Partisipasi pemuda pesantren dalam mendukung berkembangnya koperasi syariah: studi pada koperasi pondok pesantren Basmallah Sidogiri Pasuruan.
PARTISIPASI PEMUDA PESANTREN DALAM
MENDUKUNG BERKEMBANGNYA
KOPERASI SYARIAH
(Studi Pada Koperasi Pondok Pesantren Basmallah Sidogiri
Pasuruan)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Dirasah Islamiyah
Oleh :
Fadhilah B Rahmatika
F520915009
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2017
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Fadhilah B Rahmatika, F520915009, PARTISIPASI PEMUDA PESANTREN
DALAM MENDUKUNG BERKEMBANGNYA KOPERASI SYARIAH (Studi
Pada Koperasi Pondok Pesantren Basmallah Sidogiri Pasuruan).
Kata Kunci : Partisipasi, Partisipasi Pemuda, Pengembangan Koperasi Syariah,
Kualitatif.
Dalam koperasi, partisipasi di jadikan sebagai alat pengembangan dan
keberlangsungan baik bagi anggota maupun bagi pihak manajemen. Yang
dimaksud dengan anggota disini adalah seluruh individu yang memiliki hak atau
kewajiban, tanggung jawab dan kepentingan dalam koperasi. Anggota tidak akan
terbatas akan sesuatu hal seperti umur, jenis kelamin, ras, suku, bahkan tingkat
sosial. Sebagaimana adanya anggota di sebuah koperasi maka harus ada
kontribusi dari anggota tersebut yakni dalam bentuk partisipasi. Tujuan penelitian
ini adalah pertama, untuk menggambarkan bagaimana partisipasi pemuda
pesantren dalam mengembangkan koperasi syariah khususnya Kopontren
Sidogiri. Kedua, apa saja motivasi dari pemuda untuk berpartisipasi. Ketiga,
manfaat apa yang didapat oleh kopontren dari adanya partisipasi dari pemuda
pesantren.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian
fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam,
observasi selama periode tertentu, dan dokumentasi. Objek pada penelitian ini
adalah koperasi syariah yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Sidogiri yang
dikenal dengan istilah Kopontren Sidogiri. Adapun informan dalam penelitian ini
adalah anggota yang sekaligus menjadi karyawan pada Kopontren Sidogiri yang
berada pada kantor pusat kopontren, dan telah mengabdi selama lebih dari 1 tahun
yang merupakan anggota yang aktif.
Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa hasil penelitian bahwa
pengambilan keputusan dilakukan oleh anggota khusus atau pemimpin Pondok
Pesantren Sidogiri, namun dalam prosesnya aspirasi dapat di berikan dari seluruh
anggota kepada pengurus secara terbuka. Anggota memiliki peran ganda yakni
sebagai pemilik dan pengguna, dimana sebagai pemilik berarti bersedia
berpartisipasi dalam permodalan dan sebagai pengguna berarti bersedia
melakukan transaksi bisnis dalam Kopontren Sidogiri. Rasa bangga karena
menjadi salah satu anggota Kopontren Sidogiri mencerminkan bawa tidak adanya
paksaan dari pihak manapun kepada pemuda pesantren untuk berpartisipasi.
Secara garis besar adanya partisipasi pemuda yang sangat tinggi pada
pengembangan Kopontren Sidogiri dengan menjadi anggota dan karyawan. Hal
ini ditunjukkan dengan beberapa aspek dalam bentuk dan dimensi partisipasi yang
menyatakan bahwa peran anggota adalah sebagai pemilik (owner) dan pengguna
(consumer) jasa/pelayanan.
vi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ABSTRACT
Fadhilah B Rahmatika, F520915009, THE PARTICIPATION OF YOUTH IN
SUPPORTING THE DEVELOPMENT OF SHARIA COOPERATIVE
BOARDING SCHOOL (Study On Basmallah Cooperative Sidogiri Pasuruan
Boarding Schools).
Keywords: Participation, Youth Participation, Sharia Cooperative Development,
Qualitative.
In the cooperative, participation in and the sustainability of development as a
means to both members and for the management. What is meant by a member
here are all individuals who have rights or obligations, responsibility and interest
in the cooperative. Members will not be limited to something like age, gender,
race, tribe, even social level. As they are members in a cooperative manner then
there should be contributions from members of the participation. The purpose of
this study is the first, to describe how the participation of the youth of Islamic
Boarding Schools in developing sharia cooperatives in particular Kopontren
Sidogiri. Second, what are the mativation of youth to participate. Third, what
benefits obtained by kopontren of the participation of youth boarding schools.
This research uses qualitative research methods with types of
phenomenology. Data collection is done by observation, in-depth interviews
during a certain period, and documentation. The object of this research is a sharia
cooperative owned by the Islamic Boarding Schools known as the Kopontren
Sidogiri. As for informants in this study is a member as well as being an employee
at Kopontren Sidogiri at kopontren headquarters, and has served for over 1 year
which is an active member.
In this study researchers found some of the results of research that the
decision-making is done by special members or leaders of the Sidogiri Boarding
Schools, but in the process the aspirations can be given to all members of the
executive board are open. Members have a dual role as owner and user, which
means that as the owner is willing to participate in the capital and as a user of
means are willing to transact business in the Kopontren Sidogiri. A sense of pride
for being one of the Kopontren members of the Sidogiri reflects the absence of
coercion by the all people to the youth boarding schools to participate.
Generally the existence of extremely high youth participation in the
development of Kopontren Sidogiri by becoming members and employees. This is
shown with some of the aspects of the form and dimensions of participation that
stated that the role of members is as the owner and the user (consumer) service.
vii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ...........................................................
iv
HALAMAN TRANSLITERASI ...........................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .........................................................
vii
ABSTRAK .............................................................................................
viii
ABSTRACT .............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...........................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xix
BAB I
: PENDAHULUAN .............................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ............................................
1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ..............................
7
C. Rumusan Masalah ......................................................
8
D. Tujuan Penelitian .......................................................
8
E. Manfaat Penelitian .....................................................
8
F. Kerangka Pemikiran Teoritis .....................................
9
G. Penelitian Terdahulu ..................................................
11
viii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
H. Sistematika Pembahasan ............................................
14
: KAJIAN PUSTAKA ........................................................
16
A. Partisipasi Pemuda Pesantren ....................................
16
1. Tinjauan Tentang Partisipasi .................................
16
a. Definisi Partisipasi ...........................................
16
b. Prinsip-prinsip Partisipasi ................................
18
c. Bentuk & Dimensi Partisipasi ..........................
20
d. Alat-alat Partisipasi ..........................................
23
e. Kualitas Partisipasi ...........................................
24
f. Partisipasi masyarakat ......................................
25
2. Tinjauan Tentang Partisipasi Pemuda ...................
26
a. Definisi Pemuda ...............................................
26
b. Urgensi Peran Pemuda .....................................
29
c. Definisi Partisipasi Pemuda .............................
31
B. Tinjauan Tentang Ekonomi Islam .............................
32
1. Ekonomi Islam ......................................................
32
a. Definisi Ekonomi Islam ...................................
33
b. Prinsip Dasar Ekonomi Islam ...........................
38
c. Nilai Utama Ekonomi Islam .............................
40
2. Pola Pengembangan Ekonomi Koperasi
dalam Konsep Islam ..............................................
42
a. Manajemen Sumber Daya Manusia Koperasi ..
43
b. Landasan Koperasi ...........................................
45
ix
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3. Organisasi Koperasi dalam Konsep Islam ............
45
a. Koperasi sebagai Organisasi
Pondok Pesantren ............................................
45
b. Sendi Dasar Koperasi dan Koperasi Pondok
Pesantren dalam UUD dan Kaitannya
BAB III
BAB IV
Dengan Konsep Ekonomi Islam .....................
48
: METODE PENELITIAN ..................................................
53
A. Jenis Penelitian ..........................................................
53
B. Objek Penelitian .........................................................
54
C. Jenis dan Sumber Data ...............................................
55
1. Data Primer ...........................................................
55
2. Data Sekunder .......................................................
59
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................
60
1. Observasi ...............................................................
60
2. Wawancara Mendalam ..........................................
61
3. Dokumentasi .........................................................
62
E. Teknik Analisis Data ................................................
63
1. Reduksi Data .........................................................
63
2. Penyajian Data ......................................................
63
3. Pengambilan Kesimpulan .....................................
64
F. Validasi Data .............................................................
64
: PAPARAN DATA PENELITIAN ....................................
67
A. Kondisi Pemuda Pesantren dalam Kopontren ...........
67
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
B. Analisis Data ..............................................................
76
1. Deskripsi Temuan Data Penelitian ........................
76
a. Partisipasi dalam Bentuk Pemanfaatan
Jasa/Pelayanan (Service) ..................................
82
b. Partisipasi dalam Bentuk Pengambilan
Keputusan (Decision Making) ..........................
85
c. Partisipasi dalam Sudut Tekanan
(Dipaksakan & Sukarela) .................................
86
d. Partisipasi dalam Sudut Pelaksanaannya
(Langsung & Tidak Langsung) ........................
89
e. Partisipasi dalam Sudut Peran Anggota
(Kontributif & Insentif) ....................................
91
f. Matriks Interpretasi Hasil Penelitian ................
92
2. Deskripsi Temuan Data Tambahan
dalam Penelitian ....................................................
100
a. Motif Pemuda Pesantren untuk
BAB V
Berpartisipasi .........................................................
100
b. Proses Rekrutmen Calon Karyawan .................
102
c. Kendala yang Dihadapi dalam Kopontren .......
104
: HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................
106
A. Peran Penting Partisipasi Pemuda dalam
Perkembangan Kopontren Sidogiri .......................
107
B. Faktor-faktor Pendorong Partisipasi Pemuda ............
114
xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
C. Akibat Positif dari Partisipasi Pemuda
Terhadap Perkembangan Kopontren ................................
115
D. Keterbatasan dan Hambatan Partisipasi Pemuda
Bagi Perkembangan Kopontren ........................................
118
: PENUTUP .........................................................................
120
A. Kesimpulan ................................................................
120
B. Saran ..........................................................................
123
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
125
LAMPIRAN ...........................................................................................
130
BAB VI
xii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan dan perekonomian tidak bisa terlepas satu sama lain seperti dua
sisi mata uang yang saling berhubungan, walapun berbeda di kedua sisinya namun
saling terkait dan memiliki nilai. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
membutuhkan perekonomian sebagai roda penggerak berlangsungnya kegiatan.
Bayangkan jika suatu perekonomian tidak dapat berjalan dengan normal dan
akibat apa yang akan di timbulkan dari masalah tersebut. Tidak hanya satu pihak
yang merasakan pengaruhnya, tetapi semua kalangan masyarakat akan ikut
merasakannya.
Perekonomian akan berjalan dengan baik apabila ada institusi yang terbentuk
untuk menjembatani dan mendukung berlangsungnya kegiatan perekonomian
tersebut. Sesuai dengan kebutuhan dan tingkat sosial masyarakat di Indonesia, ada
begitu banyak institusi keuangan di berbagai daerah, seperti bank, koperasi,
perusahaan asuransi, perusahaan gadai, pengelola dana pensiun, dsb.
Secara umum apa yang di kenal dengan ekonomi adalah yang berhubungan
dengan sistem kapitalisme yang sudah berlaku berabad-abad di negara barat.
Definisi ilmu ekonomi tersebut menjadi dasar pijakan dari sistem ekonomi
konvensional yang sekarang berlaku umum di dunia yakni kapitalisme yang
mendominasi (dan di beberapa sudut kecil dunia adalah sosialisme).1
1
Apridar, Teori Ekonomi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 5.
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Di Indonesia yang mayoritas penduduk adalah muslim merasa tidak sepaham
dengan bentuk ekonomi konvensional tersebut. Ada banyak sistem dalam
ekonomi konvensional yang tidak bisa diterima dan bertentangan dengan ajaran
Islam. Masyarakat Indonesia membutuhkan sistem ekonomi yang sesuai dengan
syariat Islam. Agar dalam kegiatannya masyarakat bisa melakukan dengan tenang
dan tanpa ada rasa ragu.
Dalam perspektif Islam, terdapat 5 (lima) prinsip dasar dari bangunan
ekonomi Islam, yakni :2 (1) tauhid (keimanan); (2) „adl (keadilan); (3) nubuwwah
(kenabian); (4) khilafah (pemerintahan); (5) ma‟ad (hasil). Lima perspektif ini
yang mengatur kegiatan perekonomian sehingga membentuk suatu karakter
seorang muslim dalam kegiatan ekonominya. Aktivitas ekonomi tidak akan
terlepas dari karakteristik manusianya itu sendiri.3
Pemaknaan ajaran-ajaran Islam dalam penerapannya di kehidupan dapat di
bentuk dari kepribadian seorang. Untuk mewujudkan suatu tatanan kehidupan
masyarakat yang baik harus dimulai dari pembinaan kualitas kehidupan secara
individual.4 Karena dari sekumpulan individu-individu itulah yang nantinya dapat
memberikan pengaruh perubahan yang lebih baik dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat.
Berdirinya lembaga pendidikan pesantren tidak lain bertujuan untuk
memberikan pendidikan, mengembangkan dan menyebarkan ilmu-ilmu dalam
agama Islam. Pada umunya keadaan seperti ini masih digunakan dalam pesantren
2
Apridar, Teori Ekonomi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 131.
Rivai, Islamic Economics – Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi SOLUSI (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009).
4
Ibid.
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
tradisional, berbeda dengan pesantren modern yang juga mengajarkan ilmu umum
dan ketrampilan lain dengan mengabungkan antara sistem pengajaran non klasikal
(tradisional) dan sistem klasikal (sekolah).
Namun pada dasarnya semua pesantren sama yakni mengajarkan ilmu-ilmu
dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, agar individu Islam dapat
memahami nilai-nilai yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan
sehari-hari, melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan menghindari apa yang
tidak perlu dilakukan, tidak ada pengecualian di dalamnya baik individu yang ada
di dalam pesantren ataupun di luar pesantren.
Dalam aktivitas ekonomi, di beberapa pesantren juga ikut mendirikan institusi
keuangan dan jasa yang berlandaskan syariah untuk menunjang kegiatan ekonomi
masyarakatnya seperti koperasi, demi kesejahteraan seluruh masyarakat yang ada
di pesantren atau bahkan masyarakat di sekitar wilayah pesantren.
Pesantren Sidogiri Pasuruan misalnya, telah mendirikan suatu institusi yang
di kenal dengan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Sidogiri yang pada awal
mula hanya berupa kantin dan toko kelontong namun sekarang sudah berupa
badan hukum koperasi sejak tahun 1997. Kopontren Sidogiri telah mengalami
perkembangan yang sangat signifikan hingga saat ini, dari unit/cabang pelayanan,
jenis usaha bisnis, segi aktiva tetap (aset), dan jumlah keanggotaan. Berikut
adalah tabel perkembangan Koperasi Pondok Pesantren Sidogiri secara rinci :5
5
Syaiful Bakhri, Sukses Ekonomi Islam di Pesantren (Pasuruan: Cipta Pustaka Utama, 2011), 72.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Tabel 1.1 Perkembangan Koperasi Pondok Pesantren Sidogiri
KOPONTREN
SIDOGIRI
PASURUAN
Per Tahun 2015
Per Tahun 2016
Unit/Cabang
Pelayanan Yang
Tersebar
75 unit yang tersebar di
Jawa Timur dan Madura
Membuka 11 unit baru di
Jawa Timur dan
Kalimantan Barat
Jenis Usaha Bisnis
75 jenis usaha unit bisnis
86 jenis usaha unit bisnis
Aktiva Tetap (Aset)
Sebesar Rp
21.231.955.884
Sebesar Rp
30.245.710.874
Jumlah Keanggotaan
Total 1.843 anggota
Total 1.971 anggota
Dalam tabel diatas jelas tertera bahwa adanya perbedaan dan perkembangan
yang signifikan dari berbagai aspek dalam Kopontren Sidogiri, seperti dalam
aspek fisik yang dibuktikan dengan bertambahnya unit/cabang dalam satu tahun
dari 75 menjadi 86 unit/cabang retail baik di Pulau Jawa maupun di Pulau
Kalimantan. Aspek lain seperti dari aset yang mengalami penambahan sebesar Rp
9.013.754.990 dalam kurun satu tahun. Dan yang paling penting adalah
bertambahnya jumlah keanggotaan yang terdaftar dalam satu tahun sebanyak 128
orang yang bergabung menjadi anggota Kopontren Sidogiri.
Dengan berkembangnya beberapa aspek yang signifikan tersebut, maka
terlihat bahwa perkembangan Kopontren Sidogiri
sangatlah pesat
dan
kemajuannya memberikan kontribusi yang sangat besar kepada perekonomian
dalam masyarakat, sehingga kemaslahatannya bagi umat juga semakin besar.
Berdasarkan pengertian, koperasi adalah swadaya yang dimiliki, didirikan,
dan dikelola secara bersama-sama oleh anggotanya, serta bertujuan membantu
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sejak awal berdirinya, anggota sudah di
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
haruskan ikut serta dalam kontribusi pembiayaan koperasi, pengambilan
keputusan dan pengawasan, bahkan anggota harus berpartisipasi dalam
memanfaatkan fasilitas-fasilitas pelayanan koperasi. Oleh karena itu, partisipasi
merupakan kegiatan yang paling penting karena hidup matinya koperasi
bergantung pada keaktifan partisipasi anggota.6
Yang dimaksud dengan anggota disini adalah seluruh kalangan yang
memiliki hak atau kewajiban, tanggung jawab dan kepentingan dalam koperasi.
Anggota tidak akan terbatas akan sesuatu hal seperti umur, jenis kelamin, ras,
suku, bahkan tingkat sosial. Sebagaimana adanya anggota di sebuah koperasi
maka harus ada kontribusi dari anggota tersebut yakni dalam bentuk partisipasi.
Partisipasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sekelompok orang
menemukan dan mengimplementasikan gagasan atau ide-ide koperasi. Melalui
partisipasi, anggota sendiri yang mengisyaratkan dan menyatakan kepentingan,
sumber-sumber daya yang digerakkan, keputusan dapat dilaksanakan dan
dievaluasi. Partisipasi dibutuhkan untuk mengurangi kinerja buruk, mencegah
penyimpangan dan membuat pemimpin bertanggung jawab atas berjalannya
kegiatan di koperasi.7
Dalam unit koperasi yang lebih besar akan membutuhkan beberapa anggota
aktif yang sudah memotivasi dirinya untuk berpartisipasi dalam koperasi,
memposisikan diri di dalam pemilihan dewan pengurus, dan bersedia untuk
mewakili anggota secara keseluruhan dalam hal-hal tertentu. Untuk unit koperasi
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi – Pokok-pokok Pikiran mengenai Manajemen dan
Kewirausahaan Koperasi (Jakarta: Erlangga, 2010), 166.
7
Khasan Setiaji, “Pengaruh Partisipasi Anggota dan Lingkungan Usaha Terhadap Keberhasilan
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kapas Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara”, JEJAK, Vol. 2, No. 1 (Maret, 2009), 22.
6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
yang lebih kecil lebih membutuhkan anggota yang memiliki pengetahuan tentang
koperasi, anggota yang memiliki kesetiaan dan bangga akan koperasinya, serta
dapat menyesuaikan diri terhadap budaya organisasi koperasi yang ada.8
Yang di maksud dengan anggota koperasi dapat meliputi peorangan atau
badan hukum koperasi yang ada di Indonesia. Perorangan yang dimaksud yaitu
yang secara sukarela menjadi anggota suatu koperasi dengan memenuhi
persyaratan dan melakukan tugas-tugasnya di dalam koperasi, sedangkan badan
hukum yaitu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup yang
lebih luas.9
Dengan partisipasi, peran dari adanya anggota koperasi semakin jelas dan
terstruktur. Anggota tidak hanya menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan
semaunya, tetapi akan berjalan sesuai dengan seharusnya. Partisipasi di jadikan
sebagai alat pengembangan dan keberlangsungan koperasi baik bagi anggota
maupun bagi pihak manajemen.
Dengan penelitian ini, peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang partisipasi
dari pemuda yang ada di pesantren Sidogiri Pasuruan sebagai anggota koperasi
pondok pesantren Sidogiri dalam mendukung perkembangan institusi yang
berbentuk koperasi dan bergerak dengan sistem syariah pada khususnya dan
perkembangan ekonomi islam pada umunya. Selain itu ingin mengetahui faktor
apa
saja
yang
mendorong
pemuda
pesantren
dalam
keikutsertaannya
mengembangkan koperasi syariah di lingkungannya.
Johnston Birchall and Richard Simmons, “What Motivates Member To Participate In The
Governance of Consumer Co-operatives ? A Study of The Co-operative Group”, University of
Stirling (January, 2004).
9
Djoko Mulyono, Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam (Yogyakarta: Andi Offset,
2012), 49.
8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari latar belakang yang ada dalam penelitian ini, berikut identifikasi dan
batasan masalah dalam penelitian:
1.
Partisipasi pemuda pesantren dalam perkembangan ekonomi islam.
2.
Partisipasi pemuda pesantren dalam perkembangan koperasi syariah.
3.
Pengaruh yang ditimbulkan dari adanya partisipasi pemuda pesantren dalam
pengembangan koperasi syariah.
4.
Hubungan antara pendidikan/pengetahuan dengan keaktifan pemuda
pesantren sebagai sumber daya manusia dalam koperasi.
5.
Menyesuaikan job-desk dengan minat para pemuda pesantren untuk menjadi
anggota koperasi.
6.
Bentuk kerjasama antar anggota koperasi.
7.
Kontribusi para anggota dalam mendukung berkembangnya koperasi.
8.
Manfaat dari keaktifan anggota terhadap kegiatan di koperasi.
9.
Adanya penghargaan untuk keaktifan anggota koperasi.
10. Antusiasme pemuda pesantren untuk menjadi anggota/karyawan koperasi.
11. Dampak
perkembangan
jumlah
anggota
dan
karyawan
terhadap
berkembanganya koperasi.
12. Dampak berkembangnya koperasi pondok pesantren Sidogiri terhadap
kegiatan ekonomi di lingkungan Pondok Pesantren.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
C. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat diambil dari penelitian ini adalah mengenai partisipasi
pemuda pesantren dalam perkembangan koperasi syariah. Kemudian peneliti
merumuskannya dengan beberapa pertanyaan:
1.
Bagaimana partisipasi pemuda Pesantren Sidogiri Pasuruan dalam
mengembangkan koperasi syariah khususnya Kopontren Sidogiri?
2.
Faktor apa saja yang mendorong partisipasi pemuda ?
3.
Bagaimana manfaat yang di rasakan oleh Kopontren Sidogiri setelah adanya
partisipasi dari para pemuda pesantren ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.
Menggambarkan partisipasi pemuda Pesantren Sidogiri Pasuruan dalam
mengembangkan koperasi syariah khususnya Kopontren Sidogiri.
2.
Mendeskripsikan faktor apa saja yang menjadi pendorong partisipasi
pemuda.
3.
Menjelaskan
manfaat
yang
dirasakan
dari
peran
pemuda
dalam
keikutsertaannya mengembangkan koperasi syariah di Kopontren Sidogiri.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dengan melakukan penelitian ini, antara lain :
1.
Manfaat Teoritis
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan wawasan, ilmu, dan
pengalaman yang lebih luas kepada peneliti tentang perkembangan ekonomi
islam
di
Indonesia
khususnya tentang partisipasi
pemuda dalam
mengembangkan koperasi syariah.
2.
Manfaat Praktis
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menambah wawasan dan acuan seluruh kalangan yang ada di pesantren
secara khusus. Dan memberikan masukan atau bahan pertimbangan bagi
Kopontren Sidogiri dalam sistem kebijakan agar semakin berkembangnya
Ekonomi islam di Indonesia.
F. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran merupakan pondasi utama yang berupa sebuah miniatur
atau model dari keseluruhan proses yang akan dilakukan dalam penelitian. Isi dari
kerangka pemikiran adalah menerangkan bagaimana hubungan dari suatu teori
yang digunakan dengan faktor‐faktor yang telah diketahui dan diangkat dalam
suatu masalah. Tujuan dari adanya kerangka pemikiran adalah untuk membatasi
peneliti akan suatu hal yang di teliti, dan mempermudah peneliti untuk
mendapatkan jawaban atas masalah yang di angkat dalam penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
PARTISIPASI
DIMENSI
PARTISIPASI
BENTUK
PARTISIPASI
Sudut Tekanan
Decision Making
Pelaksanaan
Services
Peran Anggota
KOPERASI
SYARIAH
Sumber : Konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini (2017)
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, partisipasi akan dilihat dari dua aspek yakni dimensi
partisipasi dan bentuk partisipasi. Aspek ini berdasarkan pada teori yang
diungkapkan oleh Hendar dan Jochen Ropke dimana ada 4 dimensi partisipasi dan
3 bentuk pasrtisipasi, yakni dimensi dari sudut (1) tekanan yang terdiri dari
dipaksakan dan sukarela; (2) keabsahan yang terdiri dari formal dan informal; (3)
pelaksanaan yang terdiri dari langsung dan tidak langsung; dan (4) peran anggota
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
yang terdiri dari kontributif dan insentif. Sedangkan bentuk pasrtisipasi yang
terdiri dari (1) economic resources; (2) decision making; dan (3) services.
Dalam penelitian ini hanya akan berfokus kepada tiga (3) dimensi partisipasi
dan dua (2) bentuk partisipasi. Kedua aspek ini sangat berhubungan satu sama
lain. Bentuk partisipasi yang terdiri dari peran decision making dan service akan
dipengaruhi oleh dimensi partisipasi seperti sudut tekanan, pelaksanaan dan peran
anggota didalamnya.
Hal ini disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan dimaksudkan untuk
mempermudah peneliti dalam mengkaji sesuatu hal secara mendalam dengan
hanya berfokus kepada beberapa aspek yang diambil.
G. Penelitian Terdahulu
Telaah pustaka mengenai penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penelitian yang telah dilakukan
dengan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian pernah dilakukan oleh Khasan Setiaji yang berjudul “Pengaruh
Partisipasi Anggota dan Lingkungan Usaha Terhadap Keberhasilan Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kapas Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara”. Penelitian ini di lakukan pada tahun 2009. Penelitian ini ditujukan
untuk menemukan pengaruh signifikan dari partisipasi anggota dan lingkungan
usaha terhadap keberhasilan koperasi. Dan hasil menunjukkan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara partisipasi anggota dan lingkungan usaha dengan
keberhasilan koperasi. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
populasi adalah seluruh anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Kapas Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara yang berjumlah 409 orang.
Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas partisipasi anggota.
Sedangkan, variabel terikatnya adalah keberhasilan koperasi. Keberhasilan
koperasi dilihat dari melalui efisiensi pengelolaan usaha, efisiensi pembangunan,
dan manfaat yang diperoleh anggota. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
angket, dokumentasi dan wawancara.10
Penelitian yang lain juga di lakukan oleh I Kadek Rustiana Putra, I Wayan
Suwendra dan Wayan Cipta dengan Judul “Pengaruh Partisipasi Anggota Sebagai
Pemilik dan Partisipasi Anggota Sebagai Pelanggan Terhadap Perolehan Sisa
Hasil Usaha Pada Koperasi Unit Desa di Kabupaten Buleleng Tahun 2010-2013.”
Penelitian ini di lakukan pada tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain
kuantitatif kausal. Subjek penelitian adalah KUD di Kabupaten Buleleng dan
sebagai objeknya adalah partisipasi anggota sebagai pemilik, partisipasi anggota
sebagai pelanggan dan perolehan SHU dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2013. Data dikumpulkan dengan pencatatan dokumen serta dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1)
ada pengaruh signifikan dari partisipasi anggota sebagai pemilik dan partisipasi
anggota sebagai pelanggan secara simultan terhadap perolehan SHU, (2) ada
pengaruh positif dan signifikan dari partisipasi anggota sebagai pemilik secara
parsial terhadap perolehan SHU (3) ada pengaruh positif dan signifikan dari
Khasan Setiaji, “Pengaruh Partisipasi Anggota dan Lingkungan Usaha Terhadap Keberhasilan
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kapas Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara”, JEJAK, Vol. 2, No. 1 (Maret, 2009).
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
partisispasi anggota sebagai pelanggan secara parsial terhadap perolehan SHU
pada KUD di Kabupaten Buleleng tahun 2010-2013.11
Penelitian selajutnya oleh Heri Nurranto dan Firdaus Budhy Saputro dengan
judul “Pengukuran Tingkat Partisipasi Anggota dan Pengaruhnya Terhadap
Keberhasilan Koperasi.” Pada tahun 2015. Peneliti menguji model integratif yang
terdiri dari aspek anggota, manajemen koperasi, program partisipasi, kualitas
partisipasi dan keberhasilan koperasi. Model ini digunakan untuk menguji
hipotesis yang diajukan, yaitu melalui data kuesioner dari 108 Anggota Kopkar
Unindra dan hasil perhitungan software SmartPLS membuktikan bahwa Aspek
Anggota berpengaruh positif terhadap kualitas partisipasi anggota Manajemen
koperasi berpengaruh positif terhadap kualitas partisipasi. Program partisipasi
berpengaruh positif terhadap kualitas partisipasi anggota dan kualitas partisipasi
anggota berpengaruh positif terhadap keberhasilan koperasi aspek anggota,
manajemen koperasi dan program partisipasi secara bersama-sama mampu
menjelaskan konstruk kualitas partisipasi anggota sebesar 48,79%. Sementara
konstruk keberhasilan koperasi mempunyai koefisien R-square sebesar 0,2434
artinya bahwa konstruk kualitas partisipasi anggota mampu menjelaskan konstruk
keberhasilan koperasi sebesar 24,34%.12
Dari ketiga penelitian yang pernah di lakukan tersebut memiliki persamaan
dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya yakni meneliti tentang
I Kadek Rustiana Putra, dkk, “Pengaruh Partisipasi Anggota Sebagai Pemilik dan Partisipasi
Anggota Sebagai Pelanggan Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Unit Desa di
Kabupaten Buleleng Tahun 2010-2013.”, e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen, Vol. 2 (2014).
12
Heri Nurranto dan Firdaus Budhy Saputro, “Pengukuran Tingkat Partisipasi Anggota dan
Pengaruhnya Terhadap Keberhasilan Koperasi.”, SOSIO e-KONS, Vol. 7, No. 2, (Agustus, 2015).
11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
partisipasi anggota koperasi dan pengaruhnya terhadap perkembangan koperasi
tersebut. Dan perbedaan dengan penelitian ini adalah dari segi pemuda sebagai
anggota koperasi pesantren yang memfokuskan kepada objek pemuda pesantren
dan koperasi yang di pilih adalah koperasi yang berlandaskan sistem syariah.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penyusunan tesis ini dapat di jelaskan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian yang menjelaskan latar belakang masalah,
identifikasi dan batasan masalah, perumusan masalah yang diambil, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran teoritis, penelitian terdahulu,
serta sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan bagian yang menjelaskan landasan teori yang
berhubungan dengan penelitian dan dipakai sebagai landasan teori pendukung
penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan bagian yang menjelaskan bagaimana metode yang
digunakan, objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan
validasi data.
BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
Paparan data penelitian merupakan bagian yang menjelaskan deskripsi objek dan
subjek penelitian secara lebih rinci, analisis data temuan, dan deskripsi temuan
data tambahan dalam penelitian.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan memberikan pemaparan secara rinci mengenai hasil dari
penelitian yang telah di dapatkan untuk menjawab rumusan masalah yang ada.
BAB VI PENUTUP
Penutup merupakan bagian terakhir penulisan tesis. Bagian ini memuat
kesimpulan dan saran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Partisipasi Pemuda Pesantren
1.
a.
Tinjauan Tentang Partisipasi
Definisi Partisipasi
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang berarti
pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) partisipasi merupakan kata dasar yang memiliki makna
turut berperan serta dalam suatu kegiatan, dengan kata lain bisa disebut
dengan keikutsertaan atau peran serta. Sebenarnya kata kunci dari
partisipasi adalah keterlibatan individu baik secara fisik maupun emosi.
Partisipasi adalah keikutsertaan individu dalam kegiatan-kegiatan
tertentu, baik dalam kondisi yang menyenangkan maupun dalam kondisi
yang tidak menyenangkan.1 Secara singkat partisipasi menjadi suatu gejala
demokrasi dimana individu diikutsertakan dalam suatu perencanaan dan
pelaksanaan, juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat
kewajibannya.
Department for International Development (DFID) mendefinisikan
partisipasi sebagai berikut : 2
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi – Pokok-pokok Pikiran mengenai Manajemen dan
Kewirausahaan Koperasi (Jakarta: Erlangga, 2010), 168.
2
DFID, “Youth Participation in Development: A Guide for Development Agencies and Policy
Makers”
dalam
http://www.youthpolicy.org/library/documents/youth-participation-in-
1
16
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
“... enabling people to realise their rights to participate in, and access
information relating to, the decision-making processes which affect
their lives.”
Yang berarti seseorang akan menyadari bahwa dirinya perlu melakukan
partisipasi untuk memperoleh dan memberikan informasi yang dibutuhkan
dan ikut berperan serta dalam proses pengambilan keputusan yang mungkin
akan berpengaruh dalam hidupnya. Dengan kata lain pentingnya
keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan akan memberikan banyak
pengalaman yang berpengaruh dalam hidupnya.
Partisipasi juga dapat diartikan sebagai suatu keterlibatan spontan yang
disertai dengan tanggung jawab yang akan di terima terhadap kepentingan
kelompok untuk mencapai tujuan bersama.3 Biasanya keterlibatan ini
muncul dengan adanya kesadaran dari masing-masing individu, dengan kata
lain tidak adanya faktor paksaan atau tuntutan dari pihak manapun. Seorang
individu dengan sendirinya merasa perlu untuk ikut berpartisipasi dalam
sebuah kelompok baik dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan
diri sendiri ataupun untuk mengembangkan tujuan kelompok.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari adanya partisipasi adalah untuk meningkatkan kemampuan
setiap orang yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam
sebuah program pembangunan, dengan kata lain adalah memberdayakan
potensi yang dimiliki seseorang, dengan cara melibatkan individu dalam
development-a-guide-for-development-agencies-and-policy-makers/ Diakses 19 April 2017 pukul
15.10 PM.
3
Nurul Sawitri, “Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna Desa” (Skripsi – Universitas
Negeri Semarang, Semarang, 2014), 06.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya untuk jangka
lebih panjang.
Setelah tujuan dari partisipasi tercapai, maka manfaat yang akan
dirasakan bagi keberhasilan organisasi, antara lain: 4
1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena
banyaknya sumbangan yang berarti dan positif.
2) Mengedepankan komunikasi dua arah sehingga baik bawahan maupun
atasan memiliki kesempatan yang sama dalam mengajukan pemikiran.
3) Mendorong kemampuan berpikir kreatif demi kepentingan bersama.
4) Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk membangun
kepentingan bersama.
5) Memungkinkan untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi.
b. Prinsip-prinsip Partisipasi
Prinsip partisipasi tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan
Partisipatif yang disusun oleh Department for International Development (DFID)
antara lain: 5
1) Cakupan semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang
terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek
pembangunan.
Bahaddur Muslikh, “Partisipasi Orang Tua Siswa Dalam Pembelajaran di SD Islam Terpadu
Salman Al Farisi Yogyakarta” (Skripsi – Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2012), 2021.
5
DFID, “Youth Participation in Development: A Guide for Development Agencies and Policy
Makers”
dalam
http://www.youthpolicy.org/library/documents/youth-participation-indevelopment-a-guide-for-development-agencies-and-policy-makers/ Diakses 13 April 2017 pukul
13.31 PM.
4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
2) Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership). Pada dasarnya setiap
orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta
mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut dalam setiap
proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan
struktur masing-masing pihak.
3) Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan
komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga
menimbulkan dialog.
4) Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership). Berbagai
pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan
dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.
5) Kesetaraan tanggung jawab (Sharing Responsibility). Berbagai pihak
mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena
adanya kesetaraan kewenangan (Sharing Power) dan keterlibatannya
dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya.
6) Pemberdayaan (Empowerment). Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas
dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sehingga melalui
keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses
saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
7) Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat
untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan
yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya
manusia.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
c.
Bentuk & Dimensi Partisipasi
Ada 3 bentuk partisipasi menurut Jochen Ropke, antara lain : 6
1) Kesediaan anggota untuk memberikan sumbangan sumber daya
ekonomis (economic resources).
2) Keikutsertaan anggota dalam pengambilan keputusan (decision
making).
3) Kesediaan anggota untuk memanfaatkan jasa-jasa / pelayanan koperasi
(services).
Dalam bentuk partisipasi di atas, seorang anggota tidak dapat memutuskan
dengan sendirinya dalam bentuk apa dirinya akan berkontribusi, tetapi akan
berdasar dari beberapa dimensi yang mendasari dari partisipasi anggota tersebut
dalam sebuah lingkungan. Menurut Hendar berikut adalah dimensi pertisipasi
anggota antara lain: 7
Dimensi yang pertama yakni dipandang dari sudut tekanan terhadap
partisipasi. Terbagi menjadi dua yakni dipaksakan dan sukarela. Partisipasi
dipaksakan muncul karena adanya undang-undang yang mengharuskan seseorang
untuk ikut berpartisipasi dan jika tidak mematuhinya ada bentuk sanksi yang
diberikan, seperti contoh di beberapa negara komunis. Sedangkan partisipasi
sukarela yakni apabila pihak manajemen koperasi memulai suatu gagasan dan
para anggota menyetujui untuk ikut berpartisipasi.
6
Ropke, Jochen, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009).
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi – Pokok-pokok Pikiran mengenai Manajemen dan
Kewirausahaan Koperasi (Jakarta: Erlangga, 2010), 168.
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
Partisipasi dipaksakan
(forced)
Terjadi karena
paksaan karena hal
tertentu.
Partsipasi sukarela
(voluntary)
Terjadi karena adanya
kesadaran untuk ikut
serta berpartisipasi
Dipandang dari
sudut tekanan
Gambar 2.1 Dimensi Partisipasi Dari Sudut Tekanan
Dimensi kedua dipandang dari sudut keabsahannya. Terdiri dari partisipasi
formal dan informal. Partisipasi formal terjadi apabila ada ketentuan yang wajib
dilakukan seperti adanya surat keputusan yang harus dilaksanakan oleh anggota.
Dalam partisipasi informal akan terdapat suatu persetujuan lisan antara pihak
manajemen/pengurus dengan anggota mengenai bidang-bidang partisipasi.
Partisipasi formal
Terdapat ketentuanketentuan formal.
Partisipasi informal
Adanya persetujuan
lisan antara atasan dan
bawahan.
Dipandang dari
sudut keabsahan
Gambar 2.2 Dimensi Partisipasi Dari Sudut Keabsahan
Kemudian dimensi ketiga yakni sudut pelaksanaannya yang terbagi menjadi
partisipasi langsung dan tidak langsung. Partisipasi langsung yakni setiap anggota
bisa mengajukan usul, saran, kritik kepada pihak manajemen/pengurus. Biasanya
terjadi dalam koperasi skala kecil. Sedangkan dalam partisipasi tidak langsung,
akan ada wakil yang membawakan aspirasi dari orang lain dan biasanya terjadi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
dalam koperasi yang sudah berskala besar dengan memiliki anggota yang sangat
banyak dan tersebar.
Partisipasi Langsung
(Direct Participation)
Terjadi apabila setiap
orang dapat
mengajukan
pandangan,
membahas pokok
persoalan,
mengajukan
keberatan.
Partisipasi Tidak
Langsung (Indirect
Participation)
Terjadi apabila
terdapat wakil yang
membawa inspirasi
orang lain atas nama
karyawan atau
anggota.
Dipandang dari
pelaksanaannya
Gambar 2.3 Dimensi Partisipasi Dari Sudut Pelaksanaan
Dimensi yang terakhir yakni dipandang dari peran anggota yang terdiri dari
partisipasi kontributif dan partisipasi insentif. Dalam partisipasi kontrubutif
kedudukan anggota sebagai pemilik dengan mengambil bagian dalam penetapaan
tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan terhadap jalannya
perusahaan koperasi. Sedangkan dalam partisipasi insentif kedudukan anggota
sebagai pelanggan/pemakai dengan memanfaatkan berbagai potensi pelayanan
yang disediakan oleh perusahaan dalam menunjang kepentinganya.
Partispasi
Kontributif
Kedudukan anggota sebagai
pemilik.
Partisipasi Insentif
Kedudukan anggota sebagai
pelanggan/ pemakai.
Dipandang dari
peran anggota
Gambar 2.4 Dimensi Partisipasi Dari Sudut Peran Anggota
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
d. Alat-alat Partisipasi
Terdapat beberapa alat partisipasi yang digunakan untuk memenuhi keinginan
dan permintaan dari anggota atas keputusan yang diambil pihak manajemen,
yakni : 8
1) Voice : anggota dapat mempengaruhi manajemen dengan memberikan
pertanyaan, usul, informasi, ataupun kritik yang dimiliki.
2) Vote : anggota dapat memberikan pendapat mengenai siapa yang akan
dipilih sebagai manajer, pengurus, badan pemeriksa, dan panitia-panitia
lain.
3) Exit : anggota dapat mempengaruhi manajemen dengan cara keluar atau
meninggalkan sebagai anggota suatu organisasi, atau dengan tidak
membeli barang yang di jual dalam usaha organisasinya dan memilih
membeli di tempat lain yang serupa, atau bahkan dengan mengancam
tidak melakukan atau mengurangi segala aktivitas dalam organisasi
(menjadi anggota pasif).
Agar partisipasi lebih efektif, ketiga dari alat tersebut harus bekerja dengan
serempak dan saling melengkapi. Voice akan efektif apabila dibebaskan untuk
mengeluarkannya. Begitu juga dengan exit, apabila voice dan vote dalam koperasi
sangat kuat, tetapi apabila tidak ada hak untuk exit maka partisipasi juga tidak
akan berjalan dengan efektif. Sementara itu, loyalitas memegang peranan yang
penting dalam mengaktifkan voice dan exit. Dan juga untuk membuat voice
8
Arief Subyantoro, Manajemen Koperasi (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2015), 82.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
menjadi lebih efektif melalui loyalitas, ancaman exit diperlukan. Begitulah cara
kerja ketiga alat tersebut agar tercipta pasrtisipasi yang efektif.
e.
Kualitas Partisipasi
Keberhasilan suatu partisipasi dapat dinilai dari seberapa besar kualitas dari
anggota suatu organisasi. Berikut adalah tiga poin penting kualitas partisipasi
yakni: 9
P = f (a, m, p), di mana : P = partisipasi anggota, a = kualitas
anggota, m = kualitas manajemen organisasi, p = kualitas program.
Partisipasi akan berhasil apabila adanya hubungan berkesinambungan antara
anggota, program, dengan manajemen. Kesesuaian antara anggota dan program
adalah adanya kesepakatan antara kebutuhan anggota dan hasil (output) program
suatu organisasi. Jika dalam organisasi koperasi, program yang dimaksudkan
adalah penyediaan sarana produksi, pembelian hasil produksi anggota, penjualan
barang/produk konsumsi, penyediaan fasilitas perkreditan, pelayanan jasa-jasa
seperti penerimaan pembayaran rekening listrik, telepon, air dan lain-lain.
Kesesuaian antara anggota dan manajemen akan terjadi apabila anggota
mempunyai
kemampuan
(kompetensi)
dan
kemauan
(motivasi)
dalam
mengemukakan hasrat kebutuhannya (permintaan). Di samping it
MENDUKUNG BERKEMBANGNYA
KOPERASI SYARIAH
(Studi Pada Koperasi Pondok Pesantren Basmallah Sidogiri
Pasuruan)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Dirasah Islamiyah
Oleh :
Fadhilah B Rahmatika
F520915009
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2017
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Fadhilah B Rahmatika, F520915009, PARTISIPASI PEMUDA PESANTREN
DALAM MENDUKUNG BERKEMBANGNYA KOPERASI SYARIAH (Studi
Pada Koperasi Pondok Pesantren Basmallah Sidogiri Pasuruan).
Kata Kunci : Partisipasi, Partisipasi Pemuda, Pengembangan Koperasi Syariah,
Kualitatif.
Dalam koperasi, partisipasi di jadikan sebagai alat pengembangan dan
keberlangsungan baik bagi anggota maupun bagi pihak manajemen. Yang
dimaksud dengan anggota disini adalah seluruh individu yang memiliki hak atau
kewajiban, tanggung jawab dan kepentingan dalam koperasi. Anggota tidak akan
terbatas akan sesuatu hal seperti umur, jenis kelamin, ras, suku, bahkan tingkat
sosial. Sebagaimana adanya anggota di sebuah koperasi maka harus ada
kontribusi dari anggota tersebut yakni dalam bentuk partisipasi. Tujuan penelitian
ini adalah pertama, untuk menggambarkan bagaimana partisipasi pemuda
pesantren dalam mengembangkan koperasi syariah khususnya Kopontren
Sidogiri. Kedua, apa saja motivasi dari pemuda untuk berpartisipasi. Ketiga,
manfaat apa yang didapat oleh kopontren dari adanya partisipasi dari pemuda
pesantren.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian
fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam,
observasi selama periode tertentu, dan dokumentasi. Objek pada penelitian ini
adalah koperasi syariah yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Sidogiri yang
dikenal dengan istilah Kopontren Sidogiri. Adapun informan dalam penelitian ini
adalah anggota yang sekaligus menjadi karyawan pada Kopontren Sidogiri yang
berada pada kantor pusat kopontren, dan telah mengabdi selama lebih dari 1 tahun
yang merupakan anggota yang aktif.
Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa hasil penelitian bahwa
pengambilan keputusan dilakukan oleh anggota khusus atau pemimpin Pondok
Pesantren Sidogiri, namun dalam prosesnya aspirasi dapat di berikan dari seluruh
anggota kepada pengurus secara terbuka. Anggota memiliki peran ganda yakni
sebagai pemilik dan pengguna, dimana sebagai pemilik berarti bersedia
berpartisipasi dalam permodalan dan sebagai pengguna berarti bersedia
melakukan transaksi bisnis dalam Kopontren Sidogiri. Rasa bangga karena
menjadi salah satu anggota Kopontren Sidogiri mencerminkan bawa tidak adanya
paksaan dari pihak manapun kepada pemuda pesantren untuk berpartisipasi.
Secara garis besar adanya partisipasi pemuda yang sangat tinggi pada
pengembangan Kopontren Sidogiri dengan menjadi anggota dan karyawan. Hal
ini ditunjukkan dengan beberapa aspek dalam bentuk dan dimensi partisipasi yang
menyatakan bahwa peran anggota adalah sebagai pemilik (owner) dan pengguna
(consumer) jasa/pelayanan.
vi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ABSTRACT
Fadhilah B Rahmatika, F520915009, THE PARTICIPATION OF YOUTH IN
SUPPORTING THE DEVELOPMENT OF SHARIA COOPERATIVE
BOARDING SCHOOL (Study On Basmallah Cooperative Sidogiri Pasuruan
Boarding Schools).
Keywords: Participation, Youth Participation, Sharia Cooperative Development,
Qualitative.
In the cooperative, participation in and the sustainability of development as a
means to both members and for the management. What is meant by a member
here are all individuals who have rights or obligations, responsibility and interest
in the cooperative. Members will not be limited to something like age, gender,
race, tribe, even social level. As they are members in a cooperative manner then
there should be contributions from members of the participation. The purpose of
this study is the first, to describe how the participation of the youth of Islamic
Boarding Schools in developing sharia cooperatives in particular Kopontren
Sidogiri. Second, what are the mativation of youth to participate. Third, what
benefits obtained by kopontren of the participation of youth boarding schools.
This research uses qualitative research methods with types of
phenomenology. Data collection is done by observation, in-depth interviews
during a certain period, and documentation. The object of this research is a sharia
cooperative owned by the Islamic Boarding Schools known as the Kopontren
Sidogiri. As for informants in this study is a member as well as being an employee
at Kopontren Sidogiri at kopontren headquarters, and has served for over 1 year
which is an active member.
In this study researchers found some of the results of research that the
decision-making is done by special members or leaders of the Sidogiri Boarding
Schools, but in the process the aspirations can be given to all members of the
executive board are open. Members have a dual role as owner and user, which
means that as the owner is willing to participate in the capital and as a user of
means are willing to transact business in the Kopontren Sidogiri. A sense of pride
for being one of the Kopontren members of the Sidogiri reflects the absence of
coercion by the all people to the youth boarding schools to participate.
Generally the existence of extremely high youth participation in the
development of Kopontren Sidogiri by becoming members and employees. This is
shown with some of the aspects of the form and dimensions of participation that
stated that the role of members is as the owner and the user (consumer) service.
vii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ...........................................................
iv
HALAMAN TRANSLITERASI ...........................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .........................................................
vii
ABSTRAK .............................................................................................
viii
ABSTRACT .............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...........................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xix
BAB I
: PENDAHULUAN .............................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ............................................
1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ..............................
7
C. Rumusan Masalah ......................................................
8
D. Tujuan Penelitian .......................................................
8
E. Manfaat Penelitian .....................................................
8
F. Kerangka Pemikiran Teoritis .....................................
9
G. Penelitian Terdahulu ..................................................
11
viii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
H. Sistematika Pembahasan ............................................
14
: KAJIAN PUSTAKA ........................................................
16
A. Partisipasi Pemuda Pesantren ....................................
16
1. Tinjauan Tentang Partisipasi .................................
16
a. Definisi Partisipasi ...........................................
16
b. Prinsip-prinsip Partisipasi ................................
18
c. Bentuk & Dimensi Partisipasi ..........................
20
d. Alat-alat Partisipasi ..........................................
23
e. Kualitas Partisipasi ...........................................
24
f. Partisipasi masyarakat ......................................
25
2. Tinjauan Tentang Partisipasi Pemuda ...................
26
a. Definisi Pemuda ...............................................
26
b. Urgensi Peran Pemuda .....................................
29
c. Definisi Partisipasi Pemuda .............................
31
B. Tinjauan Tentang Ekonomi Islam .............................
32
1. Ekonomi Islam ......................................................
32
a. Definisi Ekonomi Islam ...................................
33
b. Prinsip Dasar Ekonomi Islam ...........................
38
c. Nilai Utama Ekonomi Islam .............................
40
2. Pola Pengembangan Ekonomi Koperasi
dalam Konsep Islam ..............................................
42
a. Manajemen Sumber Daya Manusia Koperasi ..
43
b. Landasan Koperasi ...........................................
45
ix
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3. Organisasi Koperasi dalam Konsep Islam ............
45
a. Koperasi sebagai Organisasi
Pondok Pesantren ............................................
45
b. Sendi Dasar Koperasi dan Koperasi Pondok
Pesantren dalam UUD dan Kaitannya
BAB III
BAB IV
Dengan Konsep Ekonomi Islam .....................
48
: METODE PENELITIAN ..................................................
53
A. Jenis Penelitian ..........................................................
53
B. Objek Penelitian .........................................................
54
C. Jenis dan Sumber Data ...............................................
55
1. Data Primer ...........................................................
55
2. Data Sekunder .......................................................
59
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................
60
1. Observasi ...............................................................
60
2. Wawancara Mendalam ..........................................
61
3. Dokumentasi .........................................................
62
E. Teknik Analisis Data ................................................
63
1. Reduksi Data .........................................................
63
2. Penyajian Data ......................................................
63
3. Pengambilan Kesimpulan .....................................
64
F. Validasi Data .............................................................
64
: PAPARAN DATA PENELITIAN ....................................
67
A. Kondisi Pemuda Pesantren dalam Kopontren ...........
67
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
B. Analisis Data ..............................................................
76
1. Deskripsi Temuan Data Penelitian ........................
76
a. Partisipasi dalam Bentuk Pemanfaatan
Jasa/Pelayanan (Service) ..................................
82
b. Partisipasi dalam Bentuk Pengambilan
Keputusan (Decision Making) ..........................
85
c. Partisipasi dalam Sudut Tekanan
(Dipaksakan & Sukarela) .................................
86
d. Partisipasi dalam Sudut Pelaksanaannya
(Langsung & Tidak Langsung) ........................
89
e. Partisipasi dalam Sudut Peran Anggota
(Kontributif & Insentif) ....................................
91
f. Matriks Interpretasi Hasil Penelitian ................
92
2. Deskripsi Temuan Data Tambahan
dalam Penelitian ....................................................
100
a. Motif Pemuda Pesantren untuk
BAB V
Berpartisipasi .........................................................
100
b. Proses Rekrutmen Calon Karyawan .................
102
c. Kendala yang Dihadapi dalam Kopontren .......
104
: HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................
106
A. Peran Penting Partisipasi Pemuda dalam
Perkembangan Kopontren Sidogiri .......................
107
B. Faktor-faktor Pendorong Partisipasi Pemuda ............
114
xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
C. Akibat Positif dari Partisipasi Pemuda
Terhadap Perkembangan Kopontren ................................
115
D. Keterbatasan dan Hambatan Partisipasi Pemuda
Bagi Perkembangan Kopontren ........................................
118
: PENUTUP .........................................................................
120
A. Kesimpulan ................................................................
120
B. Saran ..........................................................................
123
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
125
LAMPIRAN ...........................................................................................
130
BAB VI
xii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan dan perekonomian tidak bisa terlepas satu sama lain seperti dua
sisi mata uang yang saling berhubungan, walapun berbeda di kedua sisinya namun
saling terkait dan memiliki nilai. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
membutuhkan perekonomian sebagai roda penggerak berlangsungnya kegiatan.
Bayangkan jika suatu perekonomian tidak dapat berjalan dengan normal dan
akibat apa yang akan di timbulkan dari masalah tersebut. Tidak hanya satu pihak
yang merasakan pengaruhnya, tetapi semua kalangan masyarakat akan ikut
merasakannya.
Perekonomian akan berjalan dengan baik apabila ada institusi yang terbentuk
untuk menjembatani dan mendukung berlangsungnya kegiatan perekonomian
tersebut. Sesuai dengan kebutuhan dan tingkat sosial masyarakat di Indonesia, ada
begitu banyak institusi keuangan di berbagai daerah, seperti bank, koperasi,
perusahaan asuransi, perusahaan gadai, pengelola dana pensiun, dsb.
Secara umum apa yang di kenal dengan ekonomi adalah yang berhubungan
dengan sistem kapitalisme yang sudah berlaku berabad-abad di negara barat.
Definisi ilmu ekonomi tersebut menjadi dasar pijakan dari sistem ekonomi
konvensional yang sekarang berlaku umum di dunia yakni kapitalisme yang
mendominasi (dan di beberapa sudut kecil dunia adalah sosialisme).1
1
Apridar, Teori Ekonomi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 5.
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Di Indonesia yang mayoritas penduduk adalah muslim merasa tidak sepaham
dengan bentuk ekonomi konvensional tersebut. Ada banyak sistem dalam
ekonomi konvensional yang tidak bisa diterima dan bertentangan dengan ajaran
Islam. Masyarakat Indonesia membutuhkan sistem ekonomi yang sesuai dengan
syariat Islam. Agar dalam kegiatannya masyarakat bisa melakukan dengan tenang
dan tanpa ada rasa ragu.
Dalam perspektif Islam, terdapat 5 (lima) prinsip dasar dari bangunan
ekonomi Islam, yakni :2 (1) tauhid (keimanan); (2) „adl (keadilan); (3) nubuwwah
(kenabian); (4) khilafah (pemerintahan); (5) ma‟ad (hasil). Lima perspektif ini
yang mengatur kegiatan perekonomian sehingga membentuk suatu karakter
seorang muslim dalam kegiatan ekonominya. Aktivitas ekonomi tidak akan
terlepas dari karakteristik manusianya itu sendiri.3
Pemaknaan ajaran-ajaran Islam dalam penerapannya di kehidupan dapat di
bentuk dari kepribadian seorang. Untuk mewujudkan suatu tatanan kehidupan
masyarakat yang baik harus dimulai dari pembinaan kualitas kehidupan secara
individual.4 Karena dari sekumpulan individu-individu itulah yang nantinya dapat
memberikan pengaruh perubahan yang lebih baik dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat.
Berdirinya lembaga pendidikan pesantren tidak lain bertujuan untuk
memberikan pendidikan, mengembangkan dan menyebarkan ilmu-ilmu dalam
agama Islam. Pada umunya keadaan seperti ini masih digunakan dalam pesantren
2
Apridar, Teori Ekonomi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 131.
Rivai, Islamic Economics – Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi SOLUSI (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009).
4
Ibid.
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
tradisional, berbeda dengan pesantren modern yang juga mengajarkan ilmu umum
dan ketrampilan lain dengan mengabungkan antara sistem pengajaran non klasikal
(tradisional) dan sistem klasikal (sekolah).
Namun pada dasarnya semua pesantren sama yakni mengajarkan ilmu-ilmu
dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, agar individu Islam dapat
memahami nilai-nilai yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan
sehari-hari, melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan menghindari apa yang
tidak perlu dilakukan, tidak ada pengecualian di dalamnya baik individu yang ada
di dalam pesantren ataupun di luar pesantren.
Dalam aktivitas ekonomi, di beberapa pesantren juga ikut mendirikan institusi
keuangan dan jasa yang berlandaskan syariah untuk menunjang kegiatan ekonomi
masyarakatnya seperti koperasi, demi kesejahteraan seluruh masyarakat yang ada
di pesantren atau bahkan masyarakat di sekitar wilayah pesantren.
Pesantren Sidogiri Pasuruan misalnya, telah mendirikan suatu institusi yang
di kenal dengan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Sidogiri yang pada awal
mula hanya berupa kantin dan toko kelontong namun sekarang sudah berupa
badan hukum koperasi sejak tahun 1997. Kopontren Sidogiri telah mengalami
perkembangan yang sangat signifikan hingga saat ini, dari unit/cabang pelayanan,
jenis usaha bisnis, segi aktiva tetap (aset), dan jumlah keanggotaan. Berikut
adalah tabel perkembangan Koperasi Pondok Pesantren Sidogiri secara rinci :5
5
Syaiful Bakhri, Sukses Ekonomi Islam di Pesantren (Pasuruan: Cipta Pustaka Utama, 2011), 72.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Tabel 1.1 Perkembangan Koperasi Pondok Pesantren Sidogiri
KOPONTREN
SIDOGIRI
PASURUAN
Per Tahun 2015
Per Tahun 2016
Unit/Cabang
Pelayanan Yang
Tersebar
75 unit yang tersebar di
Jawa Timur dan Madura
Membuka 11 unit baru di
Jawa Timur dan
Kalimantan Barat
Jenis Usaha Bisnis
75 jenis usaha unit bisnis
86 jenis usaha unit bisnis
Aktiva Tetap (Aset)
Sebesar Rp
21.231.955.884
Sebesar Rp
30.245.710.874
Jumlah Keanggotaan
Total 1.843 anggota
Total 1.971 anggota
Dalam tabel diatas jelas tertera bahwa adanya perbedaan dan perkembangan
yang signifikan dari berbagai aspek dalam Kopontren Sidogiri, seperti dalam
aspek fisik yang dibuktikan dengan bertambahnya unit/cabang dalam satu tahun
dari 75 menjadi 86 unit/cabang retail baik di Pulau Jawa maupun di Pulau
Kalimantan. Aspek lain seperti dari aset yang mengalami penambahan sebesar Rp
9.013.754.990 dalam kurun satu tahun. Dan yang paling penting adalah
bertambahnya jumlah keanggotaan yang terdaftar dalam satu tahun sebanyak 128
orang yang bergabung menjadi anggota Kopontren Sidogiri.
Dengan berkembangnya beberapa aspek yang signifikan tersebut, maka
terlihat bahwa perkembangan Kopontren Sidogiri
sangatlah pesat
dan
kemajuannya memberikan kontribusi yang sangat besar kepada perekonomian
dalam masyarakat, sehingga kemaslahatannya bagi umat juga semakin besar.
Berdasarkan pengertian, koperasi adalah swadaya yang dimiliki, didirikan,
dan dikelola secara bersama-sama oleh anggotanya, serta bertujuan membantu
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sejak awal berdirinya, anggota sudah di
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
haruskan ikut serta dalam kontribusi pembiayaan koperasi, pengambilan
keputusan dan pengawasan, bahkan anggota harus berpartisipasi dalam
memanfaatkan fasilitas-fasilitas pelayanan koperasi. Oleh karena itu, partisipasi
merupakan kegiatan yang paling penting karena hidup matinya koperasi
bergantung pada keaktifan partisipasi anggota.6
Yang dimaksud dengan anggota disini adalah seluruh kalangan yang
memiliki hak atau kewajiban, tanggung jawab dan kepentingan dalam koperasi.
Anggota tidak akan terbatas akan sesuatu hal seperti umur, jenis kelamin, ras,
suku, bahkan tingkat sosial. Sebagaimana adanya anggota di sebuah koperasi
maka harus ada kontribusi dari anggota tersebut yakni dalam bentuk partisipasi.
Partisipasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sekelompok orang
menemukan dan mengimplementasikan gagasan atau ide-ide koperasi. Melalui
partisipasi, anggota sendiri yang mengisyaratkan dan menyatakan kepentingan,
sumber-sumber daya yang digerakkan, keputusan dapat dilaksanakan dan
dievaluasi. Partisipasi dibutuhkan untuk mengurangi kinerja buruk, mencegah
penyimpangan dan membuat pemimpin bertanggung jawab atas berjalannya
kegiatan di koperasi.7
Dalam unit koperasi yang lebih besar akan membutuhkan beberapa anggota
aktif yang sudah memotivasi dirinya untuk berpartisipasi dalam koperasi,
memposisikan diri di dalam pemilihan dewan pengurus, dan bersedia untuk
mewakili anggota secara keseluruhan dalam hal-hal tertentu. Untuk unit koperasi
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi – Pokok-pokok Pikiran mengenai Manajemen dan
Kewirausahaan Koperasi (Jakarta: Erlangga, 2010), 166.
7
Khasan Setiaji, “Pengaruh Partisipasi Anggota dan Lingkungan Usaha Terhadap Keberhasilan
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kapas Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara”, JEJAK, Vol. 2, No. 1 (Maret, 2009), 22.
6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
yang lebih kecil lebih membutuhkan anggota yang memiliki pengetahuan tentang
koperasi, anggota yang memiliki kesetiaan dan bangga akan koperasinya, serta
dapat menyesuaikan diri terhadap budaya organisasi koperasi yang ada.8
Yang di maksud dengan anggota koperasi dapat meliputi peorangan atau
badan hukum koperasi yang ada di Indonesia. Perorangan yang dimaksud yaitu
yang secara sukarela menjadi anggota suatu koperasi dengan memenuhi
persyaratan dan melakukan tugas-tugasnya di dalam koperasi, sedangkan badan
hukum yaitu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup yang
lebih luas.9
Dengan partisipasi, peran dari adanya anggota koperasi semakin jelas dan
terstruktur. Anggota tidak hanya menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan
semaunya, tetapi akan berjalan sesuai dengan seharusnya. Partisipasi di jadikan
sebagai alat pengembangan dan keberlangsungan koperasi baik bagi anggota
maupun bagi pihak manajemen.
Dengan penelitian ini, peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang partisipasi
dari pemuda yang ada di pesantren Sidogiri Pasuruan sebagai anggota koperasi
pondok pesantren Sidogiri dalam mendukung perkembangan institusi yang
berbentuk koperasi dan bergerak dengan sistem syariah pada khususnya dan
perkembangan ekonomi islam pada umunya. Selain itu ingin mengetahui faktor
apa
saja
yang
mendorong
pemuda
pesantren
dalam
keikutsertaannya
mengembangkan koperasi syariah di lingkungannya.
Johnston Birchall and Richard Simmons, “What Motivates Member To Participate In The
Governance of Consumer Co-operatives ? A Study of The Co-operative Group”, University of
Stirling (January, 2004).
9
Djoko Mulyono, Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam (Yogyakarta: Andi Offset,
2012), 49.
8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari latar belakang yang ada dalam penelitian ini, berikut identifikasi dan
batasan masalah dalam penelitian:
1.
Partisipasi pemuda pesantren dalam perkembangan ekonomi islam.
2.
Partisipasi pemuda pesantren dalam perkembangan koperasi syariah.
3.
Pengaruh yang ditimbulkan dari adanya partisipasi pemuda pesantren dalam
pengembangan koperasi syariah.
4.
Hubungan antara pendidikan/pengetahuan dengan keaktifan pemuda
pesantren sebagai sumber daya manusia dalam koperasi.
5.
Menyesuaikan job-desk dengan minat para pemuda pesantren untuk menjadi
anggota koperasi.
6.
Bentuk kerjasama antar anggota koperasi.
7.
Kontribusi para anggota dalam mendukung berkembangnya koperasi.
8.
Manfaat dari keaktifan anggota terhadap kegiatan di koperasi.
9.
Adanya penghargaan untuk keaktifan anggota koperasi.
10. Antusiasme pemuda pesantren untuk menjadi anggota/karyawan koperasi.
11. Dampak
perkembangan
jumlah
anggota
dan
karyawan
terhadap
berkembanganya koperasi.
12. Dampak berkembangnya koperasi pondok pesantren Sidogiri terhadap
kegiatan ekonomi di lingkungan Pondok Pesantren.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
C. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat diambil dari penelitian ini adalah mengenai partisipasi
pemuda pesantren dalam perkembangan koperasi syariah. Kemudian peneliti
merumuskannya dengan beberapa pertanyaan:
1.
Bagaimana partisipasi pemuda Pesantren Sidogiri Pasuruan dalam
mengembangkan koperasi syariah khususnya Kopontren Sidogiri?
2.
Faktor apa saja yang mendorong partisipasi pemuda ?
3.
Bagaimana manfaat yang di rasakan oleh Kopontren Sidogiri setelah adanya
partisipasi dari para pemuda pesantren ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.
Menggambarkan partisipasi pemuda Pesantren Sidogiri Pasuruan dalam
mengembangkan koperasi syariah khususnya Kopontren Sidogiri.
2.
Mendeskripsikan faktor apa saja yang menjadi pendorong partisipasi
pemuda.
3.
Menjelaskan
manfaat
yang
dirasakan
dari
peran
pemuda
dalam
keikutsertaannya mengembangkan koperasi syariah di Kopontren Sidogiri.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dengan melakukan penelitian ini, antara lain :
1.
Manfaat Teoritis
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan wawasan, ilmu, dan
pengalaman yang lebih luas kepada peneliti tentang perkembangan ekonomi
islam
di
Indonesia
khususnya tentang partisipasi
pemuda dalam
mengembangkan koperasi syariah.
2.
Manfaat Praktis
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menambah wawasan dan acuan seluruh kalangan yang ada di pesantren
secara khusus. Dan memberikan masukan atau bahan pertimbangan bagi
Kopontren Sidogiri dalam sistem kebijakan agar semakin berkembangnya
Ekonomi islam di Indonesia.
F. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran merupakan pondasi utama yang berupa sebuah miniatur
atau model dari keseluruhan proses yang akan dilakukan dalam penelitian. Isi dari
kerangka pemikiran adalah menerangkan bagaimana hubungan dari suatu teori
yang digunakan dengan faktor‐faktor yang telah diketahui dan diangkat dalam
suatu masalah. Tujuan dari adanya kerangka pemikiran adalah untuk membatasi
peneliti akan suatu hal yang di teliti, dan mempermudah peneliti untuk
mendapatkan jawaban atas masalah yang di angkat dalam penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
PARTISIPASI
DIMENSI
PARTISIPASI
BENTUK
PARTISIPASI
Sudut Tekanan
Decision Making
Pelaksanaan
Services
Peran Anggota
KOPERASI
SYARIAH
Sumber : Konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini (2017)
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, partisipasi akan dilihat dari dua aspek yakni dimensi
partisipasi dan bentuk partisipasi. Aspek ini berdasarkan pada teori yang
diungkapkan oleh Hendar dan Jochen Ropke dimana ada 4 dimensi partisipasi dan
3 bentuk pasrtisipasi, yakni dimensi dari sudut (1) tekanan yang terdiri dari
dipaksakan dan sukarela; (2) keabsahan yang terdiri dari formal dan informal; (3)
pelaksanaan yang terdiri dari langsung dan tidak langsung; dan (4) peran anggota
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
yang terdiri dari kontributif dan insentif. Sedangkan bentuk pasrtisipasi yang
terdiri dari (1) economic resources; (2) decision making; dan (3) services.
Dalam penelitian ini hanya akan berfokus kepada tiga (3) dimensi partisipasi
dan dua (2) bentuk partisipasi. Kedua aspek ini sangat berhubungan satu sama
lain. Bentuk partisipasi yang terdiri dari peran decision making dan service akan
dipengaruhi oleh dimensi partisipasi seperti sudut tekanan, pelaksanaan dan peran
anggota didalamnya.
Hal ini disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan dimaksudkan untuk
mempermudah peneliti dalam mengkaji sesuatu hal secara mendalam dengan
hanya berfokus kepada beberapa aspek yang diambil.
G. Penelitian Terdahulu
Telaah pustaka mengenai penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penelitian yang telah dilakukan
dengan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian pernah dilakukan oleh Khasan Setiaji yang berjudul “Pengaruh
Partisipasi Anggota dan Lingkungan Usaha Terhadap Keberhasilan Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kapas Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara”. Penelitian ini di lakukan pada tahun 2009. Penelitian ini ditujukan
untuk menemukan pengaruh signifikan dari partisipasi anggota dan lingkungan
usaha terhadap keberhasilan koperasi. Dan hasil menunjukkan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara partisipasi anggota dan lingkungan usaha dengan
keberhasilan koperasi. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
populasi adalah seluruh anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Kapas Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara yang berjumlah 409 orang.
Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas partisipasi anggota.
Sedangkan, variabel terikatnya adalah keberhasilan koperasi. Keberhasilan
koperasi dilihat dari melalui efisiensi pengelolaan usaha, efisiensi pembangunan,
dan manfaat yang diperoleh anggota. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
angket, dokumentasi dan wawancara.10
Penelitian yang lain juga di lakukan oleh I Kadek Rustiana Putra, I Wayan
Suwendra dan Wayan Cipta dengan Judul “Pengaruh Partisipasi Anggota Sebagai
Pemilik dan Partisipasi Anggota Sebagai Pelanggan Terhadap Perolehan Sisa
Hasil Usaha Pada Koperasi Unit Desa di Kabupaten Buleleng Tahun 2010-2013.”
Penelitian ini di lakukan pada tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain
kuantitatif kausal. Subjek penelitian adalah KUD di Kabupaten Buleleng dan
sebagai objeknya adalah partisipasi anggota sebagai pemilik, partisipasi anggota
sebagai pelanggan dan perolehan SHU dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2013. Data dikumpulkan dengan pencatatan dokumen serta dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1)
ada pengaruh signifikan dari partisipasi anggota sebagai pemilik dan partisipasi
anggota sebagai pelanggan secara simultan terhadap perolehan SHU, (2) ada
pengaruh positif dan signifikan dari partisipasi anggota sebagai pemilik secara
parsial terhadap perolehan SHU (3) ada pengaruh positif dan signifikan dari
Khasan Setiaji, “Pengaruh Partisipasi Anggota dan Lingkungan Usaha Terhadap Keberhasilan
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kapas Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara”, JEJAK, Vol. 2, No. 1 (Maret, 2009).
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
partisispasi anggota sebagai pelanggan secara parsial terhadap perolehan SHU
pada KUD di Kabupaten Buleleng tahun 2010-2013.11
Penelitian selajutnya oleh Heri Nurranto dan Firdaus Budhy Saputro dengan
judul “Pengukuran Tingkat Partisipasi Anggota dan Pengaruhnya Terhadap
Keberhasilan Koperasi.” Pada tahun 2015. Peneliti menguji model integratif yang
terdiri dari aspek anggota, manajemen koperasi, program partisipasi, kualitas
partisipasi dan keberhasilan koperasi. Model ini digunakan untuk menguji
hipotesis yang diajukan, yaitu melalui data kuesioner dari 108 Anggota Kopkar
Unindra dan hasil perhitungan software SmartPLS membuktikan bahwa Aspek
Anggota berpengaruh positif terhadap kualitas partisipasi anggota Manajemen
koperasi berpengaruh positif terhadap kualitas partisipasi. Program partisipasi
berpengaruh positif terhadap kualitas partisipasi anggota dan kualitas partisipasi
anggota berpengaruh positif terhadap keberhasilan koperasi aspek anggota,
manajemen koperasi dan program partisipasi secara bersama-sama mampu
menjelaskan konstruk kualitas partisipasi anggota sebesar 48,79%. Sementara
konstruk keberhasilan koperasi mempunyai koefisien R-square sebesar 0,2434
artinya bahwa konstruk kualitas partisipasi anggota mampu menjelaskan konstruk
keberhasilan koperasi sebesar 24,34%.12
Dari ketiga penelitian yang pernah di lakukan tersebut memiliki persamaan
dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya yakni meneliti tentang
I Kadek Rustiana Putra, dkk, “Pengaruh Partisipasi Anggota Sebagai Pemilik dan Partisipasi
Anggota Sebagai Pelanggan Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Unit Desa di
Kabupaten Buleleng Tahun 2010-2013.”, e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen, Vol. 2 (2014).
12
Heri Nurranto dan Firdaus Budhy Saputro, “Pengukuran Tingkat Partisipasi Anggota dan
Pengaruhnya Terhadap Keberhasilan Koperasi.”, SOSIO e-KONS, Vol. 7, No. 2, (Agustus, 2015).
11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
partisipasi anggota koperasi dan pengaruhnya terhadap perkembangan koperasi
tersebut. Dan perbedaan dengan penelitian ini adalah dari segi pemuda sebagai
anggota koperasi pesantren yang memfokuskan kepada objek pemuda pesantren
dan koperasi yang di pilih adalah koperasi yang berlandaskan sistem syariah.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penyusunan tesis ini dapat di jelaskan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian yang menjelaskan latar belakang masalah,
identifikasi dan batasan masalah, perumusan masalah yang diambil, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran teoritis, penelitian terdahulu,
serta sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan bagian yang menjelaskan landasan teori yang
berhubungan dengan penelitian dan dipakai sebagai landasan teori pendukung
penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan bagian yang menjelaskan bagaimana metode yang
digunakan, objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan
validasi data.
BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
Paparan data penelitian merupakan bagian yang menjelaskan deskripsi objek dan
subjek penelitian secara lebih rinci, analisis data temuan, dan deskripsi temuan
data tambahan dalam penelitian.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan memberikan pemaparan secara rinci mengenai hasil dari
penelitian yang telah di dapatkan untuk menjawab rumusan masalah yang ada.
BAB VI PENUTUP
Penutup merupakan bagian terakhir penulisan tesis. Bagian ini memuat
kesimpulan dan saran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Partisipasi Pemuda Pesantren
1.
a.
Tinjauan Tentang Partisipasi
Definisi Partisipasi
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang berarti
pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) partisipasi merupakan kata dasar yang memiliki makna
turut berperan serta dalam suatu kegiatan, dengan kata lain bisa disebut
dengan keikutsertaan atau peran serta. Sebenarnya kata kunci dari
partisipasi adalah keterlibatan individu baik secara fisik maupun emosi.
Partisipasi adalah keikutsertaan individu dalam kegiatan-kegiatan
tertentu, baik dalam kondisi yang menyenangkan maupun dalam kondisi
yang tidak menyenangkan.1 Secara singkat partisipasi menjadi suatu gejala
demokrasi dimana individu diikutsertakan dalam suatu perencanaan dan
pelaksanaan, juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat
kewajibannya.
Department for International Development (DFID) mendefinisikan
partisipasi sebagai berikut : 2
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi – Pokok-pokok Pikiran mengenai Manajemen dan
Kewirausahaan Koperasi (Jakarta: Erlangga, 2010), 168.
2
DFID, “Youth Participation in Development: A Guide for Development Agencies and Policy
Makers”
dalam
http://www.youthpolicy.org/library/documents/youth-participation-in-
1
16
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
“... enabling people to realise their rights to participate in, and access
information relating to, the decision-making processes which affect
their lives.”
Yang berarti seseorang akan menyadari bahwa dirinya perlu melakukan
partisipasi untuk memperoleh dan memberikan informasi yang dibutuhkan
dan ikut berperan serta dalam proses pengambilan keputusan yang mungkin
akan berpengaruh dalam hidupnya. Dengan kata lain pentingnya
keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan akan memberikan banyak
pengalaman yang berpengaruh dalam hidupnya.
Partisipasi juga dapat diartikan sebagai suatu keterlibatan spontan yang
disertai dengan tanggung jawab yang akan di terima terhadap kepentingan
kelompok untuk mencapai tujuan bersama.3 Biasanya keterlibatan ini
muncul dengan adanya kesadaran dari masing-masing individu, dengan kata
lain tidak adanya faktor paksaan atau tuntutan dari pihak manapun. Seorang
individu dengan sendirinya merasa perlu untuk ikut berpartisipasi dalam
sebuah kelompok baik dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan
diri sendiri ataupun untuk mengembangkan tujuan kelompok.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari adanya partisipasi adalah untuk meningkatkan kemampuan
setiap orang yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam
sebuah program pembangunan, dengan kata lain adalah memberdayakan
potensi yang dimiliki seseorang, dengan cara melibatkan individu dalam
development-a-guide-for-development-agencies-and-policy-makers/ Diakses 19 April 2017 pukul
15.10 PM.
3
Nurul Sawitri, “Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna Desa” (Skripsi – Universitas
Negeri Semarang, Semarang, 2014), 06.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya untuk jangka
lebih panjang.
Setelah tujuan dari partisipasi tercapai, maka manfaat yang akan
dirasakan bagi keberhasilan organisasi, antara lain: 4
1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena
banyaknya sumbangan yang berarti dan positif.
2) Mengedepankan komunikasi dua arah sehingga baik bawahan maupun
atasan memiliki kesempatan yang sama dalam mengajukan pemikiran.
3) Mendorong kemampuan berpikir kreatif demi kepentingan bersama.
4) Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk membangun
kepentingan bersama.
5) Memungkinkan untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi.
b. Prinsip-prinsip Partisipasi
Prinsip partisipasi tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan
Partisipatif yang disusun oleh Department for International Development (DFID)
antara lain: 5
1) Cakupan semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang
terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek
pembangunan.
Bahaddur Muslikh, “Partisipasi Orang Tua Siswa Dalam Pembelajaran di SD Islam Terpadu
Salman Al Farisi Yogyakarta” (Skripsi – Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2012), 2021.
5
DFID, “Youth Participation in Development: A Guide for Development Agencies and Policy
Makers”
dalam
http://www.youthpolicy.org/library/documents/youth-participation-indevelopment-a-guide-for-development-agencies-and-policy-makers/ Diakses 13 April 2017 pukul
13.31 PM.
4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
2) Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership). Pada dasarnya setiap
orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta
mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut dalam setiap
proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan
struktur masing-masing pihak.
3) Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan
komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga
menimbulkan dialog.
4) Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership). Berbagai
pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan
dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.
5) Kesetaraan tanggung jawab (Sharing Responsibility). Berbagai pihak
mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena
adanya kesetaraan kewenangan (Sharing Power) dan keterlibatannya
dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya.
6) Pemberdayaan (Empowerment). Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas
dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sehingga melalui
keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses
saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
7) Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat
untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan
yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya
manusia.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
c.
Bentuk & Dimensi Partisipasi
Ada 3 bentuk partisipasi menurut Jochen Ropke, antara lain : 6
1) Kesediaan anggota untuk memberikan sumbangan sumber daya
ekonomis (economic resources).
2) Keikutsertaan anggota dalam pengambilan keputusan (decision
making).
3) Kesediaan anggota untuk memanfaatkan jasa-jasa / pelayanan koperasi
(services).
Dalam bentuk partisipasi di atas, seorang anggota tidak dapat memutuskan
dengan sendirinya dalam bentuk apa dirinya akan berkontribusi, tetapi akan
berdasar dari beberapa dimensi yang mendasari dari partisipasi anggota tersebut
dalam sebuah lingkungan. Menurut Hendar berikut adalah dimensi pertisipasi
anggota antara lain: 7
Dimensi yang pertama yakni dipandang dari sudut tekanan terhadap
partisipasi. Terbagi menjadi dua yakni dipaksakan dan sukarela. Partisipasi
dipaksakan muncul karena adanya undang-undang yang mengharuskan seseorang
untuk ikut berpartisipasi dan jika tidak mematuhinya ada bentuk sanksi yang
diberikan, seperti contoh di beberapa negara komunis. Sedangkan partisipasi
sukarela yakni apabila pihak manajemen koperasi memulai suatu gagasan dan
para anggota menyetujui untuk ikut berpartisipasi.
6
Ropke, Jochen, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009).
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi – Pokok-pokok Pikiran mengenai Manajemen dan
Kewirausahaan Koperasi (Jakarta: Erlangga, 2010), 168.
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
Partisipasi dipaksakan
(forced)
Terjadi karena
paksaan karena hal
tertentu.
Partsipasi sukarela
(voluntary)
Terjadi karena adanya
kesadaran untuk ikut
serta berpartisipasi
Dipandang dari
sudut tekanan
Gambar 2.1 Dimensi Partisipasi Dari Sudut Tekanan
Dimensi kedua dipandang dari sudut keabsahannya. Terdiri dari partisipasi
formal dan informal. Partisipasi formal terjadi apabila ada ketentuan yang wajib
dilakukan seperti adanya surat keputusan yang harus dilaksanakan oleh anggota.
Dalam partisipasi informal akan terdapat suatu persetujuan lisan antara pihak
manajemen/pengurus dengan anggota mengenai bidang-bidang partisipasi.
Partisipasi formal
Terdapat ketentuanketentuan formal.
Partisipasi informal
Adanya persetujuan
lisan antara atasan dan
bawahan.
Dipandang dari
sudut keabsahan
Gambar 2.2 Dimensi Partisipasi Dari Sudut Keabsahan
Kemudian dimensi ketiga yakni sudut pelaksanaannya yang terbagi menjadi
partisipasi langsung dan tidak langsung. Partisipasi langsung yakni setiap anggota
bisa mengajukan usul, saran, kritik kepada pihak manajemen/pengurus. Biasanya
terjadi dalam koperasi skala kecil. Sedangkan dalam partisipasi tidak langsung,
akan ada wakil yang membawakan aspirasi dari orang lain dan biasanya terjadi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
dalam koperasi yang sudah berskala besar dengan memiliki anggota yang sangat
banyak dan tersebar.
Partisipasi Langsung
(Direct Participation)
Terjadi apabila setiap
orang dapat
mengajukan
pandangan,
membahas pokok
persoalan,
mengajukan
keberatan.
Partisipasi Tidak
Langsung (Indirect
Participation)
Terjadi apabila
terdapat wakil yang
membawa inspirasi
orang lain atas nama
karyawan atau
anggota.
Dipandang dari
pelaksanaannya
Gambar 2.3 Dimensi Partisipasi Dari Sudut Pelaksanaan
Dimensi yang terakhir yakni dipandang dari peran anggota yang terdiri dari
partisipasi kontributif dan partisipasi insentif. Dalam partisipasi kontrubutif
kedudukan anggota sebagai pemilik dengan mengambil bagian dalam penetapaan
tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan terhadap jalannya
perusahaan koperasi. Sedangkan dalam partisipasi insentif kedudukan anggota
sebagai pelanggan/pemakai dengan memanfaatkan berbagai potensi pelayanan
yang disediakan oleh perusahaan dalam menunjang kepentinganya.
Partispasi
Kontributif
Kedudukan anggota sebagai
pemilik.
Partisipasi Insentif
Kedudukan anggota sebagai
pelanggan/ pemakai.
Dipandang dari
peran anggota
Gambar 2.4 Dimensi Partisipasi Dari Sudut Peran Anggota
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
d. Alat-alat Partisipasi
Terdapat beberapa alat partisipasi yang digunakan untuk memenuhi keinginan
dan permintaan dari anggota atas keputusan yang diambil pihak manajemen,
yakni : 8
1) Voice : anggota dapat mempengaruhi manajemen dengan memberikan
pertanyaan, usul, informasi, ataupun kritik yang dimiliki.
2) Vote : anggota dapat memberikan pendapat mengenai siapa yang akan
dipilih sebagai manajer, pengurus, badan pemeriksa, dan panitia-panitia
lain.
3) Exit : anggota dapat mempengaruhi manajemen dengan cara keluar atau
meninggalkan sebagai anggota suatu organisasi, atau dengan tidak
membeli barang yang di jual dalam usaha organisasinya dan memilih
membeli di tempat lain yang serupa, atau bahkan dengan mengancam
tidak melakukan atau mengurangi segala aktivitas dalam organisasi
(menjadi anggota pasif).
Agar partisipasi lebih efektif, ketiga dari alat tersebut harus bekerja dengan
serempak dan saling melengkapi. Voice akan efektif apabila dibebaskan untuk
mengeluarkannya. Begitu juga dengan exit, apabila voice dan vote dalam koperasi
sangat kuat, tetapi apabila tidak ada hak untuk exit maka partisipasi juga tidak
akan berjalan dengan efektif. Sementara itu, loyalitas memegang peranan yang
penting dalam mengaktifkan voice dan exit. Dan juga untuk membuat voice
8
Arief Subyantoro, Manajemen Koperasi (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2015), 82.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
menjadi lebih efektif melalui loyalitas, ancaman exit diperlukan. Begitulah cara
kerja ketiga alat tersebut agar tercipta pasrtisipasi yang efektif.
e.
Kualitas Partisipasi
Keberhasilan suatu partisipasi dapat dinilai dari seberapa besar kualitas dari
anggota suatu organisasi. Berikut adalah tiga poin penting kualitas partisipasi
yakni: 9
P = f (a, m, p), di mana : P = partisipasi anggota, a = kualitas
anggota, m = kualitas manajemen organisasi, p = kualitas program.
Partisipasi akan berhasil apabila adanya hubungan berkesinambungan antara
anggota, program, dengan manajemen. Kesesuaian antara anggota dan program
adalah adanya kesepakatan antara kebutuhan anggota dan hasil (output) program
suatu organisasi. Jika dalam organisasi koperasi, program yang dimaksudkan
adalah penyediaan sarana produksi, pembelian hasil produksi anggota, penjualan
barang/produk konsumsi, penyediaan fasilitas perkreditan, pelayanan jasa-jasa
seperti penerimaan pembayaran rekening listrik, telepon, air dan lain-lain.
Kesesuaian antara anggota dan manajemen akan terjadi apabila anggota
mempunyai
kemampuan
(kompetensi)
dan
kemauan
(motivasi)
dalam
mengemukakan hasrat kebutuhannya (permintaan). Di samping it