PARTISIPASI REMAJA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK - R) DI SMAN 8 DENPASAR.

UNIVERSITAS UDAYANA

PARTISIPASI REMAJA DALAM PEMANFAATAN
PELAYANAN PUSAT INFORMASI KONSELING
REMAJA (PIK - R) DI SMAN 8 DENPASAR

NI KETUT SWANDEWI
NIM. 1220025035

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

i

UNIVERSITAS UDAYANA

PARTISIPASI REMAJA DALAM PEMANFAATAN
PELAYANAN PUSAT INFORMASI KONSELING
REMAJA (PIK - R) DI SMAN 8 DENPASAR


Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

NI KETUT SWANDEWI
NIM. 1220025035
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah dipresentasikan dan diuji dihadapan
Tim Penguji Skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar, 28 Juni 2016


Tim Penguji Skripsi

Ketua (Penguji I)

Ketut Hari Mulyawan, S.Kom., MPH
NIP 19760101 200604 1 003

Anggota (Penguji II)

Ni Made Dian Kurniasari, S.KM., MPH
NIP -

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim
Penguji Skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


Denpasar, 28 Juni 2016

Pembimbing

Desak Nyoman Widyanthini, S.ST, M.Kes
NUPN. 9900981253

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa)
karena atas berkat dan rahmat-Nya dapat diselesaikannya skripsi yang berjudul
“Partisipasi

Remaja

Dalam Pemanfaatan

Pelayanan


Pusat

Informasi

Konseling Remaja (PIK-R) Di SMAN 8 Denpasar” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Skripsi ini diajukan sebagai persyaratan kelulusan dalam rangka
menyelesaikan kuliah di Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH., Ph.D, selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.
2. Ketut Hari Mulyawan, S.Kom, MPH, sebagai Koordinator peminatan KIAKespro Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.
3. Desak Nyoman Widyanthini, S.ST, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat atas
dukungan dan kerjasamanya selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Ida Bagus Ngurah, M.Si selaku Kepala Sekolah SMAN 8

v

Denpasar yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan
penelitian.
6. Ibu Drs. Sri Wulandari selaku Guru BK (Bimbingan Konseling) di SMAN 8
Denpasar yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan
memberikan masukan kepada penulis dalam menjalankan penelitian.
7. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
diwawancarai.
8. Bapak I Made Sinun, Ibu Ni Made Wartini, Kakak Ni Made Sumartini, Ni
Nyoman Triastini, Kakak Ipar Ida Bagus Bayu Puja Purnama, Adik I Gede
Putra Sanjaya

selaku

keluarga penulis

yang tidak henti-hentinya

memberikan doa dan dukungan kepada penulis baik secara moril maupun

materiil dalam penyusunan skripsi ini.
9. Kepada para sahabat Artika Dewi Amri, Made Intan Kusuma Dewi, Sharryl
Allicia Kainde, A. A. Istri Ratna Maadnyani Dewi, Rizkia Kusuma Arini
dan Riski Fatur Rahman yang telah membantu dan setia menemani penulis
selama proses penyusunan skripsi ini.
10. Semua sahabat peminatan KIA yang telah memberikan dukungan dan
doanya selama proses penyusunan skripsi ini.
11. Semua teman-teman angkatan 2012 di PSKM FK UNUD yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah bersedia memberikan bantuan kritik,
saran dan dukungan selama proses penyusunan skripsi.

vi

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari
pembaca dalam rangka penyempurnaan lebih lanjut. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya.

Denpasar, 1 Juni 2016


Penulis

vii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
PEMINATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Skripsi, Juni 2016
(Partisipasi Remaja Dalam Pemanfaatan Pusat Informasi Konseling Remaja
(PIK-R) di SMAN 8 Denpasar)

ABSTRAK
Rendahnya partisipasi remaja dalam pemanfaatan PIK-R dikarenakan masih ada
perasaan kurang nyaman berbicara mengenai kesehatan reproduksi kepada petugas
PIK-R. Pemanfaatan PIK-R di SMAN 8 Denpasar setiap tahunnya mengalami
penurunan. Tujuan penelitian ini adalah partisipasi, pengetahuan, sikap, sumber
informasi, fasilitas PIK-R dan dukungan anggota PIK-R dalam pemanfaatan
pelayanan PIK-R di SMAN 8 Denpasar.
Penelitian ini menggunakan desain crossectional deskriptif. Teknik pengambikan

sampel yang digunakan adalah Probability Proportionate to Size (PPS) dan
pengambilan sampel individu menggunakan metode simple random sampling dengan
jumlah sampel 150 orang. Data dikumpulkan dengan kuisioner kemudian dianalisis
hanya secara deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 150 responden, sebanyak 24,0% sudah
berkunjung dan memanfaatkan PIK-R. Responden yang memiliki pengetahuan yang
tinggi sebanyak 88,6%, sikap positif terhadap keberadaan PIK-R sebesar 98,7%.
Sebagian besar responden mendapat informasi mengenai PIK-R yaitu sebesar 88,7%,
yang menyatakan fasilitas PIK-R baik sebanyak 51,3%, dan penelitian ini
menyatakan dukungan petugas PIK-R baik sebesar 70,3%. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pemanfaatan PIK-R berdasarkan variabel fasilitas PIK-R dan
dukungan petugas PIK-R memiliki perbedaan yang bermakna (p < 0,05).
Simpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan PIK-R pada remaja di SMAN 8
Denpasar berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap, dan sumber informasi tidak
bermakna secara statistik. Sedangkan fasilitas PIK-R dan dukungan petugas PIK-R
memiliki makna secara statistik.
Kata kunci : pemanfaatan PIK-R; remaja

viii


(The Participation of Young People in the Utilization of Youth Counselling
Information Centre at SMAN 8 Denpasar)

ABSTRACT
Low participation of young people in the utilization of PIK-R is caused by the
uncomfortable feeling to speak about the sex health between the young people to the
administrator of PIK-R. The utilization of PIK-R at SMAN 8 Denpasar decrease
every year. The purpose of this research are participation, knowledge, behavior,
information source, PIK-R facilities, and the support of PIK-R member in the
utilization of PIK-R service in SMAN 8 Denpasar.
This research is using descriptive crossectional design. Sampling technique that used
in this research is Probability Proportionate to Size (PPS) and for individual sample,
use the simple random sampling method with 150 people as the sample. Data
collected by questionnaire then analyzed only in a descriptive.
The result of this research shows that from 150 respondents, the 24,0% of the
respondents already come visit and use PIK-R. 88,6% of the respondents already
have high knowledge about PIK-R, 98,7% of the respondents show positive behavior
towards PIK-R, 88,7% of the repondents said they already got informations about
PIK-R, respondents that said the facility of PIK-R is good are 51,3%, and 70,3% of
the respondents said that support of the PIK-R member are good. This result shows

that the utilization of PIK-R that based on the facilitiy factor and based on the
support of the PIK-R administration has significant differences.
The conclusion of this research is that influence the utilization of PIK-R by young
people in SMAN 8 Denpasar, based on the level of knowledge, attitude and source of
information is not significant statistically. The facility PIK-R and support officer
PIK-R of statistically.
Keyword : Utilization of PIK-R; young people

ix

DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xv

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH ......................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1

Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2

Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3

Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 5

1.4

Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

1.5

Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

1.6

Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 8
2.1

Remaja ........................................................................................................... 8

2.2

Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) ............................................... 11

2.3

Perilaku Pemanfaatan PIK........................................................................... 15

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ...................... 18
3.1

Kerangka Konsep ........................................................................................ 18

3.2

Variabel dan Definisi Operasional .............................................................. 19

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................ 21
4.1

Desain Penelitian ......................................................................................... 21

4.2

Populasi dan Sampel ................................................................................... 21
x

4.3

Pengumpulan Data ...................................................................................... 23

4.4

Pengolahan Data .......................................................................................... 23

4.5

Teknik Analisa Data .................................................................................... 24

BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN ...................................................... 26
5.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 26

5.2

Karakteristik Responden ............................................................................. 27

5.3

Pengetahuan Remaja Mengenai PIK-R ....................................................... 27

5.4

Sikap Remaja Mengenai PIK-R .................................................................. 29

5.5

Sumber Informasi ........................................................................................ 30

5.6

Fasilitas PIK-R ............................................................................................ 32

5.7

Dukungan Petugas PIK-R ........................................................................... 32

5.8

Pemanfaatan PIK-R Oleh Remaja ............................................................... 33

5.9

Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Pengetahuan Remaja ............................. 34

5.10

Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Sikap Remaja ......................................... 35

5.11

Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Sumber Informasi .................................. 36

5.12

Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Fasilitas PIK-R ...................................... 36

5.13

Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Dukungan Petugas PIK-R ..................... 37

BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................................... 39
6.1

Faktor Pengetahuan dan Sikap Remaja Mengenai PIK-R ........................... 39

6.2

Faktor Fasilitas PIK-R ................................................................................. 41

6.3

Faktor Sumber Informasi dan Dukungan Petugas PIK-R ........................... 42

6.4

Kelemahan Penelitian .................................................................................. 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 47
7.1

Simpulan ...................................................................................................... 47

7.2

Saran ............................................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 49
LAMPIRAN ............................................................................................................... 52

xi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional.……………………………………...………........19
Tabel 5.1 Karakteristik Responden……………………………...………...……....27
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja mengenai PIK-R.....27
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Berdasarkan
Karakteristik………………………………………………………...……….…….28
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Soal Pengetahuan Remaja Tentang PIKR……………………………………………………………………………….......28
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Mengenai PIK-R.………………....29
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Berdasarkan
Karakteristik……………………………………………………………….……...30
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Mendapat Informasi Mengenai PIK-R………..…30
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Jenis Informasi yang Diperoleh Remaja Mengenai
PIK-R………………………………………………………………………...…...31
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Keberadaa Ruangan PIK-R dan Fasilitas PIKR……………...…………………………………………………………………...32
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Mengetahui dan Dukungan Petugas PIK-R…....34
Tabel 5.11 Distribusi Pemanfaatan PIK-R oleh Remaja………………………....37
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan
Karakteristik.......................................................................................................…37
Tabel 5.13 Tabulasi Silang Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Remaja……………………………………………………………………………38
Tabel 5.14 Tabulasi Silang Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Sikap…………….39

xii

Tabel 5.15 Tabulasi Silang Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Sumber
Informasi………………………………………………………………………....39
Tabel 5.16 Tabulasi Silang Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Ruangan dan Fasilitas
PIK-R…………………………………………………………………………….40
Tabel 5.17 Tabulasi Silang Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Mengetahui dan
Dukungan Petugas PIK-R……………………………………………………......41

xiii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Partisipasi Remaja dalam
Pemanfaatan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di
SMAN 8 Denpasar Berdasarkan Teori Lawrence Green…………………….…18

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1. Rencana jadwal penelitian
2. Daftar kuisioner penelitian partisipasi remaja dalam pemanfaatan
pelayanan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di
SMAN 8 Denpasar
3. Daftar Foto Selama Proses Penelitian
4. Hasil Analisis distribusi frekuensi variabel yang di teliti
5. Hasil Analisis Tabulasi Silang masing-masing

variabel yang diteliti

berdasarkan karakteristik responden
6. Hasil Analisis Tabulasi Silang Pemanfaatan PIK-R berdasarkan variabel yang
diteliti
7.

Ethical Clearance dari Unit Penelitian dan Pengembangan (Litbang) FK
UNUD

xv

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH
Daftar Lambang
<

: Lebih kecil

>

: Lebih besar



: Lebih kecil sama dengan

%

: Persen

:

: Titik dua

Daftar Singkatan
AIDS

: Acquired Immuno Deficiency Syndrome

BK

: Bimbingan Konseling

BKKBN

: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Depkes

: Departemen Kesehatan

Dinkes

: Dinas Kesehatan

Dithanrem

: Direktorat Bina Ketahanan Remaja

GenRe

: Generasi Berencana

HIV

: Human Immunodeficiency Virus

KIE

: Komunikasi, Informasi dan Edukasi

PIK-R

: Pusat Informasi Konseling Remaja

PMR

: Palang Merah Remaja

PPS

: Probability Proportionate to Size

UNDESA

: United Nations Development Economic dan Social Affairs

WHO

: World Health Organization

xvi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Menurut WHO (1995) masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari

masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia 10-19 tahun. Remaja adalah
populasi besar dari penduduk dunia yaitu mencapai seperlima dari seluruh jumlah
penduduk dunia. Masa remaja adalah suatu masa dimana seorang anak memiliki rasa
ingin tahu yang cukup besar yang dapat mengarah pada satu aspek yaitu orientasi
seks. Saat ini sebagian besar remaja mengalami masa kematangan yang lebih awal
dari usianya yang dapat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti media,
lingkungan dan juga teman (Alit, et al, 2013).
Di Indonesia hasil Sexsual Behavior Survey 2011 yang dilakukan di lima kota
besar menunjukkan bahwa 39% responden sudah pernah berhubungan seksual saat
masih Anak Baru Gede (ABG) usia 15-19 tahun. Usia rata-rata responden pertama
kali berhubungan seks adalah 19 tahun. Tingkat persentase seseorang yang pernah
berhubungan seks tertinggi terdapat di Bandung, diikuti oleh Yogyakarta dan Bali,
untuk jenis kelamin paling banyak oleh pria yang berusia 20-25 tahun (Putri, 2012).
Kasus HIV/AIDS pada remaja di Indonesia perlu mendapatkan perhatian.
Survei dari BKKBN menyebutkan bahwa karakteristik klien yang paling berpotensi
terhadap penularan HIV/AIDS adalah kelompok remaja yaitu sebesar 31%, dimana
7% nya berumur dibawah 20 tahun dan 24% diantaranya berumur 20-24 tahun.
Karena sasaran program Generasi Berencana (GenRe) dari BKKBN adalah
1

2

penduduk yang berusia 10 sampai 24 tahun yang belum menikah. Koordinator
Kampanye Yayasan AIDS Indonesia mengatakan bahwa remaja adalah populasi
yang paling berisiko terkena HIV/AIDS, sebab remaja merupakan sasaran “empuk”
untuk menjadi konsumen pelanggan narkotika dan industri seks (Yuliantini, 2012).
Data – data di atas menunjukkan bahwa kondisi kesehatan reproduksi remaja
Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Untuk mengatasi kondisi kesehatan
reproduksi remaja tersebut maka pemerintah Indonesia membentuk Pusat Informasi
dan Konseling Remaja (PIK-R). PIK-R adalah suatu wadah kegiatan yang
pengelolaannya dari, oleh dan untuk remaja agar bisa memperoleh pelayanan
informasi dan konseling mengenai kesehatan reproduksi. Kegiatan ini bertujuan agar
pengetahuan remaja meningkat sehingga nantinya remaja dapat bertanggung jawab
terhadap tindakannya. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk membantu remaja agar
terhindar dari resiko TRIAD-KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan Napza) serta
memiliki status kesehatan reproduksi yang sehat melalui pemberian informasi,
pelayanan konseling, rujukan pelayanan medis, pendidikan kecapakan hidup dan
kegiatan penunjang lainnya (Ningrum, 2014).
PIK-R telah dicanangkan menjadi program nasional pada tahun 2000 di
bawah tanggung jawab BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional). Akan tetapi sampai saat ini pemanfaatan PIK-R oleh remaja masih rendah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anjarwati dkk pada tahun 2010
diperoleh hasil sebesar 83,3 % responden belum pernah menggunakan jasa pelayanan
dari pusat kesehatan reproduksi remaja. Menurut WHO (2004) kemauan remaja yang
rendah dalam memanfaatkan pusat kesehatan reproduksi remaja ini dikarenakan oleh

3

sebagian besar dari mereka merasa kurang nyaman berbicara tentang kesehatan
reproduksi remaja dengan petugas kesehatan. Padahal PIK-R sangat membantu
perubahan perilaku remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Amri (2013)
menyebutkan bahwa terdapat perbedaan perilaku seksual remaja pada remaja yang
mengikuti dan tidak program PIK-R di sekolahnya. Terdapat asosiasi positif dengan
kecenderungan remaja yang mengikuti PIK-R mempunyai perilaku seksual yang
tidak berisiko lebih besar dibandingkan dengan remaja yang tidak mengikuti
program PIK-R.
SMAN 8 Denpasar adalah salah satu sekolah yang memiliki program PIK-R
sejak tahun 2008 dengan nama PIK R Uma Bhavani. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan kepada guru BK (Bimbingan Konseling) didapatkan informasi bahwa PIKR SMAN 8 Denpasar pernah meraih juara III lomba PIK-R kategori Tegak tingkat
Provinsi Bali pada tahun 2014. Tetapi prestasi yang telah diraih PIK-R ini tidak
sejalan dengan partisipasi remaja untuk memanfaatkan program ini baik untuk
mendapatkan informasi seputar kesehatan reproduksi ataupun konseling. Sehingga
setiap tahunnya terjadi penurunan partisipasi remaja yang memanfaatkan PIK-R.
Remaja yang berkunjung untuk memanfaatkan PIK-R pada tahun 2015 tidak selalu
ada setiap minggunya. Meskipun anggota PIK-R di SMAN 8 Denpasar sudah
melakukan penyuluhan kepada remaja di sekolahnya. Jika tahun 2014 remaja yang
tergabung dalam PIK-R sebagai konselor sebaya ataupun pendidik sebaya sebanyak
40 orang, maka tahun 2015 ini remaja yang tergabung program PIK-R berkurang
menjadi 23 orang yang terdiri dari 11 orang dari kelas XI dan 12 orang dari kelas X.
Rendahnya partisipasi remaja dalam pemanfaatan PIK-R ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Lawrence Green
3

4

menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang
antara lain faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai
– nilai), faktor pemungkin (lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas atau
sarana kesehatan), faktor pendorong atau penguat (sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lainnya) (Notoatmodjo, 2010).
Dengan adanya hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui
partisipasi remaja dalam pemanfaatan pelayanan PIK-R. Hal ini penting untuk
diketahui agar hasil penelitian yang didapat nantinya dapat menjadi masukan
sehingga partisipasi remaja dapat meningkat dan program PIK-R di SMAN 8 bisa
tetap hidup dan meraih lebih banyak prestasi.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka diketahui bahwa saat ini banyak

remaja yang mengalami kematangan lebih awal dari usianya. Selain itu telah banyak
kasus remaja yang sudah melakukan hubungan seksual serta peningkatan kejadian
kasus HIV/AIDS pada remaja. Maka pemerintah membentuk PIK-R yang bertujuan
agar pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi meningkat agar bisa
bertanggung jawab terhadap tindakannya. Tetapi sampai saat ini masih banyak
remaja yang belum pernah datang ke pelayanan PIK-R. Ada banyak faktor yang
menyebabkan remaja tidak ingin datang ke PIK-R, salah satunya karena merasa
kurang nyaman membicarakan kesehatan reproduksinya kepada petugas kesehatan.
Oleh karena itu adapun rumusan masalah yang dapat diangkat yaitu “Bagaimana
gambaran partisipasi remaja dalam pemanfaatan PIK-R di SMAN 8 Denpasar?”.

4

5

1.3

Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana partisipasi remaja di SMAN 8 Denpasar dalam pemanfaatan
program PIK-R?
2. Bagaimana pengetahuan mengenai program PIK-R pada siswa di SMAN 8
Denpasar?
3. Bagaimana sikap mengenai program PIK-R pada siswa di SMAN 8
Denpasar?
4. Darimana sumber informasi mengenai program PIK-R pada siswa di
SMAN 8 Denpasar?
5. Bagaimana Fasilitas PIK-R dalam mendukung program PIK-R di SMAN 8
Denpasar?
6. Bagaimana peranan anggota PIK-R dalam memperkenalkan program PIKR di SMAN 8 Denpasar?

1.4

Tujuan Penelitian

1.4.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui partisipasi, pengetahuan, sikap, sumber informasi, fasilitas

PIK-R serta dukungan anggota PIK-R terhadap remaja dalam pemanfaatan pelayanan
PIK-R di SMAN 8 Denpasar.

5

6

1.4.2

Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, meliputi :

1. Untuk mengetahui partisipasi remaja di SMAN 8 Denpasar dalam mengikuti
Program PIK-R.
2. Untuk mengetahui pengetahuan mengenai program PIK-R pada siswa di
SMAN 8 Denpasar.
3. Untuk mengetahui sikap mengenai program PIK-R pada siswa di SMAN 8
Denpasar.
4. Untuk mengetahui sumber informasi mengenai PIK-R pada siswa di SMAN 8
Denpasar.
5. Untuk mengetahui fasilitas PIK-R dalam mendukung program PIK-R di
SMAN 8 Denpasar.
6. Untuk mengetahui peranan anggota PIK-R dalam memperkenalkan program
PIK-R di SMAN 8 Denpasar.
1.5

Manfaat Penelitian

1.5.1

Manfaat Teoritis

1. Memberikan kontribusi terhadap keilmuan di bidang kesehatan serta dapat
dipakai untuk referensi dalam mempelajari perilaku remaja dan partisipasi
remaja dalam pemanfaatan pelayanan PIK-R di SMAN 8 Denpasar.

6

7

2. Dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan penelitian ilmiah
lainnya yang berhubungan dengan partisipasi remaja dalam pemanfaatan
pelayanan PIK-R.
1.5.2

Manfaat Praktis
Digunakan sebagai data pendukung dalam evaluasi pelaksanaan PIK-R di

SMAN 8 Denpasar dan serta instansi terkait lainnya dalam meningkatkan partisipasi
remaja yang memanfaatkan pelayanan PIK-R.
1.6

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat di Bidang Kesehatan Reproduksi untuk mengetahui partisipasi remaja
dalam pemanfaatan pelayanan PIK-R di SMAN 8 Denpasar tahun 2016.

7

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Remaja

2.1.1

Definisi Remaja
Remaja adalah suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa

dewasa, ini berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Remaja terdiri dari tiga fase.
Fase pertama adalah remaja awal dengan rentang usia 12-15 tahun. Fase kedua
adalah remaja pertengahan dengan rentang usia 15-18 tahun. Fase ketiga adalah
remaja akhir dengan rentang usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002). Masa remaja
juga identik dengan periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, dan perilaku
selama masa remaja seiring dengan perubahan fisik (Hurlock, 2004).
2.1.2

Aspek Perkembangan Remaja
Tahap perkembangan remaja menurut Handoyo tahun 2010 di bagi atas :

1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada remaja merupakan perubahan yang terjadi
pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik. Sedangkan
perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,
pertumbuhan otot dan tulang, serta matangnya organ seksual dan fungsi
reproduksi.
Kematangan seksual antara remaja putra dan putri terjadi dalam usia
yang agak berbeda. Pada remaja pria kematangan seksualnya terjadi antara
8

9

usia 10 – 13,5 tahun. Sedangkan pada remaja putri pada usia 9 – 15 tahun.
Untuk remaja laki-laki perubahan ditandai dengan perkembangan organ
seksual, mulai tumbuhnya rambut pada kemaluan, perubahan suara serta
ejakulasi pertama melalui mimpi basah. Untuk remaja putri ditandai dengan
menarche (haid pertama) dan perubahan pada dada (Notoatmodjo, 2007).
2.

Perkembangan kognitif
Pada remaja motivasi untuk bisa memahami dunia adalah dengan
perilaku adapatasi secara biologis. Sehingga remaja mampu membedakan
hal-hal atau ide-ide yang lebih penting daripada ide lainnya. Menurut
Notoatmojdo (2007), labilnya emosi yang sering terjadi pada remaja
berkaitan erat dengan perubahan hormon di dalam tubuh. Sering terjadinya
letusan emosi ini dapat menyebabkan amarah, sensitif bahkan perbuatan
nekat. Emosi yang tidak stabil mengakibatkan remaja mempunyai rasa ingin
tahu dan dorongan untuk mencari tahu. Remaja yang memiliki sikap kritis,
tersadar melalui perbuatan-perbuatan yang sifatnya eksperimen dan
eksploratif

cenderung

disebabkan

karena

pertumbuhan

kemampuan

intelektual remaja.
3.

Perkembangan kepribadian dan sosial
Perkembangan
dilakukan

individu

kepribadian
untuk

bisa

merupakan
berhubungan

perubahan
dengan

cara

yang

dunia

dan

mengungkapkan emosinya dengan cara unik. Sedangkan perkembangan
sosial adalah perubahan dalam melakukan hubungan terhadap orang lain.
Pada masa remaja, perkembangan kepribadian sangat penting untuk

10

pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri berarti proses menjadi
seorang yang unik yang berperan penting dalam hidup.
2.1.3

Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Saat ini banyak sekali permasalahan kesehatan reproduksi remaja yang terjadi,

seperti pada penelitian yang dilakukan di Nigeria oleh Folayan, dkk tahun 2014
menunjukkan bahwa 56,4% remaja berusia 15-19 tahun telah melakukan seks
pranikah, dan 39,6% telah melakukan hubungan seks tanpa kondom. Sedangkan
penelitian di Kenya Barat menunjukkan bahwa 67% infeksi HIV/AIDS ditularkan
oleh remaja melalui hubungan seks pranikah (Eijk dkk, 2008).
Penelitian dari Musthofa & Winarti (2010) mengungkapkan bahwa 11,9%
respoden melakukan perilaku seks pranikah berisiko di kalangan mahasiswa
Pekalongan tahun 2009-2010. Responden yang melakukan perilaku seks lebih
banyak pada responden yang sering mengakses media pornografi (16,3%)
dibandingkan responden yang jarang mengakses media pornografi (3,2%).
Berdasarkan SDKI 2012 menunjukkan bahwa angka kelahiran dari
perempuan berusia 15-19 tahun masih tinggi yakni 48 per 1000 perempuan usia
subur usia 15-19 tahun. Menurut Riskesdas tahun 2010 menunjukkan angka
kematian ibu yang berkaitan dengan faktor terlalu mudanya usia ibu melahirkan
berjumlah 2,6% dari 1000 perempuan yang melahirkan (Herliani dkk, 2015)
Di Bali terjadi peningkatan yang signifikan terjadinya kasus HIV/AIDS pada
remaja dimana tercatat sebanyak 1615 kasus dan 50% dari jumlah tersebut
merupakan rentangan usia 19-25 tahun. Kabupaten atau kota di Bali yang angka
kejadian HIV/AIDS paling banyak terdapat di Denpasar dan di urutan kedua adalah
10

11

Kabupaten Buleleng. Sebaran umur kejadian HIV/AIDS ini cukup mengejutkan
karena peningkatannya banyak terjadi pada kelompok umur yang muda (Alit dkk,
2013).
2.2

Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R)

2.2.1

Definisi PIK-R
BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe) bagi remaja

dan keluarga yang memiliki remaja yang sesuai dengan tugas dan pokok fungsinya
dilaksanakan oleh Direktorat Bina Ketahanan Remaja (Dithanrem). Program Genre
ini ditujukan untuk Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) serta keluarga yang mempunyai
remaja melalui wadah Bina Keluarga Remaja (BKR).
PIK R/M merupakan suatu wadah yang dikembangkan dalam program Genre,
yang dikelola dari, oleh dan untuk Remaja/Mahasiswa untuk pemberian pelayanan
informasi dan konseling mengenai pendewasaan usia kawin, delapan fungsi keluarga,
TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza), keterampilan hidup (life
skill), gender, serta keterampilan advokasi dan KIE. Adanya PIK R/M ini sangat
penting di lingkungan remaja/mahasiswa agar dapat membantu remaja/mahasiswa
mendapatkan informasi dan pelayanan konseling yang cukup dan benar mengenai
penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa (BKKBN, 2012)
2.2.2

Tahapan PIK-R
Pengelolaan PIK-R terdiri dari 3 tahapan dengan memiliki materi dan

kegiatan yang berbeda-beda dalam setiap tahapannya. Berikut 3 tahapan dalam
perkembangan PIK-R dalam Pedoman PIK-R/M yaitu :

11

12

1. PIK-R tahap tumbuh
-

Materi dan isi pesan yang yang diberikan meliputi pendalaman TRIAD
KRR dan pendewasaan usia kawin, serta pemahaman mengenai hak-hak
reproduksi.

-

Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan yang dilakukan di tempat
PIK-R, melakukan KIE dalam lokasi PIK-R berada misalnya penyuluhan
individu ataupun kelompok dengan memanfaatkan media cetak, serta
melakukan pencatatan dan pelaporan.

2. PIK-R tahap tegak
-

Materi dan isi pesan yang yang diberikan meliputi pendalaman materi
TRIAD KRR dan pendewasaan usia perkawinan, pemahaman mengenai
hak-hak reproduksi, keterampilan hidup (life skills) dan keterampilan
advokasi.

-

Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan di dalam dan di luar PIK-R
berupa pemberian KIE, melakukan konseling secara langsung (tatap
muka) maupun tidak langsung (SMS, telepon, surat menyurat),
melakukan advokasi dan promosi PIK-R untuk mengembangkan jaringan
pelayanan.

3. PIK-R tahap tegar
-

Materi dan isi pesan yang yang diberikan meliputi pendalaman materi
TRIAD KRR dan pendewasaan usia perkawinan, pemahaman mengenai
hak-hak reproduksi, keterampilan hidup (life skills) dan keterampilan
advokasi.

-

Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan yang dilakukan pada tahap
tegak dan ditambah dengan melakukan kegiatan yang menarik minat
12

13

remaja untuk datang k PIK-R seperti pendampingan kepada remaja
penyalahgunaan napza, hamil diluar nikah dan HIV positif.
2.2.3

Ruang Lingkup PIK-R
PIK-R memiliki peranan yang penting dalam meneruskan informasi

kesehatan utamanya kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Hal ini bertujuan agar
remaja mendapatkan informasi yang merata terkait dengan kesehatan reproduksinya.
Dalam pengelolaan PIK-R terdapat batasan atau ruang lingkup materi yang berkaitan
dengan pembelajaran dalam PIK-R yang meliputi :
1. Seksualitas
Seksualitas merupakan segala sesuatu mengenai hidup manusia
sebagai mahluk seksual, yakni emosi, perasaan, kepribadian, sikap yang
berkaitan dengan perilaku seksual, hubungan seksual serta orientasi seksual.
Remaja Indonesia saat ini mempunyai gaya berpacaran diluar batas
kewajaran dan melanggar norma-norma baik pada agama, adat istiadat dan
hukum. Gaya berpacaran remaja saat ini seperti berpegangan tangan pada
laki-laki 69% dan perempuan 68%, berciuman pada laki-laki 41,2% dan
perempuan 29,3%, serta meraba atau merangsang pada laki-laki 26,5% dan
perempuan 9,1% (Wirdhana, 2012).
2. Napza
Napza merupakan singkatan dari Narkotika, Alhokol, Psikotropika,
dan Zat Adiktif lainnya, yaitu zat-zat kimiawi yang dimasukkan kedalam
tubuh manusia baik melalui orang atau mulut, dihirup, atau disuntik sehingga
dapat

menimbulkan

efek

tertentu
13

terhadap

fisik,

mental,

hingga

14

ketergantungan. Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional Tahun 2008,
menunjukkan bahwa jumlah pengguna Napza sampai dengan tahun 2008
adalah 115.404. Dimana 51.986 dari total pengguna adalah mereka yang
berusia remaja (usia 16-24 tahun). Mereka yang pelajar sekolah berjumlah
5.484 dan mahasiswa berjumlah 4.055.
3. HIV/AIDS
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu
virus yang dapat melemahkan sestem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah
singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome yaitu sekumpulan
gejala yang timbul karena lemahnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan
terinfeksi virus HIV.
Data dari WHO/UNAIDS tahun 2009 menyatakan bahwa kelompok
remaja diatas 15 tahun yang banyak terinfeksi HIV secara global. Di
Indonesia berdasarkan data dari Ditjen PP dan PL Kemenkes RI per tanggal
15 Agustus 2012 menunjukkan bahwa remaja rentang usia 15-19 tahun
terdapat 1.134 yang menderita AIDS. Hal ini menunjukkan bahwa masa
remaja merupakan masa yang kritis karena merupakan masa transisi dari msa
anak-anak menuju masa dewasa. Apabila tidak dibimbing maka bisa
mengarah ke perilaku yang berisiko (Lastianti, 2014)
4. Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi remaja merupakan suatu kondisi sehat yang
meliputi sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Arti sehat
disini tidak hanya terbebas dari penyakit atau terbebas dari kecacatan tetapi
juga sehat secara mental serta sosial. Hasil SDKI tahun 2007 menunjukkan
bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja relatif masih
14

15

rendah. Remaja perempuan yang tidak tahu tentangperubahan fisiknya
sebanyak 13,3%.
5. Median usia kawin pertama perempuan
Pendewasaan usia perkawinan adalah usaha untuk meningkatakan
usia kawin pertama saat mencapai usia minimal 20 tahun untuk perempuan
dan 25 tahun untuk laki-laki. Berdasarkan penelitian yang dilakukan United
Nations Development Economic dan Social Affairs (UNDESA) menyebutkan
bahwa Indonesia adalah negara ke 37 dengan jumlah perkawinan dini
terbanyak di dunia. Sedangkan untuk level ASEAN, Indonesia berada di
urutan kedua terbanyak setelah Negara Kamboja (Herliani, 2013). Pernikahan
yang terjadi di Indonesia hampir 50% dari 2,5 juta pernikahan per tahun yang
merupakan kelompok usia di bawah 19 tahun.
2.3

Perilaku Pemanfaatan PIK

2.3.1

Teori Green
Berdasarkan teori Lawrence Green dalam Irianto (2014), perilaku seseorang

dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu :
1. Faktor Predisposisi adalah faktor yang dapat mempermudah terjadinya
perubahan perilaku dan terwujud dari pengetahuan, sikap, keyakinan, nilainilai dan budaya.
-

Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) merupakan hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
15

16

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Suriani, 2006). Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Olgavianita (2015) bahwa terdapat perbedaan pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi berdasarkan siswa yang memanfaatkan
dan tidak memanfaatkan pelayanan PIK-R.
-

Sikap menurut Kandera dalam Suriani terbentuk dari norma-norma yang
berlaku di sekeliling individu. Tahap awal individu akan mengenal normanorma yang berlaku disekitarnya. Norma - norma tersebut kemudian
diseleksi dan beberapa akan ditolak atau diterima. Sehingga proses
pengambilan keputusan juga berlaku dalam pembentukan sikap. Setelah
norma tersebut diterima akan terjadi proses internalisasi yang akhirnya
akan membentuk sikap individu tersebut. Norma akan selalu berubah
sesuai dengan jamannya, begitu juga dengan sikap yang akan berubah
seiring perubahan norma tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Ningrum (2014) didapatkan bahwa sikap remaja terhadap keberadaan
PIK-R sebagian besar cukup (70,3%) ini disebabkan karena remaja telah
mendapat informasi dari lingkungan dan institusi formal.

-

Keyakinan atau kepercayaan menurut WHO (1994) dalam Suriani sering
diperoleh dari orang tua, kakek, nenek, atau orang yang dipercaya. Hal ini
berdasarkan keyakinan atau adanya pembuktian terlebih dahulu.

-

Nilai-nilai, didalam masyarakat umum selalu berlaku nilai yang akan
dijadikan pegangan oleh setiap orang dalam menjalankan kehidupan di
masyarakat.

-

Budaya merupakan perilaku, norma, kebiasaan dan nilai-nilai serta
pemakaian sumberdaya yang ada dimasyarakat untuk menghasilkan pola
16

17

hidup yang umumnya akan disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan atau
pola hidup selalu berubah sesuai dengan peradaban umat manusia.
2. Faktor Pendukung adalah faktor yang mendukung atau memfasilitasi
terjadinya perubahan perilaku misalnya fasilitas pelayanan kesehatan,
pendidikan, dan informasi kesehatan. Faktor pendukung ini juga turut
mempengaruhi pemanfaatan PIK-R. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Lucin (2012) mengungkapkan bahwa siswa kurang memanfaatkan PIK-R
disebabkan oleh fasilitas, metode, lingkungan yang kurang nyaman dan waktu
untuk konseling yang kurang memadai.
3. Faktor Penguat adalah faktor yang memperkuat terjadinya perubahan perilaku
baik pada individu maupun masyarakat seperti sikap dan perilaku petugas
kesehatan. Salah satu faktor penguat dalam meningkatkan partisipasi siswa
dalam memanfaatkan PIK-R adalah dukungan dari anggota PIK-R itu sendiri.
Terdapat hubungan yang erat antara keterampilan yang dimiliki pendidik
sebaya atau anggota PIK-R dengan pemanfaatan PIK-R. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan di SMAN 5 Yogyakarta didapatkan bahwa
keterampilan pendidik sebaya yang baik dapat meningkatkan pemanfaatan
PIK-R (Khoerunisa, 2015).

17

Dokumen yang terkait

ERBEDAAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI PUSAT INFORMASI DAN KOSELING REMAJA (PIK-R) PADA REMAJA SMU DI KABUPATEN JEMBER

3 12 28

Perbedaan Pengetahuan Remaja Tentang Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Pada Sekolah Dengan Pusat Informasi Konseling (PIK-R) Dan Tanpa PIK-R Di Kota Denpasar Tahun 2016.

6 11 35

Persepsi Remaja Terhadap Program Kelompok Siswa Peduli AIDS Dan Narkoba (KSPAN) Serta Program Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) Pada Sekolah Di Kota Denpasar.

2 9 40

PERAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) TERHADAP PEMBERDAYAAN REMAJA abstrak. 5. PIK KRR

1 9 12

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM PROGRAM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK - R) DI KECAMATAN NGAGLIK, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA.

1 44 233

PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR SEBAYA MELALUI PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK-R) DI SMP NEGERI 22 SURABAYA.

0 3 111

PERAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK REMAJA) DALAM UPAYA PENCEGAHAN SEKS BEBAS PADA SISWA DI SMP PGRI TEGOWANU -

0 1 62

PEDOMAN PENGELOLAAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA DAN MAHASISWA (PIK REMAJAMAHASISWA)

0 3 112

HUBUNGAN KETERAMPILAN PENDIDIK SEBAYA DENGAN PEMANFAATAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK – R) PADA REMAJA DI SMA N 5 YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Keterampilan Pendidik Sebaya dengan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling

0 0 12

HUBUNGAN PENGELOLAAN PIK-KRR DENGAN PEMANFAATAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) PADA SISWA KELAS XI DI MAN II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pengelolaan PIK-KRR dengan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konsling Ke

0 0 10