Bahan Ajar - Rahmad Hendra, SH.,M.Kn.

(1)

HUKUM BENDA


(2)

Hak Kebendaan Yang M emberi

Kenikmat an

1. Bezit (Ps. 529 s/ d 568 BW)

Secara harfiah berart i Penguasaan.

M aksudnya adalah ‘ barang siapa menguasai suat u barang, maka dia dianggap sebagai


(3)

• M enurut Ps. 529 BW, bezit adalah keadaan seseorang yang menguasai suat u benda, baik

dengan diri sendiri maupun melalui perant araan orang lain, dan yang mempert ahankan at au

menikmat inya selaku orang yang memiliki benda it u.

• M enurut Prof.Subekt i lebih dijelaskan maknanya sebagai berikut : ‘Bezit adalah suat u keadaan lahir (fakt a), dimana seseorang menguasai suat u benda seolah olah kepunyaannya sendiri, dengan t idak


(4)

• Lebih lanjut dalam Ps. 530 BW disebut kan bahw a ada dua macam bezit , yait u yang berikt ikad baik (t e goede t rouw ) dan yang berit ikad t idak baik.(t e kw ader t rouw ).

• Unsur bezit ada dua, yait u :

a. unsur keadaan dimana seseorang menguasai suat u benda (corpus) ;

b. unsur kemauan orang t ersebut unt uk memilikinya (animus).


(5)

Pengert ian bezit yang dengan it ikad baik adalah penguasaan karena penguasaan

at as benda t ersebut t erjadi t anpa diiket ahui cacat cela dalam benda t ersebut (Ps.531

BW).

Cont ohnya, seseorang yang menerima

warisan dianggap sebagai pemilik barang t ersebut , demikian pula seseorang yang menang pada suat u lelang barang. Jadi t erdapat alas hak yang sah .


(6)

Sebaliknya, pencuri juga dapat menguasai dan mau memiliki benda yang dicuri, t etapi keadaan ini t ergolong dalam bezit yang t e kw ader t rouw.

Dalam hal t ersebut diatas, maka apakah perlindungan oleh undang undang hanya

diberikan kepada yang t e goede t rouw (yang jujur), berlaku ungkapan bahw a kejujuran it u dianggap ada pada set iap orang, sedangkan ket idak jujuran harus dibukt ikan. (Ps.533 BW).


(7)

Bezit harus dibedakan dengan detentie, yakni keadaan dimana seseorang

menguasai suat u benda berdasarkan suat u hubungan hukum t ert ent u dengan pemilik yang sah dari benda t ersebut , misalnya

hubungan sewa menyewa, t idak harus menimbulkan kemauan bagi si penyewa unt uk memiliki. Pada diri seorang det ent or t ersebut , dianggap bahwa kemauan unt uk memiliki benda yang dikuasai it u t idak ada.


(8)

M enurut ket ent uan Ps 538 BW, “ Penguasaan atas suat u benda diperoleh dengan cara

menempat kan benda it u dalam kekuasaan dengan maksud mempertahankannya unt uk diri sendiri”.

Ket ent uan t ersebut mengandung unsur-unsur : a. Kata ‘M enempat kan’ berart i perbuatan akt if

yang dapat dilakukan sendiri at au dilakukan oleh orang lain at as nama.


(9)

b. Kat a, ‘benda’ meliput i pengert ian benda bergerak dan benda t idak bergerak; benda bergerak meliput i benda yang sudaha ada pemiliknya , at au yang belum ada

pemiliknya.

c. Kat a “ dalam kekuasaan” menunjukkan keharusan adanya hubungan langsung ant ara orang yang menguasai dengan benda yang dikuasai.


(10)

d. Kat a “ mempert ahankan unt uk diri sendiri” menunjukkan unsur keharusan adanya

animus, yait u kehendak menguasai benda it u unt uk memilikinya sendiri; set iap

pemegang/ penguasa benda it u dianggap mempert ahankan penguasaannya selama benda it u t idak beralih ke t angan orang lain at au selama benda it u t idak nyat a-nyat a


(11)

Cara memperoleh penguasaan (Bezit) dapat dibedakan :

a. M enguasai benda yang t idak ada

pemiliknya

Penguasaan at as benda yang t idak ada

pemiliknya disebut ‘penguasaan originair ’, at au “ bezit occupat io”.


(12)

M emperoleh penguasaan cara ini tanpa bantuan orang lain, hanya t ert uju pada

benda bergerak yang t idak ada pemiliknya (res nullius), yang kemudian diakui dan

dikuasai.

Cont oh : mengaku dan menguasai hasil t angkapan ikan di laut , binat ang hasil

buruan sendiri di hut an, at au benda lain yang dibuang oleh pemiliknya.


(13)

b. M enguasai benda yang sudah ada pemiliknya Penguasaan at as benda yang sudah ada

pemilikya, mempunyai dua kemungkinan, yait u dengan bant uan orang lain yang

menguasai lebih dahulu / pemiliknya dan


(14)

Penguasaan dengan bant uan orang yang menguasai lebih dulu/ pemiliknya disebut “ pengusaan t radit io” at au “ penguasaan

derivat if”, yakni melalui penyerahan benda

t ersebut , misalnya penguasaan at as hak gadai, hak pakai, hak sewa, hak memungut hasil


(15)

M emperoleh penguasaan t anpa bant uan orang yang menguasai lebih dulu/ pemiknya disebut

“ penguasaan t anpa levering”, misalnya menguasai benda t emuan di jalan, benda orang lain yang

hilang.

• Berdasarkan ket ent uan Ps. 1977 ayat (1) BW, penguasaan berlaku sebagai alas hak yang sempurna. Dengan demikian orang yang

menguasai benda it u sama dengan pemiliknya. Hak milik adalah alas hak yang sempurna.


(16)

Ket ent uan t ersebut di at as dibat asi oleh ayat (2) nya, bahwa perlindungan hukum yang diberikan oelh ayat (1) it u t idak berlaku bagi benda-benda yang hilang at au benda-benda curian. Terhadap benda-benda ini, bezit


(17)

2. Hak M ilik (Hak Eigendom)

• Pengert ian hak milik disebut kan dalam Ps. 570

BW yang menyat akan bahw a hak milik adalah hak unt uk menikmat i sepenuhnya kegunaan suat u

benda dan unt uk berbuat sebebas-bebasnya t erhadap benda it u asal t idak bert ent angan

dengan undang-undang at au perat uran umum

dan t dk menimbulkan gangguan t hdp hak-hak org lain, dgn t dk mengurangi kemungkinan

pencabut an hak it u demi kepent ingan umum berdasarkan ket ent uan perundangan dengan pembayaran gant i rugi.


(18)

• Berdasarkan ket ent uan t ersebut dapat

disimpulkan bahw a eigendom adalah hak yang

paling sempurna atas suat u benda. M emang

dahulu hak eigendom dipandang benar-benar mut lak, dalam art i t idak t erbat as, namun pada masa akhir-akhir ini mincul pengert ian t ent ang asas kemasyarakat an (sociale funct ie ) dari hak

t ersebut . Hal t ersebut t ercermin dalam UUPA kit a yang menonjolkan asas kemasyarakat an t esebut dengan menyat akan bahw a semua hak at as t anah mempunyai fungsi sosial.


(19)

• Hal ini berart i bahw a kit a sudah t idak dapat berbuat sew enang-w enang at au

sebebas-bebasnya dengan hak milik kit a sendiri. Bahkan pada masa kini suat u perbuat an yang pada

hakekat nya berupa suat u pelaksanaan hak milik dapat dipandang sebagai bert ent angan dengan hukum, jika perbuat an it u dilakukan dengan t idak menyangkut kepent ingan yang pat ut , at au dengan maksud semat a-mat a unt uk mengganggu


(20)

• Cont oh yang t erkenal adalah put usan mahkamah agung di Perancis (Tahun 1855) di mana t elah

dikalahkan perkaranya seseorang yang membuat suat u pipa asap di at as at ap rumahnya yang

t ernyat a t idak ada gunanya dan hanya

dimaksudkan unt uk mengganggu t et angganya sehingga kehilangan suat u pemandangan yang indah. Hakim mahkamah agung t ersebut

menyat akan pembuat an pipa t ersebut sbagai suat u misbruik van recht dan memerint ahkan unt uk menyingkirkan pipa asap yang


(21)

Sebagai hak kebendaan yang sempurna, hak milik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. M erupakan hak induk t erhadap hak-hak kebendaan yang lain.

b. Dit injau dari segi kualit asnya, merupakan hak yang paling lengkap.

c. Bersifat t et ap, art inya t idak akan lenyap t erhadap

hak kebendaan yang lain. Sedangkan hak kebendaan yang lian dapat lenyap jika menghadapi hak milik. d. M engandung int i dari hak kebendaan yang lain,

sedangkan hak kebendaan yang lain hanya merupakan bagian saja dari hak milik.


(22)

Cara memperoleh hak milik dat ur dalam Ps. 584 BW, yang megat ur hanya secara

limit at if saja :

a. M elalui pengambilan (t oegening at au occupat io) Cara memperoleh hak milik

dengan mengambil benda-benda bergerak yang sebelumnya t idak ada pemiliknya


(23)

b. M alalui penarikan oleh benda lain (nat rekking at au accecio)

Cara memperoleh hak milik di mana benda pokok yang t elah dimiliki secara alamiah

bert ambah besar at au bert ambah jumlahnya.

M isalnya pohon-pohoan (sebagai benda

pokok) bert ambah banyak sehingga jumlah pohon yang menjadi hak milik menjadi


(24)

c. M elalui daluw arsa (verjaring)

Cara memperoleh hak milik karena lampaunya w akt u 20 t ahun dalam hal ada alas hak yang sah at au 30 t ahun dalam hal t idak ada alas hak (Ps. 610 BW). Kadaluarsa yang dimaksud disini adalah

acquisit eve verjaring, yakni suat u cara unt uk

memperoleh hak kebendaan set elah lampau w akt u t ert ent u, disisi lain t edapat ext inct ieve

verjaring yait u suat u cara unt uk dibebaskan dari

suat u hut ang set elah t erlampauinya w akt u t ert ent u.


(25)

d. M elalui pew arisan (erfopvolging)

Cara memperoleh hak milik bagi para ahli waris yang dit inggalkan pewaris. Disini para ahli waris memperoleh hak milik menurut hukum t anpa harus ada t indakan

penerimaan benda secara fisik.

Ahli waris bisa berupa ahli waris menurut undang-undang (ab int est at o) maupun menurut wasiat (t est ament )


(26)

e. M elalui penyerahan (levering at au overdracht ).

Cara memperoleh hak milik karena adanya pemindahan hak milik seseorang yang

berhak memindahkannya kepada orang lain yang memperoleh hak milik it u. Cara ini

merupakan cara yang paling banyak

dilakukan dalam kehidupan masyarakat sekarang.


(27)

Perkat aan levering mempunyai dua art i.

Yang pert ama berart i perbuat an berupa penyerahan kekuasaan belaka at as suat u benda (feicelijke levering); pengert ian kedua berart i perbuat an hukum yang bert ujuan memindahkan hak milik kepada orang lain (yuridische levering).


(28)

Penyerahan hak milik at as benda bergerak cukup dilakukan dengan penyerahan

kekuasaan belaka at as benda it u, sedangkan penyerahan hak milik at as benda t ak bergerak harus dibuat kan suat u surat penyerahan yang harus dit uliskan dalam daft ar hak milik.


(29)

Cara memperoleh hak milik yang tidak

disebut kan dalam Ps. 584 BW :

a.Pembent ukan benda (zaaksvorming), yait u dengan cara membent uk at au menjadikan benda yang sudah ada menjadi benda yang baru. M isalnya, kayu diukir menjadi pat ung, benang dit enun menjadi kain dlsb. Orang

yang menjadikan at au membent uk benda baru t ersebut menjadi pemiliknya (Ps. 606 BW).


(30)

b. Penarikan hasilnya (vrucht t rekking), yait u

benda yang merupakan hasil/ buah dari benda pokok yang dikuasainya, misalnya buah pisang dari pohon pisang, anak sapi dari sapi yang


(31)

c. Percampuran at au persat uan benda

vereniging), yait u perolehan hak milik karena bercampurnya beberapa macam benda

kepunyaan beberapa orang :

Jika bercampurnya benda it u karena

kebet ulan, maka benda it u menjadi milik bersama orang-orang t ersebut , seimbang dengan harga benda mereka semula.


(32)

Jika bercampurnya benda it u karena perbuat an seseorang pemilik benda, maka dialah menjadi peimilik dari benda baru t ersebut dengan kewajiban membayar ongkos-ongkos, gant i rugi dan bunganya kepada para pemilik lain dari benda-benda semula (Ps. 607-609 BW).


(33)

d. Pencabut an hak (ont eigening),, yait u cara memperoleh hak milik bagi penguasa dengan jalan pencabut an hak milik at as suat u benda kepunyaan sat u at au beberapa orang.

Unt uk melakukan hal ini penguasa harus mendasarkan t indakannya pada undang-undang dan harus unt uk t ujuan kepent iangan umum dengan disert ai pem berian gant i rugi yang layak kepada (para) pemiliknya.


(34)

e.Perampasan (verbeurdverklaring), yait u cara memperoleh hak milik dari penguasa dengan jalan merampas hak milik at as suat u benda kepunyaan t erpidana yang dipergunakan


(35)

f. Pembubaran suat u badan hukum, yait u dengan pembuabaran badan hukum maka para anggot a badan hukum dapat emperoleh bagian dari hart a kekayaan badan hukum t ersebut (Ps. 1665 BW).


(1)

b. Penarikan hasilnya (vrucht t rekking), yait u

benda yang merupakan hasil/ buah dari benda pokok yang dikuasainya, misalnya buah pisang dari pohon pisang, anak sapi dari sapi yang


(2)

c. Percampuran at au persat uan benda

vereniging), yait u perolehan hak milik karena bercampurnya beberapa macam benda

kepunyaan beberapa orang :

Jika bercampurnya benda it u karena

kebet ulan, maka benda it u menjadi milik bersama orang-orang t ersebut , seimbang dengan harga benda mereka semula.


(3)

Jika bercampurnya benda it u karena perbuat an seseorang pemilik benda, maka dialah menjadi peimilik dari benda baru t ersebut dengan kewajiban membayar ongkos-ongkos, gant i rugi dan bunganya kepada para pemilik lain dari benda-benda semula (Ps. 607-609 BW).


(4)

d. Pencabut an hak (ont eigening),, yait u cara memperoleh hak milik bagi penguasa dengan jalan pencabut an hak milik at as suat u benda kepunyaan sat u at au beberapa orang.

Unt uk melakukan hal ini penguasa harus mendasarkan t indakannya pada undang-undang dan harus unt uk t ujuan kepent iangan umum dengan disert ai pem berian gant i rugi yang layak kepada (para) pemiliknya.


(5)

e.Perampasan (verbeurdverklaring), yait u cara memperoleh hak milik dari penguasa dengan jalan merampas hak milik at as suat u benda kepunyaan t erpidana yang dipergunakan


(6)

f. Pembubaran suat u badan hukum, yait u dengan pembuabaran badan hukum maka para anggot a badan hukum dapat emperoleh bagian dari hart a kekayaan badan hukum t ersebut (Ps. 1665 BW).