Pengaruh Penyaluran Dana Koperasi Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Anggota Di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ikhlas Pondok Pesantren Nu Paringgonan Sumatera Utara

(1)

NU PARINGGONAN SUMATERA UTARA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

AZIZAH ULFAH HASIBUAN NIM. 108046100119

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1433 H/2012 M


(2)

(3)

(4)

(5)

Skripsi ini bertujuan untuk menganalisispengaruh penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota di koperasi pondok pesantren (kopontren) Al-Ikhlas pondok pesantren NUParinggonan - Sumatera Utara.Jenis penelitiaan yang digunakan adalah penelitian bersifat kuantitatif, dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dan metode analisis data dengan menggunakan statistik inferensial non-parametric.

Kesimpulan penelitian ini secara singkat adalah bahwa terdapat hubungan yang rendah antara penyaluran dana koperasi dan kesejahteraan ekonomi anggota, hal tersebut dibuktikan karena setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan komputerisasi (SPSS 16.0) didapat hasil korelasi Product Moment dari Pearson sebesar 0.267, yang artinya pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota rendah. Kemudian pengujian lebih lanjut dengan menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi (0.05) dan df (N-2), diperoleh t hitung = 1.707 sedangkan t tabel = 2.042, karena t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota.

Kata kunci:VariabelPenyaluran Dana Koperasi, Variabel Kesejahteraan Ekonomi Anggota, Product Momen dari Pearson


(6)

Bismillahirrohmanirrohim

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, karena dengan risalah yang dibawanya penulis memperoleh pedoman hidup ini.

Skripsi ini berjudul

PENGARUH PENYALURAN DANA KOPERASI TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA DI KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) AL-IKHLAS PONDOK PESANTREN NU PARINGGONAN - SUMATERA UTARA”. Namun penulis menyadari bahwa keseluruhan skripsi ini masih banyak mempunyai kekurangan dan kelemahan disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan serta pengalaman. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis menerima kritikan serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan bimbingan dan perhatian dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia, Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) yang telah memberikan masukan dan nasehat kepada penulis.

3. Bapak Dr. Abdurrahman Dahlan, M.A selaku pembimbing I dan Bapak Djaka Badranaya, M.E selaku pembimbing II, yang banyak membantu dan selalu membimbing, memberi petunjuk, serta saran sampai selesainya skripsi ini.


(7)

para Staffnya yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut.

5. Ketua Yayasan Pondok Pesantren NU Paringgonan yang telah bersedia memberikan bantuan materil untuk penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT.

7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

8. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang istimewa buat kedua orang tuaku, Ayahanda Goloman Hasibuan B.A, dan Ibunda Yanti Erlinda Pulungan, yang senantiasa di setiap hembusan napasnya selalu berdoa untuk keselamatan serta kebahagiaan anak-anaknya, semoga amal ibadah mereka diterima oleh Allah SWT dan selalu dalam lindungan-Nya.

9. Buat saudara-saudaraku, Fazrin Usman Hasibuan, S.Pd.I, Khairani Hasibuan, Affan Ridwan Hasibuan, Zulhan Mukmin Hasibuan, Yazid Hidayat Hasibuan, Akmal Lutfi Hasibuan, Anisah Husna Hasibuan, Fikhar Alwan Hasibuan, serta seluruh keluarga yang telah memberikan motivasai kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Kepada tanteku, Sri Ade Hertati Pulungan dan om Istiqnan Helmi serta sepupuku Asha Mustika Putri dan Sulthan Rafly, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis untuk dapat menyelasaikan skripsi ini.


(8)

tenaga maupun ide-idenya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

12. Buat sahabat-sahabatku, Kurniawati, Eva Rosdiana Dewi, Istiqomah Amalia, dan Fahrini Dwi Hayati, teman saat susah dan senang, terima kasih untuk kesabarannya mendengarkan keluh kesah penulis dan kebersamaan dalam penyusunan skripsi. 13. Rekan-rekan Perbankan Syariah D 2008 yang telah memberikan kecerian dan

kebersamaan yang menyenangkan selama kuliah.

14. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Atas bantuan dan dukungan yang penulis dapatkan dari semua pihak, semoga amal baik mereka dibalas dengan berlipat ganda oleh Allah SWT. Mudah-mudahan isi skripsi ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya ekonomi islam dan bermanfaat bagi mereka yang menggunakannya.

Kiranya Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya disetiap langkah perjuangan kita semua.

Amin Ya Robbal Alamin

Ciputat, 23 Juli 2012


(9)

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, karena dengan risalah yang dibawanya penulis memperoleh pedoman hidup ini.

Skripsi ini berjudul

PENGARUH PENYALURAN DANA KOPERASI TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA DI KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) AL-IKHLAS PONDOK PESANTREN NU PARINGGONAN - SUMATERA UTARA”. Namun penulis menyadari bahwa keseluruhan skripsi ini masih banyak mempunyai kekurangan dan kelemahan disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan serta pengalaman. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis menerima kritikan serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan bimbingan dan perhatian dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia, Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) yang telah memberikan masukan dan nasehat kepada penulis.

3. Bapak Dr. Abdurrahman Dahlan, M.A selaku pembimbing I dan Bapak Djaka Badranaya, M.E selaku pembimbing II, yang banyak membantu dan selalu membimbing, memberi petunjuk, serta saran sampai selesainya skripsi ini


(10)

5. Ketua Yayasan Pondok Pesantren NU Paringgonan yang telah bersedia memberikan bantuan materil untuk penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT.

7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

8. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang istimewa buat kedua orang tuaku, Ayahanda Goloman Hasibuan B.A, dan Ibunda Yanti Erlinda Pulungan, yang senantiasa di setiap hembusan napasnya selalu berdoa untuk keselamatan serta kebahagiaan anak-anaknya, semoga amal ibadah mereka diterima oleh Allah SWT dan selalu dalam lindungan-Nya.

9. Buat saudara-saudaraku, Fazrin Usman Hasibuan, S.Pd.I, Khairani Hasibuan, Affan Ridwan Hasibuan, Zulhan Mukmin Hasibuan, Yazid Hidayat Hasibuan, Akmal Lutfi Hasibuan, Anisah Husna Hasibuan, Fikhar Alwan Hasibuan, serta seluruh keluarga yang telah memberikan motivasai kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Kepada tanteku, Sri Ade Hertati Pulungan dan om Istiqnan Helmi serta sepupuku Asha Mustika Putri dan Sulthan Rafly, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis untuk dapat menyelasaikan skripsi ini.


(11)

dan Fahrini Dwi Hayati, teman saat susah dan senang, terima kasih untuk kesabarannya mendengarkan keluh kesah penulis dan kebersamaan dalam penyusunan skripsi.

13. Rekan-rekan Perbankan Syariah D 2008 yang telah memberikan kecerian dan kebersamaan yang menyenangkan selama kuliah.

14. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Atas bantuan dan dukungan yang penulis dapatkan dari semua pihak, semoga amal baik mereka dibalas dengan berlipat ganda oleh Allah SWT. Mudah-mudahan isi skripsi ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya ekonomi islam dan bermanfaat bagi mereka yang menggunakannya.

Kiranya Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya disetiap langkah perjuangan kita semua.

Amin Ya Robbal Alamin

Ciputat, 23 Juli 2012


(12)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

E. Metode Penelitian ... 8

F. Review Studi Terdahulu ... 13

G. Kerangka Teori ... 16

H. Sistematika Penulisan ... 21

I. Teknik Penulisan ... 23

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI DAN

KESEJAHTERAAN EKONOMI


(13)

5. Penyaluran dana pada Koperasi ... 36

B. Teori Permodalan Koperasi 1. Arti Modal Bagi Koperasi ... 40

2. Sumber Permodalan Koperasi ... 43

C. Teori Kesejahteraan Ekonomi 1. Pengertian Kesejahteraan ... 47

2. Indikator Kesejahteraan ... 48

3. Pengertian Ekonomi ... 50

4. Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Anggota ... 51

BAB III GAMBARAN KOPONTREN AL-IKHLAS DAN MASYARAKAT DESA PARINGGONAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Paringgonan ... 55

B. Visi dan Misi Pondok Pesantren Paringgonan ... 57

C. Profil Pondok Pesantren Paringgonan ... 58

D. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Paringgonan ... 59

E. Profil Kopontren Al-Ikhlas ... 60

F. Struktur Organisasi Kopontren Al-Ikhlas ... 61

G. Gambaran Umum Perekonomian Masyarakat Paringgonan ... 62


(14)

B. Uji Validitas dan Reliabilitas... 70 C. Statistik Deskriptif ... 74 D. Perhitungan Pengaruh Penyaluran Dana Koperasi Terhadap

Kesejahteraan Ekonomi Anggota ... 89 E. Hasil Penelitian ... 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 96 B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA


(15)

Tabel 4.2 Hasil uji validitas variabel penyaluran dana koperasi... 71

Tabel 4.3 Kaidah Reliabilitas Guilford ... 72

Tabel 4.4 Hasil uji reliabilitas variabel kesejahteraan ekonomi anggota ... 72

Tabel 4.5 Hasil uji validitas variabel kesejahteraan ekonomi anggota ... 73

Tabel 4.6 Berapa kali anda memperoleh dana koperasi tersebut ... 74

Tabel 4.7 Bagaimana perasaan anda setelah menerima dana tersebut ... 75

Tabel 4.8 Berapa besarnya dana yang anda peroleh ... 76

Tabel 4.9 Menurut anda, cukupkah dana yang disalurkan koperasi tersebut ... 76

Tabel 4.10 Apakah dana tersebut anda gunakan untuk usaha ... 77

Tabel 4.11 Apakah anda memperhatikan jumlah dana yang diperoleh pada saat penyaluran dana ... 77

Tabel 4.12 Menurut anda, seberapa baik penyaluran dana yang dilakukan oleh pihak pengurus kopontren ... 78

Tabel 4.13 Pihak kopontren melakukan pembinaan kepada anggotanya ... 79

Tabel 4.14 Pengurus kopontren memberikan arahan-arahan tentang pembinaan usaha ... 79

Tabel 4.15 Pengurus kopontren memberikan saran-saran tentang sebaiknya kemana anda gunakan dana tersebut ... 80 Tabel 4.16 Jumlah dana yang disalurkan pihak koperasi bervariasi


(16)

Tabel 4.19 Harga kebutuhan sandang anda sesuai dengan keuangan anda ... 82

Tabel 4.20 Anda dan keluarga selalu memperhatikan masalah kesehatan ... 82

Tabel 4.21 Anda dan keluarga selalu memperhatikan asupan gizi bagi kesehatan ... 83

Tabel 4.22 Anda sangat memperhatikan masalah pendidikan ... 83

Tabel 4.23 Anda lebih mengutamakan pendidikan bagi anda dan keluarga ... 84

Tabel 4.24 Dana yang anda peroleh digunakan untuk membeli kenderaan... 84

Tabel 4.25 Penghasilan rata-rata anda setiap bulan sekarang ... 85

Tabel 4.26 Penghasilan anda tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan anda ... 86

Tabel 4.27 Anda menyisihkan penghasilan untuk ditabung ... 86

Tabel 4.28 Jika ya, berapa banyak anda sisihkan untuk ditabung ... 87

Tabel 4.29 Sekarang perekonomian anda semakin membaik ... 87

Tabel 4.30 Sekarang perkembangan usaha anda semakin membaik ... 88

Tabel 4.31 Sekarang kesejahteraan ekonomi anda semakin membaik ... 88

Tabel 4.32 Correlations ... 89

Tabel 4.33Model Summary... 91

Tabel 4.34 Pedoman untuk memberi interpretasi koefisien korelasi ... 91


(17)

Grafik 4.2 Responden berdasarkan umur ... 67

Grafik 4.3 Responden berdasarkan status pernikahan ... 67

Grafik 4.4 Responden berdasarkan kepemilikan anak ... 68

Grafik 4.5 Responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 69


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia kebijakan pemerintah terhadap pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kelembagaan koperasi saat ini terfokus di Kementrian Negara Koperasi dan UKM, meskipun program-program terkait juga dikembangkan oleh instansi pemerintah lainnya.1

Pengembangan koperasi dan UKM perlu mendapatkan perhatian lebih, baik dari pemerintah maupun dari masyarakatnya sendiri. Sekarang ini sudah mulai banyak terlihat peran-peran ataupun ketertarikan pemerintah maupun masyarakat terhadap sektor koperasi maupun UKM ini. Hal ini bisa dilihat dari program-program yang dikeluarkan pemerintah untuk pengelolaan bidang ini.

Pemberdayaan UMKM menjadi sesuatu yang niscaya dan perlu dilakukan. Usaha kecil sendiri, pada dasarnya sebagian besar bersifat informal dan karena itu relatif lebih mudah untuk dimasuki oleh pelaku-pelaku usaha baru. Meski demikian, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa sektor informal tidak memberikan perbaikan secara berarti bagi taraf hidup para pekerjanya.2

Permasalahan koperasi dan UKM sebenarnya bukanlah hal atau persoalan yang baru lagi dalam masyarakat. Koperasi merupakan badan usaha yang didirikan untuk

1

Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 236

2


(19)

mensejahterakan ekonomi anggotanya. Latar belakang kelahirannya telah memberikan ciri yang khas bagi koperasi, yaitu berbeda dengan bentuk usaha lain. Koperasi yang lahir kira-kira satu setengah abad yang lalu, awalnya merupakan suatu sistem ekonomi kapitalis liberal yang cenderung selalu menekan dan merupakan penghisapan dari yang kuat terhadap yang lemah. Ini merupakan sesuatu yang tidak manusiawi dan tidak berkeadilan. Oleh karenanya, koperasi saat ini lebih menampakkan wataknya yang selalu cenderung untuk membela diri, lebih bermanusiawi dan menanamkan nilai-nilai keadilan dan pemerataan.3

Fokus kepada koperasi menjadi penting, karena seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 dan 4 UUD 1945. Yaitu bunyi ayat

satu (1) adalah: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan. Sedangkan ayat empat (4) adalah: “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi, kebersamaan, efisiensi keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.4

Ciri utama dari usaha koperasi adalah kerja sama anggota. Kerja sama itu dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan hidup bersama. Sebenarnya falsafah atau etik yang mendasari gagasan koperasi adalah kerjasama, gotong royong dan demokrasi ekonomi, menuju kesejahteraan umum. Dilihat dari segi falsafah yang

3

Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Edisi Pertama, h. 1 4


(20)

mendasari gagasan koperasi banyak yang mendukung persamaan dan diberi rujukan dari segi ajaran Islam. 5

Kesesuaian koperasi dengan ajaran Islam dapat terlihat dari mekanisme operasional, dimana pada sistem imbalan (keuntungan atau fasilitas) yang diterima anggota sesuai dengan peran serta dan kontribusinya. Hal ini sesuai dengan prinsip balas jasa dalam Islam, yaitu seseorang hanya menerima apa yang ia usahakan.

Oleh karenanya, pelaksanaan nilai-nilai ekonomi syariah merupakan kebutuhan secara teknis, mengingat kegagalan ekonomi konvensional baik secara teoritis maupun praktis dalam pembangunan Indonesia termasuk dalam membangun koperasi. Ekonomi syariah memiliki substansi mengenai berbagai paradigma dan pandangan dunia yang amat cocok di abad ini dalam meningkatkan moralitas serta daya saing lembaga-lembaga ekonomi termasuk koperasi.6

Tentunya peran Koperasi dengan basis Syariah Islam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekarang ini, walau demikian model Koperasi Syariah di lingkungan masyarakat masih dinilai kurang. Padahal ekonomi Islam dengan model koperasi ini tentunya memberi prioritas pada kesejahteraan rakyat bersama yang merupakan kepentingan masyarakat.

Pesantren merupakan sistem pendidikan tertua saat ini. Pendidikan ini merupakan pendidikan agama Islam sejak munculnya masyarakat Islam pada abad ke-13. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur dengan

5 Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi: Telaah Peran Serta Umat Islam dalam Pengembangan

Koperasi, (Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989), h. 70-71

6Sayuti Hasibuan, “Koperasi Indonesia Abad Ke 21”, Buletin Fakultas Ekonomi Universitas Al -Azhar Indonesia, Vol 1, 23 November 2011, h. 3


(21)

munculnya tempat-tempat pengajian dan sebagai tempat menginap bagi para santri.7 Kehadiran pondok pesantren salah satunya dapat meningkatkan perekonomian melalui kegiatan-kegiatan yang menguntungkan, seperti salah satunya dengan mendirikan kopontren.

Kehadiran koperasi di lingkungan pondok pesantren pada dewasa ini bukan merupakan barang baru. Populer dengan sebutan KOPONTREN, sebagai singkatan dari Koperasi Pondok Pesantren. Kopontren bukan saja menandai memasyarakatnya koperasi di Indonesia, melainkan juga menandai pengembangan peranan fungsi dan dinamika pesantren itu sendiri di satu pihak serta potensinya sebagai detonator bagi pengembangan koperasi selanjutnya di masyarakat di pihak lain.8

Permodalan koperasi dalam pasal 41 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Akan tetapi meskipun begitu, permodalan tersebut masih kurang untuk memenuhi kebutuhan anggotanya, baik itu yang bergerak diberbagai bidang produktif. Oleh karenanya, pemerintah memiliki kebijakan unuk memberikan bantuan dana bergulir yang sudah dianggarkan bagi koperasi syariah yang dinilai layak menerimanya.9

Dalam hal penguatan permodalan dan pendanaan ini pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan, yaitu yang sering disebut dengan dana bergulir berpola syariah. Kebijakan ini dikeluarkan dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan

7 M Sulthon Masyhud dan Moh Khusnurdilo, ManajemenPondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2005), h. 1

8

Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 145 9


(22)

UKM RI No. 06/Per/M.KUKM/I/2007 tentang Petunjuk Teknis Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) Pola Syariah yang sering disebut dengan Dana Bergulir Syariah (DBS). Kebijakan ini tidak lain bertujuan untuk memberdayakan pengusaha mikro yang termasuk di dalamnya yaitu anggota koperasi untuk pengembangan usahanya yang bergerak diberbagai bidang produktif. 10Sejak tahun 2008 hingga 8 Agustus 2011, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) telah mencairkan dana pinjaman atau pembiayaan sebesar Rp 1.24 triliun.11

Akan tetapi sekarang ini kejadian yang sering terlihat adalah seringnya pembiayaan ataupun pemberian pinjaman yang walaupun sudah diberikan atau dikucurkan kepada anggotanya ataupun penggunanya, tetapi hal itu sama saja tidak memberikan efek bagi perekonomiannya.

Pondok Pesantren NU Paringgonan Kabupaten Padang Lawas – Sumatera Utara memiliki kopontren yang bernama Kopontren Al-Ikhlas. Kopontern Al-Ikhlas merupakan salah satu Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di daerah tersebut yang menyalurkan pembiayaan kepada anggotanya. Dana koperasi disalurkan dengan baik kepada para anggota, akan tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana dana itu dikelola oleh anggota dan sejauh mana dampaknya terhadap pengembangan usaha dan peningkatan kondisi perekonomian mereka belum diketahui secara akurat dan komprehensif. Karena seharusnya dengan adanya penyaluran pembiayaan ini

10

Ibid, h. 265 11


(23)

semestinya kesejahteraan dan kondisi perekonomian anggotanya akan meningkat dan pengembangan usaha anggotanya juga semakin meningkat.

Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian di koperasi pondok pesantren tersebut dan menganalisis lebih lanjut permasalahan yang terjadi dan selanjutnya

akan disajikan pada sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh

Penyaluran Dana Koperasi Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Anggota di

Koperasi Pondok Pesantren(Kopontren) Al-Ikhlas Pondok Pesantren NU

Paringgonan –Sumatera Utara”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi berbagai masalah, seperti:

a. Perlunya perhatian yang lebih intensif dari pemerintah terhadap pengembangan koperasi dan UKM.

b. Peran pemerintah dan masyarakat dalam keikutsertaan mengelola koperasi dan UKM.

c. Peran sektor informal bagi perbaikan taraf hidup pekerjanya.

d. Tindakan yang terjadi pada masa awal kemunculan koperasi yang hanya melakukan penindasan terhadap yang lemah.

e. Ketidaksesuaian tujuan pembiayaan terhadap sebagian anggota koperasi. f. Pengelolaan dari pemanfaatan penyaluran pembiayaan oleh anggota koperasi.


(24)

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah, sehingga penelitian tidak terlalu meluas dan dapat terarah. Untuk itu penulis membatasi masalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan dana dibatasi hanya pada bentuk-bentuk pengelolaan dana pembiayaan oleh anggota

b. Objek penelitian dibatasi hanya pada anggota kopontren Al-ikhlas.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu: Apakah ada pengaruh yang signifikan antara penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota?

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka terlebih dahulu perlu disebutkan beberapa pertanyaan penelitian (research question) yang akan dijawab pada bab-bab selanjutnya. Pertanyaan tersebut sebagai berikut:

a. Bagaimana gambaran umum kopontren dan masyarakat Paringgonan?

b. Bagaimana pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota.


(25)

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Bagi akademisi yaitu dapat dijadikan pedoman atau referensi untuk bahan perkuliahan atau sebagai perbandingan dengan penelitan selanjutnya.

b. Secara praktis, merupakan saran, informasi dan referensi bagi Kopontren dalam menentukan langkah selanjutnya ke arah yang lebih baik.

c. Penelitan ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam memperluas khazanah keilmuan khususnya dibidang ekonomi Islam.

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Adapun jenis dari penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut dan kemudian ditarik kesimpulan. Dengan mengarah pada pendekatan studi, penulis mengadakan penelitian dengan melihat, menggambarkan tentang pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota.

2. Objek.

Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Paringgonan mempunyai anggota sebanyak 40 anggota, dalam penelitian ini peneliti akan mengambil semua anggota tersebut sebagai responden.


(26)

a. Sumber Data, yang digunakan ada dua jenis sumber, yaitu:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden atau dari hasil penelitian lapangan. untuk mendapatkan data primer ini, penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada semua anggota koperasi pondok pesantren Al-Ikhlas. Kemudian mewawancarai pengurus untuk mendapatkan jawaban seputar pertanyaan yang tidak disebutkan di dalam angket, seperti latar belakang pendirian, dan lain-lain.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan sudah diolah oleh orang lain. Yang menjadi data sekunder adalah literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, artikel, serta sumber lainnya yang berhubungan dengan materi penulisan ini.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi

Observasi dengan melakukan kunjungan ke lokasi Kopontren Al-Ikhlas serta ke lokasi para anggotanya. Untuk mengamati dan melihat lebih dekat dalam penyaluran dana koperasi tersebut kepada para anggota serta untuk mengamati maju tidaknya perekonomian para anggotanya.

2. Studi Dokumenter

Dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen kopontren tersebut sehubungan dengan aktifitas yang telah dilakukan oleh kopontren Al-Ikhlas.


(27)

3. Wawancara

Wawancara yang dilakukan bersifat informal kepada para pengurus kopontren Al-Ikhlas. Adapun penggunaan wawancara ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang tidak terdapat dalam angket/kuesioner.

4. Kuesioner

Dilakukan dengan cara membuat kuesioner dan meminta para anggota kopontren Al-Ikhlas untuk menjawab dengan sebenar-benarnya. Dengan teknik kuesioner ini diharapkan dapat memberikan keterangan yang lebih jelas tentang proses dan penggunaan dana koperasi yang diterima oleh para anggotanya.

5. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku, artikel-artikel, dan lainnya yang terkait dengan penelitian. Studi pustaka ditujukan untuk mendapatkan data tentang pengertian, landasan hukum, dan lainnya yang diperlukan untuk penelitian ini.

c. Teknik Uji Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data-data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang valid dan reliable. Salah satu ciri instrument yang baik adalah apabila instrument itu dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur secara valid. Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah teknik korelasi product moment dari Pearson.


(28)

Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach.

4. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang diamati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji. Hipotesis dalam penelitian ini adalah

“terdapat pengaruh antara penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi

anggota”. Hipotesis bisa saja salah, oleh karena itu akan diuji oleh peneliti sehingga

akan didapat suatu kesimpulan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Penelitian ini akan menguji dan membuktikan kebenaran hipotesis tersebut sebagai berikut:

H0: Tidak ada pengaruh antara penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota.

H1: Ada pengaruh antara penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota.

5. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini Teknik Pengolahan Data adalah dengan menggunakan komputer, yaitu dengan program SPSS16 for Windows.


(29)

Analisis kuantitatif statistik yaitu metode analisis regresi dengan menggunakan data-data yang sudah ada. Alasan menggunakan regresi linear sederhana adalah untuk mendapatkan tingkat akurasi dan dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikansi antara variabel independen (penyaluran dana koperasi) terhadap variabel dependen (kesejahteraan ekonomi anggota).

a. Regresi Linear Sederhana

Metode regresi linear sederhana adalah suatu metode analisis yang dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan persamaan umum sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

X = Variabel independen yaitu penyaluran dana koperasi Y = Variabel dependen yaitu kesejahteraan ekonomi anggota a = Konstanta yaitu nilai Y bila X = 0

b = Koefisien regresi yaitu perubahan pada Y jika X berubah satu satuan b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dibuat untuk menguji kredibilitas H0. Hal ini berarti bahwa dalam pengujian hipotesis yang diuji adalah H0 bukan H1,walaupun hipotesis yang dikembangkan melalui kajian teoritis adalah H1.Oleh karena


(30)

itu,jika H0 ternyata terbukti kebenarannya, maka H1ditolak. Sebaliknya, apabila ternyata H0 tidak terbukti kebenarannya, maka H1diterima.12

Uji t

Pengujian t statistik adalah pengujian terhadap masing-masing variabel independen. Uji t akan dapat menunjukkan pengaruh masing-masing (secara parsial) variabel independen (penyaluran dana koperasi) terhadap variabel dependen (kesejahteraan ekonomi anggota).

Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak, berarti variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima, berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

F. Review Studi Terdahulu

Untuk menghindari penelitian terhadap objek yang sama terhadap suatu penelitian yang sama, maka perlu dilakukan review terhadap kajian yang pernah ada, yaitu:

Pertama, skripsi yang disusun oleh Eva Fauziah yang berjudul “Strategi dan

Sistem Penghimpunan Dana Kopontren Bagi Upaya Kesejahteraan Ekonomi

Masyarakat (Studi pada Kopontren Darunnajah Jakarta)”, tahun 2010. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan analisis kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah: 1. Strategi dalam menghimpun dana adalah: a.

12

Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 98


(31)

Memberikan modal kepada anggota yang membutuhkan agar dapat membuka peluang lapangan kerja; b. Dalam menghimpun dana digunakan sistem syariah dengan tujuan terciptanya kesejahteraan; c. Dengan adanya penghimpunan dana, maka pengurus dapat mensosialisasikan dalam bentuk penggajian. 2. Berdasarkan sistem operasional, kopontren Darunnajah dalam menghimpun dana menggunakan akad mudharabah, akan tetapi pihak koperasi masih kurang optimal dalam menjalankan sistem syariah tersebut. 3. Kopontren Darunnajah tidak mengalami banyak kendala dalam menghimpun dana masyarakat, hanya saja dana yang dikumpulkan kecil sehingga koperasi harus bekerja sama dengan bank syariah.13

Kedua, skripsi yang disusun oleh Aryo Agung Saputra yang berjudul ”Strategi

Pelayanan Pembiayaan UKM pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah

Cinere”, tahun 2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

dan analisis kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah: 1. Strategi penerapan yang dilakukan oleh KJKS Arrahmah Cinere sangat teratur, mulai dari analisa pasar dan juga kunjungan rutin. 2. Alur proses pelayanan system jemput bola pada KJKS tersebut, yang terlibat di dalamnya antara lain: a. Account Officer (SO); b. Financing Officer (FIO); c. Unit Manager (UM); d. Operation Officer (OO); e. Teller; f. Financing Processing Centre; g. Assistant. 3. Yang dirasakan oleh KJKS tersebut

13

Eva Fauziah, Strategi dan Sistem Penghimpunan Dana Kopontren Bagi Upaya Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat (Studi pada Kopontren Darunnajah Jakarta), (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010)


(32)

banyaknya penyaluran pembiayaan yang dijalani tentunya banyak pula margin (keuntungan) yang diperoleh.14

Ketiga, tesis yang disusun oleh Euis Amalia yang berjudul “Keadilan Distributif

dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia”, tahun 2009.

Kemudian tesis ini dijadikan buku oleh penulis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis SWOT dan Matriks Dampak Silang. Pada tesis ini dibahas tentang analisis mengenai kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan LKMS, potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh LKMS. Serta menjelaskan bagaimana konsep keadilan distributif dalam Islam.15

Keempat, buku yang ditulis oleh Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto

yang berjudul “Perkoperasian: Sejarah, Teori, & Praktek”, yang diterbitkan oleh

Ghalia Indonesia tahun 2004. Pada buku ini dibahas tentang awal mula gerakan koperasi, landasan hukumnya, serta penjelasan tentang teori-teori koperasi dan cara untuk mendirikan sebuah koperasi.16

Kelima, buku yang ditulis oleh Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman

Soejoedono yang berjudul “Ekonomi Skala Kecil/Menengah & Koperasi”, yang

diterbitkan oleh Ghalia Indonesia tahun 2004. Pada buku ini dibahas tentang peran-peran UKM dalam perekonomian Indonesia dan juga bagaimana perkembangan dan

14

Aryo Agung Syafutra, Strategi Pelayanan Pembiayaan UKM pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah Cinere, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010)

15Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009)

16

Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, (Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004)


(33)

pembianaan UKM di Indonesia. Selain itu juga dibahas tentang perintisan koperasi, manajemen koperasi, organisasi koperasi serta peran koperasi dalam pembangunan social dan ekonomi.17

Keenam, buku yang ditulis oleh Ahmad Dimyanti, dkk yang berjudul “Islam dan

Koperasi: Telaah Peran Serta Umat Islam dalam Pengembangan Koperasi”, yang

diterbitkan oleh Koperasi Jasa Informasi tahun 1989. Pada buku dibahas tentang koperasi dalam ruang lingkup ekonomi dan nasional dan sistem Islam. Selain itu juga dibahas mengenai pengembangan koperasi oleh lembaga-lembaga umat Islam termasuk di dalamnya kopontren, dan juga pembahasan mengenai pembinaan dan pengembangan koperasi dengan kelembagaan umat Islam.18

Berdasarkan pemaparan studi terdahulu di atas, skripsi yang ditulis oleh penulis memiliki perbedaan dengan tulisan-tulisan terdahulu. Pada skripsi ini penulis fokus membahas tentang Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Dana Koperasi Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Anggota di Kopontren Al-Ikhlas Pondok Pesantren Paringgonan - Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis data kuantitatif dan menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan responden sebanyak 40 responden.

G. Kerangka Teori

17

Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, (Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004)

18

Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi: Telaah Peran Serta Umat Islam dalam Pengembangan Koperasi, (Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989)


(34)

Secara etimologi, kata koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu cooperatives; merupakan gabungan dua kata co dan operation. Dalam bahasa Indonesia dilafalkan dan dikenal dengan istilah koperasi.19 Secara umum koperasi adalah suatu badan usaha di bidang perekonomian, beranggotakan secara suka rela, atas dasar persamaan hak, bekerjasama melakukan sesuatu usaha dengan bertujuan memenuhi kebutuhan para anggotanya khususnya dan masyarakat pada umumnya.20

Definisi koperasi dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa koperasi Indonesia badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.21

Koperasi yang lahir sebagai protes dan sarana untuk melindungi diri terhadap pemerasan dan penindasan oleh sistem ekonomi yang tidak adil, akhirnya berkembang sebagai suatu gerakan dan bahkan menjadi sistem ekonomi disamping sistem yang ada.22 Sama halnya seperti yang dijelaskan Casselman, bahwa koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana kita ketahui sistem itu merupakan himpunan komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi mencapai suatu tujuan.23

19

Andjar Pachta W., et al, Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal Usaha, Edisi 1, Cet ke 2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 15

20

Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 11

21 Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, Edisi 4, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 29

22

Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 13 23


(35)

Landasan hukum tentang koperasi sesuai dengan ketentuan Pasal 2 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang berbunyi:“Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan”.24

Sedangkan landasan hukum dalam Al-qur’an dan Hadis yaitu dalam surah Al -Maidah ayat: 2, yang artinya sebagai berikut:

“Bertolong-tolonglah kamu pada jalan kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong-menolong dalam melakukan dosa dan permusuhan”.

Dan dalam Hadis Nabi SAW yang artinya:

“Dari Abi Hurairah Ra, Bahwasanya Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya Allah berfirman: Aku adalah orang yang ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang diantaranya tiada mengkhianati yang lain. Maka apabila berkhianat salah seorang diantara keduanya, saya keluar dari perserikatan keduanya”.

Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Yang dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap orang / individu yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi.25 Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Sekali pun demikian, sepanjang tidak merugikan kepentingannya, koperasi dapat pula memberikan pelayanan kepada bukan anggota sesuai dengan sifat kegiatan usahanya, dengan maksud untuk menarik

24

Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, h. 263 25

Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, (Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004), h. 58


(36)

yang bukan anggota menjadi anggota koperasi.26 Keanggotaan kopontren sangat bervariasi dan sangat bergantung pada kondisi podok pesantren tersebut.

Tujuan mendirikan sebuah koperasi adalah untuk membangun sebuah organisasi usaha dalam memnuhi kepentingan bersama, dari para pendiri dan anggotanya di bidang ekonomi. Sedangkan tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan ekonomi para anggota, ini yang menjadi kekhususan koperasi di mana kesejahteraan ekonomi para anggota yang menjadi tujuan utama.27

Sumber modal dalam koperasi terdiri dari modal sendiri, modal pinjaman, dan modal penyertaan. Modal sendiri tersebut adalah modal yang berasal dari dana pendiri atau anggota koperasi yang disetorkan pertama kali. Modal sendiri terdiri dari: (a) Simpanan pokok (b) Simpanan wajib (c) Dana cadangan.28

Konsep sejahtera menurut BKKBN, dirumuskan lebih luas daripada sekedar definisi kemakmuran ataupun kebahagiaan. Konsep sejahtera tidak hanya mengacu pada pemenuhan kebutuhan fisik orang ataupun keluarga sebagai entitas, tetapi juga kebutuhan psikologisnya. Ada tiga kelompok kebutuhan yang harus terpenuhi, yaitu: kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan pengembangan. Apabila hanya satu kebutuhan saja yang dapat dipenuhi oleh keluarga, misalnya kebutuhan dasar, maka keluarga tersebut belum dapat dikatakan sejahtera menurut konsep ini.

26

Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, (Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004), h. 55

27Andjar Pachta W., et al, Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal Usaha, h. 81

28

Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, h. 78-79


(37)

Pembangunan kesejahteraan keluarga mencakup 13 variabel, seperti: pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, agama, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan, transportasi, tabungan, informasi dan peranan dalam masyarakat. Selain itu, BKKBN menetapkan 5 (lima) tahapan Keluarga Sejahtera menurut pemenuhan kebutuhan, yaitu: Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahtera III, dan Sejahtera III Plus.29

Untuk mendapatkan kesejahteraan itu memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil didapatkan. Perlu diperhatikan indikator kesejahteraan itu. Adapun indikator tersebut diantaranya adalah: Pertama, jumlah dan pemerataan pendapatan. Hal ini berhubungan dengan masalah ekonomi. Pendapatan berhubungan dengan lapangan kerja, kondisi usaha, dan faktor ekonomi lainnya. Kedua, pendidikan yang semakin mudah untuk dijangkau. Pengertian mudah disini dalam arti jarak dan nilai yang harus dibayarkan oleh masyarakat. Pendidikan disini, baik yang bersifat formal maupun non formal. Kedua jalur pendidikan ini harus memiliki kesempatan dan perlakuan yang sama dari pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat. Kesejahteraan manusia dapat dilihat dari kemampuan mereka untuk mengakses pendidikan, serta mampu menggunakan pendidikan itu untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya. Ketiga, kualitas kesehatan yang semakin meningkat dan merata. Kesehatan merupakan faktor untuk mendapatkan pendapatan

29

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ASPIRASI%20SOSIAL%20BUDAYA%20MASYARAKAT%20PEDE


(38)

dan pendidikan. Karena itu, faktor kesehatan ini harus ditempatkan sebagai hal yang utama.30

Pengembangan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan agar lebih sempurna dari pada sebelumnya. Jadi, pengembangan usaha adalah kegiatan yang dilakukan oleh anggota koperasi untuk memberdayakan usaha dan perekonomiannya.

H. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi yang akan dijadikan laporan penelitian ini, peneliti menyusun menjadi 5 bab dan sistematika pembahasan dalam skripsi ini akan diuraikan bab per bab sebagai berikut:

BAB I Skripsi ini diawali dengan membahas apa yang menjadi landasan pemikiran dalam penulisan skripsi ini yang dituangkan dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, review studi terdahulu, sistematika penulisan, kerangka teori, dan teknik penulisan. Kemudian bab I ini diberi judul Pendahuluan.

BAB II Bab ini merupakan uraian hasil kajian pustaka atau penelusuran literature yang dilakukan oleh penulis yang relevan dengan pembahasan penelitian ini dan diharapkan dapat membantu penulis

30

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/03/17/indikator-kesejahteraan/ diakses pada hari senin,


(39)

dalam memahami dan menafsirkan data.Dalam bab ini terdapat cakupan-cakupan teori, yaitu tentang teori koperasi dan kesejahteraan ekonomi anggota koperasi. Pada bagian ini meliputi: pengertian koperasi, partisipasi anggota di dalam koperasi, koperasi di lingkungan pesantren, pengertian kesejahteraan, asas kesejahteraan, pengertian ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota. Selanjutnya bab II ini diberi judul Tinjauan Umum Tentang Koperasi dan Kesejahteraan Ekonomi.

BAB III Bab ini merupakan bab penyajian data. Oleh karena penulis akan melakukan penelitian pada Kopontren Al-Ikhlas Kec. Ulu Barumun Kab. Padang Lawas Sumatera Utara, maka pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran secara umum koperasi pesantren Al-ikhlas dan masyarakat Paringgonan. Hal ini dianggap penting karena kopontren tersebut yang menjadi objek dan sasaran dalam penelitian ini. Dalam bab ini akan di paparkan tentang sejarah singkat pondok pesantren paringgonan, gambaran umum kopontren al-ikhlas, gambaran umum masyarakat paringgonan, dan gambaran umum responden. Selanjutnya penulis akan memberi judul bab III ini sebagai Gambaran Kopontren dan Masyarakat Paringgonan.

BAB IV Dalam bab ini penulis akan mengolah atau menganalisa data yang terkumpul yang disajikan dalam bab II dan bab III yang berguna untuk menjawab masalah penelitian. Penulis akan menganalisis data-data


(40)

tersebut dengan menggunakan metode regresi linear sederhana yang nantinya akan diketahui pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota pada kopontren Al-Ikhlas Paringgonan. Dalam bab ini akan dicantumkan analisis data yang digunakan, pengujian hipotesis, dan hasil dari penelitian. Selanjutnya penulis akan memberi judul bab IV ini sebagai Hubungan Penyaluran Dana Koperasi Terhadap Kesejahteraan Ekonomi

Anggota.

BAB V Sebagai penutup dari penulisan skripsi ini, penulis akan merumuskan kesimpulan dari uraian yang telah disebutkan pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari masalah berdasarkan data yang diperoleh dan akan disajikan secara ringkas dan jelas. Selain itu dalam bab V ini juga diuraikan saran-saran dari penulis. Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran. Selanjutnya penulis akan memberi judul bab V ini sebagai Penutup.

I. Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.


(41)

A. Teori Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya “kerja

sama”. Enriques memberikan pengertian koperasi yaitu menolong satu sama lain (to

help another) atau saling bergandengan tangan (hand in hand).1

Secara umum koperasi adalah suatu badan usaha dibidang perekonomian, beranggotakan suka rela, atas dasar persamaan hak, bekerjasama melakukan suatu usaha dengan bertujuan memenuhi kebutuhan para anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya.2

Berdasarkan Undang-Undang Koperasi Nomor 25 tahun 1992, dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dijelaskan tentang definisi dan landasan umum koperasi, yaitu: “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.3

1 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 13 2

Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi: Telaah Peran Serta Umat Islam dalam Pengembangan Koperasi, (Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989), h. 11

3

Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 242


(42)

Demikian juga dijelaskan dalam Pasal 1 Bab II Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 bahwa: “Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan”.4

Arifinal Chaniago (1984) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.5

Definisi Moh. Hatta, “Bapak Koperasi Indonesia” tentang koperasi adalah usaha

bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat seorang”.6

Menurut Dr. Fay (1908) koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikan rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.7

Sedangkan menurut Paul Hubert Casselman koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial. Maksudnya, koperasi mengandung dua unsur, yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Koperasi merupakan suatu sistem yang

4 Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, h. 243 5

Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 17 6 Ibid

7

Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, (Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004), h. 38


(43)

saling berkaitan yang secara bersama-sama berfungsi mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan ekonomi atau dengan kata lain bahwa koperasi harus berdasarkan motif ekonomi/mencari keuntungan.8

Selain itu prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut:9

a. Koperasi adalah organisasi suka rela, terbuka kepada semua orang untuk dapat menggunakan pelayanan yang diberikannya dan mau menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin, sosial, suku, politik, atau agama.

b. Organisasi demokaratis yang dikontrol oleh anggotanya, yang aktif berpartisipasi dalam merumuskan kebijakan dan membuat keputusan

c. Anggota berkontribusi secara adil dan pengawasan secara demokrasi atas modal koperasi.

d. Oganisasi mandiri yang dikendalikan oleh anggota-anggotanya. Walaupun koperasi membuat perjanjian dengan organisasi lainnya termasuk pemerintah atau penambah modal dari sumber luar, koperasi harus tetap dikendalikan secara demokrasi oleh anggota dan mempertahankan otonomi koperasi.

e. Menyediakan pendidikan dan pelatihan untuk anggota, wakil-wakil yang dipilih, manager, dan karyawan-karyawan sehingga mereka dapat berkontribusi secara efektif untuk perkembangan koperasi.

8

Ibid, h. 39 9


(44)

f. Melayani anggota-anggotanya dan memperkuat gerakan koperasi melalui kerja sama dengan struktur koperasi local, nasional, dan internasional.

g. Bekerja untuk perkembangan yang berkesinambungan atas komunitasnya. 2. Landasan Hukum Koperasi Syariah

Landasan hukum koperasi syariah adalah sebagaimana lembaga ekonomi Islam lainnya yaitu mengacu pada sistem ekonomi Islam itu sendiri, seperti yang terdapat dalam al-Qur’an dan Al-Hadis.10 Landasan koperasi syariah tersebut seperti yang disebutkan di bawah ini:

1. Koperasi melalui pendekatan sistem syariah

Merupakan sistem ekonomi yang integral dan merupakan suatu kumpulan dari barang-barang atau bagian-bagian yang bekerja sama sebagai suatu keseluruhan.

QS. Al-Baqarah: 208











Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(QS. Al-Baqarah: 208)

2. Tujuan sistem koperasi syariah

Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral Islam: QS. A-Baqarah : 168

10


(45)















Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 106)

3. Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota QS. Al-Hujurat: 13

















Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13)

3. Partisipasi Anggota Dalam Koperasi

Sebagai sebuah perkumpulan, koperasi tidak akan mungkin terbentuk tanpa adanya anggota sebagai tulang punggungnya. Apalagi, koperasi merupakan kumpulan orang bukan kumpulan modal, sehingga jumlah anggota sangat menentukan besarnya


(46)

modal yang dimiliki. Semakin banyak jumlah anggota, maka semakin kokoh kedudukan koperasi sebagai suatu badan usaha, baik ditinjau dari segi organisasi maupun dari segi ekonomis. Sebab badan usaha koperasi dikelola dan dibiayai oleh para anggota, bertambahnya anggota berarti bertambahnya pemasukan modal yang bersumber dari simpanan-simpanan para anggota.11

Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai business entity dan social entity dibentuk oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para anggota. Oleh karena itu, diharapkan manfaat tersebut dapat didistribusikan secara adil dan merata sesuai dengan kontrbusi mereka kepada koperasi dalam aneka kegiatan-kegiatan koperasi. Partisipasi anggota dalam koperasi diibaratkan darah dalam tubuh manusia.12

Pada pasal 17 ayat (1) UU No 25/1992 dinyatakan bahwa “anggota koperasi

adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi”. Sebagai pengguna dan pemilik

koperasi, anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Sekalipun demikian, sepanjang tidak merugikan kepentingannya, koperasi dapat memberikan pelayanan kepada bukan anggota sesuai dengan sifat kegiatan usahanya, dengan maksud untuk

11

Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h. 55 12


(47)

menarik yang bukan anggota menjadi anggota koperasi.13 Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan investasi atau menanam modal di koperasinya. Sedangkan sebagai pemakai, anggota harus menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.14

Sesuai dengan peran ganda yang ditandai oleh prinsip identitas, maka partisipasi anggota dapat dibagi sebagai berikut:

1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik:

1. Memberikan kontribusinya dalam bentuk keuangan terhadap pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasinya dan melalui usaha-usaha pribadinya;

2. Mengambil bagian dalam penetapan tujuan pembuatan keputusan dan dalam proses pengawasan terhadap tata kehidupan koperasinya.

2. Dalam kedudukan sebagai pelanggan/pemakai memanfaatkan berbagai kesempatan yang bersifat menunjang kepentingan-kepentingan yang disediakan perusahaan koperasinya.15

Partisipasi dalam koperasi ditujukan untuk menempatkan para anggota menjadi subyek dari pengembangan koperasi, anggota harus terlibat di dalam setiap langkah proses pengembangan koperasi dari tingkat penetapan tujuan, sasaran atau penyusunan strategi, serta pelaksanaan untuk merealisasikan dan pengendalian sosial sesuai kepentingan anggota. Partisipasi sebagaimana telah dipertimbangkan

13 Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h. 55 14

Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 79 15

Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, (Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004), h. 59


(48)

hendaklah memasukkan rasa memiliki dan rasa bertanggung jawab dengan tekanan tertentu pada pentingnya pendapat bersama yang dihasilkan oleh para anggota.16

Berpegang pada prinsip/pengertian koperasi, maka ada beberapa prinsip, yaitu:17 1. Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam

lingkup usaha koperasi

2. Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan

3. Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.

Keanggotaan koperasi pada dasarnya tidak dapat dipindahtangankan karena persyaratan untuk menjadi anggota koperasi adalah kepentingan ekonomi yang melekat pada anggota yang bersangkutan. Dalam hal anggota meninggal dunia, keanggotaannya dapat diteruskan oleh ahli waris yang memenuhi kepentingan ahli waris dan mempermudah proses mereka menjadi anggota. Dalam Pasal 19 dan 20 UU No 25 /1992 disebutkan hak dan kewajiban anggota di dalam koperasi, yang dimaksudkan untuk menghindari adanya kecenderungan anggota hanya akan mementingkan pribadinya sendiri, isi pasal tersebut lebih rincinya disebutkan di bawah ini:18

Setiap anggota mempunyai kewajiban:

a. Mematuhi AD dan ART serta keputusan yang telah disepakati dalam rapat anggota;

16 Thoby Mutis, Pengembangan Koperasi, (Jakarta: Grasindo, 1992), h. 94 17

Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, h. 58

18


(49)

b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang telah diselenggarakan oleh koperasi; c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas

kekeluargaan.

Sedangkan hak anggota adalah sebagai berikut:

1. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota;

2. Memilih dan/dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas; 3. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam AD;

4. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta;

5. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antarsesama anggota;

6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam AD.

Didahulukannya kewajiban daripada hak sepintas terlihat tidak ada artinya. Namun jika dikaji lebih dalam, pengaturan yang demikian mengandung makna bahwa anggota koperasi harus mempunyai kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan kewajibannya. Setelah kewajibannya tersebut dilaksanakan barulah mereka boleh menuntut hak sebagai anggota koperasi. Hal ini merupakan pencerminan dari koperasi Indonesia yang berciri khas kekeluargaan, sehingga tidak pantas anggota menuntut hak terlebih dahulu sebelum menunaikan kewajibannya. Jadi, anggota


(50)

merupakan faktor penentu dalam kehidupan koperasi, oleh karena itu penting bagi anggota untuk mengembangkan dan memelihara kebersamaan.19

4. Koperasi di Lingkungan Pesantren 1. Pesantren dan Peranannya di Indonesia

Memberikan gambaran yang akurat dan lengkap tentang kegiatan-kegiatan di pesantren saat ini memang sukar sekali. Hal ini dimungkinkan karena fakta memperlihatkan betapa sedikitnya perubahan yang terjadi dalam pesantren dewasa ini. Pada umumnya kegiatan-kegiatan di pesantren dapat dikelompokkan pada 3 jenis kegiatan yaitu, dakwah, pendidikan, dan sosial.20 Selain kegiatan dakwah dan pendidikan, kegiatan sosial merupakan bagian dari gaya hidupnya. Dalam segi ini terdapat kecenderungan untuk diangkat ke tingkat formal, seperti yang terjadi pada beberapa pesantren saat ini, bahkan dengan kualitas cukup tinggi diukur dengan kapasitas dan potensi sarana yang ada.21

Terdapat beberapa peran pesantren di lingkungannya, yaitu: Pertama, pesantren telah mampu menjalankan peran keagamaan. Kedua, pesantren menjalankan peran pendidikan. Ketiga, pesantren menjalankan peran kulturalnya. Keempat, pesantren menjalankan peran sosial-ekonomi. Kelima, pesantren menjalankan peran pengembangan masyarakat.22

2. Kelayakan Koperasi Pondok Pesantren

19 Ibid 20

Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 140 21

Ibid, h. 142 22


(51)

Kehadiran koperasi di lingkungan pondok pesantren pada dewasa ini bukan merupakan barang baru. Kopontren bukan saja menandai memasyarakatnya koperasi di Indonesia, melainkan juga menandai pengembangan peranan fungsi dan dinamika pesantren itu sendiri di satu pihak serta potensinya sebagai detonator bagi pengembangan koperasi selanjutnya di masyarakat di pihak lain. Meningkatnya perhatian terhadap kopontren didukung oleh kesadaran akan nilai dan potensinya.23

Keanggotaan kopontren sangat bervariasi dan sangat bergantung pada kondisi pondok pesantren tersebut. Pada umumnya sistem keanggotaannya dapat dikelompokkan dalam tiga macam, sebagai berikut:

1. Anggotanya terdiri dari santri yunior dan santri beserta guru-guru/ustadz 2. Anggotanya terdiri dari santri, guru/ustadz, kyai, dan anggota majlis taklim

termasuk masyarakat sekitarnya.

3. Anggotanya terdiri dari guru/ustadz, kyai, dan anggota majlis taklim termasuk masyarakat sekitarnya.

Kopontren adalah human investment dalam arti luas. Melalui kpontren santri dapat berpraktek organisasi khususnya dalam menyusun program dan digunakan tempat melaksanakan prinsip-prinsip demokrasi. Pada saat bersamaan kopontren berarti meningkatkan kesejahteraan warga pesantren khususnya dan masyarakat sekitarnya pada umumnya. Dalam hal kopontren telah berkembang dengan

23


(52)

profesionalitas pengelolaan, maka ia merupakan lapangan pekerjaan baru yang menampung tenaga kerja dari lingkungan sendiri.24

Dukungan bagi pesantren untuk berkoperasi secara cultural ada pada tata nilai. Ada beberapa nilai koperasi yang terdapat dalam tradisi pesantren. Menurut Arif Mudatsir nilai-nilai itu antara lain, kemandirian, kegotong-royongan, dan sama-sama memerhatikan kaum lemah.25

3. Prospek Pesantren dalam Pengembangan Koperasi

Upaya pengembangan koperasi di pesantren hanya dapat diupayakan jika koperasi yang telah didirikan itu dianggap bermanfaat atau memiliki keuntungan-keuntungan yang dapat dirasakan oleh para anggotanya dan masyarakat sekitarnya. Hal ini ditandai dengan keuntungan finansial yang meningkat dari tahun ke tahun, kesan positif dari para penghuni pesantren dan masyarakat sekitarnya, dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari para santri yang pernah mengelola koperasi. Adanya potensi yang mendukung, memungkinkan koperasi dapat dikelola secara baik oleh pesantren dengan menambah pengetahuan-pengetahuan teknis operasional perkoperasian, pengetahuan prinsip-prinsip dasar koperasi, dan latihan-latihan keterampilannya kepada para pengelolanya. Akan tetapi pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan tersebut juga menjadi bertambah. Dengan kata lain, pengetahuan dan keterampilan para pengurus koperasi harus sudah sampai pada

24

Ibid, h. 146-147 25


(53)

pengetahuan dan keterampilan pemasaran, studi kelayakan, manajemen, dan sebagainya.26

Kopontren sebagai lembaga usaha dan ekonomi dituntut kemampuannya untuk dapat menunjang gerak laju program anggotanya, maupun program pokok pesantrennya itu sendiri sebagai lembaga induknya. Hubungan timbal balik antara kopontren dan pesantrennya secara kelembagaan sangat diperlukan. Sebagai pembinaaan manajemen dan teknik-teknik usaha, kopontren bersama-sama pihak pimpinan pesantren perlu berhubungan dengan instansi terkait atau departemen teknis yang sesuai dengan bidang usahanya. Tingkat pendidikan banyak berpengaruh, kesempatan mengikuti latihan-latihan. Hal ini tidak hanya untuk fungsionaris, tetapi juga bagi anggota pada umumnya karena hal ini berkaitan dengan tingkat partisipasi anggota dan kaderisasi.27

5. Penyaluran dana pada Koperasi

Modal yang diperoleh koperasi hendaknya didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan para anggota koperasi sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan koperasinya. Pada berbagai jenis koperasi, pendayagunaan modal dibedakan oleh kebutuhan, kemanfaatan dan kegunaannya bagi para anggotanya.28

a. Pada koperasi-koperasi yang bergerak di bidang jasa, seperti koperasi simpan pinjam, koperasi angkutan, dan lain-lain, titik berat penggunaan modal yaitu mempertinggi tingkat pelayanan jasa-jasa kepada anggota.

26

Ibid, h. 152-154 27

Ibid, h. 155-156 28


(54)

b. Pada koperasi-koperasi produksi, titik berat penggunaannya yaitu untuk mempertinggi produktivitas para anggotanya.

c. Pada koperasi-koperasi yang bergerak di bidang pemasaran, titik berat penggunaannya yaitu untuk mempertinggi kualitas hasil/produk para anggota agar para anggota memperoleh harga layak dari jerih payahnya.

d. Pada koperasi-koperasi konsumsi, titik berat penggunaan modal tertuju pada pemenuhan kebutuhan para anggotanya, terutama kebutuhan sehari-hari. e. Pada koperasi-koperasi aneka usaha (multi purpose) modal koperasi

didayagunakan untuk berbagai kegiatan dengan titik berat pada kebutuhan utama para anggotanya, bukan pada yang paling menguntungkan koperasi. Pengurus dalam mendayagunakan modal koperasinya harus bertitikberat pada usaha-usaha pemuasan kebutuhan/kepentingan para anggotanya. Jadi berbeda dengan badan-badan usaha lain yang penggunaan modalnya dititikberatkan pada usaha yang paling menguntungkan, tidak peduli apakah usahanya itu sesuai dengan kehendak para pembentuk modalnya. Dengan demikian jelas bahwa dalam pendayagunaan modal koperasi para pengurusnya dituntut untuk lebih mengerahkan kecerdasan, kejelian, dan fleksibilitas mengutamakan usaha-usaha yang dapat memuaskan pemenuhan kebutuhan/kepentingan para anggota, yang mana usaha-usaha tersebut dapat pula mendatangkan pendapatan yang wajar/layak.29

Dalam pendayagunaan modal ini pihak pengurus terlebih dahulu harus melakukan pertimbangan-pertimbangan, modal mana yang dapat digunakan dengan aman,

29 Ibid


(55)

seperti modal yang diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan suka rela dalm wujud simpanan secara deposito, cadangan dari sisa hasil usaha, pinjaman dari Bank, bantuan/pinjaman dari pemerintah,dan modal mana yang mungkin kurang aman dalam pemakaiannya seperti, simpanan suka rela dalam bentuk simpanan secara giro, dan perolehan uang muka dari para pelanggan. Dengan pertimbangan yang matang, modal yang aman sebagian dapat dijadikan modal investasi dan sebagian dapat dijadikan modal kerja.30

1. Modal Investasi, Pihak pengurus harus memikirkan baik-baik pembelian/pengadaan sarana-sarana penunjang usahanya, seperti alat-alat pelayanan, mesin-mesin/alat-alat pengolahan, gudang tempat penyimpanan produk, dan lain-lain.

2. Modal Kerja, Yaitu modal/uang yang diperlukan untuk membelanjai operasi sehari-hari, seperti untuk pembelian barang-barang bagi koperasi konsumsi, pemberian pinjaman bagi koperasi simpan pinjam, pembelian bahan-bahan mentah dan lain-lain bagi koperasi produksi, dan sebagainya. Uang yang masuk dari hasil usaha segera dikeluarkan kembali utuk melangsungkan usahanya, sehingga modal/dana tersebut akan terus berputar setiap periodenya selama berlangsungnya usaha koperasi.

Adapun lapangan usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi

30


(56)

kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi.31

Dalam pendayagunaan modal kerja terdapat tiga (3) konsep yang sebaiknya diketahui oleh para pengurus, yaitu:32

a. Konsep Kuantitatif, yaitu mendasar pada kuantitas dari pada dan yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancer di mana aktiva tersebut merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau akan terbebas lagi dalam waktu yang pendek;

b. Konsep Kualitatif, modal kerja di sini dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar / yang segera harus dikembalikan, dengan demikian maka setelah satu putaran usaha maka utang-utang itu sera harus disisihkan untuk dipersiapkan pengembaliannya bila ditagih oleh sipemberi pinjaman, dengan demikian maka usaha selanjutnya akan dibiayai dengan aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan tanpa mengganggu likuiditasnya;

c. Konsep Fungsional, yaitu mendasarkan pada fungsi dari pada dana dalam menhasilkan sesuatu (pelayanan, produk, pemasaran, dan lain-lain) yang memuaskan pemenuhan kepentingan para anggota sambil mendatangkan pendapatan yang wajar.

B. Teori Permodalan Koperasi

31

Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, h. 250 32


(57)

1. Arti Modal Bagi Koperasi

Semakin berkembangnya kegiatan usaha koperasi dewasa ini serta semakin besarnya dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha koperasi, baik yang berasal dari dana intern (modal sendiri) maupun modal ekstern (modal luar/pinjaman), maka semakin berat pula tanggung jawab manajemennya. Pengendalian penggunaan dan pengawasannya akan berjalan baik apabila koperasi menerapkan sistem perencanaan anggaran yang sesuai dan memadai.33

Pimpinan koperasi yang baik, selain secara teratur meneliti kemajuan koperasi, juga harus membuat rencana kegiatan usaha untuk masa mendatang. Rencana kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran koperasi dikenal sebagai Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPB). Dalam penganggaran dikenal dua macam penyusunan anggaran yaitu Anggaran Belanja Operasional dan Anggaran Keuangan.34

a. Anggaran Belanja Koperasi (ABK)

ABK adalah suatu perencanaan dalam bentuk uang(rupiah) atas kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datangdan digambarkan dalam bentuk angka untuk suatu periode tertentu (biasa satu tahhun). Perencanaan tersebut meliputi perkiraan jumlah penjualan, jumlah biaya, jumlah pendapatan, dan jumlah keuntungan yang diharapkan.

b. Anggaran Keuangan (Cash Budget)

33

Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, h. 76

34


(58)

Anggaran Pendapatan Koperasi jika dilihat dari keluar masuknya uang kas bisa disebut Anggaran Keuangan. Pada anggaran keuangan ini diperkirakan keluar masuknya uang pada waktu-wakttu tertentu di masa yang akan datang. Perhitungan ini diperlukan untuk uang tunai yang harus ada di dalam kas dan bank dalam suatu wakttu.

Jumlah modal yang diperlukan oleh suatu koperasi sudah harus bisa ditentukan dalam proses pengorganisasian atau pada waktu pendiriannya dengan rinciannya berapa untuk modal tetap atau yang disebut juga sebagai modal jangka panjang dan berapa untuk modal kerja yang disebut sebagai modal jangka pendek. Disamping itu juga masih diperlukan sejumlah dana yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran selama dalam proses pendiriannya itu, yang disebut dana pengorganisasian (organizational funds).35

Modal jangka panjang diperlukan untuk penyediaan fasilitas fisik bagi koperasi, seperti untuk pembelian tanah, gedung, mesin-mesin dan kenderaan-kenderaan yang diperlukan oleh koperasi.36

Modal jangka pendek diperlukan oleh koperasi untuk membiyai kegiatan operasional koperasi, seperti gaji, pembelian, bahan baku, pembayaran pajak dan asuransi, biaya penelitian dan sebagainya. Dalam hal koperasi tersebut adalah

35

Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010), h. 189-190 36


(1)

tersebut ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0,076 yang berarti besarnya signifikansi pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota hanya sebesar 7,6%.

Dengan melihat hasil perhitungan uji regresi di atas, pada tabel coefficient diperoleh persamaan regresi Y = 40,488 + 0,340X. Maksud dari persamaan tersebut apabila variabel kesejahteraan ekonomi anggota tetap (konstan) maka penyaluran dana koperasi nilainya konstap (tetap) maka kesejahteraan ekonomi anggota mengalami peningkatan sebesar 0,340.


(2)

96 BAB V P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari analisis maupun pembahasan yang telah dilakukan penulis sebelumnya, maka kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian yang berdasarkan pada hipotesis menunjukkan bahwa pada perhitungan uji t, thitung< ttabel (1.768 < 2.042) dan juga pada uji signifikansi probabilitas di atas 0.05 (0.085 > 0.05). Oleh karena itu H0 diterima, artinya koefisien penyaluran dana koperasi tidak berpengaruh secara terhadap kesejahteraan ekonomi anggota.

2. Hasil uji regresi linear dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.267 atau 26.7%. Hal ini menunjukkan bahwa antara variabel penyaluran dana koperasi dengan kesejahteraan ekonomi anggota mempunyai hubungan dengan korelasi rendah. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.076 atau 7.6%. Artinya, 7.6% variabel penyaluran dana koperasi berpengaruh terhadap variabel kesejahteraan ekonomi anggota, sedangkan sisanya (92.4%) dijelaskan oleh variabel lain. Persamaan regresi Y = 40,488 + 0,340X. Maksud dari persamaan tersebut jika tidak ada tambahan pada variabel penyaluran dana koperasi, maka kesejahteraan ekonomi anggota tetap (konstan). Angka koefisien regresi sebesar


(3)

+0,340. Artinya bahwa setiap penambahan 1 penyaluran dana koperasi, maka kesejahteraan ekonomi anggota akan meningkat sebesar 0.340. Sebaliknya jika angka ini negatif, maka kesejahteraan ekonomi anggota akan menurun sebesar angka tersebut.

3. Penyebab variabel penyaluran dana koperasi tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan ekonomi anggota adalah karena: Pertama, jumlah dana yang disalurkan terlalu sedikit sehingga kurang mencukupi kebutuhan anggotanya, selain itu juga waktu pengembaliannya yang terlalu cepat sehingga dana tersebut tidak dapat digunakan semaksimal mungkin. Kedua kebanyakan dana tersebut digunakan oleh anggotanya untuk kebutuhan konsumtif bukan produktif, karena jika dana tersebut digunakan untuk produktif dimungkinkan dana tersebut dapat berpengaruh terhadap kesejahtreaan ekonomi anggotanya.

B. Saran

1. Agar kesejahteraan ekonomi anggota dapat lebih meningkat lagi dengan adanya penyaluran dana koperasi ini disarankan kepada pengurus koperasi pondok pesantren Al-ikhlas agar lebih memperhatikan penyaluran dana, seperti menambah jumlah dana yang disalurkan, memberikan arahan-arahan pembinaan usaha bagi anggotanya, dan lain-lain.


(4)

98

2. Disarankan kepada pengurus kopontren agar menambah unit usaha agar pendapatan koperasi semakin banyak, sehingga nantinya dapat memberikan tambahan dana pada saat penyaluran kepada anggota.


(5)

Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Peran LKM dan UKM di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2009

Damsar.Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009 Daud, Muhammad.Lembaga-Lembaga Islam di Idonenesia. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1995

Dimyati, Ahmad, dkk. Islam dan Koperasi: Telaah dan Peran Serta Umat Islam

dalam Pengembangan Koperasi. Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989

Firdaus, Muhammad dan Agus Edhi Susanto. Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek. Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004)

Fakultas Syariah & Hukum. Buku Pedoman Penulisan Skripsi, cet.1. Jakarta: Fakultas Syariah & Hukum, 2007

Hasibuan, Sayuti. “Koperasi Indonesia Abad Ke 21”. Bulletin Fakultas Ekonomi Univesitas Al-Azhar Indonesia, Vol. 1, 2011

Hendrojogi.Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, Edisi 4. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ASPIRASI%20SOSIAL%20BUDAYA%20MASY ARAKAT%20PEDESAAN.pdf diakses pada hari senin, tanggal 06 Februari 2012

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/03/17/indikator-kesejahteraan/diakses pada hari senin, tanggal 06 Februari 2012

Midgley, James.Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial.Jakarta: Ditperta Islam Depag RI, 2005

Kartasapoetra, G.Praktek Pengelolaan Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta, 1991

Kementrian Koperasi dan UKM RI. Petujuk Teknis Program Perkuatan KSP/USP

Koperasi Pola Syariah Untuk Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil,. Jakarta:


(6)

Kusmana.Bunga Rampai: Islam & Kesejahteraan Sosial.Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006

Masyhud, Sulthon dan Khusnurdilo. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka, 2005

Muthis, Thoby. Pengembangan Koperasi: Kumpulan Karangan, cet. 1. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 1992

Buchori,Nur S.Koperasi Syariah. tt: Masmedia Buana Pustaka, 2009

Pachta W, Andjar., et al.Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal Usaha, Edisi 1, Cet ke 2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007

Partomo, Tiktik Sartika dan Abd. Rachman Soejoedono. Ekonomi Skala

Kecil/Menengah dan Koperasi. Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004

Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul.Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2005

Rochaety, Eti, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009

Sitio, Arifin dan Tamba, Halomoan. Koperasi Teori dan Praktik.Jakarta: Erlangga, 2001

Soehartono, Irawan.Metode Penelitian Sosial.Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Triswanto, Sugeng D. Trik Menulis Skripsi & Menghadapi Presentasi Bebas Stres,

cet. 1. Yogyakarta: Tugu Publisher, 2010

www.bisniskeuangan.kompas.com. “Dana Bergulir LPDB-KUMKM Rp 1,24

Triliun. Diakses Minggu, 27 November 2011

www.smecda.com. “UU Peraturan Menteri Tentang Petunujuk Teknis P3KUM Pola

Syariah”. Diakses pada Minggu, 27 November 2011