S TE 0809162 Chapter3

(1)

3.1 Metode dan Desain Penelitian

(Sugiyono (2011:6) “Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode eksperimen dengan bentuk desain eksperimen Pre-Experimental Design. bentuk One Group Pretest-Posttest Design.

Penelitian dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Design ini memiliki alur penelitian yaitu kelas penelitian diberikan pretest kemudian diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan video sebagai media pembelajaran dan setelah itu diberi posttest.

Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest - Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Tes awal (pretest) dilakukan sebelum digunakannya media video sebagai media pembelajaran.

X : Perlakuan (treatment) pembelajaran dengan menggunakan media video sebagai media pembelajaran.

O2 : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya media video sebagai pembelajaran.


(2)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan SMKN 4 Bogor pada Kompetensi Dasar Menerapkan Fungsi Periferal dan Instalasi PC. Adapun teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas X TKJ 2, Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan di SMKN 4 Bogor yang berjumlah 33 orang. Pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan bahwa kelas tersebut memiliki distribusi hasil belajar yang variatif.

3.3 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini variabel penelitian terdiri dari: 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan media video sebagai media pembelajaran.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah peningkatan penguasaan materi fungsi periferal dan instalasi PC.

3.4 Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Observasi awal dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran dilihat dari metode, penggunaan peralatan praktikum dan penggunaan media pembelajaran pada Standar


(3)

Kompetensi Menerapkan Fungsi Periferal dan Instalasi PC di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan diteliti.

c. Mempelajari kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian untuk mengetahui tujuan dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.

d. Menentukan sampel penelitian.

e. Membuat dan menyusun kisi-kisi dan instrumen penelitian yaitu berupa instrumen tes.

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

g. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:

a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan.

b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menggunakan video pembelajaran sebagai media pembelajaran pada pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.

c. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan video pembelajaran sebagai media pembelajaran.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain: a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.

b. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk melihat dan menentukan apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah digunakan video pembelajaran sebagai media pembelajaran.

c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.


(4)

d. Membuat laporan penelitian.

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tahap Persiapan

Tes

Gambar 3.1 Diagram Alur Proses Penelitian

Studi Pendahuluan

Studi Literatur

Analisis Materi Pada KTSP

Penentuan Materi & Sampel

Penyusunan Instrumen Penelitian

Observasi

Uji Coba Instrumen

Pengolahan Data

Kesimpulan

Pembuatan Laporan

Tahap Pelaksanaan Pertemuan 1

 Pretest

 Treatment

 Post test

Pertemuan 3

 Pretest

 Treatment

 Post test Pertemuan 2

 Pretest

 Treatment

 Post test


(5)

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dan mengumpulkan data – data selama penelitian dilakukan. Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk pengambilan data hasil belajar ranah kognitif sedangkan instrumen lembar observasi digunakan untuk pengambilan data hasil belajar ranah afektif dan psikomotor.

3.5.1Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar soal

pretest dan lembar soal posttest

1. Lembar soal pretest (tes awal sebelum mendapat perlakuan)

Soal – soal yang diberikan diambil dari bank soal yang sudah teruji validitas dan realibilitasnya.

2. Lembar soal posttest (tes akhir setelah mendapat perlakuan)

Soal – soal yang diberikan diambil dari bank soal yang sudah teruji validitas dan realibilitasnya.

3.5.2 Instrumen Observasi

Instrumen observasi pada penelitian ini digunakan untuk pengambilan data sekunder penelitian yaitu hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. Untuk instrumen observasi tidak dilakukan uji coba instrumen terlebih dahulu. Instrumen observasi yang digunakan adalah sebegai berikut:

a. Pengukuran Ranah Afektif

Tujuan dari pengukuran ranah afektif menurut Arikunto (2010:178) adalah: 1. Untuk mendapatkan umpan balik baik (feedback) bagi guru maupun siswa

sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.

2. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi: perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus atau tidaknya anak didik.


(6)

3. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.

4. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik (Depdikbud, 1983:2).

Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran penilaian ranah afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya. Acuan pengukuran ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.2 Kriteria Pengukuran Aspek Afektif

Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria

Disiplin, Komunikatif, Rasa ingin tahu, Toleransi, Kerja keras, Kreatif,

Tanggung jawab

80 – 100 Baik Sekali 66 – 79 Baik 56 – 65 Cukup 40 – 55 Kurang

30 – 39 Gagal

(Arikunto, 2010:245)

Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.3 Instrumen Pengukuran Aspek Afektif

No. Nama Siswa Aspek yang dukur Jumlah Skor

Nilai

Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala 0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:


(7)

(Arikunto, 2010:183)

Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari nilai rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

̅

(Arikunto, 2010:183)

b. Pengukuran Ranah Psikomotor

Menurut Arikunto (2010:180), “pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan”. Instrumen yang digunakan untuk mengukur ranah psikomotor pada penelitian ini sama seperti pada penilaian ranah afektif. Acuan dalam melakukan pengukuran ranah psikomotor dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.4 Kriteria Pengukuran Aspek Psikomotor

Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria

Mengenal fungsi dan jenis, pemasangan, dan setup periferal computer

80 – 100 Baik Sekali 66 – 79 Baik 56 – 65 Cukup 40 – 55 Kurang

30 – 39 Gagal


(8)

Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor siswa dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.5 Instrumen Pengukuran Aspek Psikomotor

No. Nama Siswa Aspek yang diukur Jumlah Skor

Nilai

Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala 0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:

(Arikunto, 2010:183) Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari nilai rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

̅

(Arikunto, 2010:183)

3.6 Pengujian Instrumen

Pengujian instrument terdiri dari uji validitas, reliabelitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal tes.

3.6.1Validitas

Sugiyono (2010:172) menyatakan bahwa “hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, artinya berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.


(9)

Untuk mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson:

(Arikunto, 2011:72) Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

∑X : Jumlah skor tiap siswa pada setiap item soal

∑Y : Jumlah skor total tiap siswa n : Banyaknya siswa

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas dengan mengacu pada tabel harga kritik dari r Product-Moment.

Selanjutnya apakah nilai koefisisen korelasi valid atau tidak, maka harus dilakukan uji signifikasi. Uji signifikasi dihitung melalui uji t pada taraf nyata tertentu dengan derajat bebas n-2. Rumusnya sebagai berikut:

(Sudjana, 2010:146) Keterangan : t : thitung

r : Koefisien korelasi n : Banyaknya siswa

Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk) = n – 2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung≥ ttabel, maka item soal dinyatakan valid.

3.6.2Realibitas

Realibilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama” (Aikunto, 2011:90). Sugiyono (2009:172) menambahkan bahwa

Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda”.


(10)

Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R 20):

( )

(Sugiyono, 2007:359) Keterangan:

ri : Reliabilitas tes secara keseluruhan k : jumlah item dalam instrumen

p : Proporsi subjek yang menjawab benar

q : Proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 – p)

Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q st2 : Varians total

Harga varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

n = jumlah responden

(Sugiyono, 2007:361) Dimana:

(Sugiyono, 2007:361) Keterangan:

∑Xt2 = Jumlah skor setiap siswa

Selanjutnya harga ri dibandingkan dengan rtabel. Apabila ri > rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila ri < rtabel, instrumen dinyatakan tidak reliabel. Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.4 berikut:


(11)

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi

Cikup Rendah Sangat Rendah

(Arikunto, 2011:75)

3.6.3 Tingkat Kesukaran

“Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar” (Arikunto, 2011:207). Taraf kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui taraf kesukaran soal yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan rumus:

(Arikunto, 2011:208) Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan seperti pada tabel berikut Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran (P) Klasifikasi

1,00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00

Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah


(12)

3.6.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah)” (Arikunto, 2011: 211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi (D).

Untuk mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus berikut:

(Arikunto, 2011:213) Keterangan :

D : Daya Pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas

JB : Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda adalah pada tabel sebagai berikut Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kualifikasi

0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00 Negatif

Jelek (poor)

Cukup (satisfactory)

Baik (good)

Baik Sekali (excellent)

Tidak Baik, Harus Dibuang

(Arikunto, 2011:218)

Butir-butir soal yang baik adalah butir – butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0.4 sampai 0.7” (Arikunto, 2011:218).


(13)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dilakukan teknik pengumpulan data. Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti, antara lain:

1. Studi pendahuluan, dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Maksud dan tujuan dari kegiatan studi pendahuluan ini adalah untuk mengetahui beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran, metode pembelajaran serta penggunaan media dalam pembelajaran pada Standar Kompetensi Menerapkan Fungsi Periferal dan Instalasi PC.

2. Studi literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca,

mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.

3. Tes, merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan – aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2010: 53). Penelitian ini menggunakan tes berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda. Tes dilaksanakan pada saat pretest dan

posttest. Pretest atau test awal diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara posttest atau test akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan atau peningkatan pemahaman siswa setelah menggunakan media video sebagai media pembelajaran.

4. “Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu sukar” (sugiyono, 2011:145). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar ranah afektif dan psikomotor.


(14)

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul” (Sugiyono, 2010:207). Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut.

3.8.1 Analisis Data Pretest, Posttest, dan Gain

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum pembelajaran (pretest) dan hasil belajar siswa ranah kognitif setelah diberikan perlakuan (posttest), serta melihat peningkatan (gain) hasil belajar ranah kognitif setelah digunakannya media video sebagai media pembelajaran. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data:

1. Pemeriksaan hasil tes dan penilaian.

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar.

2. Menghitung gain semua subjek penelitian (siswa)

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan nilai pretest. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:

(Hake, 1999) Kriteria skor gain ternormalisasi dapat dilihat pada tabel 3.7 dibawah ini

Tabel 3.9 Kriteria skor gain ternormalisasi

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah


(15)

3. Menghitung rata-rata gain seluruh pertemuan

Nilai rata-rata (mean) dari gain untuk seluruh pertemuan ditentukan dengan menggunakan rumus:

̅

(Hake, 1999) Data gain ini dihitung untuk mengetahui rata-rata peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif pada kelas yang telah diberi treatment (kelas eksperimen).

3.8.2Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan chi-kuadrat. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Menurut Sugiyono (2007:79) “uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A)“.

Gambar 3.2 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya (Sugiyono, 2007: 80)

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Menentukan rentang skor (r)

Rentang (r) = data terbesar – data terkecil (Sudjana, 2005:47)

34,13% 34,13%

13,53% 13,53%

2,7% 2,7%

? ?

? ?

? ?

(b) (a)


(16)

2. Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus Sturgess

yaitu: k = 1 + (3.3) log n (Sudjana, 2005:47)

Keterangan:

k : banyaknya kelas interval yang dicari n : banyaknya data

3. Menentukan panjang kelas interval

(Sudjana, 2005:47)

4. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.10 Tabel Distribusi Frekuensi

Interval fi xi xi² fi . xi f i . xi²

Keterangan:

fi : Frekuensi/jumlah data hasil observasi xi : nilai tengah

5. Menghitung nilai mean (rata – rata) nilai siswa dari distribusi frekuensi ∑

(Sudjana, 2005:70) Keterangan:

: rata – rata nilai Xi : tanda kelas interval

fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi

∑ : jumlah frekuensi

∑ : jumlah dari hasil perkalian fi dan Xi

6. Menghitung simpangan baku atau Standar Deviasi (SD)

(Sudjana, 2005:93)

5. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) 6. Menghitung harga chi-kuadrat ( χ2).


(17)

Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-harga (fo – fh) dan dan menjumlahkannya. Harga merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).

Tabel 3.11

Tabel Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data dengan Chi Kuadrat

Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2

7. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan, jika :

a. Taraf signifikasi 5%

b. Derajat kebebasan (dk = k – 1)

c. hitung ≤ tabel maka data terdistribusi normal hitung > tabel maka data terdistribusi tidak normal

3.8.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Ranah Kognitif

H0 : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat meningkatkan hasil belajar jika gain rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa lebih besar atau sama dengan 30%.

Ha : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap tidak dapat meningkatkan hasil belajar jika perolehan gain rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa kurang dari 30%.

H0: ρ ≥ 30% Ha: ρ < 30%


(18)

H0 : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap efektif jika rata-rata hasil belajar ranah afektif siswa lebih besar atau sama dengan 80,0. Ha : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif

jika rata-rata hasil belajar ranah afektif siswa kurang 80,0.

H0 : µ ≥ 80 Ha : µ < 80

3. Hipotesis Ranah Psikomotorik

H0 : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap efektif jika rata-rata hasil belajar ranah psikomotor siswa lebih besar atau sama dengan 80,0.

Ha : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif jika rata-rata hasil belajar ranah psikomotor siswa kurang 80,0.

H0 : µ ≥ 80 Ha : µ < 80

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. H0 berbunyi “lebih besar atau sama dengan” (≥) dan Ha berbunyi

“lebih kecil” (<), maka uji hipotesis dilakukan adalah uji pihak kiri.Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan uji pihak kiri adalah:

1. Menghitung rata-rata data

(Sudjana, 2005:67) 2. Menghitung simpangan baku (s)

(Sugiyono, 2012:57) Keterangan :

xi : nilai pada tiap siswa


(19)

n : jumlah siswa s : simpangan baku 3. Menghitung harga t

(Sugiyono, 2012:96)

Keterangan :

t : nilai t yang dihitung (thitung)

̅ : nilai rata-rata

μ0 : nilai yang dihipotesiskan s : simpangan baku sampel n : jumlah anggota sampel 4. Melihat harga ttabel

5. Menggambar kurva

Gambar 3.3 Kurva Uji Pihak Kiri (Sugiyono, 2012:100)

6. Meletakkan kedudukan thitung dan ttabel dalam kurva yang telah dibuat (ttabel harus dibuat menjadi negatif, karena berada pada daerah kiri).

7. Membuat keputusan pengujian hipotesis

Daerah penolakan H0 Daerah

penerimaan H0 α


(20)

Dalam uji pihak kiri berlaku ketentuan : apabila harga t hitung jatuh pada daerah penerimaan H0 (lebih besar atau sama dengan t tabel), maka H0 diterima dan Ha ditolak.

thitung≥ ttabel, berarti H0 diterima thitung < ttabel, berarti H0 ditolak


(1)

3. Menghitung rata-rata gain seluruh pertemuan

Nilai rata-rata (mean) dari gain untuk seluruh pertemuan ditentukan dengan menggunakan rumus:

̅

(Hake, 1999) Data gain ini dihitung untuk mengetahui rata-rata peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif pada kelas yang telah diberi treatment (kelas eksperimen).

3.8.2Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan chi-kuadrat. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Menurut Sugiyono (2007:79) “uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A)“.

Gambar 3.2 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya (Sugiyono, 2007: 80)

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Menentukan rentang skor (r)

Rentang (r) = data terbesar – data terkecil (Sudjana, 2005:47)

34,13% 34,13%

13,53% 13,53%

2,7% 2,7%

? ?

? ?

? ?

(b) (a)


(2)

2. Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus Sturgess

yaitu: k = 1 + (3.3) log n (Sudjana, 2005:47)

Keterangan:

k : banyaknya kelas interval yang dicari n : banyaknya data

3. Menentukan panjang kelas interval

(Sudjana, 2005:47)

4. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.10 Tabel Distribusi Frekuensi

Interval fi xi xi² fi . xi f

i . xi²

Keterangan:

fi : Frekuensi/jumlah data hasil observasi

xi : nilai tengah

5. Menghitung nilai mean (rata – rata) nilai siswa dari distribusi frekuensi

(Sudjana, 2005:70) Keterangan:

: rata – rata nilai Xi : tanda kelas interval

fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi

∑ : jumlah frekuensi

∑ : jumlah dari hasil perkalian fi dan Xi

6. Menghitung simpangan baku atau Standar Deviasi (SD)

(Sudjana, 2005:93)

5. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)


(3)

Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga (fo – fh) dan dan menjumlahkannya. Harga

merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).

Tabel 3.11

Tabel Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data dengan Chi Kuadrat

Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2

7. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan, jika :

a. Taraf signifikasi 5%

b. Derajat kebebasan (dk = k – 1)

c. hitung ≤ tabel maka data terdistribusi normal hitung > tabel maka data terdistribusi tidak normal

3.8.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Ranah Kognitif

H0 : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat

meningkatkan hasil belajar jika gain rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa lebih besar atau sama dengan 30%.

Ha : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap tidak dapat

meningkatkan hasil belajar jika perolehan gain rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa kurang dari 30%.

H0: ρ ≥ 30%

Ha: ρ < 30%


(4)

H0 : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap efektif jika

rata-rata hasil belajar ranah afektif siswa lebih besar atau sama dengan 80,0. Ha : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif

jika rata-rata hasil belajar ranah afektif siswa kurang 80,0.

H0 : µ ≥ 80

Ha : µ < 80

3. Hipotesis Ranah Psikomotorik

H0 : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap efektif jika

rata-rata hasil belajar ranah psikomotor siswa lebih besar atau sama dengan 80,0.

Ha : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif

jika rata-rata hasil belajar ranah psikomotor siswa kurang 80,0.

H0 : µ ≥ 80

Ha : µ < 80

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. H0 berbunyi “lebih besar atau sama dengan” (≥) dan Ha berbunyi

“lebih kecil” (<), maka uji hipotesis dilakukan adalah uji pihak kiri.Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan uji pihak kiri adalah:

1. Menghitung rata-rata data

(Sudjana, 2005:67) 2. Menghitung simpangan baku (s)

(Sugiyono, 2012:57) Keterangan :

xi : nilai pada tiap siswa


(5)

n : jumlah siswa s : simpangan baku 3. Menghitung harga t

(Sugiyono, 2012:96)

Keterangan :

t : nilai t yang dihitung (thitung)

̅ : nilai rata-rata

μ0 : nilai yang dihipotesiskan

s : simpangan baku sampel n : jumlah anggota sampel 4. Melihat harga ttabel

5. Menggambar kurva

Gambar 3.3 Kurva Uji Pihak Kiri (Sugiyono, 2012:100)

6. Meletakkan kedudukan thitung dan ttabel dalam kurva yang telah dibuat (ttabel

harus dibuat menjadi negatif, karena berada pada daerah kiri). 7. Membuat keputusan pengujian hipotesis

Daerah penolakan H0 Daerah

penerimaan H0 α


(6)

Dalam uji pihak kiri berlaku ketentuan : apabila harga t hitung jatuh pada daerah penerimaan H0 (lebih besar atau sama dengan t tabel), maka H0

diterima dan Ha ditolak. thitung≥ ttabel, berarti H0 diterima