnya tanggul, dan lain sebagainya, dampak tersebut terjadi
karena pertambangan yang ada di sungai pancar glagas ini tidak mau melihat
sekitar hanya berfikir bagaimana untuk menambang dengan hasil yang lebih
banyak dan lebih menguntungkan; (3). Respon masyarakat sekitar, penambang
bahkan pemerintahan setempat pun bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa,
mereka lebih memilih diam dika bersangkutan dengan pemimpin kabupaten dan
keluarganya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................
ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ..............................................................
iii
MOTTO ....................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN ....................................................................................
v
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI
vi
ABSTRAK ................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
ix
DAFTAR ISI .............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xiv
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................
xv
BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................
A. Latar Belakang Masalah .....................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................
C. Tujuan Penelitian ...............................................................
D. Manfaat Penelitian .............................................................
E. Definisi Konseptual ............................................................
F. Sistematika Pembahasan ....................................................
1
1
5
6
6
7
8
BAB II : KAPITALISME- KARL MARX ...............................................
A. Penelitian Terdahulu..........................................................
B. Pertambangan ilegal ..........................................................
C. Konflik kelas ...................................................................
11
11
17
22
BAB III: Metode Penelitian ......................................................................
A. Jenis Penelitian ...................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................
C. Pemilihan subyek penelitian ................................................
D. Tahap-Tahap Penelitian .......................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
F. Teknik Analisis Data ...........................................................
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data..................................
27
28
30
32
34
36
38
39
BAB IV: PERTAMBANGAN PASIR ILEGAL : TINJAUAN KARL MARX
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
A. Masyarakat Desa Pakuniran Kecamatan
Pakuniran Kabupaten Probolinggo ....................................
B. Pertambangan Pasir Ilegal di Sungai Pancar
Glagas Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran
Kabupaten Probolinggo .....................................................
C. Dampak Pertambangan Pasir Ilegal di Sungai
Pancar Glagas Desa Pakuniran Kecamatan
Pakuniran Kabupaten Probolinggo ....................................
D. Respon masyarakat terhadap Pasir Ilegal di
Sungai Pancar Glagas Desa Pakuniran
Kecamatan
Pakuniran
Kabupaten
Probolinggo .......................................................................
E. Konflik Kelas yang terjadi di pertambangan
pasir ilegal di Desa Pakuniran Kecamatan
Pakunira Kabupaten probolinggo ......................................
43
53
74
82
90
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................
B. Saran ...................................................................................
94
96
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
97
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
Dokumen lain yang relevan
Kartu Konsultasi Skripsi
Berita Acara Skripsi
Jadwal Penelitian
Biodata Peneliti
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kesempatan ini penulis membahas banyak tentang masalah
pertambangan pasir dan batu di sungai. Sungai pada dasarnya adalah sebagai
sumber air yang sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat dan meningkatkan pembangunan nasional. Didalam sungai
terdapat berbagai macam kekayaan sumber daya alam salah satunya berupa
pasir dan batu sungai.
Pasir dan Batu merupakan bahan galian yang banyak dipakai sebagai
bahan bangunan. Seiring meningkatnya pembangunan di era sekarang maka
kebutuhan akan pasir dan batu ikut meningkat sehingga penambangan
terhadap pasir baik yang sifatnya legal atau illegal juga terus meningkat
Disamping itu pengetahuan masyarakat akan bahaya pertambangan
terhadap pasir yang berlebihan juga harus disosialisasikan. Peran pemerintah
disini sebenarnya sangat penting, karena jika masyarakat tidak diberikan
arahan terhadap bahaya lingkungan akibat pertambangan yang berlebihan dari
pasir dan batu di sungai maka kegiatan pertambangan akan samakin marak
berkembang dan tidak terkendali. Pengetahuan warga negara (Civic
Knowledge) dalam hal ini sangat penting karena menyentuh lingkungan
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
mengenai sebab akibat dari adanya pertambangan. Hak-hak warga Negara
atau masyarakat harus bisa terjaga keutuhannya tanpa terkecuali masyarakat
yang menginginkan kelestarian lingkungan untuk masa yang akan datang.
Masyarakat sekitar merasa bahwa adanya penambangan pasir yang
menggunakan alat berat di sungai Pancar Glagas khususnya di Desa
Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo meresahkan
masyarakat pada umumnya karena penambangan terhadap pasir di sungai
Pancar Glagas sudah pada titik menghawatirkan.
Secara ketatanegaraan, bentuk keterlibatan Negara dalam
pengelolaan pertambangan ada tiga, yakni pengaturan
(regulasi), pengusahaan (mengurus) dan pengawasan.
Aspek pengaturan merupakan hak mutlak negara yang
tidak boleh diserahkan kepada swasta dan merupakan aspek
yang paling utama diperankan Negara di antara aspek
lainnya.2
Namun hal ini tidak terlihat, kemudian munculah sikap gejolak
intergrasi
dari masyarakat
yang merasakan
dampak langsung dari
pertambangan pasir di sungai Pancar Glagas yang dilakukan oleh pihak yang
tidak bertanggung jawab.
Pada beberapa waktu yang lalu masyarakat SeKecamatan Pakuniran
Kabupaten Probolinggo, khususnya warga Desa Pakuniran mengadakan aksi
dengan tujuan suara rakyat didengar oleh pemerintah, karena sudah beberapa
kali masyarakat mengadukan keluhannya terhadap pemerintah namun tidak
Adrian Sutedi. Hukum Pertambangan. Jakarta: Sinar Grafika.2012.
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
ada tindak lanjut atau respon yang bisa menyelesaikan masalah pertambangan
pasir di sungai pancar glagas tersebut.
Pada hari Senin 13 Maret 2017 Tertulis dalam Bhirawa Online (surat
kabar online) bahwa :
warga Pakuniran, Kabupaten Probolinggo , kemarin
mendatangi Gedung DPRD Jawa Timur, mengadukan
penambangan galian C di sungai Pancar Glagas yang
merusak lingkungan. masyarakat Pakuniran terkena
dampak penambangan pasir dan batu yang merugikan
masyarakat di Sungai Pancar Glagas sudah dialami sejak
Tahun 2014. Pada akhir tahun 2016 galian C tersebut sudah
dipolice line oleh Polda Jatim. Namun, sekitar awal tahun,
police line tersebut dibuka dan penambangan dengan
menggunakan alat berat kembali berjalan lagi. Warga
meminta penambangan ini segera dihentikan, agar tidak
menimbulkan dampak yang lebih luas lagi.3
Dalam pertambangan pasir yang berlokasi di sungai pancar glagas
tersebut ada isu yang menyebar di masyarakat bahwa pertambangan tersebut
dikuasai oleh pengusaha. Awalnya masyarakat setempat memiliki hak pakai
yang diberikan izin oleh pihak pengairan untuk mengelola tanah yang ada di
sungai sebagai lahan pertanian dan ada pula yang melakukan pertambangan
namun hanya dengan menggunakan alat sederhana yang tidak mengakibatkan
kerusakan yang sangat fatal. Namun pengelolahan yang ada di sungai pancar
glagas yang dikelola oleh masyakat diambil alih pengelolahannya secara
paksa dengan diberi uang sebagai ganti rugi kepada yang memiliki hak pakai
pengelolahan oleh pengusaha tersebut melalui pemerintah desa. Dengan
3
http://harianbhirawa.co.id/2017/03/penambangan-pasir-rusak-lingkungan-wargapakuniran-datangi-dprd-jatim/
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
ancaman kalau pengelolahan tersebut tidak diberikan kepada si pengusaha
maka hak pakai akan di cabut oleh pihak pengairan dengan tidak mendapatkan
ganti rugi. Ketika hak pakai tersebut telah diambil alih oleh pengusaha, lahan
yang ada di sungai pancar glagas dijadikan pertambangan pasir yang
melakukan pertambangan secara besar-besaran dengan menggunakan alat
berat, sehingga banyak sekali terjadi kerusakan atau dampak yang dirasakan
oleh masyarakat sekitar khususnya masyarakat Desa Pakuniran Kecamatan
Pakuniran Kabupaten Probolinggo.
Tindakan yang dilakukan pengusaha tersebut menimbulkan kerusakan
dan kerugian yang sangat luar biasa, misalnya lahan pertanian hilang, sungai
semakin melebar dan dalam, kesulitan air sangat terasa pada saat musim
kemarau, bronjong pengaman erosi hampir tidak bisa bertahan, rumah
penduduk yang dekat sungai terancam longsor bahkan terakhir akses jalan
yang menghubungkan antara desa Pakuniran dan desa Patemon terputus dan
juga ada beberapa rumah warga yang dekat dengan sungai mengalami retakretak, jalan Pakuniran sampai rusak karena beban truk bermuatan berat.
Aparat pemerintahan seolah tak melihat dan tak mendengar jeritan
masyarakat, sungguh ironis karena dari sebagian pemuda, kepala desa, camat
dan, Bupati, pihak kepolisian setempat, bahkan petugas yang berwenang dari
tingkat provinsi, seolah bungkam oleh kebringasan segelintir kelompok yang
berkepentingan. Padahal sebagian besar masyarakat sekitar sungai pancar
Glagas menyatakan tidak setuju dengan adanya penambangan pasir yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
dilakukan secara besar-besaran karena kerugian dan kerusakan akibat
penambangan pasir tersebut, ini dibuktikan atas dasar sedikit wawancara dan
pengamatan langsung di lokasi pertambangan pasir.
Sedangkan kontribusi terhadap pemerintah tidak jelas alur geraknya,
karena memang dalam pertambangan ini sifatnya ilegal, namun meskipun
begitu pemerintah melihat pertambangan yang sifatnya ilegal ini dan sudah
mendengar keluh kesah dari masyarakat, pemerintah setempat hanya diam
saja, seakan-akan tidak terjadi apa-apa, inilah yang menjadi daya tarik peneliti
dan sekaligus menjadi pertanyaan bagaimana semua ini bisa terjadi seperti
kata pepatah apakah ada udang dibalik batu dalam pertambangan ini.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut mengenai penambangan ilegal yang berdampak pada
masyarakat sekitar. Untuk itu dalam penelitian ini penulis menuangkan dalam
skripsi ini dengan judul “Penambangan Pasir Ilegal di Sungai Pancar Glagas
di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo”.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pertambangan pasir ilegal dapat beroperasi di sungai pancar
glagas di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo?
b. Bagaimana dampakpertambangan pasir illegal terhadap masyarakat Desa
Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo?
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
c. Bagaimana respon masyarakat terhadap pertambangan pasir illegal di
sungai pancar glagas di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten
Probolinggo?
C. Tujuan Penelitian
a. Mengetahuibagaimana pertambangan pasir ilegal dapat beroperasi di
sungai pancar glagas di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten
Probolinggo.
b. Mengetahui dampak pertambangan pasir illegal terhadap masyarakat Desa
Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo.
c. Mengetahui respon masyarakat terhadap pertambangan pasir illegal di
sungai pancar glagas di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten
Probolinggo.
D. Manfaat Penelitian
a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
pengaruh positif bagi masyarakat khususnya masyarakat sekitar
pertambangan pasir di Desa Pakuniran.
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengukur kemampuan peneliti
dalam menemukan suatu fenomena atau permasalahan yang terjadi di
masyarakat serta menganalisisnya.
c. Penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan bagi
para pelaku pertambangan untuk dapat mengelola sumberdaya alam
dengan tepat guna.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
d. Diharapkan bagi pengambil kebijakanuntuk memberikan kebijakan dan
mempertegas perizinan terkait dengan pertambangan.
e. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik dan
lengkap.
E. Definisi Konseptual
Dalam judul penelitian iniPertambangan Pasir ilegal di desa Pakuniran
Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo yaitu memiliki konsep-konsep
antara lain:
Pertambangan Pasir Illegal
Pertambangan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah “urusan
(pekerjaan dan sebagainya) yang berkenaan” dan kata ilegal dalam kamus
besar bahasa Indonesia adalah “tidak legal; tidak menurut hukum; tidak sah.”4
“Pertambangan merupakan suatu aktifitas penggalian, pembongkaran, serta
pengangkutan suatu endapanmineral yang terkandung dalam suatu area
berdasarkan beberapa tahapan kegiatan secara efektif dan ekonomis dengan
menggunakan peralatan mekanis serta beberapa peralatan yang sesuai dengan
perkembangan teknologi saat ini”.5 Namun tetap mengikuti peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah
4
Kamus Besar bahasa Indonesia
Ali Sulton. 2011. Dampak Aktivitas Pertambangan Bahan Galian Golongan C
Terhadap Kondisi Kehidupan Masyarakat Desa. (Skripsi) Fakultas Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Di Indonesia banyak sekali kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki
salah satunya adalah pertambangan pasir di sungai Pancar Glagas yang
terletak di Desa Pakuniran Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo
meskipun pertambangan ini sifatnya ilegal, namun memiliki sisi positif dan
negative, salah satu sisi positifnya adalah mengurangi angka pengangguran
dan perekonomian masyarakat lebih meningkat, sedangkan sisi negatifnya
sebagian fasilitas umun rusak, mengakibatkan bencana alam banjir, dsb.
Pertambangan pasir yang terdapat di sungai pancar glagas yang
sifatnya illegal, dikuasai oleh seorang pengusaha, meskipun usaha tersebut
tidak jelas legalitasnya. Tidak ada papan nama ataupun semacamnya yang
menandakan bahwa penambangan ini memiliki ijin dan hak eksplorasi sungai
Pacarglagas, kabarnya pada tahun 2016 pihak kepolisian pernah memberikan
tindakkan tegas terhadap kegiatan penambangan itu. Yakni, melakukan
penyitaan semua alat berat yang digunakan hingga dipasang police line.
Namun, beberapa bulan aktivitas penambangan itu beroprasi lagi. Kemudian,
warga protes dan menggelar demo dan aktivitas penambangan masih tetap
berjalan.
Akibat penambangan pasir yang tidak mengikuti peraturan pemerintah
ini terjadi kerusakkan lingkungan dan masyarakat yang harus menanggung
akibatkanya. Masyarakat pada umumnya harus menanggung banjir longsor
setiap musim hujan. Tak hanya itu, jalan desa juga menjadi rusak parah.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
F. Sistematika Pembahasan
Dalam membahas suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan
yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah pembahasan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri atas enam sub bab antara lain latar belakang
masalah yang menceritakan gambaran umum atau yang melatarbelakangi
peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pertambangan pasir illegal
yang berlokasi di sungai pancar glagas kabupaten Probolinggo. Setelah itu
rumusan masalah,tujuan penelitian,manfaat penelitian, definisi konseptual,
dan sistematika pembahasan
BAB II KAPITALISME- KARL MARX
Dalam bab ini memberikan gambaran tentang penelitian terdahulu
yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang sekarang, setelah itu kajian
pustaka yang menjelaskan tentang gambaran umum penelitian, serta teori
yang akan digunakan dalam menganalisis masalah yang akan dipergunakan
untuk penelitian ini, dan dalam penelitian ini menggunakan teori kapitalisme
dari karl marx
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang akan di
gunakan dalam penelitian nanti nya, yaitu dalam bab ini terdiri dari enam sub
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
bab yaitu pendekatan dan jenis penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik
keabsahan data.
BAB IV PERTAMBANGAN PASIR ILEGAl: TINJAUAN KARL MARX
Yaitu penyajian data tentang “Pertambangan Pasir illegal di Sungai
Pancar Glagas” , yang terdiri dari tiga sub bab yakni yang pertama deskripsi
umum obyek penelitian yang mana pada bagian ini peneliti akan memberikan
gambaran tentang berbagai hal misal, letak geografis, pendidikan penduduk,
agama penduduk, dll dan sub bab kedua deskripsi hasil penelitian yang telah
dilaksanakan, pada bagian ini memaparkan tentang data dan fakta objek
penelitian dan menjawab rumusan masalah yang didasarkan atas hasil
observasi, wawancara dan dokumentasidan subbab yang ketiga adalah analisis
data pada bagian ini peneliti memaparkan tentang penganalisaan data dengan
menggunakan teori yang relevan yang terkait dengan pertambangan illegal di
sungai pancar glagas di desa pakuniran kecamatan pakuniran kabupaten
probolinggo.
BAB V PENUTUP
Dalam bab penutup ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang
sudah di laksanakan dan saran dari hasil penelitian pada bab ini, di samping
itu dalam penutup juga dilampirkan daftar pustaka dan lampian-lampiran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
KAPITALISME KONFLIK KELAS -KARL MARX
A.
Penelitian Terdahulu
1. ElokRahmawati,Penambangan
Pasir
Dan
Dampaknya
Terhadap
Lingkungan Di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto
Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Perda Jatim No 1 Tahun 2005, Desa
Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten, 2010.6
Dari penelitian terdahulu ini secara umum meneliti tentang:
1. Proses penambangan pasir di Desa Ngares Kecamatan Gedeg
dilakukandengan cara tradisional dan melanggar peraturan pemerintah
daerah (Perda)Jatim No. 1 Tahun 2005
2. Dampak penambangan pasir di Desa Ngares Kecamatan Gedeg
KabupatenMojokerto terhadap lingkungan, mengakibatkan terjadinya,
pengelupasantanah penutup yang menyebabkan kerusakan pada Top
Soil Tanah dan system air bawah tanah, Air hujan tidak dapat meresap
ke dalam tanah secarasempurna sehingga kantong-kantong air didalam
tanah menjadi sedikit,tanggul sungai mengalami kerusakan dan
meningkatnya polusi udara.
3. Pandangan hukum Islam dan Perda Propinsi Jatim No 1 Tahun 2005
terhadapaktifitas penambangan pasir di Desa Ngares Kecamatan
6
ElokRahmawatiPenambangan Pasir Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Di Desa
Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Perda
Jatim No 1 Tahun 2005. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya. 2010
11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
Gedeg KabupatenMojokerto, Islam melarang bagi Manusia melakukan
kegiatan yang merusakterhadap lingkungan, manusia berkewajibkan
untuk
terus
menjaga
danmemelihara
kelestarian
lingkungan,
sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’ansurat al-A’raf ayat: 74.
Penambangan pasir yang ada desa Ngares merupakanpenambangan
liar (ilegal) disebabkan tidak mempunyai izin Usaha daripemerintah
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 4-10 Peraturan Daerah JatimNo.1
Tahun 2005 tentang ketentuan perizinan.
2. Marini, sumbangan baja, iqbal sultan. Penerimaan informasi Dampak
Penambangan Pasir bagi Kerusakan Lingkungan Hidup di Kalangan
Penambangan Pasir Ilegal di Das Jeneberang, kabupaten gowa, 2014.7
Proses komunikasi antara penambang pasir illegal dengan pihak
BLHD Kabupaten Gowa, dalam penelitian ini ditemukan bahwa pihak
penambang pasir illegal menempuh jalur central route dalam menerima
pesan yang diberikan oleh pihak BLHD. Sementara pihak BLHD
menggunakan tipe neutral argument dalam menyampaikan pesan ke pihak
penambang illegal.
Dalam merespon pesan penambang illegal mengedepankan egoinvolvement yang cukup besar sehingga kebenaran dan fakta akan dampak
dari aktivitas penambangan ilegal terhadap.lingkungan yang dilakukan
Marini dkk.,” Penerimaan informasi Dampak Penambangan Pasir bagi Kerusakan
Lingkungan Hidup di Kalangan Penambangan Pasir Ilegal di Das Jeneberang, kabupaten
gowa” Jurnal Komonikasi KAREBA 3 no. 2 (2014): 112-118
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
tidak diterima baik. Bahkan cenderung melakukan pembelaan atas nama
kebutuhan dan sulitnya mencari nafkah selain menambang secara ilegal.
Sehingga proses penerimaan informasi tidak lancar dan belum
memberikan efek pada perubahan perilaku penambang pasir illegal. Faktor
lain dalam konsep ELT yakni kesempatan (intensitas menerima pesan)
memang terlihat dari hasil penelitian ini sangat minim diterima oleh pihak
penambang ilegal dari pihak BLHD Kabupaten Gowa. Padahal hal ini
menjadi salah satu faktor yang penting dalam proses persuasi.
Pemahaman
penambang
illegal
tentang
informasi
dampak
penambangan pasir terhadap lingkungan mengalami hambatan disebabkan
metode penyampaian pesan kurang memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi efektif serta lemahnya argumentasi pihak BLHD dalam
mempersuasif penambang. Penggunaan tipe pesan neutral argument harus
ditingkatkan ke strong argument. Beberapa penggabungan pengolahan
pesan secara sentral dan periferal nampaknya tetap harus dipertimbangkan
oleh pihak komunikator (BLHD), misalnya mempertimbangkan isyarat
perifer (pembawa pesan, media) seperti siapa yang dapat diutus untuk
memberikan pesan persuasive kepada penambang. Dan bagaimana pesan
tersebut disampaikan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
3. Catur Dewi Saputri, Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Penambang
Pasir Pasca ErupsiMerapi Tahun 2010 di Dusun Kojor, Kelurahan Bojong,
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.2012.8
Adanya letusan gunung berapi tersebut menimbulkan berbagai
dampak bagi kehidupan masyarakat yang ada disekitarnya. Adanya
bencana tersebut mengakibatkan dampak perubahan diberbagai aspek
kehidupan mereka. Dampak adanya bencana yang terjadi tentu saja dapat
berupa dampak negative dan positif bagi warga sekitar. Seperti yang
terjadi di Dusun Kojor yang menjadi objek penelitian ini. Beberapa waktu
lalu dusun ini terkena lahar dingin merapi yang membawa material seperti
pasir dan batu. Lahar dingin itu merusak sebagaian lahan pertanian warga
yang berada tepat dipinggir sungai serta saluran irigasi menjadi rusak.
Tentu saja kejadian itu membawa dampak yang besar bagi penduduk
sekitar yang memang mata pencahariannya sebagain besar bekerja sebagai
petani. Awal-awal setelah terjadinya lahar dingin tersebut, sempat
mengganggu perekonomian warga, terutama yang bekerja sebagai petani
karena merekatidak bisa menelola sawahnya karena saluran irigasi masih
rusak dan tanaman-tanaman juga tertutup oleh abu vulkanik merapi.
Namun, menyadarimaterial pasir yang dibawa oleh banjir lahar dingin itu
sangat banyak,sebagain warga terutama petani yang lahan pertaniannya
8
Catur Dewi Saputri, Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Penambang Pasir
Pasca ErupsiMerapi Tahun 2010 di Dusun Kojor, Kelurahan Bojong, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang. Skripsi .Universitas Negeri Yogyakarta 2012.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
tertimbun olehmaterial pasir tersebut memanfaatkannya untuk mengambil
pasir dan batuuntuk di jual. Setelah mendapat izin dari pemerintah
setempat, makakemudian dibukalah pertambangan rakyat.Hal tersebut
dimanfaatkan oleh sebagian warga untuk bekerja menjadipenambang
pasir. Awal-awal dulu memang banyak sekali warga Dusun Kojoryang
menjadi
penambang
pasir,
karena
pasir
yang
ada
memang
begitumelimpah. Namun, karena diambil setiap hari, makin ke sini pasir
semakinberkurang dan susah untuk dicari. Jadi, untuk saat ini jumlah
penambang pasir semakin berkurang, misalnya masih bertahan menjadi
penambang itujuga hanya sebagai pekerjaan sampingan saja.Dampak
adanya lahar dingin tersebut juga berpengaruh terhadapkehidupan sosial
mereka. Dimana setelah adanya bencana lahar dingin yangmenerjang
dusun
mereka
semakin
membuat
interaksi
diantara
para
anggotamasyarakat semakin terjalin erat.
Persamaan
Dalam ke tiga penelitian terdahulu tersebut sama-sama membahas
tentang dampak dan respon atau persepsi masyarakat mengenai
pertambangan pasir terhadap lingkungan, dampak dari penambangan pasir
ini, mengakibatkan pengelupasan tanah penutup yang menyebabkan
kerusakan sistem air bawah tanah, air hujan tidak dapat meresap kedalam
tanah secara sempurna sehingga kantong-kantong air di dalam tanah
menjadi sedikit, kerusakan pada tanggul sungai dan meningkatnya polusi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
udara.Adanya
eksploitasi
sumber
daya
alam
yang
digunakan
untukkepentingan manusia sehingga menimbulkan keresahan bagi
masyarakat akibat dampak dari pertambangan illegal tersebut.
Pada kedua peneitian ini (1&2) juga memiliki persamaan dalam
metode penelitian yaitu menggunakan metode kualitatif desriptif begitu
juga pada penelitian yang saat ini di lakukan juga menggunakan metode
penelitian kualitatif. Data kualitatif meliputi argumentasi, respond an
pandangan dari pihak yang terkait melalui sumber data yang primer dan
data sekunder. Namun penelitian terdahulu yang ke tiga bebeda karena
menggunakan metode kuantitatif.
Perbedaan
Dalam penelitian terdulu yang ke 1
Dalam penelitian terdahulu ini menganalisa tentang pandangan hukum
Islam dan Perda Propinsi Jatim No 1 Tahun 2005 terhadap aktifitas
penambangan pasir. Dan juga menggunakan Analisis hukum Islam
terhadap penambangan menunjukkan bahwa Islam melarang kegiatan
penambangan yang merusak terhadap lingkungan, dan diwajibkan untuk
menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan.
Penelitian terdahulu yang ke 2
Dalam peneitian in fokus terhadap interaksi (proses komunikasi) yang
terjadi dalam penampaian informasi mengenai dampak kerusakan
lingkungan akibat pertambangan illegal dan BLHD kabupaten Gowa.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
Penelitian terdahulu yang ke 3
Dalam penelitian terdahulu iniyang berbeda dari penelitian yang saat
ini di lakukan yaitu mengkaji dan menganalisis tentang tingkat erosi di
lokasi perambangan pasir, serta mengjukan model pengelolahan
lingkungan lokasi penambangan.
Sedangkan dalam penelitan yang sekarang menganalisis fonomena
yang terjadi secara sosiologis dan dikaitkan dengan teori yang relevan
yaitu konflik kelas yang di paparkan oleh Karl marx atau lebih di kenal
dengan teori Marxian pada teori sosiologi modern selain itu juga mengkaji
tentang dampak, system pertambangan, serta respon dari masyarakat
sekitar tentang pertambangan tersebut.
B.
Pertambangan Ilegal
1. Pengertian Pertambangan
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tambang di Indonesia telah
dimulai sejak masa colonial berkuasa. Namun pada masa kemerdekaan hingga
saat
ini
pembangunan
pertambangan
terus
dilakukan
dengan
penganekaragaman hasil tambang serta pengelolaan usaha pertambangan
secara efisien.
Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 4Tahun 2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara “Pertambangan adalah sebagian
atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi penambangan, pengelolaan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang”.
Menurut Adrian “Pertambangan adalah kegiatan yang memiliki resiko
yang relatif tinggi dan pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan fisik
dan sosial yang lebih besar daripada komoditi lain”.9
Menurut Sembiring “Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam
rangka upaya penyelidikan pendahuluan (prospecting), pencarian (eksplorasi),
penambangan
atau
penggalian
(eksploitasi),
pengolahan,
pemurnian,
pengangkutan, serta penjualan bahan galian”.
Menurut pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pertambangan
adalah kegiatan yang diawali dengan pendahuluan atau penyelidikan umum,
penambangan, pengelolaan, dan pemurnian kembali serta memiliki dampak
social ataupun fisik yang cukup besar. Pendapat lain menurut Badan Pusat
Statistik (2015) bahwa “Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan
endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi,
baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah
permukaan bumi dan di bawah permukaan air”. 10
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pertambangan adalah kegiatan pengoptimalan bahan galian yang memiliki
nilai ekonomis dan kegiatan ini di lakukan melalui beberapa tahapan yang
9
Adrian Sutedi 2011. Hukum Pertambangan. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika. Hal 43
Badan Pusat Statistik. 2015. Pertambangan.
http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/10. (Diakses pada tanggal 28 mei 2017)
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
sudah diatur oleh undang-undang. Penggolongan bahan galian pertambangan
diatur dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 tentang
Penggolongan Bahan Galian, yaitu:
1. Bahan galian strategis
Bahan galian strategis merupakan bahan galian untuk kepentingan
pertahanan dan keamanan serta perekonomian negara. Bahan galian strategis
ini biasa disebut bahan galian A. Dalam pasal 1 huruf a Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Penggolongan Bahan Galian ditentukan
golongan bahan galian strategis, yaitu:
1. Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
2. Bitumen padat, aspal;
3. Antarsit, batu bara, batu bara muda;
4. Uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radio-aktif lainnya;
5. Nikel, kobal;dan
6. Timah.
2. Bahan galian vital
Bahan galian vital merupakan bahan galian yang dapat menjamin hajat
hidup orang. Bahan galian vital ini biasa disebut dengan bahan galian B.
Bahan galian galian vital ini dibagi menjadi delapan golongan, yaitu:
1. Besi, mangan, molibden, khorm, wolfram, vanadium, titan;
2. Bauksit, tembaga, timbal, seng;
3. Emas, platina, perak, air raksa, intan;
4. Arsin, antimon, bismut;
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
5. Yttrium, rtutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;
6. Berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;
7. Kriolit, flourspar, barit; dan
8. Yodium, brom, klor, belerang.
3. Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis dan vital.
Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis dan vital
yaitu bahan galian yang biasa disebut dengan bahan galian C. Bahan galian ini
dibagi menjadi Sembilan golongan, yaitu:
1. Nitrat-nitrat (garam dari asam sendawa), pospat-pospat, garam batu;
2. Asbes, talk, mika, grafit magnesit;
3. Yarosit, leusit, tawas, oker;
4. Batu permata, batu setengah permata;
5. Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;
6. Batu apung, tras, absidian, perlit, tanah diatome, tanah serap;
7. Marmer, batu tulis;
8. Batu kapur, dolomit, kalsit; dan
9. Granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, tanah pasir.
Kegiatan pertambangan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja,
tetapi dapat juga dilakukan oleh koperasi, badan atau perseorangan.
Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 Tentang KetentuanKetentuan Pokok Pertambangan ditentukan bahwa usaha pertambangan dapat
dilakukan oleh:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
1. Instansi pemerintahyang ditunjuk oleh menteri;
2. perusahaan negara;
3. perusahaan daerah;
4. perusahaan dengan modal bersama antar negara dandaerah;
5. koperasi;
6. badan atau perseorangan swasta;
7. perusahaan dengan modal bersama antar negara dan atau daerah
dengan koperasi dan atau badan/perseorangan swasta;
8. petambangan rakyat.
2. Pengertian Kejahatan Pertambangan Tanpa Izin (Ilegal)
Dalam Bahasa Inggris kegiatan pertambangan tanpa izin dikenal
dengan istilah illegal mining. Secara terminologi istilah illegal mining
terdiri dari 2 kata, yaitu :
a. Illegal, yang artinya tidak sah, dilarang atau bertentangan dengan
hukum;
b. Mining, yang artinya penggalian bagian dari tanah yang mengandung
logam berharga didalam tanah atau bebatuan.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba mengemukakan
definisi dari kejahatan pertambangan tanpa izin/Illegal Mining, yaitu
kejahatan dalam usaha pertambangan yang dilakukan oleh perseorangan,
sekelompok orang, atau perusahaan yayasan berbadan hukum yang dalam
operasinya tidak memiliki izin dari instansi pemerintah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang ancaman sanksi pidana bagi
barang siapa yang karena kesalahannya melanggar larangan tersebut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
Dengan demikian, izin, rekomendasi, kuasa pertambangan atau bentuk
apapun yang diberikan kepada perseorangan, sekelompok orang, atau
perusahaan/yayasan oleh instansi pemerintah diluar ketentuan perundangundangan yang berlaku, dapat dikategorikan sebagai pertambangan tanpa
izin/illegal mining.
C.
Teori Konflik kelas
Menurut pandangan Marx, kaum borjuis pada masa itu
tidak punya unsur positif yang bisa dipertahankan. Kaum
borjuis hanya melakukan penindasan terhadap kaum buruh
dalam rangka memperbesar modalnya.Pemikiran Karl
Marx yang mendasari pemikiran dalam marxisme
mengantarkannya mendapat sebutan sebagai orang pertama
yang memberikan kontribusi terhadap persoalan
globalisasi. Hal ini berkaitan dengan teori marxisme yang
cenderung lebih relevan dalam menjawab permasalahan
masa kini apabila dibandingkan dengan masa awal
munculnya teori ini. Marxisme dianggap sebagai
pandangan yang dapat meramalkan keadaan dunia yang
berkembang seiring dengan tumbuhnya kapitalisme. Tidak
seperti liberalisme dan realisme, marxisme menggali lebih
dalam mengenai politik dunia. Marxisme beranggapan
bahwa memahami politik dunia berarti mencari
pemahaman lebih jauh mengenai kapitalisme global.11
Dalam penelitian ini bisa dikatakan pengusaha menggunakan sistem
politik untuk mengusai pertambangan pasir dan batu yang ada di desa
pakuniran Kecamatan pakuniran kabupaten Probolinggo, seperti yang di
jelaskan pada latar belakang bahwa proses pengambil alihan pengelolahan
lahan yang ada di sungai pancar glagas melalui pemerintahan desa setempat.
11
Stephen Hobden, & Jones, Richard W., 2001. Marxist Theories of International
Relations, dalam Baylish, John & Smith, Steve (eds), The Globalization of World Politics an
Introduction to International Relations, New York: Oxford University Press
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
“Teori Marxisme pada dasarnya merupakan analisis
mengenai kapitalisme.
Dunia dalam kapitalisme
berpandangan bahwa terdapat dua kelas di dalam
masyarakat, kelas atas dan kelas bawah. Kelas atas, kaum
kapitalis, merupakan kaum eksekutif dalam perindustrian
yang menguasai produksi. Kelas bawah merupakan
kelompok buruh yang cenderung mendapatkan perlakuan
eksploitatif dari kaum kapitalis”.12
Seperti yang terjadi pada kasus pertambangan ilegal di sungai Pancar
Glagas dapat digambarkan bahwa pengusaha berusaha mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya dari pertambangan tersebut dengan cara
mengambil alih paksa pengelolaan yang kelola oleh masyarakat kelas bawah
hanya di tukar dengan uang yang tidak seberapa nilainya. Namun masyarakat
kelas bawah tetap menerima apa yang dilakukan oleh pengusaha karena
mereka diancam jika tidak memberikan hak pengelolahan tersebut maka hak
mereka akan dicabut oleh pihak perairan dengan tidak mendapatkan apa-apa.
Masyarakat kelas bawah berfikir lebih baik diberikan kepeda pengusaha
dengan mendapatkan uang sebagai pesangon dari pada izin pengelolahan
tersebut dicabut oleh pihak pengairan tanpa mendapatkan uang. Mereka
melakukan hal itu tanpa memikirkan jangka panjangnya seperti dampak yang
akan mereka rasakan kalo diberikan kepada pengusaha, mereka hanya melihat
uangnya karena memang kondisi ekonominya kelas bawah rendah. Disadari
atau tidak masyarakat kelas bawah telah mengalami penindasan dari kelas atas
(pengusaha yang bertingkah semaunya sendiri)
12
ibid
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Pada saat itu Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang
masyarakat kelas dan perjuangannya. Marx tidak
mendefinisikan kelas secara panjang lebar tetapi ia
menunjukkan bahwa dalam masyarakat, pada abad ke- 19
di Eropa di mana dia hidup, terdiri dari kelas pemilik modal
(borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar.
Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial hirarkis,
kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar
dalam proses produksi. Eksploitasi ini akan terus berjalan
selama kesadaran semu eksis (false consiousness) dalam
diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima
keadaan apa adanya tetap terjaga. Ketegangan hubungan
antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong
terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi.
Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar
akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka.13
Dalam hal ini pemikiran marx sejalan dengan fenomena yang ada di
sungai pancar glagas, kaum kelas atas melakukan tindakan eksploiitasi atau
penindasan secara tidak disadari oleh kelas bawah, kaum kelas bawah
menyerah diri dan menerima keadaan karena ketidak berdayaannya atas kelas
atas. Namun tak akan selamanya berjalan sesuai dengai keinginan kelas atas
atau penguasa ketika masyarakat menyadari bahwa mereka telah ditindas
maka gerakan sosial besar akan terjadi seperti yangterjadi di pertambangan
pancar glagas terbukti dengan melakkan aksi demo besar-besaran.
Kapitalisme dalam marxisme memiliki tiga karakteristik
utama. Pertama, semua komponen produksi memiliki
harga jual. Mulai dari bahan mentah hingga jasa dari
tenaga buruh, semuanya memiliki nilai yang dapat
ditukarkan. Karakteristik kedua adalah dalam industri
pemilik semua produksi hanyalah satu kelas saja, kaum
13
Margaret. M. Poloma, Sosiologi Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1994
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
kapitalis. Hal ini berkaitan dengan karakteristik ketiga
yaitu kaum buruh yang berada dalam posisi ingin bertahan
hidup di dunia yang terkuasai harus menjual jasa mereka
kepada kaum kapitalis. Marxisme menyebutkan bahwa
efek dari kapitalisme adalah semakin melebarnya
kesenjangan antara mereka yang kaya dan yang miskin.14
Kapitalisme muncul menjadi sebuah kekuatan pelopor munculnya
karakter di zaman modern. Kapitalisme meciptakan masyarakat global,
menimbulkan perkembangan teknologi tiada henti, menggulingkan dunia
tradisional. Kaum kapitalis lebih senang menggunakan alat yang bisa
memuaskan dirinya untuk mendapatkan sesuatu yang sangat menguntungkan,
dengan menggunakan alat berat atau yang di sebut ekskavator untuk
mengeruk pasir di sungai Pancar Glagas pengusaha bisa mendapatkan
beberapa kali lipat keuntungannya dari pada mengeruk pasir dengan alat
tradisional, seperti yang di pakai oleh masyarakat Pakuniran
Dengan pemikiran demikian, Marx telah melakukan pendekatan
konflik. Artinya masyarakat terpecah dan akan berkonflik ketika kelas tertentu
memiliki faktor produksi sementara kelas yang lain tidak memiliki faktor
produksi. Dalam uraian selanjutnya, Marx menyebut kelas yang memiliki
faktor produksi adalah kaum borjuis dan kelas yang tidak memilikifaktor
produksi adalah kaum proletar. Maka yang terjadi adalah adanya
“penindasan” oleh kaum borjuis kepada kaum proletar “Penindasan” itu
berupa pemaksaan terhadap kaum proletar untuk memenuhi kepentingan
14
ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
kaum borjuis. Inilah yang disebut ekploitasi ekonomi. Sekeras apapun usaha
kaum proletar justru akan memperkaya kaum borjuis. Dampaknya, akanada
kemarahan yang berujung revolusi untuk membuat ketertiban sosial dari kaum
proletar.
Ada beberapa asumsi dasar dari teori konflik ini. Teori
konflik merupakan antitesis dari teori struktural fungsional,
dimana teori struktural fungsional sangat mengedepankan
keteraturan dalam masyarakat. Teori konflik melihat
pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik
melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya
berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat
manapun pasti pernah mengalami konflik-konflik atau
ketegangan-ketegangan. Kemudian teori konflik juga
melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam
masyarakat. Teori konflik juga membicarakan mengenai
otoritas yang berbeda-beda. Otoritas yang berbeda-beda ini
menghasilkan superordinasi dan subordinasi. Perbedaan
antara superordinasi dan subordinasi dapat menimbulkan
konflik karena adanya perbedaan kepentingan.15
15
Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
“Skripsi ini tersusun dengan kelengkapan ilmiah yang disebut sebagai
metode penelitian, yaitu cara kerja penelitian sesuai dengan cabang – cabang
ilmu yang menjadi sasaran atau obyeknya”.16
“Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu
peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus
memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,
menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang di teliti
dengan lebih jelas dan bermakna”.17 Cara kerja tersebut merupakan
pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis dalam upaya
pencarian data yang berkenaan dengan masalah-masalah penelitian guna
diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan solusinya.
Dalam suatu penelitian merupakan upaya agar penelitian tidak
diragukan kualitasnya dan dapat di pertanggung jawabkan validitasnya secara
ilmiah. Untuk itu dalam bagian ini memberi tempat khusus tentang apa dan
bagaimana pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
16
Koencoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1981), Hal. 16
17
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung,
2010
27
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
pemilihan subjek penelitian, tahap-tahapan penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data, dan teknik pemeriksaan keabsahan data.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan etnografis, yang
mencoba melakukan pengumpulan, penggolongan (pengklasifikasian) dan
penganalisaan terhadap masyarakat sekitar pertambangan pasir di sungai
pancar glagas.
Sedangkan jenis penelitian ini termasuk jenis
1.
2.
3.
4.
penelitian kualitatif dengan berdasarkan pada data yang muncul
berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Serta dengan
metode penelitian deskriptif artinya melukiskan variabel demi
variabel, satu demi satu. Metode penelitian deskriptif bertujuan
untuk:
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan
gejala yang ada.
Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku.
Membuat perbandingan atau evaluasi.
Menentukan apa yang dilakukan dalam menghadapi masalah yang
sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan
rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.18
Dengan demikian, metode deskriptif ini digunakan untuk
menggambarkan
secara
sistematis
dan
mendalam
fakta
atau
karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini kajian
18
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Cet. 1
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 22.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
tentang masyarakat sekitar pertambangan pasir di sungai pancar
glagas, secara aktual dan cermat.
Metode deskriptif pada hakekatnya adalah mencari
teori, bukan menguji teori. Metode ini menitik beratkan
pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti bertindak
sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori pelaku,
mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasi.
Dengan suasana alamiah bera