Pembelajaran Blended Learning Melalui Google Classroom di Sekolah Dasar

Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa

PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING MELALUI GOOGLE CLASSROOM DI
SEKOLAH DASAR
Vicky Dwi Wicaksono1), Putri Rachmadyanti2)
1

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
email: [email protected]
2
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
email: [email protected]

Abstrak
Pembelajaran yang baik adalah melibatkan seluruh civitas akademik di Sekolah Dasar. Blended
learning merupakan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas. Hasil survei
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 pengguna internet di
Indonesia sebanyak 132,7 juta orang. Jumlah pengguna internet di Indonesia menduduki peringkat 6
(enam) di dunia. Google classroom merupakan aplikasi pembelajaran yang dikeluarkan oleh google
dalam pembelajaran. Kemudahan untuk mengakses melalui komputer dan telepon genggam, sangat
mengguntungkan bagi guru dan siswa di sekolah dasar. Tujuan yang dicapai dalam gagasan ilmiah

ini yakni mendeskripsikan blended learning, mengetahui google classroom sebagai alternatif dalam
pembelajaran, dan pembelajaran blended learning melalui google classroom. Penggunaan google
classroom dapat memberikan akses terhadap siswa dalam melakukan pembelajaran secara daring.
Guru dapat memberikan pembelajaran meskipun tidak di dalam kelas. Hal ini sebagai bentuk
pengawasan guru terhadap siswanya ketika di luar sekolah.
Kata Kunci: blended learning, google classroom, sekolah dasar

sesuai dengan pemanfaatan masing-masing

PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan

seperti media sosial, hiburan, permainan,

teknologi dewasa ini mengalami pening-

menjelajah (browsing), transaksi jual-beli,

katan signifikan. Terutama dalam bidang


dan sebagainya. Tidak menutup kemung-

teknologi dalam pemenuhan kebutuhan

kinan, salah satunya siswa di Sekolah Dasar.

sehari-hari. Hasil survei dari Asosiasi

Menurut Tapscoot (2009;12) usia anak SD

Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia

berada di generasi Z (lahir tahun 1998-2009)

(APJII) pada tahun 2016 pengguna internet

dan generasi A (lahir tahun >2009) yang

di Indonesia sebanyak 132,7 juta orang.


lebih memanfaatkan internet lebih banyak.

Dimana total penduduk Indonesia 256,2 juta

Karakteristik pada generasi Z dan A

orang,

memiliki kesamaan yakni fasih teknologi,

artinya

pengguna

internet

di

Indonesia sebanyak 51,8%.
Pemanfaatan jaringan internet ditandai

dengan penggunaan komputer dan telepon
genggam. Usia pengguna internet bervariasi,

intens berinteraksi melalui media sosial, dan
ekspresif.
Kemudahan

akses

internet

yang

diperoleh siswa SD merupakan bagian dari

513

ISBN 978-602-70471-2-9

budaya masyarakat yang bergeser ke era


daripada tanpa menggunakan blended. Hal

digital.

dapat

senada juga dilakukan oleh Suhartono pada

karena

tahuj 2016 dengan judul “Menggagas

teknologi berdampingan dalam kehidupan

Pendekatan Blended Learning di Sekolah

masyarakat. Bergesernya budaya ini, harus

Dasar” bahwa blended learning dapat


ditangkap

dalam

dilaksanakan di Sekolah Dasar yang telah

melakukan pembelajaran. Guru sebagai

memiliki perangkat komputer baik yang

agen of change dimana memiliki kedudukan

telah tersambung dengan internet atau

yang penting dalam perubahan kondisi

belum. Hasil kedua penelitian tersebut dapat

pebelajar.


dimanfaatkan untuk menjadi lebih baik,

Setiap

mencegah

atau

oleh

individu

tidak

menolaknya,

seorang

guru


Teknologi dan pendidikan tidak dapat

bahwa blended learning dapat dilakukan

dipisahkan, dimana semua hal itu harus

dimana saja. Tidak harus menggunakan

sejalan. Blended learning adalah salah satu

komputer

solusi yang bisa dilaksanakan oleh guru

pembelajaran daring.

sebagai

prioritas


selama

Thorne

Sistem pembelajaran yang dimaksud

(dalam Sjukur, 2012: 370) blended learning

yang menggunakan Learning Management

adalah kesempatan untuk mengintegrasikan

System (LMS). Menurut Ellis (2009: 1)

inovasi dan teknologi yang ditawarkan oleh

LMS adalah aplikasi perangkat lunak untuk

pembelajaran daring dengan interaksi dan


administrasi,

partisipasi

pelaporan

dalam

pembelajaran.

Menurut

pembelajaran

konvensional.

dokumentasi,
dan


pelacakan,

penyampaian

kursus

Kegiatan blended learning ditandai dengan

pendidikan atau program pelatihan. LMS

menggabungkan pembelajaran konvensional

dapat

dan daring. Penggabungan pembelajaran

pembelajaran yang disiapkan untuk siswa

disesuikan dengan tujuan pembelajaran yang

dan guru dalam melakukan pembelajaran

hendak dicapai.

melalui perangkat lunak. Adapun perangkat

Pada hasil penelitian yang dilakukan

dikatakan

sebuah

managemen

lunak LMS yang bisa digunakan antara lain:

oleh Herwanto,dkk pada tahun 2012 dengan

ACS,

judul “Pengaruh Blended Learning terhadap

Canvas, Google Classroom, dan sebagainya.

Penguasaan Konsep dan Penalaran Fisika

Hasil studi pendahuluan tentang jenis-jenis

Peserta Didik Kelas X” disimpulkan bawah

LMS ditemukan bahwa google classroom

penguasaan konsep fisika peserta didik

merupakan aplikasi multiplatform yang

menggunakan blended learning lebih tinggi

dapat digunakan oleh pengguna. google

514

Blackboard,

Certpoint,

Moodle,

Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa

classroom adalah platform pembelajaran

(memberi pandangan); 4) synthesize (mem-

campuran yang dikembangkan oleh google

bandingkan); 5) summarize (meringkas).

untuk sekolah yang bertujuan menyederhanakan pembuatan, pendistribusian dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

penetapan tugas dengan cara tanpa kertas

Blended Learning
Blended

(Wikipedia, 2017).
Pemanfaatan google classroom dapat

learning

merupakan

gabungan 2 istilah Bahasa Inggris, yaitu:

melalui

blended dan learning. Kata blend artinya

komputer dan telepon genggam. Guru dan

campuran, sedangkan learn yang artinya

siswa

situs

belajar.

atau

ngandung belajar campuran, sehingga dapat

mengunduh aplikasi melalui playstore di

dikatakan pembelajaran yang mengunakan

android atau app store di iOS dengan kata

berbagai macam cara. Para ahli sepakat

kunci google classroom. Penggunaan LMS

bahwa istilah blended learning merupakan

tersebut tanpa dipungut biaya, sehingga

perpaduan pembelajaran secara konven-

pemanfaatannya dapat dilakukan sesuai

sional dan daring. Semler dalam Husamah

kebutuhan.

(2013:

melalui

multiplatform

dapat

yakni

mengunjungi

https://classroom.google.com

Makna

11)

dasar

bahwa

mengkombonasikan

sebenarnya

blended
ranah

me-

learning

terbaik

dari

pembelajaran daring, aktivitas tatap muka

METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan
literature review, dimana suatu tindakan

terstruktur, dan praktek dunia nyata.
Pembiasaan

penggunaan

blended

terhadap kualitas dan temuan baru suatu

learning diperlukan, dikarenakan untuk

paper ilmiah. Kegiatan literature review

mengurangi

diawali dengan 4 langkah, antara lain 1)

menggunakan

formulasikan

cari

genggam untuk hal negatif. Tindakan seperti

literature; 3) evaluasi data; 4) analisis dan

bermain game, media sosial, dan menonton

interpretasikan. Semua langkah tersebut

video secara berlebihan. Hal ini sebagai

dilakukan sesuai tahapan yang berlaku.

pengalihan tindakan yang bisa dilakukan.

Teknik analisis yang dilakukan dengan cara

Blended

1) compare (mencari kesamaan); 2) contrast

karakteristik terdapat pengawasan oleh guru

(mencari

dan orang, merupakan hal yang ingin capai.

permasalahan;

ketidaksamaan);

2)

3)

critize

dan/atau

mencegah

komputer

learning

dan

yang

siswa
telepon

memiliki

515

ISBN 978-602-70471-2-9

Kegiatan blended learning memiliki
kelebihan menurut Husamah (2013: 231) 1)

Kelebihan ini dapat dimanfaatkan oleh guru,
siswa dan wali murid.

Pembelajaran terjadi secara mandiri dan
konvensional

yang

memiliki

memiliki celah untuk sebagai bahan dampak

kelebihan yang dapat saling melengkapi; 2)

pelaksanaan antara lain: 1) Media yang

Pembelajaran lebih efektif dan efisien; 3)

dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit

Meningkatkan aksesabilitas; 4) Peserta didik

diterapkan apabila sarana dan prasarana

leluasa untuk mempelajari materi pelajaran

tidak mendukung; 2) Tidak meratanya

secara

memanfaatkan

fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti

materi-materi yang tersedia secara daring; 5)

komputer dan akses internet. Padahal,

Peserta didik dapat melakukan diskusi

Blended

dengan pengajar atau peserta didik lain di

internet yang memadai dan bila jaringan

luar

Kegiatan

kurang memadai, itu tentu akan menyulitkan

pembelajaran yang dilakukan oleh peserta

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

didik di luar jam tatap muka dapat dikelola

mandiri via daring; dan 3) Kurangnya

dan dikontrol dengan baik oleh pengajar; 7)

pengetahuan sumber daya pembelajaran

Pengajar

materi

(pengajar, peserta didik dan orang tua)

pengayaan melalui fasilitas internet; 8)

terhadap penggunaan teknologi (Husamah,

Pengajar dapat meminta peserta didik untuk

2013:

membaca materi atau mengerjakan tes yang

dilakukan

dilakukan

9)

belajaran. Penentuan media melalui google

Pengajar dapat menyelenggarakan kuis,

classroom sebagai keterbatasan yang harus

memberikan balikan, dan memanfaatkan

dilakukan.

hasil tes secara efektif; 10) Peserta didik

perlunya diberikan pelatihan kepada siswa

dapat saling berbagi file atau data dengan

atau wali murid untuk mempermudahkan

siswa lain; 11) Memperluas jangkauan

keterterapan yang akan dilakukan.

mandiri

jam

tatap

dapat

keduanya

Keefektifan blended learning masih

dengan

muka;

6)

menambahkan

sebelum

pembelajaran/pelatihan;

pembelajaran;

12)

yang optimal; 15) Menyesuaikan berbagai
pembelajaran;

36).

memerlukan

Kelemahan
seminimilisir

Pembiasaan

akses

tersebut
dalam

penggunaan

bisa
pem-

ini

Kemudahan

implementasi; 13) Efisiensi biaya; 14) Hasil

kebutuhan

Learning

dan

16)

Meningkatkan daya tarik pembelajaran.

Google Classroom sebagai alternatif
pembelajaran
Pada tahap awal di tahun 2014-2016
pengembangan

google

classroom

tidak

diperuntukan untuk semua orang hanya
sekolah yang berkerjasama dengan google,
516

Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa

google

yang memungkinkan kolaborasi antara

classroom dapat diakses oleh seluruh orang

guru dan siswa atau siswa kepada siswa.

dengan menggunakan google pribadi. Hal

Dokumen yang ada di google drive

ini yang dapat dimanfaatkan oleh guru,

siswa dengan guru, file di-host di drive

siswa dan wali murid dalam pembelajaran,

siswa dan kemudian diserahkan untuk

sehingga tidak diperlukan kerjasama dengan

penilaian. Guru dapat memilih file yang

google. Pemanfaatan secara terbuka dapat

kemudian dapat diperlakukan sebagai

memberikan keuntungan bagi pengguna

template sehingga setiap siswa dapat

google classroom.

mengedit

namun

di

bulan

Maret

2017

salinannya

sendiri

dan

kemudian kembali ke nilai kelas alihalih membiarkan semua siswa melihat,
menyalin, atau mengedit dokumen yang
sama. Siswa juga dapat memilih untuk
melampirkan dokumen tambahan dari
Drive mereka ke tugas.
2. Grading (pengukuran)
Google classroom mendukung banyak
Gambar 1. Tampilan google classroom
Penelitian

yang

dilakukan

oleh

Shampa Iftakhar (2016) dengan judul
Google Classroom: What Works and How?
berisi mengenai bahwa google classroom
membantu untuk memonitoring siswa untuk
belajar. Guru dapat melihat seluruh aktivitas
siswa

selama

pembelajaran

di

google

classroom. Interaksi antara guru dan siswa
terekam dengan baik. Adapun fitur yang
dimiliki oleh google classroom menurut
Wikipedia (2017):
1. Assigmenments (tugas)
Penugasan disimpan dan dinilai pada
rangkaian aplikasi produktivitas google

skema penilaian yang berbeda. Guru
memiliki pilihan untuk melampirkan file
ke tugas dimana siswa dapat melihat,
mengedit, atau mendapatkan salinan
individual. Siswa dapat membuat file
dan

kemudian

menempelkannya

ke

tugas jika salinan file tidak dibuat oleh
guru. Guru memiliki pilihan untuk
memantau kemajuan setiap siswa pada
tugas di mana mereka dapat memberi
komentar dan edit. Berbalik tugas dapat
dinilai oleh guru dan dikembalikan
dengan komentar agar siswa dapat
merevisi tugas dan masuk kembali.
Setelah dinilai, tugas hanya dapat diedit

517

ISBN 978-602-70471-2-9

oleh

guru

kecuali

jika

guru

atau

semua

kelas,

atau

diurutkan

menurut apa yang perlu dikaji.

mengembalikan tugas masuk.

5. Archive Course (arsip program)

3. Communication (komunikasi)
Pengumuman dapat diposkan oleh guru

Kelas memungkinkan instruktur untuk

ke arus kelas yang dapat dikomentari

mengarsipkan kursus pada akhir masa

oleh

jabatan

siswa

yang

memungkinkan

atau

tahun.

Saat

kursus

komunikasi dua arah antara guru dan

diarsipkan, situs tersebut dihapus dari

siswa. Siswa juga dapat memposting ke

beranda dan ditempatkan di area Kelas

aliran kelas tapi tidak akan setinggi

Arsip

prioritas sebagai pengumuman oleh

mempertahankan kelas mereka saat ini.

seorang guru dan dapat dimoderasi.

Ketika kursus diarsipkan, guru dan siswa

Beberapa jenis media dari produk

dapat melihatnya, namun tidak dapat

Google seperti file video YouTube dan

melakukan perubahan apapun sampai

Google Drive dapat dilampirkan ke

dipulihkan.

pengumuman dan pos untuk berbagi

untuk

membantu

guru

6. Mobile Application (aplikasi dalam

konten. Gmail juga menyediakan opsi

telepon genggam)

email bagi guru untuk mengirim email

Aplikasi seluler Google Kelas, yang

ke satu atau lebih siswa di antarmuka

diperkenalkan pada bulan Januari 2015,

Google Kelas. Kelas dapat diakses di

tersedia

web

Android.

Aplikasi

membiarkan

pengguna

mengambil

foto

atau

melalui

aplikasi

seluler

Android dan iOS Classroom.

untuk

menempelkannya

4. Time-Cost (hemat waktu)

perangkat

ke

iOS

tugas

dan

dan

mereka,

Guru dapat menambahkan siswa dengan

berbagi file dari aplikasi lain, dan

memberi siswa kode untuk mengikuti

mendukung akses offline.

kelas. Guru yang mengelola beberapa

7. Privacy (privasi)
Berbeda

dengan

layanan

pengumuman, tugas, atau pertanyaan

google,

google

classroom,

yang ada dari kelas lain. Guru juga dapat

bagian dari G Suite for Education, tidak

berbagi tulisan di beberapa kelas dan

menampilkan iklan apa pun dalam

kelas arsip untuk kelas masa depan.

antarmuka untuk siswa, fakultas, dan

Pekerjaan siswa, tugas, pertanyaan, nilai,

guru, dan data pengguna tidak dipindai

komentar semua dapat diatur oleh satu

atau digunakan untuk tujuan periklanan.

kelas

518

dapat

menggunakan

kembali

konsumen
sebagai

Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa

Semua fitur tersebut dapat digunakan

ini langsung tersambung dengan internet

oleh guru selama pembelajaran. Guru dapat

secara daring (Suhartono, 2016: 548).

dengan mudah mempelajari penggunaan

Blended learning yang dilakukan secara

dengan belajar secara mandiri dengan

daring dan dapat diakses sesuai dengan

melihat di google support pada google

kesepakatan antara guru dan siswa. Tahapan

classroom. Cara akses dan penggunaan

pengembangan

dibedakan

berdasarkan

yang

rencana pelaksanaan pembelajaran yang

digunakan

seperti

telepon

akan dilakukan oleh guru. Pembuatan story

genggam berbasis Android dan iOS. Selain

board menentukan pembelajaran yang akan

melalui

google support

channel

di

platform

komputer,

materi

ditentukan

oleh

dapat

melalui

dilakukan pada google classroom. Story

mengenai

google

board merupakan rencana pembelajaran

classroom. Pada dasarnya tahap awal yang

yang akan dilakukan melalui media. Isi

dilakukan yakni dengan melakukan login

story board yang dimaksud adalah topik

dengan menggunakan akun G Suite for

pembelajaran,

Education atau google pribadi/email google.

kegiatan,

youtube

Adapun kelebihan google classroom

jenis

dan

kegiatan,

rencana

keterangan.

Topik

pembelajaran diperoleh melalui analisis

menurut Janzem dalam Iftakhar (2016: 13)

kompetensi

yakni mudah digunakan, menghemat waktu,

indokator dan tujuan pembelajaran. Hasil

berbasis cloud, fleksibel, dan gratis. Hal ini

analisis mendapatkan topik pembelajaran

yang menjadi pertimbangan bahawa google

yang akan dilaksanakan. Rencana kegiatan

classroom tepat digunakan untuk di sekolah

merupakan berisi mengenai hal yang akan

dasar. Meskpiun masih memiliki kelemahan

dilakukan pada google classroom, seperti

seperti tidak adanya layanan eksternal

pemberian video, soal, diskusi atau materi.

seperti bank soal secara otomatis dan

Semua

obrolan secara pribadi antara guru untuk

pengguna dan harus disesuaikan dengan

mendapat umpan balik (Pappas, 2015).

karakteristik

ini

inti,

kompetensi

tergantung

topik

guru

dasar,

sebagai

pembelajaran.

Keterangan yang dimaksud dalam story
Pembelajaran Blended Learning melalui

board adalah catatan jika diperlukan dalam

Google Classrom

tahap penyelenggaraan. Pembuatan story

Model pengembangan pada blended

board

adalah

tahapan

awal

dalam

learning yang digunakan yakni model

penyelanggaran pembelajaran secara daring.

campuran (hybrid learning), dimana model

Hasil pembuatan ini merupakan dasar

519

ISBN 978-602-70471-2-9

pembuatan pembelajaran daring pada google

nyaman dan aktif dalam mengonstruksi

classroom.

pengetahuannya. Guru dapat memanfaatkan

Pembelajaran google classroom di

berbagai fitur yang terdapat pada google

Sekolah Dasar ini menyasar kepada siswa

classroom

yang sudah berada di kelas tinggi. Siswa

communication, time-cost, archive course,

kelas tinggi memiliki minat kehidupan

mobile applications, dan privacy.

praktis sehari-hari yang konkret. Menurut

seperti

assigments,

grading,

Hal yang perlu diperhatikan ketika

Mulyani dan Syaodih (2009:15) siswa kelas

menggunakan

tinggi terletak pada tahap menyelidik,

sebaiknya memberi pemahaman kepada wali

mencoba, dan berkekperimen. Siswa pada

murid agar tidak terjadi kesalahpahaman

usia tersebut sudah melek teknologi, siap

dalam pelaksanaannya. Memberi pelatihan

menerima perkembangan zaman melalui

kepada siswa tentang penggunaan google

teknologi yang ada.

classroom sebagai bentuk tahap pengenalan
fungsi

manfaat

classroom,

perangkat

guru

lunak

tersebut. Tidak menutup kemungkinan jika

SIMPULAN
Penyelenggaran google classroom di
Sekolah

dan

google

Dasar

tanpa

menyampingkan

diterapkan

pertama

kali

kegagalan,

diperlukannya

mengalami
refleksi

dan

pembelajaran konvensional yang dilakukan.

monitoring dalam penyelenggaraan blended

Hal ini merupakan

learning melalui google classroom.

learning,

dimana

kelebihan blended

menggabungkan

dua

metode pembelajaran konvensional dan
daring

untuk

membuat

siswa

merasa

DAFTAR PUSTAKA
Ellis, Ryann K. (2009). Field Guide to Learning Management System. American Society for
Training & Development (ASTD)
Hermawanto. (2013). Pengaruh Blended Learning terhadap Penguasaan Konsep dan
Penalaran Fisika Peserta Didik Kelas X. Jurnal pendidikan Fisika Indonesia, 9, 67-76.
Husamah. (2013). Pembelajaran Bauran (Blended Learning). Jakarta: Hasil Pustaka.
Iftakhar, Shampa. (2016). Google Classroom: What Works and How?. Journal of Education
and Social Sciences, 3 (feb), 12-18.
Pappas, Christopher (2015). "Google Classroom Review: Pros And Cons Of Using Google
Classroom
In
eLearning". Diakses
1
Mei
2017
dari
https://elearningindustry.com/google-classroom-review-pros-and-cons-of-usinggoogle-classroom-in-elearning.

520

Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa

Sjukur, S.B. 2012. Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
Siswa Tingkat SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3 (2), 368-378.
Surhartono, (2016). Menggagas Pendekatan Blended Learning di Sekolah Dasar. Prosiding
Temu Ilmiah Nasional Guru VIII yang diselenggarakan oleh FKIP UT, tanggal 26
November 2016. Tangerang: Universitas Terbuka.
Tapscott, Don. (2009). Grown Up Digital. Unites States: McGraw-Hill.
Wikipedia. (2017). Google Classroom. Diakses 1 Mei 2017 dari https://en.
wikipedia.org/wiki/Google_Classroom.
Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih. (2009). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Universitas Terbuka.

521