Index of /enm/images/dokumen

(1)

EVALUASI EKONOMI 2008

DAN PROSPEK 2009


(2)

Outline Presentasi

A. Evaluasi Kinerja 2005-2008

Stabilitas Ekonomi Makro

Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan

Ketenagakerjaan

Perbandingan Antar Negara

Realisasi APBN-P 2008

B. Prospek Ekonomi 2009


(3)

(4)

Ikhtisar Makro Ekonomi Indonesia : 2004-2008

No Indikator Ekonomi 2004 2005 2006 2007 2008

1 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,0 5,7 5,5 6,3 6,2

- Non Migas 6,0 6,6 6,1 6,9 6,8

2 Inflasi (%) 6,4 17,1 6,6 6,7 11,1

3 SBI rate % (3bulan) 7,43 12,75 9,75 8 9,3

4 Nilai Tukar Rupiah (Rp/USD) 8940 9713 9050 9130 9691

5 Sektor Eksternal

- Cadangan Devisa (USD milyar) 36,3 34,7 42,6 56,9 50

- Transaksi Berjalan (% thd PDB) 1,2 0,1 2,7 2,6 0,9

7 Defisit Anggaran (% thd PDB) 1,3 0,5 0,9 1,2 0,1

8 Utang Pemerintah (% thd PDB) 55,5 46,5 39,2 35,5 33,3

9 Utang Luar Negeri

- % thd PDB 53,8 46,5 35,2 32,7 30,4

- Debt Service Ratio (% thd ekspor) 27,1 17,3 24,8 21,5 17,5

10 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 9,9 11,2 10,3 9,1 8,3


(5)

Stabilitas Ekonomi Makro..inflasi kembali ke

tingkat jangka panjang

- Inflasi 2008

11,06%

turun dibawah perkiraan semula

12,9 %

(estimate bulan Juni 2008)

-Untuk mampu bersaing di tingkat global, Indonesia perlu menekan inflasi ke tingkat

3-5%

per tahun


(6)

(7)

Pengurangan Kemiskinan

Perkembangan Kemiskinan dengan Berbagai Ukuran

1996

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

BPS

Jumlah**

34.1

49.5

47.97

38.7

37.9

38.4

37.3

36.1

35.1

39.3

37.2

35.0

Persentase

17.5

24.2

19.1

18.4

18.2

17.4

17.4

16.7

16.0

17.8

16.6

15.4

Garis Kemiskinan USD PPP 1 per kapita/hari (Bank Dunia)

Jumlah

15.4

na

24.9

20.9

19.7

15.5

14.5

16.5

13.6

19.5

15.5

14.2*

Persen

7.8

na

12.0

9.9

9.2

7.2

6.6

7.4

6.0

8.5

6.7

5.9*

Garis Kemiskinan USD PPP 2 per kapita/hari (Bank Dunia)

Jumlah

99.6

na

135

125.3

125.2

115.6

110

109.1

102.1

113.8

105.3

100.7*

Persen

50.5

na

65.1

59.5

58.7

53.5

50.1

49

45.2

49.6

45.2

42.6*

*) proyeksi

**) Jumlah Orang Miskin

Sumber: BPS dan Bank Dunia


(8)

Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi


(9)

2008 Indonesia diperhitungkan telah kembali

mencapai swasembada beras…….

1,500 2,500 3,500 4,500 5,500 6,500 7,500 8,500 9,500 10,500 11,500 12,500 13,500

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

2004 2005 2006 2007 2008

(Rp/Kg) Vietnam 15% Thai 15% IR II 1 2 3 1 2 3

Produksi Padi Tahun 2000 - 2008

45,000,000 50,000,000 55,000,000 60,000,000 65,000,000 to n

Series1 51,898,852 50,460,782 51,489,694 52,137,604 54,088,468 54,151,097 54,454,937 57,157,435 59,877,219 Th 2000 Th 2001 Th 2002 Th 2003 Th 2004 Th 2005 Th 2006 Th 2007 Th 2008*)

Harga Beras dalam negeri stabil


(10)

Kinerja Indonesia dibandingkan

dengan Negara Asia lainnya

Kemajuan Ekonomi Setelah krisis Ekonomi 1997/98 Negara Asia (% atau % thd PDB untuk Utang LN)

1998-04 2005-07

2008

1998

2008

2002

2008

2000

2008

Indonesia

1.5

5.8

6.2

58.4

11.0

64.9

30.7

8.3

8.3

Thailand

5.0

5.0

4.5

8.1

3.0

48.8

29.9

2.4

1.4

Malaysia

5.6

6.0

5.7

5.2

4.3

48.4

31.3

3.5

3.3

Filipina

5.9

4.8

2.7

9.3

4.5

69.8

45.4

11.2

7.3

Korea Selatan

6.1

5.0

4.1

7.7

3.0

25.8

39.4

4.4

3.5

Sumber: IMF, International Financial Statistics


(11)

Setelah krisis 1998, sektor finansial

menjadi lebih sehat……….

1997-1999

2007-2008

1997-1999

2007-2008

1997-1999

2007-2008

China

-

0.7

12.8

7.7

0.1

1.0

Hongkong

7.2

0.8

18.7

14.3

0.4

2.0

India

14.7

2.8

11.2

12.6

0.5

1.0

Korea Selatan

8.3

0.8

10.8

12.0

-1.3

0.9

Malaysia

16.6

6.6

12.5

13.2

0.7

1.5

Philippina

14.6

5.8

17.5

15.9

0.4

1.4

Singapura

5.3

1.8

20.6

14.0

1.2

1.4

Thailand

38.6

7.9

12.4

14.8

-5.7

0.1

Indonesia

32.9

3.9

-6.7

20.5

-8.7

2.7

Jepang

5.8

5.8

11.9

12.3

-0.9

0.3

USA

1.0

1.7

12.2

12.8

1.3

0.6

Sumber: Global Stability Report, 2008 dan 2004


(12)

Respon Terhadap Krisis Energi dan Pangan

Energi :

• Penyesuaian Harga BBM

• Pengelolaan Konsumsi Listrik (SKB 5 Menteri)

• Konversi minyak tanah ke LPG

• Meningkatkan produksi migas, listrik dan energi alternatif

Pangan :

• Intensifikasi peningkatan produksi melalui subsidi pupuk dan

benih

• Meningkatkan dukungan pangan pokok bagi masyarakat

miskin (raskin)


(13)

REALISASI APBN-P 2007 DAN 2008

(Triliun Rp)

APBN-P LKPP % thd APBN-P

APBN-P

2008 Realisasi

% thd APBN-P

A. Pendapatan Negara dan Hibah 694,1 707,8 102,0 895,0 981,0 109,6 I. Penerimaan Dalam Negeri 690,3 706,1 102,3 892,0 978,7 109,7

1. Penerimaan Perpajakan 492,0 491,0 99,8 609,2 658,7 108,1

Tax Ratio (% thd PDB) 13,1 12,4 13,6 14,1

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 198,3 215,1 108,5 282,8 320,1 113,2

II. Hibah 3,8 1,7 44,4 2,9 2,3 78,3

B. Belanja Negara 752,4 757,6 100,7 989,5 985,3 99,6 I. Belanja Pemerintah Pusat 498,2 504,6 101,3 697,1 692,6 99,4

- Belanja K/L 244,6 225,0 92,0 290,0 265,3 91,5 - Belanja Non K/L 253,6 279,6 110,3 407,0 427,3 105,0

II. Transfer Ke Daerah 254,2 253,3 99,6 292,4 292,6 100,1

1. Dana Perimbangan 244,6 244,0 99,7 278,4 278,9 100,2 2. Dana Otonomi Khusus dan Peny. 9,6 9,3 96,9 14,0 13,7 98,1

C. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (58,3) (49,8) 85,5 (94,5) (4,2) 4,5

% defisit thd PDB (1,5) (1,3) (2,1) (0,1)

D. Pembiayaan (I + II) 58,3 42,5 72,8 94,5 55,5 58,7

I. Pembiayaan Dalam Negeri 70,8 66,3 93,6 107,6 74,6 69,3 II. Pembiayaan Luar negeri (neto) (12,5) (23,9) 190,2 (13,1) (19,1) 145,7

Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan 0,0 (7,4) (0,0) 51,3 -2008

2007

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DEPARTEMEN KEUANGAN RI


(14)

(15)

Belanja Negara (Menurut jenis), 2007 – 2008

(Triliun Rp)

B. Belanja Negara 752,4 757,6 100,7 989,5 985,3 99,6 I. Belanja Pemerintah Pusat 498,2 504,6 101,3 697,1 692,6 99,4 1. Belanja Pegawai 92,8 90,4 97,4 123,5 112,4 91,0 2. Belanja Barang 65,3 54,5 83,5 67,5 57,0 84,4 3. Belanja Modal 75,1 64,3 85,7 79,1 72,3 91,3 4. Pembayaran Bunga Utang 83,6 79,8 95,5 94,8 88,6 93,5

i. Utang Dalam Negeri 58,8 54,1 92,0 65,8 59,9 91,0 ii. Utang Luar Negeri 24,8 25,7 103,9 29,0 28,7 99,0

5. Subsidi 105,1 150,2 143,0 234,4 275,3 117,4 i. Subsidi Energi 88,0 116,9 132,7 187,1 223,0 119,2

- BBM (Pertamina) 55,6 83,8 150,7 126,8 139,1 109,7 - Listrik (PLN) 32,4 33,1 101,9 60,3 83,9 139,2

ii. Subsidi Non Energi 17,0 33,3 195,9 47,3 52,3 110,5

6. Belanja Hibah - - - - - -7. Bantuan Sosial 50,6 49,8 98,3 59,7 56,8 95,2 8. Belanja Lain-Lain 25,8 15,6 0,1 38,0 30,2 0,1

Cat: A. Belanja K/L 244,6 225,0 92,0 290,0 265,3 91,5

II. Transfer Ke Daerah 254,2 253,3 99,6 292,4 292,6 100,1 1. Dana Perimbangan 244,6 244,0 99,7 278,4 278,9 100,2

a. Dana Bagi Hasil 62,7 62,9 100,3 77,7 78,6 101,1 b. Dana Alokasi Umum 164,8 164,8 100,0 179,5 179,5 100,0 c. Dana Alokasi Khusus 17,1 16,2 95,0 21,2 20,8 98,0

2. Dana Otonomi Khusus dan Peny. 9,6 9,3 96,9 14,0 13,7 98,1

APBN-P APBN-P 2008

2007 2008

% thd APBN-P

LKPP Realisasi % thd APBN-P


(16)

Pembiayaan Anggaran, 2007 – 2008

(Triliun Rp)

D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (58,3) (49,8) 85,5 (94,5) (4,2) 4,5 % Defisit terhadap PDB (1,5) (1,3) (2,1) (0,1)

E. Pembiayaan (I + II) 58,3 42,5 72,8 94,5 55,5 58,7 Pembiayaan Dalam Negeri 70,8 66,3 93,6 107,6 74,6 69,3 1. Perbankan dalam negeri 10,6 8,4 79,3 (11,7) (11,7) 100,0

i RDI 4,3 - - 0,3 0,3 100,0 ii Rekening Pemerintah 6,3 - - (12,0) (12,0) 100,0

2. Non-perbankan dalam negeri 60,2 57,9 96,2 119,3 86,3 72,3

a. Penerimaan Privatisasi 2,0 0,3 15,2 0,5 0,1 16,5 b. Hasil Pengelolaan Aset 1,7 2,4 145,5 3,9 2,8 73,0 c. Surat Berharga Negara (neto) 58,5 57,2 97,7 117,8 85,9 72,9 d. Dana Investasi Pemerintah dan Rest. BUMN (2,0) (2,0) 100,0 (2,8) (2,5) 88,6

II. Pembiayaan Luar negeri (neto) (12,5) (23,9) 190,2 (13,1) (19,1) 145,7 1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 42,2 34,1 80,7 48,1 44,1 91,6

a. Pinjaman Program 19,0 19,6 103,2 26,4 29,6 112,2 b. Pinjaman Proyek 23,2 14,5 62,3 21,8 14,5 66,5

Realisasi % thd APBN-P APBN-P APBN-P

2008

2008

LKPP % thd APBN-P


(17)

(18)

Menghadapi Tantangan Ekonomi Jangka Menengah

T

antangan 1 : Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas SDM

• MDGs: Goals untuk sektor pendidikan sudah tercapai atau on track.

• Tantangan: bagaimana memanfaatkan kenaikan anggaran untuk


(19)

Tantangan 2: Mengisi kesenjangan infrastruktur

Pendekatan untuk mengisi kesenjangan dilakukan secara simultan dengan tiga cara:

(1) membebaskan swasta untuk mengisi kesenjangan (termasuk mengubah UU); (2) menaikkan

anggaran infrastruktur pusat dan daerah; (3) Public and Private Parnership (PPP)

Beberapa indikator infrastruktur, 2005

Indonesia SE Asia OECD Water and Sanitation

- Improved Sanition Facilities (% of pop with access) 55,0 50,6 100,0

- improved water source (% pop with access) 77,0 78,5 99,5

Energy and Transport

- Electric Power Consumption (kwh per capita) 478,2 1343,5 9693,5

-Electric Distribution and Losses (% of output) 13,4 7,0 6,2

- Road, paved (% of total road) 57,1 na 100,0

Information and Communication Technologies

- Fixed and Mobil phone subscribers (per 1000 people) 270,6 496,5 1324,5 -international internet bandwidth (bits per person) 6,9 97,1 4731,5

- Internet users (per 1000 people) 72,5 88,7 525,4

- personal computers (per 1000 people) 13,9 38,2 585,2


(20)

Tantangan 3: Integrasi dengan Ekonomi Global


(21)

Tantangan 4: Meningkatkan kualitas birokrasi

Reformasi dilakukan secara gradual – island by island

approach. Beberapa telah membuahkan hasil seperti

reformasi perpajakan dan kepabeanan yang telah


(22)

Tantangan 5 : Memperbaiki distribusi pendapatan

• Program Perbaikan Distribusi

Pendapatan

Reformasi Perpajakan

• Fokus: memperluas basis pajak.

Struktur sekarang masih

timpang.

Pengeluaran pemerintah

• Reorientasi subsidi energi

(BBM) menjadi pengeluaran

sosial

• Ekspansi PNPM

• Perbaikan mekanisme dana

transfer ke daerah (DAU dan

DAK) -> memperbaiki


(23)

Pertumbuhan Ekonomi 2009

Indonesia: Laju Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan sisi permintaan

2001-2009 (persen per tahun)

2001-04 2005-2008

2008

2009

Permintaan Domestik

5.1

5.7

7.7

5.7

- Konsumsi Masyarakat

4.2

4.5

5.4

4.8

- Konsumsi Pemerintah

8.9

8.0

10.7

10.4

- Investasi

6.5

8.0

12.6

6.5

- Ekspor

5.9

10.4

13.7

5.9

- Impor

7.2

10.5

13.6

6.1

PDB

4.8

6.0

6.2

5.0


(24)

Perkiraan Dampak Krisis terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Domestik Ekspor 2005 2007 2008 2009

1 Tanaman Bahan Makanan 100 0 2.6% 3.5% 5.4% 4.5%

2 Perkebunan 89 11 2.5% 3.5% 4.0% 2.5%

3 Peternakan 100 0 2.1% 3.3% 3.5% 2.1%

4 Kehutanan 92 8 -1.5% -1.7% -0.8% -1.5%

5 Perikanan 95 5 5.4% 5.8% 3.0% 2.0%

6 Pertambangan Migas 50 50 -1.8% -1.2% 0.0% 2.5%

7 Pertambangan Bukan Migas 39 61 12.1% 5.5% 0.0% 2.5%

8 Penggalian 98 2 7.4% 8.6% 7.8% 5.0%

9 Industri Bukan Migas 75 25 5.9% 5.2% 4.0% 2.5%

10 Industri Migas 57 43 -5.9% -0.1% 0.0% 5.0%

11 Listrik, gas dan air minum 100 0 6.3% 10.4% 10.5% 6.5%

12 Bangunan 100 - 7.4% 8.6% 7.5% 5.0%

13 Perdagangan 85 15 8.9% 8.9% 7.5% 6.5%

14 Restoran dan hotel 100 - 6.7% 5.3% 5.0% 4.0%

15 Pengangkutan 93 7 6.3% 2.8% 3.5% 3.0%

16 Komunikasi 100 - 25.1% 29.5% 15.0% 10.0%

17 Keuangan 100 - 6.8% 8.0% 8.5% 5.0%

18 Pemerintahan Umum 100 - 1.9% 5.4% 5.0% 5.0%

19 Jasa Lainnya 100 - 7.9% 7.6% 7.5% 5.0%

20 Kegiatan yang tak jelas batasannya 99 1 7.9% 7.6% 7.5% 5.0%

Laju Pertumbuhan (%) Orientasi Produksi (%)


(25)

Dampak krisis 2008/09 terhadap kemiskinan diperkirakan

tidak separah dampak krisis 1998

Krisis 1998 lebih disebabkan oleh Elnino dan

hyperinflation

; Krisis 2009 tidak akan banyak

berpengaruh terhadap sektor pertanian.


(26)

Dampak Pengangguran

7.44

8.87

8.34

7.00

7.50

8.00

8.50

9.00

9.50

10.00

10.50

11.00

11.50

12.00

Feb

Nov

Feb

Agust

Feb

Agust

Feb

Agt

Feb

Agt

2005

2006

2007

2008

2009

Perkiraan Dampak Pengangguran Terbuka,

2005-2009 (persen)


(27)

(28)

Kebijakan Pemerintah: Empat Core Program

Memperkuat Sektor Finansial

Perpu tentang Lembaga Penjaminan Simpanan

(LPS)

Perpu tentang Amandemen UU tentang Bank

Indonesia

Perpu tentang Jaring Pengaman Sektor

Keuangan (JPSK)

RUU JPSK

Perluasan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Financial Sector Assesment Program (FSAP)


(29)

Kebijakan Fiskal

Melanjutkan konsolidasi fiskal

Ekspansi Anggaran untuk infrastruktur,

pendidikan dan kemiskinan

Tax stimulus melalui penerapan UU Pajak

penghasilan, Fasilitas PPh, PPN DTP dan

BM DTP

Subsidi terarah untuk pertanian (pupuk,


(30)

Kebijakan Struktural mendukung sektor riil

Stimulus Sektor Riil (Perpajakan, Kepabeanan dan

Belanja) dan Peningkatan Iklim Usaha (Perijinan,

Penerapan NSW)

Pengamanan Pasar dan Penguatan Sektor (Disiplin

Arus Impor/Ekspor, Promosi Produk Dalam Negeri, dan

Penanggulangan Kasus Ekspor)

Trade Financing (Rediskonto Wesel Ekspor,

Implementasi UU LPEI, Penguatan Lembaga)

Peningkatan Pemberdayaan UMKM (Pembangunan

Pasar Tradisional, Pembinaan Sentra Produk UMKM di

Daerah Tertinggal)

Percepatan Pembangunan Infrastruktur


(31)

Program Anti Kemiskinan

Ekspansi PNPM mencakup semua

kecamatan

BLT selama 2 bulan

Raskin untuk 18,2 juta Rumah Tangga

Sasaran dengan alokasi 15 kg/RTS

Perluasan daerah Program Keluarga


(32)

A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 985,7 857,7 (128,0)

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 984,8 856,8 (128,0)

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 725,8 671,9 (54,0)

a. Penerimaan Pajak 647,9 598,8 (49,1)

b. Penerimaan Kepabeanan dan Cukai 78,0 73,1 (4,9)

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 258,9 184,9 (74,1)

B. BELANJA NEGARA 1.037,1 989,8 (47,2)

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 716,4 686,0 (30,3)

- Belanja K/L 322,3 322,3 0,0

- Belanja Non K/L 381,6 363,7 (17,8)

a.l Subsidi 154,2 113,2 (41,0)

- BBM 57,6 24,5 (33,1)

- Listrik 46,0 45,0 (1,0)

- Dana Cadangan Risiko fiskal 15,8 5,0 (10,7)

II. TRANSFER KE DAERAH 320,7 303,8 (16,9)

C. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A - B) (51,3) (132,1) (80,8)

% defisit thd PDB (1,0) (2,5) (1,6)

D. PEMBIAYAAN (I + II) 51,3 132,1 80,8

URAIAN

APBN

Proyeksi

Selisih

thd APBN

PROYEKSI APBN 2009


(33)

Stimulus Fiskal Tahun 2009

• Dalam rangka mempertahankan daya tahan sektor industri

dan peningkatan daya saing, dialokasikan anggaran sebesar

Rp 12,5 trilyun dalam bentuk fasilitas perpajakan :

– Penyesuaian pembayaran PPh pasal 25,

– Fasilitas PPh pasal 21 untuk pekerja dengan batasan

pendapatan tertentu,

– PPN DTP dan BM DTP untuk sektor-sektor tertentu antara

lain : migas dan panas bumi, minyak goreng, Bahan Bakar

Nabati non subsidi,

garment,

otomotif, elektronika, alas


(34)

Stimulus Fiskal Tahun 2009

• Pemanfaatan dana SILPA Tahun 2008 untuk kebijakan kontijensi asumsi

makro dan

countercyclical

• Rencana Penggunaan

Dana Kontijensi Asumsi Makro

Tambahan untuk Infrastruktur (bencana alam, proyek multi years,

jaringan KA, air minum, rehabilitasi irigasi, rumah susun sewa,

pembangkit dan transmisi listrik pedesaan, pelabuhan udara,

pergudangan, rehabilitasi pasar)

Tambahan untuk penanggulangan kemiskinan (KUR, Desa Mandiri

Energi)

Peningkatan daya beli masyarakat (subsidi obat generik, minyak

goreng kemasan sederhana)


(35)

(1)

Halaman 30

Kebijakan Struktural mendukung sektor riil

• Stimulus Sektor Riil (Perpajakan, Kepabeanan dan Belanja) dan Peningkatan Iklim Usaha (Perijinan, Penerapan NSW)

• Pengamanan Pasar dan Penguatan Sektor (Disiplin

Arus Impor/Ekspor, Promosi Produk Dalam Negeri, dan Penanggulangan Kasus Ekspor)

• Trade Financing (Rediskonto Wesel Ekspor, Implementasi UU LPEI, Penguatan Lembaga)

• Peningkatan Pemberdayaan UMKM (Pembangunan Pasar Tradisional, Pembinaan Sentra Produk UMKM di Daerah Tertinggal)

• Percepatan Pembangunan Infrastruktur


(2)

Halaman 31

Program Anti Kemiskinan

Ekspansi PNPM mencakup semua

kecamatan

BLT selama 2 bulan

Raskin untuk 18,2 juta Rumah Tangga

Sasaran dengan alokasi 15 kg/RTS

Perluasan daerah Program Keluarga


(3)

Halaman 32

A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 985,7 857,7 (128,0)

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 984,8 856,8 (128,0)

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 725,8 671,9 (54,0)

a. Penerimaan Pajak 647,9 598,8 (49,1)

b. Penerimaan Kepabeanan dan Cukai 78,0 73,1 (4,9)

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 258,9 184,9 (74,1)

B. BELANJA NEGARA 1.037,1 989,8 (47,2)

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 716,4 686,0 (30,3)

- Belanja K/L 322,3 322,3 0,0

- Belanja Non K/L 381,6 363,7 (17,8)

a.l Subsidi 154,2 113,2 (41,0)

- BBM 57,6 24,5 (33,1)

- Listrik 46,0 45,0 (1,0)

- Dana Cadangan Risiko fiskal 15,8 5,0 (10,7)

II. TRANSFER KE DAERAH 320,7 303,8 (16,9)

C. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A - B) (51,3) (132,1) (80,8)

% defisit thd PDB (1,0) (2,5) (1,6)

D. PEMBIAYAAN (I + II) 51,3 132,1 80,8

I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 60,8 111,6 50,8

II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (9,4) (15,6) (6,1)

a. Pinjaman Program 26,4 30,8 4,4

b. Pinjaman Proyek 25,7 25,7 0,0

III. TAMBAHAN PEMBIAYAAN UTANG 0,0 36,1 36,1

URAIAN APBN Proyeksi Selisih

thd APBN

PROYEKSI APBN 2009


(4)

Halaman 33

Stimulus Fiskal Tahun 2009

• Dalam rangka mempertahankan daya tahan sektor industri dan peningkatan daya saing, dialokasikan anggaran sebesar Rp 12,5 trilyun dalam bentuk fasilitas perpajakan :

– Penyesuaian pembayaran PPh pasal 25,

– Fasilitas PPh pasal 21 untuk pekerja dengan batasan pendapatan tertentu,

– PPN DTP dan BM DTP untuk sektor-sektor tertentu antara lain : migas dan panas bumi, minyak goreng, Bahan Bakar Nabati non subsidi, garment, otomotif, elektronika, alas kaki, alat berat, telematika.


(5)

Halaman 34

Stimulus Fiskal Tahun 2009

• Pemanfaatan dana SILPA Tahun 2008 untuk kebijakan kontijensi asumsi makro dan countercyclical

• Rencana Penggunaan

 Dana Kontijensi Asumsi Makro

 Tambahan untuk Infrastruktur (bencana alam, proyek multi years, jaringan KA, air minum, rehabilitasi irigasi, rumah susun sewa, pembangkit dan transmisi listrik pedesaan, pelabuhan udara, pergudangan, rehabilitasi pasar)

 Tambahan untuk penanggulangan kemiskinan (KUR, Desa Mandiri Energi)

 Peningkatan daya beli masyarakat (subsidi obat generik, minyak goreng kemasan sederhana)

 Tambahan untuk stimulasi sektor riil (pengamanan pangan, promosi ekspor, penambahan penyertaan modal pada lembaga pembiayaan dan penjaminan ekspor)


(6)

Halaman 35