PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PASCA INDUSTRIALISASI DI DESA ABAR-ABIR KECATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK.

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT
PASCA INDUSTRIALISASI DI DESA ABAR-ABIR
KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Sosial (S. Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:
CHOLISHOTUN NAFSIYAH
NIM. B05213002

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
2017

ABSTRAK
Cholishotun Nafsiyah, 2017. Perubahan Sosial Masyarakat Pasca

Industrialisasi Di Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah Kabupaten, “Skripsi
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel
Surabaya.”
Kata kunci: Perubahan Sosial, Industrialisasi
Fenomena perubahan sosial pasca industrialisasi semakin meningkat.
Perubahan sosial masyarakat memiliki peranan penting guna memenuhi
kebutuhan sehari-hari pasca industrialisasi, peneliti membatasi rumusan masalah
yang hendak dikaji dalam skripsi ini yaitu: (1) Bagaimana kondisi sosial
masyarakat pasca industrialisasi di desa Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten
Gresik? (2) Apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial masyarakat pasca
industrialisasi di desa Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten Gresik. Metode
yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik
pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.
Metode ini dipilih agar diperoleh data penelitian yang bersifat mendalam
dan menyeluruh mengenai perubahan sosial masyarakat pasca industrialisasi desa
Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten Gresik. Teori yang digunakan dalam
menganalisis data yang diperoleh adalah teori perubahan masyarakat dari
gemeinschaft menuju gesellschaft oleh Ferdinand Tonnies.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwasannya (1) kondisi sosial
masyarakat pasca industrialisi di desa Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten

Gresik adalah dalam faktor ekonomi telah mengalami perubahan, bisa dilihat dari
mata pencaharian masyarakat yang dahulu sebagai buruh tani sekarang beralih
menjadi buruh pabrik, faktor keagamaan meliputi masyarakat mulai meninggalkan
nilai-nilai keagamaan seperti meningkatkan gaya hidup untuk membeli peralatan
sholat yang serba mahal bahkan anak-anak juga mulai meninggalkan simbolsimbol keagamaan seperti tidak memakai jilbab dan sekarang mulai terbuka. Dari
faktor sosial budaya meliputi sistem gotong royong dan saling membantu
masyarakat sudah mulai individualistis (2) Bentuk perubahan sosial masyarakat
pasca industrialisi antara lain: pertama, perubahan mata pencaharian masyaarakat
yang dulu sebagai buruh tani sekarang sudah mampu memenuhi kebutuhan seharihari menjadi buruh pabrik. Kedua, dari perubahan kerja sama anggota masyarakat
yang dahulu masih mengenal sistem kebersamaan sekarang sudah mulai
individualistis.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................ iii
MOTTO ........................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................ v
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10
E. Definisi Konseptual ............................................................................. 11
F. Sistematika Pembahasan ..................................................................... 12
BAB II : PERUBAHAN TIPE MASYARAKAT-FERDINAND TONNIES
A. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 14
B. Kajian Pustaka ..................................................................................... 16
C. Kerangka Teori .................................................................................... 31

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 35

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 37
C. Pemilihan Subyek Penelitian ............................................................... 38
D. Tahap-Tahap Penelitian ....................................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 41
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 45
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................. 46
BAB IV: HASIL PENELITIAN
A. Masyarakat Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik 47
B. Proses Terjadinya Perubahan Sosial Pasca Industrialisasi Desa Abar-Abir
Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik ............................................

61

C. Analisis Data ..................................................................................... 76
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 86
B. Saran ................................................................................................

87


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
Surat Keterangan Bukti Melakukan Penelitian
Berita Acara Ujian Skripsi
Kartu Bimbingan Skripsi
Jadwal Penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan industri merupakan salah satu upaya manusia dalam
meningkatkan kualitas hidup, salah satu tujuan dari pembangunan industri
diantaranya adalah untuk memperluas lapangan kerja, menunjang pemerataan
pembangunan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Alfian
(1996) memberikan uaraian mengenai berbagai dampak industrialisasi yang

terjadi dalam masyarakat diantaranya: “Ditinjau dari sudut ekonomi, keberhasilan
tentunya akan menyebabkan perubahan yang amat berarti dalam struktur
perekonomian masyarakat. Dalam bidang sosial, diperkirakan industrialisasi akan
menyebabkan terjadinya struktur sosial dimana sebagian besar dari anggota
masyarakat akan menggantungkan mata pencahariannya pada sektor industri.
Sedangkan dari segi budaya, industrialisasi diperkirakan akan menimbulkan
perubahan nilai-nilai dan pola gaya hidup (life style pattern) masyarakat yang
amat berarti pula”.1 Selain dampak yang diuraikan diatas, salah satu dampak
positif dari keberadaan industri diantaranya penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat. Sedangkan dampak negatifnya seperti
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh industri. Sehingga dampak dari
keberadaan industri tersebut dapat menimbulkan perubahan pada masyarakat baik
kondisi sosial ekonomi maupun kondisi budaya masyarakat sekitar kawasan
industri tersebut.
1

Alfian, Transformasi Sosial Dan Budaya Pembangunan Nasional (Jakarta: Universitas
Indonesia Press,1996), 47

1


2

Keberadaan industri disuatu daerah baik dalam skala industri besar
maupun skala industri kecil akan memberi pengaruh dan membawa perubahan
terhadap

kondisi

sosial

ekonomi

masyarakat

sekitarnya.

Sebagaimana

dikemukakan oleh Singgih (1991) bahwa dengan dibukanya lapangan pekerjaan

pada suatu industri yang besar sifatnya akan mengakibatkan terbentuknya
kesempatan baru, baik yang langsung diakibatkan oleh industri atau tidak.
Misalnya terbukanya kesempatan kerja baru, yang akan dipekerjakan sebagai
karyawan di unit usaha baru tersebut. Dan akibat lain yang bersifat langsung
misalnya kesempatan dalam usaha-usaha ekonomi bebas. Adapun yang dimaksud
dengan usaha-usaha ekonomi bebas adalah usaha yang langsung memenuhi
kebutuhan industri.2 Sedangkan keberadaan insdustri disuatu wilayah akan
mempengaruhi masyarakat. Sebagaimana menurut Parker (1992) mengatakan
bahwa pengaruh industri terhadap masyarakat bisa berupa nilai-nilai, pengaruh
fisik

terhadap

masyarakat

dan

usaha

industrial


interset

group

untuk

mempengaruhi masyarakat.3
Pembangunan di pedesaan merupakan sebagian dari proses pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian
wilayah. Sekaligus mengindikasikan perubahan terhadap aspek kehidupan sosial
ekonomi masyarakat desa. Pembangunan dibutuhkan beberapa persyaratan agar
pembangunan dapat berhasil dengan baik.4 Dampak perubahan yang signifikan
meliputi perubahan mata pencaharian, dimana terjadi pergeseran orientasi dari

2

Bambang S. Singgih, Perkembangan Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri Di
Daerah-Daerah Jawa Timur (Jakarta: Depdikbud RI, 1991), 6
3

Parker Dkk, Sosiologi Industri (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), 92
4
Pasaribu & simadjuntak, sosiologi Pembangunan (Bandung: PT. Tarsito, 1984), 62

3

sektor pertanian ke sektor industri. Dampak positif maupun negatif pembangunan
ekonomi nasional yang telah dilaksanakan selama ini terhadap perubahan struktur
ekonomi baik nasional maupun pedesaan. Dampak positifnya terutama pada
perkembangan tingkat pertumbuhan pendapatan masyarakat pedesaan yang terkait
dengan perubahan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Dampak
negatifnya adalah pencemaran lingkungan, meningkatnya kecemburuan sosial,
munculnya kesenjangan masyarakat desa-kota, khususnya persaingan meraih
kesempatan kerja dan pendapatan. Akibat makin terbatasnya usaha tani dan
tingkat pendidikan serta keterampilan. Bergesernya nilai dan norma yang selama
ini diadopsi oleh masyarakat desa juga merupakan dampak negatif pembangunan
dalam aspek sosio-kultural akibat tekanan budaya dari para migran.
Proses perubahan dalam masyarakat yang ditimbulkan oleh adanya
industrialisasi tersebut dimensinya dapat berupa perubahan dalam struktur dan
kultur masyarakat. Pembangunan masyarakat industri mengandung makna

transformasi masyarakat menuju masyarakat yang sejahtera dan maju secara
struktural maupun kultural. Struktural dan kultural merupakan dua dimensi
perubahan sosial yang menyatu dengan terwujudnya proses industrialisasi dalam
arti yang seluas-luasnya. Dimensi perubahan struktural mengacu kepada
perubahan dalam bentuk struktural masyarakat yakni menyangkut perubahan
dalam peranan, munculnya peranan baru, perubahan dalam struktur kelas sosial
dan perubahan dalam lembaga sosial. Akibat pembangunan industri di pedesaan
khususnya di daerah pertanian, telah menimbulkan pergeseran struktur kehidupan
masyarakat desa, seperti pergeseran dalam struktur keluarga. Perubahan yang

4

terjadi pada struktur keluarga atau kekerabatan dalam masyarakat seperti
memudarnya hubungan sosial dalam masyarakat sehingga berpengaruh pada
akumulasi peranan individu dalam keluarga dan masyarakat. Pergeseran tersebut
bertendensi pada lunturnya nilai dan akumulasi aspirasi masyarakat oleh pengaruh
tatanan sosial modern dalam berbagai kelembagaan sosial di desa. Masyarakat
yang perekonomiannya berdasarkan pada pertanian, ikatan kekeluargaan dalam
masyarakat masih kuat, karena berlandaskan atas dasar ikatan keturunan, serta
semangat gotong royong yang masih tebal diantara anggota masyarakat.
Adanya introduksi teknologi pertanian yakni dengan industrialisasi ke
perdesaan banyak menimbulkan perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat.
Dampak introduksi teknologi ke pedesaan terhadap interaksi sangatlah penting,
sebab melalui teknologi, aktivitas kerja menjadi lebih sederhana dan serba cepat
serta dapat memuaskan. Hal ini berbeda dengan pekerjaan yang tanpa teknologi
atau masih bersifat tradisional. Ikatan kekeluargaan dan hubungan darah diantara
anggota masyarakat yang menjadi pendorong terjadinya hubungan sosial. Masih
terlihat dengan adanya sikap yang saling tolong menolong dalam masyarakat desa.
Perubahan juga terjadi dalam hal pekerjaan dan kepemilikan lahan pertanian. Bagi
masyarakat petani tradisional, tanah pertanian merupakan sumber penghidupan
keluarganya, yang karena adanya industri, maka telah terjadi perubahan dalam
struktur ekonomi masyarakat petani. Perubahan yang terjadi berupa pergeseran
atas hak kepemilikan lahan pertanian milik petani untuk pembangunan industri
yang secara tidak langsung juga menyebabkan perubahan pada sistem pekerjaan,
yang semula sebagai petani kemudian berubah menjadi buruh pada industri.

5

Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap tata kehidupan sosial secara
keseluruhan terutama pada hubungan kekeluargaan serta struktur masyarakat baik
dari segi status, peranan, nilai-nilai dan norma dalam masyarakat pertanian
tersebut.
Dari penjelasan diatas mengenai beberapa kegiatan yang selalu aktif
dilaksanakan telah terjadi perubahan akibat adanya pembangunan sektor industri.
Perubahan tersebut meliputi dampak pembangunan industri terhadap sosial
ekonomi masyarakat dan sosial budaya masyarakat. Dampak pembangunan
industri terhadap aspek sosial ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk dari
sektor pertanian menjadi sektor industri dan perdagangan / jasa, dampak lainnya
terbukanya kesempatan kerja yang lebih luas baik bagi masyarakat setempat
maupun masyarakat pendatang.
Dampak industri terhadap aspek sosial budaya antara lain berkurangnya
kekuatan mengikat nilai dan norma budaya yang ada karena masuknya nilai dan
norma budaya baru yang dibawa oleh masyarakat pendatang atau migran.
Dengan demikian agar pembangunan industri mempunyai peran yang
besar dalam pembangunan wilayah, maka dari itu dibuatlah suatu aturan bersama
baik dari kegiatan Rt/Rw dan tetap melestarikan budaya santri di Gresik supaya
tidak tergeser sehingga tetap terus dilestarikan dalam lingkungan masyarakat
tersebut. Maksud dari budaya santri tersebut adalah kegiatan tradisi adat istiadat
yang sampai saat ini masih dilestarikan diantaranya: rebo wekasan, malam selawe,
pasar bandeng, kemanten sunat dan lain-lain. Dari semua kegiatan itu menjadi
tanggung jawab bersama, agar budaya santri maupun tatanan nilai kegiatan

6

masyarakat setempat yang tumbuh bertahun-tahun di masyarakat Gresik mampu
hidup dan lestari beriringan dengan tumbuh dan berkembangnya industri.5
Tatanan budaya atau kebiasaan di tiap daerah itu berbeda-beda bahkan
dalam cakupan administrasi terkecilpun seperti ruang lingkup keluarga, pasti
memiliki tatanan dan kebudayaan atau nilai-nilai yang disepakati untuk
dilaksanakan dan dijaga. Selain itu akan berdampak negatif bagi pribadi-pribadi
yang tidak mengindahkan atau melaksanakan apa yang menjadi tatanan budaya di
masyarakat. Seperti tatanan budaya atau aturan yang ada di Desa Abar-Abir dalam
ruang lingkup keluarga adalah larangan untuk bangun siang hari, larangan untuk
keluar sampai larut malam, larangan untuk tidak membuang sampah sembarangan
dan lain-lain. Sedangkan dalam tatanan budaya atau kebiasaan dalam ruang
lingkup desa yang ada di desa Abar-Abir sendiri adalah kebiasaan kumpulan atau
melek’an di malam hari pernikahan serta perkumpulan dalam kegiatan RT/RW
seperti tahlilan beserta arisan, posyandu, dan lain-lain yang sudah disebutkan
diatas. Sehingga jika kita tidak mengikuti kebudayaan yang menjadi kesepakatan
bersama maka akan menimbulkan efek kita tidak mengikuti aturan yang biasa
dilakukan bagi masyarakat sekitar.
Untuk itu kita harus mengetahui apa saja tatanan-tatanan dalam
lingkungan tempat kita tinggal, karena dimana bumi dipijak disana langit
dijunjung yang artinya dimana kita tinggal maka disana ada aturan dan aturan
itulah yang harus dilaksanakan dan ditaati dalam kehidupan kita. Semua manusia
adalah mahluk sosial maka harus mengetahui dan menjalankan apa-apa saja
5

2006), 55

Michael P. Torada, Stephan C. Smith, Pembangunan Ekonomi (Jakarta: Erlangga,

7

aturan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal itulah sedikit ulasan tentang tatanan
budaya di masyarakat yang harus selalu kita jaga dan lestarikan selama normanorma atau tatanan-tatanan itu tidak menyalahi aturan agama. Karena budaya
adalah ciri khas bangsa yang harus senantiasa kita jaga.
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan diatas bahwa judul yang peneliti
ambil yaitu di Desa Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten Gresik. Desa ini
sedang melaksanakan pembangunan dan sedang mengalami perkembangan yang
salah satunya disebabkan oleh kehadiran sektor industri. Masyarakat di Desa
Abar-Abir ini juga termasuk ke dalam kelompok masyarakat industri yang mana
dahulu masyarakat yang berada di Desa Abar-Abir ini hidup bersama mencapai
kehidupan yang rukun dan sejahtera. Seperti pembentukan tatanan kultural dalam
rukun tetangga dan rukun warga itu masyarakat sangat antusisas (aktif) menjaga
dan memelihara serta masyarakat Gresik juga identik dengan kota yang agamis
yang sangat kental dengan budaya.
Namun semenjak ada pembangunan sektor industri masyarakat mulai tidak
pernah ada hubungan interaksi dengan baik lagi bahkan hampir tidak melestarikan
budaya tersebut. Mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing guna
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Tanah-tanah pun di jual dengan harga
yang begitu murah kepada pihak pengelola pabrik. Begitu pun juga dengan akses
jalan yang banyak dipenuhi oleh material bahan bangunan dari industri tersebut
karena saat ini masih banyak proyek-proyek pembangunan pabrik baru di sekitar
Desa Abar-Abir. Sehingga akses jalan menuju desa Abar-Abir pun ikut terkena
dampak dari pasca pembangunan sektor industri.

8

Desa

Abar-Abir

itu

sendiri

berada

di

tengah-tengah

kawasan

industrialisasi, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa industri besar
misalnya: PT. Suri Tani Pemuka, PT. Beringnas Jaya Abadi, PT. Karung Emas,
PT. Distribusi Energi Jatim, PT. Bumi Sakti, PT. Maju Bersama, PT. Jasa Pertiwi,
CV. Teknologi Indonesia, PT. Mahakam, CV. Cipta Manunggal Abadi dan lain
sebagainya. Dan industri kecil misalnya pembuatan garam, sentra jilbab,
pembuatan kerupuk ikan dan puli, dan lain sebagainya. Sesuai dengan
perkembangannya penduduk asli Desa Abar-Abir ini kebanyakan memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan bekerja dibeberapa industri yang telah disebutkan
diatas. Sehingga sebuah tatanan kultural yang sudah dibuat oleh masyarakat
setempat menjadi tidak kondusif dan kurang solid. Maka dari itu peneliti ingin
manggali lagi lebih kompleks tentang rusaknya tatanan kultural yang sudah dibuat
lama masyarakat menjadi berantakan pasca pembangunan sektor industri tersebut.
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa keseimbangan dalam masyarakat
merupakan keadaan yang selalu diidam-idamkan dalam masyarakat. Dengan
keseimbangan dalam masyarakat maka akan tercipta suatu masyarakat yang
tentram dan damai. Adapun perkembangan organisasi sosial yang ada di Desa
Abar-Abir adalah Karang Taruna, Remaja masjid, Remaja musholla, Jam’iyah
terbangan dan sebagainya, serta dari kesemuanya masuk dalam kategori struktur
sosial masyarakat yang mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan karena
satu sama lain mempunyai peranan yang saling berhubungan. Sehingga terbentuk
suatu kesatuan sosial atau dengan kata lain merekatnya hubungan sosial dalam
masyarakat.

9

Selanjutnya guna mengkaji struktur sosial sering dikatakan, orang harus
memulai dengan hubungan sosial. Tetapi apa yang dimaksud dengan hubungan
social itu, jika kita umpamakan dua orang yaitu A dan B, kita bisa melihat dua sisi
atau corak dari hubungan mereka. Pertama, ada cara-cara mereka berinteraksi,
hal-hal yang mereka katakan dan lakukan dalam hubungan mereka satu sama lain,
pemahaman dan strategi serta pengharapan yang menentukan perilaku mereka.
Sebagaimana yang pernah ditulis oleh Geertz, budaya adalah dengan apa
manusia menafsirkan pengalaman dan menuntun tindakan mereka. Struktur sosial
ialah bentuk yang diambil tindakan tersebut, budaya dan struktur sosial adalah
abstraksi yang berlainan dari fenomena yang sama. Kedua bentuk abstraksi
peristiwa-peristiwa didalam masyarakat Abar-Abir sendiri mempunyai peran
sebagai pelengkap. Orang muslim taat memberi tekanan lebih banyak pada segi
budaya suatu komunitas ataupun. Pada struktur sosialnya, dapat dilihat dari
banyaknya organisasi-organisasi pemuda atau ibu-ibu muslimat yang aktifitasnya
penuh dengan muatan religi. Tetapi dalam perkembangan dewasa ini kita perlu
meningkatkan pengetahuan kita tentang corak dan organisasi berbagai sistem
gagasan dengan melihat pada bagian budaya yang telah dipetakkan dengan baik,
yaitu bahasa, kemudian kita akan melihat pertalian budaya sebagai warisan tradisi
pemikiran masyarakat psikologi perorangan.
Terkait dengan pembahasan diatas maka penting bagi peneliti untuk
kemudian melakukan penelitian ilmiah dengan harapan dapat menjelaskan
mengenai sebuah bagaimana kondisi sosial masyarakat pasca industrialisasi di

10

desa Abar-Abir dan apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial masyarakat pasca
industrialisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi sosial masyarakat pasca industrialisasi di Desa Abar-Abir
Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik?
2. Apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial masyarakat pasca indutrialisasi di
Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik?
C. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui kondisi sosial masyarakat di desa Abar-Abir pasca
pembangunan sektor industri.
2. Ingin mengetahui bentuk-bentuk perubahan sosial masyarakat asli Desa AbarAbir pasca industrialisasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Untuk memperkaya khazanah keilmuan terutama pengetahuan tentang
perubahan-perubahan sosial masyarakat pasca industrialisasi khususnya
sosiologi budaya dan sosiologi industri.
b. Untuk mendukung teori-teori yang sudah ada sebelumnya sehubungan
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian sekaligus sebagai bahan
perbandingan bagi penelitian berikutnya yang sejenis.
2. Manfaat praktis
a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan
dan sumbangan bagi pembaca tentang pemikiran mengenai perubahan

11

sosial masyarakat pasca industrialisasi. Dan bagi peneliti diharapkan dapat
menumbuhkan

pengetahuan

dan

memperluas

wawasan

keilmuan

berdasarkan pengalaman dari apa yang ditemui di lapangan.
b. Diharapkan agar dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada
pemerintah kota Gresik supaya membuat lokal area khusus bagi
masyarakat industri yang dikelola dengan berbagai kegiatan keaagamaan.
Sehingga selama ada pembangunan sektor industri maupun tidak mampu
memberikan kesejahteraan hidup bersama.
E. Definisi Konseptual
Dalam penelitian ini peneliti mengambil dua kata kunci yaitu perubahan
sosial dan industrialisasi.
1. Perubahan sosial
Menurut Selo Soemardjan perubahan sosial adalah segala perubahan
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap,
dan pola-pola peri kelakuan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.6
2. Industrialisasi
Menurut Soerjono Soekanto bahwa industrialisasi merupakan cara-cara
yang kompleks dan canggih terhadap produksi yang secara implisit berarti
pengunaan mesin yang dipergunakan untuk meningkatkan kualitas dan

6

2006), 23

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

12

kuantitas produksi. Adapun tujuan dari Industrialisasi sendiri adalah usaha
untuk menghidupkan industri guna memenuhi kebutuhan masyarakat.7
F. Sistematika Pembahasan
BAB I: PENDAHULUAN
Merupakan tahapan awal dasar dari skripsi penelitian yang meliputi Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Definisi Konseptual, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II: KERANGKA TEORI
Dalam bagian ini materi menjelaskan tentang Penelitian Terdahulu, Kajian
Pustaka.

Mengenai

penelitian

terdahulu

bisa

dijadikan

sebagai

perbandingan dengan penelitian yang selanjutnya. Sedangkan dalam kajian
pustaka ini peneliti mendeskripsikan beberapa definisi atau kata kunci
yang berkaitan dengan tema penelitian. Selanjutnya kerangka teoretik
yaitu pembahasan berupa teori yang di gunakan peneliti untuk membedah
analisis masalah yang menjadi fokus penelitian.
BAB III: METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dituangkan pada bab ini adalah kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti di lapangan. Adapun urutan pembahasannya yakni
Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Tahap-tahap Penelitian,
Tehnik Pengumpulan Data, Tehnik Analisis Data dan yang terakhir Teknik
Pemeriksaan Keabsahan Data.
7

411

Robert H. Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial (Jakarta: Rhineka Cipta, 2001),

13

BAB IV: PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Pembahasan pada bab ini meliputi deskripsi umum penelitian, dan
deskripsi hasil penelitian. Bab ini berisikan tentang laporan hasil
penelitian, meliputi “Perubahan Sosial Masyarakat Pasca Industrialisasi di
Desa Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten Gresik”.
BAB V: PENUTUP
Bab ini merupakan kesimpulan akhir dari semua pembahasan dan disertai
saran-saran atau rekomendasi kepada pihak-pihak terkait yang ada sangkut
pautnya dengan penelitian.

BAB II
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF
FERDINAND TONNIES
A. Penelitian Terdahulu
Dari beberapa judul penelitian yang pernah dilakukan terdapat keterkaitan
dengan judul penelitian “Perubahan Sosial Masyarakat Pasca Industrialisasi Di
Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik” yakni sebagai berikut :
1. Akhmad Asep Erista, dengan judul skripsi “Dampak Industri Terhadap
Perubahan Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Desa Tobat Kecamatan
Balaraja Tangerang Banten”. Skripsi mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014.
Penelitian ini mengkaji dampak sosial adalah nilai kekeluargaan yang masih
terjalin baik, interaksi masyarakat terjalin dengan baik, masyarakat memiliki
kesadaran akan mutu pendidikan yang tinggi, tunjangan kesehatan merata.
Sedangkan dari sisi ekonomi adalah penghasilan tambahan, memiliki etos kerja
yang baik yaitu disiplin dan rajin, tunjangan transport tidak merata, tingkat
kesejahteraan berbeda-beda, pendapatan ekonomi tidak merata. Persamaan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti bagaimana kondisi sosial masyarakat
pasca industrialisasi. Perbedaannya adalah pada fokus penelitian dan tempat
penelitian yang berbeda.
2. Ni’mawati Bakari, dengan judul artikel jurnal ilmiah “Perubahan Sosial
Ekonomi Masyarakat Pasca Pembukaan Hutan Tanaman Industri (Suatu

14

15

Penelitian Di Desa Molantadu Kec. Tomilito Kab. Gorontalo Utara)”. Dari
mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo Program Studi S1 Sosiologi Fakultas
Ilmu Sosial 2014. Penelitian ini mengkaji Pembukaan Hutan Tanaman Industri
(HTI) di Desa Molantadu sangat memberikan dampak positif terhadap
perubahan sosial ekonomi masyarakat setempat. Untuk segi sosial masyarakat
dapat di lihat dari hubungan kerjasama atau gotong royong yang terus terjaga
dalam setiap kegiatan-kegiatan desa baik oleh pihak perusahaan HTI maupun
pihak masyarakat itu sendiri. Sedangkan dari segi ekonomi dapat di lihat dari
besar pendapatan atau penghasilan masyarakat setempat adalah dari adanya
perusahaan HTI ini. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
tentang perubahan sosial. Perbedaannya adalah pada fokus penelitian mengenai
bagaimana kondisi sosial masyarakat dan apa saja bentuk perubahan sosial
masyarakat pasca industrialisasi.
3. Febri Cahya Gumelar pada tahun 2012 yang berjudul “Dampak Perubahan
Mata Pencaharian terhadap Perilaku Masyarakat (Studi Psikologi Sosial di
Pantai Harapan Jaya Kabupaten Bekasi)”. Skripsi mahasiswa UIN Gunung
Djati Bandung, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik. Dalam penelitiannya
perubahan sosial masyarakat Desa Pantai Harapan Jaya setelah adanya
industrialisasi ada dua yaitu perubahan pola mata pencaharian (dari agraris ke
industri) dan migrasi yang masuk ke desa tersebut. Adapun mengenai perilaku
sosial masyarakat Desa Pantai Harapan Jaya sebelum berubahnya pola mata
pencaharian mereka dibagi tiga yaitu perilaku ekonomi, perilaku pola pikir dan
perilaku gaya hidupnya. Secara tidak langsung, hal ini berdampak pada

16

perubahan pola pikir dan kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Ada
relevansi yang ditemukan antara hasil penilitian terdahulu tersebut dengan
peneliti saat ini yakni perubahan sosialnya dipelopori oleh salah satu orang di
desa atau daerah tersebut kemudian gagasannya disebar dan dilakukan secara
bersama oleh masyarakat di daerah tersebut.
B. Kajian Pustaka
1. Perubahan Sosial
a. Pengertian Perubahan Sosial
Dalam bukunya Bruce J.Cohen mendefinisikan perubahan sosial,
bahwa setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau
perubahan dalam organisasi sosial masyarakat. Perubahan sosial berbeda
dengan perubahan budaya (cultural), karena perubahan kultural ini
mengarah kepada perubahan dalam kebudayaan masyarakat.1
Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya,
timbul

pengorganisasian

buruh

dalam

masyarakat

kapitalis

telah

menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima baik karena perubahanperubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,
ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru
dalam masyarakat. Secara singkat Sammuel Koenirg mengatakan bahwa

1

Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1992), 226

17

perubahan-perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang
terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi terjadi karena sebab
intern maupun sebab ekstern.
Willbert Moore misalnya, mendefinisikan perubahan sosial sebagai
“perubahan penting dari struktur sosial”. Dan yang dimaksud dengan
struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Moore
memasukan ke dalam definisi perubahan sosial berbagai ekpresi mengenai
struktur seperti norma, nilai dan fenomena kultural. Perubahan sosial
didefinisikan sebagai variasi atau modifikasi dalam setiap aspek proses
sosial, pola sosial dan bentuk-bentuk sosial serta setiap modifikasi pola
antar hubungan yang mapan dan standar perilaku.2
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial
yang terjadi di Desa Abar-Abir ini menyangkut beberapa perubahan, baik
dalam hal stukrur dan kultur yang sudah mulai tidak stabil akibat dari proses
pembangunan sektor industri. Hal ini dapat dibuktikan dengan Banyaknya
pendatang baru / migran yang bekerja di industri sekitar Desa Abar-abir dan
bermukim di Desa Abar-Abir serta kurang bisa mentaati aturan yang ada di
desa tersebut. Sehingga masyarakat asli desa abar-abir mulai berubah,
misalnya perubahan dalam hal ekonomi, yang dahulu berprofesi sebagai
buruh tani sekarang sudah banyak yang bekerja sebagai buruh pabrik dan
sebagiannya membuka home industri. Dalam hal pendidikan yang dahulu
banyak anak yang setelah lulus SMA melanjutkan ke perguruan tinggi.
2

1993), 303

Robert H. Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial (Jakarta : PT. Rineka Cipta,

18

Tetapi,

sekarang

setelah

adanya

industri

masyarakat

sudah

bisa

mendapatkan pekerjaan yang lebih layak lagi untuk diterima pada beberapa
pabrik. Adapun dari hal keagamaan, masyarakat yang dahulu termasuk
agamis dalam hal sholat berjama’ah, sholat jum’at, belajar mengaji TPQ,
dan shodaqoh. Sangat berantusias meluangkan waktunya untuk hal-hal yang
mendekatkan diri pada tuhannya. Akan tetapi sekarang masyarakat sudah
mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kalau dalam hal budaya
masyarakat yang dahulu sangat melestarikan sistem gotong royong, saling
mengasihi dan ikut serta kerja bersih desa dan lain-lain serta tetap
melestarikan adat kebiasaan mereka yang telah turun temurun dilakukan
setiap tahun. Seperti hataman, selametan/tahlilan, suroan dan sebagainya.
Akan tetapi setelah lima tahun berjalan budaya itu sudah mulai perlahanlahan luntur dan tidak ada yang mengurusi semua budaya tersebut. terakhir
dalam hal politik adalah masyarakat yang dulu sekitar halaman dan lahan
pertanian yang dahulu masih di buat untuk bertani dan berkebun setelah
adanya industri masyarakat terpaksa menjual tanah-tanah dengan harga
murah oleh pihak pengelola perusahaan untuk dijadikan pembangunan
sektor industri.

19

b. Faktor-Faktor Perubahan Sosial
Sebab-sebab terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat itu
sendiri antara lain adalah:
a.) Bertambanya atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat di pulau jawa
menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama
lembaga-lembaga kemasyarakatannya.
Perpindahan penduduk telah berlansung beratus-ratus ribu tahun
yang lamanya di dunia ini. pada masyarakat yang mata pencahariannya
berburu, perpindahan seringkali dilakukan, karena tergantung dari
persediaan hewan-hewan buruannya. Apabila hewan-hewan tersebut
habis, maka mereka berpindah ke tempat-tepat lainnya.
Berkurangnnya penduduk mungkin disebabkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota dan dari daerah ke daerah yang lainnya.
Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam
bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial yang mempengarui
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
b.) Penemuan-penemuan baru atau juga disebut faktor-faktor Teknologi
Banyak penemuan teknologi yang mengakibatkan perubahan
sosial yang luas dalam masyarakat. Penemuan-penemuan baru juga
merupakan proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi
dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama adalah inovasi dan
innovation. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru. Jalannya

20

unsur kebudayaan baru tadi diterima dipelajari dan akhirnya di pakai
dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan-penemuan baru sebagai
sebab

terjadinnya

perubahan-perubahan

dapat

dibedakan

dalam

pengertian-pengertian discovery dan investion. Discovery adalah
penemuan unsur kebudayaan yang baru berupa alat maupun berupa
gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan
individu. Discovery baru terjadi invention kalau masyarakat sudah
mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru itu.
Di dalam setiap masyarakat tertentu ada individu yang sadar akan
adanya kekurangan dalam kebudayaan masyarakatnya, diantara orangorang tersebut banyak yang menerima kekurangan-kekurangan tersebut
sebagai satu hal yang harus diterima saja. Lain orang mungkin tidak puas
dengan keadaan, akan tetapi tidak mungkin memperbaiki keadaan
tersebut. Mereka inilah yang kemudian menjdi pecipta-pencipta baru
tersebut.
Keinginan akan kualitas juga merupakan pendorong bagi
penciptaan penemuan-penemuan baru. Keinginan untuk mempertinggi
kualitas suatu karya merupakan dorongan untuk peneliti kemungkinankemungkinan ciptaan baru. Perlu diketahui bahwa penemuan baru dalam
kebudayaan kerohanian dapat pula menyebabkan terjadinya perubahanperubahan.3

3

Joseph S. Roucek, Ronald L. Warren, Pengantar Sosiologi (Jakarta: PT. Bina Aksara,
1984), 219

21

Berdasarkan
bertambahnya

pengertian

penduduk

yang

diatas

dapat

mendiami

disimpulkan
suatu

wilayah

bahwa
telah

menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal dan kebutuhan ekonomi
serta pendidikan sangatlah menggantungkan pada jumlah penduduk yang
semakin bertambah. Sehingga masyarakat dipaksa dengan memiliki
pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adapun
berkurangnya penduduk bisa diakibatkan oleh berpindahnya penduduk
dari desa ke kota. Sehingga masyarakat mampu bisa merubah nasib
sendiri menjadi lebih baik. Jadi kesimpulannya dari desa Abar-Abir ini
adalah masyarakat yang sudah bisa urbanisasi telah terbukti sudah
lumayan bisa memnuhi kebutuhannya sendiri. Selanjutnya pada
penemuan baru adalah sudah terbukti dengan adanya industrialisasi telah
menyebabkan adanya mesin canggih yang ada pada pembangunan sektor
industri.
c. Proses-Proses Perubahan Sosial
Dalam setiap suatu perubahan pasti membutukan proses agar dapat
diterima oleh lingkungan masyarakat, karena tidak sesuai masyarakat dapat
menerimah suatu yang baru yang akan ke dalam lingkungan masyarakatnya.
Jadi agar perubahan tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat ada
beberapa proses yang harus dilakukan yaitu Penyesuaian masyarakat
terhadap perubahan. Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (sosial
equilibirium) merupakan keadaan yang diidam-idamkan setiap masyarakat.
Dengan keserasian masrakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana

22

lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan
saling mengisi. Dalam keadaan demikian individu secara psikologis
merasakan akan adanya ketentraman, karena tidak adanya pertentang dalam
norma-norma dan nilai-nilai.
Setiap kali menjadi ganguan terhadap keadaan keserasian, maka
masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga
kemasyarakatannya dengan maksud menerima unsur-unsur yang baru. Akan
tetapi sifatnya dangkal dan hanya terbatas dalam bentuk luarnya. Normanorma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya dan dapat
berfungsi secara wajar.
Adakalanya unsur-unsur baru yang bertentangan secara bersamaan
mempengarui norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh pula
pada warga masyarakat. Keadaan tersebut berarti bahwa keteganganketegangan serta kekecewaan diantara para warga tidak mempunyai saluran
pemecahan. Apabila ketika keserasian dipulikan kembali setelah terjadi
suatu perubahan, maka keadaan tersebut dinamakan penyesuaian.
Suatu perbedaan dapat diadakan antara penyesuaian diri lembagalembaga kemasyarakatan dan penyesuaian dari individu yang ada dalam
masyarakat tersebut. Yang pertama menunjukan pada keadaan, dimana
masyarakat berhasil menyesuaikan lembaga-lembaga kemasyarakatan
dengan keadaan yang mengalami perubahan sosial dan kebudayaan.
Sedangkan yang kedua menunjukan pada usaha-usaha individu untuk

23

menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemayarakatan yang telah
diubah atau diganti, agar terhindar dari organisasi psikologis.4
Disorganisasi sering kali menambah kesenjangan budaya. Jika suatu
bagian masyarakat tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan cepat yang terjadi pada bagian-bagian lain masyarakat dapat
menimbulkan persoalan. Karena pengetahuan dan kesempatan kerja berubah
pesat, sulit bagi sekolah-sekolah mempersiapkan murid-murid mereka
secara memadai untuk menghadapi pengalaman-pengalaman hidup yang
harus mereka hadapi.
Jadi kesimpulan dari pembahasan diatas mengenai kondisi di
lapangan adalah perubahan telah terjadi pada masyarakat desa Abar-Abir
adalah sulitnya menyesuaikan interaksi dengan masyarakat yang lain baik di
bidang ekonomi, pendidikan, kegamaan, budaya, dan politik.
d. Bentuk-Bentuk Perubahan
Perubahan sosial dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk yaitu:
a.) Perubahan Lambat Dan Perubahan Cepat
Perubahan-perubahan

yang memerlukan

waktu

lama

dan

rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lembut,
dinamakan evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya
tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan terjadi karena usahausaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan,

4

1987), 335

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

24

keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan
pertumbuhan masyarakat.
b.) Perubahan Kecil Dan Perubahan Besar
Agak sulit untuk merumuskan masing-masing penelitian tersebut
diatas karena batas-batas pembedaannya yang relatif. Sebagai pegangan
dapatlah dikatakan bahwa perubahan-perubahan kecil adalah perubahanperubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawah pengaruh lansung atau berarti bagi masyarakat. Perubahan
model pakaian, misalnya, tak akan membawa pengaruh apa-apa bagi
masyarakat dalam keseluruhan, karena tidak mengakibatkan perubahanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya suatu
proses industrialisasi yang berlansung pada masyarakat agraris, misalnya,
merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada
masyarakat berbagai lembaga-lembaga kemasyarakatan akan ikut
terpengaruh misalnya, hubungan-hubungan kerja, sistem milik tanah,
hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat dan seterusnya.
c.) Perubahan Yang Dikehendaki Atas Perubahan Yang Direncanakan Dan
Sebaliknya.
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan
perubahan yang diperkirakan atau yang direncanaka terlebih dahulu oleh
pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat.
Suatu perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan selalu berada
di bawah pengadialan serta pegawasan agent of change tersebut. Cara-

25

cara mempengarui masyarakat dengan sistem yang teratur dan
direncanakan terlebih dahulu dinamakan perencanaan sosial (social
planning).
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan,
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tampa dikehendaki
berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh
masyarakat.5 Suatu perubahan yang dikehendaki dapat timbul sebagai
reaksi (yang direncanakan) terhadap perubahan-perubahan sosial dan
kebudayaan yang terjadi sebelumnya, baik yang merupakan perubahan
yang dikehendaki
perubahan-perubahan

maupun
yang

yang

tidak

kemudian

dikehendaki.

merupakan

Terjadinya

perkembangan

selanjutnya, meneruskan proses. Bila sebelumnya terjadi perubahanperubahan yang tidak dikehendaki, maka perubahan yang dikehendaki
dapat ditafsirkan sebagai pengakuan terhadap perubahan-perubahan
sebelumnya, agar di terimah secara luas oleh masyarakat.
Perubahan yang dikehendaki merupakan suatu teknik sosial yang
oleh Thomas dan Znaniecki ditafsirkan sebagai suatu proses yang berupa
perintah dan larangan. Artinya, menetralisirkan suatu keadaan krisis
dengan suatu akomodasi (khusus arbitrasi) untuk melegalisasikan
hilangnya keadaan yang dikehendaki. Legalisasi tersebut dilaksanakan
dengan tindakan-tindakan fisik yang bersifat arbitrative.
5

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1987), 330-331

26

Jadi kesimpulan dari pembahasan diatas adalah perubahan yang
ada di desa Abar-Abir adalah perubahan cepat dan perubahan lambat
seperti konstruksi masyarakat yang telah dibuat yaitu aturan dalam
mengikuti kerja bakti, pos kamling, rapat atau musyawarah Rt/Rw,
perkumpulan ibu-ibu PKK, kegiatan keagamaan (tahlilan, yasinan,
pengajian, dan acara peringatan hari besar islam lainnya).
Adapun perubahan dalam hal perubahan kecil dan besar seperti
perubahan gaya hidup yang sudah dirasakan masyarakat sekarang akibat
adanya kebutuhan yang sudah terpenuhi dari bekerja sebagai buruh
pabrik.
2. Industrialisasi
a. Pengertian Industri
Industrialisasi adalah pembagunan ekonomi melalui tranformasi
sumber daya dan kuantitas energi yang digunakan. Menurut Soerjono
Soekanto bahwa industrialisasi merupakan cara-cara yang kompleks dan
canggih terhadap produksi yang secara implisit berarti pengunaan mesin
yang dipergunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
Industrialisasi merupakan usaha untuk menghidupkan industri guna
memenuhi kebutuhan masyarakat.6

6

411

Robert H. Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial (Jakarta :Rhineka Cipta, 2001),

27

b. Manfaat Indutrialisasi
a.) Manfaat Industri
Suatu faktor yang mendapat perhatian adalah hubungan antara
industri masyarakat, karena wadah industri adalah masyarakat industri
berproduksi pada masyarakat dengan adanya

beberapa industri

dimanfaatkan oleh para pengusaha industri untuk bergerak di bidang
perindustrian. Kegiatan ini tidak hanya terbatas di kawasan industri itu
saja melainkan juga diwilayah sekitar kawasan tersebut. Perkembangan
industri yang terjadi di kawasan tersebut memberikan dampak positif
terhadap wilayah sekitar berupa pemanfaatan yang sangat menunjang
bagi pembangunan daerah Kludan tersebut. Jadi sudah sangat jelas
bahwa dengan adanya industri sangat memberikan manfaat yang besar
bagi masyarakat dan Negara.
b.) Pengaruh Industri Bagi Masyarakat
Dalam artian luas industri yang berkaitan dengan teknologi,
ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat didalamnya telah
sangat mempengaruhi masyarakat. Pengaruh tersebut bisa berupa nilainilai, pengaruh fisik terhadap masyarakat.
Webert mengatakan bahwa denagn adanya teknologi baru
diperlukan suatu nilai yang akan mengembangkan masyarakat menjadi
masyarakat industri. Masyarakat pada umumnya harus menerima posisi
mereka baik didalam struktur industri maupun struktur sosialnya. Karena
tingkat produksi tergantung pada tingkat konsusmsi masyarakat.

28

Masyarakat memiliki fungsi untuk memproduksi berbagai jenis
barang dan jasa sekaligus meningkatkan permintaan terhadap barang dan
jasa yang akan diproduksi. Usaha untuk memproduksi sekaligus
meningkatkan permintaan melibatkan nilai-nilai dalam masyarakat. Jika
ada perubahan nilai dalam masyarakat, ia akan melahirkan perubahan
dalam masyarakat industri.
Industri memiliki pengaruh yang menimbulkan akibat fisik.
Akibat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya industri bisa
dengan bentuk yang berbeda. Munculnya industri-industri baru dalam
suatu wilayah akan memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga
kerja, daerah sekitar berkembang menjadi daerah yang ramai dan padat
penduduknya. Timbulnya polusi dengan bertambanya penduduk,
mobilitas sosial semakin tinggi.7
c. Macam-macam industri
Proses industrialisasi dan pembagunan industri ini merupakan satu
jalan kegiatan untuk meningkatan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat
hidupnya lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata
pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dan tujuan pokok
kesejahteraan rakyat, industrialisasi yang tidak terlepas dari usaha untuk
meningksatkan sumber daya manusia dan kemajuan memanfatkan secara
option sumber daya alam lainnya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha
untuk meningkatkan produktifitas tentang manusia disertai usaha untuk

7

S.R. Parker, dkk, Sosiologi Industri (Jakarta: Rhineka Cipta, 1992), 92-94

29

mningkatkan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan usaha secara vertikal
semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara
horisontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang
semakin bertambah.
Untuk mengetahui macam-macam industri dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang:
a.) Pengelolahan industri yang dilakukan oleh departemen industri (DP)
menurut

departemen

industri,

industri

nasional

Indonesia

di

kelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1.) Industri besar yang meliputi kelompok industri mesin dan logam
dasar (IMLB) dan kelompok kimia dasar (IKD) antara lain: industri
pengolahan kayu dan karet alam, industri semen, industri batu bara
dsb.
2.) Industri kecil meliputi: industri pangan (makanan, minuman, dan
tembakau). Industri sedang (tektil, pakaian jadi serta barang-barang
dari kulit). Industri kimia dan bahan bagunan (industri kertas,
percetakan dan lain-lain). Industri galian bukan logam dan industri
logam dsb.
3.) Industri hilir yaitu kelompok aneka industri yang meliputi industri
yang mengelola sumber daya hutan, industri yang mengelola dari
hasil pertambangan, dan industri yang mengelola sumber daya
pertanian secara luas dsb.

30

b.) Mengelompokkan industri menurut tenaga kerja yang dipekerjakan
menurut biro statistic (BPS) pengelompokan industri dengan cara ini
dibedakan menjadi empat antara lain:
1.) Perusahaan atau industri besar jika memperkerjakan 100 orang atau
lebih
2.) Perusahaan atau industri besar jika memperkerjakan 20 orang sampai
99 orang
3.) Perusahaan atau industri besar jika memperkerjakan 5 orang sampai 19
orang
4.) Industri kemajuan rumah tangga jika memperkerjakan 3 orang
(termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar).
Jadi kalau dikaitkan dengan kondisi industri yang ada di desa abarabir adalah industrialisasi merupakan usaha untuk menghidupkan industri
yang menjadi pokok kehidupan Negara, konsep pembangunan seringkali
dikaitkan dengan industrialisasi oleh karena itu seringkali pengertiannya
diangap sama. Proses industrialisasi ini sebenarnya merupakan suatu jalur
kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat
hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu dengan
kata lain, pembangunan industri yang merupakan suatu fungsi dari tujuan
pokok kesejahteraan rakyat bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk
sekedar pencapaian fisik saja.

31

Adapun beberapa industri yang ada di desa abar-abir antara lain
industri semen, industri pakan ikan, industri mie sedap, industri coklat dan
lain sebagainya. Hampir seluruh masyarakat desa abar-abir telah bekerja
sebagai buruh pabrik di beberapa industri tersebut.
C. Perubahan Masyarakat Dari Gemeinschaft (Pedesaan) Menuju Gesellschaft
(Perkotaan)
Perubahan sosial masyarakat adalah sebuah teori yang dicetuskan dari oleh
seorang sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies. Yang dimaksud dengan teori
perubahan masyarakat dalam presepsi Tonnies adalah Gemeinschaft dan
Gesellschaft.
Tonnies memiliki teo