Efisiensi VI 2 agt 2006 Pengembangan Keuangan mikro untuk Pengentasan Kemiskinan 0

Vol. Vl No : 2, Agustus 2006

|SSN : 1412-1131

DAFTARISI

HALAMANJUDUL--------

i
ii
iii

IGTA PENGANTAR
DAFTARISI

83-97
1. KorupsiDalamJejaringBirokrasi
OIeh : Budiman
2. PengembanganKeuanganmikrountukPengentasan
- 98 - 108
Kemiskinan-----Oleh : Dwi Harsono

---109 -121
3. KomunikasiEfektifDalampembelajaran
:
Sutirman
Oleh
--122 - 134
DalamAdministrasi
4. Perkantoran
Oleh : Joko Kumoro
5. HambatanDosen ProgramStudi PendidikanAdministrasi
PerkantoranDalamlmplementasiKurikulumBerbasis
-135 - 149
Kompetensi-----OIeh: Sugi Rahayu
6. KomunikasiDan PenerapanBudayaKerja
Organisasi----1 5 0- 1 5 8
Oleh : Muslikhah Dwi Hartanti
7. OptimalisasiKinerjaPemeritahDesa
1 5 9- 1 6 6
Oleh: Sifi Umi Khayatun Mardiyah


ill

99
98
KEUANGANMIKRO
PENGEMBANGAN
UNTUKPENGENTASANKEMISKINAN
Oleh
Dwi Harsono
FISEUNY
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk membedah fenomena
denganperan dari LembagaKekemiskinandan keterkaitannya
uangan Mikro (LKM).Pemberd?y"?nmasyaral(atmiskin melalui
usaha mikro adalah bentuk dari pengentasandari kemiskinan.
Upaya ini harusditopangdengan diberikannyaakses dan sistem
kredit yang lebih luas kepada usaha mikro. Lf..M merupakan
alternatifpemberiankredityang mudahdalam pelayanankarena
ringandan terjangkauoleh UKM. Indonesiamesyarat-syaratnya
milikikeragamandalammodel

LKM dan telah memiliki banyak contoh keberhasilannya
UKM. Namun fenomenaini kurang diperdalam pengembangan
hatikanolelrpemerintah.
Pemerintahseharusnya menanggapidengan serius dengan membuatKebijakanyang mengaturLKM agarmenjadilebih
kuat. Kebijakanperekonomianjuga harus mendukung sektor
industrirumah tangga/kecil(UKlvl)agar lebih berkembang.Bukti
bahwa UKM mampumenggerakkanekonomirakyatmiskinharus
ditindaklanjutidengan kebijakan yang mempermudahberkembangnyaUKM.
Kata Kunci:keuanganmikro,kemiskinan
Pendahuluan
Perguliranera reformasiternyata belum memberikanhasil positifpada kehidupanberbangsa
di Indonesia.
Fenomenakemiskinansaat ini kembali menghantuipembangunan
di Indonesia. Pada tahun 1970, sekitar
68% penduduk Indonesiadikategorikan'miskin.Tahun l996 persentase
I'ol VI No. 2 Agustus2006 9g : l0g

penduduk miskin menjadi 11o/o.
Menu-rut BPS (SMERU, 2002\,
pada bulan Agustus 1999 jumlah

orang miskin menjadi 47,9 juta
orang (23,4% dari total penduduk).
Sedangkandata terbaru Biro Pusat
Statistik menyebutkan angka kemiskinandi Indonesiaper November 2006 menunjukkan39,05 juta

berada di bawah garis
iiwa (17,760/o)
2006)' Menurut
(BPS,
icemiskinan
Bank Dunia, angka kemiskinan di
tndonesia men€Pai 109 juta jiwa
(49,5o/o)apabila dihitung berdasarkan
konsumsi per hari US$ 2 (Suruji,
2006). Kedua laporan di atas menunjukkan hasil yang berbeda karena
menggunakan parameter kemiskinan
yang berbeda. Namun Yang menjadi
fokus utama bukanlah memPertentangkan perbedaan Parameter tapi
jumlah
adalahsemakinmeningkatnya

masyarakatmiskin.
Kemiskinan
Definisi klasik kemiskinanadalah ketidakmampuanseseorang dalam memenuhi kebutuhan konsumsi
dasar dan meningkatkankualitas hidupnya (SMERU, 20A2: 1). Alasan
mendasardalam definisitersebutadalah aspek fisiUmaterial sehingga sering disebut sebagai kemiskinan material.Sedangkankondisi saat ini, kemiskinan tidak hanya dihubungkan
dengan aspek fisik/materialsaja tetapi
juga aspek yang lebih luas sepertisosial dan moraf, yakni kemiskinansebagai ketidakberdayaansekelompok
masyarakat di bawah suatu sistem
pemerintahan yang menyebabkan
mereka berada pada posisi yang sa_
ngat lemah dan tereksploitasi.Oefinisi
terakhirkemudianlebih dikenalsebagai kemiskinanstruktural.
Kemiskinan
.diukursebagaiting_
kat konsumsiper kapita
Oi Uaian su_
atu standar tertentu yang kemudian

disebutgaris kemiskinan.Mereka
yangberadadi bawahgariskemiskinantersebutdikategorikan

sebagai miskin.Garis kemiskinandihitung dengancara menjumlahkan:
biayauntuk memperoleh'sekeranjang" makanandengankandungan
2.100kaloriper kapitraper hari;dan
biayauntukmemperoleh"sekeranjang" bahanbukanmakarranyang
diang-gap
"dasat'',sepertipakaian,
perumahan,
kesehatan,transportasi dan pendidikan(SMERU,2002:
2).
Peningkatan
faktor-faktorpenentukemiskinan
menggulirkan
lagi
perkembangan
definisikemiskinan
denganjuga melibatkandimensidimensitertentu.MenurutSMERU
(2002),kemiskinanbenrajahmajemuksehinggauntukmemahaminya
harus memperhatikandimensidimensikemiskinan,
yaitu: 1) kerentanan,2) ketidakberdayaan,
dan 3)

ketidakmampuan
untuk menyampaikan aspirasi (voicelessness)
(SMERU,
2002:2).
Penyebab
kemiskinan
sangat
banyaksehinggatidak mudahuntuk disebutkan.
Karakteristik
kemiskinandi tiapdaerahmemilikiper"bedaan.Dengandimensi-dimensi
kemiskinan, penyebab kemiskinan
akan lebihmudahuntukdiketahui
dandipahami
secarautuh.Menurut
SMERU, penyebab kemiskinan
adalah:1) Keterbatasan
pandapatan, modaldan saranauntukmemenuhikebutuhan
dasar,2) Keren-

Pengembangan Keuangan Mikro

untt& pengentasan Kemiskinan (Dvi Harsono)

108
, 2002,Buku Paket lnformasi Detlev Holloh, 2001, ProFl
lnstitutions
Microfinance
Penanggulangan
Dasar
Study,Promotion of Small
SMERUresearch
Kemiskinan,
Institutions,
Financial
www.smeru.or.id,
institute,
Denpasar
2006
diakses16 Desember
Wiloejo Wirjo Wijono, 2005,
, tanpa tahun, lihat di

Pemberdayaan Lembaga
www.smeru.or.id,
diakses 18
Keuangan Mihro Sebagai
Desember2006
Sa/ah Safu Pilar Srstem
, 2005, Peraturan Bank
Keuangan Nasional:Upaya
:
Indonesia,
Nomor
Konkrit Memutus Mata
Tentang
7t39tPbil2005,
Rantai Kemiskinan, Kajian
Pembeian
Bantuan Teknis
Ekonomi Dan Keuangan,
Dalam Rangka Pengembangan
Dan

EdisisKhusus
Mikro, Kecil
Usaha
1,
di
Menengah, pasal
www.bi.go.id,
diakses 18
Desember2006
, tanpa tahun, Microfin
lndonesia, http://www.microfin18
center.com,
diakses
Desember2006

2004, Kebijakan dan
Nasional untuk
Strafegi
Pengembangan Keuangan
Mikro, diakses 18 Desember

2006
Bambang
lsmawan,
2002,
PembiayaanAgribisnrs,Jumal
EkonomiRakyat,ArtikelTh. I
2002,
No.
1
Maret
http://www.ekonomirakvat.
org,
2006
diakses16 Desember

Vol VI No. 2 Agusns'200698 : 108

BiodataPenulis
Dwi Harsono,S.Sos dilahirkandi
Punarokertotanggal 15 Januari
1974. Sejak tahun zA01 menjadi
dosen tetap pada JurusanPendidikan AdministrasiFakultas llmu
NeSosialdan EkonomiUniversitas
geri Yogyakarta dengan jabatian
asistenahli.