S TE 0809162 Chapter4

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian terdiri atas dua tahap yaitu menjelaskan hasil studi pendahuluan dan gambaran umum dari penelitian

4.1.1Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian dengan maksud untuk mengetahui bagaimana kondisi awal dari objek yang akan diteliti. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan wawancara langsung kepada guru dan siswa terhadap proses pembelajaran pada mata pelajaran produktif khusunya pada Standar Kompetensi Menerapkan Fungsi Periferal dan Instalasi PC di SMKN 4 Bogor.

Berdasarkan hasil pengamatan menemukan beberapa kondisi temuan terhadap proses pembelajaran tersebut diantaranya adalah:

 Pertama, terbatasnya jumlah guru mata pelajaran produktif khususnya pada Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMKN 4 Bogor. Keterbatasan jumlah guru pada program keahlian TKJ di sekolah ini memaksa guru untuk mengajar dua atau bahkan tiga mata pelajaran produktif dalam setiap semesternya. Hal ini menuntut peran guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang dinamis agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

 Kedua, proses pembelajaran yang dilakukan sebagian besar menggunakan metode konvensional dan metode ceramah sebagai metode yang paling umum dilakukan. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, sebagian besar dari mereka merasa jenuh pada saat proses pembelajaran dan mempengaruhi terhadap semangat belajar.

 Ketiga, kurangnya kegiatan pembelajaran praktikum karena keterbatasan fasilitas dan media praktikum di sekolah. Keterbatasan ini sangat kontradiktif dengan kebutuhan siswa SMK yang seharusnya memiliki


(2)

jadwal praktikum yang cukup banyak. Permasalahan ini sebenarnya salah satu permasalahan yang umum dihadapi oleh sekolah terutama sekolah yang baru berdiri. SMKN 4 Bogor yang notabenenya merupakan SMK yang baru berdiri 4 tahun, masih dalam tahap pembangunan dan pengembangan infrastruktur sekolah. Peran media pembelajaran yang terintegritas sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

 Keempat, metode dan media yang digunakan pada pembelajaran Menerapkan Fungsi Periferal dan Instalasi PC sebelumnya masih konvensional didominasi oleh metode ceramah dengan menggunakan media konvensional ditemukan bahwa hanya sekitar 48% dari 33 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM.

4.1.2Gambaran Umum Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada Standar Kompetensi Menerapkan Fungsi Periferal dan Instalasi PC dengan menggunakaan metode eksperimen. Penelitian dilakukan terhadap kelas X TKJ 2 yang berjumlah 33 siswa. Penelitian ini dilakukan selama 3 kali pertemuan yang terdiri dari pretest, treatment dan posttest kemudian dilakukan praktikum pada setiap pertemuan. Adapun gambaran pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Pretest

Pretest dilakukan sebelum diberikan treatment dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Pretest ini berisi tentang instrumen yang valid hasil uji validitas yang dibagi menjadi tiga bagian dan diberikan pada setiap pertemuan. Pembagian instrumen didasarkan pada materi ajar yang akan diujikan setiap pertemuannya. Pada ranah afektif dan psikomotor, nilai awal atau pretest diasumsikan nol.

b. Treatment

Setelah dilakukan pretest, selanjutnya adalah melakukan treatment. Dalam penilitian ini, treatment yang diberikan adalah proses pembelajaran dengan menggunakan media video pada pembelajaran Menerapkan Fungsi Periferal Dan Instalasi PC. Materi diberikan dengan menggunakan media video


(3)

pembelajaran yang berisi tentang materi sesuai dengan materi ajar yang telah ditentukan oleh sekolah. Setelah materi diberikan, dilanjutkan dengan diskusi tentang isi materi yang telah disampaikan dengan media video tersebut. Sedangkan untuk menambah pemahaman materi dilakukan percobaan dengan memberikan jobsheet dan file video pembelajaran kepada masing-masing siswa. Pengukuran hasil belajar afektif dan psikomotorik dilakukan dengan cara observasi. Pengukuran hasil belajar ranah afektif dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan media video dan saat percobaan, sedangkan ranah psikomotorik dilakukan pada saat praktikum atau percobaan.

c. Posttest

Setelah dilakukan treatment, kemudian siswa diberikan posttest dengan soal tes yang sama pada saat pretest. Nilai posttest ini akan menjadi ukuran terhadap peningkatan penguasaan materi Menerapkan Fungsi Peripheral dan Instalasi PC dengan digunakannyamedia video sebagai media pembelajaran pada ranah kognitif.

d. Praktikum

Praktikum dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah psikomotorik. Praktikum dilakukan dengan memberikan jobsheet yang berisi tentang materi pelajaran sesuai dengan Silabus Standar Kompetensi Menerakan Fungsi Periferal dan Instalasi PC. Praktikum didukung dengan media video pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar pada ranah psikomotor. Selanjutnya hasil proses praktikum akan dievaluasi dengan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya.

Agar penelitian dapat berjalan dengan baik, maka peneliti menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian. Adapun waktu pelaksanaan dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut:


(4)

Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Pertemuan

Ke Tanggal

Kegiatan

Penelitian Materi Ajar

1 4 Maret 2013

 Pretest

 Treatment

 Posttest

Mengidentifikasi

macam-macam periferal dan fungsinya

2 11 Maret 2013

 Pretest

 Treatment

 Posttest

Cara memasang periferal pada PC

3 18 Maret 2013

 Pretest

 Treatment

 Posttest

Cara setting periferal pada PC

4 25 Maret 2013 Praktikum

Menngidentifikasi fungsi dan jenis, pemasangan, dan setup periferal komputer

4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Kualitas sebuah instrumen akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Penggunaan instrumen yang baik dan teruji diharapkan dapat memperoleh hasil penelitian yang baik pula. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba instrumen tes penelitian. Uji coba instrumen dilakukan terhadap siswa kelas XI Teknik Komputer Jaringan 1 yang berjumlah 36 siswa. Uji coba instrumen tes dilakukan di kelas yang bersangkutan karena dianggap memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang akan diteliti, serta dianggap telah memahami materi yang akan diujikan.


(5)

4.2.1Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Jumlah soal yang diuji sebanyak 40 soal. Uji validitas dilakukan pada taraf signifikansi 5% serta derajat kebebasan (dk) = n – 2 dengan jumlah peserta tes sebanyak 36 siswa maka (dk) = n – 2 = 34

– 2 = 34 dan diperoleh nilai ttabel = 1,692. Apabila thitung > ttabel, maka soal tersebut dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 diperoleh 23 soal yang dinyatakan valid dan 17 soal tidak valid dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.2 Validitas Item Soal

Validitas Nomor Soal Jumlah

Valid 1,2,3,4,7,10,12,13,20,21,22,23,28,

29,30,31,32,33,35,37,38,39,40, 23 Soal Tidak Valid 5,6,8,9,11,14,15,16,17,18,19,24,25,26,27,34,36 17 Soal

TOTAL 40

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas

Setelah pengujian validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas instrumen tes terhadap 23 butir soal yang valid. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = n – 2. Hasil uji realibilitas terhadap instrumen tes penelitian pada sampel sebanyak 56 siswa maka derajat kebebasan (dk) = n – 2 = 36 – 2 = 34, diperoleh rtabel sebesar (0,339) dengan hasil perhitungan menunjukkan rhitung sebesar (0,774) . Instrumen dinyatakan reliabel apabila rhitung > rtabel. Dengan demikian maka rhitung (0,774) > rtabel (0,339) instrumen dinyatakan reliabel berdasarkan Tabel 3.6, rhitung sebesar (0,774) memiliki kriteria reliabilitas sangat tinggi


(6)

4.2.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran dilakukan pada 23 butir soal instrumen tes yang valid. Adapun kriteria dari tingkat kesukaran mengacu pada Tabel 3.7 klasifikasi indeks kesukaran. Hasil dari uji tingkat kesukaran yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Item Soal

Sukar 2, 23 2

Sedang 4,7,13,22,28.29,30,31,32,35,37,38 12

Mudah 1,10,12,20,21,33,34,39,40 9

TOTAL 23

4.2.4 Hasil Uji Daya Pembeda

Uji daya pembeda dilakukan terhadap 23 butir soal instrumen tes yang valid. Kriteria dari daya pembeda mengacu pada Tabel 3.8 klasifikasi indeks daya pembeda. Hasil dari perhitungan uji daya pembeda adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Pembeda Item Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Jelek 2,12,40 3

Cukup 1,4,7,10,13,20,21,22,23,28,34,35,37,39 14

Baik 29,30,31,32,33,38 6

Baik Sekali - 0

Tidak Baik - 0

TOTAL 23

4.3 Analisis dan Pembahasan Data Hasil Belajar Ranah Kognitif

Analisis data hasil belajar terdiri dari analisis uji gain, uji normalitas, dan uji hipotesis.


(7)

4.3.1Hasil Uji Gain

Uji gain dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah digunakannya media video sebagai media pembelajaran. Perolehan nilai rata-rata pretest, posttest dan gain setiap pertemuannya diperoleh sebagai berikut:

a. Pada pertemuan pertama, perolehan nilai pretest siswa rata-rata adalah 47,47 sedangkan perolehan nilai posttest adalah 78,11. Dari hasil tersebut diperoleh gain sebesar 59,90%

b. Pada pertemuan kedua, perolehan nilai pretest siswa rata-rata adalah 46,13 sedangkan perolehan nilai posttest adalah 78,79. Dari hasil tersebut diperoleh gain sebesar 61,06%

c. Pada pertemuan ketiga, perolehan nilai pretest siswa rata-rata adalah 19,39 sedangkan perolehan nilai posttest adalah 53,33. Dari hasil tersebut diperoleh gain sebesar 41,31%%.

Untuk lebih jelasnya mengenai nilai rata-rata pretest, posttest dan gain pada setiap pertemuan dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Gain Tiap Pertemuan Pertemuan Nilai Rata-Rata Gain (%)

Pretest Posttest

1 47,47 78,11 59,90%

2 46,13 78,79 61,06%

3 19,39 53,33 41,31%

Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Siswa Setiap Pertemuan

Pretest; 1; 47,47 Pretest; 2; 46,13

Pretest; 3; 19,39

Pretest; ; 0 Posttest; 1; 78,11

Posttest; 2; 78,79

Posttest; 3; 53,33

Posttest; ; 0 Gain; 1; 59,90 Gain; 2; 61,06

Gain; 3; 41,31

Gain; ; 0 Pretest Posttest Gain

GAIN HASIL BELAJAR SISWA PER PERTEMUAN

PERTEMUAN N

I L A I


(8)

Tabel dan grafik diatas menunjukan tentang rata-rata nilai pretest, posttest, dan nilai gain atau peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Peningkatan rata-rata gain terjadi pada setiap pertemuan.

Berdasarkan perhitungan uji gain dari keseluruhan pertemuan diperoleh rata-rata nilai pretest sebelum penggunaan media video sebagai media pembelajaran sebesar 42,95 dan nilai rata-rata posttest yaitu setelah penggunaan media video sebagai media pembelajaran sebesar 76,02. Rata-rata peningkatan gain mencapai 57,97% dengan nilai rata-rata gain 57,97. Hal ini seperti yang terlihat pada Tabel 4.10 dan diagram rata-rata hasil belajar siswa pada Gambar 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.6 Rata – Rata Gain Hasil Belajar Siswa RATA-RATA

Pretest Posttest Gain

42,95 76,02 0,58

42,95 75,02 57,97%

Gambar 4.2 Diagram Rata – Rata Hasil Belajar Siswa Keseluruhan

Pretest; Nilai Rata-Rata;

42,95

Posttest; Nilai Rata-Rata;

76,02 Gain; Nilai

Rata-Rata; 57,97

Pretest Posttest Gain

RATA-RATA HASIL BELAJAR SISWA

P E R S E N T A S E


(9)

Dari penjelasan hasil uji gain diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata pretest siswa (42,95) pada seluruh pertemuan merupakan gambaran hasil belajar ranah kognitif siswa sebelum digunakannya media video sebagai media pembelajaran. Nilai rata-rata posttest siswa yang diperoleh pada seluruh pertemuan (76,02) merupakan gambaran hasil belajar ranah kognitif siswa setelah digunakannya media video sebagai media pembelajaran. Sehingga diperoleh gain hasil belajar ranah kognitif siswa sebesar 59,97%.

4.3.2Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Uji normalitas data dilakukan pada data hasil penelitian berupa pretest dan posttest dengan menggunakan persamaan chi-kuadrat (χ2). Data dikatakan normal apabila χ2hitung < χ2tabel. Uji normalitas data dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 dan dengan taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian normalitas data dapat dilhat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Kognitif

Data yang diuji χ2 Hitung χ2 Tabel Kriteria

Pretest 10,55

11,07

Normal

Posttest 9,16 Normal

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil uji normalitas data pretest menunjukkan bahwa data pretest rata-rata

untuk seluruh pertemuan terdistribusi normal karena χ2

hitung (10,55) < χ2tabel (11,07). Artinya nilai rata-rata pretest pada seluruh pertemuan terdistribusi normal dengan perolehan nilai rendah sedikit, perolehan nilai sedang banyak dan perolehan nilai tinggi sedikit (mendekati kurva normal).

2. Hasil uji normalitas data posttest menunjukkan bahwa data posttest rata-rata

untuk seluruh pertemuan terdistribusi normal karena χ2

hitung (9,16) < χ2tabel (11,07). Artinya nilai rata-rata posttest pada seluruh pertemuan terdistribusi


(10)

normal dengan perolehan nilai rendah sedikit, perolehan nilai sedang banyak dan perolehan nilai tinggi sedikit (mendekati kurva normal)

4.3.3 Hasil Uji Hipotesis Ranah Kognitif

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar dengan menggunakan media video sebagai media pembelajaran. Pengujian hipotesis pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji proporsi pihak kiri, karena hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap efektif jika perolehan gain rata-rata hasil belajar ranah kognitif lebih besar atau sama dengan 30%.

Ha : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif jika jika perolehan gain rata-rata hasil belajar ranah kognitif lebih besar atau sama dengan 30%.

H0 : ≥ 30% Ha : < 30%

H0 diterima dan Ha ditolak apabila thitung ≥ ttabel. Pengujian hipotesis dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 33 – 1 = 32 dan tingkat kesalahan 0,05 sehingga diperoleh ttabel = 1,694. Karena uji hipotesis yang digunakan uji pihak kiri, maka ttabel bernilai negatif (-1,694).

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 3,162. Karena thitung (3,162)

≥ ttabel (-1,701), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap efektif. Untuk lebih jelasnya mengenai uji hipotesis dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut :

Gambar 4.3 Kurva Hasil Uji Pihak Kiri ttabel (-1,701)

α

Daerah penolakan H0 Daerah penerimaan

H0

thitung (3,162)

(1,701) (-1,701)


(11)

4.4 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Afektif

Analisi data afektif terdiri dari uji normalitas, uji hipotesis, uji F dan uji t data afektif.

4.4.1Hasil Pengukuran Ranah Afektif

Pengukuran pada ranah afektif dilakukan untuk mengetahui sejauh mana sikap siswa selama kegiatan pembelajaran. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan observasi dan mengisi lembar pengukuran ranah afektif. Pengukuran ranah afektif dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan media video sebagai media pembelajaran Hasil pengukuran respon siswa dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Ranah Afektif

No Aspek Yang Diamati Nilai Rata-Rata Kriterium

1 Disiplin 79,70 Baik

2 Komunikatif 76,18 Baik

3 Rasa ingin tahu 76,36 Baik

4 Toleransi 79,39 Baik

5 Kerja keras 81,76 Sangat baik

6 Kreatif 81,76 Sangat baik

7 Tanggung jawab 83,06 Sangat baik

8 Jujur 79,85 Baik

Rata-Rata Nilai Afektif 80,17 Sangat baik

Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa

Data Hasil BelajarAfektif;

Aspek 1 :

Disiplin ; 79,70 Data Hasil BelajarAfektif;

Aspek 2 : Komunikatif ; …

Data Hasil BelajarAfektif; Aspek 3 : Rasa

Ingin Tahu; …

Data Hasil BelajarAfektif;

Aspek 4 : Tolerasni; 79,39

Data Hasil BelajarAfektif; Aspek 5 : Kerja

Keras; 81,76

Data Hasil BelajarAfektif;

Aspek 6 : Kreatif; 81,76

Data Hasil BelajarAfektif;

Aspek 7 : Tanggung …

Data Hasil BelajarAfektif; Aspek 8 : Jujur;

79,85

Data Hasil BelajarAfektif

Aspek 1 : Disiplin Aspek 2 : Komunikatif Aspek 3 : Rasa Ingin Tahu Aspek 4 : Tolerasni Aspek 5 : Kerja Keras Aspek 6 : Kreatif

Aspek 7 : Tanggung Jawab Aspek 8 : Jujur


(12)

Dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai rata-rata untuk disiplin siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan media videosebesar 79,70. Dengan mengacu pada Tabel 3.2, maka diperoleh kriteria untuk kerjasama siswa dengan nilai 79,70 adalah baik.

2. Nilai rata-rata untuk komunikatif siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan media videosebesar 76,18. Dengan mengacu pada Tabel 3.2, maka diperoleh kriteria untuk kerjasama siswa dengan nilai 76,18 adalah baik.

3. Nilai rata-rata untuk rasa ingin tahu siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan media videosebesar 76,36. Dengan mengacu pada Tabel 3.2, maka diperoleh kriteria untuk kerjasama siswa dengan nilai 76,36 adalah baik.

4. Nilai rata-rata untuk toleransi siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan media videosebesar 79,39. Dengan mengacu pada Tabel 3.6, maka diperoleh kriteria untuk kerjasama siswa dengan nilai 79,39 adalah baik.

5. Nilai rata-rata untuk kerja keras siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan media videosebesar 81,76. Dengan mengacu pada Tabel 3.2, maka diperoleh kriteria untuk kerjasama siswa dengan nilai 81,76 adalah baik.

6. Nilai rata-rata untuk kreatif siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan media videosebesar 81,76. Dengan mengacu pada Tabel 3.2, maka diperoleh kriteria untuk kerjasama siswa dengan nilai 81,76 adalah sangat baik.

7. Nilai rata-rata untuk tanggung jawab siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan media videosebesar 83,06. Dengan mengacu pada Tabel 3.2, maka diperoleh kriteria untuk kerjasama siswa dengan nilai 83,06 adalah sangat baik.

8. Nilai rata-rata untuk jujur siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan media videosebesar 79,85. Dengan mengacu pada Tabel 3.2,


(13)

maka diperoleh kriteria untuk kerjasama siswa dengan nilai 79,85 adalah baik.

9. Total nilai rata-rata untuk ranah afektif pada saat pembelajaran dengan menggunakan media video sebesar 80,17. Dengan mengacu kepada Table 3.2, maka diperoleh kriteria untuk total nilai rata-rata dengan nilai 80,17 adalah sangat baik

4.4.2Uji Normalitas Data Afektif

Uji normalitas data dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 dan dengan taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian normalitas data dapat dilhat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Afektif

Data yang diuji χ2 Hitung χ2 Tabel Kriteria

Hasil Belajar Afektif 4,59 11,07 Normal

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji normalitas data hasil belajar afektifmenunjukkan bahwa data terdistribusi normal karena χ2hitung (4,59)

< χ2

tabel (11,07). Artinya nilai hasil belajar afektif terdistribusi normal dengan perolehan nilai rendah sedikit, perolehan nilai sedang banyak dan perolehan nilai tinggi sedikit (mendekati kurva normal).

4.4.3Uji Hipotesis Ranah Afektif

Uji hipotesis ranah afektif dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar afektif dengan menggunakan media video sebagai media pembelajaran. Pengujian hipotesis pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji proporsi pihak kiri, karena hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap efektif jika rata-rata hasil belajar ranah afektif siswa lebih besar atau sama dengan 80,0. Ha : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif


(14)

H0: π ≥ 80 Ha: π < 80

H0 diterima dan Ha ditolak apabila thitung≥ ttabel. Pengujian hipotesis dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 33 – 1 = 32 dan tingkat kesalahan 0,05 sehingga diperoleh ttabel = 1,694. Karena uji hipotesis yang digunakan uji pihak kiri, maka ttabel bernilai negatif (-1,694).

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 0,180. Karena thitung (0,180) ≥ ttabel (-1,694), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap efektif. Untuk lebih jelasnya mengenai uji hipotesis dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut :

Gambar 4.5 Kurva Hasil Uji Pihak Kiri Ranah Afektif 4.5 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Analisi data afektif terdiri dari uji normalitas, uji hipotesis, uji F dan uji t data afektif.

4.5.1Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor

Pengukuran pada ranah psikomotor dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa selama kegiatan pembelajaran. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan observasi dan mengisi lembar pengukuran ranah psikomotor. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan pada saat melakukan percobaan atau praktikum. Hasil pengukuran ranah psikomotor dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.

ttabel (-1,701)

α

Daerah penolakan H0 Daerah penerimaan

H0

thitung (0,180)


(15)

Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor

No Aspek yang Diamati Nilai

Rata-Rata Kriteria

1 Mengenal fungsi dan jenis

periferal 81,42 Baik sekali

2 Pemasangan periferal (secara

fisik) 79,97 Baik

3 Setup periferal (menggunakan

software) 80,85 Baik sekali

Rata-Rata Nilai Psikomotorik 80,75 Baik sekali

Gambar 4.6 Diagram Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor Dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai rata-rata untuk keterampilan siswa mengenal fungsi dan jenis periferal menggunakan media video pada saat pembelajaran sebesar 81,42. Dengan

DATA HASIL BELAJAR PSIKOMOTORI

K; Aspek 1 : Mengenal fungsi dan jenis periferal;

81,42

DATA HASIL BELAJAR PSIKOMOTORI

K; Aspek 2 : Pemasangan Periferal ;

79,97

DATA HASIL BELAJAR PSIKOMOTORI

K; Aspek 3 : Setup Periferal;

80,85

Data Hasil Belajar Psikomotor

Aspek 1 : Mengenal fungsi dan jenis periferal Aspek 2 : Pemasangan Periferal


(16)

mengacu pada Tabel 3.4, maka diperoleh kriteria untuk keterampilan siswa dengan nilai 81,42 adalah baik sekali.

2. Nilai rata-rata untuk keterampilan siswa memasang periferal secara fisik menggunakan media video pada saat pembelajaran sebesar 79,97. Dengan mengacu pada Tabel 3.4, maka diperoleh kriteria untuk keterampilan siswa dengan nilai 79,97 adalah baik.

3. Nilai rata-rata untuk keterampilan siswa setup periferal menggunakan media video pada saat pembelajaran sebesar 80,85. Dengan mengacu pada Tabel 3.4, maka diperoleh kriteria untuk keterampilan siswa dengan nilai 80,85 adalah baik sekali .

4. Total nilai rata-rata untuk ranah psikomotorik dengan menggunakan media video pada saat pembelajaran sebesar 80,57. Dengan mengacu pada Tabel 3.4, maka diperoleh kriteria untuk keterampilan siswa dengan nilai 80,57 adalah baik sekali

4.5.2Uji Normalitas Data Psikomotor

Uji normalitas data dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 dan dengan taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian normalitas data dapat dilhat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Psikomotor

Data yang diuji χ2 Hitung χ2 Tabel Kriteria

Hasil Belajar Afektif 9,16 11,07 Normal

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji normalitas data hasil belajar psikomotor menunjukkan bahwa data terdistribusi normal karena χ2hitung (9,16) < χ2tabel (11,07). Artinya nilai hasil belajar psikomotor terdistribusi normal dengan perolehan nilai rendah sedikit, perolehan nilai sedang banyak dan perolehan nilai tinggi sedikit (mendekati kurva normal).


(17)

4.5.3Uji Hipotesis Ranah Psikomotor

Uji hipotesis ranah psikomotor dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar afektif dengan menggunakan media video sebagai media pembelajaran. Pengujian hipotesis pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji proporsi pihak kiri, karena hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat meningkatkan hasil belajar jika rata-rata hasil belajar ranah psikomotor siswa lebih besar atau sama dengan 80,0.

Ha : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap tidak dapat meningkatkan hasil belajar jika rata-rata hasil belajar ranah psikomotor siswa kurang 80,0.

H0 : π ≥ 80 Ha : π < 80

H0 diterima dan Ha ditolak apabila thitung ≥ ttabel. Pengujian hipotesis dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 33 – 1 = 32 dan tingkat kesalahan 0,05 sehingga diperoleh ttabel = 1,694. Karena uji hipotesis yang digunakan uji pihak kiri, maka ttabel bernilai negatif (-1,694).

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 0,570. Karena thitung (0,570)

≥ ttabel (-1,694), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat meningkatkan hasil belajar. Untuk lebih jelasnya mengenai uji hipotesis dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut :

Gambar 4.7 Kurva Hasil Uji Pihak Kiri Data Psikomotor thitung (0,570) )

(1,701) (-1,701)

Daerah penolakan H0

α

Daerah penerimaan

H0 ttabel (-1,701)


(18)

4.6 Temuan Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan gambaran tentang bagaimana hasil pembelajaran menggunakan media video sebagai media pembelajaran. Berdasarkan hasil temuan penelitian dari pembelajaran Menerapkan Fungsi Periferal dan Instalasi PC menggunakan media video sebagai media pembelajaran dan hasil perhitungan yang dibuktikan dengan analisis statistika menunjukkan bahwa:

1. Implementasi media video pada pada pembelajaran Menerapkan Fungsi Periferal dan Instalasi PC pada ranah kognitif pada pertemuan pertama memiliki nilai rata-rata pretest 47,47, posttest 78,11, gain sebesar 59,90%. Pada pertemuan kedua nilai rata-rata pretest 46,13, posttest 78,79, gain sebesar 61,06%. Pada pertemuan ketiga nilai rata-rata pretest 19,39, posttest 53,33 dan gain sebesar 41,31%.

2. Secara keseluruhan hasil pembelajaran menggunakan media video pembelajaran memiliki nilai rata-rata pretest 42,95, posttest 76,02, dan gain sebesar 57,97%.

3. Uji normalitas yang dilakukan pada data pretest pada pembelajaran menggunakan media video dengan menggunakan persamaan chi-kuadrat (χ2)

terdistribusi normal karena χ2

hitung (4,59) < χ2tabel (11,07).

4. Uji normalitas yang dilakukan pada data posttest pada pembelajaran menggunakan media video dengan menggunakan persamaan chi-kuadrat (χ2) terdistribusi normal karena χ2hitung(9,16) < χ2tabel (11,07).

5. Pengujian hipotesis ranah kognitif dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = n

– 1 = 33 – 1 = 32 dan tingkat kesalahan 0,05 sehingga diperoleh ttabel = 1,694. Dengan menggunakan uji pihak kiri, maka ttabel bernilai negatif (-1,694). Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 1,694. Karena thitung (1,694) ≥ ttabel (-1,701), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah afektif.

6. Total nilai rata-rata untuk ranah afektif pada saat pembelajaran dengan menggunakan media video sebesar 80,17 dengan kategori sangat baik


(19)

7. Uji normalitas data afektif dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 –

1 = 5 dan dengan taraf signifikansi 5%. terdistribusi normal karena χ2 hitung

(4,59) < χ2

tabel (11,07).

8. Pengujian hipotesis ranah afektif dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 33 – 1 = 32 dan tingkat kesalahan 0,05 sehingga diperoleh ttabel = 1,694. Dengan menggunakan uji pihak kiri, maka ttabel bernilai negatif (-1,694). Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 0,180. Karena thitung (0,180) ≥ ttabel (-1,694), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah afektif.z

9. Total nilai rata-rata untuk ranah psikomotorik dengan menggunakan media video pada saat pembelajaran sebesar 80,57. Dengan kategori baik sekali 10.Uji normalitas data pasikomotor dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = k –

1 = 6 – 1 = 5 dan dengan taraf signifikansi 5% terdistribusi normal karena

χ2

hitung (9,16) < χ2tabel (11,07).

11.Pengujian hipotesis ranah psikomotor dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 33 – 1 = 32 dan tingkat kesalahan 0,05 sehingga diperoleh ttabel = 1,694. Dengan menggunakan uji pihak kiri, maka ttabel bernilai negatif (-1,694). Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 0,570. Karena thitung (0,570) ≥ ttabel (-1,701), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah psikomotor.

12.Berdasarkan hasil observasi selama penelitian, penelitian menemukan bahwa peranan media inovatif dalam pembelajaran memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap antusiasme dan semangat belajar siswa. Penggunaan media memiliki hubungan yang erat dengan ketersediaan fasilitas. Penggunaan media video dalam pembelajaran lebih optimal dilaksanakan pada ruang multimedia sekolah.


(1)

H0: π ≥ 80 Ha: π < 80

H0 diterima dan Ha ditolak apabila thitung≥ ttabel. Pengujian hipotesis dilakukan

pada derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 33 – 1 = 32 dan tingkat kesalahan 0,05 sehingga diperoleh ttabel = 1,694. Karena uji hipotesis yang digunakan uji pihak kiri, maka ttabel bernilai negatif (-1,694).

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 0,180. Karena thitung

(0,180) ≥ ttabel (-1,694), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian,

penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap efektif. Untuk lebih jelasnya mengenai uji hipotesis dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut :

Gambar 4.5 Kurva Hasil Uji Pihak Kiri Ranah Afektif

4.5 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Analisi data afektif terdiri dari uji normalitas, uji hipotesis, uji F dan uji t data afektif.

4.5.1Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor

Pengukuran pada ranah psikomotor dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa selama kegiatan pembelajaran. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan observasi dan mengisi lembar pengukuran ranah psikomotor. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan pada saat melakukan percobaan atau praktikum. Hasil pengukuran ranah psikomotor dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.

ttabel (-1,701)

α

Daerah penolakan H0 Daerah

penerimaan H0

thitung (0,180)


(2)

Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor No Aspek yang Diamati Nilai

Rata-Rata Kriteria

1 Mengenal fungsi dan jenis

periferal 81,42 Baik sekali

2 Pemasangan periferal (secara

fisik) 79,97 Baik

3 Setup periferal (menggunakan

software) 80,85 Baik sekali

Rata-Rata Nilai Psikomotorik 80,75 Baik sekali

Gambar 4.6 Diagram Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor

Dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai rata-rata untuk keterampilan siswa mengenal fungsi dan jenis periferal menggunakan media video pada saat pembelajaran sebesar 81,42. Dengan

DATA HASIL BELAJAR PSIKOMOTORI

K; Aspek 1 : Mengenal fungsi dan jenis periferal;

81,42

DATA HASIL BELAJAR PSIKOMOTORI

K; Aspek 2 : Pemasangan Periferal ;

79,97

DATA HASIL BELAJAR PSIKOMOTORI

K; Aspek 3 : Setup Periferal;

80,85

Data Hasil Belajar Psikomotor

Aspek 1 : Mengenal fungsi dan jenis periferal

Aspek 2 : Pemasangan Periferal


(3)

mengacu pada Tabel 3.4, maka diperoleh kriteria untuk keterampilan siswa dengan nilai 81,42 adalah baik sekali.

2. Nilai rata-rata untuk keterampilan siswa memasang periferal secara fisik menggunakan media video pada saat pembelajaran sebesar 79,97. Dengan mengacu pada Tabel 3.4, maka diperoleh kriteria untuk keterampilan siswa dengan nilai 79,97 adalah baik.

3. Nilai rata-rata untuk keterampilan siswa setup periferal menggunakan media video pada saat pembelajaran sebesar 80,85. Dengan mengacu pada Tabel 3.4, maka diperoleh kriteria untuk keterampilan siswa dengan nilai 80,85 adalah baik sekali .

4. Total nilai rata-rata untuk ranah psikomotorik dengan menggunakan media video pada saat pembelajaran sebesar 80,57. Dengan mengacu pada Tabel 3.4, maka diperoleh kriteria untuk keterampilan siswa dengan nilai 80,57 adalah baik sekali

4.5.2Uji Normalitas Data Psikomotor

Uji normalitas data dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 dan dengan taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian normalitas data dapat dilhat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Psikomotor

Data yang diuji χ2 Hitung χ2 Tabel Kriteria

Hasil Belajar Afektif 9,16 11,07 Normal

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji normalitas data hasil belajar psikomotor menunjukkan bahwa data terdistribusi normal karena χ2hitung

(9,16) < χ2tabel (11,07). Artinya nilai hasil belajar psikomotor terdistribusi normal

dengan perolehan nilai rendah sedikit, perolehan nilai sedang banyak dan perolehan nilai tinggi sedikit (mendekati kurva normal).


(4)

4.5.3Uji Hipotesis Ranah Psikomotor

Uji hipotesis ranah psikomotor dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar afektif dengan menggunakan media video sebagai media pembelajaran. Pengujian hipotesis pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan

uji proporsi pihak kiri, karena hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat

meningkatkan hasil belajar jika rata-rata hasil belajar ranah psikomotor siswa lebih besar atau sama dengan 80,0.

Ha : Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap tidak dapat

meningkatkan hasil belajar jika rata-rata hasil belajar ranah psikomotor siswa kurang 80,0.

H0: π ≥ 80 Ha: π < 80

H0 diterima dan Ha ditolak apabila thitung≥ ttabel. Pengujian hipotesis dilakukan

pada derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 33 – 1 = 32 dan tingkat kesalahan 0,05 sehingga diperoleh ttabel = 1,694. Karena uji hipotesis yang digunakan uji pihak kiri, maka ttabel bernilai negatif (-1,694).

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 0,570. Karena thitung (0,570) ≥ ttabel (-1,694), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, penggunaan

media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat meningkatkan hasil belajar. Untuk lebih jelasnya mengenai uji hipotesis dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut :

Gambar 4.7 Kurva Hasil Uji Pihak Kiri Data Psikomotor

thitung (0,570)

)

(1,701) (-1,701)

Daerah penolakan H0

α

Daerah penerimaan

H0


(5)

4.6 Temuan Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan gambaran tentang bagaimana hasil pembelajaran menggunakan media video sebagai media pembelajaran. Berdasarkan hasil temuan penelitian dari pembelajaran Menerapkan Fungsi Periferal dan Instalasi PC menggunakan media video sebagai media pembelajaran dan hasil perhitungan yang dibuktikan dengan analisis statistika menunjukkan bahwa:

1. Implementasi media video pada pada pembelajaran Menerapkan Fungsi Periferal dan Instalasi PC pada ranah kognitif pada pertemuan pertama memiliki nilai rata-rata pretest 47,47, posttest 78,11, gain sebesar 59,90%. Pada pertemuan kedua nilai rata-rata pretest 46,13, posttest 78,79, gain

sebesar 61,06%. Pada pertemuan ketiga nilai rata-rata pretest 19,39, posttest

53,33 dan gain sebesar 41,31%.

2. Secara keseluruhan hasil pembelajaran menggunakan media video pembelajaran memiliki nilai rata-rata pretest 42,95, posttest 76,02, dan gain

sebesar 57,97%.

3. Uji normalitas yang dilakukan pada data pretest pada pembelajaran menggunakan media video dengan menggunakan persamaan chi-kuadrat (χ2)

terdistribusi normal karena χ2

hitung (4,59) < χ2tabel (11,07).

4. Uji normalitas yang dilakukan pada data posttest pada pembelajaran menggunakan media video dengan menggunakan persamaan chi-kuadrat (χ2) terdistribusi normal karena χ2hitung(9,16) < χ2tabel (11,07).

5. Pengujian hipotesis ranah kognitif dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = n

– 1 = 33 – 1 = 32 dan tingkat kesalahan 0,05 sehingga diperoleh ttabel = 1,694.

Dengan menggunakan uji pihak kiri, maka ttabel bernilai negatif (-1,694). Dari

hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 1,694. Karena thitung (1,694) ≥ ttabel

(-1,701), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, penggunaan

media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah afektif.

6. Total nilai rata-rata untuk ranah afektif pada saat pembelajaran dengan menggunakan media video sebesar 80,17 dengan kategori sangat baik


(6)

7. Uji normalitas data afektif dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 –

1 = 5 dan dengan taraf signifikansi 5%. terdistribusi normal karena χ2 hitung (4,59) < χ2

tabel (11,07).

8. Pengujian hipotesis ranah afektif dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 33 – 1 = 32 dan tingkat kesalahan 0,05 sehingga diperoleh ttabel = 1,694.

Dengan menggunakan uji pihak kiri, maka ttabel bernilai negatif (-1,694). Dari

hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 0,180. Karena thitung (0,180) ≥ ttabel

(-1,694), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, penggunaan

media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah afektif.z

9. Total nilai rata-rata untuk ranah psikomotorik dengan menggunakan media video pada saat pembelajaran sebesar 80,57. Dengan kategori baik sekali 10.Uji normalitas data pasikomotor dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = k –

1 = 6 – 1 = 5 dan dengan taraf signifikansi 5% terdistribusi normal karena

χ2

hitung(9,16) < χ2tabel (11,07).

11.Pengujian hipotesis ranah psikomotor dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 33 – 1 = 32 dan tingkat kesalahan 0,05 sehingga diperoleh ttabel =

1,694. Dengan menggunakan uji pihak kiri, maka ttabel bernilai negatif

(-1,694). Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 0,570. Karena thitung

(0,570) ≥ ttabel (-1,701), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian,

penggunaan media video sebagai media pembelajaran dianggap dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah psikomotor.

12.Berdasarkan hasil observasi selama penelitian, penelitian menemukan bahwa peranan media inovatif dalam pembelajaran memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap antusiasme dan semangat belajar siswa. Penggunaan media memiliki hubungan yang erat dengan ketersediaan fasilitas. Penggunaan media video dalam pembelajaran lebih optimal dilaksanakan pada ruang multimedia sekolah.