026 413 439 Proceeding Wangon edit
Buku 1 : Bidang Energi
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN KANDUNGAN MINYAK DALAM BATUAN
DAERAH WANGON KABUPATEN CILACAP DAN BANYUMAS
PROVINSI JAWA TENGAH
J.A. Eko Tjahjono.
Kelompok Program Penelitian Energi Fosil
SARI
Penyelidikan pendahuluan kandungan minyak dalam batuan terletak disekitar Daerah Wangon,
masuk wilayah Kabupaten Banyumas dan Cilacap. Secara fisiografi daerah penyelidikan masuk
dalam Cekungan Banyumas, terutama terdiri dari Formasi Pemali, Rambatan dan Formasi
Halang yang merupakan formasi batuan sedimen yang terkait dengan rembasan minyak.
Berdasarkan pemetaan geologi, beberapa lokasi rembasan minyak umumnya dikontrol oleh
struktur antiklin dan patahan yang terdapat pada lapisan batupasir Formasi Halang, maka
minyak rembasan tersebut merupakan petunjuk bahwa terdapat formasi batuan induk yang
letak posisinya terdapat pada bagian bawah Formasi Halang, diperkirakan pada Formasi
Pemali dan Rambatan atau formasi batuan yang terletak lebih dalam lagi dan tidak tersingkap di
permukaan.
Melalui 8 (Delapan) contoh batuan singkapan dan 1 (Satu) contoh minyak rembasan, dilakukan
analisis geokimia (TOC, Rock-Eval, GC dan GCMS), petrografi organik dan analisis bakar
(Retort). Hasil analisis TOC dan Rock-Eval batuan, mengindikasikan bahwa Formasi Pemali,
Rambatan dan Formasi Halang, bukan merupakan batuan induk yang potensial. Begitu pula
bila dikorelasikan dengan hasil analisis bakar dan petrografi organik yang menunjukkan bahwa
kandungan minyak pada contoh batuan hasilnya nihil, dengan maseral organik yang umumnya
kosong (Absent). Berdasarkan hasil analisis GC dan GCMS, bahwasanya minyak rembasan
telah mengalami biodegradasi dan mempunyai tingkat kematangan penuh (Fully mature), yang
berasal dari tumbuhan darat tingkat tinggi mengandung resin, serta diendapkan dalam
lingkungan Delta, sedangkan analisis batuan hanya mempunyai tingkat kematangan rendah
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
413
Buku 1 : Bidang Energi
(Immature sampai Early mature), dan berasal dari algae sampai tanaman tingkat tinggi yang
diendapkan dalam lingkungan laut (Marin) sampai Delta.
Oleh karena itu, tidak dijumpai adanya korelasi positip antara minyak rembasan dengan contoh
batuan singkapan dari Formasi Pemali, Rambatan dan Formasi Halang yang terdapat disekitar
Daerah Wangon. Batuan induk yang merupakan sumber minyak di daerah tersebut,
diperkirakan berasal dari formasi batuan yang posisinya terletak lebih dalam lagi dan tidak
tersingkap di permukaan, untuk itu perlu adanya studi bawah permukaan (Sub surface) dengan
metoda geofisika dan pemboran dalam.
414
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
dalam batuan berupa rembesan minyak di
PENDAHULUAN
daerah Cipari dan Cingebul menunjukan
adanya batuan induk yang sudah matang,
Latar Belakang.
Mengingat
adanya
kebutuhan
energi
yang bermigrasi ke batuan reservoir atau
nasional yang semakin meningkat dari
keluar
tahun
patahan yang terbentuk secara intensif di
ke
menipisnya
maka
tahun,
sehingga
sumberdaya
perlu
adanya
semakin
minyak
antisipasi
bumi,
melalui
rekahan-rekahan
akibat
daerah penyelidikan.
dengan
melakukan upaya-upaya penyelidikan di
Maksud dan Tujuan.
daerah-daerah yang mempunyai potensi
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari
sumberdaya minyak bumi.
Pusat
Sumber
Daya
Geologi
dalam
kegiatan lapangan yang merupakan bagian
Minyak
bumi
adalah
dari
dari pelaksanaan kegiatan DIPA, Tahun
hidrokarbon yang terjebak secara natural di
Anggaran 2009, diantaranya bermaksud
dalam media porous atau rekahan batuan,
melakukan
yang
batuan
kandungan minyak dalam batuan disekitar
banyak
Daerah Wangon. Maksud dari kegiatan
sumbernya
sedimen
berasal
berbutir
mengandung
diendapkan
bagian
dari
halus
material
dalam
organik
penyelidikan
pendahuluan
pendahuluan
kandungan
kondisi
minyak dalam batuan di daerah tersebut
lingkungan geologi, umumnya payau, rawa
yaitu untuk mengetahui lokasi keberadaan
atau danau tawar sampai ke lingkungan
dan genesa keterdapatannya secara lebih
laut
dengan
jelas yang didasarkan informasi terdahulu,
kuarsa,
seperti didalam memperoleh data yang
dangkal
mineral-mineral
dan
berbagai
yang
penyelidikan
berasosiasi
umum
seperti
mineral lempung dan karbonat
meliputi
kedudukan
arah
jurus
dan
kemiringan lapisan-lapisan batuan yang
Berdasarkan
informasi
bahwasanya
daerah
sekitarnya
diduga
terdahulu,
Wangon
dan
mengandung minyak beserta potensinya
berdasarkan unsur-unsur geologi lainnya.
mengandung
sumberdaya minyak bumi dan bitumen
Tujuan
yang
dan
mengetahui potensi minyak secara umum
diketahui
berdasarkan data geologi maupun data
berdasarkan adanya singkapan-singkapan
fisika dan kimia batuan yang diduga
batuan yang menyerupai serpih bitumen
mengandung minyak, sebagai informasi
dan bebatuan yang berbau minyak, serta
awal mengenai potensi energi fosil di
rembesan minyak.
daerah tersebut, agar dapat dimanfaatkan
belum
kualitasnya.
diketahui
Informasi
potensi
ini
penyelidikan
ini
yaitu
untuk
serta dikembangkan selanjutnya sebagai
Rembesan minyak yang terdapat di daerah
penyelidikan
terdapatnya
merupakan
sumber
minyak
sumberdaya energi.
indikasi
bumi.
Manifestasi dari kandungan hidrokarbon
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
415
Buku 1 : Bidang Energi
Lokasi Daerah Penyelidikan.
Secara
administratif,
KONDISI GEOLOGI
maka
daerah
penyelidikan masuk ke dalam tiga wilayah
Geologi Regional.
pemerintahan, yaitu Kabupaten Banyumas,
Sejarah dari pengendapan batuan sedimen
Kabupaten
di Jawa Tengah tidak terpisahkan dari
Cilacap
dan
sebagian
Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.
perkembangan
Lebih tepatnya, lokasi daerah penyelidikan
Pembentukan cekungan berhubungan erat
masuk dalam wilayah Kecamatan Wangon
dengan lingkungan pengendapan batuan
dan
sedimennya. Sumber penyediaan bahan
Kecamatan
Lumbir
(Kabupaten
tektonik
Pulau
Jawa.
Banyumas); serta Kecamatan Cipari, Jeruk
serta
Legi,
Kawunganten
pengendapan bahan itu merupakan dua hal
Kecamatan
pokok dalam pembentukan satuan batuan
dan
(Kabupaten
Kecamatan
Cilacap),
Bantarkawung,
juga
Bumiayu,
Banjar
Harjo,
mekanisme
pengangkatan
dan
sedimen.
Ketanggungan dan Kecamatan Larangan
(Kabupaten Brebes).
Daerah
penyelidikan
masuk
dalam
Cekungan Banyumas, yang merupakan
Secara
geografis,
koordinat
daerah
penyelidikan terletak pada 07o15’00” o
o
o
Sub
Cekungan
Cekungan
kecil
Jawa
dari
Barat
Kelompok
Utara.
Secara
07 31'15” LS dan 108 45'00” - 109 00'00”
Fisiografi, Cekungan Banyumas ini terletak
BT. Posisinya berada di sebelah Selatan
di
dan Utara jalur jalan raya antara Majenang
memanjang dari arah baratlaut sampai
dan Wangon sebagaimana dapat dilihat
tenggara. Pada bagian utara dibatasi oleh
dalam Gambar 1. Kota Wangon dapat
Jalur Serayu Utara dan tinggian volkanik,
dicapai dengan kendaraan roda empat dari
pada bagian selatan dibatasi oleh Jalur
Bandung melalui Tasikmalaya – Majenang
Pegunungan Selatan Jawa Barat, pada
– Wangon dengan jarak sekitar 260 km.
bagian timur dibatasi oleh Tinggian Lok Ulo,
Daerah ini juga dapat dicapai dengan
dan pada bagian barat dibatasi oleh
Kereta
Tinggian
Api
Purwokerto,
dari
Bandung
kemudian
menuju
menggunakan
sebelah
utara
Cilacap,
menyebar
Volkanik
Gunung
Ciremai.Keadaan geologi disekitar daerah
kendaraan roda empat menuju Wangon
penyelidikan
dengan jarak sekitar 30 km. Kota Cilacap
sedimen Tersier hingga Kuarter. Bebatuan
terletak di sebelah selatan kota Wangon
tersebut terdiri dari perselingan batuan
dengan jarak sekitar 32 km, dapat dicapai
klastik, batuan sedimen gunungapi dan
dengan
roda
batuan karbonat. Strukturnya berhubungan
empat dengan kondisi jalan cukup baik.
erat dengan perkembangan tektonik di P.
Sedangkan
Jawa bagian selatan.
menggunakan
Kota
kendaraan
Brebes
terletak
jauh
terbentuk
oleh
batuan
diutara Kota wangon. Lokasi singkapan
batuan yang diperkirakan mengandung
Menurut Simandjuntak dan Surono (1992)
minyak umumnya terletak pada bagian
serta
Barat dan Baratlaut dari Kota Wangon.
stratigrafi regional sebagaimana diringkas
416
Kastowo
dan
Suwarna
(1996),
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
dalam Tabel 1, yaitu berurutan dari umur
Selatan sampai Barat, sedangkan sesar
formasi batuan sedimen yang tertua hingga
normal terdapat secara setempat. Pola
termuda, dengan batuan terobosan dan
lipatan yang terdapat di dalam peta Lembar
batuan beku.
Majenang berarah Baratlaut – Tenggara
dengan sumbu yang menunjam. Kelurusan
Menurut Kastowo dan Suwarna (1996),
yang sebagian diduga sesar mempunyai
secara regional di dalam peta Lembar
pola penyebaran seperti pola sesar dan
Majenang, tektonik terjadi pada dua perioda
umumnya berarah jurus Barat Baratlaut -
yang menghasilkan struktur berbeda. Yang
Timur
pertama, terjadi pada Kala Miosen Tengah
Timurlaut - Baratdaya yang di beberapa
dan
tempat
menghasilkan
pengangkatan
yang
Tenggara,
saling
beberapa
berarah
memotong.
Kekar
diikuti oleh penerobosan andesit dan basal.
berkembang baik pada batuan berumur
Formasi
Tersier dan Plistosen.
Lawak
Jampang,
dan
Pemali,
Batugamping
Rambatan,
Kalipucang
terlipat dan tersesarkan membentuk sesar
Geologi Daerah Penyelidikan.
normal yang berarah Baratlaut – Tenggara
Menurut Simanjuntak dan Surono (1992),
dan Timurlaut – Baratdaya. Perioda kedua
Cekungan Paleogen merupakan bagian
berlangsung
dari
pada
Kala
Plio-Plistosen
rumpang
parit
busur
dan
busur
menghasilkan sesar geser dan sesar naik
gunungapi Neogen, merupakan bagian dari
berarah dari Baratlaut – Tenggara sampai
hasil
Timurlaut
perioda
Hindia terhadap Lempeng Benua Asia di
yang
Zaman Kapur. Mekanisme pengangkatan
terbentuk umumnya berupa sesar bongkah.
dan pengendapan material yang berasal
Kegiatan
ini
dari batuan gunungapi tersebut dikuasai
sesar
oleh aliran sedimen gaya berat yang dipicu
tektonika
–
Baratdaya.
Pada
Plio-Plistosen
tektonika
menggiatkan
sesar
yang
kembali
terakhir
sebagian
penunjaman
Lempeng
Samudra
normal.
oleh getaran gempa bumi ataupun tektonik.
Struktur geologi yang umum di dalam peta
Selanjutnya,
Lembar Majenang adalah berupa sesar,
Cekungan Jawa Selatan sebagian besar
lipatan,
diisi oleh gunungapi yang bersumber dari
kelurusan
dan
kekar
yang
pada
Oligosen-Miosen,
melibatkan batuan berumur Oligo – Miosen
Utara
sampai Holosen. Umumnya sesar berarah
Jampang, yang dialasi oleh bagian kerak
jurus
sampai
samudra dengan adanya batugamping,
Timurlaut – Baratdaya. Jenis sesar berupa
argillit, rijang, basal dan spilit dalam batuan
sesar naik, sesar normal dan sesar geser
klastika kasar dalam lingkungan laut yang
menganan dan mengiri yang melibatkan
nisbi dan terbuka. Menjelang akhir Miosen
batuan berumur Oligo – Miosen sampai
Awal terjadi kegiatan gunungapi yang
Plistosen.
berbeda,
Baratlaut
Sesar
–
Tenggara
naik
secara
umum
membentuk busur yang memperlihatkan
Baratlaut
yang
hasilnya
disebut
berupa
Formasi
perselingan
batuan sedimen gunungapi dan batuan
variasi kemiringan bidang sesar ke arah
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
417
Buku 1 : Bidang Energi
klastika halus, setempat di bagian tengah
gunungapi berangsur-angsur menurun atau
merupakan endapan karbonat.
terhenti
sementara.
Pada
masa
itu
diendapkan batuan klastik yang lebih halus.
Pada
awal
Miosen
Tengah
kegiatan
Formasi ini diendapkan oleh arus turbidit di
gunungapi mereda dan pengendapan tuf
dalam rumpang parit busur yang semakin
paling menonjol dan membentuk Formasi
mendangkal.
Nusa Kambangan. Pada Miosen Tengah,
daerah ini mengalami pencenanggaan yang
Menjelang akhir Kala Miosen atau awal
kuat dan batuannya terlipatkan, sebagian
Pliosen, kegiatan gunungapi meningkat
terkersikkan dan termalih lemah. Sumbu
kembali
lipatan umumnya berarah Barat – Timur.
Kumbang. Batuannya berupa perselingan
Sesar
klastik
Citanduy
giat
kembali
dan
dan
menghasilkan
gunungapi
dan
Formasi
napal
yang
mengakibatkan bongkahan bagian barat
diendapkan dalam lingkungan laut dangkal.
secara nisbi terangkat terhadap bongkahan
Pada Pliosen Akhir, kegiatan gunungapi
timur.
dengan
terus berlangsung dan seluruh daerah
pertumbuhan koral Formasi Kalipucang,
mengalami pengangkatan. Pada bagian
yang berkembang di bagian Timur –
tertentu
Timurlaut bongkah barat yang terangkat. Di
cekungan kecil dan terpisah-pisah tempat
bagian selatan bongkah ini pada Formasi
diendapkannya Formasi Tapak.
Peristiwa
ini
dibarengi
masih
terdapat
cekungan-
Pamutuan, yang menonjol adalah batuan
klastik karbonat, tuf napalan dan lempung
Pada
yang diendapkan dalam lingkungan laut
mengalami
dangkal dan terbuka. Di bongkah timur,
pelipatan
dalam Formasi Pemali yang diendapkan di
geser
lingkungan serupa dan yang menonjol
bongkah barat bergerak ke arah selatan,
adalah lempung dan napalan bersisipan
sedangkan bongkah timur bergerak ke arah
klastika
ini
utara. Peristiwa ini diikuti oleh penyesaran
yang
bongkah yang mengakibatkan terbentuknya
karbonat.
diendapkan
kemudian
oleh
Kedua
arus
disusul
satuan
traksi,
dengan
endapan-
Kala
Plio-Plistosen,
daerah
pencenanggaan.
ini
Terjadi
kemudian diikuti penyesaran
mendatar
yang
menyebabkan
lekuk Citanduy.
endapan batuan dari Formasi Rambatan
disekitar daerah penyelidikan.
Pada
Kuarter,
keseluruhan
Pada
awal
gunungapi
Miosen
meningkat
Akhir,
kegiatan
kembali
dan
menghasilkan batuan gunungapi bersifat
andesit.
Sebagian
besar
batuan
daerah
menjadi
ini
secara
daratan
dengan
pengendapan aluvium berupa endapan
rawa, endapan sungai dan pantai, yang
berlangsung hingga sekarang (Gambar 2).
ini
diendapkan di bongkah timur membentuk
Morfologi Daerah Penyelidikan.
Anggota Batupasir Formasi Halang (Fm.
Berdasarkan aspek geomorfologi daerah
Rambatan
penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi
penghujung
418
di
Lembar
Miosen
Majenang).
Akhir,
Di
kegiatan
tiga satuan morfologi yaitu :
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
1.Satuan morfologi pedataran.
baik hutan lindung dan hutan konservasi,
2.Satuan perbukitan bergelombang.
kurang
3. Satuan morfologi perbukitan terjal.
rata-rata
ketinggian
sampai
lebih
Satuan
morfologi
terdapat
pada
pedataran,
bagian
umum
Baratdaya
ditempati
penduduk,
mempunai
antara
300
500
meter
dari
meter
dari
permukaan laut.
dan
Baratlaut, yang menempati sekitar 25%
Stratigrafi Daerah Penyelidikan.
daerah
penyelidikan,
menyebar
Secara
merata
memanjang
hampir
berarah
terbentuk oleh batuan sedimen Tersier dan
yaitu
disekitar
Kuarter yang terdiri dari perselingan batuan
bantaran aliran sungai utama, yang tediri
klastika, sedimen gunungapi dan endapan
dari endapan aluvial dan undak sungai,
aluvial. Daerah penyelidikan secara umum
umumnya merupakan lahan persawahan
ditempati oleh lima Formasi batuan utama
dan
penduduk.
dan tiga endapan aluvial (Tabel 2), dari
Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 25
bawah ke atas, yaitu Formasi Pemali
meter sampai 100 meter dari permukaan
(Tmp), Formasi Rambatan (Tmr), Formasi
laut.
Kumbang (Tmpk), Formasi Halang (Tmph),
Baratlaut
-
Tenggara,
tempat
pemukiman
tidak
umum
daerah
penyelidikan
dan Formasi Tapak (Tpt) dengan endapan
Satuan morfologi perbukitan bergelombang
Kuarter yang berupa Lahar, Kipas aluvial
sedang, umumnya terdapat pada bagian
dan Aluvial sungai. Uraian formasi batuan
Tengah dan Selatan daerah penyelidikan
yang
yang menyebar hampir berarah Baratlaut
adalah sebagai berikut :
terdapat
di
daerah
penyelidikan
Tenggara serta Selatan, menempati sekitar
35% daerah penyelidikan, terletak di sekitar
Formasi Pemali (Tmp), berumur Miosen
tekuk lereng kaki gunung, terdiri dari
Awal sampai Miosen Tengah yang terdiri
endapan batuan sedimen batuan serpih,
dari
umumnya berupa lahan hutan industri dan
dengan sisipan kalkarenit. Serpih berwarna
sedikit
pemukiman
kelabu kehijauan dan kebiruan; berlapis
penduduk. Mempunyai rata-rata ketinggian
baik dengan perarian mendatar dengan
sekitar 100 meter sampai 300 meter dari
ketebalan antara 2 mm sampai 2 cm.
permukaan laut.
Batulempung napalan berwarna kelabu tua
perkebunan
serta
serpih
dan
batulempung
napalan
sampai kehijauan; berlapis baik. Tebal
Satuan
morfologi
terjal,
serpih dan batulempung napalan berkisar
umumnya terdapat pada bagian Utara dan
antara 2 cm sampai 50 cm. Batulempung
Timurlaut serta Tenggara, yang menyebar
napalan
tidak
memperlihatkan
merata,
perbukitan
menempati
sekitar
40%
di
beberapa
tempat
struktur
belahan
daerah penyelidikan, terletak di sekitar
menjaring.
lereng pegunungan. Terdiri dari batuan
muda
sedimen dan endapan batuan volkanik
sampai kasar; berlapis baik, tebal rata-rata
serta batupasir. Umumnya berupa hutan,
20 cm. Formasi ini umumnya membentuk
Kalkarenit
dan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
berwarna
kecoklatan;
berbutir
kelabu
halus
419
Buku 1 : Bidang Energi
perbukitan bergelombang rendah sampai
Formasi
sedang.
Formasi Pemali.
Formasi
Rambatan
berumur
Miosen
ini
Formasi
menindih
Kumbang
selaras
(Tmpk),
diatas
berumur
Tengah, merupakan endapan turbidit yang
diperkirakan Miosen Tengah – Pliosen
terdiri
batupasir,
Awal, terdiri dari breksi gunungapi, lava,
konglomerat berbatulempung, batulempung
retas, dan tuf bersusunan andesit sampai
napalan dan serpih dengan lingkungan
basal; batupasir tuf, dan konglomerat serta
pengendapan laut dangkal dan terbuka
sisipan
(Neritik). Batupasir berwarna kelabu muda
umumnya
hingga
Formasi
dari
tua
perselingan
kecokelatan;
lapisan
tipis
pejal,
magnetit.
menjemari
Batuan
dengan
padu;
keras;
berfeldspar
dan
selaras diatas Formasi Rambatan. Tebal
gampingan. Berlapis baik dengan tebal
maksimal sekitar 2.000 m dan menipis ke
berkisar antara 5 cm sampai 3 m. Struktur
arah Timur.
bersusunan
sela,
Halang,
dan
menindih
tidak
penciri endapan turbidit berkembang baik
dengan lapisan bersusun, perarian kasar,
Formasi Halang (Tmph) berumur Miosen
tikas
Akhir – Pliosen Awal, adalah endapan
beban,
batulempung
kandungan
dan
kepingan
produk
gunungapi
turbidit
terdiri
dari
perselingan
napal,
terdapat di bagian bawah serta berlapis.
kalkarenit,
Konglomerat
hitam
dengan sisipan batugamping dan batupasir
kemas
kerikilan, terutama di bagian bawah, makin
buruk; setempat terdapat komponen dari
ke atas lapisan napal makin bertambah dan
andesit,
yang
batuan klastika berkurang. Napal berwarna
dan
kelabu muda sampai tua, padu; di bagian
batugamping dengan batupasir berlumpur
bawah berlapis baik dengan tebal berkisar
dan
perekat
antara 3 cm sampai 30 cm, di bagian atas
gampingan; berbutir kerikil; menyudut dan
perlapisan kurang baik. Batupasir berwarna
membulat
baik;
kuning kecokelatan; padu; berbutir halus
ketebalan berkisar antara 0,20 m sampai 4
sampai kerikil; pilahan buruk, bersusunan
m bahkan lebih berupa lapisan menyatu.
sela dengan rombakan batuan gunungapi
Batulempung dan serpih, berwarna kelabu
dan sebagian gampingan. Struktur sedimen
tua dan kebiruan; berlapis baik, dengan
sebagai penciri turbidit berkembang baik;
sisipan sisipan lapisan kalsit, tebal berkisar
perlapisan
dari 2 cm sampai 50 cm, struktur sedimen
konvolut atau peringkat depan arus atau
berupa perarian mendatar dan konvolut.
perarian
Batuan ini terdapat di atas lapisan turbidit;
permukaan kikisan dan perlapisan sisi
serpih
sejajar; perarian halus berkembang dalam
kecoklatan;
berwarna
padu;
basal,
terkersikkan,
tufan;
kelabu,
pilahan
dan
batulempung
tuf
terkersikkan,
setempat
tanggung;
menunjukkan
dengan
perlapisan
struktur
belahan
batupasir
sela,
bersusun;
silang
konglomerat
perarian
renik;
tikas
sejajar;
beban,
menjaring. Formasi ini membentuk bentang
batulempung
alam perbukitan sedang sampai terjal
berwarna kelabu kecoklatan; padu; pilahan
dengan kemiringan lapisan yang curam.
dan kemas buruk. Komponen terdiri dari
420
dan
napal.
Konglomerat
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
andesit,
basal,
tuf
terkersikkan
dan
Endapan
Aluvial
adalah
merupakan
setempat batugamping, pasir lumpur dan
endapan sedimen yang berumur Resen,
tuf dengan perekat gampingan; berbutir
terdiri dari endapan Lahar Slamet (Qls)
kasar
cm;
yang berupa endapan lahar dari Gunung
menyudut tanggung hingga membundar
Slamet dengan beberapa lapisan lava pada
tanggung. Konglomerat biasanya makin ke
bagian bawah. Endapan Kipas aluvium
atas secara berangsur beralih ke batupasir
(Qf), berupa campuran antara kerakal
kerikilan yang secara berangsur ditindih
andesit, kerikil dan bongkah, batupasir dan
oleh batupasir berlapis dan bersusun. Tebal
tanah laterit, serta endapan Aluvial Sungai
lapisan batupasir, batupasir kerikilan dan
(Qa) yang berupa lumpur, pasir, kerikil dan
konglomerat berkisar antara 5 cm sampai 3
kerakal,
m; tebal konglomerat 0,80 m hingga
secara tidak selaras diatas formasi formasi
belasan
batuan di daerah penyelidikan.
antara
menyatu.
2
meter
mm
sampai
terutama
Batupasir
25
bila
kerikilan
lapisan
yang
semuanya
diendapkan
berwarna
cokelat kelabu; padu; biasanya bersusunan
Struktur Geologi Daerah Penyelidikan.
sama dengan konglomerat. Formasi ini
Struktur geologi yang berkembang di daerah
berumur Miosen Tengah sampai Akhir,
penyelidikan adalah struktur lipatan dan
merupakan formasi yang paling luas di
sesar. Struktur ini terbentuk pada batuan
daerah penyelidikan, yang menindih tidak
sedimen yang berumur Tersier (Gambar 2).
selaras Formasi Rambatan. Formasi ini
Struktur lipatan merupakan bentuk sinklin
umumnya
dan antiklin dengan sumbu lipatan yang
membentuk
bentang
alam
pebukitan sedang sampai terjal.
relatif berarah baratlaut – tenggara dan
berarah timur - barat. Diantaranya antiklin
Formasi Tapak (Tpt), berumur Pliosen Awal
yang melalui daerah Karangpucung dan
- Tengah, dari bawah ke atas terdiri dari
Durensawit. Antiklin ini mempunyai sayap-
batupasir
kehijauan,
berangsur-
sayap yang tidak simetris dengan besar
menjadi
batupasir
kemiringan berkisar antara 30º sampai 70º
menghalus kehijauan dengan sisipan napal
di bagian utara, sedangkan di bagian
pasiran
sampai
selatan mempunyai kemiringan relatip lebih
kekuningan. Pada bagian atas perselingan
kecil, berkisar antara 20o sampai 55o
batupasir
dengan sumbu penunjamannya keararah
angsur
kasar
berubah
berwarna
gampingan
kelabu
dengan
napal
mengandung fosil moluska air payau –
baratlaut.
Struktur
sinklin
marin. Setempat pada bagian atas satuan
terdapat di daerah Singkup, berupa sinklin
terdapat lapisan batubara lignit. Lingkungan
berarah
pengendapannya adalah daerah pantai
simetris dengan sumbu penunjamannya
yang dipengaruhi oleh gerakan pasang-
kearah tenggara.
baratlaut-tenggara
diantaranya
yang
tidak
surut yang teratur. Menindih tidak selaras
diatas Formasi Kumbang dan Formasi
Struktur sesar, berupa sesar geser dan
Halang; ketebalan satuan mencapai 900 m.
sesar naik. Sesar geser diantaranya di
temukan di daerah Cidora berupa sesar
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
421
Buku 1 : Bidang Energi
geser menganan (Dekstral fault) berarah
timurlaut
adanya
–
baratdaya,
offset
terlihat
sepanjang
HASIL PENYELIDIKAN
dengan
600m
dan
Pemetaan Singkapan Batuan dan Minyak
perubahan dari kedudukan lapisan. Sesar
Pemetaan
geser ini diperkirakan memotong struktur
singkapan batuan dan rembasan minyak di
antiklin Durensawit, dimana blok bagian
daerah
barat bergerak relatif ke utara. Sesar naik
data lapangan, yaitu berupa data lokasi
diantaranya ditemukan di utara daerah
singkapan-singkapan batuan dan contoh
penyelidikan. Keberadaan sesar ini tampak
batulempung
dari
pada
mengandung hidrokarbon dan sebagian
Formasi Halang. Sesar naik ini merupakan
batupasir yang berbau minyak serta contoh
bagian dari sesar utama yang memanjang
rembasan minyak. Data singkapan batuan
berarah
yang meliputi data lokasi geografi dan
adanya
hancuran
batupasir
baratlaut-tenggara
menyerupai
busur
panah,
memotong
diutara
dan
ditimurlaut daerah penyelidikan .
serta
hasil
penyelidikan,
yang
pengamatan
umumnya
telah
berupa
diperkirakan
pengukuran koordinat, arah jurus dan
kemiringan serta pengamatan litologi dan
kondisi singkapan batuan. Data lainya yaitu
Gejala struktur berupa kekar terlihat hampir
merupakan data data dari aspek geologi
pada
dan keadaan lingkungan serta keadaan
semua
formasi
batuan
berumur
Tersier. Kekar ini umumnya memotong
sosial
seluruh satuan. Pada Formasi Halang,
daerah tersebut. Data singkapan batuan
setempat rekahan-rekahan tersebut terisi
dan rembasan minyak hasil pengamatan di
oleh
pada
lapangan yang telah ditemukan disekitar 42
perselingan batulempung – batupasir bagian
singkapan di daerah penyelidikan telah
bawah, sedangkan kekar dengan spheroidal
didiskripsi, sehingga menghasilkan data
weathering ditemukan pada bagian atas
utama lapangan yang sangat penting dan
formasi.
berkaitan dengan potensi hydrokarbon di
mineral
kalsit,
terutama
politik
daerah
masyarakat
penyelidikan
setempat
yang
di
tersingkap
Struktur sedimen yang terdapat berupa
berupa rembasan minyak dan batuan yang
struktur
berbau minyak adalah terdapat pada lokasi
perairan
lamination),
sejajar
silang-siur
(Parallel
(cross-bedding),
lokasi singkapan sebagai berikut :
perairan terpelintir (Convolute lamination),
dan gelembur gelombang (Ripple marks).
1. Singkapan batuan pada lokasi WN-01
Formasi
terdapat
Halang
merupakan
endapan
di
Dusun
Pengasinan,
Kecamatan
Lumbir,
Desa
batuan yang tersebar cukup luas, menindih
Cingebul,
tidak
selatan daerah penyelidikan ditemukan
selaras
mengelilingi
Formasi
dan
rembesan minyak yang keluar bersama-
Formasi Pemali. Struktur sedimen yang
sama dengan air agak asin dari rekahan
jelas berupa perlapisan bersusun, perairan
singkapan batupasir masif dan keras dari
sejajar, perairan terpelintir, tikas seruling
Fm. Halang. Rembasan minyak tersebut
(Flute cast), dan tikas beban (Load cast).
bercampur air menyatu, sehingga sulit
422
Formasi
Rambatan;
Rambatan
sebelah
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
untuk
dipisahkan,
karena
rembasan
6. Singkapan batuan pada lokasi WN-16
tersebut hanya berupa bercak - bercak saja
terdapat
yang mengambang di permukaan.
Cingebul, Kecamatan Lumbir, ditemukan
di
Dusun
Penusupan,
Desa
rembesan minyak yang keluar bersama2. Singkapan batuan pada lokasi WN-02,
sama dengan air dari sumur penduduk
terdapat
melalui
di
Cingebul,
Dusun
Pengasinan,
Kecamatan
Lumbir,
Desa
sebelah
rekahan
kecokelatan,
batupasir
masif
dari
kuning
Fm.
Halang.
selatan lokasi WN-01 ditemukan singkapan
Rembasan minyak tersebut bercampur air
batupasir dari Formasi Halang, berbutir
menyatu, sehingga sulit untuk dipisahkan,
kasar konglomeratan, berwarna abu abu
karena rembasan tersebut hanya berupa
tua kecokelatan, berbau minyak terpentin.
bercak bercak saja.
3. Singkapan batuan pada lokasi WN-05,
7. Singkapan batuan pada lokasi WN-19,
terdapat di hulu S. Cihaur, desa Cingebul,
terdapat
Kecamatan
Lumbir.
sungai
Karanggayam, Kecamatan Lumbir. Pada
ditemukan
singkapan
dari
tepi sungai ditemukan singkapan batupasir
Formasi Halang, berbutir kasar, berwarna
dari Formasi Rambatan, berbutir halus-
abu abu terang kecokelatan, berbau minyak
kasar,
terpentin.
kecokelatan, berbau minyak terpentin.
4. Singkapan batuan pada lokasi WN-06,
8. Singkapan batuan pada lokasi WN-22,
terdapat di S. Cihaur, desa Cingebul,
terdapat
Kecamatan Lumbir, 800m sebelah hilir
Karanggayam, 1,2 Km sebelah hilir lokasi
lokasi WN-05 Pada tepi sungai ditemukan
WN-19
singkapan batupasir dari Formasi Halang,
singkapan batupasir dari Formasi Pemali,
berbutir kasar, berwarna abu abu terang
berbutir halus-kasar, berwarna abu abu
kecokelatan, berbau minyak terpentin.
gelap, berbau minyak terpentin.
5. Singkapan batuan pada lokasi WN-10,
9. Singkapan batuan pada lokasi WN-26A
terdapat di S. Cihaur, desa Cingebul,
terdapat di Dusun Banyupanas, Desa
Kecamatan Lumbir, ditemukan singkapan
Cipari,
berupa
lapisan
baratdaya daerah penyelidikan ditemukan
batupasir abu abu tua sampai kecokelatan,
rembesan minyak yang keluar bersama-
dengan
sama dengan air dari rekahan singkapan
terdapat
Rambatan
batulanau,
pada
antara
yang
kontak
dengan
cairan
minyak,
tepi
batupasir
perselingan
mengeluarkan
rembesan
Pada
diperkirakan
di
hulu
S.
berwarna
di
Pada
S.
tepi
Kecamatan
Bedagung,
abu
abu
Bedagung,
sungai
desa
terang
desa
ditemukan
Cipari,
sebelah
dari
Formasi
batupasir abu abu terang, masif dan keras
Formasi
Halang,
dari
kental
berupa
berwarna
hitam
Fm.
Halang.
Rembasan
minyak
tersebut bercampur air, kental, berwarna
cokelat tua dan mengotori tangan.
kecoklatan, agak lengket dan mengotori
tangan, beraroma terpentin (hidrokarbon).
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
423
Buku 1 : Bidang Energi
10. Bekas sumur bor minyak, di sekitar
Untuk mengetahui potensi hidrokarbon dan
Desa Segaralangu terletak sekitar 2 Km
tipe kerogen serta tingkat kematangan
dari lokasi WN-26, pernah dibor oleh
termal
perusahaan minyak Pertramina, demikian
analisis Total Organik Karbon (TOC) dan
pula berdasarkan informasi lainnya juga
Rock-Eval. Screening analyses dilakukan
terdapat di Desa Prapagan dan di Desa
terhadap
Besuki.
menggunakan
dari
dari
singkapan
sebagai
pengamatan
batuan,
bahan
yang
contoh
singkapanakan
diambil
contoh
parameter
data
dilakukan
batuan
TOC.
pirolisis
Untuk
rock-eval,
terhadap contoh terpilih, analisis dilanjutkan
dengan
menggunakan
metode
sidikjari
untuk
kromatografi gas (GC) dan kromatografi
dianalisis di laboratorium, hanya diambil
gas spektroskopi massa (GCMS) guna
dari beberapa contoh batuan saja yang
mengetahui karakter bitumen berdasarkan
diperkirakan
data
dapat
batuan
sumber,
delapan
mendukung
Hasil
batuan
mewakilinya
secara
proporsional sebagai batuan induk.
biomarker
isoprenoid
(GC)
normal-alkana
dan
serta
dan
sterana
triterpana (GCMS). Metoda sidikjari GC dan
Contoh batulempung (8 contoh) dan minyak
GCMS juga dilakukan terhadap contoh
rembasan (1 contoh) yang dianggap dapat
minyak
mewakili
parameter
mengenai
hidrokarbonnya,
singkapan
Rambatan
diambil
batuan
dan
kualitas
dari
beberapa
Formasi
Halang,
Formasi
Pemali
untuk
dianalisis di laboratorium, 8 contoh batu
metode
rembasan
yang
tersebut
untuk
mendapatkan
sama.
Berdasarkan
diharapkan
dapat
diketahui korelasi antara contoh batuan dan
contoh
minyak
rembesan
di
daerah
tersebut.
lempung adalah sebagai berikut:WN-09/FH,
WN-15/FR, WN-17/FH, WN-18/FR, WN-23
/FP, WN-25/FP, WN-29/FR, WN-41/FP,
Hasil Analisis TOC dan Rock Eval.
A). Kandungan Material Organik.
dan satu contoh rembasan minyak WN-
Berdasarkan
26A.
Pirolisis Rock-Eval dari 8 contoh batuan,
hasil
analisis
TOC
dan
maka diperoleh hasil analisis kandungan
Analisis Contoh Batuan dan Minyak
karbon organik dalam batuan (TOC) yang
Delapan contoh batuan singkapan berasal
cukup bervariasi (Tabel 3), yaitu dengan
dari Formasi Halang (2 contoh), Formasi
nilai TOC terrendah 0,22% yang terdapat
Rambatan (3 contoh) dan Formasi Pemali
pada contoh batuan WN-41/FP sampai
(3 contoh) serta satu contoh minyak
dengan nilai TOC tertinggi 0,71% pada
rembesan dari daerah Cipari Kab. Cilacap
cotoh batuan WN-15/FR. Oleh karena itu
diambil untuk keperluan analisis dan kajian
contoh batuan di daerah penyelidikan
geokimia hidrokarbon. Selain itu terhadap
tersebut dikatagorikan bahwa kandungan
delapan
sama
organik karbonnya sangat sedikit sampai
dilakukan analisis petrografi organik dan
sedang. Nilai TOC dalam batuan lempung
analisis bakar (Retort).
dianggap baik dan ideal sebagai batuan
424
contoh
batuan
yang
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
induk bila mempunyai kandungan karbon
23/FP,
organik lebih besar dari 1%.
dianjurkan untuk tidak dipergunakan.
Bila hasil analisis TOC batuan tersebut
Oleh karena Tmax dalam batuan tersebut
dikorelasikan dengan hasil analisis S2
nilainya sangat kecil sehingga tidak dapat
(Amount of Hydrocarbon Released from
digunakan dalam hal korelasi analisis,
Kerogen) dalam Tabel 3, maka akan
maka korelasi antara hidrogen indeks (HI)
diperoleh hasil kandungan Kerogen pada
dengan temperatur maksimum (Tmax) tidak
batuan disekitar daerah Wangon tersebut
dibuat.
dikatagorikan
mempunyai
WN-29/FR
dan
WN-41/FP
tingkat
kandungan kerogen miskin sampai sedang
(Poor sampai Fair).
C). Tipe Kandungan Kerogen.
Dalam
menentukan
tipe
kerogen,
menggunakan data Rock-Eval Pirolisis,
Demikian juga dari hasil korelasi antara
yaitu dengan cara mengkorelasikan data
hidrogen indeks (HI) dengan TOC, juga
antara Oksigen Indeks (OI) dengan data
menunjukkan hasil kandungan material
Hidrogen Indeks (HI) dalam karbon organik
organik yang sangat rendah dalam zona oil
pada diagram, yang menunjukkan bahwa
prone yang sangat lemah.
batuan disekitar daerah Wangon tersebut
berpotensi rendah sebagai `Gas Prone`,
B). Kematangan Termal Batuan.
Pengukuran
kematangn
termal
sangat lemah (Gambar 3), akan tetapi
berdasarkan
harga
dengan kandungan TOC dan S2 yang
temperatur maksimum (Tmax) dari hasil
rendah, maka contoh batuan dari Formasi
analisis pirolisis batuan. Hasil analisis dari 8
Halang, Rambatan dan Formasi Pemali
contoh batuan menghasilkan nilai Tmax
bagian Atas dapat dikatagorikan bukan
batuan
tingkat
tapi berindikasi kearah `Oil Prone` yang
dilakukan
0
0
berkisar dari 409 C sampai 441 C (Tabel 3)
sebagai batuan induk yang potensial (Non
yang mencerminkan tingkat kematangan
Potential Source Rock)
termal `Immature` sampai awal matang
`Early mature` (Tmax 390-435 = Immature,
Dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisis
Tmax 435-465 = Oil zone, Tmax 465->510
TOC
= Gas zone). Maseral contoh batuan lebih
menunjukkan
cenderung
karbonatan
masuk
kedalam
katagori
dan
Rock-Eval
bahwa
pada
pirolisis,
yang
batuan
lempung
Formasi
Halang,
kerogen tipe II (Oil prone), namun karena
Rambatan
rendahnya kandungan kerogen, maka pada
umumnya mempunyai kandungan organik
tingkat kematangan termal tinggipun tidak
karbon
akan cukup menghasilkan minyak yang
ditunjukkan dari besaran nilai S1(Amount of
bernilai ekonomis. Sehubungan dengan
free hydrocarbon) dan S2 (Amount of
nilai S2 yang sangat rendah (2 yaitu 3,25,
memungkinkan sebagai batuan sumber
rasio ini memberikan indikasi bahwa bahan
minyak yang potensial di sekitar daerah
organik
penyelidikan.
yang
dan
Formasi
Pemali
diendapkam
cukup
akan
dalam
lingkungan
oksigen,
umumnya
dijumpai pada sedimen delta. Sedangkan
Hasil Analisis GC dan GCMS.
perbandingan antara senyawa Pristana dan
Mengingat bahwasanya batuan sumber
Fitana (Pr/Ph) pada ekstrak contoh batuan
diperkirakan
Formasi
WN-25/FP menunjukkan nilai
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN KANDUNGAN MINYAK DALAM BATUAN
DAERAH WANGON KABUPATEN CILACAP DAN BANYUMAS
PROVINSI JAWA TENGAH
J.A. Eko Tjahjono.
Kelompok Program Penelitian Energi Fosil
SARI
Penyelidikan pendahuluan kandungan minyak dalam batuan terletak disekitar Daerah Wangon,
masuk wilayah Kabupaten Banyumas dan Cilacap. Secara fisiografi daerah penyelidikan masuk
dalam Cekungan Banyumas, terutama terdiri dari Formasi Pemali, Rambatan dan Formasi
Halang yang merupakan formasi batuan sedimen yang terkait dengan rembasan minyak.
Berdasarkan pemetaan geologi, beberapa lokasi rembasan minyak umumnya dikontrol oleh
struktur antiklin dan patahan yang terdapat pada lapisan batupasir Formasi Halang, maka
minyak rembasan tersebut merupakan petunjuk bahwa terdapat formasi batuan induk yang
letak posisinya terdapat pada bagian bawah Formasi Halang, diperkirakan pada Formasi
Pemali dan Rambatan atau formasi batuan yang terletak lebih dalam lagi dan tidak tersingkap di
permukaan.
Melalui 8 (Delapan) contoh batuan singkapan dan 1 (Satu) contoh minyak rembasan, dilakukan
analisis geokimia (TOC, Rock-Eval, GC dan GCMS), petrografi organik dan analisis bakar
(Retort). Hasil analisis TOC dan Rock-Eval batuan, mengindikasikan bahwa Formasi Pemali,
Rambatan dan Formasi Halang, bukan merupakan batuan induk yang potensial. Begitu pula
bila dikorelasikan dengan hasil analisis bakar dan petrografi organik yang menunjukkan bahwa
kandungan minyak pada contoh batuan hasilnya nihil, dengan maseral organik yang umumnya
kosong (Absent). Berdasarkan hasil analisis GC dan GCMS, bahwasanya minyak rembasan
telah mengalami biodegradasi dan mempunyai tingkat kematangan penuh (Fully mature), yang
berasal dari tumbuhan darat tingkat tinggi mengandung resin, serta diendapkan dalam
lingkungan Delta, sedangkan analisis batuan hanya mempunyai tingkat kematangan rendah
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
413
Buku 1 : Bidang Energi
(Immature sampai Early mature), dan berasal dari algae sampai tanaman tingkat tinggi yang
diendapkan dalam lingkungan laut (Marin) sampai Delta.
Oleh karena itu, tidak dijumpai adanya korelasi positip antara minyak rembasan dengan contoh
batuan singkapan dari Formasi Pemali, Rambatan dan Formasi Halang yang terdapat disekitar
Daerah Wangon. Batuan induk yang merupakan sumber minyak di daerah tersebut,
diperkirakan berasal dari formasi batuan yang posisinya terletak lebih dalam lagi dan tidak
tersingkap di permukaan, untuk itu perlu adanya studi bawah permukaan (Sub surface) dengan
metoda geofisika dan pemboran dalam.
414
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
dalam batuan berupa rembesan minyak di
PENDAHULUAN
daerah Cipari dan Cingebul menunjukan
adanya batuan induk yang sudah matang,
Latar Belakang.
Mengingat
adanya
kebutuhan
energi
yang bermigrasi ke batuan reservoir atau
nasional yang semakin meningkat dari
keluar
tahun
patahan yang terbentuk secara intensif di
ke
menipisnya
maka
tahun,
sehingga
sumberdaya
perlu
adanya
semakin
minyak
antisipasi
bumi,
melalui
rekahan-rekahan
akibat
daerah penyelidikan.
dengan
melakukan upaya-upaya penyelidikan di
Maksud dan Tujuan.
daerah-daerah yang mempunyai potensi
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari
sumberdaya minyak bumi.
Pusat
Sumber
Daya
Geologi
dalam
kegiatan lapangan yang merupakan bagian
Minyak
bumi
adalah
dari
dari pelaksanaan kegiatan DIPA, Tahun
hidrokarbon yang terjebak secara natural di
Anggaran 2009, diantaranya bermaksud
dalam media porous atau rekahan batuan,
melakukan
yang
batuan
kandungan minyak dalam batuan disekitar
banyak
Daerah Wangon. Maksud dari kegiatan
sumbernya
sedimen
berasal
berbutir
mengandung
diendapkan
bagian
dari
halus
material
dalam
organik
penyelidikan
pendahuluan
pendahuluan
kandungan
kondisi
minyak dalam batuan di daerah tersebut
lingkungan geologi, umumnya payau, rawa
yaitu untuk mengetahui lokasi keberadaan
atau danau tawar sampai ke lingkungan
dan genesa keterdapatannya secara lebih
laut
dengan
jelas yang didasarkan informasi terdahulu,
kuarsa,
seperti didalam memperoleh data yang
dangkal
mineral-mineral
dan
berbagai
yang
penyelidikan
berasosiasi
umum
seperti
mineral lempung dan karbonat
meliputi
kedudukan
arah
jurus
dan
kemiringan lapisan-lapisan batuan yang
Berdasarkan
informasi
bahwasanya
daerah
sekitarnya
diduga
terdahulu,
Wangon
dan
mengandung minyak beserta potensinya
berdasarkan unsur-unsur geologi lainnya.
mengandung
sumberdaya minyak bumi dan bitumen
Tujuan
yang
dan
mengetahui potensi minyak secara umum
diketahui
berdasarkan data geologi maupun data
berdasarkan adanya singkapan-singkapan
fisika dan kimia batuan yang diduga
batuan yang menyerupai serpih bitumen
mengandung minyak, sebagai informasi
dan bebatuan yang berbau minyak, serta
awal mengenai potensi energi fosil di
rembesan minyak.
daerah tersebut, agar dapat dimanfaatkan
belum
kualitasnya.
diketahui
Informasi
potensi
ini
penyelidikan
ini
yaitu
untuk
serta dikembangkan selanjutnya sebagai
Rembesan minyak yang terdapat di daerah
penyelidikan
terdapatnya
merupakan
sumber
minyak
sumberdaya energi.
indikasi
bumi.
Manifestasi dari kandungan hidrokarbon
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
415
Buku 1 : Bidang Energi
Lokasi Daerah Penyelidikan.
Secara
administratif,
KONDISI GEOLOGI
maka
daerah
penyelidikan masuk ke dalam tiga wilayah
Geologi Regional.
pemerintahan, yaitu Kabupaten Banyumas,
Sejarah dari pengendapan batuan sedimen
Kabupaten
di Jawa Tengah tidak terpisahkan dari
Cilacap
dan
sebagian
Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.
perkembangan
Lebih tepatnya, lokasi daerah penyelidikan
Pembentukan cekungan berhubungan erat
masuk dalam wilayah Kecamatan Wangon
dengan lingkungan pengendapan batuan
dan
sedimennya. Sumber penyediaan bahan
Kecamatan
Lumbir
(Kabupaten
tektonik
Pulau
Jawa.
Banyumas); serta Kecamatan Cipari, Jeruk
serta
Legi,
Kawunganten
pengendapan bahan itu merupakan dua hal
Kecamatan
pokok dalam pembentukan satuan batuan
dan
(Kabupaten
Kecamatan
Cilacap),
Bantarkawung,
juga
Bumiayu,
Banjar
Harjo,
mekanisme
pengangkatan
dan
sedimen.
Ketanggungan dan Kecamatan Larangan
(Kabupaten Brebes).
Daerah
penyelidikan
masuk
dalam
Cekungan Banyumas, yang merupakan
Secara
geografis,
koordinat
daerah
penyelidikan terletak pada 07o15’00” o
o
o
Sub
Cekungan
Cekungan
kecil
Jawa
dari
Barat
Kelompok
Utara.
Secara
07 31'15” LS dan 108 45'00” - 109 00'00”
Fisiografi, Cekungan Banyumas ini terletak
BT. Posisinya berada di sebelah Selatan
di
dan Utara jalur jalan raya antara Majenang
memanjang dari arah baratlaut sampai
dan Wangon sebagaimana dapat dilihat
tenggara. Pada bagian utara dibatasi oleh
dalam Gambar 1. Kota Wangon dapat
Jalur Serayu Utara dan tinggian volkanik,
dicapai dengan kendaraan roda empat dari
pada bagian selatan dibatasi oleh Jalur
Bandung melalui Tasikmalaya – Majenang
Pegunungan Selatan Jawa Barat, pada
– Wangon dengan jarak sekitar 260 km.
bagian timur dibatasi oleh Tinggian Lok Ulo,
Daerah ini juga dapat dicapai dengan
dan pada bagian barat dibatasi oleh
Kereta
Tinggian
Api
Purwokerto,
dari
Bandung
kemudian
menuju
menggunakan
sebelah
utara
Cilacap,
menyebar
Volkanik
Gunung
Ciremai.Keadaan geologi disekitar daerah
kendaraan roda empat menuju Wangon
penyelidikan
dengan jarak sekitar 30 km. Kota Cilacap
sedimen Tersier hingga Kuarter. Bebatuan
terletak di sebelah selatan kota Wangon
tersebut terdiri dari perselingan batuan
dengan jarak sekitar 32 km, dapat dicapai
klastik, batuan sedimen gunungapi dan
dengan
roda
batuan karbonat. Strukturnya berhubungan
empat dengan kondisi jalan cukup baik.
erat dengan perkembangan tektonik di P.
Sedangkan
Jawa bagian selatan.
menggunakan
Kota
kendaraan
Brebes
terletak
jauh
terbentuk
oleh
batuan
diutara Kota wangon. Lokasi singkapan
batuan yang diperkirakan mengandung
Menurut Simandjuntak dan Surono (1992)
minyak umumnya terletak pada bagian
serta
Barat dan Baratlaut dari Kota Wangon.
stratigrafi regional sebagaimana diringkas
416
Kastowo
dan
Suwarna
(1996),
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
dalam Tabel 1, yaitu berurutan dari umur
Selatan sampai Barat, sedangkan sesar
formasi batuan sedimen yang tertua hingga
normal terdapat secara setempat. Pola
termuda, dengan batuan terobosan dan
lipatan yang terdapat di dalam peta Lembar
batuan beku.
Majenang berarah Baratlaut – Tenggara
dengan sumbu yang menunjam. Kelurusan
Menurut Kastowo dan Suwarna (1996),
yang sebagian diduga sesar mempunyai
secara regional di dalam peta Lembar
pola penyebaran seperti pola sesar dan
Majenang, tektonik terjadi pada dua perioda
umumnya berarah jurus Barat Baratlaut -
yang menghasilkan struktur berbeda. Yang
Timur
pertama, terjadi pada Kala Miosen Tengah
Timurlaut - Baratdaya yang di beberapa
dan
tempat
menghasilkan
pengangkatan
yang
Tenggara,
saling
beberapa
berarah
memotong.
Kekar
diikuti oleh penerobosan andesit dan basal.
berkembang baik pada batuan berumur
Formasi
Tersier dan Plistosen.
Lawak
Jampang,
dan
Pemali,
Batugamping
Rambatan,
Kalipucang
terlipat dan tersesarkan membentuk sesar
Geologi Daerah Penyelidikan.
normal yang berarah Baratlaut – Tenggara
Menurut Simanjuntak dan Surono (1992),
dan Timurlaut – Baratdaya. Perioda kedua
Cekungan Paleogen merupakan bagian
berlangsung
dari
pada
Kala
Plio-Plistosen
rumpang
parit
busur
dan
busur
menghasilkan sesar geser dan sesar naik
gunungapi Neogen, merupakan bagian dari
berarah dari Baratlaut – Tenggara sampai
hasil
Timurlaut
perioda
Hindia terhadap Lempeng Benua Asia di
yang
Zaman Kapur. Mekanisme pengangkatan
terbentuk umumnya berupa sesar bongkah.
dan pengendapan material yang berasal
Kegiatan
ini
dari batuan gunungapi tersebut dikuasai
sesar
oleh aliran sedimen gaya berat yang dipicu
tektonika
–
Baratdaya.
Pada
Plio-Plistosen
tektonika
menggiatkan
sesar
yang
kembali
terakhir
sebagian
penunjaman
Lempeng
Samudra
normal.
oleh getaran gempa bumi ataupun tektonik.
Struktur geologi yang umum di dalam peta
Selanjutnya,
Lembar Majenang adalah berupa sesar,
Cekungan Jawa Selatan sebagian besar
lipatan,
diisi oleh gunungapi yang bersumber dari
kelurusan
dan
kekar
yang
pada
Oligosen-Miosen,
melibatkan batuan berumur Oligo – Miosen
Utara
sampai Holosen. Umumnya sesar berarah
Jampang, yang dialasi oleh bagian kerak
jurus
sampai
samudra dengan adanya batugamping,
Timurlaut – Baratdaya. Jenis sesar berupa
argillit, rijang, basal dan spilit dalam batuan
sesar naik, sesar normal dan sesar geser
klastika kasar dalam lingkungan laut yang
menganan dan mengiri yang melibatkan
nisbi dan terbuka. Menjelang akhir Miosen
batuan berumur Oligo – Miosen sampai
Awal terjadi kegiatan gunungapi yang
Plistosen.
berbeda,
Baratlaut
Sesar
–
Tenggara
naik
secara
umum
membentuk busur yang memperlihatkan
Baratlaut
yang
hasilnya
disebut
berupa
Formasi
perselingan
batuan sedimen gunungapi dan batuan
variasi kemiringan bidang sesar ke arah
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
417
Buku 1 : Bidang Energi
klastika halus, setempat di bagian tengah
gunungapi berangsur-angsur menurun atau
merupakan endapan karbonat.
terhenti
sementara.
Pada
masa
itu
diendapkan batuan klastik yang lebih halus.
Pada
awal
Miosen
Tengah
kegiatan
Formasi ini diendapkan oleh arus turbidit di
gunungapi mereda dan pengendapan tuf
dalam rumpang parit busur yang semakin
paling menonjol dan membentuk Formasi
mendangkal.
Nusa Kambangan. Pada Miosen Tengah,
daerah ini mengalami pencenanggaan yang
Menjelang akhir Kala Miosen atau awal
kuat dan batuannya terlipatkan, sebagian
Pliosen, kegiatan gunungapi meningkat
terkersikkan dan termalih lemah. Sumbu
kembali
lipatan umumnya berarah Barat – Timur.
Kumbang. Batuannya berupa perselingan
Sesar
klastik
Citanduy
giat
kembali
dan
dan
menghasilkan
gunungapi
dan
Formasi
napal
yang
mengakibatkan bongkahan bagian barat
diendapkan dalam lingkungan laut dangkal.
secara nisbi terangkat terhadap bongkahan
Pada Pliosen Akhir, kegiatan gunungapi
timur.
dengan
terus berlangsung dan seluruh daerah
pertumbuhan koral Formasi Kalipucang,
mengalami pengangkatan. Pada bagian
yang berkembang di bagian Timur –
tertentu
Timurlaut bongkah barat yang terangkat. Di
cekungan kecil dan terpisah-pisah tempat
bagian selatan bongkah ini pada Formasi
diendapkannya Formasi Tapak.
Peristiwa
ini
dibarengi
masih
terdapat
cekungan-
Pamutuan, yang menonjol adalah batuan
klastik karbonat, tuf napalan dan lempung
Pada
yang diendapkan dalam lingkungan laut
mengalami
dangkal dan terbuka. Di bongkah timur,
pelipatan
dalam Formasi Pemali yang diendapkan di
geser
lingkungan serupa dan yang menonjol
bongkah barat bergerak ke arah selatan,
adalah lempung dan napalan bersisipan
sedangkan bongkah timur bergerak ke arah
klastika
ini
utara. Peristiwa ini diikuti oleh penyesaran
yang
bongkah yang mengakibatkan terbentuknya
karbonat.
diendapkan
kemudian
oleh
Kedua
arus
disusul
satuan
traksi,
dengan
endapan-
Kala
Plio-Plistosen,
daerah
pencenanggaan.
ini
Terjadi
kemudian diikuti penyesaran
mendatar
yang
menyebabkan
lekuk Citanduy.
endapan batuan dari Formasi Rambatan
disekitar daerah penyelidikan.
Pada
Kuarter,
keseluruhan
Pada
awal
gunungapi
Miosen
meningkat
Akhir,
kegiatan
kembali
dan
menghasilkan batuan gunungapi bersifat
andesit.
Sebagian
besar
batuan
daerah
menjadi
ini
secara
daratan
dengan
pengendapan aluvium berupa endapan
rawa, endapan sungai dan pantai, yang
berlangsung hingga sekarang (Gambar 2).
ini
diendapkan di bongkah timur membentuk
Morfologi Daerah Penyelidikan.
Anggota Batupasir Formasi Halang (Fm.
Berdasarkan aspek geomorfologi daerah
Rambatan
penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi
penghujung
418
di
Lembar
Miosen
Majenang).
Akhir,
Di
kegiatan
tiga satuan morfologi yaitu :
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
1.Satuan morfologi pedataran.
baik hutan lindung dan hutan konservasi,
2.Satuan perbukitan bergelombang.
kurang
3. Satuan morfologi perbukitan terjal.
rata-rata
ketinggian
sampai
lebih
Satuan
morfologi
terdapat
pada
pedataran,
bagian
umum
Baratdaya
ditempati
penduduk,
mempunai
antara
300
500
meter
dari
meter
dari
permukaan laut.
dan
Baratlaut, yang menempati sekitar 25%
Stratigrafi Daerah Penyelidikan.
daerah
penyelidikan,
menyebar
Secara
merata
memanjang
hampir
berarah
terbentuk oleh batuan sedimen Tersier dan
yaitu
disekitar
Kuarter yang terdiri dari perselingan batuan
bantaran aliran sungai utama, yang tediri
klastika, sedimen gunungapi dan endapan
dari endapan aluvial dan undak sungai,
aluvial. Daerah penyelidikan secara umum
umumnya merupakan lahan persawahan
ditempati oleh lima Formasi batuan utama
dan
penduduk.
dan tiga endapan aluvial (Tabel 2), dari
Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 25
bawah ke atas, yaitu Formasi Pemali
meter sampai 100 meter dari permukaan
(Tmp), Formasi Rambatan (Tmr), Formasi
laut.
Kumbang (Tmpk), Formasi Halang (Tmph),
Baratlaut
-
Tenggara,
tempat
pemukiman
tidak
umum
daerah
penyelidikan
dan Formasi Tapak (Tpt) dengan endapan
Satuan morfologi perbukitan bergelombang
Kuarter yang berupa Lahar, Kipas aluvial
sedang, umumnya terdapat pada bagian
dan Aluvial sungai. Uraian formasi batuan
Tengah dan Selatan daerah penyelidikan
yang
yang menyebar hampir berarah Baratlaut
adalah sebagai berikut :
terdapat
di
daerah
penyelidikan
Tenggara serta Selatan, menempati sekitar
35% daerah penyelidikan, terletak di sekitar
Formasi Pemali (Tmp), berumur Miosen
tekuk lereng kaki gunung, terdiri dari
Awal sampai Miosen Tengah yang terdiri
endapan batuan sedimen batuan serpih,
dari
umumnya berupa lahan hutan industri dan
dengan sisipan kalkarenit. Serpih berwarna
sedikit
pemukiman
kelabu kehijauan dan kebiruan; berlapis
penduduk. Mempunyai rata-rata ketinggian
baik dengan perarian mendatar dengan
sekitar 100 meter sampai 300 meter dari
ketebalan antara 2 mm sampai 2 cm.
permukaan laut.
Batulempung napalan berwarna kelabu tua
perkebunan
serta
serpih
dan
batulempung
napalan
sampai kehijauan; berlapis baik. Tebal
Satuan
morfologi
terjal,
serpih dan batulempung napalan berkisar
umumnya terdapat pada bagian Utara dan
antara 2 cm sampai 50 cm. Batulempung
Timurlaut serta Tenggara, yang menyebar
napalan
tidak
memperlihatkan
merata,
perbukitan
menempati
sekitar
40%
di
beberapa
tempat
struktur
belahan
daerah penyelidikan, terletak di sekitar
menjaring.
lereng pegunungan. Terdiri dari batuan
muda
sedimen dan endapan batuan volkanik
sampai kasar; berlapis baik, tebal rata-rata
serta batupasir. Umumnya berupa hutan,
20 cm. Formasi ini umumnya membentuk
Kalkarenit
dan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
berwarna
kecoklatan;
berbutir
kelabu
halus
419
Buku 1 : Bidang Energi
perbukitan bergelombang rendah sampai
Formasi
sedang.
Formasi Pemali.
Formasi
Rambatan
berumur
Miosen
ini
Formasi
menindih
Kumbang
selaras
(Tmpk),
diatas
berumur
Tengah, merupakan endapan turbidit yang
diperkirakan Miosen Tengah – Pliosen
terdiri
batupasir,
Awal, terdiri dari breksi gunungapi, lava,
konglomerat berbatulempung, batulempung
retas, dan tuf bersusunan andesit sampai
napalan dan serpih dengan lingkungan
basal; batupasir tuf, dan konglomerat serta
pengendapan laut dangkal dan terbuka
sisipan
(Neritik). Batupasir berwarna kelabu muda
umumnya
hingga
Formasi
dari
tua
perselingan
kecokelatan;
lapisan
tipis
pejal,
magnetit.
menjemari
Batuan
dengan
padu;
keras;
berfeldspar
dan
selaras diatas Formasi Rambatan. Tebal
gampingan. Berlapis baik dengan tebal
maksimal sekitar 2.000 m dan menipis ke
berkisar antara 5 cm sampai 3 m. Struktur
arah Timur.
bersusunan
sela,
Halang,
dan
menindih
tidak
penciri endapan turbidit berkembang baik
dengan lapisan bersusun, perarian kasar,
Formasi Halang (Tmph) berumur Miosen
tikas
Akhir – Pliosen Awal, adalah endapan
beban,
batulempung
kandungan
dan
kepingan
produk
gunungapi
turbidit
terdiri
dari
perselingan
napal,
terdapat di bagian bawah serta berlapis.
kalkarenit,
Konglomerat
hitam
dengan sisipan batugamping dan batupasir
kemas
kerikilan, terutama di bagian bawah, makin
buruk; setempat terdapat komponen dari
ke atas lapisan napal makin bertambah dan
andesit,
yang
batuan klastika berkurang. Napal berwarna
dan
kelabu muda sampai tua, padu; di bagian
batugamping dengan batupasir berlumpur
bawah berlapis baik dengan tebal berkisar
dan
perekat
antara 3 cm sampai 30 cm, di bagian atas
gampingan; berbutir kerikil; menyudut dan
perlapisan kurang baik. Batupasir berwarna
membulat
baik;
kuning kecokelatan; padu; berbutir halus
ketebalan berkisar antara 0,20 m sampai 4
sampai kerikil; pilahan buruk, bersusunan
m bahkan lebih berupa lapisan menyatu.
sela dengan rombakan batuan gunungapi
Batulempung dan serpih, berwarna kelabu
dan sebagian gampingan. Struktur sedimen
tua dan kebiruan; berlapis baik, dengan
sebagai penciri turbidit berkembang baik;
sisipan sisipan lapisan kalsit, tebal berkisar
perlapisan
dari 2 cm sampai 50 cm, struktur sedimen
konvolut atau peringkat depan arus atau
berupa perarian mendatar dan konvolut.
perarian
Batuan ini terdapat di atas lapisan turbidit;
permukaan kikisan dan perlapisan sisi
serpih
sejajar; perarian halus berkembang dalam
kecoklatan;
berwarna
padu;
basal,
terkersikkan,
tufan;
kelabu,
pilahan
dan
batulempung
tuf
terkersikkan,
setempat
tanggung;
menunjukkan
dengan
perlapisan
struktur
belahan
batupasir
sela,
bersusun;
silang
konglomerat
perarian
renik;
tikas
sejajar;
beban,
menjaring. Formasi ini membentuk bentang
batulempung
alam perbukitan sedang sampai terjal
berwarna kelabu kecoklatan; padu; pilahan
dengan kemiringan lapisan yang curam.
dan kemas buruk. Komponen terdiri dari
420
dan
napal.
Konglomerat
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
andesit,
basal,
tuf
terkersikkan
dan
Endapan
Aluvial
adalah
merupakan
setempat batugamping, pasir lumpur dan
endapan sedimen yang berumur Resen,
tuf dengan perekat gampingan; berbutir
terdiri dari endapan Lahar Slamet (Qls)
kasar
cm;
yang berupa endapan lahar dari Gunung
menyudut tanggung hingga membundar
Slamet dengan beberapa lapisan lava pada
tanggung. Konglomerat biasanya makin ke
bagian bawah. Endapan Kipas aluvium
atas secara berangsur beralih ke batupasir
(Qf), berupa campuran antara kerakal
kerikilan yang secara berangsur ditindih
andesit, kerikil dan bongkah, batupasir dan
oleh batupasir berlapis dan bersusun. Tebal
tanah laterit, serta endapan Aluvial Sungai
lapisan batupasir, batupasir kerikilan dan
(Qa) yang berupa lumpur, pasir, kerikil dan
konglomerat berkisar antara 5 cm sampai 3
kerakal,
m; tebal konglomerat 0,80 m hingga
secara tidak selaras diatas formasi formasi
belasan
batuan di daerah penyelidikan.
antara
menyatu.
2
meter
mm
sampai
terutama
Batupasir
25
bila
kerikilan
lapisan
yang
semuanya
diendapkan
berwarna
cokelat kelabu; padu; biasanya bersusunan
Struktur Geologi Daerah Penyelidikan.
sama dengan konglomerat. Formasi ini
Struktur geologi yang berkembang di daerah
berumur Miosen Tengah sampai Akhir,
penyelidikan adalah struktur lipatan dan
merupakan formasi yang paling luas di
sesar. Struktur ini terbentuk pada batuan
daerah penyelidikan, yang menindih tidak
sedimen yang berumur Tersier (Gambar 2).
selaras Formasi Rambatan. Formasi ini
Struktur lipatan merupakan bentuk sinklin
umumnya
dan antiklin dengan sumbu lipatan yang
membentuk
bentang
alam
pebukitan sedang sampai terjal.
relatif berarah baratlaut – tenggara dan
berarah timur - barat. Diantaranya antiklin
Formasi Tapak (Tpt), berumur Pliosen Awal
yang melalui daerah Karangpucung dan
- Tengah, dari bawah ke atas terdiri dari
Durensawit. Antiklin ini mempunyai sayap-
batupasir
kehijauan,
berangsur-
sayap yang tidak simetris dengan besar
menjadi
batupasir
kemiringan berkisar antara 30º sampai 70º
menghalus kehijauan dengan sisipan napal
di bagian utara, sedangkan di bagian
pasiran
sampai
selatan mempunyai kemiringan relatip lebih
kekuningan. Pada bagian atas perselingan
kecil, berkisar antara 20o sampai 55o
batupasir
dengan sumbu penunjamannya keararah
angsur
kasar
berubah
berwarna
gampingan
kelabu
dengan
napal
mengandung fosil moluska air payau –
baratlaut.
Struktur
sinklin
marin. Setempat pada bagian atas satuan
terdapat di daerah Singkup, berupa sinklin
terdapat lapisan batubara lignit. Lingkungan
berarah
pengendapannya adalah daerah pantai
simetris dengan sumbu penunjamannya
yang dipengaruhi oleh gerakan pasang-
kearah tenggara.
baratlaut-tenggara
diantaranya
yang
tidak
surut yang teratur. Menindih tidak selaras
diatas Formasi Kumbang dan Formasi
Struktur sesar, berupa sesar geser dan
Halang; ketebalan satuan mencapai 900 m.
sesar naik. Sesar geser diantaranya di
temukan di daerah Cidora berupa sesar
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
421
Buku 1 : Bidang Energi
geser menganan (Dekstral fault) berarah
timurlaut
adanya
–
baratdaya,
offset
terlihat
sepanjang
HASIL PENYELIDIKAN
dengan
600m
dan
Pemetaan Singkapan Batuan dan Minyak
perubahan dari kedudukan lapisan. Sesar
Pemetaan
geser ini diperkirakan memotong struktur
singkapan batuan dan rembasan minyak di
antiklin Durensawit, dimana blok bagian
daerah
barat bergerak relatif ke utara. Sesar naik
data lapangan, yaitu berupa data lokasi
diantaranya ditemukan di utara daerah
singkapan-singkapan batuan dan contoh
penyelidikan. Keberadaan sesar ini tampak
batulempung
dari
pada
mengandung hidrokarbon dan sebagian
Formasi Halang. Sesar naik ini merupakan
batupasir yang berbau minyak serta contoh
bagian dari sesar utama yang memanjang
rembasan minyak. Data singkapan batuan
berarah
yang meliputi data lokasi geografi dan
adanya
hancuran
batupasir
baratlaut-tenggara
menyerupai
busur
panah,
memotong
diutara
dan
ditimurlaut daerah penyelidikan .
serta
hasil
penyelidikan,
yang
pengamatan
umumnya
telah
berupa
diperkirakan
pengukuran koordinat, arah jurus dan
kemiringan serta pengamatan litologi dan
kondisi singkapan batuan. Data lainya yaitu
Gejala struktur berupa kekar terlihat hampir
merupakan data data dari aspek geologi
pada
dan keadaan lingkungan serta keadaan
semua
formasi
batuan
berumur
Tersier. Kekar ini umumnya memotong
sosial
seluruh satuan. Pada Formasi Halang,
daerah tersebut. Data singkapan batuan
setempat rekahan-rekahan tersebut terisi
dan rembasan minyak hasil pengamatan di
oleh
pada
lapangan yang telah ditemukan disekitar 42
perselingan batulempung – batupasir bagian
singkapan di daerah penyelidikan telah
bawah, sedangkan kekar dengan spheroidal
didiskripsi, sehingga menghasilkan data
weathering ditemukan pada bagian atas
utama lapangan yang sangat penting dan
formasi.
berkaitan dengan potensi hydrokarbon di
mineral
kalsit,
terutama
politik
daerah
masyarakat
penyelidikan
setempat
yang
di
tersingkap
Struktur sedimen yang terdapat berupa
berupa rembasan minyak dan batuan yang
struktur
berbau minyak adalah terdapat pada lokasi
perairan
lamination),
sejajar
silang-siur
(Parallel
(cross-bedding),
lokasi singkapan sebagai berikut :
perairan terpelintir (Convolute lamination),
dan gelembur gelombang (Ripple marks).
1. Singkapan batuan pada lokasi WN-01
Formasi
terdapat
Halang
merupakan
endapan
di
Dusun
Pengasinan,
Kecamatan
Lumbir,
Desa
batuan yang tersebar cukup luas, menindih
Cingebul,
tidak
selatan daerah penyelidikan ditemukan
selaras
mengelilingi
Formasi
dan
rembesan minyak yang keluar bersama-
Formasi Pemali. Struktur sedimen yang
sama dengan air agak asin dari rekahan
jelas berupa perlapisan bersusun, perairan
singkapan batupasir masif dan keras dari
sejajar, perairan terpelintir, tikas seruling
Fm. Halang. Rembasan minyak tersebut
(Flute cast), dan tikas beban (Load cast).
bercampur air menyatu, sehingga sulit
422
Formasi
Rambatan;
Rambatan
sebelah
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
untuk
dipisahkan,
karena
rembasan
6. Singkapan batuan pada lokasi WN-16
tersebut hanya berupa bercak - bercak saja
terdapat
yang mengambang di permukaan.
Cingebul, Kecamatan Lumbir, ditemukan
di
Dusun
Penusupan,
Desa
rembesan minyak yang keluar bersama2. Singkapan batuan pada lokasi WN-02,
sama dengan air dari sumur penduduk
terdapat
melalui
di
Cingebul,
Dusun
Pengasinan,
Kecamatan
Lumbir,
Desa
sebelah
rekahan
kecokelatan,
batupasir
masif
dari
kuning
Fm.
Halang.
selatan lokasi WN-01 ditemukan singkapan
Rembasan minyak tersebut bercampur air
batupasir dari Formasi Halang, berbutir
menyatu, sehingga sulit untuk dipisahkan,
kasar konglomeratan, berwarna abu abu
karena rembasan tersebut hanya berupa
tua kecokelatan, berbau minyak terpentin.
bercak bercak saja.
3. Singkapan batuan pada lokasi WN-05,
7. Singkapan batuan pada lokasi WN-19,
terdapat di hulu S. Cihaur, desa Cingebul,
terdapat
Kecamatan
Lumbir.
sungai
Karanggayam, Kecamatan Lumbir. Pada
ditemukan
singkapan
dari
tepi sungai ditemukan singkapan batupasir
Formasi Halang, berbutir kasar, berwarna
dari Formasi Rambatan, berbutir halus-
abu abu terang kecokelatan, berbau minyak
kasar,
terpentin.
kecokelatan, berbau minyak terpentin.
4. Singkapan batuan pada lokasi WN-06,
8. Singkapan batuan pada lokasi WN-22,
terdapat di S. Cihaur, desa Cingebul,
terdapat
Kecamatan Lumbir, 800m sebelah hilir
Karanggayam, 1,2 Km sebelah hilir lokasi
lokasi WN-05 Pada tepi sungai ditemukan
WN-19
singkapan batupasir dari Formasi Halang,
singkapan batupasir dari Formasi Pemali,
berbutir kasar, berwarna abu abu terang
berbutir halus-kasar, berwarna abu abu
kecokelatan, berbau minyak terpentin.
gelap, berbau minyak terpentin.
5. Singkapan batuan pada lokasi WN-10,
9. Singkapan batuan pada lokasi WN-26A
terdapat di S. Cihaur, desa Cingebul,
terdapat di Dusun Banyupanas, Desa
Kecamatan Lumbir, ditemukan singkapan
Cipari,
berupa
lapisan
baratdaya daerah penyelidikan ditemukan
batupasir abu abu tua sampai kecokelatan,
rembesan minyak yang keluar bersama-
dengan
sama dengan air dari rekahan singkapan
terdapat
Rambatan
batulanau,
pada
antara
yang
kontak
dengan
cairan
minyak,
tepi
batupasir
perselingan
mengeluarkan
rembesan
Pada
diperkirakan
di
hulu
S.
berwarna
di
Pada
S.
tepi
Kecamatan
Bedagung,
abu
abu
Bedagung,
sungai
desa
terang
desa
ditemukan
Cipari,
sebelah
dari
Formasi
batupasir abu abu terang, masif dan keras
Formasi
Halang,
dari
kental
berupa
berwarna
hitam
Fm.
Halang.
Rembasan
minyak
tersebut bercampur air, kental, berwarna
cokelat tua dan mengotori tangan.
kecoklatan, agak lengket dan mengotori
tangan, beraroma terpentin (hidrokarbon).
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
423
Buku 1 : Bidang Energi
10. Bekas sumur bor minyak, di sekitar
Untuk mengetahui potensi hidrokarbon dan
Desa Segaralangu terletak sekitar 2 Km
tipe kerogen serta tingkat kematangan
dari lokasi WN-26, pernah dibor oleh
termal
perusahaan minyak Pertramina, demikian
analisis Total Organik Karbon (TOC) dan
pula berdasarkan informasi lainnya juga
Rock-Eval. Screening analyses dilakukan
terdapat di Desa Prapagan dan di Desa
terhadap
Besuki.
menggunakan
dari
dari
singkapan
sebagai
pengamatan
batuan,
bahan
yang
contoh
singkapanakan
diambil
contoh
parameter
data
dilakukan
batuan
TOC.
pirolisis
Untuk
rock-eval,
terhadap contoh terpilih, analisis dilanjutkan
dengan
menggunakan
metode
sidikjari
untuk
kromatografi gas (GC) dan kromatografi
dianalisis di laboratorium, hanya diambil
gas spektroskopi massa (GCMS) guna
dari beberapa contoh batuan saja yang
mengetahui karakter bitumen berdasarkan
diperkirakan
data
dapat
batuan
sumber,
delapan
mendukung
Hasil
batuan
mewakilinya
secara
proporsional sebagai batuan induk.
biomarker
isoprenoid
(GC)
normal-alkana
dan
serta
dan
sterana
triterpana (GCMS). Metoda sidikjari GC dan
Contoh batulempung (8 contoh) dan minyak
GCMS juga dilakukan terhadap contoh
rembasan (1 contoh) yang dianggap dapat
minyak
mewakili
parameter
mengenai
hidrokarbonnya,
singkapan
Rambatan
diambil
batuan
dan
kualitas
dari
beberapa
Formasi
Halang,
Formasi
Pemali
untuk
dianalisis di laboratorium, 8 contoh batu
metode
rembasan
yang
tersebut
untuk
mendapatkan
sama.
Berdasarkan
diharapkan
dapat
diketahui korelasi antara contoh batuan dan
contoh
minyak
rembesan
di
daerah
tersebut.
lempung adalah sebagai berikut:WN-09/FH,
WN-15/FR, WN-17/FH, WN-18/FR, WN-23
/FP, WN-25/FP, WN-29/FR, WN-41/FP,
Hasil Analisis TOC dan Rock Eval.
A). Kandungan Material Organik.
dan satu contoh rembasan minyak WN-
Berdasarkan
26A.
Pirolisis Rock-Eval dari 8 contoh batuan,
hasil
analisis
TOC
dan
maka diperoleh hasil analisis kandungan
Analisis Contoh Batuan dan Minyak
karbon organik dalam batuan (TOC) yang
Delapan contoh batuan singkapan berasal
cukup bervariasi (Tabel 3), yaitu dengan
dari Formasi Halang (2 contoh), Formasi
nilai TOC terrendah 0,22% yang terdapat
Rambatan (3 contoh) dan Formasi Pemali
pada contoh batuan WN-41/FP sampai
(3 contoh) serta satu contoh minyak
dengan nilai TOC tertinggi 0,71% pada
rembesan dari daerah Cipari Kab. Cilacap
cotoh batuan WN-15/FR. Oleh karena itu
diambil untuk keperluan analisis dan kajian
contoh batuan di daerah penyelidikan
geokimia hidrokarbon. Selain itu terhadap
tersebut dikatagorikan bahwa kandungan
delapan
sama
organik karbonnya sangat sedikit sampai
dilakukan analisis petrografi organik dan
sedang. Nilai TOC dalam batuan lempung
analisis bakar (Retort).
dianggap baik dan ideal sebagai batuan
424
contoh
batuan
yang
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
induk bila mempunyai kandungan karbon
23/FP,
organik lebih besar dari 1%.
dianjurkan untuk tidak dipergunakan.
Bila hasil analisis TOC batuan tersebut
Oleh karena Tmax dalam batuan tersebut
dikorelasikan dengan hasil analisis S2
nilainya sangat kecil sehingga tidak dapat
(Amount of Hydrocarbon Released from
digunakan dalam hal korelasi analisis,
Kerogen) dalam Tabel 3, maka akan
maka korelasi antara hidrogen indeks (HI)
diperoleh hasil kandungan Kerogen pada
dengan temperatur maksimum (Tmax) tidak
batuan disekitar daerah Wangon tersebut
dibuat.
dikatagorikan
mempunyai
WN-29/FR
dan
WN-41/FP
tingkat
kandungan kerogen miskin sampai sedang
(Poor sampai Fair).
C). Tipe Kandungan Kerogen.
Dalam
menentukan
tipe
kerogen,
menggunakan data Rock-Eval Pirolisis,
Demikian juga dari hasil korelasi antara
yaitu dengan cara mengkorelasikan data
hidrogen indeks (HI) dengan TOC, juga
antara Oksigen Indeks (OI) dengan data
menunjukkan hasil kandungan material
Hidrogen Indeks (HI) dalam karbon organik
organik yang sangat rendah dalam zona oil
pada diagram, yang menunjukkan bahwa
prone yang sangat lemah.
batuan disekitar daerah Wangon tersebut
berpotensi rendah sebagai `Gas Prone`,
B). Kematangan Termal Batuan.
Pengukuran
kematangn
termal
sangat lemah (Gambar 3), akan tetapi
berdasarkan
harga
dengan kandungan TOC dan S2 yang
temperatur maksimum (Tmax) dari hasil
rendah, maka contoh batuan dari Formasi
analisis pirolisis batuan. Hasil analisis dari 8
Halang, Rambatan dan Formasi Pemali
contoh batuan menghasilkan nilai Tmax
bagian Atas dapat dikatagorikan bukan
batuan
tingkat
tapi berindikasi kearah `Oil Prone` yang
dilakukan
0
0
berkisar dari 409 C sampai 441 C (Tabel 3)
sebagai batuan induk yang potensial (Non
yang mencerminkan tingkat kematangan
Potential Source Rock)
termal `Immature` sampai awal matang
`Early mature` (Tmax 390-435 = Immature,
Dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisis
Tmax 435-465 = Oil zone, Tmax 465->510
TOC
= Gas zone). Maseral contoh batuan lebih
menunjukkan
cenderung
karbonatan
masuk
kedalam
katagori
dan
Rock-Eval
bahwa
pada
pirolisis,
yang
batuan
lempung
Formasi
Halang,
kerogen tipe II (Oil prone), namun karena
Rambatan
rendahnya kandungan kerogen, maka pada
umumnya mempunyai kandungan organik
tingkat kematangan termal tinggipun tidak
karbon
akan cukup menghasilkan minyak yang
ditunjukkan dari besaran nilai S1(Amount of
bernilai ekonomis. Sehubungan dengan
free hydrocarbon) dan S2 (Amount of
nilai S2 yang sangat rendah (2 yaitu 3,25,
memungkinkan sebagai batuan sumber
rasio ini memberikan indikasi bahwa bahan
minyak yang potensial di sekitar daerah
organik
penyelidikan.
yang
dan
Formasi
Pemali
diendapkam
cukup
akan
dalam
lingkungan
oksigen,
umumnya
dijumpai pada sedimen delta. Sedangkan
Hasil Analisis GC dan GCMS.
perbandingan antara senyawa Pristana dan
Mengingat bahwasanya batuan sumber
Fitana (Pr/Ph) pada ekstrak contoh batuan
diperkirakan
Formasi
WN-25/FP menunjukkan nilai