PROGRAM JUANDA CORNER SEBAGAI STRATEGI PUBLIC RELATIONS HUMAS PT. ANGKASA PURA I (PERSERO).

(1)

PROGRAM JUANDA CORNER SEBAGAI STRATEGI PUBLIC RELATIONS

HUMAS PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh:

Naila Istiqomah

NIM. B06211023

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2015


(2)

PROGRAM JUANDA CORNER SEBAGAI STRATEGI PUBLIC RELATIONS

HUMAS PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh:

Naila Istiqomah

NIM. B06211023

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2015


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Naila Istiqomah, B06211023, 2015. Program Juanda Corner Sebagai Strategi Public Relations PT. Angkasa Pura I (Persero). Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Program Juanda Corner, Strategi Public Relations,

Ada satu persoalan yang hendak dikaji dalam dua rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana Bentuk Strategi Public Relations Officer dalam Program Juanda Corner (2) Bagaimana Langkah Public Relation Officer Dalam Mengevaluasi Program Juanda Corner Melalui Tanggapan Pengguna Jasa Bandara Juanda.

Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai program Juanda Corner sebagai strategi Public Relations Humas PT. Angkasa Pura I (Persero), kemudian data tersebut dianalisis dengan teori Penyusunan tindakan dan Teori Behaviorisme Sosial.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) Perencanaan, Publikasi Dan Evaluasi Sebagai Kunci Penting Strategi Public Relations Officer Dalam Pelaksanaan Program Juanda Corner. (2) Langkah Evaluatif melalui tanggapan pengguna jasa sebagai cara Public Relation Officer menyempurnakan Program Juanda Corner.

Bertitik tolak dari penelitian ini, beberapa saran yang diperkirakan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas Program Juanda Corner sebagai Strategi Public Relations Humas PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah (1) untuk Bandara Juanda, melakukan program pemberdayaan yang lebih intens, memperluas jaringan stakeholders yang dapat berkontribusi dalam program Juanda Corner. (2) untuk masyarakat luas dan komunitas seni, meningkatkan kualitas seni dan budaya indonesia dengan mengikuti inovasi-inovasi yang telah diberikan oleh Humas Bandara Juanda.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ... ... ... ...

... ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Manfaat Penelitian ...5

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu...6

F. Definisi Konsep ...8

G. Kerangka Pikir Penelitian ...12

H. Metode Penelitian ...15

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...15

2. Jenis Dan Sumber Data ...16

3. Tahapan Penelitian ...18

4. Teknik Pengumpulan Data ...19

5. Teknik Analisis Data...22


(8)

BAB II : KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka... 26

1. Strategi Public Relations ... 26

2. Evaluasi Dan Perencanaan Dalam Public Relations ... 34

3. Public Relations Dalam Lembaga BUMN ... 40

a. Keberadaan Humas Pemerintah ... 42

b. Humas Dalam Organisasi Dan Lembaga Non-Komersial ... 48

B. Kajian Teori ... 49

1. Teori Penyusunan Tindakan………...49

2. Teori Behaviorisme Sosial………..52

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Profil Data ... 56

1. Profil Umum PT. Angkasa Pura I (Persero) ... 56

a. Sejarah PT. Angkasa Pura I (Persero) ... 56

b. Identitas PT. Angkasa Pura I ... 59

c. Visi Dan Misi PT. Angkasa Pura I ... 60

d. Nilai Budaya PT Angkasapura I (Persero) ... 61

e. Struktur Organisasi ... 62

f. Penghargaan Yang diraih PT. Angkasa Pura I (Persero) ... 64

2. Public Relations Bandara Juanda Surabaya a. Struktur divisi Communication And Legal PT. Angkasa Pura I (Persero)... 65

b. Job Descriptions Divisi Communication ... 65

B. Deskripsi Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian... 69

1. Subyek Penelitian ... 69

2. Obyek penelitian ... 77

3. Lokasi penelitian ... 78

C. Deskripsi Data Penelitian ... 79

1. Strategi Public Relations Officer Dalam Program Juanda Corner ... 81

2. Langkah Public Relation Officer Dalam Mengevaluasi Program Juanda Corner Melalui Tanggapan Pengguna Jasa Bandara Juanda ... 92

BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Temuan Hasil Penelitian ... 98


(9)

1. Perencanaan, Publikasi Dan Evaluasi Sebagai Kunci Penting Strategi Public Relations Officer Dalam Pelaksanaan

Program Juanda Corner ...98

2. Langkah Evaluatif melalui tanggapan pengguna jasa sebagai cara Public Relation Officer menyempurnakan Program Juanda Corner ...105

B. Konfirmasi dengan Teori ...110

BAB V : PENUTUP ... 117

A. Simpulan ...117

B. Rekomendasi ...119

DAFTAR PUSTAKA Transkrip Wawancara Lampiran Lampiran Biodata Penulis


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PT. Angkasa Pura I (Persero)1 adalah sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memberikan pelayanan lalu lintas udara dan bisnis bandar udara di Indonesia. Yang menitikberatkan pelayanan pada kawasan Indonesia bagian tengah dan kawasan Indonesia bagian timur. Saat ini perusahaan berbasis jasa trasportasi udara tersebut telah banyak tumbuh dan berkembang di Indonesia, dengan membawahi 13 bandara berbasis Internasional PT. Angkasa Pura 1 (Persero) semakin memantapkan posisi dalam memberikan pelayanan terbaiknya. PT. Angkasa Pura 1 (Persero) yakin dapat melakukan yang terbaik dengan memberikan pelayanan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan berstandar Internasional bagi para pengguna jasa Bandara Juanda. PT. Angkasa Pura 1 (Persero)2 bertanggung jawab atas segala proses penerbangan, disamping mengelola bandara itu sendiri, termasuk di dalamnya adalah mengatur administrasi di seluruh area penerbangan di seluruh area bagian timur.

Dalam penelitian ini, peneliti fokus kepada Program Juanda Corner

PT. Angksa Pura I (Persero) sebagai studi kasus. Program Juanda Corner

Merupakan Program Hiburan di dalam bandara. Peneliti tertarik sebab berdasarkan pra-riset yang dilakukan peneliti, event di bandara yang

1

Angkasa Pura 1, Angkasa Pura Airport, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Angkasa_Pura_I, 10 April 2015.

2

Humas, Seputar Angkasa Pura 1, dalam http://www.bumn.go.id/angkasapura1/, 10 April 2015.


(11)

2

dijalankan bandara Juanda merupakan event yang paling aktif dan berkelanjutan jika dibandingkan dengan bandara-bandara lain yang dikelola PT. Angkasa Pura I (Persero). Selain itu, bandara Internasional yang terletak di Surabaya ini memiliki predikat sebagai bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno Hatta.3 Predikat sebagai salah satu bandara tersibuk bagaikan dua sisi mata uang. Jika tidak bisa diantisipasi dengan baik, predikat ini dapat berimbas buruk pada pelayanan untuk pengguna jasa. Maka pengelola bandara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat bagi pengguna jasa bandara yang memiliki pergerakan yang dinamis.

Hal ini juga didasari oleh keberhasilan PT. Angkasa Pura 1 (Persero) dalam membawa bandara Juanda meraih penghargaan-penghargaan sebagai bandara terbaik dalam melayani masyarakat. Hal tersebut terlihat dari berhasilnya bandara Juanda mendapatkan penghargaan “Service Quality Gold Award” selama dua tahun terturut turut yakni tahun 2013 dan 2014. Survei yang diadakan majalah Service Excellence dan lembaga riset Carre-Center For Costumer Satisfactions & Loyalty (Carre-CCSL) meliputi empat dimensi. Diantaranya adalah akses terhadap layanan, prosedur dan unsur-unsur yang terkait dengan proses pelayanan, selain itu juga dilakukan penilaian

3

Humas, Bandar Udara Internasional Juanda, dalam


(12)

3

bagaimana staf yang berinteraksi dengan pengguna jasa dan ‘Service Solution.’4

Sehingga atas dasar itulah bandara menjadi salah satu tempat yang relevan untuk mengaplikasikan secara nyata program-program dari Public Relations. Bandara juga merupakan sumber daya dan penggerak ekonomi yang berharga bagi masyarakat. Cutlip, Center, dan Broom5 dalam bukunya menjelaskan bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevakuasi sikap publik mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik. Mendukung pernyataan tersebut Yosal6 mengatakan bahwa, untuk benar-benar memberikan nilai bagi perusahaan dan untuk mencapai komunikasi yang sangat baik (excellence communication), praktisi

Public Relations harus bekerja pada level tertinggi dalam suatu perusahaan.

Public Relations Officer yang ideal dalam teori Exelence milik Grunig7 dijelaskan harus memiliki pengaruh dan memberikan masukan dalam strategi pengambilan keputusan (decision making strategy). Penelitian Grunig juga menyediakan bukti praktis yang mendukung argumen Grunig & Hunt yaitu pernyataan bahwa praktik komunikasi yang simetris (symmetrical

4

Citra, Juanda Kembali raih “Service Quality Gold Award, Antara Jatim (Online), dalam

http://www.antarajatim.com/lihat/berita/134464/juanda-kembali-raih-service-quality-gold-award?utm_source=twitter&utm_medium=twitter., 10 April 2015 5

Cutlip, Scott dan Allen H Center,. "Effective Public Relations". (New Jersey: Prantice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, 2000), hlm: 6

6

Yosal Irianta. Community Relations. Konsep dan Aplikasinya. (Bandung : Simbiosa Rekatama

Media,2004), hlm 36 7

J.E. Grunig, Paradigm of global public relations in digitalisation , Prism, vol 6, 2009, hlm 1-19


(13)

4

communications) sebagai model yang paling efektif. Sistem kerja Public Relations Officer dua arah simetris dilakukan dengan komunikasi dua arah, yang fokus pada kesamaan pemahaman antara pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.

Penelitian ini sengaja membahas strategi public relations humas Bandara Juanda PT. Angkasa Pura I (Persero). Sebab bagi sebuah pengelola bandara satu-satunya aspek yang dijual adalah jasa yang ada di dalamnya pasti berkaitan dengan pelayanan kepada penggunanya. Sejauh mana pelayanan yang diberikan bandara Juanda untuk memberikan kenyamanan dan rasa aman jelas memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesuksesan bandara itu sendiri, terlebih pelaku public relations yang terlibat.

Pada periode penelitian yang dilakukan peneliti, terdapat beberapa kasus yang menunjukkan bahwa proses manajemen dan pembentukan strategi

Public Relations humas Bandara Juanda PT.Angkasa Pura 1 (Persero) lebih menonjol jika dibandingkan dengan bandara-bandara lain dalam naungan PT. Angkasa Pura I (Persero).

Dari fakta di atas terlihat ada hal menarik tentang bagaimana strategi

Public Relations humas PT. Angkasa Pura I (Persero) dalam upaya peningkatan pelayanannya, contoh kasus yang akan peneliti bahas secara jelas di sini adalah Juanda corner. Untuk mengetahui lebih jelas tentang hal ini peneliti membahas melalui suatu penelitian yang berjudul “Juanda Corner Sebagai Strategi Public Relations PT.Angkasa Pura 1 (Persero)”


(14)

5

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana Bentuk Strategi Public Relations Officer dalam Program Juanda Corner?

2. Bagaimana Langkah Public Relation Officer Dalam Mengevaluasi Program Juanda Corner Melalui Tanggapan Pengguna Jasa Bandara Juanda?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Untuk Mendeskripsikan Bentuk Strategi Public Relations Officer Dalam Program Juanda Corner.

2. Untuk Mendeskripsikan Langkah Yang Dilakukan Seorang Public Relations Officer dalam mengevaluasi Program Juanda Corner Melalui Tanggapan Pengguna Jasa Bandara Juanda.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

a. Di lembaga pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih pemikiran dalam mengembangkan disiplin bidang ilmu komunikasi.


(15)

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan serta memberikan pengalaman secara langsung tentang fakta di lapangan dengan teori yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan.

b. Bagi kalangan akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, masukan dan menambah wacana keilmuan komunikasi. c. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengetahuan dalam

sebuah perusahaan penyedia jasa transportasi udara.

E. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU

Sebagai rujukan dari penelusuran yang terkait tema yang diteliti, peneliti berusaha untuk mencari referensi hasil penelitian dari para peneliti terdahulu, sehingga membantu peneliti dalam mengkaji tema dalam penelitian ini yakni Strategi Public Relations dan juga sebagai tolak ukur atas hasil yang telah dicapai. Dari penelusuran tersebut peneliti mendapatkan temuan hasil penelitian terdahulu.

Hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh saudari Syahrila Romadhani (2013)8, Fokus penelitian ini mengenai strategi yang digunakan humas PLN Distribusi jawa timur dalam kampanye listrik pintar, dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hasil temuan penelitian ini adalah

8

Penelitian ini telah dilakukan Syahrila Romadhani, dengan judul Strategi Kampanye Listrik Pintar Humas PLN Distribusi Jawa Timur 2013


(16)

7

program yang dilakukan Humas PLN Disjatim untuk kegiatan sosialisasi dan

talkshow mampu membuat masyarakat memahami dan menerima produk Listrik Pintar.

Hasil penelitian terdahulu juga pernah dilakukan oleh saudari Dewi Anggraeni (2013)9, Fokus penelitian ini mengenai strategi yang dilakukan oleh public relations TV9 dalam membangun citra sebagai televisi lokal religi di Surabaya dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hasil temuan penelitian ini secara umum program-program acara yang dibuat oleh TV9 menjadi salah satu strategi yang digunakan Public Relations Officer Untuk Membentuk Citra. Kemudian penelitian terdahulu juga pernah dilakukan oleh saudari Yustika Astary (2014)10 . Penelitian itu memfokuskan pada aktifitas

online Public Relations Humas PT. Angkasa Pura 1 (Persero) Bandara Juanda dan hasil penelitian yang dilakukan mendapatkan temuan setiap aktifitas maya bandara Juanda Surabaya mempengaruhi citra perusahaan.

Berdasarkan riset terdahulu yang ditemukan peneliti, terdapat perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memfokuskan pada Juanda corner sebagai strategi public relations PT. Angkasa Pura I (Persero).

9

Penelitian ini telah dilakukan Dewi Anggraeni, dengan Strategi Public Relations Tv9Dalam Membangun Citra Sebagai Televisi Lokal Religi Di Surabaya

10

Penelitian ini telah dilakukan Yustika Astary, dengan judul Aktivitas Online Public Relations Humas PT.Angkasa Pura 1 (Persero) Bandara Juanda


(17)

8

F. DEFINISI KONSEP

Definisi konsep berfungsi sebagai kerangka acuan peneliti di dalam mendesain instrumen penelitian, sehingga peneliti memberikan batasan definisi yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Juanda Corner

Untuk menjaga mutu dan kualitas pelayanan, Bandara Juanda mengadakan sejumlah aktivitas yang membuat para pengunjung semakin senang dan nyaman menggunakan jasa Bandara Juanda. Salah satu bentuk aktivitas ini adalah "Juanda Corner". Hal ini untuk memberikan pengalaman yang berbeda kepada para pengunjung Bandara Juanda. Juga untuk menambah nilai pelayanan Bandara Juanda kepada para pengunjung.

Salah satu bentuk aktivitas di "Juanda Corner" dengan mengadakan pertunjukan seni budaya dan pameran produk kreatif Indonesia. Pada pembukaan "Juanda Corner" ditanggal 10 – 12 Nopember lalu mengangkat tema Hari Pahlawan dengan art dan

culture show, pameran fotografi dan akustik. Selain itu terdapat juga pertunjukan sendra tari yang menampilkan Tari Gandrung khas dari Banyuwangi. Kemudian dihari berikutnya gantian adik – adik dari sekolah music Rhapsody berunjuk gigi dengan menampilkan mini orchestra.

Dengan ragam hiburan seperti Tari Tradisional, Angklung,


(18)

9

Fotografi, Pameran Lukisan, Akustik, Talk Show, dan Edukasi dan Informasi Juanda corner mencoba untuk menemukan berbagai formula untuk menghibur para pengguna jasa Bandar Juanda Surabaya.11

2. Strategi Public Relations

Strategi merupakan cara untuk mencapai sebuah hasil akhir. hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas. Menurut penulis definisi strategi adalah sebuah cara atau taktik dalam mencapai sebuah tujuan dan sasaran pada obyek aktivitas yang ingin dicapai.

Menurut Harlow12 yang dikutip dari buku pengantar public relations, Public Relations adalah fungsi manajemen yang unik yang membantu membangun dan memelihara jalur komunikasi, memunculkan pemahaman, kerjasama antar organisasi dan publiknya; melibatkan manajemen permasalahan dan isu; membantu manajemen untuk terus menginformasikan dan tanggap terhadap opini publik; mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum; membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, melayani sebagai sistem peringatan dini untuk membantu mencegah kecenderungan negatif; dan menggunakan 11

PT. ANgkasa Pura I (Persero), Arsip Bandara Juanda Surabaya, (2014) 12

Keith Butterich, PENGANTAR PUBLIC RELATONS; TEORI DAN PRAKTIK ,( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm 7


(19)

10

penelitian yang sehat dan etika komunikasi sebagai alat utamanya. Para praktisi Public Relations berkomunikasi dengan masyarakat

internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat.

Dengan demikian Strategi Public Relations humas PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Juanda dalam penelitian ini adalah seluruh gambaran cara untuk mencapai sebuah hasil akhir guna mengatur fungsi manajemen secara baik yang membantu membangun dan memelihara jalur komunikasi, memunculkan pemahaman, kerjasama antar organisasi dan publiknya guna meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasanya.

3. PT. Angkasa Pura I (Persero)

PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara dalam lingkungan departemen perhubungan yang dipimpin oleh seorang direktur utama yang dibantu oleh beberapa direktur yang menjalankan tugas pokoknya, yaitu mengusahakan menyelenggarakan penyediaan jasa kebendarudaraan dan bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Juanda juga memiliki nilai- nilai yang menjadi dasar di dalam perusahaan dan karyawannya, yaitu SATU. Dimana SATU


(20)

11

dijabarkan menjadi 4 nilai yang saling berkesinambungan diantaranya adalah :

a. Sinergi

Cara kami menghargai keragaman dan keunikan setiap elemen untuk memberi nilai tambah bagi perusahaan, pembangunan ekonomi dan lingkungan dimana kami berada.

b. Adaptif

Daya, semangat dan hasrat kami yang pantang menyerah, proaktif merespon perubahan dan kaya akan inovasi.

c. Terpercaya

Karakter kami yang senantiasa selaras antara kata dengan perbuatan, jujur dalam menjalankan tugas serta kewajiban dan dapat diandalkan.

d. Unggul

Komitmen kami memberikan layanan prima dengan professional dan bertanggung jawab untuk memuaskan pelanggan secara berkelanjutan.13

13


(21)

12

G. KERANGKA PIKIR PENELITIAN

Proses penelitian ini dibangun berdasar dari fenomena kebandarudaraan Indonesia dalam memberikan perhatian khusus pada pelayanan dalam bidang jasa trasportasi dan sekitarnya. Peran Public Relations dalam membentuk program Juanda Corner sebagai strategi public relations guna memberikan kenyamanan yang maksimal terlebih berdampak pada citra PT. Angkasa Pura I (Persero) itu sendiri, serta diharapkan juga mampu menyedot perhatian masyarakat umum. Fenomena persaingan bisnis trasportasi ini dalam memberikan pelayanan pada pengguna jasanya tidak lepas dari aktivitas pembentukan strategi seorang public relations officer di tengah kebutuhan akan respon positif dari setiap pengguna yang sudah menggunakan layanan jasa trasportasi Bandara Juanda. Setiap program yang dibentuk oleh humas dan jajarannya dalam memberikan pelayanan maksimal diharapkan dapat memberikan peningkatan positif setiap tahunnya guna membentuk iklim kebandaraan Indonesia yang lebih baik. hal ini tentu memiliki daya tarik tersendiri bagi peneliti.

Dengan menggunakan Teori Penyusunan Tindakan (John Greene) dan Teori Behaviorisme Sosial dari (George Herbert Mead) diharapkan fenomena tersebut dapat terlihat secara keseluruhan dengan menggunakan teori-teori di atas. Dalam teori penyusunan tindakan milik John Greene disebutkan bahwa ”Sebuah teori kognitif umum yang menjelaskan apa yang benar-benar terjadi pada manusia untuk menghasilkan tindakan komunikatif. Dikembangkan oleh John Greene, teori penyusunan tindakan menguji cara kita mengatur


(22)

13

pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan.” menurut teori ini, anda membentuk pesan dengan menggunakan kandungan pengetahuan dan pengetahuan prosedural. Anda tahu tentang hal-hal dan anda tahu bagaimana melakukan hal tersebut. Dalam teori penyusunan tindakan pengetahuan prosedural menjadi intinya.14 Dengan menggunakan teori penyusunan tindakan diharapkan mulai dari proses pembentukan program juanda corner hingga pemberian tanggapan dari pengguna jasa tidak hanya diteliti dari hasil wawancara verbal saja, namun beberapa tindakan yang terjadi secara non verbal selama proses program juanda corner berlangsung mampu dikupas lebih dalam menggunakan teori penyusunan tindakan milik John Greene ini.

Menguatkan teori di atas, George Herbert Mead mengembangkan teorinya yang bernama teori behaviorisme sosial, dalam teori ini Mead berasumsi bahwa ”Behaviorisme sosial merujuk kepada deskripsi perilaku pada tingkat yang khas manusia. Jadi, dalam pandangan behaviorisme sosial, konsep mendasarnya adalah tindakan sosial (Social Act), yang juga mempertimbangkan aspek tersembunyi perilaku manusia”.15 Sehingga teori ini semakin memperkuat asumsi teori sebelumnya.

Serta dengan mengamati segala aspek yang berkaitan dengan strategi

public relations, elemen – elemen program yang dirancang, serta bagaimana peran public relations officer di dalamnya, dengan menggunakan metode

14

Stephen W. Littlejohn, Karen A.FossAll, Teori komunikasi; Treories of human

Communication, terjemahan mohammad yusuf hamdan, (Jakarta: salemba humanika, 2008), Hlm174 15

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasidan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008) hlm 65


(23)

14

penelitian kualitatif fenomenologi yang diharapkan data-data terdiskripsikan sesuai apa adanya. Peneliti berusaha meneliti implementasi Program Juanda Corner sebagai strategi seorang public relations yang dilakukan guna memberikan kenyamanan dari perspektif orang yang melakoninya, yaitu para pengguna jasa Bandara Juanda Surabaya dan pelaku public relationsnya

sebagai subjek teliti.

Dalam pelaksanaan penelitiannya, peneliti melakukan observasi, melakukan wawancara dan penyelidikan yang dicatat, direkam guna penemuan data dalam bentuk repport. Agar data terkumpulkan untuk dapat dianalisis dan interpretasikan sesuai dengan fokus permasalahan yang diteliti.

Adapun kerangka pikir penelitian yang sejalan dengan teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

Penyusunan Membentuk Pesan

Tindakan

Kandungan Strategi Pengetahuan

Pengetahuan

PR Prosedural

Program Juanda Corner

Social Act

Publik (Pengguna Jasa)

Behaviorisme Sosial

Bagan 1.1


(24)

15

H. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu yang diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan langkah pemecahannya.16

Penelitian kualitatif adalah suatu strategi yang dipilih oleh peneliti untuk mengamati suatu fenomena, mengumpulkan informasi dan menyajikan hasil penelitian pada penelitian ini. Menurut Moeleong 17 menjelaskan bahwa “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks, khususnya yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.18 Selain itu ciri penelitian kualitatif adalah lebih menekankan makna dari pada hasil suatu aktifitas, karena dalam melakukan penelitian ini peneliti bukan sebagai orang ahli tetapi orang yang belajar mengenai sesuatu dari subyek penelitian.

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif, prosedur penelitian yang dilakukan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati atau diarahkan pada latar dan individu secara holistik. Penelitian kualitatif mempunyai

16

Wahdi Bahtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta : Logos, 2001) hlm.16 17

Lexy J. Moleong, Metodoldogi Pendidikan Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.06.

18


(25)

16

tujuan agar peneliti lebih mengenal lingkungan penelitian, dan dapat terjun langsung kelapangan.

Sedangkan untuk mengkaji lebih dalam peneliti menggunakan pendekatan Fenomenologi. Alasan digunakan pendekatan ini karena fenomenologi merupakan kajian mengenai fenomena yang terjadi, yaitu dengan cara menerapkan metodologi ilmiah dan penelitian fakta-fakta yang bersifat subyektif, yaitu yang berkaitan dengan perasaan, tindakan, ide dan sebagainya yang diungkapkan dalam bentuk tindakan luar yang berupa perkataan atau perbuatan seputar Program Juanda Corner Sebagai Strategi Public Relations humas PT. Angkasa Pura I (Persero). Dalam jenis fenomenologi partisipasi dari peneliti sangat diperlukan, sehingga dapat memahami segala macam tindakan dari dalam maupun luar.

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Adapun jenis data dalam penelitian tentang program

Juanda Corner sebagai strategi Public Relations PT. Angkasa Pura I (Persero) ini ada dua, antara lain:

1) Data Primer

Data primer merupakan data inti yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah dan fokus penelitian ini yakni Program Juanda Corner


(26)

17

Sebagai Strategi Public Relations humas PT.Angkasa Pura I (Persero). Pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara melihat, mengamati dan mencatat perilaku dan pembicaraan subyek penelitian yakni para staf humas yang terlibat dan beberapa pengguna jasa Bandara Juanda dengan menggunakan pedoman observasi dan juga wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tatap muka dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti sebelum bertemu informan.

2) Data sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang dibutuhkan peneliti untuk menjawab rumusan dan fokus penelitian. Data sekunder ini, dapat peneliti peroleh juga dari proses wawancara pada informan serta dari berbagai dokumentasi tentang berbagai kegiatan peristiwa dalam bentuk tertulis, tercetak, atau terekam berkaitan dengan Program Juanda Corner

Sebagai Strategi Public Relations humas PT.Angkasa Pura 1 (Persero).


(27)

18

b. Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu informan yang sudah dipilih peneliti, yang mengetahui fenomena tersebut. Sedangkan sumber data sekunder didapat dilapangan pihak-pihak yang mengerti tentang program juanda corner sebagai strategi

public relation humas PT. Angkasa Pura I (Persero), serta sumber-sumber lain seperti buku umum, internet yang memantu peneliti dalam melengkapi data.

3. Tahapan penelitian

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni: a. Tahap Pra-lapangan

Tahap ini merupakan tahapan persiapan sebelum penelitian dilakukan, adapun langkah-langkahnya adalah:

1) Menyusun rancangan penelitian; penelitian ini dimulai dengan menentukan lapangan atau lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian yang peneliti pilih berdasarkan kriteria yang dianggap peneliti tepat untuk menangkap fenomena yang peneliti anggap menarik dan lokasi penelitian adalah Kantor cabang Bandara Internasional Juanda PT.Angkasa Pura 1 (Persero). Untuk selanjutnya membuat rumusan


(28)

19

masalah yang akan diteliti dari fenomena yang ada di lapangan, menentukan informan yang terkait, setelah itu segala hal yang diteliti dan metodologinya dituangkan dalam proposal penelitian yang diujikan.

2) Mengurus perijian penelitian; Setelah berita acara ujian proposal disahkan oleh dosen pembimbing, dosen penguji dan sekretaris maka tahap selanjutnya peneliti mengurus perijinan penelitian dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang ditujukan untuk diserahkan pada lokasi penelitian yang dituju yakni adalah Kantor Cabang Bandara Internasional Juanda PT. Angkasa Pura 1 (Persero).

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.19 Dalam penelitian yang dilakukan ini, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

19


(29)

20

a. Wawancara

Pada kesempatan wawancara, peneliti mendapat kesempatan secara langsung bertemu bertatap muka dengan keenam informan untuk mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan dalam menjawab rumusan masalah serta fokus penelitian. Bertemu langsung dengan bertatap muka akan mengurangi ketidakjelasan dalam proses wawancara. Wawancara pada dua informan pegawai PT. Angkasa Pura 1 Kantor Cabang Juanda dilakukan di kantor. Sementara keenam informan dari pengguna jasa bandara Juanda dilakukan di Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Juanda. Setelah data dikumpulkan oleh peneliti maka selanjutnya adalah mengklasifikasikan data yang diperoleh.

b. Pengamatan (Observation)

Observasi adalah keterlibatan peneliti sebagai bagian dari kelompok yang diteliti. Dalam observasi ini, peneliti berbaur dengan subyek penelitian dan mengikuti aktifitas yang mereka lakukan. Dalam hal ini kedudukan peneliti dengan subyek penelitian adalah sama.

Dari sini pula, peneliti mendapatkan sumber informasi dan data yang valid dari sumber informasi secara langsung dan spontan.


(30)

21

Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi pada sikap informan saat diwawancarai, lokasi penelitian dan juga observasi khususnya para pengguna jasa Bandara Internasional Juanda dalam memberikan respon langsung terhadap program juanda corner.

c. Dokumentasi

Peneliti membutuhkan dokumen sebagai pendukung dan perluas data-data yang telah ditemukan serta mencocokkan apa hasil wawancara pada informan selaras dengan dokumen yang ada. Sumber dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1) Websites resmi PT. Angkasa Pura 1 Kantor Cabang Juanda.

2) Foto kegiatan Program Juanda Corner yang sudah dan sedang berjalan.

3) Dasar Peraturan Pelaksanaan, atau undang-undang yang terkait dengan penelitian

4) Hasil survei dari lembaga resmi

5) Artikel dan jurnal yang dimuat dalam media massa.


(31)

22

5. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Sugiono20 adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman,21 sebagaimana dikutip oleh Basrowi dan suwandi yakni proses-proses analisis data kualitatif dapat dijelaskan dalam tiga langkah yaitu:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Karena data yang hasil penelitian yang dilakukan masih bersifat global, maka dari itu peneliti perlu mereduksi data.Reduksi data yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data yang diperoleh di lapangan studi. Pada reduksi data, peneliti menfokuskan pada data lapangan yang telah terkumpul. Data lapangan tersebut selanjutnya dipilih dan dipilah untuk menentukan mana data yang diperlukan dalam

20

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta. 2005) hlm. 89 21

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hlm. 209-210


(32)

23

menjawab rumusan masalah dan fokus penelitian dan mana yang tidak perlu sehingga harus disingkirkan.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan oleh peneliti dengan mendeskripsikan kumpulan informasi tersusun dari hasil reduksi data yang telah dianalisis untuk penarikan kesimpulan dengan tujuan menjawab rumusan masalah dan fokus penelitian Program Juanda Corner Sebagai Strategi

Public Relations PT.Angkasa Pura 1 (Persero). Bentuk penyajiannya yang dilakukan peneliti yakni penyajian data berupa teks naratif.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing And Verification)

Setelah mereduksi data peneliti melakukan tahap analisis data selanjutnya yakni dengan menganalisis data untuk membuatnya menjadi rumusan proposisi yang terkait dengan penelitiaan dan mengangkatnya sebagai temuan penelitian.

Dalam tahap verifikasi, peneliti menggunakan teknik tringulasi untuk memeriksa keabsahan penelitian. Peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan penelitian yang


(33)

24

menggunakan sumber data lain untuk menjadi pembanding. Sumber data penelitian yang peneliti jadikan perbandingan adalah hasil data wawancara dari informan yang satu dengan informan yang lain, baik dari humas PT. Angkasa Pura 1 (Persero) maupun pengguna jasa Bandara Juanda Surabaya. Selain itu peneliti juga membandingkan dokumen yang terkait dengan program yang dilakukan oleh humas PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Juanda Surabaya dengan hasil wawancara dari informan-informan.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan atau pembahasan terdiri dari lima bab yang terperinci sebagai berikut.

Bab pertama berisi pendahuluan, Dalam bab ini terdiri dari sembilan sub bab antara lain konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu, definisi konsep,metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua berisi kerangka teoritis, Pada bab ini menguraikan penjelasan tentang kerangka teoritik yang meliputi pembahasan kajian pustaka dan kajian teoritik yang berkaitan Program Juanda Corner sebagai strategi public relations

humas PT. Angkasa Pura 1 (Persero).

Bab ketiga berisi penyajian data, Pada bab ini berisikan tentang setting penelitian yakni gambaran singkat tentang PT. Angkasa Pura 1 (Persero),


(34)

25

Bandara Internasional Juanda Surabaya, serta pengguna jasa bandara juanda tentang data penelitian.

Bab keempat berisi analisis data, Pada bab ini membahas temuan penelitian dan menganalisis data konfirmasi temuan dengan teori.

Dan pada bab terakhir berisi penutup, Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang nantinya akan memuat kesimpulan dan saran.


(35)

BAB II KAJIAN TEORITIS

A.Kajian Pustaka

1. Strategi Public relations

Kebanyakan perusahaan, kini mengakui peranan public relations

cukup menonjol dalam pengambilan keputusan manajemen. Sering terjadi

public relations melapor atau berhubungan langsung kepada top

management. Hal ini ini terjadi karena public relations adalah interpreter

(penerjemah) manajemen, sehingga public relations harus mengetahui apa

yang manajemen pikirkan setiap saat terhadap setiap isu publik yang sebenarnya.

Ahmad S. Adnanputra, M.A, M.S., Pakar Humas dalam naskah workshop berjudul PR Strategi (1990), mengatakan bahwa arti strategi

adalah bagian terpadu dari suatu rencana (Plan), sedangkan rencana

merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya

perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.1

Namun sebelum membahas tentang strategi public relations secara

lebih rinci, akan lebih baik jika kita mengetahui terlebih dahulu pengertian

strategi itu sendiri. Menurut Jim Lukaszweski dalam “ Let’s Get Serious

about Strategy”2

1

Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media komunikasi. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 133

2

Dikutip Dari Strategi 1, Suplement untuk newsletter PR reporter, 2 Maret 1998, hlm. 1


(36)

27

“Strategi adalah kekuatan penggerak dalam setiap bisnis organisasi.

Strategi adalah kekuatan intelektual yang membantu mengorganisir, memprioritaskan, dan memberi energi terhadap apa-apa yang mereka lakukan. Tanpa strategi tidak ada energi. Tanpa strategi, tak ada arah,.

Tanpa strategi tak ada momentum, Tanpa strategi, tak ada pengaruh.”3

Sedangkan menurut Mintzberg (1995), setidaknya ada lima

kegunaan dari kata strategi yakni4 :

a. Sebuah rencana – suatu arah tindakan yang diinginkan secara

sadar.

b. Sebuah cara – suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk

mengecoh lawan atau kompetitor.

c. Sebuah pola – dalam suatu rangkaian tindakan:

d. Sebuah posisi – suatu cara menempatkan organisasi dalam

sebuah lingkungan.

e. Sebuah prespektif – suatu cara yang terintegrasi dalam

memandang dunia.

Scott M Cutlip berpendapat bahwa, pemikiran strategis nantinya akan digunakan untuk memprediksikan atau mentukan tujuan masa depan yang diharapkan dapat menentukan kekuatan apa yang akan membantu atau menghalangi upaya organisasi dalam mengejar tujuan, dan

merumuskan rencana untuk mencapai keadaan yang diharapkan tersebut.5

3

Scott Cutlip, M., ET AL, Effective Public Relations. Edisi 9 Cetakan Ketiga, (Jakarta: Kencana, 2009) hlm 351

4

Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), hlm. 2

5


(37)

28

Pengertian-pengertian di atas mengantarkan kita pada sebuah

definisi khusus strategi public relations yang menurut Ahmad S.

Adnanputra memiliki batasan sebagai :

“Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai

tujuan Public relations dalam kerangka suatu rencana Public

relations.”6

Dalam definisi tersebut diungkapkan bahwa strategi Public

Relations merupakan alternatif optimal untuk mencapai tujuan. Yang

dimaksud dengan tujuan di sana adalah penegakkan citra atau image yang

menguntungkan bagi organisasi dan tentu saja bagi stakeholders-nya.

Untuk mencapai hal tersebut, maka strategi yang digunakan, sebaiknya diarahkan pada upaya menggarap akar sikap tindak dan persepsi

stakeholders.7

Pembentukan sebuah strategi akan dipengaruhi oleh unsur-unsur dan komponen-komponen tertentu yang berkaitan dengan kondisi lingkungan, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi dasar budaya organisasi bersangkutan. Unsur-unsur pembentuk strategi terbagi menjadi dua, yang pertama adalah secara makro yang meliputi

kebijakan umum (public policy), budaya (culture) yang dianut, sistem

perekonomian, dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi yang bersangkutan. Yang kedua adalah secara mikro strategi tersebut tergantung pada misi perusahaan, sumber-sumber yang dimiliki yang berkaitan

6

Muslimin, Humas dan Konsep Kepribadian, (Malang:UMM Press, 2004). hlm 63

7


(38)

29

dengan SDM dan sumber daya guna lainnya, serta rencana atau program dalam jangka pendek atau panjang , dan tentu saja tujuan atau sasaran

yang hendak dicapai.8

Sehingga selanjutnya tahapan fungsi-fungsi manajemen, tahap

pertama adalah menetapkan tujuan (objektif) yang hendak di raih, posisi

tertentu atau dimensi yang ingin dicapai sesuai dengan perencanaan

(statement of organization destination) yang telah diperhitungkan dengan baik oleh pihak pihak yang terlibat dalam manajemen suatu organisasi

bersangkutan. Berikutnya adalah “apa dan bagaimana” yang digunakan

dalam perencanaan untuk mencapai suatu tujuan organisasi / lembaga.

Kemudian, program kerja (action plan) yang merupakan suatu strategi

yang ”dijabarkan” dalam langkah-langkah yang telah dijadwalkan

(direncanakan semula). Terakhir, yang paling menentukan adalah unsur

anggaran (budget) yang sudah dipersiapkan, yang merupakan “dana dan

daya”, berfungsi sebagai pendukung khusus yang dialokasikan untuk

terlaksananya suatu strategi program kerja manajemne Humas / Public

Relations.

Untuk lebih jelasnya, “strategi public relations” dibentuk melalui

dua komponen yang saling terkait erat, yakni sebagai berikut.

8


(39)

30

No Komponen Pembentukan Strategi Public Relations

1 Komponen Sasaran Satuan atau Segmen Yang akan Digarap

2 Komponen Sarana Panduan atau bauran sarana untuk

menggarap suatu sasaran

Tabel 2.1

Tabel Pembentukan Komponen Strategi Public Relations

Kedua komponen tersebut nantinya akan diimplementasikan ,

menggunakan pola dasar “The 3 –Cs Option” yang sesuai dengan publik

sasaran yang akan dicapai. Ketiga pola tersebut adalah Mengukuhkan

(Conservation), Mengubah (Change) atau Mengkristalisasi

(Crystalization).9

Penjabaran skema dari uraian mengenai unsur-unsur dan komponen- komponen pembentuk strategi di atas, dapat dilihat dalam

diagram komonen- komponen strategi Public relations10 di bawah ini :

9

Muslimin, hlm 64

10


(40)

31

PUBLIC POLICY

KULTUR

MISI PERUSAHAAN

P

R

O

G

R

AMPE

R

EN

C

A

N

AA

N

CRYSTALIZATION

SUMBE

R

-S

UMBE

R

TARGET

PUBLIC

PENGORGANISASIAN

TEKNOLOGI

PEREKONOMIAN

Tabel 2.2

Diagram Komponen-Komponen Strategy Of Public relations

Maksudnya tahap-tahap kegiatan strategi public relation pertama,

komponen sasaran, umumnya adalah para stakeholders dan publik yang

mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut secara struktural dan formal yang dipersempit melalui upaya segmentasi yang

dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama (common

opinion), potensi polemik, dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi, lembaga, nama perusahaan dan produk yang menjadi perhatian sasaran


(41)

32

khusus“. sehingga sasaran khusus di sini adakah yang di sebut publik

sasaran (target public).

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan tersebut di atas, dapat

dikemukakan bahwa public relations merupakan alat untuk mencapai

tujuan perusahaan, salah satu tujuan tersebut adalah membentuk citra yang

positif. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang efektif bagi public

relations agar pembentukan citra yang positif perusahaan dapat tercapai.

Para praktisi Public Relations dalam membuat

keputusan-keputusan kerap kali tanpa menganalisa secara mendalam pada isu-isu lingkungan dan permasalahan publik. Pada akhirnya program-program yang dijalankan tidak secara efektif menjawab atau menjadi solusi atas permasalahan yang sebenarnya. Berbagai krisis atau masalah dapat

dihindari seandainya praktisi Public Relations tersebut mengetahui dan

mencermati apa yang sedang terjadi di lingkungannya.

Landasan umum dalam proses penyususnan strategi public

relations, menurut Ahmad S. Adnanputra dalam makalah “PR Strategy

(1990), yang berkaitan dengan fungsi-fungsi Public Relations / Humas

secara integral melekat pada manajemen suatu perusahaan / lembaga, yaitu sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.

b. Mengidentifikasi unit-unit sasarannya.

c. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit


(42)

33

d. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran.

e. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi public relation.

f. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan

kebijaksanaan atau peraturan pemerintahan dan lain

sebagainya.

g. Langkah terakhir adalah menjabarkan strategi public relations,

dan taktik atau cara menerapkan langkah-langkah program yang telah direncanaan, dilaksanakan, mengkomunikasikan,

dan penilaian / evaluasi hasil kerja.11

Peran dan kontribusi public relations dalam strategi management

dengan menciptakan skenario planning melalui tiga kegiatan yaitu issues

management, environmental scanning dan strategic conversation.

Perencanaan strategis public relations berlandaskan pada multiple situasi

lingkungan masa depan dapat membantu organisasi dalam memahami lingkungannya dan manajemen dapat mengembangkan

keputusan-keputusan strategis berdasarkan alternatif outlook tersebut.

Dalam konteks ini public relations berperan secara strategis dalam

keputusan di tingkat makro organisasi dan strategi komunikasi berproses

dan berintergrasi secara sinergis pada level strategic management mulai

dari strategi dan kebijakan di tingkat enterprise, korporat, unit bisnis,


(43)

11

Rosady Ruslan, S.H., M.M., Manajemen Public Relations dan Media


(44)

34

2. Evaluasi Dan Perencanaan Dalam Public relations

Setelah pelaksanaan program tahap dimana rencana program yang telah ditetapkan dilaksanakan atau diimplementasikan ke dalam suatu

bentuk program aksi sebagai langkah nyata pemecahan masalah Public

Relations yang dihadapi. Pelaksanaan Program ini dapat berupa program tindakan maupun program komunikasi yang kesemuanya merupakan cara atau proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Selanjutnya yang menjadi tahapan adalah evaluasi suatu tahapan yang dilaksanakan untuk menentukan atau memperlihatkan nilai suatu

program termasuk pengelolaan maupun hasil atau dampak

pelaksanaannya. Melalui evaluasi, Public Relations akan mengetahui

faktor-faktor yang menjadi kegagalan ataupun keberhasilan suatu program, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah selanjutnya yang seharusnya dilakukan.

Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada beberapa pengertian tentang program sendiri. Dalam kamus (a) program adalah rencana, (b) program adalah kegiatan yang dilakukan dengan seksama. Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk


(45)

35

mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang

direncanakan.12

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan.

Seperti diungkapkan Djudju13, salah satu tujuan evaluasi adalah

untuk memberi masukan bagi perencanaan program. Gambar di bawah ini menunjukkan arah panah dari evaluasi menyeluruh pada keseluruhan program. Artinya, program disususun atau direncanakan berdasarkan hasil evaluasi. Karena itu, evaluasi bermakna amat penting bagi perencanaan dan pengembangan program. Gambar dibawah juga menunjukkan, keseluruhan program kemudian diuraikan kedalam bagian-bagian program

yang dalam contoh gambar di bawah adalah bidang community relations,

urusan publik dan hubungan dengan investor. Masing-masing sub program

ini dilakukan evaluasi. Evaluasi sub program ini kemudian di padukan menjadi evaluasi menyeluruh yang memberi masukan bagi kesuluruhan program dalam organisasi.

12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm 297

13

Sudjana Djudju, Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Nusantara Press, 1992), hlm 195


(46)

36

Keseluruhan program Tujuan dan objektif

Public utama Pesan utama

Rencana community relation Rencana Urusan Publik Rencana hubungan investor

Tujuan dan objektif Tujuan dan objective Tujuan dan objective

Sub public Sub public Sub public

Sub pesan Sub pesan Sub pesan

Program aksi Program aksi Program aksi

evaluasi evaluasi evaluasi

Evaluasi menyeluruh Kajian

Bagan 2.1 :

Hubungan Evaluasi dan rencana

Sumber : Dimodifikasi Dari Colom & Dahl, 1998

Pada dasarnya tujuan sentral Public Relations adalah untuk

menunjang manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Meskipun tujuan setiap organisasi berbeda tergantung dari sifat organisasi tersebut, tetapi dalam kegiatan humas terdapat kesamaan yakni membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dalam membentuk citra positif.


(47)

37

Hubungan yang baik atau harmonis dalam Public Relation

mengandung arti luas, yakni sikap yang menyenangkan (favorable), itikad

baik (goodwill), toleransi (tolerance), saling pengertian (mutual

understanding), saling mempercayai (mutual confidence), saling

menghargai (mutual appreciation), dan citra baik (good image).

Penampilan dan sikap seorang Public Relations dalam mencapai tujuan

organisasi dengan cara menciptakan kesan yang baik akhirnya dapat melekat dan mempengaruhi citra dari perusahaan yang diwakilinya.

Dalam perencanaan program menyeluruh itu, mungkin saja akan dilakukan pengembangan, perubahan, penyempurnaan atau bahkan penghentian program. Karena itu, sesungguhnya pelaksanan fungsi-fungsi manajemen bukanlah tahapan tahapan yang lepas dan tidak berhubungan. Fungsi-fungsi itu berjalan secara sirkuler. Perencanaan menjadi pedoman implementasi dan kontrol serta evaluasi. Implementasi dan kontrol menjadi masukan bagi evaluasi. Dan, evaluasi menjadi masukan dan bahan dasar unuk penyususnan program.

Bila salah satu mata rantai dalam siklus fungsi manajemen itu terputus maka akan terjadi gangguan pada kinerja organisasi. Terganggunya kinerja organisasi itu akan berdampak pada upaya pencapaian tujuan atau visi dan misi organisasi. Saling keterkaitan inilah


(48)

38

termasuk staf Public Relations yang diberi tanggung jawab untuk

menjalankan berbagai program community relation. 14

Menurut Gregory15 evaluasi adalah proses yang berkelanjutan jika

kita berbicara tentang program berjangka panjang. Jika dilaksanakan dengan benar, evaluasi memudahkan anda untuk mengendalikan kegiatan

Public relations. Berikut adalah alasan menngapa kita perlu mencantumkan evaluasi dalam kampanye dan program yang kita buat.

a. Memfokuskan usaha.

b. Menunjukan keefektifan.

c. Memastikan efisiensi biaya.

d. Mendukung manajemen yang baik.

e. Memfasilitasi pertanggungjawaban.

Sementara evaluasi dilakukan secara teratur, review yang

menyeluruh dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang. Setelah

memutuskan untuk melakukan review, siklus proses perencanaan akan

terulang lagi. Sekali lagi pertanyaan-pertanyaan dasar harus diajukan :

a. Apa yang ingin kita capai?

b. Siapa yang ingin kita jangkau?

c. Apa yang ingin kita katakan?

d. Apa cara yang paling efektif untuk menyampaikan pesan?

14

Yosal iriantara, community relations; konsep dan aplikasinya, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2013) Hlm 160

15

Anne Gregory, Public Relations Dalam Praktik, (Jakarta: PT. Gelora Aksara, 2004), hlm 138


(49)

39

e. Bagaimana suskes dapat diukur?

Selain itu, peninjauan kembali terhadap penilaian perencanaan, pelaksanaan selama program dan pencapaian tujuan tertentu suatu kampanye berlangsung secara periodik setiap tahun tujuan program

kampanye Public relations melalui proses input (perolehan riset data,

fakta, dan informasi di lapangan), output (kecocokan dengan isi pesan,

tujuan dan media yang dipergunakan) dan result (hasil-hasil dari tujuan

dan efektivitas program kampanye yang telah dicapai, apakah adanya

perubahan sikap atau perilaku khalayak sasaran). 16

Menurut Endang Mulyatiningsih17, evaluasi program dilakukan

dengan tujuan untuk:

a. Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan

organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain.

b. Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program,

apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.

Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka evaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk

16Halimatusa’diah, Perencanaan Strategis Kampanye PR, dalam

https://komunitaspr.wordpress.com/tag/evaluasi-kampanye-pr/, 11 april 2015

17

Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan bidang pendidikan, (Bandung: CV. Alfabeta, 2011), hlm 114-115


(50)

40

penelitian evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksana berfikir dan menentukan langkah bagaimana melaksanakan penelitian.

3. Public relations Dalam Lembaga BUMN

Istilah Humas tampaknya lebih popular di lingkungan

pemerintahan, dibandingkan Public Relations. Bahkan organisasi yang

membawahi humas pemerintah Indonesia dinamakan Bakohumas

Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas hubungan masyarakat (Humas) yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan

pada public services atau demi meningkatkan pelayanan umum.

Melalui unit atau program kerja humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktifitas dalam melasanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban kepemerintahannya. Menurut John D.

Millett dalam bukunya, Management In Public Service The Quest For

Effective Performance, artinya humas atau PR dalam dinas

instansi/lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk

melaksanakan tugas utamanya, yaitu sebagai berikut.

a. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat,

keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (Learning about public desires and aspiration).


(51)

41

b. Kegaiatan memberikan nasehat atau sumbang saran untuk

menanggapi apa sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintahan seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya (Advising the publics about what is should desire).

c. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan

memuaskan yang diperoleh antara hubungan public dengan

para aparat pemerintahan (Ensuring satisfactory contact

between public and government official).

d. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah

diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintahan yang

bersangkutan (informing and about what an agency is doing).18

Sepanjang 2006/2007, kecelakaan darat, laut,dan udara terjadi

seperti “arisan” dan menelan ratusan korban jiwa. Hilangnya pesawat

Adam Air, tenggelamnya Kapal Motor Penumpang Levina I, terbakarnya pesawat Garuda Indonesia, hingga kondisi rel dan armada kereta api yang sudah sangat tua. Dampak dari insiden transportasi tersebut adalah penggantian pejabat eselon satu di jajaran departemen perhubungan awal maret 2007 oleh menteri perhubungan saat itu.

Lalu bagaimana peran humas departemen perhubungan untuk memperbaiki citra instansinya? Bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan dan sistem transportasi Indonesia oleh para operator yang koordinasinya dibawah Departemen Perhubungan? Krisis

18

Rosady Ruslan, SH, MM, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi


(52)

42

yang menimpa Departemen Perhubungan seyogyanya dinetralisir melalui kegiatan seperti:

a. Membentuk tim komunikasi

b. Program talkshow di stasiun TV dan radio

c. Polling centre

d. Lomba peran serta masyarakat

e. Iklan layanan masyarakat19

a. Keberadaan Humas Pemerintah

Keberadaan humas atau “Public Relations” pemerintah sangat

penting, yaitu melakukan komunikasi yang tersistematisasi, terstruktur dan terjamin dalam mengelola informasi sehingga masyarakat atau publik menjadi orang yang di percaya dalam membangun performa institusi ke depan. Publik memiliki hak untuk tahu tentang informasi dan pemerintah memiliki kewajiban untuk memberitahu informasi tersebut kepada warganya. Disini, pemerintah juga membutuhkan sesuatu untuk mendapatkan input, yakni berupa saran atau keluhan pengaduan dari warganya. Proses komunikasi inilah yang semestinya

bisa diperankan dengan baik oleh Public Relations pemerintah. Artinya

19

Ahmad Kurnia, Praktik PR Di Instansi Dan Perusahaan, Dalam

http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2008/01/praktik-pr-di-instansi-dan-perusahaan.html, 11 April 2015


(53)

43

adalah, Public Relations pemerintah sudah menjalankan peran sebagai

gerbang dua arah untuk menyampaikan dan menerima informasi.20

Sejalan dengan perkembangan sistem pemerintahan yang terjadi di Indonesia sekarang ini, maka dituntut adanya paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu paradigma sistem

pemerintahan yang mengarah pada ”Good Governance”. Merujuk

pada perkembangan kebijakan pemerintahan yang tersebut diatas, tampaknya penyelenggaraan pelayanan pemerintahan yang baik, sekarang dituntut untuk mulai mengembangkan dimensi keterbukaan,

mudah diakses, accountable dan transparan. Instansi pemerintah, baik

Pusat maupun Daerah, mulai menyadari bahwa untuk membangun pemerintahan yang sehat dan bersih diperlukan banyaknya kritikan dan pendapat pihak lain atau pendapat publik.

Saat ini informasi telah menjadi kekuatan dominan yang bisa meruntuhkan keamanan dan kestabilan pemerintahan. Masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi dari pemerintah/ badan publik, karena dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik. Dengan haknya tersebut, masyarakat bisa dengan mudah bertindak dan berprasangka

20

Dikutip Dari majalah dinamika riset Balitbang kementrian pekerjaan umum republic Indonesia, edisi ketika, September 2013, humas PR pemerintah, sebagai konco wingking ataukah agenda setting?


(54)

44

negatif jika komunikasi antara Pemerintah dengan masyarakat tidak

terjalin dengan baik.21

Keberadaan unit kehumasan (hubungan masyarakat) di sebuah lembaga atau instansi milik pemerintah merupakan keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan tentang sesuatu kegiatan atau aktifitas instansi bersangkutan yang ditujukan baik untuk hubungan masyarakat kedalam, maupun kepada masyarakat luar pada umumnya. Humas

dapat merupakan suatu alat atau saluran (the PR as tools or channel of

government publications) untuk memperlancar jalannya interaksi dan menyebarkan informasi mengenai publikasi pembangunan nasional melalui kerjasama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik dan hingga menggunakan media tradisional lainnya (wayang kulit atau wayang golek dan lain sebagainya).

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab-bab sbelumnya, tugas

pokok humas adalah bertindak sebagai komunikator, membantu (back

up) mencapai tujuan dan sasaran bagi instansi/lembaga

kepemerintahan bersangkutan, membangun hubungan baik dengan berbagai publik sehingga menciptakan citra serta opini masyarakat yang menguntungkan. Secara garis besarnya humas mempunyai peran ganda : yaitu fungsi keluar berupa memberikan informasi atau pesan-pesan sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan instansi atau lembaga

21

Rosady Ruslan, SH, MM, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi


(55)

45

kepada masyarakat sebagai khalayak sasaran, sedangkan kedalam wajib menyerap reaksi, aspirasi atau opini khalayak tersebut diserasikan dengan kepentingan instansi atau tujuan bersama.

Fungsi pokok humas pemerintah Indonesia pada dasarnya, antara lain sebagai berikut.

1) Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.

2) Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau

informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada msarakat.

3) Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang

proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi

pemerintah di suatu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak.

4) Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan

dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Jadi pengertian ganda humas instansi pemerintah dan lembaga BUMN (Badan Usaha Milik Pemerintah) tersebut di atas dalam upaya

menunjang (supporting of PR government activitis) pelaksanaan tugas


(56)

46

itu maka pejabat humas tersebut harus memiliki kemampuan untuk menguasai permasalan yang dihadapi oleh instansinya, sebagai berikut.

1) Kemampuan untuk mengamati dan menganalisis persoalan

yang menyangkut kepentingan instansinya atau khalayak yang menjadi target sasarannya.

2) Kemampuan melakukan hubungan komunikasi timbal balik

yang kreatif, dinamis, efektif, saling mendukung bagi kedua belah pihak dan menarik perhatian terhadap audiensinya.

3) Kemampuan untuk mempengaruhi dan menciptakan

pendapat umum (opini publik) yang menguntungkan instansi / lembaganya.

4) Kemampuan untuk menjalin hubungan baik atau kerjasama,

dan saling mempercayai dengan berbagai pihak yang

terkait.22

Tugas pokok pranata humas adalah melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan. Meliputi perencanaan pelayanan informasi dan kehumasan, pelayanan informasi, pelaksanaan hubungan kelembagaan, dan pelaksanaan hubungan personil serta pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan. Artinya, semua tugas pelayanan

22

Rosady Ruslan, SH, MM, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi


(57)

47

informasi dan kehumasan termasuk dalam cakupan penilaian jabatan

fungsional pranata humas.23

Seiring perkembangan arus reformasi birokrasi dan era keterbukaan informasi publik, peran Pranata Humas semakin penting dan strategis. Sebagai komunikator publik, Pranata Humas harus mengamankan kebijakan lembaganya, memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi kepada masyarakat tentang kebijakan dan program kerja lembaganya. Jadi Pranata Humas bukan hanya menyiapkan tempat acara peliputan dan mendampingi pimpinannya kemana pergi saja, namun dituntut juga harus mampu

mengemas agenda setting. Selain sebagai komunikator, Pranata Humas

bertindak sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung aspirasi serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak, dan berperan menciptakan iklim yang kondusif dalam pembangunan nasional, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

b. Humas Dalam Organisasi Dan Lembaga Non-Komersial

23

Surianto, Peran Strategis Pranata Humas Dalam Instansi Pemerintah

, Dalam http://www.babelprov.go.id/content/peran-strategis-pranata-humas-dalam-instansi-pemerintah, 11 April 2015


(58)

48

Sabagaimana telah digariskan oleh SK Menpen No 31/1971, yaitu tugas dan fungsi Bakohumas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah), antara lain sebagai berikut.

1) Berorientasi demi kepentingan tujuan politis dan birokratis

kepemerintahan.

2) Memberikan penerangan dan pendidikan kemasyarakat

umum tentang kegiatan pemerintah dan melaksanakan program kerja pembangunan nasional.

3) Meyakinkan masyarakat atau memasyarakatkan tentang

maksud dan tujuan peraturan, langkah-langkah serta kebijaksanaan pemerintah yang ada.

4) Menyampaikan atau memonitor tentang pendapat umum

agar peraturan dan perundang-undangan itu senaniasa berdasarkan kenyataan dan dapat diterima oleh masyarakat.

5) Menyampaikan informasi atau pesan tentang

keinginan-keinginan, aspirasi, pendapat dan persepsi masyarakat

kepada pemerintah. Memonitor tanggapan (feed back)

masyarakat sebagai input atau masukan berguna yang

kemudian disampaikan kepada instansi bersangkutan.

6) Mengajak atau membujuk masyarakat umum agar lebih

aktif dalam peran sertanya menunjang program


(59)

49

Sospulbud, Hankamnas, kepedulian pada lingkungan hidup dan alam, serta pariwisata.

7) Turus mensukseskan lebih spesifik mengenai program KB

(Keluarga Berencana), pajak, Kadarkum (kesadaran hukum), kampanye pemilu, Pekan Imunisasi Nasional (PIN), cinta rupiah serta produksi dalam negeri, dan hingga

disiplin nasional lain sebagainya.24

B. KajianTeori

1. Teori Penyusunan Tindakan

Seperti yang telah dijabarkan di atas, bahwa untuk membangun

sebuah strategi Public relations sebuah instansi harus mampu untuk

membangun persepsi. Membangun persepsi untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dapat dilakukan dalam berbagai hal, yang didasari oleh kegiatan penyampaian pesan persuasi terhadap objek yang menjadi target pembentukan persepsi. Beberapa ahli telah mengembangkan Teori-teori yang sebagai sebuah proses yang terjadi melalui beberapa waktu, dan

ditekankan pada kognisi. 25Salah satu teori tersebut adalah Teori

24

Rosady Ruslan, SH, MM, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi ;

Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) Hlm 346

25

Werner Severin, Teori Komunikasi Sejarah, Metode Dan Terapan Didalam Media


(60)

50

Penyusunan Tindakan yang dikembangkan oleh Jhon Greene, Teori Penyusunan Tindakan menguji cara kita mengatur pengetahuan dalam

pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan.26 Menurut teori

ini, anda membentuk pesan dengan menggunakan kandungan pengetahuan

dan pengetahuan prosedural. Anda tahu tentang hal-hal dan anda tahu bagaimana melakukan hal tersebut. Dalam teori penyusunan tindakan, pengetahuan prosedural menjadi intinya.

Untuk mendapatkan gagasan seperti apa pengetahuan prosedural anda, bayangkan jika memori anda penuh dengan koneksi antar elemen. Secara spesifik, pengetahuan prosedural terdiri dari urat syaraf yang berhubungan dengan prilaku, akibat, dan situasi.

Sedangkan menurut Lismei menyatakan bahwa Teori Penyusunan Tindakan adalah Individu menyusun pesan dengan menggunakan kandungan pengetahuan dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan prosedural terdiri dari urat syaraf yang berhubungan dengan prilaku, akibat, dan situasi. Teori penyusunan tindakan ini mungkin juga disebut sebagai sebuah teori mikrokognitif karena berhubungan dengan

pengoperasian kognitif27

Suatu waktu, hubungan yang paling sering aktif dan terkini lebih kuat, sehingga syaraf tertentu cenderung berkelompok bersama-sama

dalam modul yang disebut Greene dengan rekam prosedural (procedural

26

Dana L. Claud, “The Materiality of Discourse as Oxymoron: A Challenge to Critical Rhetoric, “Western Journal of Communication 58 (1994): 141-163

27

Lismei Yodeliva, Teori Teori Komunikasi, dalam


(61)

51

records). Ritual senyum sapaan adalah sebuah contoh sederhana dari sebuah rekam prosedural. Akan tetapi, prosedur ini tidak ada batasan yang jelas. Oleh karena elemen-elemen senyum, salam, bertanya kabar, dan banyak lagi juga berhubungan dengan hal lain, sehingga rekam prosedural tidak mengikat.

Rekam prosedural adalah sekumpulan hubungan diantara syaraf dalam sebuah jarigan tindakan yang sebagainya adalah hubungan otomatis. Menurut teori ini, kapanpun anda bertindak, anda harus menyusun hubungan perilaku dari prosedur catatan yang tepat.

Akan tetapi, situasi seperti ini sering menuntut anda untuk bekerja secara sadar. Mungkin menginginkan sejumlah hasil, termasuk pencapaian objektif dari seseorang, menunjukkan informasi, mengatur percakapan, menghasilkan pidato yang pintar, dan hasil-hasil lainnya. Sebagai contoh, ketika anda memperkenalkan diri, anda mungkin ingin bertemu dengan orang lain, ingin terlihat bagus, dan bersenang senang, semuanya dalam

rangkaian tindakan. Modal mental ini adalah representasi keluaran (output

representation) ; ini adalah “rencana” pikiran anda yang menyimpan apa yang akan anda lakukan terhadap situasi yang anda hadapi.

Penyusunan tindakan memakan waktu dan usaha. Semakin kompleks penyusunan tugas, maka waktu dan usaha makin banyak terpakai. Teori penyusunan tindakan ini mungkin juga disebut sebagai


(62)

52

sebuah teori mikro kognitif karena berhubungan dengan pengoprasian

kognitif yang sangat spesifik.28

Penggunaan Teori Penyusunan Tindakan dalam penelitian ini disebabkan karena teori ini membentuk pesan dengan menggunakan

kandungan pengetahuan dan pengetahuan prosedural. Anda tahu tentang hal-hal dan anda tahu bagaimana melakukan hal tersebut.

Selain alasan yang telah disebutkan, penggunaan Penyusunan Tindakan ini nantinya akan digunakan sebagai representasi dari hasil penelitian yang didapatkan dalam penelitian ini.

2. Teori Behaviorisme Sosial

Selain menggunakan teori penyusunan tindakan penelitian ini juga mencoba membedah secara lebih tajam dengan menggunakan Teori Behaviorisme Sosial. Meskipun pandangan interaksi simbolik sangat berbeda dengan behaviorisme, pandangan Mead dipengaruhi oleh paham tersebut. Mead setuju dengan behaviorisme dalam arti manusia harus dipahami berdasarkan apa yang mereka lakukan. Namun manusia punya kualitas lain yang membedakannya dengan hewan lain. Kaum behavioris berkilah bahwa satu-satunya cara sah secara ilmiah untuk memahami semua hewan, termasuk manusia, adalah dengan mengamati perilaku mereka secara langsung dan seksama. Mead menolak gagasan itu. Dalam pandangannya, pengamatan atas perilaku luar manusa semata menafikkan

28

Stephen W. Littlejohn, Karen A.FossAll, Teori komunikasi; Treories of human

Communication, terjemahan mohammad yusuf hamdan, (Jakarta: salemba humanika, 2008), Hlm


(63)

53

kualitas penting manusia yang berbeda dengan kualitas alam. Untuk membedakannya dengan behaviorisme radikal John B. Watson, tokoh utama behaviorisme, Mead menyebut pandangannya sebagai behaviorisme

sosial (social behaviorism).

Menurut Mead, Behaviorisme Social merujuk kepada deskripsi perilaku pada tingkat yang khas manusia. Jadi, dalam pandangan

behaviorisme social, konsep mendasarnya adalah tindakan social (social

act), yang juga mempertimbangkan aspek tersembunyi perilaku manusia

seperti behaviorisme radikal Watson, Behaviorisme Social Mead menilai telaahnya dengan tindakan individu yang dapat diamati. Akan tetapi, tidak seperti behaviorisme radikal, behaviorisme social mengkonseptualisasikan

perilaku lebih luas, termasuk aktifitas tersembunyi (covert activity). Mead

menganggap aktifitas tersembuyi ini justru yang membedakan perilaku manusia dengan hewan lebih rendah. Sebaliknya, behaviorisme Watson mereduksi perilaku manusia kepada mekanisme yang sama dengan yang

ditemukan pada tingkat hewan lebih rendah (indra manusia).29

Behaviorisme radikal Watson cenderung mengasumsikan perilaku manusia yang sama saja dengan perilaku hewan lainnya, yakni sebagai

mahluk yang pasif dan tidak berfikir – tidak berbeda dengan boneka - yang

perilakunya ditentukan oleh rangsangan diluar dirinya, jadi merenggut perilaku manusia dari konteksnya yang lebih luas yang justru menandainya sebagai perilaku yang khas manusia, sementara

29

James A. Anderson dan Timothy P. Meyer. Mediated Communication: A Social


(64)

54

behaviorisme social menganggap perilaku manusia sebagai perilaku social. Behaviorisme radkal menolak gagasan bahwa manusia memiliki kesadaran, bahwa terjadi sesuatu proses mental tersembunyi yang berlangsung pada diri individu diantara datangnya stimulus dan bangkitnya perilaku. Meskipun tidak menolak mentah-mentah pandangan itu, Mead mengakui bahwa individu melakukan tindakan tersembunyi

yang diabaikan kaum behaviors. Namun bagi Mead substansi dan

eksistensi perilaku manusia hanya dapat dijelaskan dengan

mempertimbangkan basis sosialnya.

Meskipun kehidupan kelompok yang pada dasarnya merupakan kerjasama, ada perbedaan antara kerjasama antar hewan dengan kerjasama antar manusia. Serangga, yang kerumitan masyarakatnya paling menyerupai kerumitan kehidupan social manusia, bertindak bersama-sama dengan cara-cara tertentu karena susunan fisiologisnya. Jadi perilaku mereka telah ditentukan secara fasiologis. Hal ini didukung oleh banyak fakta,antara lain keteraturan stabilitas hubungan antara suatu anggota masyarakat serangga dengan anggota lainnya. Kehidupan serangga, menurut bukti, berlangsung dari generasi ke generasi, tak terhitung banyaknya, tanpa mengalami perubahan dalam pola-pola hubungan mereka. Akan tetapi, kerjasama manusia tidak menggunakan mekanisme yang sama. Keragaman pola kehidupan kelompok menunjukkan bahwa kerjasama manusia tidak dapat dijelaskan dengan merujuk kepada faktor-faktor biologis mendorong niat untuk mencari penjelasan lain tentang pola


(1)

119

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka peneliti berharap semoga penelitian ini bermanfaat baik secara praktis maupun secara teoritis. Penelitian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan rekomendasiyang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan sebagai berikut:

1. Rekomendasi untuk Humas Bandara Juanda PT. Angkasa Pura I (Persero)

a. Meningkatkan intensitas kegiatan program Juanda Corner b. Tetap melakukan monitoring secara berkala pada program

Juanda Corner

c. Memperluas jaringan stakeholders khususnya yang banyak memberi manfaat untuk memberikan kontribusi dalam program Juanda Corner.

d. Terus memperbarui informasi tentang program Juanda Corner melalui media social

2. Rekomendasi untuk masyarakat luas dan komunitas seni

a. Mendukung program Juanda Corner dengan turut serta memberikan penampilan seni dengan melibatkan komunitasnya.


(2)

120

b. Merekomendasikan komunitas seni di sekitarnya dalam mengesplorasi kreatifitas dan menunjukkan kebolehannya dalam program juanda corner.

3. Rekomendasi untuk Peneliti selanjutnya.

a. Diharapkan adanya penelurusan data lebih mendalam dengan cara observasi turut serta dalam seluruh kegiatan Program Juanda Corner dalam periode waktu yang lama. b. Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam, peneliti

diharapkan lebih memperbanyak informan dalam menggali data pada subyek penelitian.

c. Terakhir penelitian ini dapat direkomendasikan untuk dilanjutkan menjadi penelitian kuantitatif mengenai peningkatan pelayanan untuk pengguna jasa bandara.

4. Rekomendasi untuk Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi a. Selalu meningkatkan mutu fakultas dakwah dan ilmu

komunikasi khususnya prodi ilmu komunikasi yang saat ini sangat banyak diminati oleh calon mahasiswa baru.

b. Meningkatkan fasilitas pendidikan yang diperlukan untuk mengembangjan bakat mahasiswa ilmu komunikasi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, James A. dan Timothy P. Meyer. Mediated Communication: A Social Action Perspective. Newbury Park, CA: Sage, 1988

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 1993)

Bahtiar, Wahdi. Metode Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta : Logos, 2001)

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)

Butterich, Keith. PENGANTAR PUBLIC RELATONS; TEORI DAN PRAKTIK ,( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012)

Center, Cutlip Scott dan Allen H,. "Effective Public Relations". (New Jersey: Prantice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, 2000)

Claud, Dana L, “The Materiality of Discourse as Oxymoron: A Challenge to Critical Rhetoric,

“Western Journal of Communication 58 (1994)

Cutlip, Scott, M., ET AL, Effective Public Relations. Edisi 9 Cetakan Ketiga, (Jakarta: Kencana, 2009)

Djudju, Sudjana, Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Nusantara Press, 1992)

Gregory, Anne. Public Relations Dalam Praktik, (Jakarta: PT. Gelora Aksara, 2004) Grunig, J.E, Paradigm of global public relations in digitalisation , Prism, vol 6, 2009

Irianta, Yosal. Community Relations. Konsep dan Aplikasinya. (Bandung : Simbiosa Rekatama Media,2004)

Judistira, K, Babbie dalam Garna. Metode Penelitian: Pendekatan Kualitatif, (Bandung: Primaco Akademika, 1999)


(4)

Karen A.FossAll, Stephen W. Littlejohn, Teori komunikasi; Treories of human Communication, terjemahan mohammad yusuf hamdan, (Jakarta: salemba humanika, 2008)

Kriyantokno, Rachmat, Teknis Praktis Riset Komunikasi, , Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007)

Megananda, Yudhi,. 7 Langkah Jitu Membangun Bisnis Event Organizer. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer, 2009

Moleong, Lexy J, Metodoldogi Pendidikan Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Serasin, 1996)

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008)

Mulyatiningsih, Endang, Metode Penelitian Terapan bidang pendidikan, (Bandung: CV. Alfabeta, 2011)

Muslimin, Humas dan Konsep Kepribadian, (Malang:UMM Press, 2004) Oliver, Sandra, Strategi Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007)

Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media komunikasi. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),

Ruslan, Rosady, S.H., M.M., Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi; Konsep dan aplikasi, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2012)

Severin, Werner, Teori Komunikasi Sejarah, Metode Dan Terapan Didalam Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2005)


(5)

Ahmad Kurnia, Praktik PR Di Instansi Dan Perusahaan, Dalam

http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2008/01/praktik-pr-di-instansi-dan-perusahaan.html, 11 April 2015

Angkasa Pura 1, Angkasa Pura Airport, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Angkasa_Pura_I, 10 April 2015.

Citra, Juanda Kembali raih “Service Quality Gold Award, Antara Jatim (Online), dalam http://www.antarajatim.com/lihat/berita/134464/juanda-kembali-raih-service-quality-gold-award?utm_source=twitter&utm_medium=twitter., 10 April 2015

Halimatusa’diah, Perencanaan Strategis Kampanye PR, dalam

https://komunitaspr.wordpress.com/tag/evaluasi-kampanye-pr/, 11 april 2015

Humas, Seputar Angkasa Pura 1, dalam http://www.bumn.go.id/angkasapura1/, 10 April 2015. Humas, Bandar Udara Internasional Juanda, dalam

http://www.angkasapura1.co.id/cabang/bandar-udara-internasional-juanda, 10 April 2015 Jawapos.com, PT AP I dan Jawa Pos Sepakat Teken MoU dalam http://www.jawapos.com/baca/artikel/9045/pt-ap-i-dan-jawa-pos-sepakat-teken-mou, 10 April 2015.

Lismei Yodeliva, Teori Teori Komunikasi, dalam

http://shifa21putri.blogspot.com/2014/07/teorikomunikasi-resumemodel.html, 11 April 2015

Surianto, Peran Strategis Pranata Humas Dalam Instansi Pemerintah, Dalam

http://www.babelprov.go.id/content/peran-strategis-pranata-humas-dalam-instansi-pemerintah, 11 April 2015


(6)

Pratama yoga, http://www.yogaslavia.com/ini-dia-10-bandara-tersibuk-di-indonesia/ , Ini Dia 10 Bandara Tersibuk Di Indonesia, 10 April 2015

utiket.com,

http://www.utiket.com/id/weblog/146/bandara_juanda_surabaya_bandara_terbaik_di_ind onesia_tahun_2013.html, Bandara Juanda, Surabaya: Bandara Terbaik di Indonesia Tahun 2013

Arsip Bandara Juanda Surabaya, (2014)

Strategi 1, Suplement untuk newsletter PR reporter, 2 Maret 1998, hlm. 1

Dari majalah dinamika riset Balitbang kementrian pekerjaan umum republic Indonesia, edisi ketika, September 2013, humas PR pemerintah, sebagai konco wingking ataukah agenda setting?

Arsip Humas PT. Angkasa Pura I (Persero), 2012 Web Resmi Bandara Juanda Surabaya, 2015