Analisis dan Desain Sistem Informasi Akuntansi dalam Menunjang Sistem Pengendalian Intern (Studi Kasus Konfeksi Sentosa Jaya).

(1)

vii

ABSTRACT

In 1997-1998, Indonesia faced one of the most costly financial crises in recent history and causing the collapse of the entire banking sectors and big companies. Nevertheless, there was some economic units which successfully passed the crisis and most of them are home industries. The object of this research is Sentosa Jaya, a home industry which is running in proccess the cutting of bouwheer to become the goods (bedsheet brand product My Love) which is ready to sell. The research design employed in this study is analitical descriptive. Based on the result of this research we can conclude that the use of internal control system is not very effective, in which the absence of separation of related functions and the activity of production proccess that is still manual and has not structured well. All of these things fixed by using the standard default operation activities of a production proccess flow, starting from the material receipt an unfinished material, production proccess up to goods delivery in order to create a reliability of financial reporting.

Key words : home industry, internal controls, production proccess, financial report.


(2)

ABSTRAK

Pada 1997-1998 Indonesia dilanda krisis moneter yang menyebabkan jatuhnya perekonomian secara makro, banyak perusahaan besar yang merupakan jantung perekonomian mengalami kebangkrutan. Namun ternyata tidak bisa disangkal bahwa terdapat sektor yang tahan terhadap krisis dan ekonomi global serta mampu bersaing di pasar yaitu UMKM. Objek dalam penelitian ini adalah UMKM konfeksi Sentosa Jaya yang bergerak memproses hasil cutting dari PT.BIG menjadi barang siap jual dengan brand product “My Love”. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern yang digunakan masih belum cukup efektif, dimana tidak adanya pemisahan fungsi-fungsi yang terkait, serta aktivitas proses produksi yang masih bersifat manual dan belum terstruktur dengan baik. Semua hal ini diperbaiki dengan menggunakan standar aktifitas operasi yang baku atas suatu alur proses produksi, mulai dari penerimaan barang setengah jadi, proses produksi hingga penyerahan barang jadi agar tercipta suatu reliabilitas pelaporan keuangan.

Kata kunci : UMKM, pengendalian intern, proses produksi, pelaporan keuangan


(3)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ...vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Maksud Penelitian ... 4

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 7

2.1 Kajian Pustaka ... 7


(4)

2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 7

2.1.1.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 9

2.1.1.3 Siklus Sistem Informasi Akuntansi ... 10

2.1.1.4 Unsur Sistem Informasi Akuntansi ... 17

2.1.2 Sistem Pengendalian Internal ... 18

2.1.2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal ... 18

2.1.2.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal ... 20

2.1.2.3 Fungsi Sistem Pengendalian Internal ... 22

2.1.2.4 Unsur Sistem Pengendalian Internal ... 23

2.2 Kerangka Pemikiran ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Objek Penelitian ... 32

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 32

3.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 33

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.2.2 Sumber Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Rekomendasi Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 43

4.1.2 Aktivitas-Aktivitas Konfeksi Sentosa Jaya ... 49


(5)

xi

4.1.3.1 Siklus Produksi ... 59

4.1.3.2 Siklus Penggajian dan Sumber Daya Manusia ... 68

4.1.3.3 Siklus Keuangan ... 72

4.1.3.4 Dokumen ... 78

4.2 Pembahasan ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Sistem Informasi Akuntansi yang Terintegrasi ... 11

Gambar 2 Eksposur Bisnis yang Biasa Terjadi ... 23

Gambar 3 Struktur Pengendalian Internal ... 23

Gambar 4 Struktur Organisasi Perusahaan... 35

Gambar 5 Rekomendasi Struktur Organisasi Perusahaan ... 44

Gambar 6 Aktivitas Tahap 1 (Penerimaan Barang Setengah Jadi) ... 50

Gambar 7 Aktivitas Tahap 2.a (Proses Produksi)... 51

Gambar 8 Aktivitas Tahap 2.b (Proses Produksi) ... 53

Gambar 9 Aktivitas Tahap 2.c.1 (Proses Produksi) ... 55

Gambar 10 Aktivitas Tahap 2.c.2 (Proses Produksi) ... 56

Gambar 11 Aktivitas Tahap 3 (Penyerahan Barang Jadi) ... 57

Gambar 12 Diagram Konteks Siklus Produksi... 59

Gambar 13 DFD Tingkat 0 Untuk Siklus Produksi ... 61

Gambar 14 DFD Tingkat 0 Untuk Siklus Penggajian ... 68


(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Tujuan Pengendalian ... 21

Tabel II Rekomendasi Tabel Perhitungan Biaya Per Proses ... 66

Tabel III Ancaman dan Pengendalian Siklus Produksi ... 67

Tabel IV Ancaman dan Pengendalian Siklus Penggajian/SDM ... 71

Tabel V ContohPurchase Order ... 78

Tabel VI Contoh Kartu Gudang ... 79

Tabel VII Contoh Konfirmasi Kekurangan ... 80

Tabel VIII Contoh Permintaan Pembelian ... 81

Tabel IX Contoh Perintah Proses Produksi ... 82

Tabel X ContohCash Voucher ... 82

Tabel XI Contoh Nota Pembelian ... 83

Tabel XII Contoh Permintaan Bahan Baku ... 84

Tabel XIII Contoh Surat Jalan ... 85

Tabel XIV Contoh Kartu Jam Kerja ... 86


(8)

BAB I Pendahuluan 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada 1997-1998 Indonesia dilanda krisis moneter yang menyebabkan jatuhnya perekonomian secara makro. Banyak perusahaan besar yang merupakan jantung perekonomian mengalami kebangkrutan, pabrik mengurangi pegawai, bahkan sampai stop beroperasi. Imbasnya, roda perekonomian mandek meski masih berputar. Namun siapa yang mampu membuat roda itu tetap berputar ? Ternyata pengusaha mikro, kecil dan menengahlah yang mampu melakukan itu, dan memang tidak bisa disangkal bahwa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan sektor yang tahan terhadap krisis ekonomi global dan mampu bersaing di pasar.

UMKM sendiri terbagi menjadi usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah yang masing-masing mempunyai pengertian dan kriteria yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan (UU No. 20 Tahun 2008).

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria asset sebesar maks. 50 Juta atau mempunyai omzet sebesar maks. 300 Juta (UU No. 20 Tahun 2008).


(9)

BAB I Pendahuluan 2

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria asset sebesar 50 Juta-500 Juta atau mempunyai omzet sebesar 300 Juta – 2,5 Miliar (UU No. 20 Tahun 2008).

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih sebesar 500 Juta-10 Miliar atau hasil penjualan tahunan sebesar 2,5 Miliar-50 Miliar (UU No. 20 Tahun 2008).

UMKM dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia perlu meningkatkan kapasitas usahanya baik dari sisi finansial seperti keterbatasan finansial maupun dari sisi pengembangan teknologi informasi (TI) seperti permasalahan sumber daya manusia dan bahan baku yang digunakan agar dapat bersaing dan berkompetisi di pasar global. Peningkatan kapasitas TI merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan bagi usaha kecil dan menengah.

Perkembangan TI sudah bergerak sangat cepat, baik dari sisi peranti keras (hardware) maupun peranti lunak (software) yang dapat membantu kinerja perusahaan. Saat ini telah banyak peranti lunak yang dikembangkan agar dapat membantu proses bisnis dengan melakukan penyimpanan informasi atau data dari aktivitas yang telah terjadi pada suatu perusahaan.


(10)

BAB I Pendahuluan 3

Pada dasarnya penunjang pengambilan keputusan berdiri pada informasi atau data yang telah diolah sedemikian rupa. Informasi atau data memegang peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mengetahui apa yang telah terjadi dengan perusahaannya. Bisa juga sebagai basis evaluasi apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan? Untuk menjamin agar data tersebut dapat diolah secara efisien menjadi informasi yang akurat, dapat dipercaya dan tepat waktu diperlukan suatu alat yang dinamakan sistem informasi.

Salah satu sistem informasi yang sangat diperlukan bagi manajemen perusahaan untuk mengolah data administrasi dan keuangan adalah sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang mencakup proses dan prosedur pengelolaan informasi keuangan organisasi, tujuannya adalah sebagai bahan pelaporan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan.

Hasil dari sistem informasi akuntansi ini nantinya dipakai dalam memenuhi kebutuhan penyajian pelaporan keuangan secara baik dan bermutu, dan juga dapat dilakukan pengawasan akuntansi/keuangan serta pengendalian internal bagi perusahaan sehingga pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat dilakukan dengan baik dan terkontrol.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian mendalam mengenai sistem akuntansi yang pembahasannya dikaitkan dengan sistem pengendalian intern, dengan mengambil judul : “ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENUNJANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN (STUDI KASUS KONFEKSI SENTOSA JAYA)”.


(11)

BAB I Pendahuluan 4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka terdapat beberapa permasalahan yang akan dibahas oleh penulis yaitu :

1. Bagaimana pelaksanaan prosedur sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut?

2. Bagaimana pelaksanaan sistem pengendalian intern yang ada pada perusahaan tersebut?

3. Bagaimana pelaksanaan sistem informasi akuntansi berperan dalam meningkatkan pengendalian intern pada perusahaan tersebut?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data-data yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha-Bandung, dan juga dapat digunakan sebagai referensi serta informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah suatu tindak lanjut terhadap permasalahan yang telah diidentifikasikan sebelumnya, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut.


(12)

BAB I Pendahuluan 5

2. Untuk mengevaluasi apakah sistem pengendalian intern yang dibutuhkan dalam sistem informasi akuntansi tersebut telah memadai.

3. Untuk menganalisis dan mendesain sistem informasi akuntansi dalam rangka meningkatkan pengendalian intern di perusahaan tersebut.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuan penelitian di atas, maka penulis berharap dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi penulis sendiri

a. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai analisis dan desain sistem informasi akuntansi dalam menunjang sistem pengendalian intern.

b. Memberi gambaran secara langsung bagaimana teori yang telah dipelajari diterapkan dalam praktek nyata yang disertai dengan modifikasi-modifikasi yang sesuai dengan jenis dan kondisi perusahaan.

2. Bagi perusahaan yang bersangkutan

a. Diharapkan perusahaan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan mengenai sistem informasi akuntansi yang telah ada guna meningkatkan sistem pengendalian intern di perusahaan tersebut.


(13)

BAB I Pendahuluan 6

b. Menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan dalam melakukan perubahan serta perbaikan yang dapat lebih menunjang sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian intern di masa yang akan datang.

3. Bagi pihak lain yang berkaitan dan berkepentingan

a. Menambah pengetahuan mengenai analisis dan desain sistem informasi akuntansi dalam menunjang sistem pengendalian intern. b. Sebagai bahan dokumentasi untuk melengkapi sarana yang

dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang mungkin membutuhkan, sehingga dapat digunakan sebagai literatur bagi penelitian lebih lanjut.


(14)

BAB V Kesimpulan dan Saran 90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang terdapat di konfeksi Sentosa Jaya saat ini, dapat di katakan kurang memadai karena ditemukan beberapa kelemahan dalam sistem pengendalian internnya, seperti terjadinya penumpukan tanggung jawab (overlapping) pada beberapa bagian tertentu dan juga pemisahan tugas yang kurang jelas atau fungsi yang kurang independen atas wewenang pelaksana transaksi, pencatat transaksi dan juga penyimpan kekayaan.

2. Aktifitas yang berlaku di konfeksi Sentosa Jaya masih bersifat manual dan masih belum terstruktur dengan baik, hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur sistem akuntansi yang diterapkan seperti dokumen dan catatan terkait yang digunakan hanya terdiri dari purchase order (PO), surat konfirmasi kekurangan, surat jalan dan kartu proses saja.


(15)

BAB V Kesimpulan dan Saran 91

3. Kurangnya kemampuan konfeksi Sentosa Jaya dalam memahami ancaman dan prosedur pengendalian dalam siklus produksi (desain produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produksi serta akuntansi biaya) membuat hasil produksi menjadi kurang maksimal, karena pada dasarnya owner mendirikan usaha tidak dengan ilmu yang didapatkan dari pendidikan khusus, informasi diperoleh hanya dengan bertanya pada pihak yang dianggap lebih mengetahui.

4. Dalam siklus penggajian dan SDM, konfeksi Sentosa Jaya tidak melakukan evaluasi kinerja SDM secara berkala, yang biasa dilihat hanya hasil akhir, akibatnya SDM pun hanya berfokus pada jumlah hasil akhir yang memberikan penghasilan yang lebih besar, tetapi sebaliknya SDM kurang tanggap dalam memenuhi standar produk yang berlaku.

5. Dalam mengembangkan usahanya, konfeksi Sentosa Jaya mengalami kesulitan dalam menambah permodalan melalui pinjaman baik itu dari pemerintah atau bank, hal ini dikarenakan konfeksi Sentosa Jaya masih belum berstatus hukum badan usaha dan masih belum mampu untuk menyusun laporan keuangan yang baik dan memenuhi standar.


(16)

BAB V Kesimpulan dan Saran 92

6. Pendokumentasian yang berjalan di konfeksi Sentosa Jaya pada saat ini dapat dikatakan masih kurang baik, hal ini dikarenakan kurang disiplinnya bagian terkait dalam melakukan pencatatan transaksi keluar - masuk yang terjadi dan juga kurang jelasnya pengarsipan dokumen proses yang harusnya dilakukan oleh bagian yang bersangkutan.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian dan pembahasan maka saran - saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya perusahaan melakukan perubahan struktur organisasi seperti berikut ini :

• Agar perusahaan dapat mengefisienkan biaya SDM (karyawan) sebaiknya perusahaan meniadakan bagian pengelola, tetapi pertanggung jawaban tugas pengelola di ambil alih oleh owner dan juga meniadakan bagian supir, tetapi pertanggung jawaban tugas supir di ambil alih oleh bagian umum. Meniadakan bagian pengelola dan bagian umum pasti juga akan berdampak terhadap perubahan pertanggung jawaban pada bagian supervisor.

• Agar perusahaan dapat melakukan pencatatan serta pendokumentasian arsip dengan lebih baik, maka sebaiknya ditambah satu bagian yaitu bagian administrasi yang lebih khusus dalam menangani pencatatan dan pendokumentasian yang akhirnya akan menghasilkan pelaporan yang jelas dalam kurun waktu tertentu.


(17)

BAB V Kesimpulan dan Saran 93

2. Agar proses produksi dan pertanggung jawaban internal perusahaan berjalan secara optimal, maka harus ada standar aktifitas operasi yang baku atas suatu alur proses produksi mulai dari penerimaan barang setengah jadi, proses produksi hingga penyerahan barang jadi.

3. Agar siklus produksi berjalan efektif, sebaiknya konfeksi Sentosa Jaya : • Memberikan kepuasan kepada konsumen secara maksimal dengan

memproduksi barang jadi yang bermutu tinggi secara konsisten serta sesuai dengan harapan konsumen dan meminimalkan keterlambatan pengiriman (proses desain produk dan perencanaan dan penjadwalan). • Membangun hubungan kerjasama dagang yang baik dengan

konsumen dan toko pemasok bahan baku tambahan sehingga tidak terjadi keterlambatan produksi akibat kekurangan material. (proses operasi produksi).

• Menggunakan teknologi informasi yang dapat memangkas waktu dan biaya yang tinggi. (proses akuntansi biaya).

4. Agar menghindari retur produk yang tidak memenuhi standar, maka SDM harus lebih ditinjau secara berkala, selain ditinjau SDM juga harus diberikan pelatihan jika diperlukan dan juga dilakukan evaluasi (rekonsiliasi antara jumlah fisik hasil yang dikerjakan dengan data hasil kerja yang diberikan untuk menghindari kecurangan yang dilakukan SDM).


(18)

BAB V Kesimpulan dan Saran 94

5. Agar bisa mendapatkan bantuan modal untuk pengembangan usaha baik dari pemerintah, bank dan pihak manapun, sebaiknya konfeksi Sentosa Jaya mendaftarkan status hukum badan usaha dan mengembangkan citra usaha yang baik demi kelancaran pengembangan usaha ke depannya.

6. Sebaiknya dalam pendokumentasian dilakukan dengan lebih disiplin oleh bagian yang terkait dalam operasi perusahaan, terlebih untuk bagian administrasi yang memang khusus untuk mengarsip dan mencatat, agar tercipta suatu reliabilitas pelaporan keuangan.


(19)

95

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H., dan Hopwood, William S. (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan, Andi, Yogyakarta.

Firdaus, Rachmat., dan Arianti, Maya. (2009).Manajemen Perkreditan Bank Umum. Alfabeta, Bandung.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah Republik Indonesia (2008), Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Menurut UU No.20 Tahun 2008 Tentang UMKM. 4 Juli 2008 diakses dari http://www.depkop.go.id/attachments/article/129/259_KRITERIA_UU_UM KM_Nomor_20_Tahun_2008.pdf pada tanggal 4 April 2013

Romney, Marshall B., dan Steinbart, Paul J. (2005). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Romney, Marshall B., dan Steinbart, Paul J. (2005). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Romney, Marshall B., and Steinbart, Paul J. (2009).Accounting Information Systems. Edisi Kesebelas, Pearson Education, Inc. New Jersey.

Sekaran, Uma., dan Bougie, Roger. (2010). Research Methods for Business. Edisi Kelima, John Wiley & Sons, New York.

Weygandt, Jerry J., Kieso, Donald E., dan Kimmel, Paul D. (2007). Pengantar Akuntansi, Salemba Empat : Jakarta.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang terdapat di konfeksi Sentosa Jaya saat ini, dapat di katakan kurang memadai karena ditemukan beberapa kelemahan dalam sistem pengendalian internnya, seperti terjadinya penumpukan tanggung jawab (overlapping) pada beberapa bagian tertentu dan juga pemisahan tugas yang kurang jelas atau fungsi yang kurang independen atas wewenang pelaksana transaksi, pencatat transaksi dan juga penyimpan kekayaan.

2. Aktifitas yang berlaku di konfeksi Sentosa Jaya masih bersifat manual dan masih belum terstruktur dengan baik, hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur sistem akuntansi yang diterapkan seperti dokumen dan catatan terkait yang digunakan hanya terdiri dari purchase order (PO), surat konfirmasi kekurangan, surat jalan dan kartu proses saja.


(2)

3. Kurangnya kemampuan konfeksi Sentosa Jaya dalam memahami ancaman dan prosedur pengendalian dalam siklus produksi (desain produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produksi serta akuntansi biaya) membuat hasil produksi menjadi kurang maksimal, karena pada dasarnya owner mendirikan usaha tidak dengan ilmu yang didapatkan dari pendidikan khusus, informasi diperoleh hanya dengan bertanya pada pihak yang dianggap lebih mengetahui.

4. Dalam siklus penggajian dan SDM, konfeksi Sentosa Jaya tidak melakukan evaluasi kinerja SDM secara berkala, yang biasa dilihat hanya hasil akhir, akibatnya SDM pun hanya berfokus pada jumlah hasil akhir yang memberikan penghasilan yang lebih besar, tetapi sebaliknya SDM kurang tanggap dalam memenuhi standar produk yang berlaku.

5. Dalam mengembangkan usahanya, konfeksi Sentosa Jaya mengalami kesulitan dalam menambah permodalan melalui pinjaman baik itu dari pemerintah atau bank, hal ini dikarenakan konfeksi Sentosa Jaya masih belum berstatus hukum badan usaha dan masih belum mampu untuk menyusun laporan keuangan yang baik dan memenuhi standar.


(3)

6. Pendokumentasian yang berjalan di konfeksi Sentosa Jaya pada saat ini dapat dikatakan masih kurang baik, hal ini dikarenakan kurang disiplinnya bagian terkait dalam melakukan pencatatan transaksi keluar - masuk yang terjadi dan juga kurang jelasnya pengarsipan dokumen proses yang harusnya dilakukan oleh bagian yang bersangkutan.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian dan pembahasan maka saran - saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya perusahaan melakukan perubahan struktur organisasi seperti berikut ini :

• Agar perusahaan dapat mengefisienkan biaya SDM (karyawan) sebaiknya perusahaan meniadakan bagian pengelola, tetapi pertanggung jawaban tugas pengelola di ambil alih oleh owner dan juga meniadakan bagian supir, tetapi pertanggung jawaban tugas supir di ambil alih oleh bagian umum. Meniadakan bagian pengelola dan bagian umum pasti juga akan berdampak terhadap perubahan pertanggung jawaban pada bagian supervisor.

• Agar perusahaan dapat melakukan pencatatan serta pendokumentasian arsip dengan lebih baik, maka sebaiknya ditambah satu bagian yaitu bagian administrasi yang lebih khusus dalam menangani pencatatan dan pendokumentasian yang akhirnya akan menghasilkan pelaporan yang jelas dalam kurun waktu tertentu.


(4)

2. Agar proses produksi dan pertanggung jawaban internal perusahaan berjalan secara optimal, maka harus ada standar aktifitas operasi yang baku atas suatu alur proses produksi mulai dari penerimaan barang setengah jadi, proses produksi hingga penyerahan barang jadi.

3. Agar siklus produksi berjalan efektif, sebaiknya konfeksi Sentosa Jaya : • Memberikan kepuasan kepada konsumen secara maksimal dengan

memproduksi barang jadi yang bermutu tinggi secara konsisten serta sesuai dengan harapan konsumen dan meminimalkan keterlambatan pengiriman (proses desain produk dan perencanaan dan penjadwalan). • Membangun hubungan kerjasama dagang yang baik dengan

konsumen dan toko pemasok bahan baku tambahan sehingga tidak terjadi keterlambatan produksi akibat kekurangan material. (proses operasi produksi).

• Menggunakan teknologi informasi yang dapat memangkas waktu dan biaya yang tinggi. (proses akuntansi biaya).

4. Agar menghindari retur produk yang tidak memenuhi standar, maka SDM harus lebih ditinjau secara berkala, selain ditinjau SDM juga harus diberikan pelatihan jika diperlukan dan juga dilakukan evaluasi (rekonsiliasi antara jumlah fisik hasil yang dikerjakan dengan data hasil kerja yang diberikan untuk menghindari kecurangan yang dilakukan SDM).


(5)

5. Agar bisa mendapatkan bantuan modal untuk pengembangan usaha baik dari pemerintah, bank dan pihak manapun, sebaiknya konfeksi Sentosa Jaya mendaftarkan status hukum badan usaha dan mengembangkan citra usaha yang baik demi kelancaran pengembangan usaha ke depannya.

6. Sebaiknya dalam pendokumentasian dilakukan dengan lebih disiplin oleh bagian yang terkait dalam operasi perusahaan, terlebih untuk bagian administrasi yang memang khusus untuk mengarsip dan mencatat, agar tercipta suatu reliabilitas pelaporan keuangan.


(6)

95

Bodnar, George H., dan Hopwood, William S. (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan, Andi, Yogyakarta.

Firdaus, Rachmat., dan Arianti, Maya. (2009).Manajemen Perkreditan Bank Umum. Alfabeta, Bandung.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah Republik Indonesia (2008), Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Menurut UU No.20 Tahun 2008

Tentang UMKM. 4 Juli 2008 diakses dari

http://www.depkop.go.id/attachments/article/129/259_KRITERIA_UU_UM KM_Nomor_20_Tahun_2008.pdf pada tanggal 4 April 2013

Romney, Marshall B., dan Steinbart, Paul J. (2005). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Romney, Marshall B., dan Steinbart, Paul J. (2005). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Romney, Marshall B., and Steinbart, Paul J. (2009).Accounting Information Systems. Edisi Kesebelas, Pearson Education, Inc. New Jersey.

Sekaran, Uma., dan Bougie, Roger. (2010). Research Methods for Business. Edisi Kelima, John Wiley & Sons, New York.

Weygandt, Jerry J., Kieso, Donald E., dan Kimmel, Paul D. (2007). Pengantar Akuntansi, Salemba Empat : Jakarta.