PERSEPSI KETUA RUKUN WARGA PADA PROGRAM PEMERINTAH KOTA DI MAJALAH GAPURA.
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Oleh :
Inenda Felayani Safitri
NIM. B76212112
JURUSAN KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Inenda Felayani Safitri, B76212112, 2016. Persepsi Ketua rukun warga pada program Pemerintah Kota Surabaya di Majalah Gapura.
Kata Kunci : Persepsi, Ketua rukun warga, Program kota majalah gapura
Penelitian ini dilatar belakangi oleh keberadaan majalah gapura setiap bulannya di kalangan masyarakat khususnya Surabaya, oleh sebab itu penulis ingin mengetahui bagaimana persepsi ketua rukun warga pada program pemerintah kota surabaya di Majalah gapura.
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif yang berguna untuk memberikan data secara fakta dan jelas mengenai persepsi ketua rukun warga tentang program pemerintah kota melalui majalah gapura.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teori kognitif (penilaian) sehingga menghasilkan beberapa temuan. Dari hasil temuan, penelitian ini ditemukan bahwa: 1) Persepsi akan kebijakan pemerintah kota Surabaya, kebijakan yang menyangkut kegiatan sosial, sarana dan prasarana di Surabaya yang di naungi oleh pemerintah kota Surabaya 2) UKM Surabaya yang kini terus berinovasi agar dapat bersaing dengan prodak lokal lainnya, 3) Persepsi akan perkembangan infrastruktur. Surabaya lagi gencar-gencarnya memperbaiki infrastruktur yang sudah ada agar bisa digunakan oleh masyarakat sebagaimana mestinya.
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat diajukan untuk pemerintah kota Surabaya agar beberapa program kota yang akan dikeluarkan sebaiknya di sosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat kota Surabaya dan pihak redakasi Humas pemerintah kota Surabaya menginformasikan agenda program kota sebelem program tersebut di keluarkan oleh Walikota.
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN ISI ... i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR BAGAN ... xiv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat penelitian ... 4
E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 5
F. Definisi Konsep ... 6
G. Kerangka Teori ... 9
H. Metode Penelitian ... 10
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 10
2. Subjek, Objek dan Lokasi Penelitian ... 11
3. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 12
4. Tahap-tahap Penelitian ... 15
5. Teknik Analisis Data ... 20
6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 21
I. Sistematika Penelitian ... 22
BAB II :KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. persepsi ... 25
1) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 28
2) Aspek-aspek Persepsi ... 32
3) Proses dan Sifat Persepsi ... 33
4) Macam-macam Persepsi ... 34
2. Komunikasi Pemerintahan ... 36
3. Pogram dan Media Gapura pemerintah Kota ... 40
B. Teori Kognitif 1. Teori Kognitif ... 44
BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Subjek, Objek, Lokasi Penelitian dan Profil... 49
1. Subjek Penelitian ... 49
2. Objek Penelitian ... 51
3. Lokasi Penelitian ... 51
(8)
c. Kondisi demografis Kelurahan Sidosermo ... 56
d. Struktur Organisasi Kelurahan Sidosermo ... 59
4. Profil Gapura ... 60
B. Deskriptif Penelitian
a. Persepsi Ketua Rukun Warga Tentang Program Pemerintah Kota
Surabaya melalui Majalah Gapura di Sidosermo ... 62
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Temuan Penelitian ... 76
B. Konfirmasi Temuan dengan Teori ... 86
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 90 B. Rekomendasi ... 93
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di setiap kota pasti memiliki majalah khusus kota yang dikelola oleh
pemerintah kota ataupun pemerintah kabupaten. Setiap isi majalah yang
dikelola tiap daerah/kotapastilah berbeda dan memiliki ciri khas tertentu.
Disini majalah gapura milik pemerintah kota Surabaya yang telah
bertahun-tahun adanya ± pada bertahun-tahun 60-an yang lalu.1 Majalah gapura pemerintah
kota Surabaya telah meraih beberapa juara selama ini dalam lomba majalah
tingkat kota se-Indonesia. Kejuaran ini atas nilai desain layout dan isi
majalah gapura pemerinta kota Surabaya itu sendiri.
Perkembangan teknologi komunikasi massa tidak dapat di pungkiri
telah banyak membantu umat manusia untuk mengatasi berbagai hambatan
dalam berkomunikasi. Khalayak dapat mengetahui apa yang terjadi di
seluruh dunia jauh lebih cepat, bahkan seringkali khalayak lebih dahulu
mengetahui apa yang terjadi jauh di luar negeri daripada di dalam negeri
sendiri.2
Media massa di bagi menjadi 2 yakni media elektronik dan media
cetak. Media cetak di Indonesia sebanyak 17.406.160 eksemplar.3
Meskipun demikian, peredarannya tidak merata. Sekurangnya 71% media
cetak beredar di Jakarta. Ini karena perkembangan media tidak dapat
1Hasil Wawancara dengan Ka.SU.Bag Dokumentasi Humas Pemkot Surabaya, Ibu Sri Puri
Surjandari. (1 September 2015, 10.30 WIB)
2 Fajar junaedi, Komunikasi Massa Pengantar Teoritis (Yogyakarta: Sentosa 2007), h. 13 3
(10)
dilepaskan dari pembagunan ekonomi. Dalam ekonomi pasar, terdapat
hubungan timbal balik antara perkembangan dan kemajuan media.
Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi akan menyebabkan pertumbuhan
peranan media semakin besar. Kecilnya tiras media cetak di Indonesia
karena disebabkan beberapa faktor, yang pertama. Penerbit media cetak
alasan komersial mengutamakan pembaca yang terdidik dan mempunyai
daya beli, terutama di daerah urban. Kedua penduduk negara usia 15 tahun
ke atas yang lulus sekolah menengah ke atas dan sudah bekerja jumlahnya
hanya sekitar 23 juta jiwa. Ketiga minat baca rendah dan ke empat ekonomi
daerah baru berada pada tahap pertumbuhan sehingga daya dukungan
terhadap media masih relatif rendah. Oleh karena itu kemampuan ekonomi
daerah masih rendah, maka media juga kurang dapat berkembang dengan
baik. Padahal, pembangunan ekonomi akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan media, khususnya media cetak. 4
Media cetak majalah gapura oleh hubungan masyarakat
pemerintahan kota Surabaya telah lama ada, namun kini perkembangannya
tiap tahun semakin membaik. Dengan bukti bahwa majalah gapura telah
menduduki jawara di ajang anugerah media humas 2014 yang
diselenggarakan badan koordinasi kehumasan pemerintah (Bakohumas)
kementrian komunikasi dan informatika (Kemikominfo). Humas
pemerintahan kota Surabaya berhasil meraih dua penghargaan dari lima
kategori yang dilombakan. Masing-masing kategori yang diperoleh yakni
(11)
terbaik pertama kategori penerbitan media internal dan terbaik kedua
kategori pelayanan informasi melalui internet.5
Majalah gapura pemerintahan kota Surabaya memiliki beberapa
keunggulan di banding dengan majalah kota lainnya. Majalah gapura yang
beritanya tidak melulu berita/informasi seputar pemerintahan kota saja,
melainkan banyak sudut yang lebih menarik lagi dari itu seperti di bagian
seputar kampung ada beberapa liputan tentang UKM warga Surabaya,
pendidikan, wisata, kegiatan tahunan yang biasanya di adakan oleh
pemerintah kota Surabaya, dll.
Sebagai masyarakat kota Surabaya setidaknya mereka mengetahui
beberapa perkembangan yang ada di kota Surabaya, baik itu dalam bidang
politik, umum dll. Majalah gapura pemerintah kota Surabaya setiap
bulannya telah disebar di seluruh penjuru di Surabaya. baik itu di Instansi,
UPTD, Kecamatan, Kelurahan, Rumah baca dan beberapa dinas lainnya.
Pembagian majalah gapura humas pemerintahan kota Surabaya cukup luas,
jadi demikian penelitian ini perlu dilakukan untuk mengkaji lebih dalam dan
mencermati pandangan masyarakat, terutama pada ketua rukun warga di
Surabaya terhadap program pemerintah kota melalui majalah gapura yang
setiap bulannya terbit. Di samping itu sampai saat ini belum ada penelitian
yang mengenai persepsi ketua rukun warga Surabaya tentang program
pemerintah kota majalah melalui majalah gapura.
5 Hasil Wawancara dengan Ka.SU.Bag Dokumentasi Humas Pemkot Surabaya, Ibu Sri Puri
(12)
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
merumuskan masalahnya yakni :
1. Bagaimana persepsi ketua rukun warga pada program
pemerintah kota Surabaya di majalah gapura?
C. Tujuan penelitian
Dari rumusan masalah yang telah peneliti kemukakan dapat di
sampaikan bahwa tujuan penelitian ini adlah menjelaskan persepsi ketua
rukun warga tentang program pemerintah kota Surabaya di majalah gapura.
D. Manfaat Penelitian
Semua penelitian pasti memiliki tingkat kemanfaatan hasil
penelitian tersebut berdasarkan judul penelitiannya, dan kini manfaat yang peneliti ambil dari judul “Persepsi ketua rukun warga surabaya tentang program pemerintah kota Surabaya melalui majalah gapura yakni :
1. Manfaat teoritis
Melalui penelitian ini, peneliti mengharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran, menambahkan refrensi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya serta bagi program studi Ilmu Komunikasi
UIN Sunan Ampel Surabaya khususnya yang berkaitan dengan
penelitian kuantitatif berdasarkan teori penilaian kognitif.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadikan contoh sebagai pihak
pemerintah kota Surabaya, sebagaimana agar hubungan masyarakat
(13)
warga tentang program pemerintah kota Surabaya melalui majalah
gapura dan dapat di jadikan contoh juga bagi para pemerintahan kota
lainnya, agar dapat menjadikan sebuah media majalah menjadi salah
satu program kota yang cukup baik bagi masyarakat Surabaya
khususnya pada ketua rukun warga di Surabaya. Serta di harapkan pula
para humas pemerintah kota surabaya selaku redaksi menjadikan hasil
penelitian ini sebagai masukan, mengenai persepsi ketua rukun warga
tentang program pemerintah kota Surabaya melalui majalah gapura.
E. Hasil Hasil Penelitian Terdahulu
Untuk melengkapi referensi dan pengembangan penelitian ini, peneliti
mempelajari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain yang terkait
dengan fokus penelitian ini. Terdapat 2 (dua) penelitian yang dijadikan rujukan,
yaitu:
Pertama adalah skripsi dari Rezha Dwi Indra Pahlafi mahasiswa Universitas Brawijaya Malang dengan judul “persepsi masyarakat terhadap program berita pojok kampung di jtv(studi deskriptif kualitatif masyarakat kota surabaya
terhadap bahasa suroboyoan dalam program berita pojok kampung JTV)”.
Dalam penelitiannya, saudara Rezha meneliti persepsi masyarakat pada
tayangan berita pojok kampung JTV (bahasa Suroboyoan dalam pemberitaan),
disini agak berbeda dengan penelitian peneliti sendiri. Berbeda dalam segi
Objeknya, jika saudara Rezha fokus pada acara pemberitaan pojok kampung
JTV sedangkan peneliti fokus pada persepsi. Dalam segi subjek juga berbeda,
peneliti menggunakan subjek ketua rukun warga Surabaya, tetapi jika saudara
(14)
yakni sama-sama ingin mengetahui dan meneliti persepsi dari masyarakat atau
dari ketua rukun warga. untuk metode penelitiannya peneliti dan saudara rezha
sama-sama menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Kedua adalah skripsi dari Firly Rosihani mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tahun 2016 dengan Judul “persepsi masyarakat tentang program CSR Pt Petrokimia Gresik (studi pada kelurahan lumpur
kecamatan Gresik kabupaten Gresik)”. Dalam penelitiannya saudari Firly ingin
meneliti bagaimana persepsi masyarakat tentang program CSR Pt. Petrokimia
Gresik (studi pada kelurahan Lumpur Gresik). Persamaan dengan peneliti yakni
sama-sama ingin meneliti dan mengetahui tentang persepsi masyarakat.
Perbedaannya yang sangat jauh yakni peneliti menggunakan subjek ketua rukun
warga Sidosermo sedangkan saudari Firly menggunakan subjek masyarakat
keluarahan Lumpur.
F. Definisi Konsep
1. Persepsi
Persepsi menurut Yeni Widyastuti adalah sebuah proses membuat
penilaian (judgement) atau membangun kesan (impression) mengenai
berbagai macam hal yang terdapat dalam lapangan penginderaan seseorang.
Penilaian atau pembentukan kesan ini adalah dalam upaya pemberian
makna kepada hal-hal tersebut (Harvey & Smith; Wrightsman & Deaux
dalam Wibowo, 1988:2.3). Individu akan menggunakan informasi apa saja
yang dapat diperoleh guna membentuk kesan terhadap orang lain, misalnya
(15)
bagaimanakah mereka itu. Proses ini dinamakan dengan persepsi, yang
dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai penglihatan, pengamatan,
pemahaman atau tanggapan. 6
Persepsi memang bermula dari penginderaan. Proses ini dirangsang
oleh kehadiran sesuatu atau sekumpulan obyek yang tertangkap oleh alat
indera manusia. Informasi yang disalurkan ke dalam alam pikiran kemudian
mengalami tahap pengolahan mulai dari seleksi/evaluasi dan organisasi dari
rangsang-rangsang yang diterima dan berakhir pada penafsiran atau
interpretasi.
2. Ketua Rukun Warga
menurut Paul B. Horton masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang
mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan
melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu
Begitu juga dengan ketua rukun warga (RW) mereka juga termasuk
bagian dalam masyarakat. Rukun warga (RW) sebagai lembaga
kemasyarakatan dan mitra pemerintah daerah, yang memiliki peranan
sangat besar dalam memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan
kemasyarakatan yang berdasarkan swadaya, kegotongroyongan dan
kekeluargaan
3. Program Pemerintah Kota
(16)
Pengertian program pemerintah kota adalah sebuah langkah-langkah
jajaran pemerintahan kota untuk kemajuan serta kesejahteraan kota itu
sendiri dengan beberapa tujuan agar dapat memberikan sosialisasi dan
menyampaikan informasi terkait pemerintah kota / kegiatan pemerintahan
kepada masyarakat.
Pemerintah kota juga memiliki beberapa program lainnya yang
ditugaskan pada humas, diantaranya : Buku tematik, buku ini termasuk
beberapa kumpulan buku tentang Surabaya seperti buku taman, buku wisata
religi, buku wisata, buku kampung lingkungan. Ada juga majalah gapura,
video sparkling Surabaya, heritage of Surabaya, wonderful Surabaya, dan
masih banyak yang lainnya.
4. Majalah Gapura
Majalah gapura adalah majalah internal pemerintah kota Surabaya
yang berisi tentang informasi kebijakan-kebijakan pemerintah kota, agenda
kota serta informasi lainnya tentang surabaya. Majalah gapura terbit setiap
1 bulan sekali, serta majalah gapura setiap bulannya di bagikan secara
merata kepada jajaran SKPD, instansi, rumah baca, kecamatan hingga
kelurahan di Surabaya. Di dalam majalah gapura terdapat beberapa liputan
khusus seperti liputan utama, wisata, progam kota, kesehatan, pendidikan,
seputar kampung, liputan khusus dan liputan lainnya.
G. Kerangka Teori
Adapun ilustrasi persepsi rukun warga Surabaya pada konten program
(17)
Bagan 1.1 Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini akan di analisis dengan landasan teori penilaian
Kognisi. Dimana Ranag Kognitif mencakup kegiatan mental (otak) yang
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya
kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis,
mensistensis dan kemampuan mengevaluasi. Dengan ini peneliti
menggunakan teori kognitif agar ketua rukun warga dapat menilai majalah
gapura pemerintah kota Surabaya berdasarkan pengalaman di masa
lampaunya dan pengetahuan yang sebelumnya telah dipahami.7 Serta
dengan landasan teori ini persepsi ketua rukun warga dapat menjadi faktor
strategis pemerintah kota Surabaya khususnya pada hubungan masyarakat
untuk mengembangkan tingkat kualitas majalah gapura kedepannya.
Dengan demikian persepsi ketua rukun warga merupakan manfaat
sumber daya manusia pemerintah kota untuk majalah gapura. Untuk itu,
7 S
arlito Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1998), h. 85
Majalah Gapura
Ketua Rukun Warga
Persepsi ketua rukun warga terhadap
Pemkot Pemerintah Kota
Surabaya
Pengalaman di masa lalu
(18)
sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada
masyarakat, operasi pemerintahan harus sama dengan harapan masyarakat.
Peneliti ingin mengetahui persepsi ketua rukun warga tentang program
pemerintah kota melalui majalah gapura .
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif, karena metode kualitatif ini dinilai sangat tepat
dalam penelitian terkait persepsi ketua rukun warga. Oleh karena itu
metode kualitatif ini dirasa sesuai dengan kondisi yang ada di
masyarakat maupun di majalah gapura itu sendiri. Adapun jenis
penelitiannya menggunakan kualitatif. Penelitian jenis ini menggunakan
data-data berupa kata-kata, gambar bukan dari angka angka dan semua
yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang
sudah diteliti.8
Sedangkan unutk jenis penelitian peneliti menggunakan jenis
peelitian deskriptif, karena dinilai penelitian deskriptif dapat
menggambarkan dengan jelas segala sesuatu yang terjadi terkait
persepsi ketua rukun warga secara jelas dan mudah dipahami. Jenis
penelitiandeskriptif Peneliti mendeskripsikan atau mengkontruksi
wawancara- wawancara mendalam terhadap subyek penelitian, dapat
juga dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel masa
(19)
lalu dan sekarang. Penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan
informasi dari suatu fenomena yang terjadi.9
2. Subjek, Objek dan Lokasi Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian merupakan bagian yang penting dalam sebuah
penelitian. Subyek dipilih oleh peneliti dan dianggap memiliki
loyalitas untuk menjawab dan memberikan informasi dan data
kepada peneliti yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini. Adapun subyek penelitian ini adalah Ketua
Rukun Warga I-VIII di kelurahan Sidosermo dan pemimpin redaksi
majalah gapura dengan alasan karena ketua RW merupakan jajaran
pemerintahan tingkat bawah yang menerima majalah gapura setiap
bulannya dan pemimpin redaksi dirasa mampu memberikan
informasi tentang majalah gapura.
b. Objek Penelitian
Sesuai dengan Judul peneliti, maka obyek penelitian yakni persepsi
serta Kajian ilmu komunikasi yakni komunikasi intrapersonal ketua
rukun warga.
c. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini diambil di kelurahan Sidosermo, dimana di
kelurahan ini memiliki ketua rukun warga yang cukup banyak,
sejumlah 8 ketua RW serta Peneliti juga mendapat rujukan dari Puri
Sri Surjandari selaku pimpinan redaksi majalah bahwa RW di
(20)
kelurahan Sidosermo merupakan salah satu perangkat desa yang
aktif jika dibandingkan dengan yang lain. Sebab itu peneliti memilih
kelurahan Sidosermo menjadi lokasi penelitian ini.
3. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis data
Penelitian ini, peneiti menggunakan 2 model jenis data yang
digunakan untuk mendukung penelitian yakni :
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data
pertama atau tangan pertama dilapangan. Data primer
merupakan data pokok dari penelitian ini yakni data yang
diperoleh secara langsung dari penelitian perorangan, kelompok
dan organisasi. Dalam hal ini data yang diambil persepsi ketua
rukun warga pada program pemerintah kota melalui majalah
gapura.
2) Data Pengalaman Pribadi
Data ini adalah salah satu bentuk data kulitatif yang biasanya
digunakan dalam penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan
data pengalaman individu yakni bahan keterangan mengenai apa
yang dialami oleh individu sebagai warga masyarakat tertentu
yang menjadi obyek penelitian. Manfaat data pengalaman
individu yakni agar peneliti dapat memperoleh suatu pandangan
dari dalam melalui reaksi, tanggapan, interprestasi dan
(21)
ketua rukun warga pada program pemerintah kota melalui
majalah gapura.
3) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua
atau ketiga. Data sekunder dikenal juga sebagai data-data
pendukung atau perlengkap data utama yang dapat digunakan
oleh peneliti. Jenis data sekunder ini dapat berupa
gambar-gambar, dokumentasi, grafik, manusrif, tulisan-tulisan tangan,
dan berbagai dokumentasi lainnya. Prinsip data utama yang
sumbernya dapat juga diperoleh langsung atau tidak langsung
oleh peneliti juga dapat berupa datanya sendiri yang berupa
dokumentatif yang dihimpun dari sebuah situasi sosial.10 Data
sekunder disini yakni data tentang kelurahan Sidosermo,
meliputi profil, sejarah dll.
b. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling yang mana peneliti ingin menentukan informan yang
didasarkan pada kajian pokok penelitian untuk menggali dan
berdasarkan tema penelitian yang ada. Purposive sampling disebut
juga dengan sampel berdasarkan tujuan dalam arti memilih
orang-orang yang dianggap dapat mewakili tingkat signifikasi penelitian.11
10 Prof. Dr. Mukhtar, Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta Selatan: Referensi 2013), h.
11
11 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
(22)
Sampel yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan pada
pertimbangan pengumpulan data dilapangan yang sesuai dengan
maksud dan tujuan skripsi. Informan dalam penelitian ini adalah
informan yang berasal dari kumpulan ketua rukun warga di
kelurahan Sidosermo ada 8 (Delapan) informan dan pihak
pemerintah kota yang mengurus majalah gapura yakni Sri Puji
Surjandari selaku kepala bagian dokumentasi dan pelaporan di
Humas.
c. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian yang dilakukan, teknik yang dilakukan dalam
pengumpulan data yakni sebagai berikut :
1) Wawancara Mendalam (in-dept interview)
Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan.
Metode wawancara mendalam sama seperti metode wawancara
lainnya, hanya peran pewawancara tujuan wawancara, peran
informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan
wawancara pada umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan
metode wawancara lainnya adalah bahwa wawncara secara
mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang
lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini
tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya. 12
(23)
2) Observasi (Pengamatan)
Metode observasi (pengamatan) memrupakan sebuah teknik
pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke
lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang,
tempat, pelaku, kegiatan bedna, waktu, peristiwa, tujuan dan
perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik
untuk mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku
dalam lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu. 13
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen dapat dibedakan
menjadi dua, dokumen primer yang merupakan tulisan langsung
oleh seseorang yang mengalami peristiwa yang bersangkutan.
Kedua, dokumen sekunder yang merupakan tulisan dari cerita
orang lain. 14
4. Tahap-tahap Penelitian
Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui
tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses penelitian. Tahap ini terdiri atas
tahap pra lapangan dan tahap pekerjaan lapangan.
a. Tahap Pra-lapangan
Pada tahap pra lapangan ini ada 6 tahap kegiatan yang harus
dilakukan oleh peneliti dalam tahap ini ditambah dengan satu
13 M. Djunaidi G & Fauzan A, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
2012), h. 165
(24)
pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian
lapangan. Kegiatan dan pertimbangan tersebut diuraikan berikut
ini:
1) Menyusun Rancangan Penelitian
rancangan penelitian ini akan dijabarkan tersendiri secara
detail, agar mudah dimengerti dan selanjutnya dapat
dijadikan patokan oleh peneliti kualitatif
2) Memilih lapangan penelitian
Setiap situasi merupakan laboratorium di dalam lapangan
penelitian kualitatif. Beberapa aspek kehidupan sosial dapat
diteliti karena hal itu menjadi lebih jelas. Dengan demikian,
pemilihan lapangan penelitian diarahkan oleh teori subtantif
yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis kerja walaupun
masih tentatif sifatnya. Cara terbaik yang perlu di tempuh
dalam penentuan lapangan penelitian ialah dengan jalan
mempertimbangkan teori substantif dan dengan mempelajari
serta mendalami fokus rumusan masalah penelitian, untuk
itu pergilah dan jajakilah lapangan untuk melihat apakah
terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan.
3) Mengurus perizinan
Dalam hal ini peneliti mengurus perizinan penelitian
dibagian program studi ilmu komunikasi dari kepala
program studi dan diajukan kepada pimpinan perusahaan
(25)
peneliti ialah siapa saja yang berwewenang memberikan izin
pelaksanaan penelitian tersebut. Tentu saja peneliti jangan
mengabaikan izin meninggalkan tugas yang pertama-tama
perlu dimintakan dari atasan peneliti sendiri, dan seterusnya
yang terkati dengan penelitian.
4) Menjajaki dan menilai lapangan
tahap ini baru pada tahap orientasi lapangan, belum sampai
pada titik pengumpulan data yang sebenarnya. Penjajakan
dan penilaian lokasi penelitian ini akan baik sempurna, bila
peneliti banyak mengenal dan mengetahui dari konsultan
penelitian, terkait dengan situasi, kondisi tempat lokasi
penelitian.
5) Memilih dan memanfaatkan informan
Dalam hal ini tentu informan perlu direkrut seperlunya dan
diberi tahu tentang maksud dan tujuan penelitian jika hal itu
mungkin dilakukan. Agar peneliti memperoleh informan
yang benar-benar memenuhi persyaratan.
6) Menyiapkan perlengkapan penelitian
peneliti hendaknya menyiapkan tidak hanya perlengkapan
fisik tetapi segala macam perlengkapan penelitian yang
diperlukan, terutama pada saat interview dengan informan
mulai dari tape recorder, peralatan tulis, camera foto dan
lainnya yang dibutuhkan oleh peneliti.
(26)
Etika penelitian sangat dibutuhkan sangat pra-lapangan
berlangsung, seperti halnya bersifat hormat kepada
informan, mampu menahan diri, menahan emosi dan
perasaan terhadap hal-hal yang pertama kali dilihatnya aneh.
Peneliti tidak seharusnya memberikan reaksi yang sangat
mencolok dan yang tidak mengenakkan bagi orang-orang
yang diperhatikan.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap pekerjaan lapangan ini, fokus peneliti berada pada
bagaimana mengumpulkan data sebanyak dan seakurat
mungkin, karena hal ini akan sangat mempengaruhi hasil dari
penelitian. Disini dibagi atas 3 bagian, yaitu memahami latar
penelitian, dan persiapan diri, memasuki lapangan dan terakhir
berperan serta sambil mengumpulkan data. Ketiganya diuraikan
berurutan.
1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri
Untuk memasuki bagian ini kita sebagai peneliti perlu
memahami latar penelitian terlebih dahulu. Di samping itu,
peneliti juga perlu mempersiapkan dirinya, baik secara fisik
maupun secara mental di samping mengingat persoalan etika
sebagai yang telah teruraikan. Selain itu, mempersiapkan
pedoman wawancara kepada beberapa informan agar
peneliti mempunyai gambaran tentang pertanyaan apa saja
(27)
2) Memasuki lapangan
Pada tahap ini keakraban pergaulan dengan subjek perlu
dipelihara selama bahkan sampai sesudah tahap
pengumpulan data. Jangan sampai terjadi seorang subjek
merasa dirugikan. Begitu juga halnya dengan peranan
peneliti, sewaktu berada pada lapangan penelitian, mau tidak
mau peneliti terjun ke dalamnya dan akan ikut berperanserta
di dalamnya.
3) Berperan-serta sambil mengumpulkan data
Pada waktu menyusun usulan penelitian, batas studi telah
ditetapkan bersama masalah dan tujuan penelitian. Peneliti
hendaknya juga memperhitungkan keterbatasan waktu,
tenaga dan mungkin biaya sehingga peneliti tidak sampai
terpancing untuk menikuti arus kegiatan masyarakat.
Alat penelitian prnting yang biasanya digunakan peneliti
ialah catatan lapangan. Catatan lapangan yakni catatan yang
dibuat oleh peneliti waktu mengadakan pengamatan,
wawancara atau dalam menyaksikan suatu kejadian
tertentu.15
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam
15 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: Remaja Rosdakarya
(28)
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.
Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga
komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan serta
pengujian kesimpulan. Reduksi data melibatkan langkah editing,
pengelompokan, dan meringkas data. Kemudian, peneliti menyusun
kode-kode dan catatan catatan mengenai berbagai hal termasuk yang
berkaitan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga peneliti dapat
menemukan tema-tema, kelompok-kelompok dan pola-pola data.
Catatan yang dimaksud disini tidak lain adalah gagasan-gagasan atau
ungkapan yang mengarah pada teorisasi berkenaan dengan data yang
ditemui. 16
Penyajian data melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan
data, yakni menjalin data yang satu dengan data yang lain sehingga
seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan
karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam
perspektif dan terasa bertumpuk maka penyajian data pada umumnya
diyakini membantu proses analisis. Penarikan dan pengujian
kesimpulan, peneliti mengimplementasikan prinsip induktif dengan
mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan
dari display data yang telah dibuat.
(29)
6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data sangat penting dilakukan
agar data yang diperoleh memiliki nilai kevalidan dan keshohihan data.
Adapun teknik yang digunakan antara lain:17
a. Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam
pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya
dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan
perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.
b. Ketekunan/Keajegan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan citri-ciri
dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relavan dengan
persoalan ata isu yang sedang dicari dan kemudian
memusatkan diri pada hal-hal secara rinci.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah salah satu teknik pemeriksaan
keabsahandata yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Triangulasi dengansumber
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
d. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
(30)
Teknik pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang
dilakukan denganjalan mengumpulkan rekan-rekan yang
sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama
tentang apa yang sedang di teliti, sehingga bersama mereka
peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis
yang sedang dilakukan. 18
I. Sistematika Penelitian
Penelitian ini memiliki sistematika penelitian yang dapat dipakai
untuk memudahkan peneliti unutk memahami tatanan pembahasan yang
akan dikaji peneliti, serta memberikan gambaran yang lebih jelas pada
penelitian ni, adapun sistematika penelitiannya ini terdiri dari 5 bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini adalah Pendahuluan yang memuat latar belakang penelitian,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian hasil
penelitian terdahulu, definisi operasional, kerangka, metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Pada bab ini menguraikan penjelasan tentang kerangka teoritik yang
meliputi pembahasan kajian pustaka dan kajian teori yang berkaitan dengan
Persepsi ketua rukun warga tentang program pemerintah kota melalui
majalah.
18 Lexy J Moleong, Metodologi, ...., h. 334
(31)
BAB III : PENYAJIAN DATA
Pada bab ini berisi tentang profil data penelitian dan paparan tentang
deskripsi data penelitian, terutama terkait dengan persepsi ketua rukun
warga tentang program pemerintah kota melalui majalah.
BAB IV : ANALISIS DATA
Pada bab ini berisi Analisis Data yakni mengulas tentang analisis hasil
penelitian. Bagian ini merupakan bagian yang paling inti dari semua bab
yang ada, karena di bab ini memuat pengolahan data dari data hasil
wawancara mendalam.
BAB V: PENUTUP
Dalam Bab terakhir ini, peneliti menyajikan dua sub bab yang meliputi
kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban langsung dan fokus
penelitian, berisi tentang pokok permasalahan tersebut yang sudah tersusun
dengan benar. Sub bab selanjutnya yaitu rekomendasi yang mengemukakan
beberapa anjuran bagi kemungkinan dilaksanakannya penelitian lanjutan
(32)
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka 1. Persepsi
Menurut Kenneth A. Sereno dan edward M. Bodaken, persepsi
adalah sarana yang memungkinkan seseorang memperoleh kesadaran akan
sekeliling dan lingkungan seseorang. Sedangkan menurut Joseph A. Devito,
persepsi adalah proses dengan mana seseorang menjadi sadar akan
banyaknya stimulus yang memperngaruhi indera seseorang. Persepsi adalah
interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif obyek eksternal;
persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada diluar
sana. Persepsi terdiri dari tiga aktvitas, yaitu: seleksi, organisasi, dan
interpretasi.1
Aspek kesan pertama yang paling penting dan kuat adalah evaluasi.
Manusia pertama-tama berpikir sesuai dengan rasa suka atau tidak suka jika
melihat orang lain. Persepsi berlangsung lebih cepat dari proses pengenalan
atau berpikir. Oleh karenanya kadangkala persepsi berbeda dengan
kenyataan yang sesungguhnya. Taraf ketetapanatau kesesuaian antara
persepsi dengan kenyataan yang sesungguhnya biasa disebut dengan “veridikalitas”. Proses yang terjadi dalam persepsi adalah proses asosiasi dimana informasi yang didapatkan melalui penginderaan dikaitkan dengan
1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 180-181
(33)
hal-hal yang adadan pengalaman-pengalaman orang yang bersangkutan
(perseptor) dimasa lampau, dimana asosiasi ini terutama bekerja pada tahap
penafsiran.2
Menurut John R. Wenburg & William W. Wilmot persepsi dapat
didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna. Persepsi adalah
Proses menafsirkan informasi inderawi, itu menurut Rudolph F. Ferdeber.
Menurut J. Cohen Persepsi adalah interpretasi makna atas sensasi sebagai
representatif objek eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang tampak
mengenai apa yang ada di luar sana.
Menurut Riswandi dalam bukunya Psikologi Komunikasi Pesepsi
adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti
persepsi, yang identik dengan penyandian baik (decoding). Persepsi
mencakup pnginderaan (sensasi) melalui alat-alat/panca indera (mata,
telinga, hidung, kulit dan lidah), atensi dan interpretasi.
Menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli
inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas.
Karena sensasi adalah bagian dari persepsi.3
2
Yeni Widyastuti, Psikologi Sosial (Serang: Graha Ilmu 2013) ,h. 35
(34)
Sedangkan menurut Robert dalam buku yang berjudul Pengantar
Psikologi pengertian persepsi yakni kegiatan menyortir,
menginterprestasikan, menganalisis, dan mengintegrasikan rangsang yang
di bawa oleh organ indra dan otak.4 Pengertian persepsi kerap disamakan
atau dianggap sama dengan pengertian respon, reaksi tingkah laku yang
merupakan akibat dari stimulus sosial (gejala sosial) yang berupa nilai yang
timbul di tengah tengah masyarakat. Dalam hal ini, nilai yang muncul
tersebut menentukan respon yang diambil sebagai landasan pokok
perbuatan atau bertindak seperti pendapat yang dikemukakan oleh Soerjono
Soekamto, bahwa interaksinya dengan perseorangan atau kelompok
masayarakat terlihat adanya, serta mengadung rangsangan dan respon. 5
Kolter juga menjelaskan bahwa Persepsi sebagai proses bagaimana
seseorang menyeleksi, mengatur dan meginterpretasikan masukan-masukan
informasi untuk mennciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Walgito
mengemukakan bahwa perspsi yakni seseorang yang merupakan proses
aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga indovidu sebagai satu kesatuan dengan
pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relavan dalam menaggapi
stimulus. Adapun Robbins mendeskripsikan bahwa Persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses dimana
individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar
memberi makna kepada lingkungan mereka. Dari pengertian Persepsi di
4 Robert S. Feldman, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Salemba Humanika. 2012), h. 199 5 Soerjono Soekamto, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 56-60.
(35)
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses
bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpetasikan
masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan
kemudian mnafsirkan untuk menciptakan keseluruhan gambar yang
berarti.6
(1) Faktor yang Menentukan Persepsi
Thoha berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal
dari dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.
Dijelaskan oleh Robbins bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersiapkannya
berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan
terkadang memutarbalikkan persepsi, faktor-faktor ini dari :
a. Pelaku persepsi
b. Objek atau yang dipersepsikan
c. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Oskamp membagi karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial
yang terdapat dalam persepsi, yaitu :
6 Dwi Prasetya Danarjati, Adi M, A.R. Ekawati, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Graha
(36)
1) Faktor-faktor ciridari objek stimulus
2) Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat
3) Faktor-faktor pengaruh kelompok
4) Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan
individu, usia, pengalaman masa lalu, jenis kelamin dan lain-lain yang bersifat
subjektif. Sedangkan faktor struktural adalah faktor diluar individu, misalnya
lingkungan, budaya dan norma sosial yang sangat berpengaruh terhadap
seseorang dalam mempersepsikan sesuatu.7
Menururt Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi ada 2
faktor yang menentukan persepsi yakni, faktor fungsional dan faktor struktural.
1) Faktor Fungsional
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan
hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal.
Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi
karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu. Dalam suatu
eksperimen, Levine, Chein dan Murphy memperlihatkan gambar-gambar
yang tidak jelas kepada dua kelompok mahasiswa. Gambar tersebut lebih
sering di tanggapi sebagai makanan oleh kelompok mahasiswa yang lapar
daripada oleh kelompok yang kenyang. Persepsi yang berbeda ini
(37)
disebabkan oleh stimuli, karena gambar yang disajikan sama pada kedua
kelompok. Jelas perbedaan itu bermula pada kondisi biologis mahasiswa.
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama:
Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa
objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek-objek-objek
yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Contoh pengaruh
kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional dan latarbelakang budaya
terhadap persepsi.
Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut
sebagai kerangka rujukan. Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan
mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang di
terimanya. Apabila bebrbicara tentang Fluor albus, adnexitis,
dysmenhohhae, atau kanker cerviks dimuka ahli komunikasi, tidak akan
menimbulkan pengertian apa-apa. Mereka tidak memiliki kerangka rujukan
untuk memahami istilah-istilah kedokteran tersebut. Begitu juga dengan
mahasiswa kedokteran akan sukar memahami latar belakang pendidikan
dalam ilmu komunikasi. Menurut McDavid dan Harari para psikolog
menganggap konsep kerangka rujukan ini amat berguna untuk menganalisa
interpretasi perseptual dan peristiwa yang dialami.8
2) Faktor Struktural
Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan
efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Pada Psokolog
Gestalt, seperti Kolher, Wartheimer dan Koffa, merumuskan prinsip-prinsip
8 Jalaludin Rahmat, Psikologi,...,h. 58
(38)
persepsi yang bersifat struktural. Prinsip-prinsip ini kemudian terkenal
dengan teori Gestalt. Menurut Teori Gestalt bila kita mempersepsi sesuatu ,
kita mempersepsinya sebagai sesuatu keseluruhan, kita tidak melihat
bagian-bagiannya, lalu menghimpunnya.
Menurut Kolher, jika kita ingin memahami sesuatu peristiwa. Kita
tidak dapat meneliti fakta-fakta yang tehrpisah; kita harus memandangnya
dalam hubungan keseluruhan. Untuk memahami seseorang kita harus
melihatnya dalam konteksnya, dalam lingkungannya dan dalam masalah
yang di hadapinya. Dari prinsip ini, Krech dan Crutchfield melahirkan dalil
perspsi yang kedua: medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan
dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya,
walaupun stimuli yang kita terima itu tidaklah lengkap, kita akan
mengisisnya dengan interpretasi yang konsisten dnegan rangkaian stimuli
yang kita persepsi.
Dalam hubungan dengan konteks, Krech dan Crutchfield
menyebutkan dalil persepsi yang ketiga: sifat-sfat perseptual dan kognitif
dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara
keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu dianggap sebagai anggota
kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan
dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa
asimilasi atau kontras. Misalnya, jika bejo yang terkenal dengan tokoh gali
yang berpakaian jelek, anda akan menilai pakaiannya “kusut atau kotor”.
Jika pakaian yang sama dikenakan oleh Udin, Kiai miskin, anda mengomentarinya sebagai pakaian yang, walaupun “lusuh, tetapi di tambal
(39)
dengan rapi dan bersih” disini terjadi asimilasi. Sifat-sifat kelompok
menonjolkan atau melemahkan sifat individu. 9
(2) Aspek – Aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah suatu interelasi dari berbagai komponen,
dimana komponen tersebut menurut Allport ada tiga yaitu :
1) Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau
informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari
pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu
tentang obyek sikap tersebut.
2) Komponen efektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi
sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai
kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
3) Komponen konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya.
Baron Byrne, juga Myers menyatakan bahwa sikap itu mengandung tiga komponen
yang membentuk struktur sikap, yakni :
a) Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang berkaitan
dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.
9 Jalaludin Rahmat, Psikologi,...,h. 60
(40)
b) Komponen aktif (komponen emosional) yaitu komponen yang behubungan
dengan rasa senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang
positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.
c) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap.
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif, komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang
pada suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga
komponen tersebut yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan
dan berperilaku terhadap obyek sikap. Ketiga komponen tersebut saling
berinterelasi dan konsisten satu dengan lainnya. Jadi, terdapat
pengorganisasian secara internal diantara tiga komponen tersebut.10
(3) Proses dan Sifat Persepsi
Alport berpendapat bahwa proses persespi merupakan suatu proses
kognitif yang di pengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan
pengetahuan individu. Menurut Walgito menyatakan bahwa terjadinya
persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
(41)
1) Tahap pertama, merupakan tahap yag di kenal dengan nama proses
kelaman atau proses fisik, merupakan proses di tangkapnya suatu
stimulus oleh alat indera manusia
2) Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses
fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima
oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris
3) Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus dan di terima reseptor.
4) Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses
persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.11
(4) Macam – Macam persepsi
a. Persepsi Subliminal
Persepsi subminal merujuk pada persepsi terhadap
pesan-pesan yang tidak kita sadari. Stimulus tersebut dapat berupa
kata-kata tertulis, suara atau bahkan bau yang mengaktivasi sistem
sensori, namun tidak cukup intens untuk di alami oleh seseorang.
Meskipun pesan-pesan subminal (yang oleh para psikologsosial
disebut dengan Priming) dapat mempengaruhi perilaku dengan cara
yang lembut, terdapat sedikit bukti bahwa hal ini dapat mengarahkan
kepada perubahan besar pada sikap atau perilaku. Dan banyak juga
penelitian yang mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengubah
sikap ataupun perilaku. Contohnya: orang yang secara subminal
(42)
menghadapi suatu kaleng minuman bersoda dan kata “haus” kemudian kana merasa lebih haus, dan mereka benar-benar lebih
banyak minum ketika diberikan kesempatan untuk minum.
Meskipun demikian, mereka tidak terlalu perduli apakah mereka
minum bersoda yang sama atau cairan lain untuk memuaskan rasa
haus mereka.
Singkat kata, meskipun kita dapat mempersepsi setidaknya
beberapa macam informasi yang tidak kita sadari, terdapat sedikit
bukti bahwa pesan-pesan subminal dapat mengubah sikap atau
perilaku kita secara substansial. Pada saat yang bersamaan, persepsi
subminal meiliki setidaknya beberapa konsekuensi. Jika motivasi
kita untuk melakukan sesuatu perilaku sudah tinggi dan stimulus
yang dapat dimunculkan secara subminal, maka persepsi subminal
dapat memiliki setidaknya beberapa efek terhadap perilaku kita.
b. Persepsi Ekstra Sensori
persepsi ekdtra sensori (ESP) yakni persepsi yang tidak
melibatkan indera yang telah dikenal. Meskipun setengah dari
populasi umum Amerika Serikat percaya bahwa tidak terdapat
dokumentasi suara atau fenomena ini. Menurut pengikut ESP, bukti
yang dapat diandalkan secara eksis bagi suatu “proses anomali
transfer informasi” atau psi. Para peneliti ini, yang telah berusaha keras menganalisis bukti-bukti yang ada, berpendapat bahwa suatu
tubuh kumulatif dari penelitian memperlihatkan dukungan yang
(43)
Kesimpulan mereka telah di tantang sebanyak beberapa kali.
Misalnya, kritik menyebutkan bahwa metodologi dari penelitian
tersebut tidak adekuat dan bahwa eksperimen yang mendukung psi
tersebut adalah lemah. Oleh karena itu pertanyaan-pertanyaan
tentang kualitas dari penelitian tersebut, serta kurangnya penjelasan
teoritis kredibel tentang bagaimana persepsi ekstrasensori dapat
terjadi, mayoritas psikolog tetap percaya bahwa tidak terdapat
dukungan ilmiah yang dapat diandalkan bagi ESP.12
2. Komunikasi Pemerintahan
Dari berbagai literatur komunikasi kita akan menemukan pengertian
komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pikiran, perasaan dari komunikasi
seseorang kepada orang lain. Pendapat lain menyatakan, komunikasi adalah
pengoperan ide dan gagasan untuk menyatukan kekuatan sehingga terjadi interaksi
antara orang-orang yang berkomunikasi. William Albig dalam bukunya yang
berjudul Public Opinion (1957) mendefinisikan komunikasi sebagai “the process
of transmitting meaningful symbols between individuals”. Pada tahun yang sama Wilbur Schramm, seorang pakar komunikasi dari Standford University,
mendifinisikan komunikasi sebagai “the sharing of an orientation toward a set of
information signs” selanjutnya pendapat yang sama dikemukakan oleh Siporin (1975: 165) bahwa: “komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, dan dalam proses itu terjadi kegiatan-kegiatan memberi/mengirim,
menerima dan menanggapi pesan diantara orang-orang yang berinteraksi.13
12 Robert S. Feldman, Pengantar,...,h. 164
(44)
Menurut Pamuji secara etimologis kata pemerintahan berasal dari kata “pemerintah”, kata pemerintah sendiri berasal dari kata “perintah” yang berarti menyuruh melakukan sesuatu pekerjaan. Ajaran Tripraja, mengartikan bahwa
pemerintahan dalam arti sempit mencakup kekuasan eksekutif saja. UUD 1945
menyatakan, pemerintah adalah Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri. Pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar. Selanjutnya ayat (2) menyatakan bahwa” dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Preiden”. Berdasarkan uraian tersebut, pemerintahan dalam arti sempit dapat dipandang sebagai aktivitas memerintah yang dilakukan oleh pemerintah (eksekutif
saja) dan jajarannya guna mencapai tujuan negara. Sedangkan pemerintahan dalam
arti luas dapat pula dipandang sebagai aktivitas pemerintahan yang dilakukan oleh
organ-organ atau badan-badan legislatif, yudikatif dan eksekutif dalam mencapai
tujuan negara.14
Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda perlu juga dipahami
pengertian eksekutif. Karena belakangan ini istilah eksekutif berkembang dalam
konotasi politik dan eksekutif dalam konotahsi administratif. Eksekutif dalam
konotasi politik adalah salah satu cabang pemerintahan dalam arti luas, yang sering
juga disebut eksekutif dalam arti sempit. Namun eksekutif dalam pnegertian
administratif adalah orang-orang yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
pekerjaan orang lain dan menjadi perantara mengalirnya perintah-perintah dan
kebijakan-kebijakan dari para administrator kepada para pegawai.
14
(45)
(1) Tugas pokok pemerintahan
Pemikiran dasar dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga sistem
ketertiban agar masyarakat dapat melakukan aktivitas kehidupannya secara wajar.
Hakekat pelayanan kepada masyarakat bermakna menciptakan kondisi yang
kondusif sehingga kemungkinan bagi setiap anggota masyarakat untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai kemajuan
bersama. Dengan demikian secara umum tugas pokok pemerintahan dapat
mencakup bidang:
1) Keamanan, negara dari segala kemungkinan serangan dari luar dan menjaga
agar tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat menggulingkan
pemerintahan yang sah melalui cara-cara kekerasan.
2) Ketertiban, dengan cara mencegah terjadinya tawuran dan konflik antar
suku di antara warga masyarakat, dan menjamin berlangsungnya perubahan
dan perkembangan dalam masyarakat secara damai.
3) Keadilan, setiap warga masyarakat mampu mempunyai hak untuk
diperlakukan secara adil sesuai porsi dari profesionalisasi kemampuan dan
aktivitasnya.
4) Kesejahteraan sosial, guna meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat
pemerintah membantu orang tidak mampu, orang cacat, anak terlantar
menampung serta menyalurkan para pencari kerja dan gelandangan pada
sektor informal maupun sektor formal.
5) Ekonomi, dalam bidang ekonomi harus mampu menelorkan berbagai
(46)
6) Pekerjaan umum, dalam bidang ini pemerintah memiliki tugas pokok dalam
memberikan pelayanan terhadap bidang yang tidak mungkin dilakukan oleh
lembaga non pemerintah.
7) Pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, bidang ini
mencakup pemeliharaan air, tanah, dan hutan. Untuk bidang ini tugas
pemerintah mencakup pula memajukan kegiatan penelitian dan
pengembangan guna pemanfaatan sumber daya alam dengan
mengedepankan keseimbangan serta pemakaian dan pengembangan.
(2) Masyarakat dan organisasi pemerintahan
Para sosiolog sepaham bahwa setiap masyaakat akan selalu berubah dan
berkembang secara cepat atau lambat. Perubahan yang terjadi sebagai produk
interaksi yang berlangsung dalam masyarakat bermula dari sifat fan bentuk
sederhana sampai kepada sifat dan bentuk yang lebih luas dalam kompleks. Seiring
dengan proses perubahan tersebut, transaksi komunikasi telah pula bergeser dari
kualitas kebutuhan sederhana ke tingkat pemerintahan kebutuhan yang semakin
kompleks yang mencakup semua aspek kehidupan. Situasi yang demikian menuntut
integritas masyarakat suatu daerah dan masyarakat negara agar memperluas
transaksi tidak berdampak negatif terhadap kebutuhan suatu negara.
Dalam kondisi yang demikian kemasan komunikasi telah bergeser dari
refrensi lambang kelompok ke refrensi lambang nasional. Kemasan komunikasi
ditata secara arifdan bijaksana menurut pola rancangan teratur dan terterah yang
mengacu pada karakteristik bangsa. Faktor lain yang mempengaruhi efektivitas
organisasi adalah minat para pekerja (aparatur pemerintah). Strers menyebutkan
(47)
mempunyai keterikatan teradap tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasi. Artinya
keikatan dalam suatu organisasi lebih dari sekedar keanggotaan, karena keikatan ini
meliputi sikap untuk mengusahakan tingkat upaya tertinggi bagi kepentingan
organisasi dengan memperlancar pencapaian tujuan.
Ada 4 hal yang saling berpautan berkanaan dengan komitmen dari personil
(aparatur pemerintah) organisasi yang dapat diwujudkan sebagaimana
dikemukakan Steers, yaitu :
1) Tingkat partisipasi tinggi
2) Keinginan kuat untuk tetap bekerja
3) Keterlibatan pada pekerjaan yang tinggi
4) Prestasi kerja yang sangat baik
3. PROGRAM DAN MEDIA GAPURA PEMERINTAH KOTA
(1) Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Program Pemerintah Kota
Program pemerintah kota Surabaya yakni sebuah langkah-langkah jajaran
pemerintah kota untuk kemajuan serta kesejahteraan kota itu sendiri khususnya
Surabaya. Yakni dengan tujuan agar dapat memberikan sosialisasi dan
menyampaikan informasi terkait program / kegiatan pemerintah kota, agar
masyarakat tau bahwa mereka telah melaksanakan agenda yang akan di lakukan
baik yang belum dilakukan. Dalam berbagai program pemerintah kota yang ada,
Hubungan Masyarakat (Humas) ikut andil dalam hal ini, seperti contohnys media
gapura pemerintah kota Surabaya yang dikelolah oleh humas.
Pemerintah kota juga memiliki beberapa program lainnya yang ditugaskan pada
(48)
beberapa kumpulan buku tentang Surabaya seperti buku taman, buku wisata religi,
buku wisata, buku kampung lingkungan. Ada juga majalah gapura, video Sparkling
Surabaya, Heritage of Surabaya, Wonderful Surabaya, dan masih banyak yang
lainnya.
Didalam humas sendiri ada 3 bagian yakni : Layanan Informasi, Dokumentasi
dan Pelaporan serta yang terakhir Liputan dan Pers. disini majalah gapura masuk
dalam bagian program pemkot pada dokumentasi dan pelaporan tentang semua
program yang ditujukan untuk masyarakat Surabaya maupun untuk wisatawan
asing. Dan disini salah satu tugas utama humas yakni mensosialisasikan,
menginformasikan program-program yang dilakukan oleh pemerintah kota baik
yang akan di realisasikan atau yang belum terealisasi serta mensupport SKPD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang melakukan kegiatan-kegiatan program
pemkot. Tetapi SKPD lainnya juga boleh mensosialisasikan program-program
Pemerintah Kota, akan tetapi tetap bagian humas yang bertugas untuk itu semua.
Untuk penyampaian program-program pemkot kepada masyarakat, humas
melakukannya dengan cara menerbitkan beberapa hasilnya seperti buku taman,
buku sebuah video yang berjudul wonderful of surabaya, sparkling surabaya,
kegiatan jumpa pers, iklan, dan lain sebagainya.
(2) Majalah Gapura Sebagai Media Komunikasi
Majalah gapura adalah majalah internal pemerintah kota Surabaya. Di katakan
internal karena di terbitkan oleh pemerintah kota Surabaya, dan yang beritanya
tentang pemerintah kota Surabaya. Majalah gapura menjadi salah satu media yang
(49)
sebagai media pemberitaan yang beritanya khusus tentang berbagai kebijakan yang
ada di pemerintah kota Surabaya, dan di bagikan juga kepada masyarakat Surabaya,
dengan tujuan agar pemerintah kota dapat memberikan sosialisasi dan
menyampaikan informasi terkait program / kegiatan pemerintah kota, agar
masyarakat tau bahwa mereka telah melaksanakan agenda yang akan di lakukan
baik yang belum dilakukan. Serta informasi yang telah disampaikan melalui
majalah gapura agar dapat diketahui oleh masyarakat sekitar.
Majalah gapura ada sejak tahun 60-an dan terbit setiap 1 bulan sekali, biasanya
terbit di minggu pertama. Komposisi majalah gapura juga tidak melulu berisi berita
tentang pemerintahan kota Surabaya, melainkan ada juga beberapa berita tentang
kegiatan warga Surabaya seperti kegiatan UKM, bersih-bersih kampung,
penghijauan, rubik kesehatan, dll. Dengan adanya berita tersebut pemerintah kota
Surabaya secara tidak langsung telah mengedukasi dan menginspirasi sesuatu hal
yang positiv terhadap masyarakat Surabaya.
Di dalam majalah gapura juga terdapat pemberitaan dengan konten program
kota Surabaya,di dalam konten program kota ini mengulas beberapa acara yang
mengatasnamakan warga Surabaya yang memiliki banyak nilai positiv terhadap
acara tersebut. Acara yang ada di dalam program kotapun bermanfaat sekali untuk
warga Surabaya Khususnya. Contohnya seperti acara “Surabaya Terapkan
Pendidkan Berkarakter” yang di muat dalam Mjalah Gapura edisi Agustus 2015. Ada juga acara “Merdeka Dari Sampah 2015” yang dimuat dalam majalah gapura edisi bulan Juni Spesial Hari Jadi Kota Surabaya ke-722.
(50)
Selain di bagian program kota ada juga bagian wisata yang membahas tentang
wisata di Surabaya seperti pada edisi Januari 2016 membahas mini argowisata yang
ada di museum Surabaya. Pada bagian warga berdaya edisi Januari 2016 juga cukup
menarik dengan berita karya anak muda Surabaya yang berhasil mengukuti seleksi
starup sprint Surabaya untuk ke Silicin Valley Amerika dalam projectnya yakni
Masaku.id-Delihome yang menjadi aplikasipenjualan makanan rumahan. Dengan
ini di harapakan masyarakat Surabaya dapat meningkatkat kreativitasnya untuk ikut
berpartisipasi dalam segala hal.
Majalah Gapura mencetak 4150 eksemplar setiap bulannya, dan majalah
sebanyak itu di bagikan kepada Masyarakat Surabaya seperti kepada ketua RW di
Surabaya, Kelurahan, LKMK, Kecamatan, SKPD, Rumah baca, Puskesmas, UPTD
serta Instansi-instansi di Surabaya seperti Hotel, Pelabuhan Pelindo, Bank, PT.
KAI, PT. Angkasapura, dll. 15
Majalah gapura memiliki banyak prestasi dari tahun ke tahun seperti pada tahun
2015 lalu majalah gapura humas pemkot Surabaya meraih Juara 1 dalam buku
profile “Welcome to Surabaya” dan filmnya “Wonderful Surabaya” tingkat
Nasional BUMN dan BUMD versi BAKOHUMAS (Badan Koordinasi Hubungan
Masyarakat) dan KEMIKOMINFO (Kementerian Komunikasi dan Informatika).
Pada tahun 2014 dalam AMH (Ajang Majalah Humas) majalah gapura meraih juara
terbaik pertama kategori penerbitan media internal dan juara terbaik kategori
pelayanan informasi melalui internet. Pada tahun 2010 meraih juara umum, dan
pada tahun 2013 meraih juara 2.
15 Hasil Wawancara dengan Ka.SU.Bag Dokumentasi Humas Pemkot Surabaya, Ibu Sri Puri
(51)
B. Kajian Teori
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori kognitif. Kognitif yakni
proses sentral yang di titikberatkan pada sikap, ide dan harapan untuk menerangkan
sebuha tingkah laku. Peneliti menggunakan teori kognitif oleh Krech & Crutchfield.
Teori kognitif ini pada umumnya menerima pandangan psikologi Gestalt tentang
persepsi. Scheerer menyatakan bahwa persepsi adalah respresentasi fenomenal
tentang obyek distal sebagai hasil pengorganisasian obyek distal itu sendiri,
mediaum dan rangsang proksimal.
Terdapat empat aspek dari persepsi yang menurut Berlyne (1957) dapat
membedakan persepsi dari berfikir adalah:
1) Hal-hal yang diamati dari sebuah rangsangan bervariasi, tergantung pola
dari keseluruhan di mana rangsangan tersebut menjadi bagiannya.
2) Persepsi bervariasi dari orang ke orang dan dari waktu ke waktu.
3) Persepsi bervariasi tergantung dari arah (fokus) alat-alat indera.
4) Persepsi cenderung berkembang ke arah tertentu dan sekali terbentuk
kecenderungan itu biasanya akan menetap.
Tentang faktor yang berpengaruh pada persepsi, Krech & Crutchfield
(1948) menyatakan bahwa ada dua golongan variabel yang mempengaruhi persepsi,
yaitu :
Variabel struktural, yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan
(52)
Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, seperti kebutuhan (needs), suasana hati (moods), pengalaman
masa lampau, dan sifat-sifat individual lainnya.
A. Teori Kognitif dari Krech & Crutchfield
Teori dari Krech & Crutchfield (1948) merupakan teori yang paling
ambisius dan paling eksplisit dalam kelompok orientasi kognitif. Mula-mula
mereka mengemukakan beberapa prinsip dasar dan kemudian menerapkannya
dalam perilaku sosial.
a) Dinamika Tingkah Laku
Krech & Crutchfield dalam teorinya tersebut diatas mengajukan beberapa
proposisi (pernyataan). Proposisi yang pertama menyangkut istilah “motivasi” yang
diberi arti yang luas, termasuk emosi, kebutuhan dan nilai-nilai.
Proposisi 1: unit yang paling tepat untuk menganalisis motivasi adalah tingkah
laku molar (keseluruhan) yang mencakup kebutuhan-kebutuhan (needs) dan
tujuan-tujuan (goals)
Proposisi 2: Dinamika perilaku molar merupakan hasil dari hal –hal yang
terdapat dalam lapangan psikologis pada saat itu (immediete psychological field).
Dari kedua proposisi tersebut di atas ada dua pertanyaan yakni tentang kebutuhan
dan tujuan apa yang muncul pada saat tertentu (persoalan dinamika) dan bagaimana
kebutuhan dan tujuan itu sampai bisa muncul dan berkembang (persoalan genetika).
Krech & Crutchfield menyatakan bahwa jawaban atas pertanyaan itu tidak perlu di
(53)
Proposisi 3: ketidakstabilan dalam lapang psikologik menghasilkan ketegangan
(tension) yang mempengaruhi persepsi, kognisi dan tindakan (action) sedemikian
rupa sehingga lapangan psikologik tersebut mengarah kembali ke struktur yang
lebih stabil.
Proposisi 4: frustrasi terhadap pencapaian tujuan dan kegagalan untuk
mengurangi ketegangan bisa membawa individu kepada perilaku-perilaku adaptif
(penyesuaian diri dengan lingkungan) atau unadaptif (tidak bisa menyesuaikan
diri).
Frustrasi dapat berasal dari faktor lingkungan (fisik maupun sosial) atau faktor
pribadi (biologis atau psikologis). Respon yang adaptif misalnya mengintensifkan
upaya untuk mencapai tujuan, menreorganisasi lapang persepsi; atau mensubstitusi
tujuan dengan yang lebih bisa dicapai. Sedangkan respon yang maladaptif misalnya
agresi, regresi, penarikan diri, rasionalisasi autisme dan lain-lain.
Proposisi 5: cara-cara khusus unutk mencapai tujuan dan mengurangi keteganan
dapat dipelajari dan dianut secara tetap oleh seseorang.
Dala kaitan ini Krech & Crutchfield menyatakan bahwa proses tingkah laku
menusia adalahaktif, tidak pasif/mekanistik.
b) Struktur Persepsi dan Kognitif
Tingkah laku molar dipertajam oleh konsepsi seorang tentang dunia. Oleh karena
itu, dunia sosial harus digambarkan sebagai lingkungan yang dipersepsikan oleh
orang yang bersangkutan sehingga bukannya tidak mungkin kita mengungkapkan
prinsip-prinsip dari persepsi dan kognisi. Oleh karena itu, proposisi-proposisi
(54)
Proposisi 1: Lapang persepsi dan kognisi dalam keadaannya yang alamiah sudah
terorganisir dan berarti.
Proposisi 2: persepsi secara fungisonal adalah selektif (bersifat memilih)
Peoposisi 3: hal-hal yang bersifat persepsi dan kognisi dari suatu substruktur
sebagian besar dipengaruhi oleh hal-hal dari struktur yang lebih besar di mana
substrukturnya yang bersangkutan menjadi anggota.
Proposisi 4: objek atau peristiwa yang saling berdekatan dalam waktu atau
tempat atau mirip satu sama lain cenderung diartikan sebagai bagian dari suatu
struktur yang sama. (proposisi ini jelas didasarkan pada prinsip Gestalt tentang
kesamaan dan kedekatan sebagai faktor yang mempengaruhi persepsi)
c) Reorganisasi Kognitif
Proposisi yang berikut menyangkut reorganisasi kognitif dan meliputi belajar,
berfikir, pemecahan masalah lupa dan perubahan psikologis.
Proposisi 1: selama ada sesuatu yang memblokir pencapaian tujuan, akan
terjadilah reorganisasi kognitif, sifat reorganisasi ini sedemikian rupa sehingga
menurunkan ketegangan (tension) yang ditimbulkan oleh situasi yang
menimbulkan frustrasi.
Proposisi 2: proses reorganisasi kognitif secara khas terdiri dari serangkaian.
Organisasi yang saling berkaitan dan tersusun secara hierarkis.
Proposisi 2 ini berarti bahwa suatu situasi yang berulang-ulang memungkinkan
reorganisasi kognitif yang terus-menerus tidak pernah mencapai akhir; pengalaman
(55)
dari individu tersebut dan karenanya pendidikan yang sengaja (dengan sadar)
diarahkan sangat penting artinya untuk mempertajam reorganisasi kognitif tersebut.
Proposisi 3: struktur kognitif setelah beberapa saat mengalami
perubahan-perubahan yang progresif sesuaidengan prinsip organisasi.
Jadi, struktur kognitif yang sederhana dan terisolasi lebih mudah direorganisasi dari
pada yang terdiferensiasi dan saling berkaitan. Kemudahan berubah struktur kognitif ini disebut “multipleksitas” dan multipeksitas ini dipengaruhi oleh:
1. Kapasitas biologikdariindividu yang bersangkutan
2. Prinsip organisasi
3. Kondisi yangmneghasilkan struktur yang asli
4. Kebutuhan dan emosi 16
16
(56)
BAB III
PENYAJIAN DATA
A. Deskripsi Subjek, Objek, Lokasi Penelitian dan Profil Gapura
1. Subjek Penelitian
a. Informan yang pertama yakni ada Bpk Ari Parwoko yang berumur
46 tahun selaku ketua RW 01 Kelurahan Sidosermo. Beliau sudah
lama menjabat sebagai ketua RW, kurang lebih 15 tahun sejak tahun
2001. Beliau berprofesi sebagai consultant kesehatan di salah satu
perusahaan di Surabaya.
b. Informan yang kedua yakni Bapak Faisol Sihab yang berumur 50
tahun selaku ketua RW 02 kelurahan Sidosermo. Beliau sudah
menjaat sebagai RW selama 3 tahun ini. Pekerjaan beliau swasta.
c. Informan ketiga yakni Bapak Ahmad Joni yang berumur 56 tahun
selaku ketua RW kelurahan Sidosermo. Beliau menjabat sebagai
RW sudah 2 periode ini sejak tahun 2012. tahun. Pekerjaan beliau
swasta.
d. Informan keempat yakni bapak AH. Thoni beliau sebagai ketua RW
04 kelurahan Sidosermo. Pekerjaan beliau sebagai Swasta.
e. Informan kelima yakni Bapak Muhammad Wachid Hasyim yang
berumur 46 tahun selaku ketua RW 05 kelurahan Sidosermo. Beliau
sudah menjawabat sebagai ketua RW selama 3 tahun ini sejak tahun
(1)
Surabaya serta kegagalan untuk mengurangi ketegangan seperti kemacetan yang
biasanya bisa membawa individu kepada perilaku adaptif (penyesuaian diri
terhadap lingkungan) artinya yakni baik pencapaian ada juga sesuatu yang menjadi
gagalnya suatu program kota untuk mengurangi ketegangan yang biasanya
membawa individu dari pemerintah kota Surabaya baik itu dari masyarakatnya
yang berperilaku adaptif.
Teori kognitif oleh Krech & Crutchfield menjelaskan bahwa persepsi
dihasilkan oleh pengelaman dimasalalu seseorang ketika orang tersebut mampu
meningatnya kembali masa lalu tersebut serta berdasarkan pengetahuan yang baik
itu sedikit atau banyak telah diketahui oleh seseorang dan mereka mampu
menyampaikan penialian berasarkan ukuran pengetahuan tersebut. Sama halnya
dengan program kota yang sekarang lagi berjalan seperti pembangunan frontage
road A.Yani, adanya Rumah bahasa Surabaya, dan lainnya yang menjadi sarana dan
prasarana warga Surabaya setiap harinya.
(2)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
91
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Persepsi dapat menggambarkan sebuah keadaan berdasarkan pengetahuan
serta pengalaman dimasa lampau dengan cara mengingat segala sesuatu yang telah
di tangkap oleh indera. Persepsi yang dipaparkan ketua RW Sidosermo tentang
program kota di majalah gapura pemerintah kota Surabaya menghasilkan beberapa
temuan yakni “persepsi akan kebijakan pemerintah kota”. Kebijakan yang wajib
dipatuhi oleh seluruh masyarakat Surabaya demi kesejahteraan Surabaya sendiri.
Kebijakan pemerintah kota juga berdampak untuk masyarakat, misalnya seperti
tiadanya lokalisasi dolly. Lokalisasi dolly telah lama ditiadakan lagi di Surabaya
dengan artian sudah di tutup. Kini para kerja seks komersial dipulangkan di dibekali
uang untuk pengganti pekerjaan mereka sebelumnya. Tidak hanya itu, tindak lanjut
dari penutupan lokalisasi dolly yakni pengawasan kawasan lainnya yang ditakutkan
menjadi sasaran kedua mereka setelah dolly, itu juga harus rterus diawasi, seperti
di panti pijet, tempat hiburan serta kos bebas di Surabaya. Kebijakan selanjutnya
yakni hijaunya Surabaya dengan berbagai macam ruang terbuka hijau yang sudah
ada di Surabaya. Ibu Risma ingin menghijaukan kota Surabaya dengan cara
membangun banyak taman dan ruang terbuka hijau di Surabaya. Dapat kita liat saja
sudah banyak taman yang indah berdiri di berbagai daerah di Surabaya seperti taan
bungkul, taman prestasi, taman lansia, dll. kini Selanjutnya ada UKM Surabaya
yang kini menjadi sasaran pengusaha muda untuk berkarir, berkarya, berinovasi
bersama komunitas UKM Surabaya. Contohnya UKM handycraft Sidosermo yang
(3)
kini sudah banyak diketahui oleh warga Surabaya, tidak hanya Surabaya tetapi bisa
jadi kota-kota di luar Surabaya bahkan di luar Jawa Timur mengetahuinya. UKM
Surabaya tidak hanya sebatas lingkup itu, justru yang lebih banyak diminati dalam
UKM yakni usaha kuliner. Karena usaha kuliner di anggap mudah dalam
pengembangan, inovasi dan pemasaran. Serta peminat kuliner dari mulai makanan
kecil, makanan ringan hingga makanan beratpun banyak peminatnya. Oleh kaena
itu UKM lingkup kuliner sangat banyak modelnya. Tetapi tidak semua UKM
diketahui lapisan masyarakat Surabaya, kebanyakan UKM hanya di ketahui oleh
masyarakat menengah ke bawah, karena UKM sendiri artinya uasaha kecil
menengah. Lalu yang terakhir ada persepsi pada perkembangan infrastruktur di
Surabaya. Surabaya kini lagi gencar-gencarnya mengembangkan infrastruktur dan
sumber daya manusia. Tidak dapat di pungkiri bahwa setiap bulannya bahkan setiap
harinya ada saja proyek yang sedang berjalan. Disini program kota telah membahas
hasil pembangunan dari rumah bahasa yang kini menjadi tempat sasaran pelajar dan
mahasiswa Surabaya untuk mengembangkan atau hanya sekedar belajar bersama
berbahasa asing maupun indonesia sendiri. Tidak hanya rumah bahasa, tetapi
perkembangan infrastruktur yang ada dalam bidang transportasi seperti
pembangunan jalan frontage Ahmad Yani. Sebagian ada yang akan di gunakan
untuk pemasangan trem atau kereta cepat, dan lainnya ada juga yang di bangun
untuk jalan raya sebagai jalan alternatif dari jalan utama guna mengurai kemacetan
yang kerap terjadi di sana. Besar harapan pemeritah kota surabaya agar warga
mendukung sepenuhnya program-program kota yang sedang berlangsung, baik itu
kebijakan terbaru dari ibu walikota maupun pembangunan infrastruktur di
Surabaya.
(4)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
93
B.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis paparkan, maka terdapat beberapa
rekomendasi dari hasil analisis yang telah penulis paparkan diatas sebagai berikut:
Menurut hasil lapangan peneliti memberikan rekomendasi terhadap ketua RW
Sidosermo, sebaiknya ketika membaca berita program kota maupun yang lainnya
agar selalu memperhatikan berita yang di muat di majalah gapura tersebut. Dan
apabila dirasa pemberitaan program kota di majalah gapura wajib disampaikan
kepada masyarakat, mohon disampaikan atau disosialisasikan agar masyarakat juga
mengerti informasi terbaru terkait program pemerintah kota di Surabaya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group
Danarjati, Prasetya, Adi M, A.R. Ekawati. 2013.
Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Dahlan, Alwi. 2008. Manusia Komunikasi Komunikasi Manusia. Jakarta: Kompas
Feldman, Robert S. 2012. Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba HumanikaErliana
Hasan, Erliana.2010. Komunikasi Pemerintahan, Bandung: Refika Aditama
Junaedi, Fajar. 2007. Komunikasi Massa Pengantar Teoritis. Yogyakarta: Sentosa
Ling, Jonathan., Jonathan Catling. 2012. Psikologi Kognitif . Jakarta: Erlangga
M. Djunaidi G., Fauzan A. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif . Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media
Moleong, Lexy J . 2006.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta Selatan: Referensi
Mulyana, Deddy. 2007.
Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Rahmat, Jalaludin. 2000.
Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
(6)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id