ProdukHukum BankIndonesia

(1)

KAJI AN EKON OM I REGI ON AL

Pr opin si Ke pu la u a n Ba n gk a Be lit u n g

Kantor Bank Indonesia

Palembang


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya ”Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV 2009

dapat dipublikasikan. Buku ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya serta kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya.

Palembang, Februari 2010

Ttd

Endoong Abdul Gani Pemimpin


(3)

 

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank


(4)

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GRAFIK ix

INDIKATOR EKONOMI xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF 1

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 7

1.1. Sisi Penawaran 8

1.1.1. Sektor Pertanian 9

1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian 11

1.1.3. Sektor Industri Pengolahan 11

1.1.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air 12

1.1.5. Sektor Bangunan 12

1.1.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13 1.1.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 13 1.1.8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa 14

1.1.9. Sektor Jasa – Jasa 15

1.2. Sisi Permintaan 15

1.2.1. Konsumsi 16

SUPLEMEN 1 OPTIMISME KONSUMEN PANGKALPINANG DI TAHUN 2009 17

1.2.2. Investasi 19


(5)

Daftar Isi  

iv     

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI PANGKALPINANG 23

2.1. Inflasi Kota Pangkalpinang 23

2.2. Inflasi Kota Pangkalpinang per Kelompok Barang 23

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 27

3.1. Kondisi Umum 27

3.2. Kelembagaan 27

3.3. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) 28

3.3.1. Penghimpunan DPK 28

3.3.2. Penghimpunan DPK Menurut Kabupaten/Kota 29

3.4. Penyaluran Kredit/Pembiayaan 30

3.4.1. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Secara Sektoral 30

3.4.2. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Penggunaan 31

3.4.3. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Kabupaten 32

3.4.4. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) 33

3.5. Perkembangan Suku Bunga Perbankan di Bangka Belitung 34

3.5.1. Perkembangan Suku Bunga Simpanan 35

3.5.2. Perkembangan Suku Bunga Pinjaman 35

3.5.3 Perkembangan Spread Suku Bunga 36

3.6. Kualitas Penyaluran Kredit Pembiayaan 37

3.7. Kelonggaran Tarik 38

3.8. Risiko Likuiditas 38


(6)

Daftar Isi  

 

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 41

4.1. Realisasi Dana Kegiatan Pembangunan APBD 2009 41

4.2. Realisasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan 42

4.2.1. Realisasi Dana Dekonsentrasi 42

4.2.2. Realisasi Dana Tugas Pembantuan 44

4.3. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2010 45

4.3.1. Pendapatan Daerah 45

4.3.2. Belanja Daerah 46

4.4. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2010 47

BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 49

5.1. Aliran Uang Masuk dan Aliran Uang Keluar

Serta Perkembangan Kegiatan Kliring Lokal dan Real Time

Gross Settlement (RTGS) 49

5.1.1. Aliran Uang Masuk dan Uang Keluar 49

5.1.2. Perkembangan Kegiatan Kliring Lokal 50

5.1.3. Perkembagan Real Time Gross Settlement (RTGS) 51

5.2. Penyediaan Uang Layak Edar 51

BAB 6 PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 53

6.1. Kondisi Ketenagakerjaan 54

6.1.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan

Tingkat Pengangguran Terbuka 55

6.1.2. Lapangan Pekerjaan 56

6.1.3. Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama 57


(7)

Daftar Isi  

vi     

6.3. Kemiskinan 59

6.3.1. Jumlah Penduduk dan Penduduk Miskin 59

6.3.2. Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Bangka Belitung 59

BAB 7 OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH 61

7.1. Pertumbuhan Ekonomi 62

7.1.1. Sisi Penawaran 63

7.1.2. Sisi Permintaan 66

7.2. Inflasi 67

SUPLEMEN 3 PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI BANGKA BELITUNG

DAN INFLASI KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2010 69


(8)

 

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Tahunan Bangka Belitung (%) 8

Tabel 1.2 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Triwulanan Bangka Belitung (%) 8

Tabel 1.3 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Bangka Belitung (%) 9

Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan Sisi Permintaan Bangka Belitung (%) 15

Tabel 1.5 Pertumbuhan Triwulanan Sisi Permintaan Bangka Belitung (%) 15

Tabel 1.6 Kontribusi Sisi Permintaan Terhadap Pertumbuhan Sektor Ekonomi Tahunan Bangka Belitung (%)

16

Tabel 2.1 Statistika Deskriptif Inflasi Tahunan Pangkalpinang, Palembang dan Nasional, 2008–2009

23

Tabel 2.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Pangkalpinang per Kelompok Barang

24

Tabel 2.3 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Pangkalpinang per Kelompok Barang

24

Tabel 3.1 Pertumbuhan DPK Perbankan per Wilayah Bangka Belitung (Rp Juta)

30

Tabel 3.2 Perkembangan Kredit Sektoral Bangka Belitung (Rp Juta) 30

Tabel 3.3 Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan Bangka Belitung (Rp Juta)

32

Tabel 4.1 Realisasi Dana Kegiatan Pembangunan APBD 2009 (Rupiah) 42

Tabel 4.2 Realisasi Dana Dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh SKPD Bangka Belitung Tahun Anggaran 2009

44

Tabel 4.3 Realisasi Dana Tugas Pembantuan yang dilaksanakan oleh SKPD Bangka Belitung Tahun Anggaran 2009


(9)

Daftar Tabel  

viii     

Tabel 4.4 Pendapatan Daerah Bangka Belitung APBDP 2009 dan APBD 2010 (Rupiah)

46

Tabel 4.5 Belanja Daerah Bangka Belitung APBDP 2009 dan APBD 2010 (Rupiah)

46

Tabel 5.1 Perputaran Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Bangka Belitung 51

Tabel 6.1 Ketenagakerjaan Bangka Belitung 54

Tabel 6.2 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan di Bangka Belitung

56

Tabel 7.1 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Wilayah Bangka Belitung 64

Tabel 7.2 Proyek Pembangkit Sistem di Bangka 64

Tabel 7.3 Proyek Pembangkit Sistem di Belitung 64


(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Nominal dan Pertumbuhan PDRB serta Survei Konsumen Bangka Belitung

7

Grafik 1.2 Indikator Pertumbuhan Sektor Pertanian 9

Grafik 1.3 Indikator Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian 11

Grafik 1.4 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan 11

Grafik 1.5 Indikator Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas, dan Air 12

Grafik 1.6 Pertumbuhan Sektor Bangunan 12

Grafik 1.7 Indikator Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13

Grafik 1.8 Indikator Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 13

Grafik 1.9 Indikator Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa 14

Grafik 1.10 Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa 15

Grafik 1.11 Indikator Pertumbuhan Konsumsi 16

Grafik 1.12 Pertumbuhan Investasi 19

Grafik 1.13 Indikator Ekspor Bangka Belitung 19

Grafik 1.14 Indikator Impor Bangka Belitung 21

Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Pangkalpinang, Palembang dan Nasional 23

Grafik 2.2 Indikator Tekanan Inflasi 24

Grafik 2.3 Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

25

Grafik 2.4 Inflasi Beberapa Kelompok Barang 26

Grafik 3.1 Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Perbankan Bangka Belitung 27

Grafik 3.2 Jumlah Kantor Bank dan ATM di Bangka Belitung 28


(11)

Daftar Grafik  

x     

Grafik 3.4 Komposisi DPK Perbankan Triwulan IV 2009 di Bangka Belitung 29

Grafik 3.5 Pangsa Penyaluran Kredit Sektoral Bangka Belitung Triwulan IV 2009 31

Grafik 3.6 Pertumbuhan Kredit Menurut Penggunaan Bangka Belitung 32

Grafik 3.7 Pangsa Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Penggunaan Bangka Belitung Triwulan IV 2009

32

Grafik 3.8 Komposisi Penyaluran Kredit Perbankan Bangka Belitung Triwulan IV 2009 Berdasarkan Wilayah

33

Grafik 3.9 Penyaluran Kredit UMKM Perbankan Bangka Belitung Menurut Penggunaan

33

Grafik 3.10 Penyaluran Kredit UMKM menurut Plafon Kredit 34

Grafik 3.11 Perkembangan Suku Bunga Simpanan Perbankan Bangka Belitung 35

Grafik 3.12 Perkembangan Suku Bunga Kredit Perbankan Bangka Belitung 36

Grafik 3.13 Perkembangan Spread Suku Bunga Perbankan Bangka Belitung 36

Grafik 3.14 Perkembangan NPL Perbankan Bangka Belitung 37

Grafik 3.15 Komposisi NPL menurut Sektor Ekonomi 37

Grafik 3.16 Perkembangan Undisbursed Loan Perbankan Bangka Belitung 38

Grafik 3.17 Perkembangan Risiko Likuiditas Perbankan Bangka Belitung 38

Grafik 4.1 Pengaturan Wewenang dan Pemerintahan 42

Grafik 4.2 Komposisi Pendapatan Daerah pada APBD 2010 dan APBD-P 2009 45

Grafik 4.3 Komposisi Belanja Daerah pada APBD 2010 dan APBD-P 2009 45

Grafik 4.4 Komposisi Belanja Pemerintah Pusat di Bangka Belitung Tahun 2008, 2009, dan 2010

47

Grafik 4.5 Komposisi Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2010 di Bangka Belitung 47

Grafik 4.6 Belanja Pemerintah Pusat di Bangka Belitung Berdasarkan Satuan Kerja Tahun 2010

48

Grafik 5.1 Perkembangan Outflow, Perputaran Kliring, RTGS, dan Pertumbuhan Ekonomi Tahunan


(12)

Indikator Ekonomi  

 

xi 

Grafik 5.2 Perkembangan Perkasan Pangkalpinang (Inflow, Outflow, & Net In-Out) 49

Grafik 5.3 Perkembangan RTGS Bangka Belitung 51

Grafik 5.4 Perkembangan Penarikan Uang Lusuh di Pangkalpinang 51

Grafik 6.1 Perkembangan Indeks Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 2008-2009

53

Grafik 6.2 Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota Bulan Agustus 2009 54

Grafik 6.3 Perkembangan TPAK, TPT, dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja 55

Grafik 6.4 Perkembangan Nilai Tukar Petani 2009 (Indeks) 58

Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bangka Belitung 62

Grafik 7.2 Ekspektasi Konsumen 6 Bulan Kedepan 66

Grafik 7.3 Proyeksi Inflasi Bangka Belitung 67


(13)

Daftar Grafik  

x     

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank


(14)

 

INDIKATOR EKONOMI

A. INFLASI & PDRB

 


(15)

Indikator Ekonomi  

xiv     

B. PERBANKAN

*) Data Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) s.d November 2009 ** Total Aset Bank Pelapor


(16)

Indikator Ekonomi  

 

xv  C. SISTEM PEMBAYARAN


(17)

Indikator Ekonomi  

xvi     

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank


(18)

IV/09

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kajian Ekonomi Regional Bangka Belitung

Abstraksi

Perekonomian Bangka Belitung hingga triwulan IV 2009 terus menunjukkan proses pemulihan. Selain dibantu faktor teknikal dimana puncak dampak krisis finansial global terjadi tepat pada tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi mengalami percepatan yang cukup signifikan seiring membaiknya harga komoditas. Inflasi cenderung mulai meningkat seiring pulihnya perekonomian, dengan realisasi akhir tahun 2009 yang berada pada kisaran proyeksi inflasi Bank Indonesia

sebelumnya. Dunia perbankan menunjukkan perbaikan signifikan

terutama pada penyaluran kredit yang didorong oleh baiknya prospek dunia usaha ke depan dan pemenuhan rencana bisnis bank. Perkembangan sistem pembayaran juga mencatat adanya peningkatan transaksi non tunai yang mengindikasikan peningkatan aktivitas transaksi skala besar yang terkait dengan proyek pemerintah maupun transaksi korporasi. Kendati demikian, aspek tersedianya lapangan kerja masih mengkhawatirkan dan dapat menggerus optimisme masyarakat ke depan secara kolektif.

Pada triwulan I 2010, proses pemulihan ekonomi diperkirakan akan berlanjut, walaupun pada level yang lebih moderat. Pertumbuhan ekonomi akan secara tahunan akan mengalami sedikit perlambatan. Terdapat peluang adanya peningkatan harga komoditas

baik pangan maupun energi yang tercipta melalui excess demand dunia,

karena adanya ekspektasi berkurangnya suplai bersamaan dengan meningkatnya permintaan seiring pemulihan perekonomian global, nasional, maupun daerah. Namun, masih terdapat sejumlah faktor risiko seperti apresiasi Rupiah, implementasi AC-FTA dan peningkatan daya beli yang akan memberikan tekanan penurunan pada net ekspor. Tekanan inflasi diprediksi meningkat seiring adanya ekspektasi kenaikan harga komoditas pangan dan energi, serta adanya kemungkinan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan bahan bakar bersubsidi ke depan. Perbankan diperkirakan akan semakin meningkatkan kreditnya dengan dipicu oleh perbaikan prospek dunia usaha dan ekspektasi perubahan ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM). Frekuensi dan nilai transaksi tunai maupun non tunai diprediksi tidak mengalami banyak perubahan.


(19)

2 Ringkasa 2  Pada tr kinerja mengala sehingg sebesar tahun 2 perbaika peningk Mulai m hasil Su Keyakin 106,22 Sektor-s triwulan peningk seiring d pengan akhir ta mening pariwisa mening infrastru indeks s Perbaika dilihat d rumah t meskipu tidak s pertumb mengala

Laju in terenda IV 2009 dalam p pasar in Tekanan Bangka yang sa pada tr an Eksekutif

riwulan IV 2 akhir tahun ami percep ga mencata 1,35% (yoy 2009 terus b

an secara katan harga membaiknya urvei Konsum nan Konsum pada triwul sektor ung n IV 2009. katan yang

dengan teru gkutan men ahun yang m katkan sekt ata selama l

kat terkait uktur. Sekto saham dan p

an kinerja p dari sisi perm

tangga. Per un pertumb sedalam pa buhan tahu ami perbaik nflasi tahu hnya di triw 9. Hal ini m

proses pem nternasional,

n inflasi lain Belitung ku angat tingg

iwulan ini b

2009 ini, p n 2009 yang patan pertu

at pertumb y). Proses pe berlanjut dit

gradual pa komoditas.

kondisi per men yang m men (IKK) d

an IV. gulan Bang Sektor pe cukup sig us berlangsu ngalami pen meningkatka tor jasa-jasa liburan akhi dengan pe or keuangan penurunan s perekonomia mintaan did rbaikan kine buhan tahun ada triwula unan, pertu kan.

unan (yoy) wulan III 200

emperlihatk mulihan terk , yang meru

nnya berasa urang kondu

i pada tahu berasal dari

perekonomia g cukup ba umbuhan m buhan ekon emulihan pa opang oleh da permint rekonomian menunjukka dari 104,89 gka Belitun rtambangan gnifikan ter ungnya pem ningkatan s an mobilitas a karena m r tahun. Se enyelesaian n masih tum suku bunga

an Bangka B ukung oleh erja yang cu

nannya mas an sebelum umbuhan t

Kota Pa 09, yang ke kan perekon kait dengan upakan moto

al dari fakto usif, dan jug un sebelum

kelompok m

an Bangka aik. Bangka menjadi seb

nomi kumu asca krisis fi

permintaan taan dunia,

n antara lain an adanya p 9 pada triw

ng, menga n dan peng rkait denga mulihan eko sejalan deng s masyaraka masyarakat ktor bangun proyek-pro buh seiring perbankan

Belitung di t konsumsi, ukup baik ju

sih terkontr mnya. Sam triwulanan angkalpinang emudian mu nomian Ban peningkat or perekono

or alam, yak ga faktor te mnya. Tekan makanan ja

Belitung m Belitung d esar 5,00% ulatif tahun nansial glob n domestik m

, terutama n terkonfirm peningkatan wulan III lami perba ggalian me an naiknya nomi dunia gan adanya at yang juga

menggunak nan tumbuh oyek pemba

dengan pen .

triwulan IV 2 terutama ko uga dialami

raksi namun a halnya

(qtq) eksp

g mencap ulai naik di t

gka Belitun an harga t omian daera

kni kondisi p eknikal, yakn nan inflasi t adi. Kenaika

mencatat iprediksi % (yoy), n 2009 bal pada maupun melalui masi oleh n Indeks menjadi aikan di ngalami ekspor . Sektor liburan a sedikit kan jasa h sedikit angunan nguatan 2009 ini onsumsi ekspor, n sudah dengan or juga ai titik triwulan g masih imah di h. perairan ni inflasi tertinggi n harga


(20)

    gula ada Pert ditu ini j Belit sebe triw Suk oleh turu ting pad kon Keg pem net-Tim Pen kine tran tran pere men Rea Ang sebe seda mas Pad pert perm berl eksp perk berp inte Pert triw den

a yang tela nya peningk

tumbuhan unjukkan ole

juga dibaren tung yang t esar 45,61 wulan IV 200

u bunga se h penurunan unnya risiko gkat Non-Pe

a triwulan disi tahun s

giatan sistem mulihan pere

-outflow ke

e Gross ingkatan ke erja pereko nsaksi tunai nsaksi klirin ekonomian ningkatnya p lisasi fiskal ggaran bela esar 74,48% angkan real sing telah m

a triwulan tambangan mintaan du

anjutnya p pektasi ken kiraan exce pengaruh p ernasional ya

tumbuhan e wulan I 201 gan tenden

h terjadi sej katan inflasi

kinerja p eh penuruna

ngi oleh me tercermin da % pada t 09.

emakin me n suku bun o seiring p rforming Lo n IV 2009 ebelumnya m pembayar ekonomian y egiatan kas Settlement egiatan kas onomian, k

yang sanga g juga me

Bangka B pengeluaran

di Bangka nja kegiatan % dimana ra lisasi dana d mencapai 86,

I 2010 dipe akan meni unia yang roses pemu naikan harg ess demand pada perger ang pada ak

ekonomi tah 10 diproyek nsi bias ke

ak triwulan kelompok

perbankan an DPK dan enurunnya ari penuruna triwulan III

engalami pe ga acuan se emulihan p oan (NPL) g mencapai maupun dib

an di Bangk yang terus b

titipan di (RTGS) d titipan ini m karena me at dominan ngindikasika Belitung, ya n pemerinta Belitung pa n pembangu ata-rata real dekonsentra ,41% dan 8

erkirakan ki ngkat secar semakin ulihan perek

ga ke dep d pada kom

rakan instru khirnya men

hunan (yoy) ksikan tumb atas atau sebelumnya ini. mengalam penyaluran intermedias

an Loan to D

menjadi s

enurunan sa ecara gradu perekonomia

gross perba

4,26%, me bandingkan ka Belitung berlangsung Pangkalpina dibanding mengindikas enunjukkan n di Bangka an adanya ang diperki ah di akhir ta

ada tahun 2 unan APBD lisasi progra asi dan tuga 80,75%.

nerja sekto ra tahunan,

meningkat konomian d

an sehubu moditas pan

men hedgin

ingkatkan h di Propinsi buh dalam lebih baik Ringka a merupaka i perlamb n kredit. Per i perbankan Deposit Rati sebesar 44,

alah satuny ual sejak tah an. Kendat ankan Bang eningkat di

triwulan se

memperliha g. Tercatat p ang dan tra triwulan s sikan adany adanya p Belitung. P peningkata irakan terk ahun. 2009 kurang 2009 hany amnya sebes as pembantu r pertanian yang diseb sehubung dunia sekali ngan deng ngan. Sehin

ng komodit harga-harga Bangka Be kisaran 5 dibanding asan Eksekutif an penyebab atan yang rkembangan n di Bangka io (LDR) dar ,68% pada

ya didorong hun lalu dan ti demikian, gka Belitung bandingkan belumnya. atkan proses peningkatan ansaksi Rea sebelumnya ya perbaikan peningkatan Peningkatan an kegiatan kait dengan g maksimal ya terealisas sar 91,97%, uan masing-dan sektor babkan oleh an dengan gus adanya gan adanya gga hal in tas di pasar

secara riil.

elitung pada ,41 ± 1%, pencapaian f 3  b g n a i a g n , g n s n l . n n n n n . i , -r h n a a i r a , n


(21)

4 Ringkasa 4  triwulan triwulan 0,45% Beberap perekon peningk sehingg konsum Adanya outlook rendahn masyara karena dana as Meskipu karena perkiraa terapres Dasar L menam Pada tr masyara diperkir pada b masyara ekonom Kinerja 2010 di yang di mening menyus perdaga di tahun ekspor dibandi Pada sis menuru yang ce menyeb kompet an Eksekutif

n IV 2009 nan (qtq) pe

(qtq).

pa hal yan nomian mel katan pend ga memicu msi diperkira potensi pen k perekonom nya tingkat akat, (4) P membaikny sing kembali un demikia dapat me an, yaitu: siasi sehingg Listrik (TDL) bah beban b riwulan IV akat diduku akan akan ulan Februa akat. Ekspe mi 6 bulan ak

ekspor prod iperkirakan sebabkan h kat berikut sul berlanju angan dunia n 2010. Sela Bangka Be ngkan proye

si perdagan unkan laju p enderung te babkan ba titif dibandin

9 yang tu ertumbuhan ng diperkira alui permin dapatan ka peningkata akan terjad ningkatan in mian Indon t inflasi ya Potensi ber ya prospek b

i ke emergin

n, terdapat embuat per (1) Nilai t ga menurun

) dan kena biaya usaha 2009 kons ng dengan meningkatk ari diperkira ktasi masya kan datang duk-produk akan meng arga komod t ekspekta utnya pem a naik dari

-ain itu proye litung unt eksi tahun 2

gan interna pertumbuha erus terapres rang eksp ngkan sebe mbuh sebe n diproyeksi akan dapat taan domes arena men n konsums di dengan nvestasi seh nesia di ma

ang dapat rlanjutnya p bisnis, turun ng markets.

t pula pote rtumbuhan tukar Rupia nkan net eks aikan baha

.

umsi diperk meningkatn kan pendap akan akan k arakat terha juga masih

unggulan B galami sedik ditas yang m si kenaikan mulihan pe

11,9% (yoy eksi pertum tuk tahun 2 2009. asional, terd an ekspor, siasi hingga or Bangka elumnya. Se esar 5,00% kan tumbuh t memberik stik, yaitu: ningkatnya

i, selain itu adanya pe hubungan de ata investor

memperta penyaluran nya risiko p

ensi yang ekonomi ah yang b

spor. (2) Pot n bakar m

kirakan teta nya harga k patan. Adan kembali me adap pengh menunjukk Bangka Belit it peningkat memiliki kec n harga k

rekonomian y) di tahun 2 mbuhan ekon 2010 meng apat bebera antara lain pertengaha a Belitung elain itu, pa

%, namun h menurun

kan stimulu (1) Adanya harga ko u juga penin

erayaan im engan mem r asing, (3) hankan da kredit per pasar dan ma

patut diper lebih rend berpotensi s

tensi kenaik minyak yang

ap kuat. Ko komoditas s nya perayaa endorong ko hasilan dan

an optimism

ung pada tr tan secara t cenderunga komoditas t

n dunia. 2009 menjad

nomi negara galami penin

apa hal yan nilai tukar an tahun 20 menjadi da akhir tri

secara sebesar us pada potensi omoditas ngkatan mlek, (2) mbaiknya ) Relatif aya beli rbankan asuknya rhatikan ah dari semakin kan Tarif g dapat onsumsi ehingga an imlek onsumsi kondisi me. riwulan I tahunan n untuk tersebut Proyeksi di 2,5% a tujuan ngkatan g dapat Rupiah 010 dan kurang iwulan I


(22)

    201 dise den apre kom Pad mas men men dipe mas data Infla dido terja ada Berd harg dipe men men Eksp rend pad kon seca berp men 0, tekanan ebabkan ole ngan semak esiasi Rupi mpetitif diba a triwulan syarakat kh ningkatnya ningkatkan erkirakan ak syarakat ter ang juga ma

asi tahunan orong oleh adinya exce

nya potensi dasarkan pr ga serta d erkirakan inf njadi 4,98± njadi 1,95±0 pektasi inf dahnya pen a triwulan disi ke dep ara riil. Ber pendapat a ndatang.

n dari sisi h: (1) Menin kin baiknya iah yang andingkan se

IV 2009 k hususnya harga ko pendapatan kan kembali rhadap peng asih menunj n diperkira ekspektasi m ess demand

i kenaikan T royeksi dan determinan flasi tahuna ±0,5%, sed 0,5%. lasi yang ncapaian inf

I 2010 leb pan dan fak rdasarkan s akan terdap

impor dipr ngkatnya pe a harga ko menyebabk ebelumnya. konsumsi di

konsumsi omoditas s n. Adanya p

mendorong ghasilan da

ukkan optim

akan akan meningkatn d komodita Tarif Dasar

dengan m utama inf an (yoy) pad dangkan inf bersifat a flasi sepanja ih didorong ktor permin survei, may pat kenaika ediksi akan endapatan m omoditas un kan barang iperkirakan rumah tan sehingga y

erayaan iml

g konsumsi an kondisi e

misme.

mengalam ya harga ko as pangan Listrik (TDL) mempertimba

flasi di Ba da triwulan I flasi triwula

daptif terb ang tahun g oleh adan

taan dan p yoritas masy

an harga p

Ringka

n mulai mu masyarakat s nggulan, g impor r

tetap kuat ngga terka yang kemu lek pada bu masyarakat ekonomi 6

mi peningk omoditas da

di tahun 2 ) pada triwu angkan per angka Belit I 2010 akan anan (qtq)

bilang rend 2009. Sehi nya ekspekt penawaran y yarakat Pan pada 3 da

asan Eksekutif uncul, yang sehubungan (2) adanya relatif lebih t. Konsums ait dengan udian akan lan Februar t. Ekspektas bulan akan atan, yang an perkiraan 2010, serta ulan I 2010 rkembangan ung, maka n meningkat meningkat dah karena ngga inflas tasi rasiona yang terjad ngkalpinang an 6 bulan

f 5  g n a h i n n i i n g n a . n a t t a i l i g n


(23)

6

Ringkasa

an Eksekutif

Halama This p

an ini sengaj page is inten

ja dikosong ntionally bla

kan nk


(24)

 

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

REGIONAL

Perekonomian propinsi Bangka-Belitung diproyeksi tumbuh 1,35% (yoy) di tahun 2009, turun cukup tajam dibanding tahun 2008. Hal ini terkait dengan dampak krisis keuangan global.

Dari sisi permintaan, hampir semua komponen baik secara tahunan maupun triwulanan mengalami perbaikan kinerja.

Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh konsumsi khususnya konsumsi rumah tangga. Kinerja yang cukup baik juga dialami ekspor dan impor.

Krisis keuangan global berpengaruh cukup besar terhadap perekonomian Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (selanjutnya disebut Bangka Belitung), hal ini diperlihatkan dari turunnya pertumbuhan yang cukup dalam di tahun 2009 dibanding tahun 2008, yaitu turun dari 4,44% (yoy) menjadi 1,35%. Namun mulai triwulan II perekonomian sudah menunjukkan adanya pemulihan, dan proses tersebut berlangsung sampai saat ini. Pada triwulan IV, perekonomian terus mengalami perbaikan. Mulai membaiknya kondisi perekonomian antara lain terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen1

yang menunjukkan adanya peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari 104,89 pada triwulan III menjadi 106,22 pada triwulan IV.

      

1

Survei Konsumen menghasilkan beberapa indeks yang mencerminkan optimisme atau pesimisme konsumen, antara lain IKK. Konsumen dikatakan optimis jika indeks berada di atas 100 sebaliknya apa bila di bawah 100, konsumen berada dalam kondisi pesimis.

Bab 1

 

Grafik 1.1

Nominal dan Pertumbuhan PDRB serta Survei Konsumen Bangka Belitung


(25)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

8     

1.1.Sisi Penawaran

Seluruh sektor ekonomi unggulan Bangka Belitung, diperkirakan mengalami perbaikan di triwulan IV 2009. Sektor pertambangan dan penggalian mengalami peningkatan yang cukup signifikan terkait dengan adanya peningkatan ekspor seiring dengan terus berlangsungnya pemulihan ekonomi dunia. Sektor pengangkutan mengalami peningkatan sejalan dengan adanya liburan akhir tahun yang meningkatkan mobilitas masyarakat yang juga cukup mengangkat kinerja sektor jasa-jasa, karena masyarakat menggunakan jasa pariwisata selama liburan akhir tahun. Sektor bangunan tumbuh sedikit meningkat terkait dengan penyelesaian proyek-proyek pembangunan infrastruktur. Sektor keuangan masih tumbuh seiring dengan prospek pemulihan ekonomi, saham, penurunan suku bunga perbankan, dan perbaikan rating Indonesia.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Tahunan Bangka Belitung (%)

*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang

Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah

Tabel 1.2 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Triwulanan Bangka Belitung (%)

*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang

Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah

Dilihat dari kontribusi sektoral, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung masih didominasi oleh sektor primer, diikuti oleh sektor tersier, dan sektor sekunder. Sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi penyumbang pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung yang terbesar diikuti dengan sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran.


(26)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

 

Tabel 1.3 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Bangka Belitung (%)

*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah

1.1.1 Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada triwulan IV 2009 diproyeksikan mengalami peningkatan pertumbuhan tahunan jika dibanding triwulan sebelumnya, yaitu naik dari 2,71% menjadi 5,19%. Namun secara triwulanan pertumbuhan pada triwulan IV tidak sebesar triwulan sebelumnya, terkait faktor musiman dimana tidak terdapat panen yang cukup besar. Sub sektor tanaman bahan makanan pada triwulan ini diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya produksi padi dan jagung pada tahun 2009 jika dibandingkan tahun 2008. Berdasarkan hasil penghitungan Angka Ramalan IIII (ARAM III 2009), produksi

Grafik 1.2

Indikator Pertumbuhan Sektor Pertanian


(27)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

10     

padi tahun 2009 diperkirakan mencapai 19.490 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau naik sebanyak 4.411 ton (29,25%) dibandingkan dengan produksi tahun 2008. Kenaikan produksi tersebut terjadi karena peningkatan luas panen sebesar 1283 hektar (20,48%) dan kenaikan produktivitas padi sebesar 1,76 ton per hektar, terkait penggunaan benih unggul berlabel bantuan pemerintah daerah dan pemberian pupuk yang sudah sesuai dengan aturan pakai dari sisi jenisnya maupun dosis yang diberikan. Peningkatan juga terjadi pada jagung, karena adanya peningkatan luas panen, produksi, dan produktivitasnya. Pada triwulan IV 2009 sub sektor perkebunan diperkirakan sedikit mengalami kenaikan. Perbaikan ini erat kaitannya dengan adanya peningkatan harga karet dan

Crude Palm Oil (CPO) baik dibandingkan

triwulan sebelumnya (qtq) maupun tahun sebelumnya. CPO naik tajam sebesar 48,57%

(yoy), karena adanya peningkatan

permintaan CPO terutama untuk biofuel.

Perbaikan kinerja juga diperkirakan terjadi pada sub sektor perikanan. Sejalan dengan adanya pemulihan ekonomi, permintaan terhadap ikan semakin meningkat. Sementara itu pada perikanan laut, kondisi laut pada bulan Oktober dan November cukup kondusif bagi para nelayan untuk melaut.

Grafik 1.2

Indikator Pertumbuhan Sektor Pertanian (lanjutan)

Sumber : BPS, Bangka Belitung

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pangkalpinang

Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan


(28)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

 

11 

1.1.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Pertumbuhan tahunan sektor pertambangan dan penggalian semakin membaik dibanding tahun sebelumnya meski belum pulih seperti kondisi sebelum krisis. Pada triwulan IV 2009 sektor ini diprediksi tumbuh 13,13% (yoy) atau 5,80% (qtq). Pertumbuhan ini didukung oleh adanya peningkatan harga timah di pasar internasional sebesar 16,99% (yoy). Sementara faktor-faktor yang dinilai menghambat pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian adalah berkurangnya bagian lifting (produksi minyak siap jual) di tambang Intan Widuri dan menurunnya produksi pasir timah karena adanya razia penambang timah oleh aparat keamanan.

1.1.3 Sektor Industri Pengolahan

Pertumbuhan tahunan sektor industri pengolahan pada triwulan IV 2009 diperkirakan sebesar 2,70% (yoy) setelah terkontraksi 2,61% di triwulan sebelumnya. Meskipun mulai mengalami perbaikan kinerja sektor ini tetap belum sepenuhnya pulih seperti kondisi sebelum krisis keuangan global. Peningkatan harga timah sampai akhir tahun lebih didorong oleh faktor ekspektasi bukan

dari permintaan yang sesungguhnya. Pada umumnya industri pengolahan di Bangka Belitung menggunakan bahan dasar timah dan karet, namun industri pengolahan timah hingga saat ini lebih mendominasi dibanding industri crumb rubber. Peningkatan harga timah, dirasakan sangat mempengaruhi kinerja sektor industri pengolahan.

Grafik 1.4

Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan

Sumber : BPS, Bangka Belitung

Grafik 1.3

Indikator Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sumber : BPS, Bangka Belitung

Sumber : Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral


(29)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

12     

1.1.4 Sektor Listrik, Gas, dan Air

Di triwulan IV 2009 sektor listrik, gas, dan air (LGA) diproyeksikan tumbuh 8,75%

(yoy) naik dari 5,36% di triwulan III 2009. Secara

triwulanan sektor ini tumbuh 2,50% (qtq). Sub sektor listrik masih menjadi pendorong pertumbuhan sektor LGA, namun sub sektor ini hanya akan naik tipis karena belum terealisasinya program penambahan kapasitas listrik yang diperkirakan baru akan terealisir secara bertahap pada akhir tahun 2010, tahun 2011,serta tahun 2012. Rasio elektrifikasi di PLN cabang Bangka, jumlah rumah tangga sebanyak 207.184, sedangkan jumlah pelanggan 97.889 atau dengan rasio 47,25%. Di Belitung jumlah rumah tangga 57.728, sedangkan pelanggan 39.586 dengan rasio 68,57%. Penjualan listrik pada triwulan IV naik 1,78% (qtq) atau 9,16%

(yoy).Pada sub sektor gas diperkirakan terjadi

peningkatan sejalan dengan adanya peningkatan konsumsi elpiji di wilayah Bangka Belitung yang tumbuh 10,73% (qtq).

1.1.5 Sektor Bangunan

Pada triwulan IV sektor bangunan diproyeksi tumbuh sebesar 2,00% (qtq) atau 7,33% (yoy). Pertumbuhan sektor ini sejalan dengan naiknya realisasi pengadaan semen di triwulan IV sebesar 24,93% (qtq) atau 32,49%

(yoy). Peningkatan ini terkait dengan adanya

pembangunan infrastruktur dalam rangka menyambut Babel Archi 2010.

Grafik 1.5

Indikator Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas, dan Air

Sumber : BPS,Bangka Belitung

Sumber : PLN Wilayah Bangka Belitung

Sumber : Pertamina

Grafik 1.6

Pertumbuhan Sektor Bangunan

Sumber : BPS,Bangka Belitung


(30)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

 

13 

1.1.6 Sektor Perdagangan, Hotel, dan

Restoran

Pada triwulan IV 2009, sektor perdagangan, hotel, dan restoran diproyeksikan terkontraksi 2,67% (yoy) atau menurun 1,15% (qtq). Meskipun demikian sektor ini sudah mulai mengindikasikan perbaikan kinerja. Sub sektor hotel dan restoran diperkirakan mengalami peningkatan terkait dengan adanya libur akhir tahun, tercermin dari peningkatan rata-rata jumlah wisatawan dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada triwulan IV dibanding triwulan III masing-masing sebesar 15,23% dan 6,18% (qtq). Sementara itu, sub sektor perdagangan diprediksi mengalami sedikit perlambatan akibat menurunnya arus bongkar muat di Pelabuhan Tanjungpandan sebesar 13,73% (qtq) meski di sisi lain terjadi peningkatan tipis arus bongkar muat di Pelabuhan Pangkalbalam sebesar 3,21%.

1.1.7 Sektor Pengangkutan dan

Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan IV 2009 diprediksi tumbuh 14,21% (yoy) atau naik tipis 1,79%

(qtq) dibanding triwulan sebelumnya. Sub

sektor pengangkutan diprediksi mengalami perbaikan kinerja meski tidak

Grafik 1.8

Indikator Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sumber : BPS, Bangka Belitung

Grafik 1.7

Indikator Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Sumber : BPS, Bangka Belitung

Sumber PT Pelindo Cabang Pelabuhan Pangkalbalam dan Tanjungpandan , diolah


(31)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

14     

pada semua jalur transportasi. Pada angkutan udara diperkirakan terjadi peningkatan yang tercermin dari naiknya jumlah penumpang udara. Namun pada pengangkutan laut, terjadi sedikit penurunan jumlah penumpang di 3 pelabuhan, yaitu Pelabuhan Tanjungpandan, Pelabuhan Pangkalbalam, dan Pelabuhan 35 Ilir. Penurunan ini terkait dengan kurang kondusifnya kondisi laut. Dari sub sektor komunikasi diprediksi mengalami peningkatan, terkait membaiknya perekonomian Bangka Belitung.

1.1.8 Sektor Keuangan, Persewaan,

dan Jasa

Pada triwulan IV 2009 sektor keuangan, persewaan, dan jasa diprediksi tumbuh 10,06% (yoy) atau sedikit naik sebesar 2,70% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya. Pada sub sektor keuangan, terlihat kinerja perbankan di Bangka Belitung pada triwulan IV 2009 (hingga bulan November) dari beberapa indikator seperti total aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit/pembiayaan mengalami sedikit penurunan. Pada sub sektor Persewaan dan Jasa, akan sedikit mengalami peningkatan.

Grafik 1.9

Indikator Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Sumber : BPS, Bangka Belitung

Grafik 1.8

Indikator Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (lanjutan)

Sumber PT. Angkasa Pura Bandara Depati Amir, PT Pelindo Pelabuhan Pangkalbalam, PT Pelindo Pelabuhan Tanjungpandan, dan PT Pelindo Pelabuhan 35 Ilir


(32)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

 

15  1.1.9 Sektor Jasa – Jasa

Baik pertumbuhan tahunan maupun triwulanan, sektor jasa-jasa pada triwulan IV 2009 diperkirakan mengalami penurunan. Pertumbuhan tahunan menurun dari 12,08%

(yoy) di triwulan III 2009 menjadi 7,04% di

triwulan IV 2009, dan pertumbuhan triwulanan turun dari 5,78% (qtq) di triwulan IV 2008 menjadi 1,00% (qtq) di triwulan IV 2009.

1.2.Sisi Permintaan

Perbaikan kinerja perekonomian Bangka Belitung di triwulan IV 2009 ini dilihat dari sisi permintaan didukung oleh konsumsi, terutama konsumsi rumah tangga. Perbaikan kinerja yang cukup baik juga dialami ekspor, meskipun pertumbuhan tahunan tersebut masih terkontraksi namun tidak sedalam pada triwulan sebelumnya. Dilihat dari sektor – sektor yang memberi kontribusi, 62,07% masih didominasi oleh konsumsi, dimana 50,44% diantaranya dari sub sektor rumah tangga, diikuti ekspor barang dan jasa (57,08%).

Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan Sisi Permintaan Bangka Belitung (%)

*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang

Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah

Tabel 1.5 Pertumbuhan Triwulanan Sisi PermintaanBangka Belitung (%)

I II III IV I II III IV

1 Konsumsi 0.95 1.40 1.94 2.10 0.49 1.86 2.23 2.15

a Rumah Tangga 0.90 1.25 1.77 1.25 0.18 1.57 2.08 1.95

b Swasta Nirlaba 1.25 0.99 1.19 3.48 4.00 1.91 0.38 -0.05

c Pemerintah 1.17 2.14 2.79 5.98 1.60 3.14 3.06 3.19

2 Investasi -1.54 0.99 5.50 1.34 -2.43 10.44 0.83 2.50

3 Permintaan Domestik ( 1 + 2 ) 0.09 1.26 3.15 1.83 -0.52 4.77 1.73 2.27

4 Ekspor Neto -1.08 -6.89 -15.40 -34.53 -4.76 -36.18 18.30 -19.74

a Ekspor barang dan jasa 0.24 0.46 -0.89 -5.29 -1.11 -1.64 1.12 -3.99

b Dikurangi impor barang dan jasa 0.57 2.25 2.33 0.06 -0.68 2.33 -0.10 -2.66

-0.07 0.20 0.90 -1.87 -0.81 2.10 2.41 1.24

2009

SEKTOR EKONOMI

PRODUK DOMESTIK BRUTO

No 2008

*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang

Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah

Grafik 1.10

Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa


(33)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

16     

Tabel 1.6 Kontribusi Sisi Permintaan Terhadap Pertumbuhan Sektor Ekonomi Tahunan Bangka Belitung (%)

I II III IV I II III IV

1 Konsumsi 57.31 58.00 58.60 60.97 61.76 61.62 61.51 62.07 a Rumah Tangga 47.54 48.04 48.46 50.02 50.55 50.29 50.11 50.44

b Swasta Nirlaba 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 1.80 0.80

c Pemerintah 9.76 9.95 10.14 10.95 11.22 11.33 11.40 11.62

2 Investasi 29.62 29.85 31.22 32.24 31.71 34.30 33.78 34.20

3 Permintaan Domestik ( 1 + 2 ) 86.93 87.85 89.81 93.21 93.48 95.92 95.29 96.27

4 Ekspor Neto 13.07 12.15 10.19 6.79 6.52 4.08 4.71 3.73 a Ekspor barang dan jasa 66.77 66.95 65.76 63.47 63.28 60.96 60.19 57.08 b Dikurangi impor barang dan jasa 53.70 54.80 55.58 56.68 56.75 56.88 55.48 53.35

2009

No SEKTOR EKONOMI 2008

*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang

Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah

1.2.1. Konsumsi

Konsumsi pada triwulan IV 2009 diperkirakan mengalami perbaikan kinerja baik secara tahunan maupun triwulanan. Pertumbuhan tahunan konsumsi diindikasikan searah dengan pendaftaran kendaraan baru yang meliputi truk, mobil, dan sepeda motor. Selain itu juga dapat dilihat dari meningkatnya penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi tumbuh 28,17% (yoy) atau naik 1,27% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya. Sementara itu konsumsi swasta nirlaba dan konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh tidak sebesar konsumsi masyarakat.

Grafik 1.11

Indikator Pertumbuhan Konsumsi

Sumber : BPS Bangka Belitung, Dispenda Bangka Belitung, dan Pertamina


(34)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

 

17 

OPTIMISME KONSUMEN PANGKALPINANG DI TAHUN 2009

Tingkat Keyakinan Konsumen Pangkalpinang sepanjang tahun 2009 menunjukkan optimis, meningkat dibanding tahun 2008 yang sempat di triwulan II dan III 2008 menunjukkan pesimisme. Rata-rata Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada tahun 2009 tercatat 103,81, naik dibanding tahun 2008 sebesar 98,75. Peningkatan ini lebih didorong oleh kenaikan rata-rata Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang naik dari 104,18 di tahun 2008 menjadi 114,31 di tahun 2009. Sementara itu rata-rata Indeks Keyakinan Ekonomi Saat ini (IKESI) tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Pada triwulan IV tahun 2009, IKK mencapai 106.22, meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 104,89. Peningkatan ini terkait dengan peningkatan IKESI dari 96,09 di triwulan III menjadi 99,17, sementara itu IEK relatif tidak berubah. Hal tersebut mencerminkan keyakinan konsumen kota Pangkalpinang terus mengalami perbaikan. Peningkatan keyakinan tersebut, sebagai dampak dari berlanjutnya pemulihan kondisi ekonomi yang meningkatkan pendapatan masyarakat.

Grafik 1

IKK, IKESI, IEK, periode 2007-2009

106.22  99.17  113.28 

80  85  90  95  100  105  110  115  120  125 

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

2007 2008 2009

In

d

e

k

s

IKK IKE IEK

Op

ti

m

is

Pes

im

is


(35)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

18     

Di tengah terus meningkatnya keyakinan konsumen selama triwulan IV 2009, beberapa hal yang menjadi concern bagi konsumen Pangkalpinang antara lain; tingkat penghasilan, ketersediaan tenaga kerja, perkiraan harga barang dan jasa baik kondisi untuk saat ini, maupun prediksi untuk periode 6 bulan mendatang

Pada triwulan IV 2009, konsumen semakin memandang optimis terhadap penghasilan saat ini dibanding triwulan sebelumnya, yang dapat dilihat dari peningkatan indeks penghasilan saat ini yang naik dari 120,17 menjadi 123,00. Selain itu konsumen juga berekspektasi akan baiknya kondisi perkonomian 6 bulan yang akan datang yang dapat dilihat dari meningkatnya indeks ekspektasi penghasilan dari 135,33 menjadi 136,33.

Grafik 2


(36)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

 

19  1.2.2. Investasi

Baik pertumbuhan tahunan ataupun triwulanan investasi pada triwulan IV 2009 diprediksi mengalami peningkatan, terkait dengan penyelesaian proyek tahun anggaran 2009. Realisasi fisik kemajuan kegiatan pembangunan dengan sumber dana APBD 2009 naik dari 49,99% di triwulan III 2009 menjadi 91,97%. Sementara itu investasi swasta di triwulan IV diprediksi tidak

mengalami perubahan yang signifikan. Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Kabupaten Bangka sampai triwulan III, jumlah perusahaan baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) tidak mengalami perubahan yaitu tercatat sebanyak 20 perusahaan. Rencana investasi 12 PMA mencapai US$ 6.639.718.888, dengan realisasi US$ 16.381.541 atau 0,25%.

1.2.3. Ekspor dan Impor

a. Ekspor

Berdasarkan data nilai ekspor non migas menurut kelompok Standard International Trade

Classification (SITC) Bank Indonesia, total nilai

ekspor non migas di Bangka Belitung dari bulan September-November 2009 tercatat sebesar US$330,46 juta, atau menurun sebesar 39,94%

(yoy) dibanding periode yang sama tahun

sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan tahunan ekspor di triwulan IV yang diperkirakan masih terkontraksi sebesar 5,57% (yoy), namun sudah tidak sebesar

Grafik 1.12 Pertumbuhan Investasi

Sumber : BPS Bangka Belitung

Grafik 1.13

Indikator Ekspor Bangka Belitung


(37)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

20     

kontraksi di triwulan III 2009 yang mencapai 6,85%. Perbaikan ini didukung oleh ekspor komoditas unggulan Bangka Belitung yaitu timah, karet, CPO, dan rempah-rempah, dimana harganya mengalami peningkatan yang signifikan terkait pemulihan ekonomi dunia yang terus berlangsung dan ekpektasi yang terus membaik. Timah sebagai penyumbang terbesar ekspor Bangka Belitung, harganya mengalami peningkatan sebesar 16,99% (yoy), namun sayangnya peningkatan ini tidak dapat diikuti dengan peningkatan produksinya, dikarenakan adanya penertiban penambangan timah dan tingginya curah hujan yang mengurangi jumlah pasir timah dari penambangan darat. Sama halnya dengan timah, hampir semua komoditas lainnya juga mengalami penurunan volume ekspor, sehingga naiknya ekspor bergantung pada kenaikan harga di pasar internasional. Berdasarkan negara tujuan, pasar ekspor terbesar tetap ke wilayah Asia, diikuti oleh Eropa, dan Amerika. Negara tujuan ekspor terbesar adalah Singapura yaitu 81,77%.

Grafik 1.13


(38)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

 

21 

b. Impor

Berdasarkan data nilai impor non migas menurut kelompok Standard

International Trade Classification (SITC)

Bank Indonesia, total nilai impor non migas di Bangka Belitung dari bulan September sampai dengan bulan November 2009 tercatat sebesar US$250,23 juta, naik sebesar 9,00% dibanding bulan Juni sampai Agustus 2009, dan jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya naik tajam sebesar 1350,11%. Adanya peningkatan impor di tahun 2009 ini terkait dengan adanya pembelian kapal isap dan kapal keruk oleh para pelaku timah. Hal ini terkait dengan strategi PT. Timah sebagai produsen terbesar timah untuk meningkatkan hasil penambangan laut. Diperkirakan peningkatan ini akan terus berlanjut di tahun 2010, terkait dengan masih adanya pembelian kapal isap dan kapal keruk di tahun 2010.

Grafik 1.13

Indikator Ekspor Bangka Belitung (Lanjutan)

Sumber : Bloomberg, diolah

Grafik 1.14

Indikator Impor Bangka Belitung


(39)

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional  

22     

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank


(40)

Bab 2

PERKEMBANGAN INFLASI PANGKALPINANG

Inflasi Pangkalpinang tahun 2009 mengalami penurunan, namun terdapat tendensi

kenaikan.

Dibutuhkannya kerjasama antar instansi dan dinas dalam upaya pengendalian

inflasi.

Inflasi bulan Desember meningkat akibat faktor musiman yaitu perayaan Natal dan

Tahun Baru.

2.1. Inflasi Kota Pangkalpinang

Inflasi tahunan (yoy) Kota

Pangkalpinang pada triwulan IV 2009 tercatat sebesar 2,17%, sedikit lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 2,78%. Pencapaian inflasi Kota Pangkalpinang ini masih di dalam range proyeksi yang dibuat BI Palembang di awal tahun yakni 2,46±1%. Inflasi tahunan Kota Pangkalpinang secara historis lebih fluktuatif dibandingkan dengan inflasi nasional dan Kota Palembang, yang ditunjukkan oleh angka standar deviasi Kota Pangkalpinang yang mencapai 6,34%, lebih tinggi dibandingkan angka standar deviasi nasional yang tercatat 3,97% dan Palembang sebesar 5,19%. Fluktuatifnya inflasi Kota Pangkalpinang merupakan akibat dari tingginya ketergantungan dengan kota lain terutama Kota Palembang dan Jakarta. Sementara pengangkutan barang-barang menggunakan jalur laut dimana kondisi perairan dan cuaca sering kurang kondusif yang

Grafik 2.1

Perkembangan Inflasi Pangkalpinang,Palembang, dan Nasional

 

  Sumber: BPS, diolah

Tabel 2.1

Statistika Deskriptif Inflasi Tahunan Pangkalpinang,Palembang dan Nasional 2008 - 2009


(41)

2. Perkembangan Inflasi Pangkalpinang  

24     

berdampak pada ketersediaan pasokan dan harga barang tersebut.

Laju inflasi tahunan (yoy) Kota Pangkalpinang mencapai titik terendahnya di triwulan III 2009, yang kemudian mulai naik di triwulan IV 2009. Hal ini memperlihatkan perekonomian Bangka Belitung masih dalam proses pemulihan terkait dengan peningkatan harga timah di pasar internasional, yang merupakan motor perekonomian daerah. Pada grafik 2.2 dapat dilihat tendensi pergerakan harga timah di pasar internasional searah dengan inflasi tahunan, meski terdapat lag 4-5 bulan. Tekanan inflasi lainnya berasal dari faktor alam, yakni kondisi perairan Bangka Belitung kurang kondusif faktor teknikal, yakni inflasi yang sangat tinggi pada tahun sebelumnya.

2.2. Inflasi Kota Pangkalpinang per Kelompok Barang

Peningkatan inflasi tahunan Pangkalpinang pada triwulan IV 2009 dibanding triwulan III 2009 terjadi pada hampir semua kelompok barang dan jasa, kecuali kelompok kesehatan yang mengalami sedikit penurunan.

Tabel 2.2

Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy)Pangkalpinang per Kelompok Barang

Sumber: BPS Bangka Belitung 

Grafik 2.2 Indikator Tekanan Inflasi

  Sumber: BPS Bangka Belitung dan Bloomberg, diolah

 

  Sumber: PT Pelindo, diolah

 

  Sumber: BPS Bagka Belitung, diolah 

Tabel 2.3

Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm)Pangkalpinang per Kelompok Barang


(42)

2. Perkembangan Inflasi Pangkalpinang  

 

25 

Inflasi Kelompok bahan makanan

pada triwulan IV 2009 tercatat 0,54% (yoy), naik dari triwulan sebelumnya yang deflasi 1,10%. Namun secara bulanan, inflasi menurun dari bulan Oktober sampai November, terkait dengan telah usainya lebaran di bulan September. Namun tekanan inflasi terjadi kembali di bulan Desember, karena adanya peningkatan permintaan sehubungan perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain itu juga terjadi akibat berkurangnya pasokan terutama dari Pulau Jawa dan Palembang akibat dari kurang kondusifnya kondisi perairan dan belum masuknya musim panen padi.

Inflasi kelompok makanan jadi,

minuman, rokok, dan tembakau naik

dari 6,76% (yoy) di triwulan III 2009 menjadi 7,23%. Kenaikan harga gula yang telah terjadi sejak triwulan sebelumnya merupakan penyebab adanya peningkatan inflasi kelompok ini.

Grafik 2.3

Inflasi Kelompok Bahan Makanan dan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

  Sumber: BPS, Bangka Belitung , diolah

  Sumber: Disperindag, Bangka Belitung , diolah

  Sumber: BPS, Bangka Belitung , diolah 


(43)

2. Perkembangan Inflasi Pangkalpinang  

26     

Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan inflasi tahunan pada triwulan IV 2009, dari 0,97% (yoy) di triwulan III 2009 menjadi 1,32%. Hal ini sejalan dengan inflasi bulanan kelompok ini yang terus mengalami peningkatan. Adanya

penyelesaian proyek-proyek pembangunan menyebabkan adanya

kenaikan harga semen di bulan November dan Desember masing-masing sebesar 0,35% dan 3,67%. Inflasi kelompok

sandang naik dari 2,96% (yoy) di

triwulan III 2009 menjadi 5,12%. Peningkatan ini juga terkait dengan kenaikan harga emas perhiasan akibat kenaikan harga emas di pasar internasional. Emas merupakan komoditas yang banyak diburu investor, ditengah terus membaiknya perekonomian dunia.

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan

olah raga tidak mengalami perubahan

dibanding triwulan sebelumnya.

Kelompok transportasi, keuangan, dan

jasa keuangan pada triwulan IV 2009

mengalami deflasi yang lebih dalam yaitu 2,1% (yoy). Selama triwulan ini, hanya terjadi perubahan pada sub kelompok transportasi, sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman serta sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan.

Grafik 2.4

Inflasi Beberapa Kelompok Barang

 

 

 

  Sumber: BPS Bangka Belitung, Bloomberg, diolah  


(44)

 

 

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Pertumbuhan kinerja perbankan mengalami perlambatan yang ditunjukkan oleh penurunan DPK dan penyaluran kredit

Suku bunga perbankan semakin mengalami penurunan searah dengan penurunan suku bunga acuan secara gradual sejak tahun lalu dan turunnya risiko seiring pemulihan perekonomian.

3.1. Kondisi Umum

Secara umum, kinerja perbankan di Bangka Belitung pada triwulan IV 2009 (hingga bulan November) dari beberapa indikator seperti total aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit/pembiayaan mengalami sedikit penurunan secara triwulanan. Laba perbankan Bangka Belitung mengalami peningkatan cukup signifikan pada triwulan ini, yang ditunjukkan oleh adanya peningkatan

Return on Assets (ROA) secara triwulanan dari

1,18% menjadi 1,76%. Namun, rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mengalami penurunan dari 126,92% menjadi 120,56%.

Total aset perbankan Bangka Belitung sedikit meningkat dengan kisaran moderat sebesar 9,02% dari triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (yoy), yaitu dari Rp7,25 triliun menjadi Rp7,90 triliun. Sejalan dengan terjadinya peningkatan secara triwulanan sebesar 0,40% (qtq), pertumbuhan tahunan mengalami percepatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan aset perbankan secara tahunan ini terutama disebabkan meningkatnya jumlah penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Penghimpunan DPK meningkat sebesar 12,02% (yoy) dari Rp7,17 triliun menjadi Rp8,04 triliun, namun mengalami penurunan sebesar 0,54% secara triwulanan (qtq). Peningkatan DPK terutama didorong oleh peningkatan simpanan berjangka/deposito yang meningkat sebesar 15,09% (yoy).

Grafik 3.1

Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Perbankan Bangka Belitung

Bab 3

 


(45)

28 3. Pe     8  Rp3 neg Ban men men Sem sebe Ban MKM seca 45,6 3.2. Prop triw den 98 Pusa Umu Ban Cab Kas (ATM 3.3. 3.3. terc Tab erkembangan P Penyalu ,28 triliun ara-negara gka Belitun nurun sebes Penyalu ngalami pen mentara itu, esar 4,17% gka Belitun M terhadap Peningk ara triwulan 61% pada t

. Kelembag

Jumlah b pinsi Bangk wulan IV 20

gan jumlah kantor ya at BPR/S, um Konven

k Umum bang BPR/S, Bank Umu M) tercatat s

. Penghimp .1 Penghim Pertumb atat mening ungan men Perbankan Dae ran kredit/p menjadi Rp industri yan ng di tahun

ar 2,58% (q ran Kredit M ningkatan se

, secara tri %. Hal ini b

g pada bul total kredit katan DPK y an telah me riwulan III m

gaan

bank yang a Belitung 009 sebany h kantor b ang terdiri 18 Kantor nsional, 1 K

Syariah d 55 Kantor m, dan 1 K sebanyak 92

punan Dana mpunan DPK

buhan tahu gkat dari Rp ngalami pen

erah

pembiayaan p3,59 triliun ng sekaligu n 2010. Na

qtq). Mikro, Kecil, ebesar 27,10

wulanan (q bertolak bel an Novemb t perbankan yang dibaren enyebabkan menjadi sebe beroperas sampai den ak 16 b bank seban dari 2 Ka Cabang B Kantor Cab dan 5 Ka

Cabang Pe Kantor Kas 2 unit.

a Pihak Ket K

unan DPK m p1,86 triliun

ningkatan s

n mengalam n, menyusu

s membent mun demik

, dan Mene 0% dari Rp1 qtq), realisa

akang den ber 2009. D

mengalami ngi dengan n penurunan esar 44,68% i di ngan bank nyak ntor Bank bang ntor embantu Ba BPR. Seme tiga (DPK) mengalami menjadi se sebesar 12, mi peningka l semakin t tuk optimism kian secara

ngah (MKM 1,75 triliun asi kredit M

gan kondis Dengan perk

i peningkata penurunan

n Loan to D

% pada triwu

ank Umum ntara itu ju

peningkatan besar Rp2,1 ,26% menj Ju tan sebesar tingginya re me terhada triwulanan

M) secara tah menjadi seb MKM meng i perbankan kembangan an. penyaluran Deposit Ratio ulan IV 2009

Konvension mlah Anjun

n sebesar 1 3 triliun ata jadi Rp3,87

Grafik umlah Kantor B di Bangka

r 9,38% (y encana pro p prospek kredit/pem

hunan (yoy) besar Rp2,22 galami peni

n secara um ini, propor

n kredit/pem o (LDR) dari 9.

al, serta 16 ngan Tunai

12,01% (yo au sebesar 1 7 triliun. Si

k 3.2

Bank dan ATM Belitung  yoy) dari duksi di bisnis di mbiayaan tercatat 2 triliun. ngkatan mum di si kredit mbiayaan sebesar 6 Kantor Mandiri

oy). Giro 14,65%.

mpanan


(46)

berj sebe yang 1,37 berh atau itu g 3.3. men Belit pen pan Kota Rp2 terc Belit pert Ban angka/depo esar 8,94% Secara t g disebabka 7%. Namun Berdasa hasil dihimp u sedikit me giro dan dep

.2. Penghim Saat in ngelompokk tung. Berd ghimpunan gsa pertum a Bangka te

,86 triliun p Lain ha atat menga tung menga tumbuhan m gka menga Perkemban osito mening . triwulanan ( an oleh pen n, tabungan arkan pangs un, tabunga eningkat dib posito masin mpunan DP ni sistem kan wilayah dasarkan DPK Pang buhan tahu ercatat tumb pada triwula alnya denga alami penuru alami penur masing-masi lami pening Grafik 3. ngan Kompone di Bangka Be

gkat dari R

(qtq), pengh nurunan gir

masih men

sa masing-m an masih te banding triw ng-masing m PK Menurut pelaporan Bangka Be laju pertu kalpinang t nan yang ju buh sebesar

n ini. an pertumbu

unan DPK s runan masin ing sebesar

katan sebes

3

en DPK Perbank litung

p1,87 triliu

himpunan D ro dan depo

galami peni   masing komp rcatat deng wulan sebel memiliki pan t Kabupate bank yang elitung yang umbuhan tercatat pali uga paling t r 11,67% d

uhan tahun secara triwu

ng-masing s 0,63% dan sar 1,43% d

kan n menjadi DPK mengala osito masin ngkatan tip ponen simp an pangsa t umnya yang ngsa sebesar

en/Kota

g dikelola g terdiri dar

secara ta ing tinggi y inggi, yaitu ari sebesar

nan, wilayah lanan. DPK sebesar 1,3 n 0,40%. Pe dengan and Komposisi DP d 3. Perkemban Rp2,03 triliu ami penurun g-masing se is sebesar 2

anan terhad terbesar yait g sebesar 4 r 26,55% da

Bank Ind ri Pangkalpi hunan (yo yakni sebesa 7,05%. Pen Rp2,56 trili

h Pangkalpi di wilayah 7% dan 2, ertumbuhan il pertumbu

Grafik 3.4 PK Perbankan T di Bangka Belit

 

ngan Perbanka

un atau me

nan sebesar ebesar 4,83 ,46% (qtq).

dap total D tu sebesar 4 46,75%. Sem

an 25,29%.

onesia Pal nang, Bang oy), pertum

ar 15,42% nghimpunan un menjadi nang dan Pangkalpina 14% denga n DPK di Kab han masing

Triwulan IV 200 ung an Daerah eningkat r 0,54% 3% dan PK yang 48,16%, mentara . embang gka, dan mbuhan dengan n DPK di sebesar Belitung ang dan an andil bupaten -masing 09 29 


(47)

30 3. Pe     0  sebe den bert 3.4. 3.4. 9,38 sekt dan   erkembangan P esar 0,51% gan pangsa turut-turut o Wila Pangkal Pi Belitung Bangka . Penyalura .1. Penyalu Laju pe 8% dari tah tor lain-lain, kredit sekto Pertan Pertam Perind Perda Jasa-j Listrik Konst Penga Jasa D Jasa S M Lain-l Perbankan Dae . Berdasark a terbesar y oleh Bangka ayah inang an Kredit/P ran Kredit/ ertumbuhan hun sebelum , peningkata or perindust Sektor nian mbangan dustrian agangan asa

k, Gas dan Ai truksi angkutan Dunia Usaha Sosial k ain erah an pangsa, akni sebesa a dan Belitun

Perkembang Ban 2008 IV 3,180,479 1,430,378 2,563,980 embiayaan /Pembiayaa n kredit/pem mnya (yoy), y

an tertinggi trian masing Perke Ban 2008 IV 142,923 163,244 669,236 896,298 615,774

r 2,247

457,281 35,048 85,418 35,780 795,194 DPK Kota ar 45,68% d

ng masing-m

Tabel 3.1 gan DPK Perban ngka Belitung (

I 3,331,608 1,497,594 2,859,206

n

an Secara S

mbiayaan te yaitu dari Rp terjadi pad g-masing seb

Tabel 3.2 embangan Kred

ngka Belitung (

I 3 141,401 4 261,316 6 634,341 8 793,069 4 587,540 7 10,192 421,708 8 35,563 8 88,252 0 31,825 4 929,454 Pangkalpina dari total D masing sebe

nkan per Wilay (Rp Juta) 2 II 3,592,702 1,566,651 2,951,908 Sektoral ercatat me p3,28 triliun da kredit sek

besar 344,6 dit Sektoral (Rp Juta) 20 II 142,151 275,727 604,504 891,815 625,881 10,461 456,202 36,464 91,803 30,951 1,037,782

ang masih m PK di Bangk esar 35,63% yah 2009 III 3,722,06 1,535,45 2,822,84 ngalami pe n menjadi R

ktor Listrik, 4% dan 10

009 III 131,049 358,178 531,446 933,185 579,107 9,952 393,619 33,788 110,925 30,823 1,152,748 merupakan ka Belitung, % dan 18,70

IV* 5 3,671,0 2 1,502,5 2 2,863,3 eningkatan p3,59 triliun

Gas dan A ,10%. IV* 147,275 169,925 736,854 933,220 365,663 9,991 215,701 30,583 77,787 31,601 1,237,678 wilayah , disusul %. 36 73 14 sebesar n. Selain ir bersih  


(48)

den men kred dido pert triw peri perd dala 25,9 oleh peri mas 10,1 sekt juga yaitu 4,73 3.4. pen kon sebe pen men palin pen sang

Sektor y gan andil p nekan pertu dit secara ta orong oleh p tumbuhan wulanan per ndustrian m Selain dagangan am penyal 99%. Uruta h penyalu ndustrian sing-masing 18%. Selai tor konstruk a mempuny u masing-m 3%. .2. Penyalu Seluruh ingkatan d sumsi terca esar Rp1,23 urunan mas Secara t ngalami pen ng tinggi

ingkatan se gat erat kait

yang mene ertumbuhan umbuhan kr ahunan sebe pertumbuha triwulanan rtumbuhan masing-masin sektor memiliki uran kred n kedua da uran kre dan sekto sebesar n itu, pen ksi dan sek yai pangsa y

masing seb

ran Kredit/

penyalur ibandingkan atat mengal

3 triliun. Se sing-masing triwulanan nurunan cu sebesar 7, ebesar 0,47% tannya deng kan pertum n sebesar m redit adalah esar minus 3 an kredit di masing-m kredit juga ng sebesar 2

lain-lain, pangsa t it yaitu s n ketiga dit dit di or jasa-jasa 20,52% nyaluran kre tor pertamb yang cukup besar 6,01% /Pembiayaa ran kredit/ n dengan p lami pening ementara,

sebesar 6,9 (qtq), penya kup tajam s 37% yang %. Peningka gan dampak mbuhan kred minus 4,14% h sektor jas 3,75%. Pert sektor lain-masing sebe a banyak d 2,54% dan sektor erbesar sebesar tempati sektor yaitu dan edit di bangan p besar, % dan an Menuru /pembiayaa periode yan gkatan palin kredit mod 98% dan 0,0

aluran kred sebesar 9,2 g kemudian

atan yang c k krisis globa

dit secara ta %. Begitupun sa-jasa yang tumbuhan k -lain dan sek esar 19,18 didorong ole

7,93%.

ut Penggun

n menuru ng sama ta ng tinggi ya

al kerja da 04%.

it/pembiaya 7%. Kredit n disusul o cukup tinggi

al yang men

Pa B

3. Perkemban

ahunan ada n secara triw g berperan kredit secara ktor perindu % dan 2, eh sektor l

naan

ut penggu hun sebelu akni sebesa an kredit in

an untuk m t konsumsi

oleh kredit i pada kredi nyebabkan r Gra angsa Penyalu Bangka Belitung ngan Perbanka alah sektor wulanan sek pada pertu a tahunan u ustrian deng

,07%, dan ain-lain da

unaan me umnya (yoy) ar 55,65% nvestasi me modal kerja tercatat me investasi it konsumsi rendahnya d afik 3.5 ran Kredit Sekt g Triwulan IV 2

an Daerah jasa-jasa ktor yang umbuhan tamanya gan andil n secara n sektor engalami ). Kredit menjadi engalami tercatat eningkat dengan diyakini daya beli toral 2009   31 


(1)

      pertu terko pertu pent ekon peme kinerj pertu Bang 2009 sekita timah titik dolla renda deng akan renda prod kons meni peng peme ruma Prod tren sejala prop perh (ii) p

Arch dan diper berin mela akan (iii) u Su PR Perekono umbuhan ya ontraksi seb umbuhan, d ing yang m

nomi dunia, erintah yang rja perekono

umbuhan in gka Belitung 9 yang tumb Di sisi pe ar 90% eks h diperkirak terendahny

ar carry trad

ah kemudia gan peningk mengalam ah dari $15

duksi produ sumsinya re

ingkatkan ggunaan tim

erintah daer Di sisi d ah tangga d uk Domesti

peningkata an dengan p insi membe

ubungan, k peningkatan

ipelago 201 (iv) pening

rkirakan ju nvestasi di B

lui penanga n tersedia lay usaha diversi uplemen 3 ROYEKSI P DAN INFL omian Bang ang mening besar 1,64% dimana dipe mendukung yang sema g masih ku omian dom

ni terus be g tahun 201 buh pada kis ermintaan, m spor Bangka kan belum d ya, yaitu saa

de, dimana an membeli katan permi mi penuruna 5.000/metric uk elektroni elatif kuat, permintaan mah bebas

rah adalah p domestik, m di tahun 20

k Regional an keyakina perbaikan e erikan prior

kesehatan, e n kesejahter 10, yang m gkatan ban

ga akan m Bangka Beli

anan satu at yanan ini, (i ifikasi perek

ERTUMBUH LASI KOTA

gka Belitun kat, setelah % (yoy). Pa erkirakan d

perbaikan t

akin mendo uat, (iii)terus mestik, (iv) a

erlanjut di 10 berada p saran 1,34± motor pertu a Belitung. M dapat kemba

at ini berad investor me aset denga ntaan yang an, meskipu c ton, terkai

ik dengan t, (ii) berla n produk s timbal. D perlunya atu meskipun tid

10 diperkira Bruto (PDR an konsume

kspor, dan i ritas pada

energi, sosia raan masya merupakan p ntuan sosia

mengalami itung antara

tap dimana ii) adanya pr konomian ole

7.

HAN EKON A PANGKAL

ng di tahu mencapai t ada triwulan

i triwulan IV tersebut ad orong perm s meningka apresiasi nil 2010, sehi pada kisara ±1%. umbuhan ad Meskipun de ali seperti se da pada kisa

endapatkan an yield yan

signifikan o un demikian t faktor pos

orientasi p anjutnya p

elektronik,

Dari sisi pr uran yang je dak setingg akan tetap B). Kuatnya en terhada inflasi yang

beberapa h

al budaya da arakat dan program un al kepada

peningkata a lain: (i) u

pada masin rioritas pem eh pemerint

Outlook Pertu

NOMI BANG LPINANG TA

n 2010 d titik terenda n selanjutny V 2009 tum alah : (i) be mintaan, (ii)k tnya keyaki lai tukar Ru

ngga dipre n 4,53±1% dalah ekspo

emikian di t ebelum krisis

aran $18.00 dana dalam g tinggi, se oleh pelaku n harga tim sitif seperti

pangsa pemulihan

(iii) sem

roduksi, ya las dalam m gi tahun 20 kuat dan m konsumsi p perekono terkendali. hal yaitu :

an sarana p daya saing ggulan dala masyarakat an. Hal-ha upaya penye ng-masing k mbangunan i tah daerah. umbuhan Ekon GKA BELITU AHUN 2010 iprediksi be ahnya di triw

ya tercatat mbuh sebes

erlanjutnya konsumsi ru inan rumah upiah. Diper ediksi pertu % naik tajam

r dimana tim tahun 2010

s. Harga tim 00/metric to m dollar de eperti timah

pasar, harg mah diyakin

: (i) penggu pasar rum perekonom makin popu ang perlu melakukan p 009, pertum menjadi pen rumah tang omian, kena

Dari sisi reg (i) peningk prasarana be

g, (iii) Visit

am meningk t. Investasi

l yang me

empurnaan kabupaten, infrastruktur

nomi dan Inflas

UNG 0

erada dalam wulan I 200

terus men sar 5,00%.

proses pem umah tangg h tangga te

rkirakan po mbuhan ek m dibanding

mah menyu , permintaa mah telah m on, terkait engan bung . Jika tidak ga timah dip i tidak aka

unaan timah mah tangga mian dunia ulernya per diperhatikan enambanga mbuhan ko nyumbang te gga didukun aikan pend

ulator, pem

katan infras erbasis tata

Bangka B katkan pari

di tahun enjadi daya

birokrasi in kota, dan p r oleh peme

si Daerah m tren 09 yaitu ngalami Faktor mulihan ga dan erhadap ola tren konomi g tahun mbang an akan elewati adanya a yang diiringi prediksi n lebih h untuk a yang yang raturan n oleh an. onsumsi erbesar ng oleh dapatan erintah struktur ruang, Belitung iwisata, 2010, a tarik nvestasi propinsi erintah, 69 


(2)

7

7. Out

 

70   

  dan harga untu mend nilai suda (qtq, setin meng 2008 terko 5,41± tumb tumb 1,35± tumb Infla mula akan perek mem 2009 terda pote meni inflas Period Tw. Tw. Tw. I Tw. IV

tlook Pertumb

Di sisi p penggalian a timah di p k melakuka dukung terj

impor. Perb Secara t h kembali

seasonal a

ggi sebelu galami pen 8. Pertumb ontraksi seb ±1%(yoy). buh menin buh 5,22±1 ±1% (qtq)

buh 0,55±1% asi Tekanan ai mendekat mencapai konomian micu peningk

9 memicu k apat potens

nsi kenaikan ingkatnya in si di tahun 2

de IHK

I 124.02

II 124.63

II 126.61

V 129.49 uhan Ekonom enawaran, serta sekto pasar intern an investas jadinya tren baikan kinerj riwulanan, ke pola pe

adjusted), m m krisis n nurunan se buhan pada

besar 0,45 Pada triw gkat sebes %(yoy), dan

atau 4,13± % (qtq) atau

inflasi pada ti pola norm

level 6,44 dunia yang katan perm kenaikan ha

i shock yang n Tarif Dasa nflasi dari 2 2008 akibat

qtq (%) yoy

1.95 4

0.49 6

1.59 4

2.27 6

i dan Inflasi Da

diprediksi a or industri p asional. Di t si untuk m n perbaikan a kedua sek Bangka Be ertumbuhan meski secara namun dip perti saat a triwulan

±1% (qtq)

wulan II, s sar 1,95±1 n pada triw ±1%(yoy). P u tumbuh 3

a tahun 201 malnya. Infla

4%±1%. S g menyeba intaan. Sela arga komod g dapat me r Listrik (TDL 2,17% di ta dampak kri Tabel 1 y (%) .98 Perayaa Persiap Kenaika Ditangg .29 Musim Excess Potensi .67 Idul Fitr Musim Excess Potensi .44 Idul Ad Musim Excess Potensi aerah   akan terjadi pengolahan. tahun 2010 meningkatka sektor indu ktor ini, mer

litung dipre n triwulana besaran be erkirakan t

krisis di ta I diperkir

) atau tum secara triw 1% (qtq)

wulan III tum Pada triwula

,43±1%(yoy

10 diperkira si Kota Pang Secara umu abkan peni ain itu el nin

ditas panga emberikan te L) dan harga ahun 2009 sis keuanga 1. Proyeksi Inf

an imlek an chengbeng an harga : minya gung Pemerintah

panen demand pangan kenaikan TDL d ri

panen demand pangan kenaikan TDL d ha, Natal, dan T panen demand pangan kenaikan TDL d

perbaikan Hal ini ter 0, beberapa n produksi ustri pengo rupakan mo ediksi nnya elum tidak ahun akan mbuh wulan atau mbuh an IV y). akan mening gkalpinang um inflasi ngkatan pe

no yang terj an dan ene ekanan yang a bahan bak

menjadi 6, an global.

flasi 2010 Ev

ak goreng terkai h (PPN DTP) bera

n dan energi akib dan harga BBM b

n dan energi akib dan harga BBM b Tahun baru

n dan energi akib dan harga BBM b PD

kinerja sek kait dengan

kuasa pena i pasir tim lahan adala tor bagi sek

gkat diband pada akhir dipengaruh endapatan jadi secara ergi. Dari a

g signifikan kar bersubsid

44% dikare

vent

it penghapusan as dan gula

bat el nino 2009 bersubsidi

bat el nino 2009 bersubsidi

bat el nino 2009 bersubsidi

G RB Nominal &P

Sumber : BPS B

tor pertamb n adanya ke ambang ber

ah. Indikas ah cukup be ktor-sektor la

dingkan 200 2010 diper hi oleh per

masyarakat global pada

administered

pada inflas di. Secara te enakan ren Pajak Pertambah 9 9 9 rafik 1. Pertumbuhan E

Bangka Balitung diola bangan enaikan encana si yang esarnya ainnya. 09, dan kirakan rbaikan t yang a tahun d price, si, yaitu eknikal, dahnya han Nilai Ekonomi ah


(3)

DAFTAR ISTILAH

Mtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya

Qtq Quarter to quarter perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan

sebelumnya

Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya

Share Of Growth Kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan PDRB

Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan suatu kegiatan produksi melalui

peningkatan modal Sektor ekonomi

dominan

Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan

Migas Minyak dan Gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri minyak

dan gas

Omzet Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

Share effect Kontribusi pangsa sektor atau subsektor terhadap total PDRB

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktifitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan

kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah. Indeks

Pembangunan Manusia

Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan pemerintah

daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPR, dan ditetapkan dengan peraturan daerah

Andil inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap

tingkat inflasi secara keseluruhan

Bobot inflasi Besaran yang menunjukan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi secara

keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut

Ekspor Dalah keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat

komersil maupun bukan komersil.

Impor Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun


(4)

PDRB atas dasar harga berlaku

Penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian

PDRB atas dasar harga konstan

Merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya

Bank Pemerintah Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah

(persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI Dana Pihak Ketiga

(DPK)

Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito

Loan to Deposits Ratio (LDR)

Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun

Cash inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan

dalam periode tertentu

Cash Outflows Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode

tertentu

Net Cashflows Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama

terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya

Aktiva Produktif Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan menghasilkan

penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia(SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bamk berdasarkan risiko dari masing-masing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada perorangan

Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran

pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio antara modal (modal inti dan modalpelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional

Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent)

Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas

nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu

Kliring Debet Kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan penyampaian

fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada penyelenggara kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menagani SKNBI di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional


(5)

Non Performing Loans/Financing (NPLs/Ls)

Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugia yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar PPAP yang dibentuk, misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar adalah 15 % dari jumlah Kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan), sedangkan untuk kedit Macet, PPAP yang harus dibentuk adalah 100% dari totsl kredit macet (setelah dikurangi agunan)

Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs)

Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) – NET

Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS)

Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) Industri

Pekerja

Pekerja Dibayar

Pekerja Tidak Dibayar I n p u t

Output

Nilai Tambah/Value

Added Produktivitas

Tingkat Efisiensi

Sistem kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Suatu kegiatan yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya, menjadi yang lebih tinggi nilainya termasuk kegiatan jasa industri, pekerjaan perakitan (assembling) dari bagian suatu industri.

Orang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha tersebut.

Oorang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha dengan mendapatkan upah/gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya baik berupa uang maupun barang.

Pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang ikut aktif dalam pengelolaan perusahaan tetapi tidak mendapatkan upah/gaji, tidak termasuk mereka yang bekerja kurang dari 1/3 jam kerja yang biasa di perusahaan.

Biaya antara yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan baku/penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri lainnya.

Nilai keluaran yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa nilai barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri yang diterima, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi dan penerimaan-penerimaan lainnya.

Selisih nilai output dengan nilai input atau biasa disebut dengan nilai tambah menurut harga pasar.

Rasio antara nilai out put dengan jumlah tenaga kerja baik yang dibayar maupun yang tidak dibayar.


(6)

         

Intensitas Tenaga Kerja

Gross Margin Usaha

Perusahaan

Perusahaan Industri

Jasa Industri

Suatu rasio antara biaya upah/gaji yang dikeluarkan untuk tenaga kerja terhadap nilai tambah.

Persentase value added dikurangi biaya tenaga kerja dibagi output.

Kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar dan atau menunjang kehidupan dan menanggung resiko.

Suatu unit usaha yang diselenggarakan/ dikelola secara komersil yaitu yang menghasilkan barang dan jasa sehomogen mungkin, umumnya terletak pada satu lokasi dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi, bahan baku, pekerja dan sebagainya yang digunakan dalam proses produksi.

Diklasifikasikan menjadi empat kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja tanpa memperhatikan penggunaan mesin maupun nilai dari aset yang dimiliki.

Kegiatan dari suatu usaha yang melayani sebagian proses industri suatu usaha industri atas dasar kontrak atau balas jasa ( fee ).