APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING.

(1)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini berisi tentang aplikasi CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Dasar Jaringan Komputer dalam konteks blended learning. Penelitian ini dilakukan pada kelas X Program Studi Teknik Komputer Jaringan di SMK Negeri 2 Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dicapai setelah menggunakan media pembelajaran CISCO Packet Tracer sebagai komplemen pada mata pelajaran tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design, dengan bentuk one-group pretest-posttest design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan adanya gain hasil belajar siswa sejumlah 31,45%. Oleh karena itu, penggunaan software CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran dalam konteks blended learning dapat dikatakan efektif.

Kata Kunci : CISCO Packet Tracer, Media Pembelajaran, One-Group Pretest-Posttest Design

Abstract

This research is about CISCO Packet Tracer Software as instructional media in Basic Networking subject in the context of blended learning. This research was done at first grade in computer network courses in SMK Negeri 2 Bandung. The purpose of this research was to determine student learning outcomes are achieved after using Cisco Packet Tracer instructional media as a complement to these subjects. The method used in this research is a method of pre-experimental design, with the form of a one-group pretest-posttest design. The results showed that there is an increase in student learning outcomes indicated by the results of student learning gain some 31.45%. Therefore, the use of Cisco Packet Tracer software as a medium of learning in the context of blended learning can be said to be effective.

Key words: CISCO Packet Tracer, Instructional Media, One-Group Pretest-Posttest Design


(2)

iv

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah Penelitian ... 3

1.3Rumusan Masalah Penelitian ... 4

1.4Tujuan Penelitian ... 4

1.5Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 5

1.6Struktur Organisasi Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori Belajar Mengajar ... 7

2.1.1 Pengertian Belajar... 7

2.1.2 Pengertian Mengajar ... 7

2.1.3 Proses Belajar Mengajar ... 8

2.2 Media Pembelajaran ... 10

2.3 Simulasi ... 14

2.4 Jaringan Komputer ... 17

2.4.1 Jenis-Jenis Jaringan ... 18

2.4.2 Komponen Pada Jaringan Komputer ... 19

2.4.3 IP Address ... 19


(3)

v

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.5.2 Level Penggunaan Blended Learning ... 21

2.6 Hasil Belajar ... 22

2.7 Kurikulum 2013 ... 28

2.8 Mata Pelajaran Dasar Jaringan Komputer ... 30

2.9 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 32

3.1.1 Metode Penelitian ... 32

3.1.2 Desain Penelitian ... 33

3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian ... 34

3.3 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian ... 37

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.4.2 Fungsi Media Pembelajaran dalam Penelitian ... 39

3.4.3 Instrumen Penelitian ... 39

3.5 Uji Instrumen Penelitian ... 40

3.5.1 Uji Validitas Instrumen ... 40

3.5.2 Uji Reabilitas Instrumen ... 41

3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran ... 43

3.5.3 Uji Daya Pembeda ... 44

3.6Instrumen Observasi ... 45

3.6.1 Pengukuran Ranah Afektif ... 45

3.6.2 Pengukuran Ranah Psikomotor ... 47

3.7 Teknik Analisis Data ... 48

3.7.1Gain Ternormalisasi ... 49

3.7.2 Uji Normalitas Data ... 49


(4)

vi

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.3 Uji t ... 53

3.8 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 55

4.1.1 Hasil Uji Validitas ... 55

4.1.2 Hasil Uji Reabilitas ... 56

4.1.2 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 57

4.1.3 Uji Daya Pembeda ... 57

4.2 Analisis dan Hasil Penelitian ... 58

4.2.1 Data Pretest ... 58

4.2.2 Data Posttest ... 58

4.2.3 Hasil Uji Gain ... 59

4.2.4 Hasil Uji Normalitas Data ... 60

4.2.5 Hasil Uji Hipotesis Data ... 60

4.3 Analisis dan Pembahasan Data Sekunder Penelitian ... 61

4.3.1 Hasil Pengukuran Ranah Afektif ... 61

4.3.2 Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor ... 62

4.4 Temuan dan Analisis Hasil Penelitian ... 63

4.5 Kelebihan Penggunaan Software Packet Tracer sebagai Media Pembelajaran ... 64

4.6 Kelemahan Penggunaan Software Packet Tracer sebagai Media Pembelajaran ... 65

4.7 Matriks Penelitian ... 66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 67


(5)

vii

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(6)

1

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi ini banyak tersebar berbagai media pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Media pembelajaran adalah seperangkat alat yang digunakan untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada anak didik demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

Sebagai indikator tercapainya keberhasilan pembelajaran di dalam kelas, secara praktis maka siswa diberikan nilai oleh gurunya, untuk itu harus ada kriteria yang harus dipenuhi. Di Indonesia, kriteria tersebut disebut KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LBH) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik (Depdiknas, 2008).

Keberhasilan proses pengajaran selain ditentukan oleh cara mengajar guru dan cara belajar siswa juga ditentukan oleh faktor lain seperti kurikulum, sarana dan prasarana, metode, model pembelajaran, teknik, media serta situasi dan kondisi lingkungan belajar.

Salah satu model pembelajaran adalah berbasis TIK yang kini tumbuh adalah blended learning. Blended learning merupakan pengembangan lebih


(7)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lanjut dari metode e-learning, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan antara sistem e-learning dengan metode konvensional atau tatap muka. Menurut Onno W. Purbo (2002), istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam Blended e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi internet.

Selain model pembelajaran, ketentuan pilihan media pembelajaran yang efektif juga turut andil dalam output pemahaman siswa. Media pembelajaran tentu berbagai macam jenisnya, seperti modul, game, jobsheet pcraktikum, dll. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, dari mulai rumah tangga, usaha, layanan publik, pemerintahan, hingga pendidikan. Teknologi komputer dianggap sebagai salah satu alternatif disamping alternatif lain dalam sistem penyelenggaraan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa keunggulan dan kelebihan yang dimiliki teknologi informatika yang saat ini telah berkembang demikian pesat, sehingga memungkinkan penggunanya dapat bekerja secara cepat dan akurat. Contoh nyata dari pemanfaatan perkembangan teknologi ini adalah dengan adanya perangkat media pembelajaran yang memanfaatkan program CISCO Packet Tracer.

CISCO Packet Tracer merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh CISCO Company, bertujuan untuk melakukan simulasi jaringan komputer yang sedang berjalan. Aplikasi CISCO Packet Tracer ini dapat dijalankan di Sistem Operasi Windows dan Linux. Di dalamnya terdapat kemampuan mensimulasikan jaringan yang kita rancang, lengkap beserta router, switch, hub, server, beserta berbagai simulasi perangkat jarigan lainnya yang mudah digunakan karena permasalahan dan pemecahannya dinyatakan dalam bentuk visual sehingga mudah untuk dipahami. Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai media pembelajaran adalah berbagai kemampuan untuk komputansi teknik dengan pengolahan data antar titik dan


(8)

3

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perangkat jaringan yang bisa dirancang sendiri sesuai dengan kreatifitas penggunanya. Aplikasi CISCO Packet Tracer dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran.

Pada SMK Negeri 2 Bandung Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan, terdapat satu mata pelajaran yang sangat mendasar bagi siswa siswi di jurusan tersebut, yakni mata pelajaran Dasar Jaringan Komputer. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama melakukan prakek latihan pengajaran, nilai KKM untuk mata pelajaran ini dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Hal ini didasarkan atas hasil evaluasi pengamatan dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Pada tahun 2010 diketahui KKM untuk mata pelajaran ini adalah 7,25 ; Kemudian pada tahun 2011 adalah 7,5. Setelah tahun 2011 tidak terjadi lagi perubahan.

Dari kenyataan dan pandangan yang telah dikemukakan, harapan dari penelitian ini terjadi perubahan yang signifikan dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Maka salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru yaitu memilih suatu media pembelajaran yang tepat agar hasil mutu pembelajaran yang diharapkan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti berusaha ingin mengungkapkan sampai sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan oleh media pembelajaran yang akan penulis gunakan yaitu media pembelajaran menggunakan software CISCO Packet Tracer dalam kegiatan belajar mengajar terhadap hasil belajar siswa, dalam kajian Aplikasi CISCO Packet Tracer sebagai Media Pembelajaran Dasar Jaringan Komputer dalam Konteks Blended Learning.

1.2Identifikasi Masalah Penelitian


(9)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Fasilitas media pembelajaran pada mata pelajaran dasar jaringan komputer di SMK Negeri 2 Bandung masih terbatas.

2. Belum ada media yang ekonomis untuk pembelajaran di SMK.

3. Aplikasi simulasi jaringan komputer belum pernah digunakan pada kelas X di SMK Negeri 2 Bandung untuk mata pelajaran dasar jaringan komputer.

4. Media online belum pernah digunakan untuk pembelajaran dasar jaringan komputer di SMK Negeri 2 Bandung.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor saat digunakannya media pembelajaran software CISCO Packet Tracer dalam mata pelajaran dasar jaringan komputer?

2. Apakah kelebihan dan kelemahan penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan software CISCO Packet Tracer dalam Mata Pelajaran Dasar Jaringan Komputer di SMK Negeri 2 Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui hasil akhir belajar siswa setelah selesai mengikuti proses pembelajaran dasar jaringan komputer sub pokok bahasan topologi jaringan dan IP Address dengan menggunakan media pembelajaran aplikasi CISCO Packet Tracer pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dengan metode

blended learning pada alamat website


(10)

5

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan media pembelajaran aplikasi CISCO Packet Tracer pada pembelajaran dasar jaringan komputer sub pokok bahasan topologi jaringan dan IP Address.

1.5Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran software CISCO Packet Tracer.

2. Memberikan masukan kepada guru mengenai media yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

3. Memperkenalkan kepada siswa sebuah software yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran khususnya di bidang teknik elektro.

4. Siswa menjadi terbiasa menggunakan TIK dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada kegiatan pembelajaran.

5. Memberikan masukan kepada lembaga sekolah mengenai media pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga tujuan sekolah bisa tercapai.

6. Memberi masukan kepada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UPI dan dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dalam menyusun penelitian.

1.6 Struktur Organisasi Skripsi

Adapun pembahasan pada sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima pokok bahasan, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, serta struktur organisasi skripsi.


(11)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab ini berisi tentang teori-teori pendukung dari masalah yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, serta hipotesis dari penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya, diantara lain adalah lokasi dan subjek populasi/ sampel penelitian desain penelitian, definisi operasional, cara menggunakan instrumen, proses pengembangan instrumen, serta teknik pengumpulan data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, serta pembahasan temuan dari penelitian ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab simpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(12)

32

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara atau teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan penelitian itu dilaksanakan berdasarkan cirri-ciri keilmuan, yaitu Rasional, Empiris, dan Sistematis (RES). Rasional berarti penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Empiris berarti cara atau teknik yang dilakukan selama penelitian itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau teknik atau langkah yang digunakan selama proses penelitian. Sistematis, maksudnya adalah proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang logis.

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis yang sebelumnya telah dirumuskan oleh penulis adalah metode eksperimen. Menurut Nana Sudjana (1989 : 19) metode eksperimen adalah metode yang mengungkapkan hubungan dua variabela atau lebih dan mencari pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.

Penelitian yang menggunakan metode eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Tujuannya adalah menyelidiki ada-tidaknya sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.


(13)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1.2 Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Me Millan dalam Ibnu Hadjar (1999 : 102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.

Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut dengan desain penelitian eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikan rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal.

Sugiyono (2012 : 110-118) mengkategorikan desain eksperimen menjadi 4 desain, yaitu : Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pre-experimental design dengan bentuk one-group pretest-postest yang merupakan pengembangan dari one-shot case study. Pengembangan desain penelitian ini yaitu dengan cara melakukan satu kali pengukuran sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Digunakan pre-experimental design karena di SMK Negeri 2 Bandung khususnya pada program keahlian Teknik Komputer Jaringan telah menggunakan PC/laptop sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi penggunaan PC/laptop tersebut masih belum optimal karena belum menggunakan semua software dalam pelajaran bidang keahlian Teknik Komputer Jaringan, khususnya pada kelas X. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas eksperimen. Kelas eksperimen akan diberikan pretest terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan (treatment) dalam hal ini aplikasi CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran, kemudian kelas eksperimen akan diberikan posttest setelah mendapatkan perlakuan tersebut.

Menurut Sugiyono (2011 : 111), maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih


(14)

34

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akurat, karna dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Keterangan:

O1 : merupakan tes awal (Pretest), yang dilakukan sebelum berikannya perlakuan (treatmen) media pembelajaran menggunakan software CISCO Packet Tracer.

X : merupakan perlakuan (treatmen), yaitu penggunaan software CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran

O2 : merupakan tes akhir (Posttest), yang dilakukan setelah berikannya perlakuan (treatmen) media pembelajaran menggunakan software CISCO Packet Tracer.

3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 38), variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.

Dari berbagai pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa variabel penelitian adalah objek yang bisa berbentuk keadaan, faktor, kondisi, perlakuan atau tindakan yang diambil dari sesuatu nilai yang berbeda dimana peneliti dapat menarik kesimpulan dari variabel tersebut.

Suharsimi Arikunto (1998 : 101) membedakan variabel menjadi dua yaitu variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas, atau independent variabel (X), dan variabel akibat yang disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat, atau dependent variabel (Y).


(15)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel Independent (X)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia variabel ini sering disebut variabel bebas, yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (Sugiyono, 2011:39). Dalam penelitian ini variabel independent atau Variabel bebasnya adalah penggunaan software CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran.

2. Variabel dependent (Y)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:39). Dalam penelitian ini variabel dependent atau variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada standar kompetensi Dasar Jaringan Komputer.

3.3 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Bandung yang berlokasi di Jl. Ciliwung No.4 Bandung pada siswa siswi program keahlian Teknik Komputer Jaringan.


(16)

36

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi penelitian menurut Suharsimi (1998 : 115) adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 119) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa Program Keahlian TKJ di SMK Negeri 2 Kota Bandung yang berjumlah 211 orang.

3.3.3 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:124).

Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian yang dikehendaki sering bergantung pada sumber dana, waktu, dan tenaga yang tersedia. Salah satu cara untuk menentukan jumlah anggota sampel dengan menggunakan Nomogram Herry King (Sugiyono, 2012 : 130) seperti berikut :


(17)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Nomogram Herry King

Jumlah populasi siswa Program keahliah TKJ di SMK Negeri 2 Bandung adalah 211 orang. Dengan tingkat ketelitian 90%, presentase populasi 22%, dan faktor pengalinya adalah 0.875, maka sampel yang diperlukan adalah ±40 orang. Teknik ini sangat cocok digunakan dalam penelitian ini, karena sampel yang digunakan siswa kelas X TKJ 1 program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Kota Bandung dengan jumlah sampel sebanyak 38 siswa paling mendekati jumlah sampel yang diperlukan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Metode pengumpulan data dalam pendidikan menurut Suharsimi (1998 : 138) secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu tes dan non tes.


(18)

38

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber data yang diperoleh dapat dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik dokumentasi, berguna untuk mengetahui data-data yang tertulis.

2. Tes, yaitu cara mengumpulkan data melalui sejumlah soal mengenai materi yang telah dipelajari oleh siswa dan disampaikan kepada siswa selaku responden secara tertullis. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah mempelajari mata pelajaran Dasar Jaringan Komputer. Bentuk tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes objektif dengan bentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Pengolahan data untuk mengukur prestasi belajar siswa dilolah secara kuantitatif langsung melalui penskoran dalam skala ordinal. Tingkat keberhasilan belajar siswa dinyatakan dalam bentuk presentase yang ditentukan dengan menggunakan persamaan :

TK =

∑ �

����

(Ngalim Purwanto, 2004 : 102) Tingkat keberhasilannya akan dibagi menjadi lima kategori skala ordinal, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Klasifikasi tingkat keberhasilan belajar siswa menurut Suharsimi Arikunto (1999 : 245) dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa

Rentang Nilai Kategori Keterangan

* 80 < N ≤ 100 Sangat Tinggi Siswa menjawab benar antara 80% - 100 % dari seluruh soal.


(19)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- 79 % dari seluruh soal.

*56 < N ≤ 66 Sedang Siswa menjawab benar antara 66%

- 65 % dari seluruh soal.

*40 < N ≤ 56 Rendah Siswa menjawab benar antara 56%

- 55 % dari seluruh soal.

*30 < N ≤ 40 Sangat Rendah Siswa menjawab benar antara 30% - 39 % dari seluruh soal.

*telah diubah sesuai dengan kebutuhan

3. Metode Observasi langsung, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan oleh penulis di SMK Negeri 2 Bandung.

4. Studi literature, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literature yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet, surat kabar, dan sumber lainnya.

3.4.2 Fungsi Media Pembelajaran dalam Penelitian

Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian kali ini berfungsi sebagai komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila media pembelajaran diprogramkan untuk melengkapi atau menunjang materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti media pembelajaran diprogramkan sebagai materi reinforcement (pengayaan) bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.


(20)

40

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data dalam suatu penelitian yang dirancang sehingga menghasilkan data yang empiris. Data hasil belajar siswa dapat diperoleh dengan cara menggunakan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar. Tes harus berlandaskan pada tujuan, masalah, serta hal-hal yang menunjang terhadap perolehan data penelitian.

Instrumen tes dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa data yang dikehendaki adalah berupa hasil belajar yang menunjukkan penugasan sub kompetensi topologi jaringan dan IP address pada mata pelajaran Dasar jaringan komputer siswa kelas X Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di SMK Negeri 2 Bandung.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan tes ini adalah sebagai berikut :

1. Perumusan kisi-kisi untuk penelitian dan aspek yang akan diungkapkan

2. Pada penyusunan item-item, berpedoman pada aspek-aspek yang akan diungkap.

3. Untuk mempermudah dalam teknis pengisian disertakan petunjuk-petunjuk pengisian.

4. Melakukan uji validitas, reliabiliteas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda pada hasil uji coba dan melakukan penyeleksian soal instrumen.

3.5 Uji Instrumen Penelitian

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable. Menurut Suharsimi (1998 : 160) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkah kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen


(21)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Sedangkan di bagian lain Suharsimi (1998 : 170-171) menerangkan reabilitas adalah instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang reliable berarti instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya.

3.5.1 Uji Validitas Instrumen

Daam penelitian ini, untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas, menurut Suharsimi Arikunto (2010:72) menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut :

= ∑ − ∑ ∑

√{ ∑ 2− ∑ 2}{ ∑ 2− ∑ 2}

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi

X : skor tiap siswa pada item soal

Y : skor total seluruh siswa

n : banyaknya siswa

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi untuk menunjukan tingkat validitas menurut Suharsimi Arikunto (2010:75) ditunjukan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Instrumen


(22)

42

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,80 ≤ rxy < 1,00 0,60 ≤ rxy < 0,80 0,40 ≤ rxy < 0,60 0,20 ≤ rxy < 0,40 0,00 ≤ rxy < 0,20

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

3.5.2 Uji Reabilitas Instrumen

Uji reabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Pengujian reabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kuder-Richardson 21 (K-R20) menurut Suharsimi Arikunto (2006:188) adalah sebagai berikut:

              t t V pq V k k r 1 11 Keterangan:

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

Vt : Varians total

k : Banyaknya item soal

p : Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q : Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah

Untuk mencari harga varians total (Vt) menurut Suharsimi Arikunto (2006: 184) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2 2 ( ) t Y Y N V N  

Keterangan:


(23)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ : Jumlah skor total N : Jumlah responden

Selanjutnya harga r11 dibandingkan dengan nilai dari tabel product moment, jika r11 > rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya jika r11 < rtabel, maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Interpretasi derajat reliabilitas menurut (Suharsimi Arikunto,2010:75) ditunjukan oleh tabel berikut :

Tabel.3.3 Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,80≤ r11 < 1,00

0,60 ≤ r11 < 0,80 0,40 ≤ r11 < 0,60 0,20 ≤ r11 < 0,40 0,00 ≤ r11 < 0,20

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran menurut Suharsimi Arikunto (2010:208) dapat dihitung dengan rumus :

P = B JS Keterangan:

P : Indeks kesukaran


(24)

44

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran menurut Suharsimi Arikunto (2010:210) dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel. 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

0,00 ≤ P < 0,30 0,30 ≤ P < 0,70 0,70 ≤ P≤ 1,00

Soal Sukar

Soal Sedang

Soal Mudah

Makin rendah nilai TK suatu soal, maikn sukar soal tersebut. Tingkat kesukaran suatu soal dikatakan baik jika TK yang diperoleh dari soal tersebut sekitar 0,50 atau 50%. Umumnya dapat dikatakan, soal-soal yang mempunyai nilai TK ≤0,10 adalah soal-soal yang sukar, dan soal-soal yang mempunyai nilai TK ≥0,90 adalah soal-soal yang terlampau mudah.

3.5.3 Uji Daya Pembeda

Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

D =

J

-

J

=

P

-

P

(Suharsimi Arikunto, 2002: 213)


(25)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J = Banyaknya peserta kelompok atas

J = Banyaknya peserta kelompok bawah

B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

P = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda No. Rentang Nilai D Klasifikasi

1. D < 0.20 Buruk

2 0.20 ≤ D < 0.40 Cukup

3. 0.40 ≤ D < 0.70 Baik

4. 0.70 ≤ D < 1.00 Baik Sekali

5 Negatif Tidak Baik, harus dibuang

3.6Instrumen Observasi

Instrumen observasi pada penelitian ini digunakan untuk pengambilan data sekunder penelitian yaitu hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. Untuk instrumen observasi tidak dilakukan uji coba instrumen terlebih dahulu. Instrumen observasi yang digunakan adalah sebegai berikut:

3.6.1 Pengukuran Ranah Afektif

Selain pengukuran ranah kognitif untuk memperoleh data primer, dalam penelitian ini dilakukan pula pengukuran ranah afektif peserta didik untuk


(26)

46

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperoleh data sekunder. Tujuan dari pengukuran ranah afektif menurut Arikunto (2010: 178) adalah:

1. Untuk mendapatkan umpan balik baik (feedback) bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.

2. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi: perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus atau tidaknya anak didik.

3. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.

4. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik (Depdikbud, 1983: 2).

Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran penilaian ranah afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya. Aspek yang dinilai pada penelitian ini meliputi aspek kerjasama dan keterbukaan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Acuan pengukuran ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6 Kriteria Pengukuran Aspek Afektif

Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria

Kerjasama dan keterbukaan dalam melakukan percobaan

80 ≤ Skor ≤ 100 Baik Sekali 66 ≤ Skor < 80 Baik 56 ≤ Skor < 66 Cukup


(27)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40 ≤ Skor < 56 Kurang 30 ≤ Skor < 40 Gagal

Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7 Instrumen Pengukuran Aspek Afektif No. Nama Siswa Aspek yang dukur Jumlah

Skor

Nilai Kerjasama Keterbukaan

Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala 0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:

N = Jumlah Aspek Yang DinilaiJumlah Skor Keseluruhan

Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari nilai rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

N̅ = Jumlah Skor AspekJumlah Siswa

3.6.2 Pengukuran Ranah Psikomotor

Menurut Arikunto (2010: 180), pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur ranah psikomotor pada penelitian ini sama seperti


(28)

48

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada penilaian ranah afektif. Aspek yang dinilai yaitu keterampilan menggunakan software CISCO Packet Tracer dan kerapihan dalam membuat skematik rangkaian. Acuan dalam melakukan pengukuran ranah psikomotor dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8 Kriteria Pengukuran Aspek Psikomotor

Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria

Keterampilan menggunakan komputer dan aplikasi CISCO Packet Tracer dan kerapihan membuat topologi jaringan dalam melakukan percobaan

80 ≤ Skor ≤ 100 Baik Sekali 66 ≤ Skor < 80 Baik 56 ≤ Skor < 66 Cukup 40 ≤ Skor < 56 Kurang 30 ≤ Skor < 40 Gagal

Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor siswa dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.9 Instrumen Pengukuran Aspek Psikomotor No. Nama Siswa Aspek yang diukur Jumlah

Skor

Nilai Keterampilan Kerapihan

Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala 0-100. Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 183) untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:


(29)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari nilai rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

N̅ = Jumlah Skor AspekJumlah Siswa

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Karena data yang diperoleh melalui instrumen merupakan data kuantitatif maka pengolahannya melalui teknik statistik. Adapun prosedur yang dilakukan dalam menganalisis data secara garis besar sebagai berikut :

1. Menghitung dan memeriksa kelengkapan data yang diperoleh dari lembar jawaban tes tertulis yang sebelumnya telah diisi oleh responden. 2. Menjumlahkan skor jawaban pertanyaan dan kemudian memberikan

skor mentah dengan skala 0 sampai 100 pada hasil yang diperoleh. 3. Mengolah data dengan uji statistik, adapun langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut :

3.7.1 Gain Ternormalisasi

Menyatakan gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran tidaklah mudah, dengan menggunakan gain absolute (selisih antara pretest dan posttest) kurang dapat menjelaskan mana yang sebenarnya yang dikatakan gain tinggi dan mana yang dikatakan gain rendah. Misalnya, siswa memiliki gain dari 6 ke 8 dari suatu soal dengan nilai maksimal 8. Gain


(30)

50

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

absolute menyatakan bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama. Secara logis seharusnya siswa kedua memiliki gain yang lebih tinggi dari siswa pertama. Hal ini karena usaha untuk meningkatkan dari 6 ke 8 (nilai maksimal) akan lebih berat daripada meningkatkan dari 4 ke 6. Menyikapi kondisi bahwa siswa yang memiliki gain absolute sama belum tentu memiliki gain hasil belajar yang sama. Richard Hake (1998) mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut gain ternormalisasi (normalized gain). Gain ternormalisasi (N-gain) diformasikan dalam bentuk persamaan seperti di bawah ini :

� − � � − �− �− �

Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.10 Kriteria Normalized Gain

Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain

0,70 < N-Gain Tinggi

0,30 < N-Gain ≤ 0,70 Sedang

N-Gain ≤ 0,30 Rendah

3.7.2 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendapatkan data yang normal maka digunakan uji distribusi chi kuadrat. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya menurut Sugiyono (2012 : 79) adalah sebagai berikut :

Sugiyono (2012:79), uji normalitas data dengan Chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (b) dengan kurva normal standar/baku (a).


(31)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar. 3.2 (a) Kurva Normal Baku, (b) kurva yang akan diuji normalitasnya

Untuk menghitung besarnya nilai Chi-kuadrat, menurut Sugiyono (2012:80) dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah kelas interval

untuk pengujian normalitas dengan Chi-kuadrat, jumlah kelas interval disesuaikan dengan kurva normal baku, yaitu 6 kelas interval

2. Menentukan panjang kelas interval (PK)

PK = � − � 6

3. Menyusun data tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.10 Tabel distribusi frekuensi

Interval Fo fh fo-fh (fo-fh)2 fo − fh

2 fh


(32)

52

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

fo : jumlah data hasil observasi

fh : jumlah data yang diharapkan

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan

5. Memasukan data fh, dan menghitung harga-harga (fo – fh ) dan

fo−fh 2

fh serta menjumlahkannya.

fo−fh2

fh merupakan harga

chi-kuadrat (χ2)

6. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel. Berlaku ketentuan :

Jika χ2hitung ≤ χ2 tabel maka data terdistribusi normal Jika χ2hitung > χ2 tabel maka data terdistribusi tidak normal

3.7.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

H0 : penggunaan software CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran Dasar Jaringan Komputer dianggap efektif jika perolehan gain rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa lebih besar atau sama dengan 30%

Ha : penggunaan software CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran Dasar Jaringan Komputer dianggap tidak efektif jika perolehan gain rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa kurang dari 30%.

H0 : π ≥ 30% Ha : π < 30%


(33)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hipotesis deskriptif. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri.

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis deskriptif :

1. Menghitung rata-rata data

X′ = ∑ �

2. Menghitung simpangan baku

� = √∑ � − ′n − 1 2

(Sugiyono, 2012:57)

Keterangan:

Xi : Nilai pada setiap siswa X’ : Nilai rata-rata

n : Jumlah siswa

s : Simpangan baku

3. Menghitung harga t

= X′− μoS √n

(Sugiyono, 2012:96)

Keterangan:

t : Nilai yang dihitung (thitung) X’ : Nilai rata-rata

µo : Nilai yang dihipotesiskan


(34)

54

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n : Jumlah anggota sampel

4. Melihat harga ttabel

5. Menggambar kurva, menurut Sugiyono (2012:100) adalah sebagai berikut.

Gambar 3.3 Kurva Uji Pihak Kiri 6. Meletakan kedudukan thitung dan ttabel kedalam kurva

7. Membuat keputusan uji hipotesis

Berlaku ketentuan : apabila harga t hitung berada pada daerah

penerimaan Ho (lebih besar atau samadengan t tabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak

thitung≥ttabel, maka Ho diterima thitung<ttabel, maka Ho ditolak

3.7.4 Uji t

Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes awal (pra test), tes akhir (pasca test) dan gain dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji t pada data pretes dimaksudkan untuk menguji apakah dalam pengambilan data awal terdapat perbedaan atau tidak. Uji t dilakukan setelah koefisien korelasi diketahui maka dilakukan uji signifikansi guna mengetahui


(35)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

1 2 r n r t

  

validitas setiap butir soal. Uji signifikansi menurut Sugiyono (2012:230) dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t, yaitu:

Keterangan:

t : thitung

r : koefisien korelasi

n : banyaknya siswa

Kriteria dari Uji t adalah dengan cara membandingkan hasil thitung dengan ttabel. Jika thitung>ttabel maka item soal dinyatakan valid. Jika thitung<ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid. ttabel diperoleh dari derajat kebebasan (dk) = n-2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05.

3.8 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Langkah selanjutnya yaitu menyusun pernyataan-pernyataan setelah ada kejelasan jenis instrumen. Penyusunan pertanyaan diawali dengan membuat kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi-kisi membuat aspek yang akan diungkap melalui pertanyaan. Aspek yang akan diungkap bersumber dari masalah penelitian. Kisi-kisi instrument penelitian terlampir


(36)

67

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Aplikasi CISCO Packet Tracer Sebagai Media Pembelajaran Dasar Jaringan Komputer dalam Konteks Blended Learning”, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penggunaan aplikasi CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran Dasar Jaringan Komputer pada ranah kognitif dapat dikatakan efektif karena rata-rata gain hasil belajar ranah kognitif siswa lebih besar dari 30%, sementara hasil belajar siswa pada ranah afektif memperoleh kategori baik sekali dan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor memperoleh kategori baik.

2. Kelebihan penggunaan aplikasi CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran diantara lain mudah dilaksanakan, efisien, dan memudahkan siswa untuk membayangkan instalasi jaringan secara visual sebelum praktik langsung di lapangan, sementara kekurangan penggunaan aplikasi CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran diantara lain proses pembelajaran sedikit terganggu karena terbatasnya PC/laptop serta terkadang aplikasi CISCO Packet Tracer tidak dapat diinstall pada OS tertentu.

5.2 Saran

Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat dijadikan sebagai saran baik untuk pembelajaran maupun penelitian selanjutnya, diantaranya :

1. Perlu dilakukan lagi pengembangan pada penerapan aplikasi CISCO Packet Tracer serta lebih dioptimalkan lagi dalam penggunaanya dan tidak terbatas


(37)

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada dasar-dasarnya saja tersebut agar gain yang didapat bisa menembus angka gain ternormalisasi yang tinggi.

2. Sebaiknya pada saat digunakannya aplikasi Packet Tracer sebagai media pembelajaran setiap siswa menggunakan satu PC/laptop sehingga pembelajaran akan lebih efektif lagi.


(38)

69

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Bloom, Benjamin. (2009). Emerging Perspectives on Learning, Teaching, and

Technology. [Online]. Tersedia :

http://projects.coe.uga/epitt/?title=Bloom_taxonomy. (23 Oktober 2013). Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta :

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Djamaarah, Bahri Saiful dan Zain Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Djati, Bonett S. L. (2007). Simulasi, Teori, dan Aplikasinya. Yogyakarta : Andi.

Hamalik, Oemar. (1994). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamalik, Umar. 2008. Encyclopedia of Education Research. Bandung: PT. Citra Adutya Bakti.

Harmon, S. dan Jones, M. (2000). The Five Levels of Web Use in Higher Education. Educational Technology.

Hasan, Chalidjah. (1994). Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya : Al Ikhlas.

Hasan, M. Iqbal. 2004. Pokok – Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Hake, Richard. (1998). Interactive-engagement Vs. Traditional Method. [Online]. Tersedia : http://www.physics.indiana.edu/~hake/index.html

(20 Oktober 2013)

Harrow. (1996). Taxonomy of Educational Objectives, Handbook I: The Cognitive Domain. New York: David McKay Co Inc.


(39)

70

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemp & Dayton. (1985). Planning and Procing Instructional Media (Fifth Edition). New York: Harper & Row, Publisher.

Nasution S., (2003). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Nasution S., (2000). Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.

Nazir, Mohamad. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Gahlia Indonesia.

Nuh, Muhammad. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud.

Purbo, Onno W. (2002). Teknologi E-Learning Berbasis PHP dan MySQL. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Purwanto, Ngalim. (2001). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Sofana, Iwan. (2012). CISCO CCNA dan Jaringan Komputer. Bandung : Informatika.

Soekartawi, A. Haryono dan Librero. (2002). Greater Learning Opportunities Through Distance Education: Experiences in Indonesia and The Philipines. Southeast Journal of Education.

Sudjana. (1996). Metode Statstika. Bandung. Tarsito.

Sudjana, Nana. (1996). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : CV. Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung : Tarsito.

Surakhmad, Winarni. (1980). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung : Tarsito.


(40)

71

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Syamsudin Makmun, Abin. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional UPI.

Usman, Uzer. (2001). Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Utomo, Pramudi. (2008). Teknik Telekomunikasi. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.

Wijaya, Cece. (1991). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.


(1)

55

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 1

2 r n r t

  

validitas setiap butir soal. Uji signifikansi menurut Sugiyono (2012:230) dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t, yaitu:

Keterangan: t : thitung

r : koefisien korelasi n : banyaknya siswa

Kriteria dari Uji t adalah dengan cara membandingkan hasil thitung dengan ttabel. Jika thitung>ttabel maka item soal dinyatakan valid. Jika thitung<ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid. ttabel diperoleh dari derajat kebebasan (dk) = n-2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05.

3.8 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Langkah selanjutnya yaitu menyusun pernyataan-pernyataan setelah ada kejelasan jenis instrumen. Penyusunan pertanyaan diawali dengan membuat kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi-kisi membuat aspek yang akan diungkap melalui pertanyaan. Aspek yang akan diungkap bersumber dari masalah penelitian. Kisi-kisi instrument penelitian terlampir


(2)

67

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Aplikasi CISCO Packet Tracer Sebagai Media Pembelajaran Dasar Jaringan Komputer dalam Konteks Blended Learning”, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penggunaan aplikasi CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran Dasar Jaringan Komputer pada ranah kognitif dapat dikatakan efektif karena rata-rata gain hasil belajar ranah kognitif siswa lebih besar dari 30%, sementara hasil belajar siswa pada ranah afektif memperoleh kategori baik sekali dan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor memperoleh kategori baik.

2. Kelebihan penggunaan aplikasi CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran diantara lain mudah dilaksanakan, efisien, dan memudahkan siswa untuk membayangkan instalasi jaringan secara visual sebelum praktik langsung di lapangan, sementara kekurangan penggunaan aplikasi CISCO Packet Tracer sebagai media pembelajaran diantara lain proses pembelajaran sedikit terganggu karena terbatasnya PC/laptop serta terkadang aplikasi CISCO Packet Tracer tidak dapat diinstall pada OS tertentu.

5.2 Saran

Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat dijadikan sebagai saran baik untuk pembelajaran maupun penelitian selanjutnya, diantaranya :

1. Perlu dilakukan lagi pengembangan pada penerapan aplikasi CISCO Packet Tracer serta lebih dioptimalkan lagi dalam penggunaanya dan tidak terbatas


(3)

68

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada dasar-dasarnya saja tersebut agar gain yang didapat bisa menembus angka gain ternormalisasi yang tinggi.

2. Sebaiknya pada saat digunakannya aplikasi Packet Tracer sebagai media pembelajaran setiap siswa menggunakan satu PC/laptop sehingga pembelajaran akan lebih efektif lagi.


(4)

69

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Bloom, Benjamin. (2009). Emerging Perspectives on Learning, Teaching, and

Technology. [Online]. Tersedia :

http://projects.coe.uga/epitt/?title=Bloom_taxonomy. (23 Oktober 2013). Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta :

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Djamaarah, Bahri Saiful dan Zain Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Djati, Bonett S. L. (2007). Simulasi, Teori, dan Aplikasinya. Yogyakarta : Andi. Hamalik, Oemar. (1994). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Hamalik, Umar. 2008. Encyclopedia of Education Research. Bandung: PT. Citra

Adutya Bakti.

Harmon, S. dan Jones, M. (2000). The Five Levels of Web Use in Higher Education. Educational Technology.

Hasan, Chalidjah. (1994). Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya : Al Ikhlas.

Hasan, M. Iqbal. 2004. Pokok – Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Hake, Richard. (1998). Interactive-engagement Vs. Traditional Method. [Online]. Tersedia : http://www.physics.indiana.edu/~hake/index.html

(20 Oktober 2013)

Harrow. (1996). Taxonomy of Educational Objectives, Handbook I: The Cognitive Domain. New York: David McKay Co Inc.


(5)

70

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemp & Dayton. (1985). Planning and Procing Instructional Media (Fifth Edition). New York: Harper & Row, Publisher.

Nasution S., (2003). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Nasution S., (2000). Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara. Nazir, Mohamad. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Gahlia Indonesia.

Nuh, Muhammad. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud.

Purbo, Onno W. (2002). Teknologi E-Learning Berbasis PHP dan MySQL. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Purwanto, Ngalim. (2001). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Sofana, Iwan. (2012). CISCO CCNA dan Jaringan Komputer. Bandung : Informatika.

Soekartawi, A. Haryono dan Librero. (2002). Greater Learning Opportunities Through Distance Education: Experiences in Indonesia and The Philipines. Southeast Journal of Education.

Sudjana. (1996). Metode Statstika. Bandung. Tarsito.

Sudjana, Nana. (1996). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : CV. Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung : Tarsito.

Surakhmad, Winarni. (1980). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung : Tarsito.


(6)

71

Maya Rahayu, 2014

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Syamsudin Makmun, Abin. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional UPI.

Usman, Uzer. (2001). Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Utomo, Pramudi. (2008). Teknik Telekomunikasi. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.

Wijaya, Cece. (1991). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.