Materi Sosiologi SMA Kelas X (Pendekatan, Fungsi, Tujuan, Metode Penelitian. dan Perspektif Sosiologi)

Materi Sosiologi SMA Kelas X (Pendekatan, Fungsi, Tujuan, Metode Penelitian. dan
Perspektif Sosiologi)
1. Pendekatan Sosiologi
Dilihat dari segi pendekatan sosiologi menurut Drs. Kuswanto ada dua ciri khas, yaitu bersifat
komparatif dan bersifat holistik.
a. Pendekatan Komparatif
Pendekatan komparatif, yaitu pendekatan yang melihat manusia dengan pandangan yang luas,
tidak hanya masyarakat yang terisolasi atau hanya dalam tradisi sosial tertentu saja. Ciri-ciri
pendekatan komparatif, antara lain:
1) berusaha mengenali persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan sampai kepada
generalisasi;
2) berusaha memberikan uraian keterangan ilmiah yang dapat diterima;
3) membanding-bandingkan antarmasyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, termasuk
tradisi satu dengan tradisi yang lain dalam seluruh ruang dan waktu; dan
4) memberikan uraian tentang variasi bentuk-bentuk sosial dan mencatat asal-usul serta
perkembangan manusia dengan adat-istiadatnya, mencakup dimensi waktu.
b. Pendekatan Holistik
Pendekatan holistik, yaitu suatu pendekatan berdasarkan pendapat bahwa masyarakat itu dapat
diselidiki sebagai keseluruhan, sebagai unit-unit yang bersifat fungsional, atau sebagai sistemsistem tertentu. Sosiologi mencoba mencakup keseluruhan ruang lingkup dari segala sesuatu
yang berhubungan dengan kemanusiaan sampai kepada generalisasi-generalisasi.
Secara khusus pendekatan holistik dalam sosiologi mempunyai dua aspek primer sebagai berikut.

1) Mencoba meninjau kebudayaan manusia sebagai jaringan tunggal yang saling berkaitan,
sebagai kesatuan yang teratur, dan sebagai keseluruhan yang berfungsi. Di dalamnya semua

bagian saling berhubungan sebagai komponen suatu sistem. Suatu kejadian yang terjadi pada
komponen yang satu akan berpengaruh pada struktur dan kerja secara keseluruhan.
2) Mempelajari ciri-ciri biologis dan ciri-ciri sosial budaya dari spesies-spesies. Evolusi fisik
manusia dan evolusi budaya tidak dipandang tanpa berkait-kaitan untuk mendapatkan
pemahaman yang tepat.

2. Fungsi dan Tujuan Mempelajari Sosiologi
Ada empat fungsi mempelajari sosiologi, yaitu sebagai berikut.
a. Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik
sebagai pribadi maupun sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
b. Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita di masyarakat, serta dapat
melihat budaya lain yang belum kita ketahui.
c. Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami pula norma, tradisi, keyakinan, dan
nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain, dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada
tanpa hal itu menjadi alasan untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat yang berbeda.
d. Kita sebagai generasi penerus, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan
rasional menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini, serta

mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang
kita hadapi sehari-hari.
Tujuan peserta didik mempelajari sosiologi, yaitu sebagai berikut.
a. Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial,
lembaga sosial, perubahan sosial, konflik, dan integrasi sosial.
b. Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan masyarakat.
c. Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Metode Penelitian Sosiologi
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat dua jenis metode atau teknik
yang dipergunakan dalam sosiologi.
a. Metode Kualitatif
Mengutamakan hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran-ukuran
yang matematis, meskipun kejadian-kejadian itu nyata ada di masyarakat.
Yang termasuk metode kualitatif sebagai berikut
1) Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan bermacam-macam
masyarakat dan bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai
petunjuk tentang perilaku masyarakat pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa
yang akan datang.
2) Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa dalam masa

silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum (secara makro).
3) Metode studi kasus, yaitu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat
setempat, lembaga-lembaga maupun individu-individu. Alat-alat yang dipergunakan dalam studi
kasus adalah:
a) wawancara (interview),
b) daftar pertanyaan (questionnaire), dan
c) participant observer technique, di mana pengamat ikut dalam kehidupanmasyarakat yang
diamati.
b. Metode Kuantitatif
Mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehinggagejala-gejala yang diteliti
dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel, dan formula. Termasuk dalam metode ini
adalah metodestatistik di mana gejala-gejala masyarakat dianalisis.

Di samping metode-metode di atas, masih ada beberapa metode lain sebagai berikut.
a. Metode empiris, yaitu suatu metode yang mengutamakan keadaan-keadaan nyata di dalam
masyarakat.
b. Metode rasional, yaitu suatu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat
untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.
c. Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik
kesimpulan yang khusus.

d. Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan
kesimpulan yang bersifat umum.
e. Metode fungsional, yaitu metode yang dipergunakan untuk menilai kegunaan lembagalembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.

4. Perspektif Sosiologi dan Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Lain
Untuk mempelajari sesuatu di masyarakat sebaiknya dimulai dengan membuat asumsi tentang
sifat-sifat objek yang akan dipelajari. Asumsi ini disebut perspektif atau paradigma, yaitu suatu
cara memandang atau cara memahami gejala tertentu menurut keyakinan kita. Di dalam
sosiologi terdapat beberapa perspektif, yaitu sebagai berikut.
a. Perspektif Interaksionis
Memusatkan perhatian terhadap interaksi antara individu dengan kelompok, terutama dengan
menggunakan simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan kata-kata baik lisan maupun tulisan.
b. Perspektif Evolusionis
Paradigma utama dalam sosiologi yang memusatkan perhatian pada pola perubahan dan
perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda untuk mengetahui urutan umum
yang ada.

c. Perspektif Fungsionalis
Melihat masyarakat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisir dan
memiliki seperangkat aturan dan nilai kelompok atau lembaga yang melaksanakan tugas tertentu

secara terus-menerus sesuai dengan fungsinya yang dianut oleh sebagian besar anggotanya.
Masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang stabil dengan kecenderungan ke arah keseimbangan,
yaitu untuk mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang.
d. Perspektif Konflik
Memandang adanya pertentangan antarkelas dan eksploitasi kelas di dalam masyarakat sebagai
penggerak utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah.
Masyarakat terikat sebab ada kekuatan dari kelompok kelas yang dominan. Kelompok ini
menciptakan suatu konsensus untuk melaksanakan nilai-nilai dan peraturan di masyarakat.
Ilmu pengetahuan dibagi atas dua kelompok besar, yakni kelompok ilmu-ilmu alam (natural
sciences) dan kelompok ilmu-ilmu sosial (social sciences). Ilmu-ilmu alam secara khusus
mempelajari fenomena fisik, meliputi antara lain fisika, kimia, biologi, astronomi, dan geologi.
Sedangkan ilmu-ilmu sosial mempelajari fenomena nonfisik, yakni segala sesuatu yang
berhubungan dengan perilaku manusia.
Karena fenomena nonfisik itu sangat luas maka ruang lingkup ilmu-ilmu sosial pun sangat luas,
meliputi psikologi (ilmu tentang perilaku manusia individu), sosiologi (ilmu tentang perilaku
kelompok), politik (ilmu tentang pengendalian pemerintahan dan administrasi negara), ekonomi
(ilmu tentang produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa), dan antropologi (ilmu tentang
manusia, kebudayaan, bahasa, evolusi, dan sebagainya).
Disiplin ilmu politik, antropologi budaya, antropologi sosial, dan psikologi sosial, memiliki
banyak persamaan dalam konsep. Semua merupakan ilmu penunjang bagi Sosiologi. Begitu juga

halnya dengan Geografi Sosial (ilmu tentang peran manusia dalam berbagai proses seperti
pertumbuhan, penurunan, dan mobilitas penduduk), dan Sejarah (catatan dan penjelasan tentang
peristiwa-peristiwa masa lampau yang berkaitan dengan manusia).