PR- 29 (budidaya) Pengelolaan koleksi kultur Mikroalga (oke)

PUSAT PENELITIAN LAUT
DALAM
PROSEDUR
PENGELOLAAN KOLEKSI
KULTUR MIKROALGA

ID

:

P2LD-PR-BSP-29

Rev
Tgl.
Berlaku

:

00

:


2 Agustus 2016

Halaman

:

1 dari 2

1. Ruang Lingkup
Laboratorium Penelitian Budidaya Mikroalga merupakan salah satu laboratorium Pusat
Penelitian Laut Dalam LIPI. Sesuai dengan namanya Laboratorium ini khusus untuk kegiatan
kultur mikroalga.
Laboratorium Penelitian Budidaya Mikroalgae didirikan sebagai pusat kegiatan penelitian
mikroalga dan pusat koleksi kultur mikroalga yang sangat penting sebagai penunjang penelitian
dibidang riset dasar maupun terapan yang mencakup studi biologi, ekologi, toksikologi,
genetika, potensi produk, dan lain-lain.
2. Tujuan
2.1. Khusus
Menyimpan, mengatur dan merawat strain mikroalgae secara baik, mudah dan berstandar

Nasional dengan yang mudah untuk diakses oleh peneliti dalam lingkungan Pusat Penelitian
Laut Dalam LIPI maupun dari luar instansi serta masyarakat umum yang memerlukan strain
mikroalga.
2.2. Umum
Memberikan panduan dasar dalam melakukan pekerjaan di Laboratorium Budidaya
Mikroalga
3. Acuan
4. Definisi
4.1. Ruang Koleksi Kultur Mikroalgae adalah ruangan khusus untuk menyimpan, merawat dan
mengelola koleksi ‘strain’ mikroalgae yang penggunaannya ditujukan bagi kepentingan
rujukan, dan/atau penelitian, (pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum yang terkait dalam
bidang kelautan), serta berbagai pemanfaatan lain yang bernilai ilmiah dan edukatif
4.2. Ruang cuci dan sterilisasi adalah ruang yang diperuntukkan bagi penyucian peralatan dan
sterilisasi peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat biakan murni
microalgae
4.3. ‘Strain’ mikroalgae adalah biakan mikroalga hasil ‘kloning’ satu sel/spesimen hidup mikroalga
dalam bentuk biakan
4.4. ‘Klon’ adalah biakan murni mikroalga hasil proliferasi alga dalam media tertentu melalui
pembelahan vegetatif dari satu sel alga yang berhasil diisolasi dari sampel alam
4.5. Isolasi adalah tahapan untuk memperoleh kultur murni mikroalga yang sehat dan bebas

kontaminan.

Dibuat oleh :

Diperiksa oleh :

Disetujui oleh :

Terkendali

Tidak Terkendali

PUSAT PENELITIAN LAUT
DALAM
PROSEDUR
PENGELOLAAN KOLEKSI
KULTUR MIKROALGA

ID


:

P2LD-PR-BSP-29

Rev
Tgl.
Berlaku

:

00

:

2 Agustus 2016

Halaman

:


2 dari 2

4.6. Kultur murni. Istilah kultur murni digunakan untuk bakteri namun perkembangannya kini juga
digunakan untuk kultur satu jenis alga atau uni alga yang bebas dari kontaminan atau disebut
dengan kultur axenic
4.7. Sterilisasi memegang peranan penting dalam kultur murni mikroalga. Adanya kontaminan
yang terdapat pada alat dan bahan akan menyebabkan hilangnya koleksi mikroalga. Semua hal
yang berhubungan dengan kultur murni harus menggunakan alat dan bahan yang sudah
disterilkan.
5. Penanggung Jawab
5.1. Ketua Kelompok Penelitian Konservasi.
6. Pelaksana
6.1. Penanggungjawab Laboratorium Budidaya
6.2. Peneliti dan Teknisi Laboratorium Budidaya
7. Waktu
Sesuai dengan hari dan jam kerja yang diberlakukan bagi Pegawai Negeri Sipil, yaitu Senin
sampai Jumat dari jam 08.00 hingga jam 16.00. Kadang-kadang sesuai dengan kegiatan
keperluan penelitian yang sedang dilakukan, jam kerja berlaku juga di hari Sabtu dan Minggu.
8. Tempat
Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI

9. Langkah Kerja
9.1. Prosedur pengelolaan koleksi kultur mikroalga
9.1.1. Strain alga hasil kloning satu sel dari suatu perairan yang berhasil dikulturkan disimpan
di dalam ruang koleksi Kultur mikroalga yang diberi penyinaran 12 jam/hari
9.1.2. Strain alga dari luar dapat diserahkan kepada pengelola, asalkan sudah teridentifikasi
dengan baik dan benar serta memiliki data lapangan yang lengkap secara taksonomi
maupun data penunjang lainnya.
9.1.3. Pengguna (peneliti) yang ingin menggunakan satu atau beberapa ‘strain’ mikroalga dari
koleksi Kultur Mikroalga Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI harus memesan 1-2 minggu
sebelumnya dan mengisi formulir yang telah disediakan Kepala Laboratorium Budidaya
Mikroalga
9.1.4. Pengelola Laboratorium Mikroalga menjaga dan mempertahankan koleksi strain
mikroalga tetap hidup dan dalam kondisi ‘sehat’
9.1.5. Pengelola laboratorium Mikroalga melakukan penyeliaan pada kondisi biakan mikroalga
secara rutin, yaitu meremajakan kembali kultur alga apabila kondisi nutrien sudah
berkurang.
9.1.6. Pengelola Laboratorium Mikroalga menyiapkan peralatan dan media kultur mikroalgae,
membersihkan dan mensuci hamakan (sterilisasi) semua peralatan
10. Selesai.


Dibuat oleh :

Diperiksa oleh :

Disetujui oleh :

Terkendali

Tidak Terkendali