TAP.COM - 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN ...
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT PARU
dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA
JAWA TENGAH
1
Sugeng, 2Abdul Ghofur, 3Lilik Kurniawati
ABSTRACT
Nosocomial infection is infection that acquired by patients from hospital after gets 72
hours medical treatment. It makes hospital the most vulnerable place to be infected this
nosocomial infection. For the prevention of the nosocomial infection, knowledge and
nurses attitude are very required. To know the correlation of knowledge and nurses attitude
toward prevention of nosocomial infection at dr. Ario Wirawan Lung Hospital Inpatient
Salatiga Central Java. This research used analytical survey with Cross Sectional study
design. The population were all the inpatient nurses in dr. Ario Wirawan Lung Hospital
class 1-3. The amount of 48 respondents were taken with saturated sampling technique.
The data analysis using the Multiple Linear Correlation test with 5% significance level.
Results : The level of respondents knowledge are good that is 56.2%, respondents attitude
either that is 95.8%, prevention of nosocomial infection are good that is 75.0%, the result
of Kendall Tau correlation test shows that nurses knowledge toward prevention
nosocomial infection is value of significance (p) = 0.019 < alpha value = 0.05, the result of
Kendall Tau correlation test toward nurses attitude with prevention nosocomial infection is
value of significance (p) = 0.016 < alpha value = 0.05, the result of Multiple Linear
correlation knowledge and nurses attitude toward prevention of nosocomial infection is
value of significance (p) = 0.01 < alpha value = 0.05, and based on the value of the
Standartdized Coefficients Beta nurses attitude more dominant is 0.309. Conclusion :
There are possitive correlation between knowledge and nurses attitude toward prevention
of nosocomial infection.
Keywords : Knowledge, attitude, prevention of nosocomial infection.
1, 2
3
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Yogyakarta
Prodi Keperawatan STIKES Surya Global Yogyakarta
1
PENDAHULUAN
perawat
mengaku
telah
mentaati
Latar Belakang Masalah
penggunaan APD dalam melayani pasien.
terjadi
Namun, penggunaan APD ini belum
penularan dari pasien ke pasien lain, dari
sepenuhnya dilaksanakan dengan baik,
pasien ke pengunjung, atau dari petugas
karena
ke pasien. Transfer mikroba bisa didapat
kepada pasien dengan penyakit ringan
petugas saat melakukan tindakan atau
mereka tidak menggunakan APD yang
perawatan pasien, serta penularan juga
standar seperti masker dan sarung tangan.
bisa terjadi melalui udara, misalnya saat
Tetapi
bersin, batuk, dan berbicara. Menurut
kepada pasien dengan penyakit menular,
data Badan Kesehatan Dunia (WHO),
perawat telah menggunakan APD yang
infeksi nosokomial merupakan penyebab
telah disediakan di masing-masing ruang.
utama tingginya angka kesakitan dan
Serta diperoleh data infeksi nosokomial
kematian
ini
dari bulan Januari - Oktober 2013 yang
menyebabkan 1,4 juta kematian setiap
terjadi pada pasien sebagai berikut :
hari di dunia. Di Indonesia, dalam
Flebitis 65 pasien dari 21.425 pasien
penelitian di 11 rumah sakit di Jakarta
yang beresiko dan Dekubitus 4 pasien
pada tahun 2004 menunjukkan 9,8%
dari 2.028 pasien yang beresiko.
Infeksi
nosokomial
di
dunia.
bisa
Infeksi
1
waktu
diuraikan,
nosokomial.
studi
pendahuluan
melakukan
intervensi
melakukan
Berdasarkan
pasien rawat inap mendapat infeksi
Hasil
dalam
data
angka
intervensi
yang
kejadian
telah
infeksi
nosokomial masih tinggi sehingga perlu
yang
dilakukan peneliti di ruang Rawat Inap
adanya
RSPAW Salatiga Jawa Tengah pada
pengendalian infeksi nosokomial bagi
tanggal 27 Februari - 04 Maret 2014.
seluruh tenaga kesehatan yang berada di
Hasil
lingkungan
pengamatan
peneliti,
mencuci
upaya
rumah
pencegahan
sakit
mulai
dan
dari
tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemimpin sampai karyawan rumah sakit.
tindakan kepada pasien telah diterapkan
Petugas
dengan baik dan hasil wawancara dengan
resiko
3 perawat mengaku kurang memahami
terjadinya penularan infeksi nosokomial
tentang infeksi nosokomial, selama ini
kepada pasien adalah perawat, hal ini
mereka hanya tahu bahwa penyakit yang
disebabkan karena perawat selama 24
diperoleh pasien selama dirawat di rumah
jam berhubungan langsung dengan pasien
sakit dikatakan infeksi nosokomial, 3
untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
1
kesehatan
paling
yang
tinggi
mempunyai
sebagai
media
Kemampuan
perawat
dalam
upaya
sikap
pencegahan transmisi infeksi nosokomial
yang
sebaliknya.
baik
juga,
begitupun
9
di rumah sakit adalah tingkatan pertama
Berdasarkan penelitian tersebut dapat
dalam pemberian pelayanan berkualitas.
diartikan pula bahwa, jika pengetahuan
Kemampuan perawat dalam pemberian
dan
pelayanan berkualitas dapat tercermin
menyebabkan upaya pencegahan infeksi
dari perilaku patuh dalam penerapan
nosokomial yang kurang pula. Hal ini
pencegahan dan pengendalian infeksi
dapat menyebabkan pelaksanaan asuhan
nosokomial. Hasil penelitian Handiyani
keperawatan yang kurang bermutu yang
(2004)
akan mengakibatkan terjadinya infeksi
menyatakan
bahwa,
perilaku
sikap
perawat
kurang
akan
patuh perawat dalam pencegahan dan
nosokomial.
pengendalian
nosokomial
sangat merugikan pasien antara lain dapat
dipengaruhi oleh pengetahuan sebesar
menyebabkan hari perawatan bertambah
24%.
infeksi
5
Infeksi
nosokomial
ini
panjang, penderitaan fisik dan psikis akan
Pengetahuan merupakan salah satu
bertambah berat, beban biaya menjadi
dari ketiga komponen pembentuk sikap
lebih
yaitu komponen kognitif. Dalam teori
meningkatkan
Rosenberg,
mortalitas.
pengetahuan
berhubungan
secara
komponen
kognitif
dan
sikap
serta
hal
angka
morbiditas
Selain
ini
pasien
dapat
dan
infeksi
Bila
nosokomial juga merugikan pihak rumah
(pengetahuan)
sakit yang mengakibatkan penurunan
berubah, maka akan diikuti perubahan
mutu pelayanan kesehatan dan terkait
sikap. Berdasarkan teori tersebut dapat
dengan tidak terlindunginya penderita
disimpulkan
seseorang
konsisten.
besar,
bahwa,
pengetahuan
atau pasien (konsumen kesehatan) dari
seharusnya
berhubungan
invasi mikroba patogen, maka dapat
dengan sikapnya. Secara garis besar
dinilai
sebagai
“kecerobohan”
pihak
pengetahuan responden sudah cukup baik
rumah sakit sehingga persoalannya dapat
dalam hal pencegahan infeksi yang
berkembang atau menjurus ke aspek
dilakukan sehari-hari. Begitupun dengan
hukum. 2
sikap responden yang mendukung dalam
aspek pencegahan infeksi tersebut. Hal
METODE PENELITIAN
ini
Jenis Penelitian
dapat
disimpulkan
bahwa,
pengetahuan yang baik akan memicu
Jenis
dengan
2
penelitian
rancangan
survei
cross
analitik
sectional,
dengan menggunakan metode kuantitatif
pengetahuan tentang infeksi nosokomial,
untuk denngan tujuan mengetahui
kuesioner sikap perawat terhadap upaya
ada
tidaknya hubungan pengetahuan dan
pencegahan infeksi
sikap perawat dengan pencegahan infeksi
kuesioner
nosokomial
Inap.
nosokomial. Analisia data menggunakan
Populasi dan sampel berjumlah 48 orang
rumus korelasi Kendall Tau (τ), dengan
perawat ruang rawat inap kelas 1-3
menggunakan rumus korelasi berganda.
di
ruang
Rawat
upaya
nosokomial,
pencegahan
dan
infeksi
RSPAW Salatiga Jawa Tengah, dengan
tehnik total sampling.
Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner
yaitu
kuesioner
tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik responden
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik responden
perawat di ruang Rawat Inap RSPAW Salatiga tahun 2014
No.
1
2
3
4
5
Karakteristik Responden
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur
20-30 tahun
31-40 tahun
>40 tahun
Masa kerja
10 tahun
Pendidikan terakhir
D3 Keperawatan
S1 Keperawatan
Status kepegawaian
Pegawai tetap
Pegawai kontrak
Total
Jumlah
Persentase (%)
17
31
35,4
64,6
24
21
3
50,0
43,8
6,2
20
12
16
41,7
25,0
33,3
39
9
81,2
18,8
32
16
48
66,7
33,3
100
Sumber : Data Primer Terolah 2014
Berdasarkan
tabel
1
dapat
Sebagian besar memiliki masa kerja
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT PARU
dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA
JAWA TENGAH
1
Sugeng, 2Abdul Ghofur, 3Lilik Kurniawati
ABSTRACT
Nosocomial infection is infection that acquired by patients from hospital after gets 72
hours medical treatment. It makes hospital the most vulnerable place to be infected this
nosocomial infection. For the prevention of the nosocomial infection, knowledge and
nurses attitude are very required. To know the correlation of knowledge and nurses attitude
toward prevention of nosocomial infection at dr. Ario Wirawan Lung Hospital Inpatient
Salatiga Central Java. This research used analytical survey with Cross Sectional study
design. The population were all the inpatient nurses in dr. Ario Wirawan Lung Hospital
class 1-3. The amount of 48 respondents were taken with saturated sampling technique.
The data analysis using the Multiple Linear Correlation test with 5% significance level.
Results : The level of respondents knowledge are good that is 56.2%, respondents attitude
either that is 95.8%, prevention of nosocomial infection are good that is 75.0%, the result
of Kendall Tau correlation test shows that nurses knowledge toward prevention
nosocomial infection is value of significance (p) = 0.019 < alpha value = 0.05, the result of
Kendall Tau correlation test toward nurses attitude with prevention nosocomial infection is
value of significance (p) = 0.016 < alpha value = 0.05, the result of Multiple Linear
correlation knowledge and nurses attitude toward prevention of nosocomial infection is
value of significance (p) = 0.01 < alpha value = 0.05, and based on the value of the
Standartdized Coefficients Beta nurses attitude more dominant is 0.309. Conclusion :
There are possitive correlation between knowledge and nurses attitude toward prevention
of nosocomial infection.
Keywords : Knowledge, attitude, prevention of nosocomial infection.
1, 2
3
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Yogyakarta
Prodi Keperawatan STIKES Surya Global Yogyakarta
1
PENDAHULUAN
perawat
mengaku
telah
mentaati
Latar Belakang Masalah
penggunaan APD dalam melayani pasien.
terjadi
Namun, penggunaan APD ini belum
penularan dari pasien ke pasien lain, dari
sepenuhnya dilaksanakan dengan baik,
pasien ke pengunjung, atau dari petugas
karena
ke pasien. Transfer mikroba bisa didapat
kepada pasien dengan penyakit ringan
petugas saat melakukan tindakan atau
mereka tidak menggunakan APD yang
perawatan pasien, serta penularan juga
standar seperti masker dan sarung tangan.
bisa terjadi melalui udara, misalnya saat
Tetapi
bersin, batuk, dan berbicara. Menurut
kepada pasien dengan penyakit menular,
data Badan Kesehatan Dunia (WHO),
perawat telah menggunakan APD yang
infeksi nosokomial merupakan penyebab
telah disediakan di masing-masing ruang.
utama tingginya angka kesakitan dan
Serta diperoleh data infeksi nosokomial
kematian
ini
dari bulan Januari - Oktober 2013 yang
menyebabkan 1,4 juta kematian setiap
terjadi pada pasien sebagai berikut :
hari di dunia. Di Indonesia, dalam
Flebitis 65 pasien dari 21.425 pasien
penelitian di 11 rumah sakit di Jakarta
yang beresiko dan Dekubitus 4 pasien
pada tahun 2004 menunjukkan 9,8%
dari 2.028 pasien yang beresiko.
Infeksi
nosokomial
di
dunia.
bisa
Infeksi
1
waktu
diuraikan,
nosokomial.
studi
pendahuluan
melakukan
intervensi
melakukan
Berdasarkan
pasien rawat inap mendapat infeksi
Hasil
dalam
data
angka
intervensi
yang
kejadian
telah
infeksi
nosokomial masih tinggi sehingga perlu
yang
dilakukan peneliti di ruang Rawat Inap
adanya
RSPAW Salatiga Jawa Tengah pada
pengendalian infeksi nosokomial bagi
tanggal 27 Februari - 04 Maret 2014.
seluruh tenaga kesehatan yang berada di
Hasil
lingkungan
pengamatan
peneliti,
mencuci
upaya
rumah
pencegahan
sakit
mulai
dan
dari
tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemimpin sampai karyawan rumah sakit.
tindakan kepada pasien telah diterapkan
Petugas
dengan baik dan hasil wawancara dengan
resiko
3 perawat mengaku kurang memahami
terjadinya penularan infeksi nosokomial
tentang infeksi nosokomial, selama ini
kepada pasien adalah perawat, hal ini
mereka hanya tahu bahwa penyakit yang
disebabkan karena perawat selama 24
diperoleh pasien selama dirawat di rumah
jam berhubungan langsung dengan pasien
sakit dikatakan infeksi nosokomial, 3
untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
1
kesehatan
paling
yang
tinggi
mempunyai
sebagai
media
Kemampuan
perawat
dalam
upaya
sikap
pencegahan transmisi infeksi nosokomial
yang
sebaliknya.
baik
juga,
begitupun
9
di rumah sakit adalah tingkatan pertama
Berdasarkan penelitian tersebut dapat
dalam pemberian pelayanan berkualitas.
diartikan pula bahwa, jika pengetahuan
Kemampuan perawat dalam pemberian
dan
pelayanan berkualitas dapat tercermin
menyebabkan upaya pencegahan infeksi
dari perilaku patuh dalam penerapan
nosokomial yang kurang pula. Hal ini
pencegahan dan pengendalian infeksi
dapat menyebabkan pelaksanaan asuhan
nosokomial. Hasil penelitian Handiyani
keperawatan yang kurang bermutu yang
(2004)
akan mengakibatkan terjadinya infeksi
menyatakan
bahwa,
perilaku
sikap
perawat
kurang
akan
patuh perawat dalam pencegahan dan
nosokomial.
pengendalian
nosokomial
sangat merugikan pasien antara lain dapat
dipengaruhi oleh pengetahuan sebesar
menyebabkan hari perawatan bertambah
24%.
infeksi
5
Infeksi
nosokomial
ini
panjang, penderitaan fisik dan psikis akan
Pengetahuan merupakan salah satu
bertambah berat, beban biaya menjadi
dari ketiga komponen pembentuk sikap
lebih
yaitu komponen kognitif. Dalam teori
meningkatkan
Rosenberg,
mortalitas.
pengetahuan
berhubungan
secara
komponen
kognitif
dan
sikap
serta
hal
angka
morbiditas
Selain
ini
pasien
dapat
dan
infeksi
Bila
nosokomial juga merugikan pihak rumah
(pengetahuan)
sakit yang mengakibatkan penurunan
berubah, maka akan diikuti perubahan
mutu pelayanan kesehatan dan terkait
sikap. Berdasarkan teori tersebut dapat
dengan tidak terlindunginya penderita
disimpulkan
seseorang
konsisten.
besar,
bahwa,
pengetahuan
atau pasien (konsumen kesehatan) dari
seharusnya
berhubungan
invasi mikroba patogen, maka dapat
dengan sikapnya. Secara garis besar
dinilai
sebagai
“kecerobohan”
pihak
pengetahuan responden sudah cukup baik
rumah sakit sehingga persoalannya dapat
dalam hal pencegahan infeksi yang
berkembang atau menjurus ke aspek
dilakukan sehari-hari. Begitupun dengan
hukum. 2
sikap responden yang mendukung dalam
aspek pencegahan infeksi tersebut. Hal
METODE PENELITIAN
ini
Jenis Penelitian
dapat
disimpulkan
bahwa,
pengetahuan yang baik akan memicu
Jenis
dengan
2
penelitian
rancangan
survei
cross
analitik
sectional,
dengan menggunakan metode kuantitatif
pengetahuan tentang infeksi nosokomial,
untuk denngan tujuan mengetahui
kuesioner sikap perawat terhadap upaya
ada
tidaknya hubungan pengetahuan dan
pencegahan infeksi
sikap perawat dengan pencegahan infeksi
kuesioner
nosokomial
Inap.
nosokomial. Analisia data menggunakan
Populasi dan sampel berjumlah 48 orang
rumus korelasi Kendall Tau (τ), dengan
perawat ruang rawat inap kelas 1-3
menggunakan rumus korelasi berganda.
di
ruang
Rawat
upaya
nosokomial,
pencegahan
dan
infeksi
RSPAW Salatiga Jawa Tengah, dengan
tehnik total sampling.
Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner
yaitu
kuesioner
tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik responden
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik responden
perawat di ruang Rawat Inap RSPAW Salatiga tahun 2014
No.
1
2
3
4
5
Karakteristik Responden
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur
20-30 tahun
31-40 tahun
>40 tahun
Masa kerja
10 tahun
Pendidikan terakhir
D3 Keperawatan
S1 Keperawatan
Status kepegawaian
Pegawai tetap
Pegawai kontrak
Total
Jumlah
Persentase (%)
17
31
35,4
64,6
24
21
3
50,0
43,8
6,2
20
12
16
41,7
25,0
33,3
39
9
81,2
18,8
32
16
48
66,7
33,3
100
Sumber : Data Primer Terolah 2014
Berdasarkan
tabel
1
dapat
Sebagian besar memiliki masa kerja