TUGAS MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ORGANIK MASERASI DAUN KUNYIT

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:03:35 2017 / +0000 GMT

TUGAS MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ORGANIK
MASERASI DAUN KUNYIT
LINK DOWNLOAD [0.97 MB]
TUGAS MAKALAH
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ORGANIK
MASERASI DAUN KUNYIT
Disusun Oleh:
1. Agus Nugroho 136596
2. Aprilia Ayu Kirana Putri 136618
3. Dinda Ayu Ramadhani 136658
Kelas : 2D1
Kelompok : 4
Kementrian Perindustrian RI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri
POLITEKNIK AKA Bogor 2015
DAFTAR ISI
COVER?????????????????????????????i
DAFTAR ISI??????????????????????????1

1.TINJAUAN PUSTAKA???????????????????...?.2
1.1.Taksonomi kunyit??????????????????????...2
1.2.Manfaat kunyit????????????????????????.4
1.3.Kandungan Senyawa Kunyit??????????????????...7
2.TEKNIK MASERASI?????????????????????..10
3.SKRINING FITOKIMIA????????????????????.13
4.UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN ANTIMIKROBA ANTIKANKER??..15
5.HASIL DAN PEMBAHASAN??????????????????22
6.KESIMPULAN????????????????????????30
DAFTAR PUSTAKA????????????????????..??31
1. TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Taksonomi
Indonesia kaya akan herba obat. Salah satu yang populer digunakan masyarakat kita adalah kunyit atau biasa juga dikenal dengan
nama kunir. Herba yang satu ini biasa digunakan dalam dunia pengobatan dan juga kuliner. Tanaman multiguna ini memang
penting. Kunyit dikenal dengan nama latin Curcuma domestica val. Nama daerah untuk kunyit yaitu kunir, koneng, koneng temen
(Sunda), kunyit (Aceh), kuning (Gayo), kuning, unik (Batak), kunyit (Melayu), cahang (Dayak), kunyit, janar (Banjar), kunir, kunir
betis, temu kuning (Jawa), konye, temu koneng (Madura), kunyik (Sasak), huni (Bima), unyi (Bugis), kumino, unin, unine, uninum
(Ambon), rame, kandeifu, nikwai, mingguai, jaw (Irian), kunyir (Lampung), kunidi (Sulawesi Utara)
Gambar Akar dan Serbuk Akar Kunyit
Tabel Taksonomi Tanaman Kunyit

Kerajaan Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Zingiberales
Familia Zingiberaceae
Genus Curcuma
Spesies Curcuma domestica Val
1.1.1 Morfologi Tanaman
Secara umum, kunyit memiliki ciri-ciri antara lain memiliki cabang dengan ketinggian antara 10 sampai 100 cm. Tanaman kunyit
adalah tanaman berumur panjang dengan daun besar berbentuk elips, 3-8 buah, panjang sampai 85 cm, lebar sampai 25 cm, pangkal

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:03:35 2017 / +0000 GMT

daun meruncing, berwarna hijau seragam. Batang semu berwarna hijau atau agak keunguan, tinggi sampai 1,60 meter. Bagian

batangnya tidak berupa batang berkambium melainkan batang semu yang tegak dan cenderung bulat. Batang tersebut membentuk
rimpang, berwarna hijau bercampur kuning dan tersusun atas pelepah-pelepah daun dengan tekstur yang lunak.
Sementara itu bagian daun memiliki bentuk yang lanset atau bulat telur. Ukuran panjangnya bisa mencapai 40 cm. Sementara itu
lebarnya antara 8 sampai 12,5 cm. Daun tersebut merupakan daun tunggal dengan tulang menyirip dan warna hijau yang cenderung
pucat. Dari klasifikasi kunyit di atas, kita juga bisa mengetahui bahwa bunga pda kunyit merupakan jenis bunga majemuk dengan
rambut juga sisik yang terletak di pucuk batang semunya.
Perbungaan muncul langsung dari rimpang, terletak di tengah-tengah batang, ibu tangkai bunga berambut kasar dan rapat, saat
kering tebalnya 2-5 mm, panjang 16-40 cm, daun kelopak berambut berbentuk lanset panjang 4-8 cm, lebar 2-3,5 cm, yang paling
bawah berwarna hijau, berbentuk bulat telur, makin ke atas makin menyempit dan memanjang, warna putih atau putih keunguan,
bagian ujung berbelah-belah, warna putih atau merah jambu. Bentuk bunga majemuk bulir silindris. Mahkota bunga berwarna putih.
Bagian di dalam tanah berupa rimpang yang mempunyai struktur berbeda dengan Zingiber (yaitu berupa induk rimpang tebal
berdaging, yang membentuk anakan, rimpang lebih panjang dan langsing) warna bagian dalam kuning jingga atau pusatnya lebih
pucat.
1.1.2. Ekologi dan Penyebaran
Tanaman kunyit tumbuh dan ditanam di Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia, dan Filipina. Tanaman kunyit tumbuh
dengan baik di tanah yang baik tata pengairannya, curah hujan yang cukup banyak dan di tempat yang sedikit kenaungan, tetapi
untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar dan baik ditanam di tempat yang terbuka.
1.2. MANFAAT KUNYIT
1.2.1. Kunyit Sebagai Obat Tradisional
Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan obar tradisional untuk berbagai jenis penyakit mempunyai peranan sebagai

antioksidan, antitumor, antikanker, antimikroba, antipikun, dan antiracun, Secara tradisional kunyit sering digunakan oleh
masyarakat di berbagai negara . Jamu pada prinsipnya bermakna ?obat kuat? atau ?obat seluruh? serta adalah sistem pengobatan
lokal yang datang dari indonesia. Kunyit yaitu bahan jamu alami yang sudah dipakai sejak masa dahulu.
Di beberapa negara scperti di Madagaskar, Cina, India, dan Yunani, kunyit sering digunakan sebagai antiparasit, anti-infeksi,
antiperiodik, astringen, diuretik, perangsang, dan tonik. Selain itu juga sebagai obat luka, sakit perut, penyakit hati, dan gangguan
saluran kencing
1.2.2. Kunyit sebagai rempah-rempah
Kunyit merupakan salah satu rempah yang biasa dijadikan bumbu dapur. Hampir setiap masakan lezat dari Indonesia tidak luput dari
kunyit sebagai bumbunya. Selain dijadikan sebagai bumbu masak, kunyit yang memiliki nama latin Curcuma Domestica Val ini
juga sering dijadikan jamu dan bahan ramuan obat tradisional.
Daun kunyit merupakan bumbu dapur yang diambil dari daun tumbuhan kunyit. Bumbu ini banyak digunakan dalam beberapa jenis
masakan Indonesia, terutama di dapur Sumatera. Kegunaannya adalah memberi rasa gurih dengan aroma khas yang lembut. Cara
penggunaannya dalam masakan adalah dengan mencampurkan daun kunyit segar ke dalam masakan, baik yang masih utuh maupun
diiris tipis terlebih dahulu. Beberapa masakan yang sering menggunakan daun kunyit adalah aneka gulai, aneka kalio, rendang, dan
sebagainya.
Tanaman kunyit dapat dengan mudah dibudidayakan di halaman rumah karena ia dapat tumbuh di hampir seluruh tempat di
Indonesia. Anda juga dapat memeprolehnya di pasar-pasar tradisional dengan mudah
1.2.3. Mengurangi kanker karena memiliki kandungan anti-kanker
kunyit juga punya potensi menambah jumlah antioksidan didalam tubuhKunyit punya potensi didalam penyembuhan kanker. Pada
penderita kanker, beberapa sel kanker menjalar melewati pembuluh darah ( metastasis ) serta jaringannya jadi tumor. Angiogenesis

juga berlangsung, yakni perkembangan pembuluh darah baru yang menyebar ke arah tumor untuk suplai nutrien, oksigen serta
sirkulasi kotoran. Kurkumin menyembuhkan kanker hambat laju perkembangan pembuluh-pembuluh darah baru tersebut
1.2.4. Memperlambat proses penuaan
penyakit pikun bisa diperlambat dengan kerap konsumsi kunyit didalam makanan. Penyakit alzheimer yaitu di antara penyakit pikun
yang berlangsung biasanya pada umur tua, saat kapasitas fisik otak menyusut. Kunyit punya potensi memperpanjang periode waktu
abilitas kognitif otak. Sebagian penelitian menunjukkan bahwa manula di asia yang kerap mengonsumsi kare ( curry ) yang memiliki
kandungan kunyit mempunyai daya ingatan yang tambah baik dari pada manula di benua yang lain.
1.2.5. Menyembuhkan Penyakit
Kunyit untuk mengobati berbagai jenis penyakit, seperti pcnyakit yang di- sebabkan oleh milcroba parasit, gi- gitan serangga,

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:03:35 2017 / +0000 GMT

penyakit mata, cacar, sakit perut (diare, sembelit, kembung), gangguan pencernaan, gangguan hati, asma, menghilangkan gatal-gatal
dan penyakit kulir lain, mengurangi rasa nyeri dan sakit pada penderita rematik arthritis.
Karakter analgesik alami kunyit bekerja hambat cox-2 yang mencetuskan rasa nyeri. Dengan karakter analgesik serta

antiinflamasinya, kunyit bisa menyembuhkan artritis serta rheumatoid artritis. Bagian yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah
rimpang; untuk, antikoagulan, antiedemik, menurunkan tekanan darah, obat malaria, obat cacing, obat sakit perut,
Kurkumin juga berkhasiat mematikan kuman dan menghilangkan rasa kembung karena dinding empedu dirangsang lebih giat untuk
mengeluarkan cairan pemecah lemak. Minyak atsiri pada kunyit dapat bermanfaat untuk mengurangi gerakan usus yang kuat
sehingga mampu mengobati diare. Selain itu, juga bisa digunakan untuk meredakan batuk dan anti kejang. Kunyit membantu
menyembuhkan luka lebih cepat, sebagai antiseptic alami dan mencegah leukemia
1.2.6. Meningkatkan kekebalan tubuh
Kurkumin, senyawa fenolik alami pada kunyit, berguna untuk menambah kekebalan tubuh dan mengelola berat badan secara efektif
1.2.7. Membantu melawan gangguan kulit.
Kunyit memiliki kegiatan antiseptik yang bisa menyingkirkan gatal-gatal serta infeksi bakteri seperti jerawat. Kunyit juga dipakai
oleh industri kosmetik didalam cream tabir surya, product hair removal serta perawatan bekas luka, menyembuhkan pigmentasi,
melembabkan kulit, menyembuhkan memar dan menyembuhkan luka.
1.2.7. Membersihkan kulit wajah, membuat lebih bersinar dan cerah
Kunyit didalam jamu atau bahan lulur dipakai oleh beberapa wanita untuk mencerahkan warna kulit dan membuatnya lebih sehat,
halus serta mulus.
1.3. Kandungan Senyawa
Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah sebagai berikut:
1.3.1. Zat warna kurkuminoid
Kurkumin (1,7-bis(4? hidroksi-3 metoksifenil)-1,6 heptadien, 3,5-dion merupakan komponen penting dari Curcuma longa Linn.
yang memberikan warna kuning yang khas (Jaruga et al., 1998 dan Pan et al., 1999). Kurkumin termasuk golongan senyawa

polifenol dengan struktur kimia mirip asam ferulat yang banyak digunakan sebagai penguat rasa pada industri makanan
Kurkuminoid merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 3-4%. Kandungan kurkuminoid berkisar antara 3,0 - 5,0%, yang terdiri dari
kurkumin dan turunannya yaitu deme- toksikurkumin dan bisdemetoksi- kurkumin. Kurkuminoid berbentuk kristal prisma atau
batang pendek, membentuk emu lsi atau tidak Larnt dalam air, dan mudah larut dalam aseton, etaool, metanol, bensen, dan
khloroform. Degradasi kurkumin tergantung pada pH dan berlangsung lebih cepat pada kondisi netral-basa. Senyawa tersebut
memberikan fluorsensi warna kuning, jingga, sampai jingga kemerahan yang kuat di bawah sinar ultra violet yang tidak stabil jika
kcna sinar matahari dan menjadi stabil apabila dipanaskan.
Serbuk kering rhizome (turmerik) mengandung 3-5% kurkumin dan dua senyawa derivatnya dalam jumlah yang kecil yaitu
desmetoksi kurkumin dan bisdesmetoksikurkumin, yang ketiganya sering disebut sebagai kurkuminoid.
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin , desmetoksikumin
sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat-zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari
Keton, sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,Zingiberen25%, felandren , sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung
Lemak sebanyak1-3%, Karbohidrat sebanyak3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat
besi, fosfor, dan kalsium.
1.3.2. Minyak atsiri
Minyak atsiri terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon
kurkumol, atlanton, bisabolen, seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen. Senyawa utama yang terkandung dalam
rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri. Kandungan minyak at- siri rimpang kunyit berkisar autara 2,5 - 6,0%, yang
terdiri dari komponen arnuneron, alfa dan beta tumeron, tumerol, alfa atlanton, beta kariofilcn, linalol, 1,8 sineol, zingi- beren, dd
felandren, d-sabinen, dan borneol. Aroma khas kunyit yaitu dari minyak atsiri yang memiliki kandungan alkohol seskuiterpen.

1.3.3. Arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin dan dammar
1.3.4. Antioksidan
Antioksidan adalah suatu sonya- wa yang dapat menangkal scnyawa- scnyawa radikal bebas. Kunyit di- nyatakan dapat mencegah
kerusakan akibat scnyawa radikal bcbas tcr- sebut. Secara in-vitro tclah dibukti- kan bahwa kurkuminoid kunyit dapat mcnghambat
proses peroksi- dasi lcmak pada bati tikus. Kurku- min dilaporkan mcrupakan antiok- sidan yang kuat yang daya antiok- sidannya
dinyatakan 8 kali lebih kuat dibandingkan dengan vitamin E. Daya antioksidan dari kurkumin mungkin sebagai penetral senyawa
radikal bebas, penghambat enzirn rcaksi oksidasi seperti sirok- rom P-450, menyetop tchelating atau disarming) proses oksidasi dari

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:03:35 2017 / +0000 GMT

ion logam seperti Fe, memadamkao (quencing) oksigen, sehingga tidak tersedia untuk reaksi oksidasi.
1.3.5. Antitumor dan antikanker
Secara in-vitro, senyawa kurkumin yang terkandung dalam rimpang kunyit bersifat iiotoksik yang dapat menghambal proliferasi
scl-sel kan- kcr dan dapat mcngurangi dan menghilangkan bau, rasa gatal dan nyeri. cairan eksudat yang keluar dari luka, dan
mengurangi ukuran luka dad kanker. Oleh karcna itu, kunyit memungkinkan untuk di- gunakan scbagai antiradang yang berguna

dalam terapi pcngobatan tumor dan kanker. Kurkumin juga dapat berpotensi untuk diguna- kan sebagai Cox-Z inhibitor sintetik
karena dapat mengharnbat Cox-2 enzymes, sehingga dapar digunakan untuk mengobati penyakit kanker, rematik, arthritis, gout, dan
inflamasi.
2.TEKNIK MASERASI
2.1.Maserasi
Istilah maceration berasal dari bahasa latin macerare, yang artinya adalah ?merendam?. Maserasi merupakan proses ekstraksi paling
tepat dimana obat yang sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam pelarut sampai meresap dan melunakkan susunan sel,
sehingga zat-zat yang mudah larut akan terlarul di dalamnya (Ansel, 1989). Maserasi merupakan cara penyarian yang paling
sederhana yang dilakukan dengan meredam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan
terlindung dari cahaya, dimana cairan penyari akan masuk kedalam sel melewati dinding sel (Sudjadi, 2008).
Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari,
tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin. Pada teknik maserasi, cairan penyari akan masuk kedalam sel melalui dinding sel. Isi sel
akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didalam sel dan diluar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan
terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah melalui proses difusi. Peristiwa tersebut berulang sampai
terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan didalam sel dan diluar sel. Selama proses maserasi, dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan. (Gandjar dan Rohman, 2007)
Kecuali dinyatakan lain, maserasi dilakukan sebagai berikut: sepuluh bagian simpilisia atau campuran simplisia dengan derajat halus
yang cocok dimasukkan di dalam bejana, lalu dituangi 75 bagian penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya
sambil sering diaduk. Setelah 5 hari campuran tersebut diserkai, diperas, dicuci ampasnya dengan cairan penyari secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian. Lalu maserat dipindah dalam bejana tertutup dan dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2

hari, maserat disaring. Kemudian maserat disuling atau diuapkan pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 500 hingga
konsistensi yang dikehendaki. Maserat dipanasi pada suhu 900 untuk mengendapkan protein agar sediaan tahan lama (Anief, 1997).
Keuntungan dari metode ini yaitu unit alat yang dipakai sederhana, (hanya dibutuhkan bejana perendam), biaya operasionalnya
relatif rendah. prosesnya relatif hemat penyari, tanpa pemanasan. Kelemahan dari metode ini yaitu proses penyariannya tidak
sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50% saja, prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari (Kusmardiyani
dan Nawawi, 1992).
2.2.Ekstraksi Dengan Metode Maserasi
Daun kunyit yang segar dikering anginkan. Masing-masing sampel diblender kering hingga menjadi simplisia. Simplisia direndam
dalam metanol selama 3 hari pada suhu ruangan. Maserat kemudian disaring, filtrat dipisahkan dan ampasnya direndam kembali ke
dalam metanol yang baru, maserasi diulangi sebanyak ± 5 kali hingga diperoleh maserat berwarna jernih. Filtrat yang diperoleh
dipekatkan dalam rotary evaporator ( 40 oC) atau pada suhu didih (Ginting, 2008), hingga diperoleh ekstrak kental pada
masing-masing sampel. Ekstrak kental dimasukkan ke dalam botol vial dan dikeringkan dalam desikator hingga diperoleh ekstrak
kering. Ekstrak metanol yang kering sebanyak 1,4 g dari masing-masing tanaman dicampur dengan 2 mL dimethilsulfoxyde
(DMSO) sehingga diperoleh larutan induk dengan konsentrasi 70 % lalu dilakukan pengenceran untuk mendapatkan ekstrak 60, 50,
40, 30, 15, 10 dan 5 %. Ekstrak yang diperoleh disimpan dalam botol vial pada suhu refrigerator.
2.3. Metoda Pemisahan
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau kelompok
senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri.
Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai
pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium).

Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana
dan metode pemisahan kompleks.
Metode Pemisahan Sederhana
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran
atau larutan yang relatif sederhana.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:03:35 2017 / +0000 GMT

Metode Pemisahan Kompleks
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,diantaranya penambahan bahan tertentu,pengaturan proses
mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan.Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana.
3.SKRINING FITOKIMIA
Sebelum melakukan isolasi terhadap suatu senyawa kimia yang diinginkan dalam suatu tumbuhan maka perlu dilakukan identifikasi
pendahuluan kandungan senyawa metabolit sekunder yang ada pada masing-masing tumbuhan, sehingga dapat diketahui kandungan
senyawa yang ada secara kualitatif dan mungkin juga secara kuantitatif golongan senyawa yang dikandung oleh tumbuhan tersebut
(Darwis, 2000)
Skrining fitokimia merupakan langkah awal yang dapat membantu untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang
terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti serta ada atau tidaknya senyawa kimia tertentu dalam tumbuhan tersebut yang dapat
dikaitkan dengan aktivitas biologinya. Secara umum dapat dikatakan bahwa metodenya sebagian besar merupakan reaksi pengujian
warna dengan suatu pereaksi warna. (Kristanti dkk., 2008).
Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-senyawa metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam
terdiri atas berbagai macam metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-senyawa tersebut dapat
diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder (Harborne,
1987).
Berbagai metode yang dapat digunakan untuk identifikasi metabolit sekunder yang terdapat pada suatu ekstrak antara lain:
3.1. Identifikasi senyawa fenolik
Identifikasi adanya senyawa fenolik dalam suatu cuplikan dapat dilakukan dengan pereaksi besi (III) klorida (FeCl3) 1% dalam
etanol. Adanya senyawa fenolik ditunjukkan oleh timbulnya warna hijau, merah ungu, biru atau hitam yang kuat (Harborne, 1987).
3.2. Identifikasi senyawa golongan saponin (steroid dan terpenoid)
Saponin adalah suatu glikosida yang larut dalam air dan mempunyai karakteristik dapat membentuk busa apabila dikocok, serta
mempunyai kemampuan menghemolisis sel darah merah. Saponin mempunyai toksisitas yang tinggi. Berdasarkan strukturnya
saponin dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu saponin yang mempunyai rangka steroid dan saponin yang mempunyai rangka
triterpenoid. Berdasarkan pada strukturnya saponin akan memberikan reaksi warna yang karakteristik dengan pereaksi
Liebermann-Buchard (LB)(Harborne, 1987).
3.3.Identifikasi senyawa golongan alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa nitrogen yang sering terdapat dalam tumbuhan. Atom nitrogen yang terdapat pada molekul alkaloid
umumnya
merupakan atom nitrogen sekunder ataupun tersier dan kadang terdapat sebagai atom nitrogen kuarterner (Harborne, 1987). Salah
satu pereaksi untuk mengidentifikasi adanya alkaloid menggunakan pereaksi Dragendorff dan pereaksi Mayer.
3.4.Identifikasi golongan antraquinon
Antrakuinon merupakan suatu glikosida yang di dalam tumbuhan biasanya terdapat sebagai turunan antrakuinon terhidloksilasi,
termitilasi, atau terkarboksilasi. Antrakuinon berikatan dengan gula sebagai o-glikosida atau sebagai C glikosida.
Turunan antrakuinon umumnya larut dalam air panas atau dalam alcohol encer. Senyawa antrakuinon dapat bereaksi dengan basa
memberikan warna ungu atau hijau (Harborne, 1987).
4. Uji Aktifitas Antioksidan Antimikroba dan Antikanker
Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan hasil pertanian dan tanaman herbal. Sumber daya alam yang dimiliki telah
memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari disamping sebagai bahan makanan juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Penelitian mengenai tanaman ? tanaman herbal yang memiliki aktivitas antibakteri telah dilakukan untuk mengurangi efek samping
penggunaan bahan kimia dalam produk hasil pertanian dan peternakan. Tanaman herbal tersebut diantaranya kunyit, kunyit putih,
temulawak dan temuireng.
Kunyit mengandung senyawa aktif yaitu kurkumin yang berperan sebagai antitumor, antibakteri dan antioksidan. Kurkumin
berwarna kuning alami dan termasuk kelompok senyawa polifenol yang dapat menyebabkan denaturasi protein dan merusak
membran sel. Kunyit putih merupakan tanaman herbal yang potensial dan banyak diteliti untuk pengobatan kanker. Temulawak
memiliki khasiat sebagai antiinflamasi, antioksidan dan antitumor. Kurkumin yang terdapat dalam rimpang temulawak efektif
sebagai antibakteri Escherichia coli dengan konsentrasi 100% dalam uji Kadar Hambat Minimum. Rimpang temuireng merupakan
salah satu tanaman tradisional yang sering digunakan untuk menambah nafsu makan dan memacu pertumbuhan. Temuireng
memiliki aktivitas antibakteri terhadap Bacillus subtilis, Staphylococcus epidermidis. Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa.
Berdasarkan latar belakang diatas diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas antibakteri dari tanaman herbal tersebut

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 5/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:03:35 2017 / +0000 GMT

terhadap bakteri dalam tubuh ternak. Escherichia coli merupakan bakteri terbanyak yang terdapat di saluran pencernaan ternak
terutama unggas dengan jumlah 104 ? 105 CFU/ml. E. coli merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi dalam saluran
pencernaan. Pada beberapa kasus, e. coli adalah bakteri yang paling banyak menimbulkan infeksi saluran cerna. Tingginya angka
kejadian ini disebabkan karena keadaan higienis makanan, minuman dan air yang dikonsumsi kurang baik, serta dipengaruhi oleh
higienis lingkungan sekitar.
4.1. MATERI DAN METODE
Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian terdiri dari peralatan dan bahan. Peralatan yang digunakan ialah peralatan uji antibakteri
seperti cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer, inkubator, timbangan ohaus, mikropipet 1 ml, autoklaf, waterbath dan magnetic
stirrer. Bahan yang digunakan adalah akuades, ekstrak kunyit, kunyit putih, temulawak, temuireng, bakteri Escherichia coli dan
media uji antibakteri Mueller Hinton Agar (MHA).
Metode
Metode penelitian adalah metode laboratorium dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4
ulangan sebagai berikut :
A0 : Akuades
A1 : Antibiotik (tetrachlor)
A2 : Ekstrak kunyit
A3 : Ekstrak kunyit putih
A4 : Ekstrak temulawak
A5 : Ekstrak temuireng
Prosedur uji diameter zona hambat
Persiapan bahan dimulai dengan menyiapkan ekstrak herbal (kunyit, kunyit putih, temulawak dan temuireng). Prosedur selanjutnya
ialah sterilisasi alat dan media MHA. Alat dan media yang digunakan uji antibakteri disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu
121 ºC dalam waktu 30 menit. Selanjutnya uji diameter zona hambat bakteri Escherichia coli dilakukan menggunakan metode difusi
sumur agar. Langkah berikutnya adalah mengikuti prosedur kerja uji diameter zona hambat dan dilanjutkan dengan uji KHM.
Prosedur uji KHM
Langkah-langkah uji KHM adalah:
1. Menyiapkan larutan ekstrak sebanyak 1 g kemudian diencerkan dengan aquades 10 ml dan ditambahkan larutan tween 80
sebanyak 100 ?L (b/v).
2. Menyiapkan tabung reaksi sebanyak 7 tabung terdiri dari 6 tabung untuk perlakuan dan 1 tabung untuk kontrol.
3. Tabung reaksi 1 diisi 1 ml bakteri uji dengan konsentrasi 106bakteri/ml tanpa pencampuran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh ekstrak herbal terhadap zona hambat bakteri Escherichia coli
Ekstrak herbal merupakan nutrisi yang diberikan kepada ternak yang berasal dari bahan ? bahan alami dan berfungsi meningkatkan
penampilan produksi dan kesehatan ternak. Ekstrak herbal yang digunakan dalam penelitian ialah kunyit, kunyit putih, temulawak
dan temuireng. Keempat bahan ini digunakan karena memiliki zat aktif berupa kurkumin yang berfungsi sebagai antibakteri.
Antibakteri merupakan senyawa kimia khas yang dihasilkan oleh organisme hidup dalam konsentrasi rendah serta dapat
menghambat proses penting didalam suatu mikroorganisme. Hasil penelitian pengaruh ekstrak herbal terhadap zona hambat bakteri
Escherichia coli dapat
Berdasarkan Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa diameter zona hambat terluas adalah antibiotik tetrachlor (tetrasiklin + eritromisin)
dan ekstrak herbal yang terbaik adalah kunyit. Diamater zona hambat terlihat dari zona bening di sekitar lubang. Jika semakin luas
zona bening maka semakin besar suatu bahan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak herbal
kunyit memiliki diameter zona hambat tertinggi dibandingkan dengan ektrak kunyit putih, temulawak dan temuireng. Hal ini
menandakan bahwa aktivitas antibakteri kunyit paling tinggi dibandingkan ekstrak herbal lain meskipun nilainya masih rendah
dibandingkan antibiotik. Uji diameter zona hambat dilakukan dengan metode difusi sumuran yaitu membuat lubang pada media
Muller Hinton Agar yang sudah padat dan diinokulasi dengan bakteri Escherichia coli. Kemudian lubang diinjeksikan dengan
ekstrak herbal yang diuji. Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di
sekeliling lubang. Davis and Stout (1971) menyatakan diameter zona bening 10?20 mm memiliki daya hambat kuat, diameter zona
bening 5?10 mm mempunyai daya hambat sedang dan diameter zona bening Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak herbal
dalam berbagai level memberikan pengaruh sangat nyata (P