PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIIIA SMPN 2 MARAWOLA | Fadriyanti | EDU CIVIC 6185 20468 1 PB

(1)

Fadriyanti Asep Mahfud2

Imran3

Program Studi PPKn, Jurusan pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat menumbuhkan sikap positif siswa pada pembelajaran PKn di Kelas VIIIASMP Negeri 2 Marawola. Tujuan penelitian ini adalah untuk menumbuhkan sikap positif siswa pada pembelajaran PKn di Kelas VIIIASMPN 2 Marawola melalui model pembelajaran berbasis masalah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIASMPN 2 Marawola dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 8 siswa dan 12 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data melalui: observasi, tes, wawancara, dokumentasi. Setelah data dikumpulkan dianalisis melalui tiga tahap yaitu mereduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil tes yang diperoleh pada siklus 1 yakni dengan skor tertinggi 100 diperoleh 5 orang siswa, skor terendah 60 diperoleh 10 orang siswa. Hasil observasi aktivitas siswa untuk tindakan siklus 1 presentasenya mencapai 53% sedangkan hasil observasi aktivitas guru presentasenya 46%. Hasil tes yang diperoleh pada siklus II yakni dengan skor tertinggi 100 diperoleh 10 orang siswa, skor terendah 95 diperoleh 10 orang siswa. Hasil observasi aktivitas siswa untuk tindakan siklus II presentasenya mencapai 93% sedangkan hasil observasi aktivitas guru presentasenya 90%. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran PKn sudah semakin baik hal ini diperkuat dengan perubahan sikap perilaku siswa yaitu: 1) siswa semakin bersemangat mengikuti pembelajaran PKn dan sungguh-sungguh dalam belajar, 2) siswa mampu menyelesaikan tugas kelompok dengan baik dan tepat waktu, 3) siswa berpatisipasi aktif dalam diskusi kelompok.

Kata Kunci :Pembelajaran Berbasis Masalah; Sikap Positif Siswa; Pembelajaran PKn

1.

Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir, Stambuk A 321 09 004

2.

Pembimbing I 3.


(2)

I. PENDAHULUAN

Siswa yang mempunyai sikap positif terhadap pembelajaran PKn cenderung tertarik dan berusaha mempelajari dan mendalami pelajaran PKn. Sikap positif sangat penting dimiliki siswa terutama terhadap pembelajaran PKn karena sikap positif siswa terhadap pembelajaran PKn juga berhubungan langsung dengan prestasi belajar siswa tersebut.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 2 Marawola, teridentifikasi bahwa sikap positif siswa terhadap pembelajaran PKn, khususnya di kelas VIIIAmasih kurang. Hal ini dibuktikan dengan tidak sedikit siswa yang terlihat mengalami kebosanan dan kejenuhan saat pembelajaran PKn berlangsung. Selain itu masih banyak keluhan dari siswa tentang rendahnya kemampuan siswa dalam implikasi PKn di dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan nyata.

Mengatasi permasalahan di atas perlu dicari suatu pendekatan yang dapat mendukung proses pembelajaran PKn yang menyenangkan dan bukan membosankan sehingga dapat menumbuhkan sikap positif sekaligus mempermudah pemahaman siswa dalam belajar PKn. Maka dari itu peneliti melakukan pendekatan pembelajaran PKn melalui model pembelajaran berbasis masalah (PBL). Siswa tidak saja harus memahami konsep yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan penyelesaian masalah (Santyasa, 2008)4.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Menumbuhkan Sikap Positif Siswa pada Pembelajaran PKn di Kelas VIIIASMPN 2 Marawola.

4.

Santyasa. 2008. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia: http://blog.unila.ac.id/iwayansantyasa/files/2009/09/makalah_ar-pbl-2008. pdf. [Tanggal 05 desember 2013].


(3)

II. METODE

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Menurut (Usman HB, 2005:85)5, karena penelitian tindakan kelas termaksut jenis penelitian kualitatif, maka data penelitian ini pada dasarnya berbentuk kata-kata, walaupun demikian kata-kata tersebut dapat dilengkapi dengan data yang kuantitatif yang berupa angka-angka, namun data kuantitatif tersebut harus diberi makna berupa paparan naratif.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIASMP Negeri 2 Marawola dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 8 siswi perempuan dan 12 siswa laki-laki. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam rangka penelitian, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi, untuk menganalisis data observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi, peneliti melakukan melalui tiga tahap yaitu: mereduksi data, penyajian data, dan verifikasi data, sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil kegiatan pembelajaran siswa (Mahsun, 2007:251)6.

1) Ketuntasan belajar individu Persentase KBI = 100%

Keterangan X = Skor yang di peroleh siswa Y = Jumlah skor maksimal soal KBI = Daya serap Individu

Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individu bila di peroleh persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65% (Depdiknas, 2006:04)7.

5.

Usman. HB. 2005. Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. Palu: Universitas Tadulako.

6.

Mahsun. 2007.Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

7.


(4)

2) Ketuntasan Belajar Klasikal Persentase KBK = 100%

Keterangan = Jumlah siswa yang tuntas = Jumlah siswa seluruhnya KBK = Ketuntasan belajar klasikal

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika persentase ketuntasan belajar klasikal sekurang-kurangnya 75 % (Depdiknas, 2006:4)8.

III. HASIL

Pelaksanaan tindakan siklus ini dilakukan (2) kali pertemuan proses belajar mengajar yaitu pada tanggal 10 Oktober 2013 sedangkan pada pertemuan kedua yaitu pemberian tes akhir pada tanggal 17 Oktober 2013 dengan alokasi 2 x 40 menit untuk (1) kali pertemuan. Pada pertemuan siklus 1 di mana guru dan siswa akan membahas pokok permasalahan yaitu bagaimana menampilkan sikap perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah. Pelaksanaannya mengacu pada langkah-langkah rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru yang ditunjuk sebagai observer mengamati aktivitas siswa dan guru menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

Berdasarkan data observasi aktivitas siswa dapat dilihat bahwa aktivitas yang dilihat pada pertemuan pertama secara umum aspek yang diamati menunjukkan bahwa aktivitas siswa untuk tindakan siklus I persentasinya hanya mencapai mencapai 53%. Hal ini menunjukkan taraf keberhasilan aktivitas siswa menurut pengamatan berada dalam kategori kurang. Hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.2. Data hasil observasi terlihat bahwa hasil observasi aktivitas guru pada kegitan belajar mengajar berlangsung dan beberapa aspek sudah baik namun ada beberapa aspek masih berada dalam kategori cukup.

8.


(5)

Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pertemuan pertama siklus I, skor yang diperoleh sebesar 21 dari skor maksimal 44, sehingga presentase skor yang diperoleh hanya mencapai 46%. Berdasarkan data observasi aktivitas siswa dapat dilihat bahwa aktivitas yang dilihat pada pertemuan pertama secara umum aspek yang diamati menunjukkan bahwa aktivitas siswa untuk tindakan siklus I persentasinya hanya mencapai mencapai 53%. Hal ini menunjukkan taraf keberhasilan aktivitas siswa menurut pengamatan berada dalam kategori kurang.

Hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.2 . Data hasil observasi pada tabel 4.2 di bawah ini terlihat bahwa hasil observasi aktivitas guru pada kegitan belajar mengajar berlangsung dan beberapa aspek sudah baik namun ada beberapa aspek masih berada dalam kategori cukup.

Menyikapi hasil pelaksanaan tes tindakan siklus 1 pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran PKn di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Marawola. Nampak pembelajaran tersebut dapat mengetahui arah kegiatan pembelajaran sehingga memungkinkan tercapainya sikap positif siswa meskipun masih kurang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, yang telah diuraikan di atas, menyebabkan aktivitas belajar siswa kurang maksimal. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, hanya diperoleh presentase 53% sedangkan hasil observasi aktivitas guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh presentase hanya mencapai 46%, menyebabkan penelitian tindakan pada siklus 1 belum mencapai standar ketuntasan. Siswa yang belum tuntas disebabkan aktivitas belajar siswa kurang aktif, seperti mengajukan dan menjawab pertanyaan, pada siklus I ini belum terjadi aktivitas kerjasama dalam kelompok. Selain disebabkan oleh aktivitas siswa yang belum efektif, rendahnya hasil belajar dapat pula disebabkan oleh aktivitas guru. Seperti aktivitas guru pada siklus I masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran masih kurang. Banyaknya siswa yang tidak tuntas, secara tidak langsung mempengaruhi presentase ketuntasan belajar klasikal 53%. Melihat hasil siklus I,


(6)

yang kurang sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka perlu diadakan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan dua kali pertemuan satu kali pertemuan proses belajar mengajar yaitu pertemuan pertama pada tanggal 31 oktober 2013 sedangkan pertemuan keduanya yaitu pemberian tes hasil belajar pada tanggal 07 september 2013 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit untuk tiap pertemuan. Pada siklus ini diterapkan model pembelajaran berbasis masalah dan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanan pembelajaran (RPP). Pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru yang ditunjuk sebagai observer mengamati aktivitas siswa dan guru menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan.

Berdasarkan data observasi aktivitas siswa dapat dilihat, secara umum aspek yang diamati menunjukkan bahwa aktifitas siswa untuk tindakan siklus II persentasinya sudah mencapai mencapai 93%. Hal ini menunjukkan taraf keberhasilan sikap positif siswa menurut pengamatan berada dalam kategori sangat baik. Terutama nilai-nilai Pancasila yang berkaitan sikap sosial siswa dan agama dalam kehidupan sehari-hari banyak menunjukkan sikap positif sangat baik, baik di lingkungan sekolah dan masyarakat setempat.

Data hasil observasi terlihat bahwa hasil observasi aktivitas guru pada kegiatan belajar mengajar berlangsung dan beberapa aspek sudah sangat baik namun ada beberapa aspek masih berada dalam kategori baik. Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pertemuan pertama siklus II, skor yang diperoleh sebesar 54 dari skor maksimal 60 sehingga presentase skor yang diperoleh mencapai 90%. Hasil tes yang diperoleh pada pada siklus II yakni dengan banyaknya siswa yang tuntas belajar 19 siswa dengan presentase ketuntasan klasikal mencapai 54 sangat baik dengan presentase 90% yang tuntas belajar dalam pembelajaran berbasis masalah kepada siswa, dalam masalah lingkungan sosial dan kehidupan dalam beragama yang berkaitan dengan konstitusi dalam kehidupan sehari-hari


(7)

Siklus II guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki kekurangan pada siklus I, sehingga pada siklus ini siswa semakin siap menerima pelajaran, semakin memperhatikan informasi yang disampaikan, sehingga intensitas menjawab pertanyaan guru sudah lebih aktif dalam kelompok.

Adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus ini berpengaruh langsung pada hasil belajar siswa, di mana skor tertinggi setiap siswa mencapai nilai 100 oleh 10 orang siswa dan skor terendah 95 oleh 10 orang siswa. Meskipun kesepuluh siswa tersebut memperoleh nilai terendah 95 akan tetapi sudah memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan sehingga pada siklus II ini semua siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran dengan menggunakan metode berbasis masalah di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Marawola. Dan pertumbuhan sikap siswa mengalami perubahan yaitu siswa menjadi lebih tenang dan tidak berbuat gaduh, siswa tidak lagi membebankan semua pekerjaan kelompok kepada teman kelompok yang paham materi.

Semua aspek kegiatan guru dan aktivitas siswa pada siklus II dinilai baik bahkan ada yang dinilai sangat baik, hal ini berpengaruh aktivitas belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus ini, di mana persentase aktivitas siswa mencapai 93% dan dan hasil observasi aktivitas guru mencapai 90%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II, dan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn sudah semakin baik hal ini diperkuat dengan perubahan sikap perilaku siswa yaitu : 1) Siswa semakin bersemangat mengikuti pembelajaran PKn dan sungguh sungguh dalam belajar, 2) siswa mampu menyelesaikan tugas kelompok dengan baik dan tepat waktu, 3) siswa berpatisipasi aktif dalam diskusi kelompok. Sikap belajar yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap belajar yang negatif (Djaali, 2007:114)9.

9.


(8)

IV. PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah sebagai gambaran pelaksanaannya yang diuraikan pada bagian hasil di atas, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah tersebut di mana bentuk pembelajarannya dilakukan berbentuk pembelajaran kelompok artinya dalam proses pembelajaran ini dibentuk kelompok belajar siswa sebagaimana yang terdapat pada langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Marawola, dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah serta materi sub pokok bahasan yang dibahas yaitu “Sikap positif terhadap

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari”, pada pertemuan siklus 1 di mana guru dan siswa akan membahas pokok permasalahan yaitu bagaimana menampilkan sikap perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah. Penelitian tindakan kelas siklus 1 ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, di pertemuan pertama membahas dan menjelaskan tentang materi dan dipertemuan yang kedua pada session terakhir tatap muka dilakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran yaitu memberikan soal tes tindakan kelas kepada siswa sebanyak lima nomor soal yang berbentuk essay. Hasil tes tindakan kelas ini dapat dijadikan alat ukur untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa dan apakah sikap positif siswa tersebut dapat dibangun dalam kegiatan belajar mengajar.

Menyikapi hasil pelaksanaan tes tindakan siklus 1 pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran PKn di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Marawola. Nampak pembelajaran tersebut dapat mengetahui arah kegiatan pembelajaran sehingga memungkinkan tercapainya sikap positif siswa meskipun masih kurang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, yang telah diuraikan di atas, menyebabkan aktivitas belajar siswa kurang maksimal. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, hanya diperoleh presentase 53% sedangkan hasil observasi aktivitas guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh presentase hanya mencapai 46%,


(9)

menyebabkan penelitian tindakan pada siklus 1 belum mencapai standar ketuntasan. Siswa yang belum tuntas disebabkan aktivitas belajar siswa kurang aktif, seperti mengajukan dan menjawab pertanyaan, pada siklus I ini belum terjadi aktivitas kerjasama dalam kelompok. Selain disebabkan oleh aktivitas siswa yang belum efektif, rendahnya hasil belajar dapat pula disebabkan oleh aktivitas guru. Seperti aktivitas guru pada siklus I masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran masih kurang. Banyaknya siswa yang tidak tuntas, secara tidak langsung mempengaruhi presentase ketuntasan belajar klasikal 53%.

Melihat hasil siklus I, yang kurang sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka perlu diadakan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Oleh karena itu, dilakukan refleksi tindakan yang kemudian menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan siklus II. Siklus II guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki kekurangan pada siklus I, sehingga pada siklus ini siswa semakin siap menerima pelajaran, semakin memperhatikan informasi yang disampaikan, sehingga intensitas menjawab pertanyaan guru sudah lebih aktif dalam kelompok.

Adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus ini berpengaruh langsung pada hasil belajar siswa, dimana skor tertinggi setiap siswa mencapai nilai 100 oleh 10 orang siswa dan skor terendah 95 oleh 10 orang siswa. Meskipun kesepuluh siswa tersebut memperoleh nilai terendah 95 akan tetapi sudah memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan sehingga pada siklus II ini semua siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran dengan menggunakan metode berbasis masalah di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Marawola. Dan pertumbuhan sikap siswa mengalami perubahan yaitu siswa menjadi lebih tenang dan tidak berbuat gaduh, siswa tidak lagi membebankan semua pekerjaan kelompok kepada teman kelompok yang paham materi.

Semua aspek kegiatan guru dan aktivitas siswa pada siklus II dinilai baik bahkan ada yang dinilai sangat baik, hal ini berpengaruh aktivitas belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus ini, di mana persentase aktivitas siswa mencapai 93% dan dan hasil observasi aktivitas guru mencapai 90%. Hal ini menunjukkan


(10)

bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II, dan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn sudah semakin baik hal ini diperkuat dengan perubahan sikap perilaku siswa yaitu : 1) Siswa semakin bersemangat mengikuti pembelajaran Pkn dan sungguh sungguh dalam belajar, 2) siswa mampu menyelesaikan tugas kelompok dengan baik dan tepat waktu, 3) siswa berpatisipasi aktif dalam diskusi kelompok. Sikap belajar yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap belajar yang negatif (Djaali, 2007:114)10.

Jadi berdasarkan pengamatan, saat pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1, kerjasama dalam kelompok terlihat belum optimal. Hal tersebut terlihat dari masih banyaknya siswa yang kurang serius atau gaduh didalam kelas, masih ada siswa yang diam saat teman kelompoknya melakukan diskusi dalam penyelesaian tugas dan masih ada siswa hanya menunggu jawaban dari temannya sedangkan ia sendiri hanya bercanda saat temannya melakukan diskusi.

Pada pembelajaran siklus II sikap siswa saat melakukan diskusi terlihat lebih terarah dan optimal. Hal tersebut ditunjukkan siswa dengan tidak ada lagi siswa yang membebankan semua tugas kelompok kepada teman dalam kelompoknya. Suara gaduh pun lebih berkurang dibandingkan saat pembelajaran siklus 1, siswa juga lebih fokus dalam penyelesaian tugas dan tepat pada waktunya bahkan ada yang mampu menyelesaikannya sebelum waktu habis. Hal tersebut menunjukkan tumbuhnya sikap positif dalam pembelajaran PKn melalui metode pembelajaran berbasis masalah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh penulis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan yaitu Penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran PKn materi “nilai-nilai Pancasila” dapat menumbuhkan sikap positif siswa di kelas VIIIASMPN 2 Marawola.

10.


(11)

Hal ini dapat dilihat dari pencapaian ketuntasan yang ditunjang dengan meningkatnya sikap positif siswa. Keadaan ini sangat berbeda sebelum guru menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, di mana selama ini guru hanya mengajar dengan metode ceramah satu arah sehingga sikap positif siswa kurang. Setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran PKn di kelas VIIIASMPN 2 Marawola menunjukkan bahwa sikap positif siswa terhadap pembelajaran PKn mengalami perubahan. Hal ini terlihat pada peningkatan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I, hanya diperoleh persentase 53%, Aktivitas belajar siswa pada siklus II, mengalami peningkatan dengan persentase mencapai 93% sangat baik.

b. Saran

Saran yang dapat disampaikan penulis yaitu Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang telah diterapkan di kelas VIIIASMPN 2 Marawola bisa dijadikan sebagai alternatif pembelajaran PKn untuk menumbuhkan sikap positif siswa. Perlunya penggunaan media pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga dapat merangsang daya fikir dan meningkatkan aktivitas pelaksanaan pembelajaran.


(12)

DAFTAR RUJUKAN

Djaali. 2007.Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara Depdiknas. 2006.KKM KelompokKlasikal.

Santyasa. I Wayan. 2008. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dan PembelajaranKooperatif.[Online].Tersedia:http://blog.unila.ac.id/iwayansan tyasa/files/2009/09/makalah_ar-pbl-2008.pdf. [Tanggal 05 desember 2013]. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Usman HB. 2005. Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. Palu: Universitas Tadulako.


(1)

Siklus II guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki kekurangan pada siklus I, sehingga pada siklus ini siswa semakin siap menerima pelajaran, semakin memperhatikan informasi yang disampaikan, sehingga intensitas menjawab pertanyaan guru sudah lebih aktif dalam kelompok.

Adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus ini berpengaruh langsung pada hasil belajar siswa, di mana skor tertinggi setiap siswa mencapai nilai 100 oleh 10 orang siswa dan skor terendah 95 oleh 10 orang siswa. Meskipun kesepuluh siswa tersebut memperoleh nilai terendah 95 akan tetapi sudah memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan sehingga pada siklus II ini semua siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran dengan menggunakan metode berbasis masalah di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Marawola. Dan pertumbuhan sikap siswa mengalami perubahan yaitu siswa menjadi lebih tenang dan tidak berbuat gaduh, siswa tidak lagi membebankan semua pekerjaan kelompok kepada teman kelompok yang paham materi.

Semua aspek kegiatan guru dan aktivitas siswa pada siklus II dinilai baik bahkan ada yang dinilai sangat baik, hal ini berpengaruh aktivitas belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus ini, di mana persentase aktivitas siswa mencapai 93% dan dan hasil observasi aktivitas guru mencapai 90%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II, dan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn sudah semakin baik hal ini diperkuat dengan perubahan sikap perilaku siswa yaitu : 1) Siswa semakin bersemangat mengikuti pembelajaran PKn dan sungguh sungguh dalam belajar, 2) siswa mampu menyelesaikan tugas kelompok dengan baik dan tepat waktu, 3) siswa berpatisipasi aktif dalam diskusi kelompok. Sikap belajar yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap belajar yang negatif (Djaali, 2007:114)9.

9.


(2)

IV. PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah sebagai gambaran pelaksanaannya yang diuraikan pada bagian hasil di atas, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah tersebut di mana bentuk pembelajarannya dilakukan berbentuk pembelajaran kelompok artinya dalam proses pembelajaran ini dibentuk kelompok belajar siswa sebagaimana yang terdapat pada langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Marawola, dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah serta materi sub pokok bahasan yang dibahas yaitu “Sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan sehari-hari”, pada pertemuan siklus 1 di mana guru dan siswa akan membahas pokok permasalahan yaitu bagaimana menampilkan sikap perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah. Penelitian tindakan kelas siklus 1 ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, di pertemuan pertama membahas dan menjelaskan tentang materi dan dipertemuan yang kedua pada session terakhir tatap muka dilakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran yaitu memberikan soal tes tindakan kelas kepada siswa sebanyak lima nomor soal yang berbentuk essay. Hasil tes tindakan kelas ini dapat dijadikan alat ukur untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa dan apakah sikap positif siswa tersebut dapat dibangun dalam kegiatan belajar mengajar.

Menyikapi hasil pelaksanaan tes tindakan siklus 1 pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran PKn di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Marawola. Nampak pembelajaran tersebut dapat mengetahui arah kegiatan pembelajaran sehingga memungkinkan tercapainya sikap positif siswa meskipun masih kurang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, yang telah diuraikan di atas, menyebabkan aktivitas belajar siswa kurang maksimal. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, hanya diperoleh presentase 53% sedangkan hasil observasi aktivitas guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh presentase hanya mencapai 46%,


(3)

menyebabkan penelitian tindakan pada siklus 1 belum mencapai standar ketuntasan. Siswa yang belum tuntas disebabkan aktivitas belajar siswa kurang aktif, seperti mengajukan dan menjawab pertanyaan, pada siklus I ini belum terjadi aktivitas kerjasama dalam kelompok. Selain disebabkan oleh aktivitas siswa yang belum efektif, rendahnya hasil belajar dapat pula disebabkan oleh aktivitas guru. Seperti aktivitas guru pada siklus I masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran masih kurang. Banyaknya siswa yang tidak tuntas, secara tidak langsung mempengaruhi presentase ketuntasan belajar klasikal 53%.

Melihat hasil siklus I, yang kurang sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka perlu diadakan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Oleh karena itu, dilakukan refleksi tindakan yang kemudian menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan siklus II. Siklus II guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki kekurangan pada siklus I, sehingga pada siklus ini siswa semakin siap menerima pelajaran, semakin memperhatikan informasi yang disampaikan, sehingga intensitas menjawab pertanyaan guru sudah lebih aktif dalam kelompok.

Adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus ini berpengaruh langsung pada hasil belajar siswa, dimana skor tertinggi setiap siswa mencapai nilai 100 oleh 10 orang siswa dan skor terendah 95 oleh 10 orang siswa. Meskipun kesepuluh siswa tersebut memperoleh nilai terendah 95 akan tetapi sudah memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan sehingga pada siklus II ini semua siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran dengan menggunakan metode berbasis masalah di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Marawola. Dan pertumbuhan sikap siswa mengalami perubahan yaitu siswa menjadi lebih tenang dan tidak berbuat gaduh, siswa tidak lagi membebankan semua pekerjaan kelompok kepada teman kelompok yang paham materi.

Semua aspek kegiatan guru dan aktivitas siswa pada siklus II dinilai baik bahkan ada yang dinilai sangat baik, hal ini berpengaruh aktivitas belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus ini, di mana persentase aktivitas siswa mencapai 93% dan dan hasil observasi aktivitas guru mencapai 90%. Hal ini menunjukkan


(4)

bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II, dan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn sudah semakin baik hal ini diperkuat dengan perubahan sikap perilaku siswa yaitu : 1) Siswa semakin bersemangat mengikuti pembelajaran Pkn dan sungguh sungguh dalam belajar, 2) siswa mampu menyelesaikan tugas kelompok dengan baik dan tepat waktu, 3) siswa berpatisipasi aktif dalam diskusi kelompok. Sikap belajar yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap belajar yang negatif (Djaali, 2007:114)10.

Jadi berdasarkan pengamatan, saat pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1, kerjasama dalam kelompok terlihat belum optimal. Hal tersebut terlihat dari masih banyaknya siswa yang kurang serius atau gaduh didalam kelas, masih ada siswa yang diam saat teman kelompoknya melakukan diskusi dalam penyelesaian tugas dan masih ada siswa hanya menunggu jawaban dari temannya sedangkan ia sendiri hanya bercanda saat temannya melakukan diskusi.

Pada pembelajaran siklus II sikap siswa saat melakukan diskusi terlihat lebih terarah dan optimal. Hal tersebut ditunjukkan siswa dengan tidak ada lagi siswa yang membebankan semua tugas kelompok kepada teman dalam kelompoknya. Suara gaduh pun lebih berkurang dibandingkan saat pembelajaran siklus 1, siswa juga lebih fokus dalam penyelesaian tugas dan tepat pada waktunya bahkan ada yang mampu menyelesaikannya sebelum waktu habis. Hal tersebut menunjukkan tumbuhnya sikap positif dalam pembelajaran PKn melalui metode pembelajaran berbasis masalah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh penulis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan yaitu Penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran PKn materi “nilai-nilai Pancasila” dapat menumbuhkan sikap positif siswa di kelas VIIIASMPN 2 Marawola.

10.


(5)

Hal ini dapat dilihat dari pencapaian ketuntasan yang ditunjang dengan meningkatnya sikap positif siswa. Keadaan ini sangat berbeda sebelum guru menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, di mana selama ini guru hanya mengajar dengan metode ceramah satu arah sehingga sikap positif siswa kurang. Setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran PKn di kelas VIIIASMPN 2 Marawola menunjukkan bahwa sikap positif siswa terhadap pembelajaran PKn mengalami perubahan. Hal ini terlihat pada peningkatan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I, hanya diperoleh persentase 53%, Aktivitas belajar siswa pada siklus II, mengalami peningkatan dengan persentase mencapai 93% sangat baik.

b. Saran

Saran yang dapat disampaikan penulis yaitu Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang telah diterapkan di kelas VIIIASMPN 2 Marawola bisa dijadikan sebagai alternatif pembelajaran PKn untuk menumbuhkan sikap positif siswa. Perlunya penggunaan media pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga dapat merangsang daya fikir dan meningkatkan aktivitas pelaksanaan pembelajaran.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Djaali. 2007.Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara Depdiknas. 2006.KKM KelompokKlasikal.

Santyasa. I Wayan. 2008. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dan PembelajaranKooperatif.[Online].Tersedia:http://blog.unila.ac.id/iwayansan tyasa/files/2009/09/makalah_ar-pbl-2008.pdf. [Tanggal 05 desember 2013]. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Usman HB. 2005. Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. Palu: Universitas Tadulako.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMP UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH

0 3 130

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas IV SDN Sitimulyo 02 Kecamatan Pucakwangi

0 2 15

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas XB SMA Negeri 1 Pasangkayu | S | EDU CIVIC 6191 20486 1 PB

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIIIA SMP NEGRI 1 LABUAN | Masdalifa | EDU CIVIC 6194 20498 1 PB

0 1 17

Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas X A pada Pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Marawola dengan Penggunaan Metode Diskusi Kelompok | Tawil | EDU CIVIC 6205 20540 1 PB

0 0 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN REMEDIAL DALAM UPAYA MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 SINDUE | Wirmawati | EDU CIVIC 6210 20560 1 PB

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 02 BAMBALAMOTU | Idris | EDU CIVIC 6161 20385 1 PB

0 0 13

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANAWA Nurdamayanti1 | Nurdamayanti | EDU CIVIC 7299 24337 1 PB

0 0 17

PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS VIII A SMP NEGERI 3 MARAWOLA | Elfira | EDU CIVIC 8879 29137 1 PB

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 1 10