Pengaruh Tingkat Penghasilan dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang.

(1)

ABSTRACT

This research aimed to examine the impact of income and tax knowledge on tax compliance in paying property tax (PBB). PBB is a tax of land and/ or buildings subject to the tax imposed on individuals or corporates that obviously has a right or benefit upon of land and or own, control, and or gain benefit of building (Abuyamin: 2012:324). Imaniyah and Handayani (2009) states that the income and tax knowledge effect on tax compliance in paying PBB. The research was conduct by distributing questionnaires to the individual tax payers. The questionnaires was adapted from Imaniyah dan Handayani (2009). Purpose sampling was used to determine the respondent. The criteria are individual tax payers who has taxable objects (land and building). Data was processed using multiple regression and the result showed that defferent from tax knowledge, thus income is not significantly affect on individual tax payers compliance in paying PBB. Whiles simultan result showed that both variables have a impact on individual tax payers compliance in Karawang.


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat penghasilan dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). PBB adalah pajak atas bumi dan/ atau bangunan yang dikenakan terhadap subjek pajak orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai hak atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan (Abuyamin: 2012:324). Imaniyah dan Handayani (2009) menyatakan bahwa penghasilan dan pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada Wajib Pajak Orang Pribadi. Adapun kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang diadaptasi dari Imaniyah dan Handayani (2009). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana yang menjadi kriteria adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki objek pajak berupa tanah dan bangunan. Regresi berganda digunakan untuk mengidentifikasi tingkat penghasilan dan pengetahuan perpajakan yang diduga berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB. Hasil penelitian secara statistik menyatakan bahwa tingkat penghasilan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB. Sedangkan pengetahuan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB. Namun hasil penelitian, secara simultan menyatakan bahwa tingkat penghasilan dan pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Definisi Pajak ... 10

2.1.2 Unsur Pajak ... 11


(4)

2.1.4 Syarat Pemungutan Pajak ... 14

2.1.5 Penggolongan Pajak ... 15

2.1.6 Sistem Pemungutan Pajak ... 17

2.1.7 Dasar Hukum PBB ... 18

2.1.8 Definisi PBB ... 19

2.1.9 Objek PBB ... 19

2.1.10 Subjek PBB ... 24

2.1.11 Tarif PBB ... 25

2.1.12 Dasar Pengenaan PBB ... 25

2.1.13 Menghitung PBB ... 29

2.1.14 Tahun Pajak, Saat Terutang, dan Tempat Terutang PBB ... 30

2.1.15 Pendaftaran, Penetapan, dan Penagihan PBB ... 31

2.1.16 Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran PBB ... 33

2.1.17 Pengurangan PBB ... 35

2.1.18 Pembagian Hasil Penerimaan PBB ... 37

2.1.19 Sanksi Administrasi dan Sanksi Pidana ... 39

2.1.20 Penghasilan Wajib Pajak ... 40

2.1.21 Pengetahuan Perpajakan Wajib Pajak ... 41

2.1.22 Kepatuhan Wajib Pajak ... 42

2.2 Peneliti Terdahulu ... 44

2.3` Kerangka Pemikiran ... 45

2.3.1 Pengaruh Tingkat Penghasilan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB ... 45


(5)

2.3.2 Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB ... 46

2.4 Pengembangan Hipotesis ... 49

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel ... 50

3.1.1 Populasi ... 50

3.1.2 Sampel ... 50

3.2 Definisi Operasional Variabel ... 51

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.3.1 Uji Normalitas ... 54

3.3.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 55

3.4 Teknik Analisis Data ... 56

3.4.1 Uji Fit Model ... 56

3.4.2 Regresi Berganda ... 56

3.4.3 Pengujian Hipotesis ... 57

3.4.3.1 Uji Signifikan Simultan ... 57

3.4.3.2 Uji Signifikan Parameter Individual ... 58

3.4.4.3 Koefisien Determinasi ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian ... 60

4.4.1 Deskripsi Kuesioner ... 61


(6)

4.4.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 62

4.4.4 Identifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 63

4.4.5 Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan ... 64

4.4.6 Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 64

4.2 Analisis Deskrpitif ... 65

4.2.1 Analisis Deskriptif Mengenai Tingkat Penghasilan ... 65

4.2.2 Analisis Deskriptif Mengenai Pengetahuan Perpajakan ... 66

4.2.3 Analisis Deskriptif Mengenai Kepatuhan Wajib Pajak ... 67

4.3 Hasil Penelitian ... 68

4.3.1 Hasil Pengujian Normalitas ... 68

4.3.2 Hasil Pengujian Validitas ... 69

4.3.3 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 70

4.3.4 Hasil Pengujian Hipotesis ... 71

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 76

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 81


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan

Karawang Kulon Periode 2010-2012 ... 5

Tabel 2.1 Pengurangan PBB ... 35

Tabel 2.2 Peneliti-Peneliti Terdahulu ... 44

Tabel 3.1 Operasional Variabel Independen ... 51

Tabel 3.2 Operasional Variabel Dependen... 52

Tabel 4.2 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

Tabel 4.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Usia... 63

Tabel 4.4 Identifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 63

Tabel 4.5 Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan ... 64

Tabel 4.6 Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 64

Tabel 4.7 Kategori Penilaian ... 65

Tabel 4.8 Perbandingan Skor Aktual dan Skor Ideal Variabel Tingkat Penghasilan ... 66

Tabel 4.9 Perbandingan Skor Aktual dan Skor Ideal Variabel Pengetahuan Perpajakan ... 67

Tabel 4.10 Perbandingan Skor Aktual dan Skor Ideal Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 68

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Validitas ... 70


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Kuesioner Penelitian ... 81

Lampiran B Hasil Uji Normalitas ... 84

Lampiran C Hasil Uji Validitas ... 85

Lampiran D Hasil Uji Reliabilitas ... 88

Lampiran E Hasil Uji Fit Model dan Hasil Uji Statitika F ... 89

Lampiran F Hasil Uji Statistika T ... 90


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau dengan jumlah penduduk 206.264.595 jiwa pada tahun 2000 dan pada tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia tercatat sebanyak 237.641.326 (www.bps.go.id), sehingga pada tahun 2010 Indonesia merupakan negara yang berpenduduk tersebesar keempat di dunia. Besarnya jumlah penduduk di Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun, maka kebutuhan akan bumi/tanah dan atau bangunan di Indonesia akan meningkat. Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Bab XIV Kesejahteraan Sosial Pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasi oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Sebagai Warga Negara Indonesia, masyarakat berhak atas seluruh isi bumi dan bangunan. Pengelolaan atas bumi/tanah dan atau bangunan sepenuhnya diserahkan kepada negara untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat. Negara membutuhkan biaya untuk mengelola bumi/tanah dan bangunan, biaya yang dibutuhkan untuk pengelolaan tersebut bersumber dari pendapatan negara yang salah satunya bersumber dari pajak.

Pajak merupakan sektor penyumbang penerimaan terbesar bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, oleh karena itu Wajib Pajak diharapkan sadar untuk membayar pajak. Pemerintah harus berupaya untuk mengelola pendapatan negara


(11)

P e n d a h u l u a n | 2

(pajak) dengan baik sehingga pemasukan pajak memberikan hasil yang optimal. Untuk mendukung tujuan tersebut maka diperlukan peraturan-peraturan yang mendukung agar realisasi penerimaan pajak dapat tercapai.

Tujuan utama dari penerimaan negara adalah memungut pajak dan memastikan kewajiban pajak yang dibayar sudah sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan dan pelaksanaannya harus mengikuti sistem pemungutan pajak dan sistem administrasi. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Sistem self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar (Casavera, 2009:3). Dengan adanya sistem self assessment diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, tetapi dalam kenyataannya masih banyak Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan yang tidak membayar pajak atas penghasilan yang diterima dan diperolehnya meskipun pajak dianggap sebagai sumber pendapatan negara yang potensial.

Sumber pendapatan negara yang digunakan untuk pengelolaan bumi/tanah dan atau bangunan berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan yaitu besarnya pajak dikenakan atas kepemilikan hak atas bumi/tanah dan bangunan (Suprianto, 2010). Kebijakan pemerintah yang mengatur PBB tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa pemungutan PBB diserahkan kepada daerah, sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 14 undang-undang tersebut yang menyatakan bahwa Menteri Keuangan dapat melimpahkan kewenangan penagihan pajak kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan/atau Bupati/Walikotamadya


(12)

P e n d a h u l u a n | 3

Kepala Daerah Tingkat II. Untuk pelakasanaan selanjutanya dapat dilimpahkan kepada Camat dan Lurah selaku perangkat daerah kabupaten atau kota. Dengan adanya pelimpahan wewenang tersebut pemerintah daerah berusaha membuat kebijakan-kebijakan untuk mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat kepada masing-masing pemerintah daerah. Pemungutan yang dilakukan di tingkat desa/kelurahan merupakan ujung tombak dari kegiatan pemungutan PBB secara keseluruhan, karena di tingkat desa/kelurahan para pemungut akan berhadapan dengan Wajib Pajak secara langsung.

Peralihan penerimaan PBB dari pajak pusat ke pajak daerah, menjadikan Pemerintah Daerah harus mempersiapkan diri untuk mengelola sendiri PBB dalam sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain Sumber Daya Manusia (SDM), biaya, serta teknologi yang dibutuhkan. Penerimaan PBB-P2 sepenuhnya akan menjadi milik Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) yang akan dipergunakan sebagai pembiayaan umum suatu daerah. Alokasi dana yang bersumber dari Penerimaan PBB tersebut akan dikembalikan lagi kepada daerah sehingga masyarakat atau Wajib Pajak memperoleh manfaat atas kewajiban dalam membayar pajak. Dalam hal ini masyarakat memperoleh umpan balik atau feedback atas pembayaran PBB. Manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat adalah alokasi dana tersebut dipergunakan untuk membiayai keperluan daerah dalam bidang pendidikan, bidang kesehatan, serta pembangunan atau infrastruktur sarana daerah. Sehingga peran PBB daerah sangat vital yang berarti PBB merupakan “jantung” dalam pembangunan suatu daerah.


(13)

P e n d a h u l u a n | 4

Sistem pemungutan yang digunakan dalam PBB adalah sistem pemungutan

Official Assessment System, dimana fiskus yang lebih pro aktif dan kooperatif melakukan perhitungan dan penetapan pajak yang terutang. Fiskus akan menetapkan besarnya PBB dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB yang pada akhirnya akan didistribusikan kepada Wajib Pajak. Dengan adanya Official Assessment System pada pengenaan PBB, kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak pada realisasinya cenderung akan menghasilkan hasil yang positif. Akan tetapi, masih banyak Wajib Pajak yang tidak patuh dan tidak membayar pajak yang disebabkan oleh adanya faktor penghasilan dan faktor pengetahuan yang dimiliki Wajib Pajak.

Faktor penghasilan dan faktor pengetahuan merupakan dua hal yang sangat penting untuk faktor pendukung kepatuhan pajak bagi Wajib Pajak. Faktor penghasilan dijadikan sebagai salah satu alasan Wajib Pajak tidak patuh. Seperti yang diungkapkan oleh Nurmantu (2003:149), bila seseorang bekerja dan kemudian menghasilkan uang, maka secara alamiah uang tersebut pertama-tama ditujukkannya untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarganya. Akan tetapi pada saat yang bersamaan jika Wajib Pajak telah memenuhi syarat-syarat tertentu maka timbul kewajiban untuk membayar pajak kepada Negara. Hal tersebut akan menimbulkan konflik antara kepentingan diri sendiri dengan kepentingan Negara. Wajib Pajak akan terlebih dahulu memenuhi kebutuhan hidup mereka sebelum membayar pajak. Realita tersebut menjadi penghalang terwujudnya kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak, sehingga tingkat penghasilan seseorang dapat memengaruhi bagaimana seseorang memiliki kesadaran dan kepatuhan akan ketentuan hukum dan kewajibannya.


(14)

P e n d a h u l u a n | 5

Demikian pula dengan faktor pegetahuan, yang memengaruhi faktor pengetahuan adalah pemahaman Wajib Pajak melalui pendidikan. Kepatuhan Wajib Pajak dapat diukur dari pemahaman terhadap semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, membayar dan melaporkan pajak yang terutang tepat pada waktunya. Pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh Wajib Pajak diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Sebelumnya penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pajak penting dalam rangka meningkatkan tingkat kepatuhan pajak (Richardson, 2006). Artinya, wajib pajak lebih bersedia untuk mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku jika mereka memahami konsep dasar perpajakan. Penelitian yang dilakukan oleh Imaniyah dan Handayani (2009) menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara penghasilan dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak daam membayar PBB.

Adapun data yang diperoleh dari Kelurahan Karawang Kulon bahwa target dan realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) selama 3 tahun terakhir, sebagai berikut:

Tabel 1.1

Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Karawang Kulon Periode 2010–2012

Tahun WP

Terdaftar Target PBB %

WP

Membayar PBB Realisasi PBB %

2010 4.502 436.732.653 100 1.995 188.446.620 43,14

2011 4.506 469.722.770 100 2.199 204.366.936 43,50


(15)

P e n d a h u l u a n | 6

Berdasarkan tabel di atas penerimaan PBB di Kelurahan Karawang Kulon selama tiga tahun terakhir belum pernah memenuhi target PBB yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah realisasinya yang lebih rendah dari target PBB yang telah ditetapkan. Meningkatnya jumlah Wajib Pajak dari tahun 2010 ke tahun 2012 akan mempengaruhi meningkatnya jumlah penerimaan PBB.

Melalui metode wanwancara dengan kepala Kelurahan Karawang Kulon, Ir. Targono memaparkan bahwa sebagian besar masyarakat Karawang Kulon sudah terdaftar sebagai Wajib Pajak. Hal yang menyebabkan jumlah penerimaan PBB tidak pernah melebihi target PBB yang telah ditetapkan disebabkan oleh faktor kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Seperti faktor penghasilan, selain faktor penghasilan, masalah tersebut juga disebabkan kurangnya sosialiasi antara petugas kelurahan dengan Wajib Pajak.

Wajib Pajak perlu memahami akan pentingnya pengetahuan perpajakan, bahwa pada saat ini pengelolaan PBB telah dilakukan oleh daerah sehingga penghasilan atas penerimaan PBB yang seluruhnya dimiliki oleh DISPENDA. Penerimaan PBB yang berasal dari Wajib Pajak akan dipergunakan kembali untuk membiayai keperluan suatu daerah seperti pembenaran jalan yang rusak, pembangunan atau renovasi gedung milik pemerintah, pemberian pelayanan kesehatan maupun pendidikan kepada masyarakat dengan bebas biaya. Dengan hal tersebut masyarakat akan mendapatkan serta merasakan langsung manfaat setelah membayar PBB dan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.


(16)

P e n d a h u l u a n | 7

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dan hasil penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”PENGARUH TINGKAT PENGHASILAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KELURAHAN KARAWANG KULON KABUPATEN KARAWANG.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena dan bukti empiris yang telah diuraikan di atas maka indentifikasi masalah dalam penelitian ini anatara lain:

1. Apakah terdapat pengaruh tingkat penghasilan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang?

2. Apakah teradapat pengaruh tingkat pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang?

3. Apakah terdapat pengaruh tingkat penghasilan dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang?


(17)

P e n d a h u l u a n | 8

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang tekah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti antara lain:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tingkat penghasilan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tingkat pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tingkat penghasilan dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Kegunaan bagi akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bukti empiris bagi instansi pendidikan dalam proses belajar serta menambah wawasan pengetahuan serta dasar pijakan bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan acuan untuk studi yang sejenis.

2. Kegunaan Direktorat Jenderal Pajak

Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan kebijakan Kantor Direktorat Jenderal Pajak dalam membangun kesadaran,


(18)

P e n d a h u l u a n | 9

kepedulian, serta meningkatkan kinerja yang berhubungan dengan kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang sehingga dalam pencapaian target penerimaan pajak memperoleh hasil yang signifikan pada masa yang akan datang.


(19)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat penghasilan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang. 2. Tingkat pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib

Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang.

3. Tingkat penghasilan dan pengetahuan perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan, maka saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah terbatasnya ruang lingkup yang dijadikan sampel yaitu di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang, dengan demikian diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperbanyak jumlah responden dan memperluas wilayah pengambilan sampel.


(20)

S i m p u l a n d a n S a r a n | 77

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dilakukan penelitian variabel lain selain tingkat penghasilan dan pengetahuan perpajakan yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB.

3. Untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan subjek penelitian yang berbeda, misalnya Wajib Pajak Badan.

Sedangkan saran untuk pihak DJP antara lain sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kepatuhan membayar pajak, pihak DJP diharapkan mengadakan acara yang dapat membimbing dan menghibur masyarakat agar memiliki kesadaran dalam membayar pajak yaitu sosialisasi melalui iklan di televisi, radio maupun surat kabar serta media lainnya.

2. Pihak DJP diharapkan menjalin kerjasama yang baik dan secara rutin kepada Wajib Pajak dalam hal pemberitahuan sanksi denda maupun pengajuan keberatan atas besarnya PBB yang harus dibayar, dan menjelaskan secara umum sistem perpajakan beserta kebijakan-kebijakannya, seperti penjelasan mengenai maksud dan tujuan dibuatnya sebuah perubahan peraturan baru untuk sektor PBB-P2.

3. Diperlukan adanya penggalakkan sejak dini mengenai pajak kepada Wajib Pajak dan juga kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan pemahaman terhadap kebijakan pajak yang sedang berlaku. Sosialisasi ini tidak hanya dilakukan di daerah perkotaan tetapi di daerah pedesaan yang sebenarnya memiliki potensi besar dalam hal penerimaan pajak.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abuyamin, Oyok. 2012. Perpajakan Pusat dan Daerah. Bandung: Humaniora. Casavera. 2009. Perpajakan, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Devos, K. 2005. The Attitudes of Tertiary Students on Tax Evasion. ejournal of Tax Research, Vol. 3 No.2: p222-273.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hardiningsih, Pancawati. 2011. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.3 No.1; p126-142.

Hartanto. 2003. Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto. 2010. Metodologi Pneelitian Bisini: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi 1. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Imaniyah dan Bestari Dwi Handayani. 2009. Pengaruh Penghasilan dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Tegalreso Kota Pekalongan Tahun 2008. Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 2 ”Reformasi Pajak: Perspektif Ekonomi, Hukum, Teknologi, Sosial, Budaya dan Agama”.

James, S and Alley, C. 2004. Tax compliance cost. Taylor and Francais Journals, Vol 9 No.3: P281-289.

Kiryanto. 1999. Pengaruuh Penerapan Struktur Pengendalian Intern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilannya. Simposium Nasional Akuntansi II IAI-KAPd. Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya 24-25 September 1999.

Koentarto, Ilham. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepatuhan Masyarakat dalam melakukan Pembayaran PBB (Studi Kasus pada Kecamatan Arus Selatan Kebupaten Kota Waringin Barat). Socioscientia: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Vol.3 No.2: p243-258.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Noormala, Siti Sheikh Obid. 2008. Voluntary Compliance: Tax Education.

Intrenational Conference on Bussiness and Economy 6-8 November 2008 Constanta Romania. International Islamic University Malaysia: 30-40.


(22)

D a f t a r P u s t a k a | 79

Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan, Edisi 2. Jakarta: Granit.

Peraturan Menteri Keuangan No.34/PMK.03/2005 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Peraturan Menteri Keuangan No.74/PMK.03/2012 tentang Kriteria Wajib Pajak

Patuh.

Rasmini, Ni Ketut. 2007. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Keputusan Pemilihan Profesi Akuntansi Publik dan Non Akuntansi Publik pada Mahasiswa Akutansi di Bali. Buletin Studi Ekonomi, Vol.12 No.2: p351-361.

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 6. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Richardson, G. 2006. Determinals of Tax Evation: A cross Country Investigation.

Journal of Intenal Accounting, Auditing and Taxation 15, 150-169.

Santoso, Wahyu. 2008. Aanlisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak. Journal Keuangan Publik, Vol.5 No.1: p-85-137.

Siahaan, Marihot Pahala. 2009. Pajak Bumi dan Bangunan di Indonesia (Teori dan Praktik). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suprianto. 2010. Perpajakan di Indonesia, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Edisi Revisi

dan Perluasan. Jakarta: Gramedia.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial.

Undang-Undang No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Utama, Rizky Adio, Amelia Sandra dan Joko Sangaji. 2011. Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan Akibat Perubahan UU Pph No.36/2008.


(23)

D a f t a r P u s t a k a | 80

Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 3 ”Roan Map Reformasi Perpajakan Indonesia Menuju Good Governance”.

www.depkeu.go.id diakses pada tanggal 14 Maret 2013 www.karawangkab.go.id diakses pada tanggal 16 Mei 2013 www.bps.go.id diakses pada tanggal 8 Maret 2013


(1)

P e n d a h u l u a n | 9

kepedulian, serta meningkatkan kinerja yang berhubungan dengan kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang sehingga dalam pencapaian target penerimaan pajak memperoleh hasil yang signifikan pada masa yang akan datang.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat penghasilan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang. 2. Tingkat pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib

Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang.

3. Tingkat penghasilan dan pengetahuan perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan, maka saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah terbatasnya ruang lingkup yang dijadikan sampel yaitu di Kelurahan Karawang Kulon Kabupaten Karawang, dengan demikian diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperbanyak jumlah responden dan memperluas wilayah pengambilan sampel.


(3)

S i m p u l a n d a n S a r a n | 77

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dilakukan penelitian variabel lain selain tingkat penghasilan dan pengetahuan perpajakan yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB.

3. Untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan subjek penelitian yang berbeda, misalnya Wajib Pajak Badan.

Sedangkan saran untuk pihak DJP antara lain sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kepatuhan membayar pajak, pihak DJP diharapkan mengadakan acara yang dapat membimbing dan menghibur masyarakat agar memiliki kesadaran dalam membayar pajak yaitu sosialisasi melalui iklan di televisi, radio maupun surat kabar serta media lainnya.

2. Pihak DJP diharapkan menjalin kerjasama yang baik dan secara rutin kepada Wajib Pajak dalam hal pemberitahuan sanksi denda maupun pengajuan keberatan atas besarnya PBB yang harus dibayar, dan menjelaskan secara umum sistem perpajakan beserta kebijakan-kebijakannya, seperti penjelasan mengenai maksud dan tujuan dibuatnya sebuah perubahan peraturan baru untuk sektor PBB-P2.

3. Diperlukan adanya penggalakkan sejak dini mengenai pajak kepada Wajib Pajak dan juga kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan pemahaman terhadap kebijakan pajak yang sedang berlaku. Sosialisasi ini tidak hanya dilakukan di daerah perkotaan tetapi di daerah pedesaan yang sebenarnya memiliki potensi besar dalam hal penerimaan pajak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abuyamin, Oyok. 2012. Perpajakan Pusat dan Daerah. Bandung: Humaniora. Casavera. 2009. Perpajakan, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Devos, K. 2005. The Attitudes of Tertiary Students on Tax Evasion. ejournal of Tax Research, Vol. 3 No.2: p222-273.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hardiningsih, Pancawati. 2011. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.3 No.1; p126-142. Hartanto. 2003. Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto. 2010. Metodologi Pneelitian Bisini: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi 1. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Imaniyah dan Bestari Dwi Handayani. 2009. Pengaruh Penghasilan dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB di Kelurahan Tegalreso Kota Pekalongan Tahun 2008. Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 2 ”Reformasi Pajak: Perspektif Ekonomi, Hukum, Teknologi, Sosial, Budaya dan Agama”.

James, S and Alley, C. 2004. Tax compliance cost. Taylor and Francais Journals, Vol 9 No.3: P281-289.

Kiryanto. 1999. Pengaruuh Penerapan Struktur Pengendalian Intern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilannya. Simposium Nasional Akuntansi II IAI-KAPd. Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya 24-25 September 1999.

Koentarto, Ilham. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepatuhan Masyarakat dalam melakukan Pembayaran PBB (Studi Kasus pada Kecamatan Arus Selatan Kebupaten Kota Waringin Barat). Socioscientia: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Vol.3 No.2: p243-258.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Noormala, Siti Sheikh Obid. 2008. Voluntary Compliance: Tax Education.


(5)

D a f t a r P u s t a k a | 79

Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan, Edisi 2. Jakarta: Granit.

Peraturan Menteri Keuangan No.34/PMK.03/2005 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Peraturan Menteri Keuangan No.74/PMK.03/2012 tentang Kriteria Wajib Pajak

Patuh.

Rasmini, Ni Ketut. 2007. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Keputusan Pemilihan Profesi Akuntansi Publik dan Non Akuntansi Publik pada Mahasiswa Akutansi di Bali. Buletin Studi Ekonomi, Vol.12 No.2: p351-361. Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 6. Jakarta: Penerbit Salemba

Empat.

Richardson, G. 2006. Determinals of Tax Evation: A cross Country Investigation. Journal of Intenal Accounting, Auditing and Taxation 15, 150-169.

Santoso, Wahyu. 2008. Aanlisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak. Journal Keuangan Publik, Vol.5 No.1: p-85-137.

Siahaan, Marihot Pahala. 2009. Pajak Bumi dan Bangunan di Indonesia (Teori dan Praktik). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suprianto. 2010. Perpajakan di Indonesia, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Edisi Revisi

dan Perluasan. Jakarta: Gramedia.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial.

Undang-Undang No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Utama, Rizky Adio, Amelia Sandra dan Joko Sangaji. 2011. Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan Akibat Perubahan UU Pph No.36/2008.


(6)

D a f t a r P u s t a k a | 80

Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 3 ”Roan Map Reformasi Perpajakan Indonesia Menuju Good Governance”.

www.depkeu.go.id diakses pada tanggal 14 Maret 2013 www.karawangkab.go.id diakses pada tanggal 16 Mei 2013 www.bps.go.id diakses pada tanggal 8 Maret 2013


Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

2 92 74

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kelurahan Tanjung Sari Kota Medan

2 52 67

Pengaruh Sosialisasi, Pelayanan Fiskus, dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Ponorogo

0 23 15

PENGARUH PENGHASILAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2009

2 37 132

Pengaruh Pengetahuan dan Tingkat Penghasilan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak bumi dan Bangunan (Studi Kasus di Desa Tarogong Kabupaten Garut).

0 0 19

(ABSTRAK) PENGARUH PENGHASILAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KELURAHAN TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2009.

0 0 3

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

3 58 12

PENGARUH SIKAP, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KECAMATAN TUBAN KABUPATEN TUBAN SKRIPSI

0 1 17

PENGARUH SIKAP, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KECAMATAN KEMUNING KOTA PALEMBANG

0 0 14