Bahan Ajar - Rahmad Hendra, SH.,M.Kn.

HUKUM KELUARGA
ANAK
RAHM AD HENDRA
FAKULTAS HUKUM UNRI

ANAK
Dalam Hukum Keluarga, ada beberapa
macam penyebutan anak, yait u :

• Anak Sah
• Anak Luar Kaw in
• Anak Angkat (BW : Anak Adopsi)
FH UNRI

2

ANAK SAH
– Diat ur dalam Ps. 42 UUP dan 250 BW
– Pasal 42 UUP : Anak Sah adalah anak yang dilahirkan
dalam atau akibat dari perkaw inan yang sah


– Pasal 250 BW : Anak Sah adalah anak yang dilahirkan
atau t umbuh sepanjang perkaw inan (t umbuh it u
dalam proses)

– Anak Sah dapat terjadi dalam perkaw inan yang bubar,
apabila si anak lahir manakala perkaw inan bubar.

FH UNRI

3

Pembuktian Keturunan
1.Dengan Akte Kelahiran

• Sejak zaman Hindia Belanda, pencatatan
bagi golongan Bumiput era-pun sudah ada,
berart i akt e kelahiran-pun dapat diperoleh
sejak zaman Belanda (Lembaga Pencatatan
Sipil).
2.Secara


terus – menerus menikmat i
kedudukan sebagai Anak Sah (Ps. 262
BW). M is : memakai nama keluarga.

FH UNRI

4

3. Secara
materiil
orang
t ua
memperlakukan
sebagai
anak
(memberikan kewajiban alimentasi).
4. M asyarakat sekitar mengakui bahwa
ia anak sah dari Bapak / Ibu.
5. Pembukt ian dilakukan dengan saksi

(mis : dukun beranak, bidan, dll)

FH UNRI

5

ANAK LUAR KAW IN
Dibedakan jadi DUA :
1. Sempit : Anak yang lahir dari hubungan laki – laki
dan wanita yang sebenarnya mereka it u boleh
kaw in, tetapi t idak melaksanakan perkaw inan yang
sah. Disebut ANAK ALAM I
2. Luas : art i di atas ditambah : anak yang lahir dari
hubungan laki – laki dan wanita yang oleh Undang –
undang dilarang unt uk kaw in. Disebut ANAK ZINAH
dan ANAK SUM BANG.

• Dalam perkembangannya anak sumbang
dimungkinkan unt uk diakui, yait uu hubungan ant ara
ant ara wanit a dan laki – laki punya hubungan darah

t erlalu dekat .
FH UNRI

6

 Anak Luar Kaw in (Ps. 43 UUP) punya hubungan
keperdataan dengan Ibu yang sah. Ps. 43 UUP ini
perlu Perat uran Pelaksana, Oleh karena it u belum
efekt if secara formal, akan tetapi secara materiil
sudah berlaku efekt if.

• Terhadap Anak Alami, ada kemungkinan anak
t ersebut dapat disahkan. Jika t idak disahkan,
anak alami dapat diakui, ada prosedur dan
akibat hukumnya atau mungkin dibiarkan
menjadi tidak diakui sebagai anak sah (=
Anak t idak sah / Anak Luar Kaw in)
FH UNRI

7


• Anak yang disahkan punya kedudukan yang sama
dengan anak dalam perkaw inan.

• Pengesahan dapat dilakukan bagi anak, baik yang
masih hidup maupun yang sudah mati(= dengan
t ujuan unt uk melindungi Ahli Waris dari si- M at i
tersebut .

• Pengesahan dapat dibatalkan, yait u : manakala
alas hak unt uk adanya pengesahan juga batal, mis
: ada pengakuan pada saat perkaw inan, jika
pengakuan t idak sah, maka pengesahan batal /
t idak sah juga.
FH UNRI

8

Hubungan Keperdataan antara Anak Luar Kaw in
yang diakui dengan ort u:







Hak / Kewajiban Alimentasi;
M emakai nama orang t ua yang mengakui;
M enjadi wali, izin kaw in;
M enjadi Ahli Waris.

FH UNRI

9

• Anak Luar Kaw in yang diakui sepanjang
perkaw inan orang t ua biologisnya t idak boleh
merugikan Bapak / Ibu serta anak – anak dari
Perkaw inan orang t ua yang mengakuinya, art inya
t idak punya konsekuensi Finansial (ekonomis).


• M is : Ist eri mengakui, maka t idak boleh
merugikan suami dari ist eri dan anak – anak.
Pada saat menghit ung warisan dianggap t idak
ada (Ps. 285 BW)
FH UNRI

10

• Dengan Paksaan
• Karena Put usan Pengadilan atas gugatan dari
Anak Alami, dapat dit ujukan, baik kepada Ibu /
Bapaknya. Dapat t erjadi karena kejahatan
(Pasal 285 – 288 KUHPidana).

• Ibu biologisnya-pun dapat digugat unt uk
mengakui anak t ersebut (baca Ps. 294 dan 332
KUHPidana).
FH UNRI


11

ANAK ZINA
• Anak Zina adalah anak yang lahir dari pria –
wanita yang salah sat unya t erikat perkaw inan

• Tidak dapat diakui selama orang t ua
biologisnya t erikat perkaw inan lain.

• Tidak mendapat kemanfaatan berupa : hibah,
wasiat .

• Hibah yang mendapat perset ujuan dari suami
/ ist eri, t etapi dilarang karena merugikan anak
– anaknya.
FH UNRI

12

PENGERTIAN HUKUM W ARIS

• Adalah : Hukum yang mengatur peralihan harta dari
orang yang sudah mati (pewaris) kepada yang
masih hidup (Ahli Waris)

• Erf Later (Pewaris / Peninggal Warisan) adalah :
Orang yang mati dan meninggalkan warisan (Harta
Peninggalan)

MACAM – MACAM HUKUM WARIS

• Hukum Waris Perdata, dibagi dua, yait u :
A. Ab-intestato
Ab  Tanpa
Testato  Wasiat
Sehingga dapat diart ikan :
Hukum Waris Tanpa Wasiat .
Hukum Waris menurut UU, karena t idak diat ur
dengan adanya Wasiat (t et api oleh UU).

B. Testamenter


Diat ur dalam BK II KUH Perdata, Titel 13
Ada dua macam Hukum Waris, yait u : Abintestato
dan Testamenter . Hukum Waris yang t imbul lebih
dulu adalah Abintestato , karena pada mulanya belum
ada pengakuan bahwa seseorang it u dapat berbuat
bebas atas harta miliknya. Sebelum adanya
pengakuan, sudah ditent ukan dengan Undang –
undang.

PEWARISAN
Pengertian Pewarisan

• Adalah : Proses pengalihan hak dan kewajiban dari
orang – orang yang sudah mat i ke orang yang masih
hidup.

• Unsur – unsur dalam Pewarisan
Ada t iga unsur dalam Pewarisan, yait u :
1.Orang yang mat i (pewaris)  erflater, yait u :

pemilik hak dan kewajiban yang akan diperalihkan
ke orang – orang yang masih hidup.

2.Orang – orang yang masih hidup, yang akan
menerima peralihan hak dan kewajiban si M at i
(Ahli Waris).
3.Hak dan kewajiban yang akan beralih dari si mat i
kepada Ahli Warisnya (Harta Warisan / Harta
Peninggalan).

Syarat – syarat Pewarisan pada umumnya

• M asing – masing unsur harus memenuhi persyaratan
– persyaratan tertent u unt uk terjadinya pewarisan,
syarat – syarat nya, yait u :

a. Syarat yang harus dipenuhi oleh pewaris
Pasal 830 KUH Perdata : Pewaris harus telah
meninggal dunia, berlaku baik unt uk hukum waris
abintestato dan testamenter.

b. Syarat yang harus dipenuhi oleh Para Ahli Waris
1. Orang yang akan menjadi Ahli Waris harus mempunyai
Hak Atas Harta Peninggalan si Pewaris. Hak t ersebut ada
karena :
– Adanya hubungan darah dengan si Pewaris (Pasal 832 ayat (1) KUH
Perdata;

– Adanya Pemberian dengan Surat Wasiat . (Pasal 874 KUH Perdata)
2.Orang it u harus sudah ada atau masih ada pada saat pewaris meninggal
dunia (Pasal 836 KUH Perdata)
3.Orang tersebut bukan merupakan orang yang dinyatakan t idak pat ut
ataupun orang – orang yang menolak warisan, t idak cakap

C. Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh Hak dan
Kewajiban yang akan beralih
beralih..

Hak dan Kewajiban yang akan beralih it u adalah Hak
dan Kewajiban yang bersumber pada Hukum Harta
Kekayaan, kecuali :
• Hak Pakai Hasil
• Hak mendiami rumah (bew oning)
• Hak memakai suat u barang
• Hubungan hukum yang berdasar pada perjanjian
perburuhan

ad a. =
Syarat yang harus dipenuhi oleh pewaris

• Dit egaskan dalam Pasal 1334 ayat (2) KUH Perdat a,
bahwa : t idak diperkenankan membuka w arisan yang
belum t erbuka meskipun t elah diset ujui /
diperkenankan oleh Ahli Waris .
• Syarat ini menimbulkan dua persoalan :
1. Bagaimana jika mat i / hidupnya seseorang t idak
diket ahui ?
2. Bagaimana jika dua orang yang sebet ulnya saling
waris mewaris sat u sama lain, mereka meninggal
pada saat yang bersamaan, sehingga t idak dapat
diket ahui siapa yang meninggal dunia t erlebih
dahulu.

Syarat yang harus dipenuhi oleh Para Ahli Waris
Hubungan Darah

• Sah : yang t imbul sebagai akibat suat u
perkaw inan yang sah

• Tidak Sah : Yang t imbul sebagai akibat
hubungan di luar perkaw inan

 Hanya berlaku unt uk Hukum Waris
Abint estat o

Apabila pewaris t elah membuat t estamen,
maka Hukum Waris Abint estat o t ersingkir
(yang punya hubungan darah, bisa saja t idak
mendapat warisan)

 Hukum Waris Testament er
Sat u orang dapat merangkap selaku Ahli Waris
Abint estat o dan Testament er.
Testamen berlaku apabila sah !!!
Dalam hal ini BHP sebagai Pengawas.