TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFALAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFALAH HAJI (PKH)DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA.

Oleh:

NIM. C02210107

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan denga judul “Tinjauan Hukum
lah bi al-Ujrah pada Produk Pembiayaan Kafa<
lah Haji
Islam Terhadap Akad Kafa<
di Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya”.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyan. Pertama,
bagaimana aplikasi akad kafa<
lah bi al-ujrah pada Produk Pembiayaan Kafa<
lah
Haji di KJKS BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya? Kedua, bagaimana tinjauan
hukum Islam terhadap akad kafa<
lah bi al-ujrah pada Produk Pembiayaan Kafa<
lah
Haji di KJKS BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya?
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi,
interview, dan studi dokumentasi dan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan

metode analisis deskriptif, yaitu teknik untuk menggambarkan atau menjelaskan
data yang terkait dengan pembahasan, di mana dalam teknik ini menggambarkan
tentang fakta aplikasi pembiayaan kafa<
lah haji di KJKS BMT-UGT Sidogiri
Cabang Surabaya. Kemudian diambil kesimpulan dengan menggunakan pola
pikir deduktif, yaitu analisa yang diambil dengan mengemukakan ketentuan
secara umum tentang hukum kafa<
lah dan ija<
rah. Kemudian ketentuan tersebut
digunakan untuk menganalisis aplikasi pembiayaan kafa<
lah haji yang terdapat di
KJKS BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya. Dari analisis tersebut akan
lah haji
disimpulkan ada tidaknya penyimpangan dalam praktik pembiayaan kafa<
yang dilakukan tersebut menurut hukum Islam.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa aplikasi pembiayaan kafa<
lah haji di
KJKS BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya menggunakan akad kafa<
lah bi alujrah. Objeknya adalah nomor seat porsi haji. Di mana nasabah membuat
lah haji dan mengikuti persyaratan-persyaratan

permohonan pembiayaan kafa<
yang telah ditentukan. Dalam perspektif hukum Islam, akad pembiayaan kafa<
lah
haji di KJKS BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya tidak sesuai dengan hukum
Islam. Letak ketidaksesuaiannya adalah akad yang digunakan dalam pembiayaan
kafa<
lah haji. Semestinya akad yang digunakan adalah qard{ dan bukan akad
kafa<
lah namun pada praktikknya BMT menggunakan akad kafa<
lah bi al-ujrah.
Fatwa DSN No 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menyatakan bahwa: apabila diperlukan,
Lembaga keuangan Syari’ah (LKS) dapat membantu menalangi pembayaran
BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip qard{sesuai dengan fatwa DSN No.
19/DSN-MUI/IV/2001. Apalagi ada ujrah yang dibebankan kepada nasabah.
Tidak seorang pun dari ulama mazhab yang membolehkan perolehan ujrah atas
lah. Di mana ujrah tersebut didasarkan pada jumlah talangan yang
jasa kafa<
diberikan kepada nasabah.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, kepada KJKS BMT-UGT Sidogiri

Cabang Surabaya, agar mengkaji ulang mengenai pembiayaan kafa<
lah haji agar
sesuai dengan syari’at hukum Islam.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

PENGESAHAN………………………………………………………...

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………

ii

PERNYATAAN KEASLIAN………………………………………….


iii

MOTTO………………………………………………………………...

iv

ABSTRAK……………………………………………………………...

v

KATA PENGANTAR………………………………………………….

vi

DAFTAR ISI……………………………………………………………

viii

DAFTAR TABEL……………………………………………………...


xi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..

xii

DAFTAR TRANSLITERASI………………………………………….

xiii

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………...

1

A. Latar Belakang Masalah……………………………

1


B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah………...

6

C. Rumusan Masalah………………………………….

7

D. Kajian Pustaka……………………………………..

8

E. Tujuan Penelitian…………………………………..

10

F. Kegunaan Hasil Penelitian………………………...

10


G. Definisi Operasional……………………………….

11

H. Metode Penelitian………………………………….

12

I.

18

BAB II

Sistematika Pembahasan…………………………...

AKAD KAFA<
LAH, IJA<
RAH DAN QARD{MENURUT
HUKUM ISLAM………………………………………


20

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Akad Kafa<
lah………………………………………

20

1.

lah……………………………
Pengertian Kafa<

20

2.


Dasar Hukum al-Kafa<
lah……………………...

21

3.

Syarat dan Rukun al-Kafa<
lah…………………

22

4.

Macam-macam al-Kafa<
lah……………………

24


5.

lah…………...
Rusak dan Berakhirnya al-Kafa<

25

6.

lah pada Lembaga
Aplikasi Akad al-Kafa<
Keuangan Syari’ah…………………………...

26

Upah (ujrah) atas Jasa al-Kafa<
lah…………….

28


B. Akad al-Ija<
rah……………………………………..

29

1.

rah…………………………...
Pengertian al-Ija<

29

2.

Dasarkan Hukum al-Ija<
rah……………………

30

3.

Rukun dan Syarat al-Ija<
rah…………………...

31

4.

rah Menurut Obyeknya…………...
Jenis al-Ija<

33

5.

Pembatalan dan Berakhirnya al-Ija<
rah……….

33

6.

Aplikasi Akad al-Ija<
rah pada Lembaga

7.

Keuangan Syari’ah…………………………...

34

C. Akad al-Qard{……………………………………...

36

1.

Pengertian Akad Qard{………………………..

36

2.

Dasar Hukum Qard{…………………………...

37

3.

Rukun dan Syarat Qard}………………………

39

4.

Aplikasi Akad Qard{pada Lembaga Keuangan
Syari’ah……………………………………….

40

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III

BAB IV

PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<
LAH HAJI DI KJKS
BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA……

42

A. Profil Singkat KJKS BMT-UGT Sidogiri………..

42

1.

Sejarah Berdirinya KJKS BMT-UGT Sidogiri

42

2.

Visi dan Misi BMT-UGT Sidogiri………….

44

3.

Produk-produk KJKS BMT-UGT Sidogiri….

45

B. Aplikasi Produk Pembiayaan Kafa<
lah Haji………

49

1.

Latar Belakang Pembiayaan Kafa<
lah Haji…..

49

2.

Dasar Hukum Pembiayaan Kafa<
lah Haji…….

50

3.

Produk Pembiayaan Kafa<
lah Haji…………...

51

4.

lah
Keuntungan dan Manfaat pembiayaan Kafa<
Haji………………………………………….

58

5.

Prosedur Permohonan Pembiayaan Kafa<
lah Haji

59

6.

lah Haji………..
Kebijakan Pembiayaan Kafa<

62

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD

KAFA<
LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK
PEMBIAYAAN KAFA<
LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT
SIDOGIRI CABANG SURABAYA ………………..

64

A. Analisis Aplikasi Akad Kafa<
lah bi al-Ujrah pada

BAB V

lah Haji……………….
Produk Pembiayaan Kafa<

64

PENUTUP…………………………………………...

75

A. Kesimpulan……………………………………...

75

B. SARAN…………………………………………

77

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Menunaikan ibadah haji hampir dapat dipastikan selalu manjadi salah
satu cita-cita dan sekaligus harapan seorang Muslim. Namun dengan
berbagai macam kendala yang ada, masih banyak masyarakat yang belum
memperoleh kesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Salah satu kendala
yang paling sering dijumpai adalah masalah finansial, meliputi biaya
pendaftaran sampai pemberangkatan haji.
Untuk mensiasati kendala tersebut, salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah berusaha secepat mungkin memastikan keberangkatan
dengan cara mendapatkan nomor seat porsi haji. Dengan membayar
Rp25.000.000,00 calon jama’ah akan segera mendapatkan nomor seat porsi
haji sekalian dapat kepastian tahun keberangkatan yang telah ditentukan.
Ketentuan ini mulai berlaku setelah adanya keputusan fatwa yang
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional No. 29/DSN-MUI/VI/2002
tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah.
Dari sinilah peranan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) untuk
mengatasi masalah masyarakat yang ingin sekali berangkat haji tetapi
terbentur dengan biaya yang cukup besar. Respon dari masyarakat pun
sangat positif karena dana talangan haji ini sangat dibutuhkan oleh
masyarakat untuk menjembatani masalah ini. Saat ini banyak Lembaga

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Keuangan Syariah (LKS) berdiri di Indonesia yang saling bersaing dalam
membuat produk dan juga memberikan layanan kepada masyarakat. Banyak
produk yang telah diciptakan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) antara lain
produk pembiayaan, penghimpunan dana ataupun produk jasa. Semua produk
tersebut ditujukan untuk melayani masyarakat.
Menurut PP No. 9 tahun 1995, tentang pelaksanaan simpan pinjam
oleh koperasi, pembiayaan adalah: “penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
disertai pembayaran sejumlah imbalan”. 1
Indonesia merupakan Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia
hampir 85% yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, oleh karena itu
merupakan salah satu modal utama kenapa banyak lembaga keuangan
konvensional membuka unit usaha syariah ataupun membuka Lembaga
Keuang Syariah (LKS) yang terlepas dari induk usahanya. Selain itu
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) pun berlomba-loma untuk membuat

lah
berbagai macam produk pembiayaan diantaranya produk pembiayaan kafa<
haji. Pembiayaan haji adalah salah satu produk pembiayaan lembaga
keuangan syariah yang dapat membantu para calon jama’ah untuk segera
mendapatkan nomor seat porsi haji.

1

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Ma<
l wa al-Tamwi<
l, (Yogyakarya: Univesitas Islam
Indonesia (UII) Press, 2004), 163-164.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Dasar yang melandasi pembiayaan haji adalah keputusan fatwa yang
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional No. 29/DSN-MUI/VI/2002
tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah adalah
sebagai berukut: “Dalam pengurusan haji bagi nasabah, Lembaga Keuangan
Syariah (LKS) dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan
prinsip ija>
rah sesuai fatwa Dewan Syariah Nasional No. 9/DSNMUI/IV/2000. Apabila diperlukan, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat
membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan
prinsip qard}sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasioanal No. 19/DSNMUI/IV/2001. 2
Produk pembiayaan kafa>
lah haji ini adalah produk di mana pinjaman

lah dari koperasi kepada nasabah atau calon jama’ah, khusus untuk
dana kafa>
menutupi kekurangan dana guna mendapatkan nomor seat porsi haji dan
pada saat pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) di System
Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) agar porsi haji yang dimilikinya
tetap aman dan nasabah sudah mandapat kepastian untuk berangkat haji.3
Nasabah wajib untuk mengembalikan secapatnya sejumlah yang dipinjam
setelah jangka waktu yang telah disepakati di awal.
Setiap Lembaga Keuangan Syariah (LKS) berbeda-beda dalam
menfasilitasi pembiayaan ini. Sebagaimana ditetapkan di Koperasi Jasa
Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya fasilitas yang
2

Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Jilid 1, (Jakarta: CV.
Gaung Persada, 2006), 176.
3
Thomas Suyatno, dkk. Kelembagaan Perbankan Edisi 3, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2003), 49.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

ditawarkan hampir sama dengan lembaga keuangan syariah lainnya namun
akad yang digunakan serta aplikasinya berbeda. Koperasi Jasa Keuangan
Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya menyebutnya dengan

lah haji (PKH).
pembiayaan kafa<
Perlu diketahui BMT tidak dapat mendaftarkan nasabah yang ingin
melaksanakan haji karena BMT tidak ditunjuk sebagai perantara pendaftar
jama’ah haji ke Kemenag RI, karena BMT adalah lembaga non-Bank dan
sudah ada bank-bank yang memang ditunjuk langsung untuk tempat
pendaftaran haji. Oleh karena itu Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMTUGT Sidogiri Cabang Surabaya bekerjasama dengan Bank Panin Syariah
yang telah ditunjuk oleh Kemenag RI untuk bisa mendaftarkan haji.
Dalam praktiknya, nasabah membutuhkan manfaat jasa berupa nomor

seat porsi haji, dan untuk memenuhi hal tersebut, nasabah mengajukan
lah haji
permohonan kepada koperasi untuk diberikan pembiayaan kafa<
lah bi al-ujrah. 4 Koperasi Jasa
(PKH), koperasi menggunakan akad kafa<
Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya sebagai ka>
fil

lah (talangan) kekurangan biaya pendaftaran haji anggota
memberi dana kafa<
l anhu kepada pihak ketiga (makfu>
l alaih) yaitu Kementerian
sebagai makfu>
Agama, dengan dikenakan biaya (upah/ujrah). Dewan Syariah Nasional juga
telah mengatur mengenai pengambilan ujrah. Dalam fatwanya No. 29/DSNMUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan
Syariah, yang berbunyi besarnya imbalan jasa al-ija<
rah tidak boleh
4

Syamsul Arifin, Wawancara, Surabaya, 24 Nopember 2014.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

didasarkan pada jumlah talangan al-qard{ yang diberikan LKS kepada
nasabah.
Besarnya ujrah yang diambil oleh koperasi didasarkan pada jumlah
talangan. Hal ini dibuktikan dengan besar kecilnya jumlah talangan yang
diberikan oleh koperasi kepada nasabah sebesar Rp22.500.000,00 dengan
ujrah sebesar Rp337.500,00 atau 1.5%/bulan dari total talangan dengan
jangka waktu pelunasan maksimal lima tahun. Hal ini bertentangan dengan
fatwa No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji
Lembaga Keuangan Syariah.
Dari pemaparan di atas dapat diketahui permasalahan mengenai akad
yang digunakan dalam pembiayaan dana kafa<
lah haji yang diterapkan oleh
Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya. Di
mana akad yang digunakan adalah akad pembiayaan kafa<
lah bi al-ujrah,
padahal dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 29/DSN-MUI/VI/2002
disebutkan apabila diperlukan, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat
membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan
prinsip qard}sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 19/DSNMUI/IV/2001.
Islam memiliki pendapat yang berbeda mengenai pengambilan

ujrah/fee pada pembiayaan yang menggunakan akad kafa<
lah. 5 Tidak seorang
lah.
pun dari ulama mazhab yang membolehkan perolehan ujrah atas jasa kafa<
Pendapat para fuqaha seperti mazhab Syafi’i sama dengan pendapat dalam
5

BMT Da>
russala>
m Seruyan, “Akad Halal Menjadi Haram”, dalam http://bmtdsseruyan.
blogspot.com/2013/03/aqad-halal-menjadi-haram.html, diakses pada 22 Desember 2014.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

mazhab Hanafi yaitu bila imbalan disebutkan dalam akad maka imbalan dan

lah tidak sah, tapi bila tidak disyaratkan dan diberikan dengan suka
akad kafa<
rela maka akad kafalahnya sah namun imbalannya tidak sah.
Hal ini yang menjadi menarik untuk diteliti dan juga akan dibahas
pada bab selanjutnya. Oleh sebab itu peneliti merasa baik untuk
membahasnya dalam sebuah karya ilmiyah berupa skripsi dengan judul

“Tinjauan Hukum Islam Terhadapa Akad Kafa<
lah bi al-Ujrah pada Produk
Pembiayaan Kafa<
lah Haji (PKH) di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMTUGT Sidogiri Cabang Surabaya” yang bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan dan mendeskripsikan tentang tinjauan hukum Islam terhadap
praktek pembiayaan kafa<
lah haji (PKH) tersebut.

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Latar belakang MUI menetapkan fatwa tentang Pembiayaan Pengurusan
Haji Lembaga Keuangan Syariah.
2. Akad yang digunakan dalam pembiayaan talangan haji di LKS Bank dan
non Bank.
3. Persamaan dan perbedaan akad pembiayaan talangan haji di LKS Bank
dan non Bank di Indonesia.
4. Aplikasi akad kafa>
lah bi al-ujrah pada pembiayaan kafa>
lah haji di
Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

5. Tinjauan hukum Islam terhadap aplikasi akad kafa>
lah bi al-ujrah pada

lah haji di Koperasi Jasa Keuangan Syariah
produk pembiayaan kafa>
BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya.
Dari identifikasi masalah tersebut. Maka penulis akan membatasi
masalah yang akan dikaji sebagai berikut:
1. Aplikasi akad kafa>
lah bi al-ujrah pada pembiayaan kafa>
lah haji di
Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya.
2. Tinjauan hukum Islam terhadap aplikasi akad kafa>
lah bi al-ujrah pada

lah haji di Koperasi Jasa Keuangan Syariah
produk pembiayaan kafa>
BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka masalah yang akan
peneliti bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

lah bi al-ujrah pada produk pembiayaan
1. Bagaimana aplikasi akad kafa<
kafa<
lah haji di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri
Cabang Surabaya?

lah bi al-ujrah pada
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap akad kafa<
lah haji di Koperasi Jasa Keuangan Syariah
produk pembiayaan kafa<
BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka pada intinya adalah untuk mendapatkan gambaran
hubungan topik yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya 6 menuntun peneliti dalam menuju arah
dan pembentukan teoritis dan mengklarifikasi ide penelitian yang akan
dilakukan 7. Dengan tujuan agar tidak ada duplikasi/plagiasi dalam penelitian
yang akan dilakukan. Berawal dari kajian terhadap apa yang ditulis oleh
Kartika Tri Mukti (skripsi 2012) dengan judul: “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Aplikasi Akad Pembiayaan Dana Talangan Haji pada Bank Mega
Syariah Cabang Surabaya”. Menyatakan bahwa secara keseluruhan apa yang
diterap Bank Mega Syariah Cabang Surabaya sudah sesuai dengan konsep

lah. Disamping itu, kesesuaian aplikasi
Hukum Islam khususnya fiqih muama>
tersebut juga didasari oleh rukun dan syarat yang terpenuhi dan juga telah
sesuai dengan fatwa DSN-MUI tentang pembiayaan pengurusan haji. 8
Kedua, Yuyun Setia Wahyuni (skripsi 2010) dengan judul: “Analisis
Hukum Islam Terhadap Pembiayaan Talangan Haji dengan Menggunakan
Akad Ija>
rah Multijasa di BNI Syariah Cabang Surabaya”. Menyatakan
bahwa dalam prespektif hukum Islam, akad pembiayaan talangan haji di BNI
Syariah Cabang Surabaya tidak sesuai dengan hukum Islam. Letek

rah multijasa dalam
ketidaksesuaiannya adalah pada penggunaan akad ija>
6

Zainal Arifin, Metode Penelitian Pendekatan, (Surabaya: Lentera Cendelia, 2008), 42.
Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian-Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah
demi Langkah Pelaksanaan Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 119.
8
Kartika Tri Mukti, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Aplikasi Akad Pembiayaan Dana
Talangan Haji pada Bank Mega Syariah Cabang Surabaya” (Skripsi--UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2012), 75-76.
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

pembiayaan talangan haji, yang mana seharusnya menggunakan akad hutang
piutang (qard}). 9
Ketiga, Abu Bakar Thoriq Afandi (skripsi 2012) dengan judul:
“Analisis Hukum Islam Terhadap Mekanisme Penyaluran Dana dengan
Menggunakan Akad Qard}wa al-Ija>
rah dalam Pembiayaan Dana Talangan
Haji yang Dijalankan PT Bank Syariah di Gresik”. Menyatakan bahwa dalam
pembiayaan dana talangan haji yang dijalankan PT Bank Syariah di Gresik
sudah sesuai dengan fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-qard}
dan juga sesuai dengan definisi, rukun dan syaratnya meneurut hukum
Islam. 10
Persaman penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada

rah. Letak perbedaannya terdapat pada praktik
penggunaan akad ija>
penerapan akadnya. Perbedaan lainnya adalah adanya ketidaksesuaian
penggunaan akad kafa>
lah, yang mana seharusnya menggunakan akad qard}
sebagaimana telah diatur dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 29/DSNMUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan
Syarah. Juga adanya ujrah atas jasa kafa<
lah yang pengambilannya didasarkan
pada besarnya jumlah talangan. Ini juga bertentangan dengan apa yang telah
diatur dalam fatwa DSN tersebut.

9

Yuyun Setia Wahyuni, “Analisis Hukum Islam Terhadap Pembiayaan Talangan Haji dengan
Menggunakan Akad Ija>
rah Multijasa di BNI Syariah Cabang Surabaya” (Skripsi--UIN Sunan
Ampel Surabaya, 2010),
10
Abu Bakar Thoriq Afandi, “Analisis Hukum Islam Terhadap Mekanisme Penyaluran Dana
dengan Menggunakan Akad Qard}wa al-Ija>
rah dalam Pembiayaan Dana Talangan Haji yang
Dijalankan PT Bank Syariah di Gresik” (Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2012), 62-63.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pertanyan yang disebut dalam rumusan masalah, maka
tujuan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

lah bi al-ujrah pada produk
1. Untuk mengetahui aplikasi akad kafa>
lah haji di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT
pembiayaan kafa<
Sidogiri Cabang Surabaya?
2. Untuk menentukan status hukum Islam terhadap aplikasi akad kafa>
lah bi

al-ujrah pada produk pembiayaan kafa<
lah haji di Koperasi Jasa Keuangan
Syariah BMT-UGT Sidogiri cabang Surabaya?

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Pengkajian dari permasalahan ini diharapkan mempunyai nilai
tambah baik bagi pembaca terlebih lagi bagi penulis sendiri, baik secara
teoritis maupun secara praktis. Kegunaan dan manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih
informasi dan perbendaharaan khazanah keilmuan dalam bermuamalah,
khususnya dalam melaksanakan praktik pembiayaan kafa>
lah haji dengan

lah bi al-ujrah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah
menggunakan akad kafa>
BMT-UGR Sidogiri Cabang Surabaya.
2. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan
memberi kontribusi pemikiran kepada masyarakat, khususnya kepada
peneliti dalam melaksanakan transaksi yang tidak mertentangan dengan
syariat Islam.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

G. Definisi Oprasional
Untuk menghindari munculnya salah pengertian terhadap judul

lah
penelitian skripsi ini, yaitu “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Kafa<
bi al-Ujrah pada Produk Pembiayaan Kafa>
lah Haji (PKH) di Koperasi Jasa
Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya”. Maka perlu
dijelaskan beberapa istilah yang berkenaan denan judul di atas.
Tinjauan Hukum Islam

: Pandangan tentang peraturan dan ketentuan
mengenai kehidupan dalam bermuamalah yang
berdasarkan al-Qur’an, al-Hadist, Fatwa Dewan
Syariah Nasional serta Ijtihad Imam Mazhab.

Pembiayaan Kafa<
lah Haji : Fasilitas pembiayaan konsumtif bagi anggota
untuk memenuhi kebutuhan kekurangan setoran
awal biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH)
yang ditentukan oleh Kementerian Agama
untuk mendapatkan seat porsi haji dalam
penelitian aplikasi yang dilakukan di Koperasi
Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri
Cabang Surabaya. 11

11

Syamsul Arifin, Wawancara, (Surabaya, 24 November 2014).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Kafa<
lah bi al-Ujrah

: Akad dimana Koperasi Jasa Keuangan Syariah
BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya sebagai

ka>
fil

member

dana

kafa<
lah

(talangan)

kekurangan biaya pendaftaran haji anggota

l anhu kepada pihak ketiga
sebagai makfu>
(makfu>
l alaih) yaitu Kementerian Agama,
dengan dikenakan biaya (upah/ujrah).

H. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan metode
sebagai berikut:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yakni
penelitian yang dilakukan dalam konteks lapangan yang benar-benar

lah haji dengan menggunakan
terjadi terhadap praktik pembiayaan kafa>
akad kafa>
lah bi al-ujrah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT
Sidogiri Cabang Surabaya. 12
Selanjutnya, untuk dapat memberikan deskripsi yang baik,
dibutuhkan serangkaian langkah yang sistematis. Langkah-langkah
tersebut terdiri atas: data yang dikumpulkan, sumber data, teknik analisis
data, dan sistematika pembahasan.

12

Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 28.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

2. Data yang Dikumpulkan
Berdasarkan rumusan seperti yang telah dikemukakan di atas,
maka data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a.

lah haji dengan menggunakan
Data tentang profil pembiayaan kafa>
lah bi al-ujrah.
akad kafa>

b.

Data tentang praktik pembiayaan kafa>
lah haji dengan menggunakan

lah bi al-ujrah.
akad kafa>
c.

Data nasabah pembiayaan kafa>
lah haji Koperasi Jasa Keuangan
Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya.

3. Sumber Data
Data-data penelitian ini dapat diperoleh dari beberapa sumber data
sebagai berikut:
a. Sumber Primer, Data yang diperoleh scara langsung dari masyarakat
baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya 13.
Dalam penelitian ini, yaitu sumber data yang pengambilannya
diperoleh dari tempat penelitian, meliputi:
1) Data yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara dengan
Pimpinan Koperasi dan pihak yang bertanggung jawab atas

lah haji dengan menggunakan akad kafa>
lah bi alpembiayaan kafa>
ujrah.

13

Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
87.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14
b. Sumber Skunder, yaitu informasi yang telah dikumpulkan pihak lain14.
Dalam penelitian ini, merupakan data yang bersumber dari buku-buku
dan catatan-catatan atau dokumen tentang apa saja yang berhubungan

lah haji
dengan masalah hukum Islam tentang praktik pembiayaan kafa>
lah bi al-ujrah:
dengan menggunakan akad kafa>
1) Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, Jakarta: Kencana,
2010
2) Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke Praktek,
Jakarta: Gema Insani 2001
3) Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama,
2000
r Kitab al-Araby, 1971
4) Sayyid Sa>
biq, Fiqh Sunnah, Bairut: Da>
5) Wahbah al-Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu, Da>
r al-Fiqr alMu’assim, 2005

miul Fiqh-Mausu>
atu al-A’ma>
l al6) Ima>
m Ibn Qayi>
m al-Jauziyyah, Ja>
Ka>
milah Juz IV, Da>
r al-Wafa>
’, 2006
4. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat beberapa macam teknik pengumpulan data, salah satunya
adalah teknik dokumentasi, dan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

14

Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian-Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: PT.
Gramedia Pusaka Utama, 1992), 69.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

a.

Observasi, pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. 15 Teknik
pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan
untuk mengamati dan mendengar dalam rangka memahami hal-hal
yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda,
waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan 16. Teknik ini digunakan untuk

lah haji dengan
mengetahui secara langsung praktik pembiayaan kafa>
menggunakan akad kafa>
lah bi al-ujrah.
b.

Interview (wawancara), metode wawancara atau interview yaitu
metode ilmiah yang dalam pengumpulan datanya dengan jalan
berbicara atau berdialog langsung dengan sumber obyek penelitian.17
Wawancara sebagai alat pengumpul data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandasaskan pada
tujuan penelitian. Wawancara yang peneliti lakukan, yaitu dengan:
1) Pimpinan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri
Cabang Surabaya.
2) Seksi Ibadah Haji dan Umarah Koperasi Jasa Keuangan Syariah
BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya.

lah haji Koperasi Jasa Keuangan
3) Nasabah Pembiayaan kafa>
Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Surabaya.
15

M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (komunikasi, ekonomi, kebijakan public dan ilmu
social lainnya), (Jakarta: Kencana, 2011), 118.
16
M. Djuanidi dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: ar-Ruz

Media, 2013), 165.
17
Lexy J.Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif Cet I, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000), 135.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

c.

Studi Dokumentasi
Dalam teknik dokumentasi, peneliti menyelidiki benda tertulis,
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan
sebagainya. 18 Dari hasil pengumpulan dokumentasi yang telah
diperoleh peneliti dapat memperoleh praktik tentang pembiayaan

kafa>
lah haji dengan menggunakan akad kafa>
lah bi al-ujrah di
Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri cabang
Surabaya.
5. Teknik Pengelolahan Data
Data-data yang diperoleh dari hasil penggalian terhadap sumbersumber data akan diolah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a.

Editing, yaitu memeriksa kembali semua data-data yang diperoleh
dengan memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi yang
meliputi kesesuaian keselarasan satu dengan yang lainnya, keaslian,
kejelasan serta relevansinya dengan permasalahan. 19 Teknik ini
digunakan penulis untuk memeriksa kelengkapan data-data yang
sudah penulis dapatkan, dan akan digunakan sebagai sumber-sumber
studi dokumentasi.

b.

Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data sumber dokumentasi
sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesuai
dengan

18
19

rumusan

masalah,

serta

mengelompokan

data

yang

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 158.
Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 153.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17
diperoleh. 20 Dengan teknik ini diharapkan penulis dapat memperoleh
gambaran

tentang

praktik

pembiayaan

kafa>
lah haji dengan

menggunakan akad kafa>
lah bi al-ujrah di Koperasi Jasa Keuangan
Syariah BMT-UGT Sidogiri cabang Surabaya.
c.

Analyzing, yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap hasil
editing dan organizing data yang telah diperoleh dari sumber-sumber
penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya,
sehingga diperoleh kesimpulan. 21

6. Teknik Analisis Data
Hasil dari penggumpulan data tersebut akan dibahas dan kemudian
dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamanati dengan metode yang telah ditentukan.
a.

Analisis Deskriptif, yaitu dengan cara menuturkan dan menguraikan
serta menjelaskan data yang terkumpul, metode ini digunakan untuk
mengetahui gambaran tentang praktik pembiayaan kafa>
lah haji

lah bi al-ujrah di Koperasi Jasa
dengan menggunakan akad kafa>
Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri cabang Surabaya.
b.

Pola Pikir Induktif, Dalam penelitian ini penulis menggunakan pola
pikir induktif yang berarti pola pikir yang berpijak pada fakta-fakta
yang bersifat khusus kemudian diteliti dan akhirnya dikemukakan

20
21

Ibid., 154.
Ibid., 195.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18
pemecahan persoalan yang bersifat umum. 22 Fakta-fakta yang
dikumpulkan adalah dari kasus-kasus dan belum ada mekanisme yang
mengatur. Dari pengumpulan kasus-kasus dan hasil wawancara
dengan pimpinan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT
Sidogiri cabang Surabaya, penulis mulai memberikan pemecahan
persoalan yang bersifat umum, melalui penentuan rumusan masalah
sementara dari observasi awal yang telah dilakukan.

I. Sistematika Pembahasan
Agar dalam penyusunan skripsi dapat terarah dan sesuai dengan apa
yang direncanakan atau diharapkan oleh penulis, maka disusunlah
sistematika pembahasan sebagai berikut:
Laporan

penelitian

ini

dimulai

dengan

bab

pertama

yaitu

pendahuluan. Dalam bab ini, penulis cantumkan beberapa sub bab yaitu:
latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah,
kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi
operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Kemudian dilanjutkan dengan bab II landasan teori, yaitu akad

kafa>
lah dan ija>
rah menurut hukum yang merupakan pijakan dalam penulisan
skripsi yang meliputi pengertian, dasar hukum, syarat dan rukun, batal dan
berakhirnya akad kafa>
lah, ija>
rah dan qard{, serta aplikasi ketiganyanya pada
Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
22

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1975), 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Bab III penyajian data, penulis akan memaparkan sekaligus

lah bi al-ujrah pada produk
menguraikan tentang aplikasi akad kafa<
pembiayaan kafa<
lah haji di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT
Sidogiri cabang Surabaya. Pada bab ini, penulis akan memaparkan sekaligus
menguraikan mengenai hasil penelitian lapangan yang berisikan sekilas
tentang Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri, visi dan misi,
produk-produk yang ada di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT
Sidogiri serta gambaran tentang produk pembiayaan kafa>
lah haji dan praktek

lah bi al-ujrah yang meliputi latar belakang pembiayaan kafa<
lah
akad kafa>
haji, dasar hukum pembiayaan, hak dan kewajiban koperasi dan nasabah,
prosedur pembiayaan, syarat dan ketentuan pembiayaan, alur pembiayaan
serta ilustrasi angsuran pembiayaan kafalah haji di Koperasi Jasa Keuangan
Syariah BMT-UGT Sidogiri cabang Surabaya.
Selanjutnya bab IV analisis data, peneliti akan membicarakan

lah bi al-ujrah pada produk
tentang tinjauan hukum Islam terhadap akad kafa>
pembiayaan kafa>
lah haji di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT
Sidogiri cabang Surabaya menurut hukum Islam.
Skripsi ini diakhiri dengan bab ke lima, yaitu penutup dari
pembahasan skripsi ini yang berisikan kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
AKAD KAFA<
LAH, IJA<
RAH DAN QARD{MENURUT HUKUM ISLAM

A. Akad Al-Kafa<
lah
1.

Pengertian al-Kafa<
lah
Dalam

pengertian

bahasa,

kafa<
lah

ad-d{ammu

berarti

(menggabungkan). 1 Firman Allah:

‫ﺴو ﺴ ﺴ ﺴﻬﺎ ﺴزﺴ ِﺮ ﺎ‬

Artinya: “Dan Dia (Allah) menjadikan Zakaria sebagai
n: 37) 2
penjaminnya (Maryam)”. (QS. Ali Imra<

Kafa>
lah

adalah

perjanjian

pemberian

jaminan

atau

penanggungan. Dalam perjanjian, kafa>
lah diperjanjikan bahwa seseorang
memberikan penjaminan kepada seorang kreditur, yang meberikan utang
kepada seorang debitur, yaitu menjamin bahwa utang kreditur akan
dilunansi oleh penjamin apabila debitur tidak membayar utangnya.

l, sedangkan kreditur yang dijamin disebut
Pemberi jaminan disebut kafi<
makfu<
l. 3
lah adalah proses penggabungan
Menurut pengertian syara’ kafa<
tanggungan kafi<
l menjadi tanggungan as}i<
l dalam tuntutan/permintaan
dengan materi sama atau hutang, atau barang, atau pekerjaan.

1

r al-Fath Lil I’la>
m al-Arabi, 1990), 334.
Sayyid Sa>
biq, Fiqh Sunnah, (t.tp.,: Da>
Depatemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Karya Angung,
2006), 68.
3
Sutan Remy Syahdeni, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan
Indonesia, (Jakarta: PT. Temprint, 1999), 87.
2

20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Menurut imam-imam lainnya, mereka mendefinisikannya dengan
menggabungkan dua tanggungan dalam permintaan dan hutang.

lah adalah pemberian jaminan oleh
Dalam pengertian lain, al-kafa<
l) kepada pihak ketiga atas kewajiban
bank sebagai penanggung (kafi<
l anhu atau ashi<
l). Atas pemberian
pihak kedua (yang ditanggung, makfu<
jaminan ini bank mendapatkan fee. 4
2.

lah
Dasar Hukum al-Kafa<
Kafa<
lah disyari’atkan oleh al-Qur’an, Sunnah serta Ijma’. Di
dalam al-Qur’an, Allah swt berfirman:
          

Ya'qub berkata: "Aku sekali-kali tidak akan
melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan
kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan
membawanya kepadaku kembali…..”. (QS. Yu<
suf: 66) 5
Artinya:

Di dalam sunnah, dari Abi Umamah bahwa Rasulullah saw
bersabda:

ِ ‫ﺴـﻬ ﺴ‬
ْ‫ﺴ ْ ﺴ‬
ِ
‫ﺒﷲ ﺴو ﺴ‬

‫ﺎل‬
‫ﺎل ﺴ ْ ﺴـﺴﺮﺴك ﺴﺷْﺌﺎً ﺴﺎُﻮﺒ ﺴ ﺴ ﺴ‬
‫ ﺴـ ﺴ ﺴ‬....‫أﺴن ﺒ ِﱯ ﺴ ﻰ ﺒﷲُ ﺴﺴْ ِ ﺴو ﺴ ﺴ أُِﰐﺴ ِﲜﺴﺴ ﺴﺎزةﺳ‬
ِ ‫د ﺛﺴﺴ ﺛﺴﺔُ د ﺴﺎ ِ ـﺮ ﺎﺴ ﺴل ﻮﺒ ﻰ‬
‫ﺎﺣِ ُ ْ ﺎﺴ ﺴل أﺴُﻮ ﺴـﺴ ﺴﺎد ﺴة ﺴ ﻰ ﺴﺴْ ِ ﺴر ُ ْﻮ ﺴل‬
‫ﺴ ﺴ ﺴ ﺴ‬
ٌ ْ‫ﺴ‬
‫ﺴ ْﺴ‬
(‫ ﱡروﺒ ﺒ ﺨﺎرى‬.ِ ْ‫ﺴد ْـُ ُ ﺴ ﺴ ﻰ ﺴﺴ‬

Artinya: “Telah dihadapkan kepada Rasulullah Saw. (mayat

seorang laki-laki untuk dishalatkan)… Rasulullah saw bertanya “Apakah
dia mempunyai warisan?” Para sahabat menjawab, “Tidak.” Rasulullah
bertanya lagi, “Apakah dia mempunyai hutang?” Sahabat menjawab
“Ya, sejumlah tiga dinar.” Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk
menshalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Abu Qata>
dah lalu berkata,

4
5

Wirdyaningsih, et al, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), 130.
Depatemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya, 327.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

“Saya menjamin hutangnya, ya Rasulullah.” Maka rasulullah pun
ri) 6
menshalatkan mayat tersebut. (HR. Bukha>
Para ulama berijma’ membolehkannya. Orang-orang Islam pada
masa Nubuwwah mempraktikkan hal ini, bahkan sampai saat ini, tanpa
adanya teguran dari seorang ulama pun.
Adapun

fatwa-fatwa

Dewan

Syariah

Nasional

yang

membolehkan akad kafalah adalah sebagai berikut:

3.

a.

Fatwa No: 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafa<
lah.

b.

Fatwa No: 54/DSN-MUI/X/2006 tentang Syariah Card.

c.

Fatwa No: 57/DSN-MUI/V/2007 tentang Letter of Credit (L/C).

lah
Syarat dan Rukun al-Kafa<
Menurut mazhab Hanafi, rukun al-kafa<
lah satu yaitu ija>
b dan

qabu>
l. Sedangkan menurut para ulama yang lainnya rukun dan syarat alkafa<
lah adalah sebagai berikut:
a.

Dha<
min, ka>
fil, atau za’i<
m, yaitu orang yang menjamin di mana ia
disyaratkan: 7
1) Ba>
ligh (dewasa) dan berakal sehat.
2) Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan
hartanya dan rela (rid{a) dengan tanggungan kafa<
lah tersebut.

b.

Madmu<
n lahu, yaitu orang yang berpiutang, syaratnya ialah bahwa
n lahu
yang berpiutang diketahui oleh orang yang menjamin. Madmu<

6

h Ima>
m al-Bukha>
ri, (Riya>
d: Ashar’iyyah al-Jadi>
dah,
Muhammad Nas}i>
ruddin al-Alba>
ni, Sohi>
2002), 100.
7
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), 191.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

disebut juga makfu<
l lahu, madmu<
n lahu distaratkan dikenal oleh
penjamin karena manusia tidak sama denga hal tuntutan, hal ini
dilakukan demi kemudahan dan kedisiplinan.
c.

Madmu<
n anhu atau makfu<
l anhu adalah orang yang berhutang,
disyaratkan:
1) Sanggup

menyerahkan

tanggungannya

(piutang)

kepada

penjamin. 8
2) Dikenal oleh penjamin.
d.

Madmu<
n bihi atau makfu<
l bihi adalah utang, barang atau orang,
disyaratkan:
1) Merupakan tanggungan pihak/orang yang berutang, baik berupa
uang, benda maupun pekerjaan.
2) Bisa dilaksanakan oleh penjamin.
3) Harus merupakan piutang mengikat (la<
zim) yang tak mungkin
hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan.
4) Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.
5) Tidak bertentangan dengan syariah.

e.

Lafaz{, disyaratkan keadaan lafaz{ itu berarti menjamin tidak
digantungkan kepada sesuatu dan tidak berarti sementara.

8

Wirdyaningsih, et al, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, 131.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

4.

Macam-macam al-Kafa<
lah

Al-Kafa<
lah, sebagaimana dalam aplikasi bank syariah merupakan
penjaminan yang diberikan oleh bank syariah kepada pihak lain, bila
pihak terjamin tidak mampu melaksanakan kewajibannya.

Al-Kafa>
lah dalam aplikasi perbankan syariah dibedakan menjadi
beberapa jenis, antara lain: 9
a.

Kafa<
lah bi an-Nafs
Merupakan jaminan yang diberikan oleh seseorang kepada
orang lain yang mengajukan utang kepada pihak lain. Dalam

lah bi an-nafs diberikan oleh seseorang
aplikasi bank syariah, kafa<
yang menjamin orang lain yang mengajukan pembiayaan di bank
syariah.
b.

Kafa<
lah bi al-Ma<
l
Merupakan jaminan pembayaran barang atau pelunasan
utang. Jaminan ini dapat diberikan oleh bank syariah kepada
nasabahnya dengan imbalan berupa fee.

c.

Kafa<
lah bi al-Tasli<
m
Merupakan

perjanjian

dalam

memberikan

jaminan

pengembalian atas barang yang disewa, pada saat perjanjian sewa

lah bi alberakhir. Bank syariah dapat melakukan kontrak al-kafa>
tasli<
m dengan leasing company terkait atas nama nasabah dan atas
barang yang menjadi objek sewa.
9

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), 202-204.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

d.

Kafa<
lah al-Munjazah
Merupakan jaminan yang diberikan oleh penjamin atas

lah alpekerjaan yang dilakukan oleh pihak yang dijamin. Kafa<
munjazah dibatasi oleh kurun waktu tertentu atau dihubungkan
dengan maksud tertentu.
e.

Kafa<
lah al-Muallaqah
Merupakan akad perjanjian yang dilakukan oleh tiga pihak,
yaitu pihak penjamin (bank syariah), pihak terjamin (pemberi kerja),

lah al-muallaqah
dan pihak yang dijamin (nasabah). Jenis kafa<
hampir sama dengan kafa<
lah al-munjazah. Dalam aplikasi bank
syariah, jaminan diberikan dalam produk performance bonds, yaitu
jaminan yang diberikan oleh bank dalam rangka pelaksaan pekerjaan
yang dilakukan oleh nasabah untuk kepentingan pihak pemberi
kerja.
5.

lah
Rusak dan Berakhirnya al-kafa<
Apabila orang yang ditanggung tidak ada atau gha>
ib, kafi<
l
berkewajiban menjamin. Dan ia tidak dapat keluar dari kafa<
lah, kecuali

l. Atau dengan
dengan jalan memenuhi hutang darinya atau dari ashi<
l dari
jalan orang yang menghutangkan menyatakan, bebas untuk kafi<
hutang, atau ia mengundurkan dari kafa<
lah. Dia berhak mengundurkan
diri, karena itu persoalan haknya. 10

10

rif,
Sayyid Sa>
biq, Fikih Sunnah 13, Alih Bahasa: Kamaluddin A. Marzuki, (Bandung: al-Ma’a>
1988), 164.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Adapun

menjadi

hak

makfu<
l lahu

atau

orang

yang

lah dari pihaknya, sekalipun orang
menghutangkan memfasakh akad kafa<
yang makfu<
l anhu dan ka<
fil tidak rela. Karena hak memfasakh ini bukan

l anhu dan bukan si kafi<
l.
milik makfu<
6.

lah pada Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
Aplikasi al-Kafa<
Produk al-kafa<
lah yang diberikan oleh bank syariah dalam bentuk
bank garansi. Bank garansi merupakan jasa yang diberikan oleh bank
dalam rangka memberikan jaminan kepada nasabah. Jaminan ini dapat
diberikan oleh bank kepada nasabah dalam mengikuti tender atas
penawaran pekerjaan dari pemberi kerja, serta untuk mengerjakan
sesuatu untuk kepentingan pihak lain, dan berbagai macam jaminan
bank lainnya. Dengan mendapatkan bank garansi, pihak yang memberi
pekerjaan akan merasa aman. Pemberi kerja tidak perlu menagih kerpada
pihak terjamin, tetapi dapat menagih kepada bank yang menerbitkan
bank garansi, apabila terjadi wanprestasi dari pihak yang terjamin. 11
Contoh di bawah ini akan mempermudah pemahaman tentang
bank garansi:
PT Angin Lalu mengikuti tender yang ditawarkan oleh PT
Telkom untuk pekerjaan pemasangan kabel telepon di bawah
laut. PT Telkom mensyaratkan kepada perserta tender atas bank
garansi (jaminan yang diberikan oleh bank). Atas permintaan PT
Angin Lalu, maka Bank ABC setelah mempertimbangkan

11

Ismail, Perbankan Syariah, 204-206.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

kredibilitas PT Angin Lalu, maka Bank ABC menerbitkan bank
garansi untuk menjamin PT Angin Lalu. Bank garansi tersebut
aslinya diserahkan kepada PT Telkom, karena PT Telkom
merupakan pihak yang dijamin. Apabila terjadi wanprestasi dari
PT Angin Lalu, maka PT Telkom tidak meminta ganti rugi ke PT
Angin Lalu, akan tetapi dapat mengajukan ganti rugi kepada
Bank ABC (pihak penjamin).

lah pada lembaga
Berikut ini adalah skema aplikasi akad al-kafa>
keuangan syariah (LKS): 12
Gambar: 2.1

lah
Skema Aplikasi Akad al-Kafa<
}]

}

Penanggung
(Bank Syariah)

Tertanggung
(Nasabah)

7.

Ditanggung
(Pemberi Kerja)

Sumber: Skema aplikasi akad al-kafa>
lah dalam buku Ismail, Perbankan Syariah.

12

Ismail, Perbankan Syariah, 206.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Keterangan:
a.

Nasabah mengajukan permohonan penjaminan kepada bank syariah
atas suatu pekerjaan yang dilaksanakan, dan bank syariah
memberikan

penjaminan/garansi

kepada

pemberi

kerja

atas

pekerjaan nasabah.
b.

Atas garansi yang diberikan oleh bank syariah, maka bank syariah
meminta agunan kepada tertanggung/nasabah.

c.

Nasabah wajib melakukan perkerjaan sesuai dengan kontrak antara
nasabah dan pembei kerja.

d.

Bila nasabah tidak melaksanakan perkerjaan sesuai dengan kontrak,
maka bank syariah akan menanggung kerugian.

7.

lah
Upah (ujrah) atas Jasa al-Kafa<
Akad kafa<
lah atau d{ama<
n atau hama<
lah (jaminan) merupakan
salah satu akad dalam fiqih muamalah yang banyak digunakan dalam
produk dan jasa Lembaga Keuangan Syariah (LKS), seperti dalam akad

Letter of Credit (L/C) , ekspor/impor syariah, dan dalam akad Syariah
Card.

lah adalah transaksi yang dibolehkan.
Pada dasarnya akad kafa<
lah disertakan dengan ujrah (fee) maka akad
Akan tetapi bilamana kafa<
ini berubah menjadi akad yang tidak dibolehkan. Kafalah adalah: akad

l) kepada pihak ketiga
penjaminan yang diberikan oleh penanggung (kafi<
untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfu<
l

anhu).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Pendapat para fuqaha dalam mazhab Syafi’i sama dengan
pendapat ulama dalam mazhab Hanafi, yaitu: 13 bila imbalan disebutkan

lah tidak sah, tapi bila tidak
dalam akad maka imbalan dan akad kafa<
lahnya sah
disyaratkan dan diberikan dengan sukarela maka akad kafa<
namun imbalannya tidak sah.
“Jika seseorang meminta orang lain untuk menjadi penjaminnya

dan dia akan memberikan imbalan kepada penjamin, akad ini
tidak dibolehkan. Dan imbalannya tidak sah. Dan akad kafalah
yang terdapat persyaratan imbalan tidak sah”. 14

B. Akad Al-Ija<
rah
1.

rah
Pengertian al-Ija<
Secara etimologi al-ija<
rah berasal dari kata al-ajru yang bararti

al-iwad}u (ganti). 15 Ija<
rah (sewa-menyewa) adalah akad atas manfaat
benda yang diketahui (presentase dari manfaat benda itu). 16
Dalam fikh muamalah dijelaskan bahwa ija<
rah mempunyai dua
pengertian yaitu: 17
a.

Perjanjian sewa-menyewa barang

b.

Perjanjian sewa-menyewa jiwa atau tenaga (perburuan).

13

BMT Da>
russala>
m Seruyan, “Akad Halal Menjadi Haram”, dalam http://bmtdsseruyan.
blogspot.com/