DISPARITAS PUTUSAN DALAM PENERAPAN UNSUR MENGETAHUI ATAU PATUT DIDUGA DALAM PASAL 480 KUHP DIHUBUNGKAN DENGAN YURISPRUDENSI.

ABSTRAK

Dalam proses penanganan perkara pidana tentunya diharapkan
adanya kepastian hukum. Praktek penanganan perkara pada tindak
pidanan penadahan masih terjadi disparitas. Disparitas dimaksud dalam
penanganan perkara tindak pidana penadahan adalah disparitas terhadap
penafsiran unsur mengetahui atau patut diduga. Meskipun disparitas
putusan pidana diatur oleh undang-undang namun apabila disparitas
putusan penafsiran terhadap suatu unsur tindak pidana terlebih terhadap
penanganan kasus-kasus yang identik akan menimbulkan kesan ketidak
pastian hukum. Yurisprudensi telah memberikan referensi bagi hakim,
namun kekuatan yurisprudensi tidak mengikat sehingga hakim bebas
untuk memutus perkara sesuai dengan pengetahuannya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui praktek penafsiran, arti serta makna unsur
mengetahui atau patut diduga pada Pasal 480 KUHP dalam praktek
dihubungkan dengan yurisprudensi dan faktor-faktor yang menyebabkan
disparitas dalam putusan hakim pada penanganan perkara tindak pidana
penadahan.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis
normatif yaitu menggambarkan aspek-aspek hukum yang dikaitkan
dengan teori hukum serta pelaksanaan hukum positif mengenai

penerapan unsur mengetahui atau patut diduga dalam Pasal 480 KUHP.
Data yang digunankan adalah data primer berupa peraturan perundangundangan yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP), dan peraturan pelaksana lainnya yang berkaitan
dengan penerapan unsur mengetahui atau patut diduga dalam Pasal 480
KUHP bahan primer digunakan untuk mendapatkan data sekunder. Teknik
pengumpulan data melalui studi dokumen dan wawancara. Data dianalisis
dengan menggunakan metode analisis yuridis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam praktek pada
penanganan perkara yang hampir identik, pertimbangan hukum yang
hampir sama tetapi berbeda amar putusannya. Disparitas putusan hakim
terjadi akibat perbedaaan penafsiran unsur mengetahui atau patut diduga,
karena mengetahui atau patut diduga pada Pasal 480 KUHP ditafsirkan
sebagai mengetahui dengan pasti (willens en wettens) atau sekurangkurangnya menduga dengan adanya pengetahuan yang ditunjang oleh
faktor-faktor tertentu terhadap suatu barang yang diperoleh. Faktor-faktor
yang menyebabkan disparitas dalam putusan hakim pada penanganan
perkara tindak pidana penadahan dikarenakan perbedaan penafsiran
terhadap unsur mengetahui atau patut diduga, kemampuan dan
pengetahuan hukum aparatur penegak hukum. sistem pembuktian negatif
secara undang undang dimana keyakinan hakim masih memegang peran
penting, yurisprudensi tidak mengikat dan kekuatannya kurang

diperhatikan sehingga penerapannya masih bergantung pada kemauan
hakim untuk terikat atau tidak kepada yurisprudensi tersebut.