SURAT EDARAN DIRJEN BEA DAN CUKAI NOMOR SE-10/BC/2008
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
Jalan Jenderal A. Yani
Jakarta
Kotak Pos 108 Jakarta – 10002
Telepon
:
(021) 4890308
Faksimile :
(021) 4890871
Website : www.beacukai.go.id
Yth.: 1. Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai
2. Kepala kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
3. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
di seluruh Indonesia
11 Februari 2008
SURAT EDARAN
Nomor : SE- 10 /BC/2008
TENTANG
PENINGKATAN PENGAWASAN TERHADAP
PENYELENGGARAAN GUDANG BERIKAT
Dalam rangka pengawasan dan penertiban penyelenggaran serta menghindari penyalahgunaan
fungsi Gudang Berikat(GB), dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Gudang Berikat (GB) sesuai Peraturan Pemerintah No.33 tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan
Pabean dan Kep-09/BC/2007 tentang Tata Cara Pendirian dan Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran
Barang Ke dan Dari Gudang Berikat adalah suatu bangunan atau tempat dengan batas-batas tertentu
yang yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha penimbunan, pengemasan, penyotiran, pengepakan,
pemberian merk/label, pemotongan, atau kegiatan lain dalam rangka fungsinya sebagai pusat distribusi
barang-barang asal impor untuk tujuan dimasukkan ke Daerah Pabean Indonesia lainnya, Kawasan
Berikat, atau direekspor tanpa adanya pengolahan.
2. Surat Edaran Dirjen Bea dan Cukai No.SE-14/BC/2004 tanggal 27 Mei 2004 tentang Pengawasan
Terhadap Penyelenggaraan Gudang Berikat menyebutkan bahwa disinyalir dalam penyelenggaraan GB
banyak PPGB yang tidak melakukan kegiatan sesuai dengan fungsinya, dimana GB pada prakteknya
difungsikan sebagai Tempat Penimbunan Sementara (TPS).
3. Sejalan dengan hal tersebut diatas, dengan ini diminta seluruh kantor Bea dan Cukai yang tidak secara
langsung melakukan pengawasan GB namun berfungsi sebagai tempat pengeluaran barang, agar
melakukan penelitian mendalam terhadap pelayanan BC 2.3, terutama atas jenis barang tertentu yang
masuk dalam kategori barang jadi (finished product) karena barang tersebut sudah tidak diperlukan lagi
proses lebih lanjut di GB dan besar kemungkinan GB tersebut hanya difungsikan sebagai TPS.
4. Sehubungan dengan uraian pada butir 2 dan 3 diatas, dengan ini diinstruksikan kepada seluruh Kepala
KPU BC dan KPPBC untuk :
4.1
Melakukan penelitian terhadap kebenaran fungsi gudang berikat yang diawasi jika terbukti bahwa GB
tersebut hanya berfungsi sebagai TPS agar segera melaporkan kepada Direktur Jenderal Bea dan
Cukai dan mengusulkan pencabutan izin PPGB tersebut.
4.2
Menginstruksikan kepada bawahannya untuk tidak memberikan toleransi atas pelanggaran tersebut
dan melakukan pengawasan secara intensif serta memberikan sanksi yang tegas jika
adabawahannya yang masih memberikan toleransi.
4.3
Melakukan pengawasan secara intensif terhadap penyelenggaraan GB dan memberikan tegoran dan
peringatan tertulis jika masih ada PPGB yang berusaha melakukan pelanggaran tersebut.
4.4
Melakukan penelitian mendalam terhadap pelayanan BC 2.3 dan tidak melayani BC 2.3 yang masuk
dalam kategori barang jadi (finished product) yang tidak digunakan untuk mendukung industri terkait.
Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Direktur Jenderal,
ttd,Anwar Suprijadi
NIP 120050332
Tembusan :
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
2. Para Direktur di Lingkungan Kantor Pusat DJBC.
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
Jalan Jenderal A. Yani
Jakarta
Kotak Pos 108 Jakarta – 10002
Telepon
:
(021) 4890308
Faksimile :
(021) 4890871
Website : www.beacukai.go.id
Yth.: 1. Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai
2. Kepala kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
3. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
di seluruh Indonesia
11 Februari 2008
SURAT EDARAN
Nomor : SE- 10 /BC/2008
TENTANG
PENINGKATAN PENGAWASAN TERHADAP
PENYELENGGARAAN GUDANG BERIKAT
Dalam rangka pengawasan dan penertiban penyelenggaran serta menghindari penyalahgunaan
fungsi Gudang Berikat(GB), dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Gudang Berikat (GB) sesuai Peraturan Pemerintah No.33 tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan
Pabean dan Kep-09/BC/2007 tentang Tata Cara Pendirian dan Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran
Barang Ke dan Dari Gudang Berikat adalah suatu bangunan atau tempat dengan batas-batas tertentu
yang yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha penimbunan, pengemasan, penyotiran, pengepakan,
pemberian merk/label, pemotongan, atau kegiatan lain dalam rangka fungsinya sebagai pusat distribusi
barang-barang asal impor untuk tujuan dimasukkan ke Daerah Pabean Indonesia lainnya, Kawasan
Berikat, atau direekspor tanpa adanya pengolahan.
2. Surat Edaran Dirjen Bea dan Cukai No.SE-14/BC/2004 tanggal 27 Mei 2004 tentang Pengawasan
Terhadap Penyelenggaraan Gudang Berikat menyebutkan bahwa disinyalir dalam penyelenggaraan GB
banyak PPGB yang tidak melakukan kegiatan sesuai dengan fungsinya, dimana GB pada prakteknya
difungsikan sebagai Tempat Penimbunan Sementara (TPS).
3. Sejalan dengan hal tersebut diatas, dengan ini diminta seluruh kantor Bea dan Cukai yang tidak secara
langsung melakukan pengawasan GB namun berfungsi sebagai tempat pengeluaran barang, agar
melakukan penelitian mendalam terhadap pelayanan BC 2.3, terutama atas jenis barang tertentu yang
masuk dalam kategori barang jadi (finished product) karena barang tersebut sudah tidak diperlukan lagi
proses lebih lanjut di GB dan besar kemungkinan GB tersebut hanya difungsikan sebagai TPS.
4. Sehubungan dengan uraian pada butir 2 dan 3 diatas, dengan ini diinstruksikan kepada seluruh Kepala
KPU BC dan KPPBC untuk :
4.1
Melakukan penelitian terhadap kebenaran fungsi gudang berikat yang diawasi jika terbukti bahwa GB
tersebut hanya berfungsi sebagai TPS agar segera melaporkan kepada Direktur Jenderal Bea dan
Cukai dan mengusulkan pencabutan izin PPGB tersebut.
4.2
Menginstruksikan kepada bawahannya untuk tidak memberikan toleransi atas pelanggaran tersebut
dan melakukan pengawasan secara intensif serta memberikan sanksi yang tegas jika
adabawahannya yang masih memberikan toleransi.
4.3
Melakukan pengawasan secara intensif terhadap penyelenggaraan GB dan memberikan tegoran dan
peringatan tertulis jika masih ada PPGB yang berusaha melakukan pelanggaran tersebut.
4.4
Melakukan penelitian mendalam terhadap pelayanan BC 2.3 dan tidak melayani BC 2.3 yang masuk
dalam kategori barang jadi (finished product) yang tidak digunakan untuk mendukung industri terkait.
Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Direktur Jenderal,
ttd,Anwar Suprijadi
NIP 120050332
Tembusan :
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
2. Para Direktur di Lingkungan Kantor Pusat DJBC.