DirjenTata Kelola Perguruan Tinggi yang Sehat

(1)

Manajemen dan Penguatan Organisasi Perguruan Tinggi

Tata Kelola Perguruan Tinggi

Yang Sehat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi


(2)

What

Why


(3)

(4)

University Governance is:

« 

The set of processes, structures

and rules for the direction and


(5)

(6)

1. Transparansi

2. Akuntabilitas (kepada stakeholders)

3. Responsibility (tanggung-jawab)

4. Independensi (dalam pengambilan keputusan)

5. Fairness (adil)

6. Penjaminan mutu dan relevansi 7. Efektifitas dan efisiensi

8. Nirlaba


(7)

1.Transparansi

mekanisme checks and balances dan disiplin menghindari conflict of interests;

Senat perguruan tinggi dan Senat Fakultas mengontrol Pemimpin PT dan Pemimpin Fakultas;  kewenangan tertinggi perguruan tinggi ada di

tangan Senat perguruan tinggi (masyarakat akademik).

2.Akuntabilitas

kejelasan visi, misi dan tujuan PT, sejalan dengan mandat pemerintah (masyarakat) dan badan penyelenggara;

memiliki izin pendirian perguruan tinggi dan izin program studi;

memiliki satuan pengawas dan audit internal;

sistem akuntansi dan keuangan yang dapat diaudit;

laporan tahunan akademik dan laporan tahunan keuangan yang diaudit akuntan publik dan diumumkan kepada publik.

Uraian

Good University

Governance


(8)

3.Responsibility

(tanggungjawab)

memiliki statuta perguruan tinggi yang mennjabarkan kedudukan, fungsi, tugas, tanggung jawab, dan kewenangan setiap unsur organisasi;

memiliki job description dan standard operating

procedure (SOP) organisasi.

4.Independensi (dalam pengambilan

keputusan)

pengambilan keputusan perguruan tinggi perlu dilakukan secara mandiri lepas dari pengaruh kekuatan politik maupun kekuatan ekonomi;

5.Fairness

(adil)

pengangkatan pegawai dan pejabat berdasarkan kompetensi dan track record;

penerapan merit system;

Uraian

Good University

Governance


(9)

6.

Penjaminan mutu dan relevansi

menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (akreditasi);

7.

Efektifitas dan efisiensi:

memiliki sistem perencanaan jangka panjang (RIP), menengah (Renstra) dan tahunan (RKAT).

8.Nirlaba

sisa lebih anggaran tidak boleh dibagikan, harus diinvestasikan kembali untuk peningkatan mutu dan pengembangan perguruan tinggi.

Uraian

Good University

Governance


(10)

Strong commitment to university governance reforms G o o d b o a rd p ra c ti c e s A p p ro p ri a te c o n tr o l e n v ir o n m e n t a n d p ro c e s s e s S tr o n g r e g im e o f d is c lo s u re a n d tr a n s p a re n c y P ro te c ti o n o f ta k e h o ld e r r g h ri ts

The Eight key elements of good university governance

Addresses Eight Core

Elements


(11)

(12)

Perkembangan Pendidikan Tinggi

Ekspansi Pendidikan

Tinggi

UU Pendidikan 1961 :

23 PT

Perkembangan

mahasiswa

 1975: 230,000 mahasiswa  1985: 1,100,000 mahasiswa  1995: 2,500,000 mahasiswa  2001: 3.400.000 mahasiswa  2005: 3.868.358 mahasiswa  2008: 4.501.500 mahasiswa  2009: 4.657.547 mahasiswa  2010: 5.226.450 mahasiswa  2011: 5.381.216 mahasiswa

APK naik dari 2% th

1975 mjd 27,10% th

2011 (umur 19-23)

1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015

- 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000


(13)

(14)

Kelompok Universitas Institut Sekolah Tinggi Akademi Politeknik Total

PTN 52 7 1   32 92

PTS 426 50 1377 1121 150 3124

Kopertis I 44 3 147 145 16 355

Kopertis II 25 1 99 76 10 211

Kopertis

III 50 11 159 122 9 351

Kopertis

IV 50 6 227 147 33 463

Kopertis V 18 4 42 60 8 132

Kopertis

VI 34 2 79 119 22 256

Kopertis

VII 75 12 150 95 12 344

Kopertis

VIII 28 3 70 29 7 137

Kopertis

IX 49 3 157 125 6 340

Kopertis X 21 2 116 116 8 263

Kopertis

XI 18 1 74 70 12 175

Kopertis

XII 14 2 57 17 7 97

Total 478 57 1378 1121 182 3216

Distribusi Perguruan Tinggi

(2011)


(15)

(16)

Statuta Perguruan Tinggi

Latar Belakang

Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan formal yang mengemban misi mencari, menemukan, dan menyebarluaskan kebenaran ilmiah melalui pendidikan dan pembelajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat;

Misi mencari, menemukan, dan menyebarluaskan kebenaran ilmiah dapat diwujudkan apabila perguruan tinggi dikelola berdasarkan suatu tata kelola perguruan tinggi yang baik (good university governance – al: checks and balances);

Agar tata kelola perguruan tinggi dapat dijalankan dengan baik, maka organ dan mekanisme pengelolaan perguruan tinggi tersebut harus diatur dalam sebuah peraturan yang disebut statuta perguruan tinggi;

Statuta perguruan tinggi adalah peraturan dasar tentang tata kelola Tridharma Perguruan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi untuk mencapai visi dan menjalankan misinya.


(17)

Dasar Hukum Statuta Perguruan

Tinggi

UU. No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Pasal 60 ayat (5)

Perguruan Tinggi wajib memiliki Statuta.

1. Regulasi Tridharma Perguruan Tinggi

Pasal 58 ayat (2)

Fungsi dan peran Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui

kegiatan Tridharma yang ditetapkan dalam

statuta Perguruan Tinggi.

Pasal 14 ayat (3)

Ketentuan lain mengenai kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam statuta Perguruan Tinggi.


(18)

Dasar Hukum Statuta Perguruan

Tinggi

UU. No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

2.

Regulasi Tata Kelola

Pasal 61 ayat (3)

Organisasi penyelenggara Perguruan Tinggi

diatur dalam statuta Perguruan Tinggi.

Pasal 77 ayat (5)

Ketentuan lain mengenai organisasi kemahasiswaan diatur dalam statuta Perguruan Tinggi.

Pasal 66 ayat (3)

Statuta PTS ditetapkan dengan surat keputusan badan penyelenggara.


(19)

Peta Regulasi Statuta Perguruan

Tinggi

Pasal 66 ayat (3)

Statuta PTS

ditetapkan dengan surat

keputusan badan penyelenggara.

STATUTA

Perguruan

Tinggi

Regulasi

Tridharm

a

Regulasi

Tata

Kelola

Otono mi Pergur

uan Tinggi


(20)

Langkah Penyusunan Statuta

Perguruan Tinggi

1. Menetapkan Organ PT yang akan diatur dalam Statuta

Organ PT yang akan diatur aras kewenangannya secara rinci di dalam Statuta misalnya:

a. Majelis Wali Amanat atau Pengurus Badan Penyelenggara;

b. Rektor, Ketua, atau Direktur; dan

c. Senat Perguruan Tinggi.  

Organ lain selain yang disebutkan di atas, antara lain organ Fakultas, organ Lembaga lain (al: LPPM), dan organ Biro, di dalam Statuta PT hanya diatur tentang jumlah maksimum organ tersebut.

Nama dan aras kewenangan dari setiap organ lain yang dimaksud di atas, diatur dalam Peraturan yang lebih rendah dari Statuta PT yang memiliki fleksibilitas lebih tinggi daripada Statuta PT. Fleksibilitas ini perlu untuk mengantisipasi perubahan tata kelola PT menghadapi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan tinggi pada masa tertentu.

Untuk PTN jumlah organ dan jumlah pejabat harus diatur dalam Statuta untuk pengajuan ke Menpan.


(21)

Langkah Penyusunan Statuta

Perguruan Tinggi

2. Menetapkan Aras Kewenangan Organ PT

Penetapan aras kewenangan organ sangat diperlukan agar dapat dicegah konflik kewenangan antara organ PT yang dapat berakibat negatif pada perkembangan PT. Contoh:

N

o Aras Kewenangan Keluaran

1 Mengusulkan Naskah Usulan, Studi Kelayakan, atau Naskah Akademik

2 Mempertimbangkan Dokumen/Berita Acara Pemberian Pertimbangan, Saran, atau Rekomendasi 3 Memutuskan Surat keputusan atau

peraturan

4 Melaksanakan Laporan Pelaksanaan 5 Mengevaluasi Laporan hasil evaluasi


(22)

Langkah Penyusunan Statuta

Perguruan Tinggi

3. Menetapkan Urusan PT

Aras kewenangan yang dimaksud di atas adalah aras kewenangan dalam pengelolaan berbagai urusan PT, yang dapat dibagi dalam:

a. urusan dalam bidang akademik dan nonakademik; atau

b. urusan dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; atau

c. pembagian urusan lain.

Urusan PT, misalnya:

Identitas (Visi, Misi, Tujuan);Kurikulum;

Pendidik (Dosen);

Tenaga Kependidikan;

Mahasiswa dan Kemahasiswaan;Proses Pembelajaran;

Penilaian Pendidikan;Lulusan;


(23)

Bagan Hubungan Pembagian Urusan

Pengelolaan PT dan Aras Kewenangan

Organ PT

N

o URUSAN

ARAS KEWENANGAN ORGAN POKOK MWA atau

YAYASAN REKTOR/KETUA/ DIREKTUR PERGURUAN TINGGISENAT

Mem utusk an Mem-perti m bang-kan Meng esahk an Melak - sana-kan Mem u-tuska n Meng usulk an Melak - sana-kan Mem u-tuska n Mem-perti mban g-kan Meng usulk an Melak - sana-kan 1 Identita

s 3 - - - - 1 4 - 2 - 4 2 Kuriku

lum - 3 - - 4 1 5 - 2 - -3 Pendidi

k

(dosen)

3 - - - - 1 4 - 2 -

-4 Tenaga Kepend i dikan

dan seterusnya

Keterangan:


(24)

Contoh Isi Statuta Perguruan Tinggi

BAB Isi Statuta Perguruan Tinggi Swasta

Pembukaan (jika ada) Bab I Ketentuan Umum

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan Bab

III Identitas Bab

IV Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi.

Bab V Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik ,Dan Otonomi Keilmuan Bab

VI Gelar, Sebutan Lulusan, Dan Penghargaan Bab

VII Tata Kelola Perguruan Tinggi Bab

VIII Dosen Dan Tenaga Kependidikan Bab

IX Mahasiswa Dan Alumni Bab X Kerjasama

Bab

XI Sarana Dan Prasarana Bab

XII Keuangan Dan Kekayaan Bab

XIII Sistem Penjaminan Mutu Internal Bab

XIV Ketentuan Peralihan Bab


(25)

(1)

Langkah Penyusunan Statuta

Perguruan Tinggi

1. Menetapkan Organ PT yang akan diatur dalam Statuta

Organ PT yang akan diatur aras kewenangannya secara rinci di dalam Statuta misalnya:

a. Majelis Wali Amanat atau Pengurus Badan Penyelenggara;

b. Rektor, Ketua, atau Direktur; dan

c. Senat Perguruan Tinggi.

 

Organ lain selain yang disebutkan di atas, antara lain organ Fakultas, organ Lembaga lain (al: LPPM), dan organ Biro, di dalam Statuta PT hanya diatur tentang jumlah maksimum organ tersebut.

Nama dan aras kewenangan dari setiap organ lain yang dimaksud di atas, diatur dalam Peraturan yang lebih rendah dari Statuta PT yang memiliki fleksibilitas lebih tinggi daripada Statuta PT. Fleksibilitas ini perlu untuk mengantisipasi perubahan tata kelola PT menghadapi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan tinggi pada masa tertentu.

Untuk PTN jumlah organ dan jumlah pejabat harus diatur dalam Statuta untuk pengajuan ke Menpan.


(2)

Langkah Penyusunan Statuta

Perguruan Tinggi

2. Menetapkan Aras Kewenangan Organ PT

Penetapan aras kewenangan organ sangat diperlukan agar dapat dicegah konflik kewenangan antara organ PT yang dapat berakibat negatif pada perkembangan PT. Contoh:

N

o Aras Kewenangan Keluaran

1 Mengusulkan Naskah Usulan, Studi

Kelayakan, atau Naskah Akademik

2 Mempertimbangkan Dokumen/Berita Acara Pemberian Pertimbangan, Saran, atau Rekomendasi

3 Memutuskan Surat keputusan atau

peraturan

4 Melaksanakan Laporan Pelaksanaan


(3)

Langkah Penyusunan Statuta

Perguruan Tinggi

3. Menetapkan Urusan PT

Aras kewenangan yang dimaksud di atas adalah aras kewenangan dalam pengelolaan berbagai urusan PT, yang dapat dibagi dalam:

a. urusan dalam bidang akademik dan

nonakademik; atau

b. urusan dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; atau

c. pembagian urusan lain.

Urusan PT, misalnya:

Identitas (Visi, Misi, Tujuan);Kurikulum;

Pendidik (Dosen);

Tenaga Kependidikan;

Mahasiswa dan Kemahasiswaan;Proses Pembelajaran;

Penilaian Pendidikan;Lulusan;


(4)

Bagan Hubungan Pembagian Urusan

Pengelolaan PT dan Aras Kewenangan

Organ PT

N

o URUSAN

ARAS KEWENANGAN ORGAN POKOK MWA atau

YAYASAN REKTOR/KETUA/ DIREKTUR PERGURUAN TINGGISENAT Mem utusk an Mem-perti m bang-kan Meng esahk an Melak - sana-kan Mem u-tuska n Meng usulk an Melak - sana-kan Mem u-tuska n Mem-perti mban g-kan Meng usulk an Melak - sana-kan 1 Identita

s 3 - - - - 1 4 - 2 - 4 2 Kuriku

lum - 3 - - 4 1 5 - 2 - -3 Pendidi

k

(dosen)

3 - - - - 1 4 - 2 -

-4 Tenaga Kepend i dikan

dan seterusnya

Keterangan:


(5)

Contoh Isi Statuta Perguruan Tinggi

BAB Isi Statuta Perguruan Tinggi Swasta

Pembukaan (jika ada) Bab I Ketentuan Umum

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan Bab

III Identitas Bab

IV Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi.

Bab V Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik ,Dan Otonomi Keilmuan Bab

VI Gelar, Sebutan Lulusan, Dan Penghargaan Bab

VII Tata Kelola Perguruan Tinggi Bab

VIII Dosen Dan Tenaga Kependidikan Bab

IX Mahasiswa Dan Alumni Bab X Kerjasama

Bab

XI Sarana Dan Prasarana Bab

XII Keuangan Dan Kekayaan Bab

XIII Sistem Penjaminan Mutu Internal Bab

XIV Ketentuan Peralihan Bab


(6)