PENDAHULUAN Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia.

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Corporate aGovernance amerupakan akonsep ayang adiajukan guna peningkatan akinerja aperusahaan amelalui asupervisi atau monitoring kinerja manajemen aserta amenjamin aakuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan (M. Nasution dan D. Setiawan, 2007). Konsepa corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaana yang alebih transparan abagi para stakeholders. Sistem corporate governancea memberikana perlindungana efektifa bagia stockholder adan stakeholdera asehingga amereka aakan ayakin memperoleh imbal hasil atas investasinya adengan benar. Corporate governance ajuga amembantu menciptakan aiklim akondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan berkesinambungan di sektor korporasi.

FCGI (2003) amendefinisikan corporate governance sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengana haka dana tanggunga jawabnya. Sehubungana dengana perlunya peningkatana aGCG, maka Banka Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggala 30 Januari 2006 dan Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktobera 2006 tentanga Perubahana atas Peraturana Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 mengatura tentang Pelaksanaana aGCG bagia Bank Umum yang


(2)

merupakan salah satu upaya untuk memperkuat industri perbankan nasional sesuaia dengana Arsitektura Perbankana Indonesia. Corporatea Governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkat efisiensi ekonomis, yang meliputia serangkaiana hubungana antaraa manajemena perusahaan, dewan komisaris, paraa pemeganga sahama dana stakeholders lainnya. Corporate Governancea jugaa memberikana suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasarana dari suatu aperusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoringa (Deni, Khomsiyaha dan aRika, 2004).

Porter (1991) menyatakana bahwa terdapat alasan mengapa perusahaan suksesa atau gagala mungkin hal itu lebiha disebabkana karena adanya strategi yanga diterapkana oleh aperusahaan. Kesuksesana suatu perusahaana banyak ditentukana oleh karakteristika strategis dan manajeriala perusahaana tersebut. Strategia tersebut diantaranya mencakup strategi penerapan system Corporate Governancea dalama perusahaan. Struktur dalam Corporate Governance biasa menjadi tolok ukur dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan pada suatu perusahaan sulit dipungkiri bahwa selama tahun-tahun terakhir ini, Corporate governancea sangat popular. Tak hanya popular, tetapi Corporate Governance tersebut juga ditempatkan di posisi terhormat. Hal tersebut terwujud dalam duaa keyakinan. Pertama, Corporate Governance merupakan salah satu kunci suksesa perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligusa memenangkan dalam bisnis global, terutama bagi perusahaan yang telaha mampua berkembanga (Wolfensohn, 1999).


(3)

Penelitiana mengenaia efektivitas Corporatea Governance telah banyak dilakukana oleh para peneliti, antara lain: Midiastutya dan Machfoedz (2003), Veronicaa dan Bachtiar (2004), Wedari (2004), dan Wilopo (2004), Boediono (2005) Veronicaa dan Utama (2005), Sugiartaa (2004). Akan tetapia penelitian yang dilakukan hanya mencakup penelitian pada perusahaan yang telah listing dia BEJ. Penelitian inia tidak mencakupa perusahaana aperbankan. Padahal perusahaana perbankana mempunyaia karakteristika yang berbedaa dengan perusahaan lainnya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas Corporatea Governancea di industria perbankana tersebut.

Penelitiana yang dilakukan oleh Christianti dan Mahastanti (2011) yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam melakukana kegiatan investasia memperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor tersebut berupa Neutral Information, Accounting Information dan aspek demografia seperti ausia, jenisa kelamina dan apendidikan. Sunarti dan Na`im (2010) menyatakana bahwa investora yang rasionala akan memilih perusahaan dengana kinerja yang baik agar mendapata peningkatan utilitia sesuai dengan tujuana investasi. Oleh karenaa itu, penilaian kinerjaa asuatu aperusahaan merupakana hal yang sangat pentinga sehingga penelitiana tentang kinerja perusahaana penting untuka dilakukan. Corporatea governance merupakan tantangana bagi bank untuk menemukana mekanismea yang menjamin kinerja bank yang lebih baik karena bank merupakan pilar penting bagi perekonomian dana menempatia posisia yang dominana dalam aperekonomian. Hala ini dikarenakan, banka berperana sebagai sumbera pembiayaana utamaa dalam perekonomian, terutamaa bagia anegara-negara aberkembang.


(4)

Padaa saat krisisa melanda atahun 1997, aterdapat abeberapa bank yang mengalamia akebangkrutan, asehingga apemerintah amelakukan kebijakan reformasia pada Mareta 1999 dengan melakukana penutupana abank, pengambilalihana 7 bank, rekapitulasia 9 bank, dan mengistruksikana 73 bank untuka mempertahankana operasinyaa tanpa melakukana rekapitulasi. Setelah terjadia krisisa keuangana yang tahuna 1997 tersebut, pertumbuhan perbankan syariaha di Indonesiaa mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini diawali dari satu-satunya banka syariah yang terbukti mampua bertahan dan termasuk kategoria banka yang asehat, yakni Banka Muamalata Indonesiaa (BMI).

Perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat, diharapkan mampu memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional. Seiring dengan pertumbuhan perbankana syariah, Banka Indonesiaa pada tanggala 9a Desembera 2009 mengeluarkana Peraturana Perbankan Indonesia (PBI) Nomor 11/33/PBI/2009 tentanga pelaksanaan good corporatea governance bagi Bank Umum Syariah dana Unita Usaha Syariaha yang mulaia diberlakukana pada tahuna 2010. Pengeluarana Peraturan Perbankana Indonesia (PBI) tersebut sejalana dengan keinginan masyarakata yang menginginkan perbankana syariaha menunjukkan tanggung jawabnyaa kepada publik terkait dengan kegiatana operasional bank syariaha yang diharapkan mematuhia ketentuan asyariah. Penerapan good corporatea governance juga merupakana wujud tanggung jawaba kepada masyarakat bahwa banka syariah telah dikelola dengan baik, serta profesional dengana meningkatkan nilai pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders lainnya. Selain itu, penerapana good corporatea governance di dalama perbankan diharapkan dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan,


(5)

dikarenakana penerapan corporatea governance dapata meningkatkan kinerja keuangan, mengurangia risiko akibat tindakana pengelolaana yang cenderung menguntungkana diria sendiri (Dewayanto, 2010).

Penerapan gooda corporatea governance dalam suatu perusahaan dapat dilihata melalui pelaporan keuangan yang mencerminkan kinerjaa perusahaan tersebut. Hal ini didukunga oleh pernyataan Claessens (2003) dalam Grais dan Pellegrini (2006), yang mengidentifikasia empat areaa di manaa bukti-bukti empirisa menunjukkana dampak positifa corporatea governance yang baik terhadap kinerjaa perusahaan, yaitu:

1. Corporatea governance memudahkana akses terhadap sumber pembiayaan ekonomi. Paraa pemberia pinjamana dan investora lainnya lebiha suka memperluas pembiayaan terhadap suatu usaha jika mereka merasa nyaman dengan pengaturan corporate governance-nya, termasuk kejelasan hak-hak paraa kreditura dan apenegakkannya.

2. Corporatea governancea yanga baika akan membuata biaya modala yang diperlukan lebih rendah, dengan adanya kesiapan pemegang saham untuk menerima returna yang lebih kecil karena adanya perasaan bahwa risiko telaha aberkurang.

3. Corporatea governancea yang baik terbukti mampua mendoronga kinerja perusahaana menjadi lebih baik.

4. Corporatea governancea yang baik mengurangia resikoa tertular kesulitan keuangan.

Kinerjaa banka merupakan gambaran prestasia yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan,


(6)

dana penyalurana dana, teknologia maupun sumbera dayaa manusia. Kinerja keuangana banka merupakana gambaran akondisi keuangan banka pada suatu periodea tertentua baika menyangkut aspek penghimpunana danaa maupun penyalurana dana (Jumingan, 2006 dalam Lestaria dan Sugiharto, 2007). Salah satua alat pengukuran kinerja keuangan adalah dengan menggunakan indikator profitabilitas. Profitabillitasa merupakan kemampuana suatu perusahaan untuk mendapatkana laba (keuntungan) a dalam suatu periode tertentu (Simanjuntak, 2011).

Penelitian terdahulua telaha menguji mengenaia dampaka corporate governance terhadap kinerja bank di Yordania oleh Al-Manaseer, dkk (2012). Penelitiana tersebut menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positifa antara mekanisme corporatea governance: jumlah anggotaa dewana independen dan kepemilikana asing dengan kinerjaa bank Yordania. Sedangkan, ukuran dewan dan pemisahana peran Chiefa Executivea Officer (CEO) dan direktur memiliki hubungana negatifa dengana akinerja.

Berdasarkana uraiana di atas, makaa penelitiana ini bermaksuda untuk mengetahuia apakah aGCG memberikana pengaruha terhadap aprofitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensia bagi perusahaan perbankan, khususnya perusahaan perbankan yang telah go public. Oleh karena itu penelitia melakukan penelitian adengan judul PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA“.


(7)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ukurana dewan adireksi berpengaruh terhadap akinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013?

2. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013?

3. Apakah proporsi komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013?

4. Apakah ukuran dewan pengawas syariah berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013?

5. Apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013?

C. Batasan Masalah

Agar dapat terfokus dalam pembahasannya maka penelitian ini dibatasi dari perusahaan perbankan syariah di indonesia, dan tahun penelitian adalah tahun 2011-2013.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian pada good corporate governance pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia ini bertujuan untuk:


(8)

1. Menganalisis pengaruh ukuran dewan direksi terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013.

2. Menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013.

3. Menganalisis pengaruh proporsi komisaris terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013.

4. Menganalisis pengaruh ukuran dewan pengawas syariah terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013.

5. Menganalisis pengaruh reputasi KAP terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013.

E. Manfaat Penelitian

Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat bagi perusahaan

Hasila penelitiana ini diharapkana dapat bermanfaata untuk para pemeganga saham daria perusahaan yang ingin mewujudkan konsep Good Corporatea Governance. Temuana dalam penelitian ini juga diharapkan dapat memberikana manfaat dalam memberikana masukan kepada para pemakai laporan keuangan dan perusahaan dalam memahami mekanisme corporatea governance, sehingga dapata meningkatkana nilai dan pertumbuhana perusahaan.


(9)

2. Manfaat bagi akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan apihak-pihaka lain yang akan menyusuna skripsi ataua yang akan melakukan penelitian mengenai pengaruh corporatea governance terhadap profitabilitasa perbankana syariah.

3. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaata berupa tambahana pengetahuana kepada penulis mengenaia pengaruh pelaksanaan corporatea governance di Indonesia, khususnya pengaruh terhadap kinerja keuangana perbankana syariah.


(1)

Padaa saat krisisa melanda atahun 1997, aterdapat abeberapa bank yang mengalamia akebangkrutan, asehingga apemerintah amelakukan kebijakan reformasia pada Mareta 1999 dengan melakukana penutupana abank, pengambilalihana 7 bank, rekapitulasia 9 bank, dan mengistruksikana 73 bank untuka mempertahankana operasinyaa tanpa melakukana rekapitulasi. Setelah terjadia krisisa keuangana yang tahuna 1997 tersebut, pertumbuhan perbankan syariaha di Indonesiaa mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini diawali dari satu-satunya banka syariah yang terbukti mampua bertahan dan termasuk kategoria banka yang asehat, yakni Banka Muamalata Indonesiaa (BMI).

Perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat, diharapkan mampu memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional. Seiring dengan pertumbuhan perbankana syariah, Banka Indonesiaa pada tanggala 9a Desembera 2009 mengeluarkana Peraturana Perbankan Indonesia (PBI) Nomor 11/33/PBI/2009 tentanga pelaksanaan good corporatea governance bagi Bank Umum Syariah dana Unita Usaha Syariaha yang mulaia diberlakukana pada tahuna 2010. Pengeluarana Peraturan Perbankana Indonesia (PBI) tersebut sejalana dengan keinginan masyarakata yang menginginkan perbankana syariaha menunjukkan tanggung jawabnyaa kepada publik terkait dengan kegiatana operasional bank syariaha yang diharapkan mematuhia ketentuan asyariah. Penerapan good corporatea governance juga merupakana wujud tanggung jawaba kepada masyarakat bahwa banka syariah telah dikelola dengan baik, serta profesional dengana meningkatkan nilai pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders lainnya. Selain itu, penerapana good corporatea governance di dalama perbankan diharapkan dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan,


(2)

dikarenakana penerapan corporatea governance dapata meningkatkan kinerja keuangan, mengurangia risiko akibat tindakana pengelolaana yang cenderung menguntungkana diria sendiri (Dewayanto, 2010).

Penerapan gooda corporatea governance dalam suatu perusahaan dapat dilihata melalui pelaporan keuangan yang mencerminkan kinerjaa perusahaan tersebut. Hal ini didukunga oleh pernyataan Claessens (2003) dalam Grais dan Pellegrini (2006), yang mengidentifikasia empat areaa di manaa bukti-bukti empirisa menunjukkana dampak positifa corporatea governance yang baik terhadap kinerjaa perusahaan, yaitu:

1. Corporatea governance memudahkana akses terhadap sumber pembiayaan ekonomi. Paraa pemberia pinjamana dan investora lainnya lebiha suka memperluas pembiayaan terhadap suatu usaha jika mereka merasa nyaman dengan pengaturan corporate governance-nya, termasuk kejelasan hak-hak paraa kreditura dan apenegakkannya.

2. Corporatea governancea yanga baika akan membuata biaya modala yang diperlukan lebih rendah, dengan adanya kesiapan pemegang saham untuk menerima returna yang lebih kecil karena adanya perasaan bahwa risiko telaha aberkurang.

3. Corporatea governancea yang baik terbukti mampua mendoronga kinerja perusahaana menjadi lebih baik.

4. Corporatea governancea yang baik mengurangia resikoa tertular kesulitan keuangan.

Kinerjaa banka merupakan gambaran prestasia yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan,


(3)

dana penyalurana dana, teknologia maupun sumbera dayaa manusia. Kinerja keuangana banka merupakana gambaran akondisi keuangan banka pada suatu periodea tertentua baika menyangkut aspek penghimpunana danaa maupun penyalurana dana (Jumingan, 2006 dalam Lestaria dan Sugiharto, 2007). Salah satua alat pengukuran kinerja keuangan adalah dengan menggunakan indikator profitabilitas. Profitabillitasa merupakan kemampuana suatu perusahaan untuk mendapatkana laba (keuntungan) a dalam suatu periode tertentu (Simanjuntak, 2011).

Penelitian terdahulua telaha menguji mengenaia dampaka corporate governance terhadap kinerja bank di Yordania oleh Al-Manaseer, dkk (2012). Penelitiana tersebut menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positifa antara mekanisme corporatea governance: jumlah anggotaa dewana independen dan kepemilikana asing dengan kinerjaa bank Yordania. Sedangkan, ukuran dewan dan pemisahana peran Chiefa Executivea Officer (CEO) dan direktur memiliki hubungana negatifa dengana akinerja.

Berdasarkana uraiana di atas, makaa penelitiana ini bermaksuda untuk mengetahuia apakah aGCG memberikana pengaruha terhadap aprofitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensia bagi perusahaan perbankan, khususnya perusahaan perbankan yang telah go public. Oleh karena itu penelitia melakukan penelitian adengan judul

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP


(4)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ukurana dewan adireksi berpengaruh terhadap akinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013?

2. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013?

3. Apakah proporsi komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013?

4. Apakah ukuran dewan pengawas syariah berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013?

5. Apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013?

C. Batasan Masalah

Agar dapat terfokus dalam pembahasannya maka penelitian ini dibatasi dari perusahaan perbankan syariah di indonesia, dan tahun penelitian adalah tahun 2011-2013.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian pada good corporate governance pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia ini bertujuan untuk:


(5)

1. Menganalisis pengaruh ukuran dewan direksi terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013.

2. Menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013.

3. Menganalisis pengaruh proporsi komisaris terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013.

4. Menganalisis pengaruh ukuran dewan pengawas syariah terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013.

5. Menganalisis pengaruh reputasi KAP terhadap kinerja keuangan pada studi kasus perbankan syariah di Indonsia tahun 2011-2013.

E. Manfaat Penelitian

Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat bagi perusahaan

Hasila penelitiana ini diharapkana dapat bermanfaata untuk para pemeganga saham daria perusahaan yang ingin mewujudkan konsep Good Corporatea Governance. Temuana dalam penelitian ini juga diharapkan dapat memberikana manfaat dalam memberikana masukan kepada para pemakai laporan keuangan dan perusahaan dalam memahami mekanisme corporatea governance, sehingga dapata meningkatkana nilai dan pertumbuhana perusahaan.


(6)

2. Manfaat bagi akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan apihak-pihaka lain yang akan menyusuna skripsi ataua yang akan melakukan penelitian mengenai pengaruh corporatea governance terhadap profitabilitasa perbankana syariah.

3. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaata berupa tambahana pengetahuana kepada penulis mengenaia pengaruh pelaksanaan corporatea governance di Indonesia, khususnya pengaruh terhadap kinerja keuangana perbankana syariah.