Bahan Ajar - Rahmad Hendra, SH.,M.Kn.
HUKUM PERJANJIAN
RH
• Buku I mengenai Hukum Perorangan (Persoonrecht ),
• Buku ke II mengenai Hukum Kebendaan (Zakenrecht ),
• Buku ke III mengenai Hukum Perikatan
(Verbintenissenrecht ),
• Buku ke IV mengat ur mengenai Pembukt ian dan
Kadaluarsa (Bew ijs en Verjaring).
• BW (KUH Perdata) sebagai Undang-undang mulai
berlaku atau diumumkan secara resmi pada tanggal
30 April 1847 (St b. No. 23 Tahun 1847).
• BW diperunt ukkan bagi penduduk golongan Eropah
yang dipersamakan berdasarkan Pasal 131 IS jo Pasal
163 IS.
Ist ilah Perikatan
• Pasal 1233 KUHPdt : “ t iap-t iap perikatan
dilahirkan, baik karena perset ujuan, baik karena
undang-undang
– Berbagai kepustakaan hukum Indonesia memakai bermacam-macam ist ilah
unt uk menerjemahkan verbintenis dan overeenkomst , yait u:
–
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Subekt i dan Tjiptosudibio
menggunakan ist ilah Perikatan unt uk Verbintenis dan Perset ujuan unt uk
Overeenkomst .
–
Ut recht , dalam bukunya Pengantar dalam Hukum Indonesia memakai
ist ilah Perutangan unt uk Verbintenis dan Perjanjian unt uk Overeenkomst .
–
Achmad Ihsan, dalam bukunya Hukum Perdata I B menterjemahkan
Verbintenis dengan Perikatan dan Overeenkomst dengan Perset ujuan.
• Perikatan merupakan t erjemahan dari Bahasa
Belanda yait u verbint enis.
• Unt uk Verbint enis dikenal t iga ist ilah Indonesia,
yait u Perikatan, Perutangan dan Perjanjian.
Sedangkan unt uk Overeenkomst dipakai dua
ist ilah yait u Perjanjian dan Perset ujuan.
• Verbint enis berasal dari kata kerja Verbinden yang
art inya mengikat . Overeenkomst berasal dari kata
kerja Overeenkomen yang art inya set uju atau
sepakat .
Pengert ian Perikatan
• M enurut Hoffman, Perikat an adalah suat u hubungan
hukum ant ara sejumlah t erbat as subyek-subyek hukum
sehubungan dengan it u seorang at au beberapa
daripadanya mengikat kan dirinya unt uk bersikap
menurut cara-cara t ert ent u t erhadap pihak yang lain,
yang berhak at as sikap yang demikian it u.
• M enurut Pit lo, “ Perikat an adalah suat u hubungan
hukum yang bersifat hart a kekayaan ant ara dua orang
at au lebih, at as dasar mana pihak yang sat u berhak dan
pihak lain berkewajiban at as sesuat u prest asi
Catatan :
1. Sat u perjanjian men imbulkan banyak
perikatan
2. Perikatan t ersebut merupakan isi perjanjian.
3. Perikatan-perikatan t ersebut memberikan ciri
yang membedakan parjanjian t ersebut dari
perjanjian yang lain.
Unsur-unsur perikatan
1. Hubungan hukum
2. Hukum kekayaan
3. Pihak-pihak
4. Objek perikatan (prestasi)
• Pasal 1234 KUH Perdata :
“ Tiap-t iap perikatan adalah unt uk
memberikan sesuat u, unt uk berbuat sesuat ,,
atau unt uk t idak berbuat sesuat u”
Hak Relatif dan Absolut
• Hak relat if atau hak perorangan adalah suat u hak
yang hanya dapat berlaku terhadap orang tertent u.
Suat u hak unt uk menunt ut sesuat u dari orang
tertent u.
• hak absolut adalah suat u hak, yang dinyatakan
berlaku bagi set iap orang.
Sumber Perikatan
• Pasal 1233 KUH Perdata mengatakan:
“ t iap-t iap perikatan dilahirkan, baik karena
perset ujuan, baik karena undang-undang”
• M enurut ket ent uan Pasal 1233 KUH Perdata
t ersebut , perikatan bersumber dari perjanjian
dan undang-undang. Perikatan yang
bersumber dari perjanjian diat ur dalam t it le II
(Pasal 1313 s.d. 1351) dan t it le V s.d. XVIII
(Pasal 1457 s.d. 1864) Buku III KUH Perdata.
• Perikatan yang bersumber dari undang-undang menurut
Pasal 1352 KUH Perdata dibedakan atas perikatan yang lahir
dari undang-undang saja (uit de w et allen) dan perikatan
yang lahir dari undang-undang karena perbuatan manusia
(uit de w et door ’s mensen t oedoen).
• Perikatan yang t imbul dari UU, juga kemungkinan ada
kalanya t idak dikehendaki oleh para pihak
Ct h :
- Kewajiban Alimentasi : kewajiban t imbal-balik antara orang t ua
dan anak (lihat Pasal 298 BW) apabila orang t ua atau anak t idak
memenuhinya dapat dit unt ut .
- Hukum Tetangga (lihat Ps. 667 BW)
• Perikatan yang lahir dari undang-undang
karena perbuatan manusia menurut Pasal
1353 KUH Perdata dibedakan lagi atas
- perbuatan yang sesuai dengan hukum
(rechmat ige) dan;
- perbuatan yang melawan hukum
(onrechmat ige daad).
SISTEM & SIFAT
• Sist em perikatan : Terbuka / OVENBAAR
SYSTEM , art inya : KUH Perdata memungkinkan
set iap orang melakukan perjanjian apapun
juga, baik yang t elah diat ur dalam UU (KUH
Perdata, KUHD, At uran Khusus) maupun yang
belum diat ur / belum ada ket ent uannya.
Ct hnya : Perjanjian Kost -kostan
• Lawannya adalah Resultant System
• Sifat Perikatan :
1. Sebagai Hukum Pelengkap (Unvullend Recht );
apabila para pihak t idak membuat ketent uanketent uan sendiri, yang dipakai adalah ketent uan
UU. Apabila membuat ketent uan sendiri dapat
mengesampingkan ketent uan UU; Ct h : Ps. 1460
KUH Perdt yang dapat disimpangi.
2. Bersifat Konsensuil , maka mengikat kan perjanjian it u
tanpa ditemukan formalitas lain. KUH Perdata
menganut Sifat Konsensuil karena menurut EIGENS :
Jika seseorang mau diangkat martabat nya set inggit ingginya, maka ucapannya harus dapat ditepat i /
dipegang (dipercaya).
3. Obligatoir , Perjanjian hanya menimbulkan hak
dan kewajiban-kewajiban saja, belum
menimbulkan Hak M ilik. (Perjanjian yang
menimbulkan perikatan). HM berpindah apabila
ada Levering .
= Hukum adat bersifat Riil / Tunai
Schuld dan Haftung
• Pada set iap perikatan selalu terdapat dua pihak,
yait u kredit ur sebagai pihak yang akt if dan debit ur
sebagai pihak yang pasif.
• Schuld adalah utang debit ur kepada kredit ur.
• Haft ung adalah harta kekayaan debit ur yang
dipertanggungjawabkan bagi pelunasan utang
debit ur tersebut .
Schuld tanpa Haft ung
• Hal ini dapat dijumpai pada perikatan alamiah
(nat uurlijke verbint enis). Dalam perikatan
alamiah, sekalipun debit ur mempunyai utang
(schuld) kepada kredit ur, namun jika debit ur
t idak mau memenuhi kewajibannya kredit ur
t idak dapat menunt ut pemenuhannya
Schuld dengan Haft ung t erbatas
• Dalam hal ini debit ur t idak bertanggung jawab
dengan seluruh harta kekayaannya, akan
t etapi t erbatas sampai jumlah t ert ent u atau
atas barang t ert ent u.
Haft ung dengan Schuld pada orang lain
• Jika pihak ket iga menyerahkan barangnya unt uk
dipergunakan sebagai jaminan oleh debit ur kepada
kredit ur, maka walaupun dalam hal ini pihak ket iga
t idak mempunyai utang kepada kredit ur, akan tetapi
ia bertanggung jawab atas utang debit ur dengan
barang yang dipakai sebagai jaminan.
JENIS PERIKATAN
1. Perikatan Berdasarkan Sumbernya
- Perjanjian
- undang-undang
2. Berdasarkan Doktrin
- Perikatan Perdata (Obigat io Civilis)
- Perikatan Alami (Obigat io Nat uralis)
3. Berdasarkan Isi daripada Prestasinya
- Berdasarkan Isi daripada Prestasinya
- Perikatan Sepintas Lalu dan Berkelanjutan
- Perikatan Alternat if
- Perikatan Fakultat if
- Perikatan Generik dan Spesifik
- Perikatan yang dapat dibagi-bagi dan yang t idak
dapat dibagi-bagi
4. Perikatan Berdasarkan Subyeknya
- Perikatan Tanggung Rent eng
- Berdasarkan pernyataan kehendak
- Berdasarkan ket ent uan undang-undang
- Perikatan Pokok dan Accessoire
5. Berdasarkan M ulai dan Berakhirnya
Perikatan
- Perikatan Bersyarat
- Perikatan dengan Ket etapan Wakt u
6. Perikatan dengan Ancaman Hukuman
RH
• Buku I mengenai Hukum Perorangan (Persoonrecht ),
• Buku ke II mengenai Hukum Kebendaan (Zakenrecht ),
• Buku ke III mengenai Hukum Perikatan
(Verbintenissenrecht ),
• Buku ke IV mengat ur mengenai Pembukt ian dan
Kadaluarsa (Bew ijs en Verjaring).
• BW (KUH Perdata) sebagai Undang-undang mulai
berlaku atau diumumkan secara resmi pada tanggal
30 April 1847 (St b. No. 23 Tahun 1847).
• BW diperunt ukkan bagi penduduk golongan Eropah
yang dipersamakan berdasarkan Pasal 131 IS jo Pasal
163 IS.
Ist ilah Perikatan
• Pasal 1233 KUHPdt : “ t iap-t iap perikatan
dilahirkan, baik karena perset ujuan, baik karena
undang-undang
– Berbagai kepustakaan hukum Indonesia memakai bermacam-macam ist ilah
unt uk menerjemahkan verbintenis dan overeenkomst , yait u:
–
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Subekt i dan Tjiptosudibio
menggunakan ist ilah Perikatan unt uk Verbintenis dan Perset ujuan unt uk
Overeenkomst .
–
Ut recht , dalam bukunya Pengantar dalam Hukum Indonesia memakai
ist ilah Perutangan unt uk Verbintenis dan Perjanjian unt uk Overeenkomst .
–
Achmad Ihsan, dalam bukunya Hukum Perdata I B menterjemahkan
Verbintenis dengan Perikatan dan Overeenkomst dengan Perset ujuan.
• Perikatan merupakan t erjemahan dari Bahasa
Belanda yait u verbint enis.
• Unt uk Verbint enis dikenal t iga ist ilah Indonesia,
yait u Perikatan, Perutangan dan Perjanjian.
Sedangkan unt uk Overeenkomst dipakai dua
ist ilah yait u Perjanjian dan Perset ujuan.
• Verbint enis berasal dari kata kerja Verbinden yang
art inya mengikat . Overeenkomst berasal dari kata
kerja Overeenkomen yang art inya set uju atau
sepakat .
Pengert ian Perikatan
• M enurut Hoffman, Perikat an adalah suat u hubungan
hukum ant ara sejumlah t erbat as subyek-subyek hukum
sehubungan dengan it u seorang at au beberapa
daripadanya mengikat kan dirinya unt uk bersikap
menurut cara-cara t ert ent u t erhadap pihak yang lain,
yang berhak at as sikap yang demikian it u.
• M enurut Pit lo, “ Perikat an adalah suat u hubungan
hukum yang bersifat hart a kekayaan ant ara dua orang
at au lebih, at as dasar mana pihak yang sat u berhak dan
pihak lain berkewajiban at as sesuat u prest asi
Catatan :
1. Sat u perjanjian men imbulkan banyak
perikatan
2. Perikatan t ersebut merupakan isi perjanjian.
3. Perikatan-perikatan t ersebut memberikan ciri
yang membedakan parjanjian t ersebut dari
perjanjian yang lain.
Unsur-unsur perikatan
1. Hubungan hukum
2. Hukum kekayaan
3. Pihak-pihak
4. Objek perikatan (prestasi)
• Pasal 1234 KUH Perdata :
“ Tiap-t iap perikatan adalah unt uk
memberikan sesuat u, unt uk berbuat sesuat ,,
atau unt uk t idak berbuat sesuat u”
Hak Relatif dan Absolut
• Hak relat if atau hak perorangan adalah suat u hak
yang hanya dapat berlaku terhadap orang tertent u.
Suat u hak unt uk menunt ut sesuat u dari orang
tertent u.
• hak absolut adalah suat u hak, yang dinyatakan
berlaku bagi set iap orang.
Sumber Perikatan
• Pasal 1233 KUH Perdata mengatakan:
“ t iap-t iap perikatan dilahirkan, baik karena
perset ujuan, baik karena undang-undang”
• M enurut ket ent uan Pasal 1233 KUH Perdata
t ersebut , perikatan bersumber dari perjanjian
dan undang-undang. Perikatan yang
bersumber dari perjanjian diat ur dalam t it le II
(Pasal 1313 s.d. 1351) dan t it le V s.d. XVIII
(Pasal 1457 s.d. 1864) Buku III KUH Perdata.
• Perikatan yang bersumber dari undang-undang menurut
Pasal 1352 KUH Perdata dibedakan atas perikatan yang lahir
dari undang-undang saja (uit de w et allen) dan perikatan
yang lahir dari undang-undang karena perbuatan manusia
(uit de w et door ’s mensen t oedoen).
• Perikatan yang t imbul dari UU, juga kemungkinan ada
kalanya t idak dikehendaki oleh para pihak
Ct h :
- Kewajiban Alimentasi : kewajiban t imbal-balik antara orang t ua
dan anak (lihat Pasal 298 BW) apabila orang t ua atau anak t idak
memenuhinya dapat dit unt ut .
- Hukum Tetangga (lihat Ps. 667 BW)
• Perikatan yang lahir dari undang-undang
karena perbuatan manusia menurut Pasal
1353 KUH Perdata dibedakan lagi atas
- perbuatan yang sesuai dengan hukum
(rechmat ige) dan;
- perbuatan yang melawan hukum
(onrechmat ige daad).
SISTEM & SIFAT
• Sist em perikatan : Terbuka / OVENBAAR
SYSTEM , art inya : KUH Perdata memungkinkan
set iap orang melakukan perjanjian apapun
juga, baik yang t elah diat ur dalam UU (KUH
Perdata, KUHD, At uran Khusus) maupun yang
belum diat ur / belum ada ket ent uannya.
Ct hnya : Perjanjian Kost -kostan
• Lawannya adalah Resultant System
• Sifat Perikatan :
1. Sebagai Hukum Pelengkap (Unvullend Recht );
apabila para pihak t idak membuat ketent uanketent uan sendiri, yang dipakai adalah ketent uan
UU. Apabila membuat ketent uan sendiri dapat
mengesampingkan ketent uan UU; Ct h : Ps. 1460
KUH Perdt yang dapat disimpangi.
2. Bersifat Konsensuil , maka mengikat kan perjanjian it u
tanpa ditemukan formalitas lain. KUH Perdata
menganut Sifat Konsensuil karena menurut EIGENS :
Jika seseorang mau diangkat martabat nya set inggit ingginya, maka ucapannya harus dapat ditepat i /
dipegang (dipercaya).
3. Obligatoir , Perjanjian hanya menimbulkan hak
dan kewajiban-kewajiban saja, belum
menimbulkan Hak M ilik. (Perjanjian yang
menimbulkan perikatan). HM berpindah apabila
ada Levering .
= Hukum adat bersifat Riil / Tunai
Schuld dan Haftung
• Pada set iap perikatan selalu terdapat dua pihak,
yait u kredit ur sebagai pihak yang akt if dan debit ur
sebagai pihak yang pasif.
• Schuld adalah utang debit ur kepada kredit ur.
• Haft ung adalah harta kekayaan debit ur yang
dipertanggungjawabkan bagi pelunasan utang
debit ur tersebut .
Schuld tanpa Haft ung
• Hal ini dapat dijumpai pada perikatan alamiah
(nat uurlijke verbint enis). Dalam perikatan
alamiah, sekalipun debit ur mempunyai utang
(schuld) kepada kredit ur, namun jika debit ur
t idak mau memenuhi kewajibannya kredit ur
t idak dapat menunt ut pemenuhannya
Schuld dengan Haft ung t erbatas
• Dalam hal ini debit ur t idak bertanggung jawab
dengan seluruh harta kekayaannya, akan
t etapi t erbatas sampai jumlah t ert ent u atau
atas barang t ert ent u.
Haft ung dengan Schuld pada orang lain
• Jika pihak ket iga menyerahkan barangnya unt uk
dipergunakan sebagai jaminan oleh debit ur kepada
kredit ur, maka walaupun dalam hal ini pihak ket iga
t idak mempunyai utang kepada kredit ur, akan tetapi
ia bertanggung jawab atas utang debit ur dengan
barang yang dipakai sebagai jaminan.
JENIS PERIKATAN
1. Perikatan Berdasarkan Sumbernya
- Perjanjian
- undang-undang
2. Berdasarkan Doktrin
- Perikatan Perdata (Obigat io Civilis)
- Perikatan Alami (Obigat io Nat uralis)
3. Berdasarkan Isi daripada Prestasinya
- Berdasarkan Isi daripada Prestasinya
- Perikatan Sepintas Lalu dan Berkelanjutan
- Perikatan Alternat if
- Perikatan Fakultat if
- Perikatan Generik dan Spesifik
- Perikatan yang dapat dibagi-bagi dan yang t idak
dapat dibagi-bagi
4. Perikatan Berdasarkan Subyeknya
- Perikatan Tanggung Rent eng
- Berdasarkan pernyataan kehendak
- Berdasarkan ket ent uan undang-undang
- Perikatan Pokok dan Accessoire
5. Berdasarkan M ulai dan Berakhirnya
Perikatan
- Perikatan Bersyarat
- Perikatan dengan Ket etapan Wakt u
6. Perikatan dengan Ancaman Hukuman