PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 02 BAMBALAMOTU | Idris | EDU CIVIC 6161 20385 1 PB

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE GROUP INVESTIGATION

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 02 BAMBALAMOTU

KABUPATEN MAMUJU UTARA

Faizar Idris1 Muh. Ali Jennah2 Dwi Septiwiharti3

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran PKn. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran PKn. Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII A yang berjumlah 32 orang. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak 2 siklus dengan prosedur penelitian yaitu pra tindakan, rencana tindakan (planning), tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian yaitu lembar observasi guru dan siswa siklus 1 dan 2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I aktivitas guru berada pada ketegori cukup dengan hasil presentase rata-rata yang diperoleh 69,23% Hal ini disebabkan masih kurangnya peran guru dalam membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran, membimbing siswa dalam mengerjakan Lks, dan dorongan agar siswa lebih aktif dan bekerjasama dalam kelompok. partisipasi siswa pada siklus I berada pada ketegori cukup dengan hasil presentase rata-rata yang diperoleh 57,8% karena masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan malu untuk mengemukakan pendapatnya. Pada siklus II aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 85,57% dalam kategori sangat baik ini di karenakan guru sudah dapat membimbing siswa dalam mengikuti pembelajaran investigasi kelompok, dan partisipasi siswa meningkat menjadi 75,5% dalam kategori baik karena hampir semua siswa berpartisipasi dalam pembelajaran investigasi kelompok. Meningkatnya hasil yang di dapatkan pada siklus 1 dan II maka dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa di kelas VIII A pada pembelajaran PKn dengan pokok bahasan konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia dan ketaatan terhadap perundang-undangan nasional.

Kata Kunci: investigasi kelompok, partisipasi siswa, Pembelajaran PKn

1

Penulis adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir:Stambuk a 321 11 006.

2

Pembimbing I 3


(2)

I. PENDAHULUAN

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran di sekolah merupakan serangkain kegiatan yang secara sadar telah terencana. Perencanaan yang baik akan mendukung keberhasilan pembelajaran. Usaha perencanaan pembelajaran diupayakan agar peserta didik memiliki kemampuan maksimum dan meningkatkan motivasi, tantangan dan kepuasan sehingga mampu memenuhi harapan baik oleh guru sebagai pembawa materi maupun siswa sebagai penggarap ilmu pengetahuan.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di SMP Negeri 2 Bambalamotu diketahui bahwa proses pembelajaran menggunakan beberapa metode dan dilengkapi dengan beberapa media pembelajaran. Metode yang diterapkan oleh guru PKn SMP Negeri 2 Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara adalah metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode diskusi. Tetapi metode ini masih belum dapat menumbuhkan mina siswa untuk lebih berpartisipasi di kelas.

Model pembelajaran yang membutuhkan partisipasi aktif siswa menjadi

bagian tidak terpisahkan dari pembelajaran sesuai paradigma pembelajaran yang

dikembangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Beberapa metode

yang telah diterapkan dalam Pembelajaran di SMP Negeri2 Bambalamotu di

antaranya metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi dan pemberian

tugas yang telah diterapkan, namun masih menunjukkan rendahnya partisipasi

siswa, maka pada penelitian tindakan kelas ini modelpembelajaran group

investigation dapat dijadikan sebuah alternatif pembelajaran untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa. Mengajar dengan menggunakan pembelajaran yang


(3)

media pembelajaran sangat penting. Proses pembelajaran tidak boleh monoton

tapi harus kreatif. Ini tentunya guru haru selalu senantiasa melakukan

pengembangan diri, dengan berbagai hal seperti seminar, maupun

pelatihan-pelatihan.

Selain dari faktor aktivitas siswa yang menjadi kelemahan dalam proses

pembelajaran, penggunaan metode ceramah yang masihdigunakandalam proses

pembelajaran juga mempengaruhi proses pembelajran tersebut. Hal ini akan

berdampak pada hasil belajar siswa karena metode ini proses komunikasinya

banyak terpusat hanya kepada guru, siswa banyak berperan sebagai pendengar

setiasaja. Guru tidak dapat memperhatikan aktivitas siswa dan keterampilan siswa

pada saat pembelajaran karena mereka sibuk menjelaskan di depan Kelas.

Tampaknya hal ini terjadi karena para guru beranggapan bahwa materi lebih

mudah disampaikan dengan metode ceramah, tanpa mempertimbangkan dan

memperhatikan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Dengan metode

ini guru dalam penyampaian materi kurang mendapat respon yang positif dari

siswa, sehingga siswa kurang aktif berpikir, yang berdampak pada hasil belajar

siswa yang relatif rendah.

Mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut, maka diperlukan strategi

pembelajaran yang tepat dan dapat memotivasi siswa untuk belajar serta

memahami materi. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun

pemahamannya terhadap konsep materi yang dipelajari melalui latihan-latihan

yang di lakukan sehingga dapat dipahami dengan baik dan pengetahuan yang


(4)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan

penelitian tindakan kelas. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipegroup investigation yang dapat mendorong partisipasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran, oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul

“Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Group Investigation untuk

Meningkatkan Partisipasi Belajar dalam Pembelajaran PKn Siswa Kelas VIII A

SMP Negeri 2 Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara”.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menerapkan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahapan yang bersiklus tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan 3) observasi dan 4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 2 Bambalamotu Kecamatan Mamuju Utara semester ganjil pada tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Bambalamotu Kecamatan Mamuju Utara sebanyak 29 siswa yang terdiri dari 19 putra dan 10 putri yang mengikuti mata pelajaran PPKn pada materi Pokok Konstitusi Yang Pernah Berlaku di Indonesia dan korupsi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa lembar observasi (a) Aktivitas guru, dan (b) aktivitas siswa. Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini adalah diperoleh dari kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru PPKn dengan menggunakan model pembelajarangroup investigation dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan model pembelajarangroup investigation, dengan menggunakan teknik penilaian sebagai berikut :

Presentase Nilai Hasil Observasi =Skor yang diperoleh

Skor Maksimum × 100

(Kasbolah,1998:56).4

4


(5)

Keberhasilan proses pembelajaran minimal baik, dengan kriteria taraf keberhasilan sebagai berikut :

o 85% - 100% sangat baik o 70% - 84% baik

o 55% - 69% cukup o < 55% kurang

Analisis data kualitatif menurut Miles & Huberman (1992:16)5

menyebutkan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian atau paparan, verivikasi data

atau kesimpulan hasil data.

1) Reduksi Data

Reduksi data adalah mengumpulkan, menyelesaikan, menyederhanakan dan

merangkum data yang diperoleh sejak awal sampai akhir pengumpulan data. Data

yang akan dikumpulkan berupa hasil pengamatan aktivitas peserta didik, hasil

pengamatan guru, menyelesaikan nilai aktivitas belajar peserta didik dan

merangkum seluruh catatan setiap gejala perubahan peserta didik dan guru.

2.) Penyajian Data

Penyajian data adalah dilakukan dengan cara menyusun data hasil reduksi

secara sederhana agar mudah menarik kesimpulan.

3.) Verivikasi

Verivikasi data merupakan kesimpulan data yang diperoleh dari penyajian

data dalam bentuk pernyataan kalimat atau informaasi yang singkat dan jelas.

5


(6)

Indikator keberhasilan kinerja dapat dilihat dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar obsevasi partisipasi siswa. Penelitian ini dikatakan berhasil jika aktivitas guru dan aktivitas siswa berada dalam kategori baik.

III. HASIL

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada 2 siklus dan tiap siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 12 Agustus sampai dengan 19 Agustus 2015 semester ganjil. Aspek yang diteliti pada tahap ini yaitu: (1) hasil observasi guru, (2) hasil observasi siswa, (3) hasil penilaian kemampua n siswa memecahkan maslah, (4) refleksi.

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1) Hasil Analisis Lembar Observasi Guru Siklus I

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktivitas guru pada tabel 4.1

diatas, bahwa dalam menerapkan model pembelajaran group investigation yang

diperoleh jumlah skor 23 dari jumlah skor maksimal 32. Hasil perolehan data

diperoleh persentase nilai 71,87%. Melihat kriteria taraf keberhasilan tindakan

siklus I, maka aktivitas guru berada dalam kategori baik.

2) Hasil Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus I

Partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation diukur dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan peneliti, observer mengisi lembar observasi siswa tersebut. Berdasarkan hasil persentase tersebut dari 29 orang siswa yang mengikuti proses pembelajaran di ketahui 9 orang siswa berada pada kategori penilaian baik, 16 orang siswa berada pada kategori penilaian cukup dan 4 orang siswa masih berada pada kategori penilaian kurang.

3) Refleksi Siklus I

Beranjak dari pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I maka ada beberapa aspek yang perlu dianalisis karena pada pelaksanaan siklus I masih terdapat aspek-aspek yang perlu di perbaiki dalam penelitian ini yaitu :


(7)

a) Guru

1. Guru harus lebih memperjelas tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.

2. Kemampuan guru untuk memberikan motivasi kepada siswa, agar siswa tertarik mengikuti pelajaran dan berani mengajukan pertanyaan sehingga siswa lebih aktif dalam belajar.

3. Kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa kedalam kelompok sesuai dengan model pembelajaran group investigation.

4. Kemampuan guru dalam membimbing kelompok pada saat menyimpulkan tugas.

b) Siswa

1. partisipasi bertanya siswa. 2. partisipasi menjawab siswa. 3. partisipasi dalam kelompok.

4. menyimpulkan materi di akhir pertemuan.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tahapan bersiklus dan tiap siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 11 November 2015 dan 18 November 2015 dengan pokok bahasan korupsi. Aspek yang diteliti pada tahap ini yaitu: (1) hasil observasi guru, (2) hasil observasi siswa, (3) refleksi.

1) Hasil Observasi Guru Siklus II

Salah satu aspek yang dinilai dalam kegiatan pembelajaran yaitu aktivitas guru. Untuk mengetahui kinerja guru dalam mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi guru, observer mengisi lembar observasi guru tersebut. Setelah dilakukan penelitian, peneliti bersama observer menghitung seberapa besar presentase yang diperoleh yaitu jumlah skor yang diperoleh 29 dari skor maksimal 32, sehingga diperoleh persentase 90,62%. Berdasarkan hasil persentase tersebut


(8)

menunjukkan bahwa kenerja guru untuk tindakan siklus II tergolong kategori sangat baik

2) Hasil Observasi Siswa Siklus II

Mengetahui partisipasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation, peneliti menyiapkan lembar observasi siswa, observer mengisi lembar observasi siswa tersebut. Setelah dilakukan penelitian, peneliti menghitung seberapa besar persentase partisipasi siswa yang diperoleh yaitu dari 29 orang siswa yang mengikuti proses pembelajaran 7 orang siswa nilai persentasinya berada pada kategori sangat baik, 8 orang siswa berada dikategori mampu, 11 orang siswa berada dikategori cukup mampu, dan 3 orang siswa berada pada kategori kurang mampu. Dari hasil observasi diatas, memberikan gambaran pada peneliti bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II memberikan hasil yang lebih baik dari siklus I. .

3) Refleksi Siklus II

Setelah perbaikan pada aspek-spek yang menjadi kekurangan penelitian ini maka melihat dari hasil observasi siklus II menunjukan adanya peningkatan beberapa aspek dengan menigkatnya persentase dari aspek kegiatan.

IV. PEMBAHASAN

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan salah

satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa

pada pembelajaran PKn, hal ini terbukti sesuai dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan. Data aktivitas guru dan partisipasi siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung diperoleh dari hasil observasi berdasarkan lembar observasi

aktivitas guru dan partisipasi siswa beserta rubriknya.

Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti memberikan penjelasan bahwa

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan adalah kegiatan pembelajaran dengan


(9)

menjelaskan bahwa dalam kegiatan pembelajaran akan menggunakan Lembar

Kerja siswa (LKS). LKS tersebut dikerjakan secara berkelompok kemudian

jawaban yang telah diperoleh didiskusikan dengan anggota kelompok. Dalam

diskusi kelompok setiap siswa harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran

agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Peneliti menjelaskan bahwa

dengan diskusi kelompok akan melatih kemampuan berkomunikasi, meyampaikan

pendapat, dan bekerja sama dengan orang lain, sehingga nantinya akan

bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, aktivitas guru

dan partisipasi siswa adalah data penunjang dalam mengamati partisipasi siswa

dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajarangroup investigation

pada pokok bahasan konstitusi yang pernah berlaku di indonesia dan korupsi.

Penerapan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan aktivitas

guru dengan hasil persentase pada siklus I 71,87%,sedangkan pada siklus II

meningkat menjadi90,62% dengan hasil rata-rata 81,24% dalam kategori mampu.

Hal ini sejalan dengan aktivitas siswa yang juga mengalami peningkatan pada

siklus I jumlah siswa yaitu 29 orang, dengan aspek penilaian yaitu partisipasi

bertanya 14 orang siswa yang memiliki partisipasi yang baik dan 15 orang siswa

memiliki partisipasi cukup. Partisipasi menjawab hanya ada 4 orang siswa

partisipasi yang sangat baik, 10 orang siswa yang memiliki partisipasi yang baik,

14 orang siswa yang memiliki partisipasi cukup dan 1 orang siswa memiliki

partisipasi kurang. Partisipasi dalam kelompok hanya ada 2 orang siswa yang


(10)

partisipasi baik dan 9 orang siswa yang memiliki partisipasi yang cukup.

Menyimpulkan materi diakhir pertemuan 16 orang siswa memiliki partisipasi

yang baik dan 13 orang siswa yang memiliki partisipasi yang cukup.

Pelaksanaan proses pembelajaran PKn melalui model pembelajaran group

investigationpada siklus II ini sudah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada

lembar pengamatan partisipasi belajar siswa, dari keseluruhan jumlah siswa yaitu

29 orang. Dari ke empat aspek penilaian diantaranya yaitu partisipasi bertanya, 6

orang siswa sudah memiliki partisipasi yang sangat baik, 19 orang siswa memiliki

partisipasi baik dan 4 orang siswa memiliki partisipasi cukup. Partisipasi

menjawab 5 orang siswa diantaranya sudah memiliki partisipasi sangat baik, 13

orang siswa memiliki partisipasi baik dan 11 orang siswa memiliki partisipasi

cukup. Partisipasi dalam kelompok 4 orang siswa sudah memiliki partisipasi

sangat baik, 21 orang siswa memiliki partisipasi baik dan 4 orang siswa memiliki

partisipasi cukup. Menyimpulkan materi diakhir pertemuan 3 orang siswa

diantaranya sudah memiliki partisipasi sangat baiki, 21 orang siswa sudah

memiliki partisipasi yang baik dan 5 orang siswa sudah memiliki partisipasi yang

cukup. yang menunjukkan hasil positif. Hal ini senada dengan teori Iskandar

(2009:86-87)6:

“Kemampuan berpikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif,kritis dan kreatif yang berorientasi pada suatu proses intelektual yang melibatkan pembentukan konsep (concptualizing), aplikasi,analisis, menilai informasi yang terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan”.

6


(11)

Pada kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan ini sesuai dengan

pembelajaran model pembelajarangroup investigation yang dalam pelaksanaanya

disusun sebagai sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi

dengan pengalaman bekerja sama dan membuat keputusan atau bertanggung

jawab terhadap kelompok serta memberikan kesempatan pada siswa untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang memiliki latar belakang dan

kemampuan berbeda. Jadi, dalam pembelajaran dengan metode group

investigation (investigasi kelompok) peserta didik belajar mencari dan

menemukan informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas.

Hal ini mendukung dengan adanya aktivitas guru. Pada kegiatan belajar mengajar

pada siklus I dan siklus II kemampuan siswa yang diamati semakin menunjukkan

peningkatan terhadap kategori penilaian.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok–kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan anggota kelompok, baik secara individual, maupun secara kelompok. Mudyahardjo (2002:17)7

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu

7


(12)

peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Agus Suprijono (2009:54).8

Ibrahim dalam(Tukiran2013:60)9 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompoknya secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah.

3) Bila mana mungkin, berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.

4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan

Simpulan rangkaian penelitian yang dilaksanakan ini adalah :

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumya, maka

penerapa model pembelajaran group investigation dapat disimpulkan bahwa

dapat meningkatkan partisipasi siswa, hal ini dapat ditunjukkan melalui empat

aspek penilaian yaitu partisipasi bertanya, partisipasi menjawab, partisipasi dalam

kelompok dan menyimpulkan materi pembelajaran di akhir pertemuan. Diketahui

pada siklus I terdapat 9 orang siswa berada pada kategori penilaian baik, 16 orang

siswa berada pada kategori penilaian cukup dan 4 orang siswa masih berada pada

kategori penilaian kurang. Selanjutnya pada siklus II 7 orang siswa sudah berada

pada kategori penilaian sangat baik, 8 orang siswa sudah berada pada kategori

baik, 11 pada kategori cukup dan 3 orang siswa yang berada pada kategori kurang.

Berdasarkan suklus I dan II dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran

8

Agus Suprijono.2009. cooperative learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yokyakarta: Pustaka Belajar.

9


(13)

group investigation sangat cocok diterapkan dalam proses pembelajaran PKn

disekolah SMP Negeri 2 Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara guna dalam

meningkatkan partisipasi belajar siswa.

2) Saran

Agar siswa merasa senang dan tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran

hendaknya digunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam

kegiatan pembelajaran, karena dengan adanya keaktifan siswa akan semakin

merasa termotivasi dalam belajar sehingga berdampak pada aktivitas belajar siswa

DAFTAR RUJUKAN

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan pertama, Ciputat :Gaung Persada Press.

Kasbolah, K. (1998).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Miles dan Huberman. (1992), Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia

Tukiran Taniredja dkk. 2013. penelitian tindakan kelas. bandung: Alvabeta, Cv

Mudyahardjo.2002. pengantar pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo persada.

Agus Suprijono.2009. cooperative learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yokyakarta: Pustaka Belajar.


(1)

menunjukkan bahwa kenerja guru untuk tindakan siklus II tergolong kategori sangat baik

2) Hasil Observasi Siswa Siklus II

Mengetahui partisipasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation, peneliti menyiapkan lembar observasi siswa, observer mengisi lembar observasi siswa tersebut. Setelah dilakukan penelitian, peneliti menghitung seberapa besar persentase partisipasi siswa yang diperoleh yaitu dari 29 orang siswa yang mengikuti proses pembelajaran 7 orang siswa nilai persentasinya berada pada kategori sangat baik, 8 orang siswa berada dikategori mampu, 11 orang siswa berada dikategori cukup mampu, dan 3 orang siswa berada pada kategori kurang mampu. Dari hasil observasi diatas, memberikan gambaran pada peneliti bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II memberikan hasil yang lebih baik dari siklus I. .

3) Refleksi Siklus II

Setelah perbaikan pada aspek-spek yang menjadi kekurangan penelitian ini maka melihat dari hasil observasi siklus II menunjukan adanya peningkatan beberapa aspek dengan menigkatnya persentase dari aspek kegiatan.

IV. PEMBAHASAN

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran PKn, hal ini terbukti sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. Data aktivitas guru dan partisipasi siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh dari hasil observasi berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dan partisipasi siswa beserta rubriknya.

Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti memberikan penjelasan bahwa kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan adalah kegiatan pembelajaran dengan kelompok, yaitu dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Peneliti juga


(2)

menjelaskan bahwa dalam kegiatan pembelajaran akan menggunakan Lembar Kerja siswa (LKS). LKS tersebut dikerjakan secara berkelompok kemudian jawaban yang telah diperoleh didiskusikan dengan anggota kelompok. Dalam diskusi kelompok setiap siswa harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Peneliti menjelaskan bahwa dengan diskusi kelompok akan melatih kemampuan berkomunikasi, meyampaikan pendapat, dan bekerja sama dengan orang lain, sehingga nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, aktivitas guru dan partisipasi siswa adalah data penunjang dalam mengamati partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajarangroup investigation

pada pokok bahasan konstitusi yang pernah berlaku di indonesia dan korupsi. Penerapan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan aktivitas guru dengan hasil persentase pada siklus I 71,87%,sedangkan pada siklus II meningkat menjadi90,62% dengan hasil rata-rata 81,24% dalam kategori mampu. Hal ini sejalan dengan aktivitas siswa yang juga mengalami peningkatan pada siklus I jumlah siswa yaitu 29 orang, dengan aspek penilaian yaitu partisipasi bertanya 14 orang siswa yang memiliki partisipasi yang baik dan 15 orang siswa memiliki partisipasi cukup. Partisipasi menjawab hanya ada 4 orang siswa partisipasi yang sangat baik, 10 orang siswa yang memiliki partisipasi yang baik, 14 orang siswa yang memiliki partisipasi cukup dan 1 orang siswa memiliki partisipasi kurang. Partisipasi dalam kelompok hanya ada 2 orang siswa yang memiliki kemampuan partisipasi yang sangat baik, 18 orang siswa yang memiliki


(3)

partisipasi baik dan 9 orang siswa yang memiliki partisipasi yang cukup. Menyimpulkan materi diakhir pertemuan 16 orang siswa memiliki partisipasi yang baik dan 13 orang siswa yang memiliki partisipasi yang cukup.

Pelaksanaan proses pembelajaran PKn melalui model pembelajaran group investigationpada siklus II ini sudah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada lembar pengamatan partisipasi belajar siswa, dari keseluruhan jumlah siswa yaitu 29 orang. Dari ke empat aspek penilaian diantaranya yaitu partisipasi bertanya, 6 orang siswa sudah memiliki partisipasi yang sangat baik, 19 orang siswa memiliki partisipasi baik dan 4 orang siswa memiliki partisipasi cukup. Partisipasi menjawab 5 orang siswa diantaranya sudah memiliki partisipasi sangat baik, 13 orang siswa memiliki partisipasi baik dan 11 orang siswa memiliki partisipasi cukup. Partisipasi dalam kelompok 4 orang siswa sudah memiliki partisipasi sangat baik, 21 orang siswa memiliki partisipasi baik dan 4 orang siswa memiliki partisipasi cukup. Menyimpulkan materi diakhir pertemuan 3 orang siswa diantaranya sudah memiliki partisipasi sangat baiki, 21 orang siswa sudah memiliki partisipasi yang baik dan 5 orang siswa sudah memiliki partisipasi yang cukup. yang menunjukkan hasil positif. Hal ini senada dengan teori Iskandar (2009:86-87)6:

“Kemampuan berpikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif,kritis dan kreatif yang berorientasi pada suatu proses intelektual yang melibatkan pembentukan konsep (concptualizing), aplikasi,analisis, menilai informasi yang terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan”.

6


(4)

Pada kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan ini sesuai dengan pembelajaran model pembelajarangroup investigation yang dalam pelaksanaanya disusun sebagai sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi dengan pengalaman bekerja sama dan membuat keputusan atau bertanggung jawab terhadap kelompok serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang memiliki latar belakang dan kemampuan berbeda. Jadi, dalam pembelajaran dengan metode group investigation (investigasi kelompok) peserta didik belajar mencari dan menemukan informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Hal ini mendukung dengan adanya aktivitas guru. Pada kegiatan belajar mengajar pada siklus I dan siklus II kemampuan siswa yang diamati semakin menunjukkan peningkatan terhadap kategori penilaian.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok–kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan anggota kelompok, baik secara individual, maupun secara kelompok. Mudyahardjo (2002:17)7

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu

7


(5)

peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Agus Suprijono (2009:54).8

Ibrahim dalam(Tukiran2013:60)9 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompoknya secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah.

3) Bila mana mungkin, berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.

4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan

Simpulan rangkaian penelitian yang dilaksanakan ini adalah :

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumya, maka penerapa model pembelajaran group investigation dapat disimpulkan bahwa dapat meningkatkan partisipasi siswa, hal ini dapat ditunjukkan melalui empat aspek penilaian yaitu partisipasi bertanya, partisipasi menjawab, partisipasi dalam kelompok dan menyimpulkan materi pembelajaran di akhir pertemuan. Diketahui pada siklus I terdapat 9 orang siswa berada pada kategori penilaian baik, 16 orang siswa berada pada kategori penilaian cukup dan 4 orang siswa masih berada pada kategori penilaian kurang. Selanjutnya pada siklus II 7 orang siswa sudah berada pada kategori penilaian sangat baik, 8 orang siswa sudah berada pada kategori baik, 11 pada kategori cukup dan 3 orang siswa yang berada pada kategori kurang. Berdasarkan suklus I dan II dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran 8

Agus Suprijono.2009. cooperative learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yokyakarta: Pustaka Belajar.

9


(6)

group investigation sangat cocok diterapkan dalam proses pembelajaran PKn disekolah SMP Negeri 2 Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara guna dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa.

2) Saran

Agar siswa merasa senang dan tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran hendaknya digunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan adanya keaktifan siswa akan semakin merasa termotivasi dalam belajar sehingga berdampak pada aktivitas belajar siswa

DAFTAR RUJUKAN

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan pertama, Ciputat :Gaung Persada Press.

Kasbolah, K. (1998).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Miles dan Huberman. (1992), Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia

Tukiran Taniredja dkk. 2013. penelitian tindakan kelas. bandung: Alvabeta, Cv Mudyahardjo.2002. pengantar pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo persada.

Agus Suprijono.2009. cooperative learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yokyakarta: Pustaka Belajar.


Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbasis lingkungan untuk meningkatkan aktivitas belajar ipa pada siswa kelas iv sd ne

0 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 16

Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Mepanga Melalui Model Pembelajaran Role Playing Pada Mata Pelajaran PKn | AGUS | EDU CIVIC 6168 20413 1 PB

0 0 14

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas XB SMA Negeri 1 Pasangkayu | S | EDU CIVIC 6191 20486 1 PB

0 0 15

PENERAPAN COOPERATIF LEARNING TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL PADA PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII a SMP NEGERI 1 PASANGKAYU | Afandi | EDU CIVIC 6184 20464 1 PB

0 0 11

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS X TKJ A SMK NEGERI 1 BIROMARU | Sigarlaki | EDU CIVIC 6193 20494 1 PB

0 0 11

Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Pkn Di Kelas VIIIB SMP Negeri 3 Sindue dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok | ISMAIL | EDU CIVIC 6203 20532 1 PB

0 0 12

PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS VIII A SMP NEGERI 3 MARAWOLA | Elfira | EDU CIVIC 8879 29137 1 PB

0 0 15