TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI (PPNS DJBC) DALAM MELAKUKAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN.
TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI (PPNS DJBC) DALAM
MELAKUKAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG
KEPABEANAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2007
TENTANG CUKAI DIHUBUNGKAN DENGAN KITAB UNDANG-UNDANG
HUKUM ACARA PIDANA
ABSTRAK
Satrio Nurhuda Utomo
110110100029
Kewenangan melakukan penyidikan terhadap tindak pidana
penyelundupan dimungkinkan untuk dilakukan oleh instansi Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Instansi Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri). Meskipun demikian, di dalam praktik masih terdapat kasuskasus tindak pidana penyelundupan yang tidak ditangani oleh penyidik dari
instansi yang seharusnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai
sejauh mana kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai (PPNS DJBC) dalam mengangani tindak pidana
penyelundupan dan bagaimana koordinasi antara PPNS DJBC dengan
Penyidik Polri dalam menangani tindak pidana penyelundupan.
Penulisan skripsi berdasarkan metode pendekatan yuridis normatif dan
metode deskriptif analitis, yaitu memfokuskan pemecahan masalah
berdasarkan data yang diperoleh yang kemudian dianalisa berdasarkan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan terkait hukum acara pidana,
literatur serta bahan lain yang berhubungan dengan penelitian dan penelitian
lapangan untuk memperoleh data primer melalui wawancara dan selanjutnya
data dianalisis secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan Penelitian tersebut, diperoleh hasil: Pertama, PPNS
DJBC berwenang melakukan penyidikan terhadap tindak pidana
penyelundupan yang sedang ditangani oleh Penyidik Polri. Kedua,
Koordinasi yang paling penting untuk dilakukan dalam upaya membentuk
sinergitas antara instansi DJBC dan instansi Polri untuk melakukan proses
penyidikan terhadap tindak pidana penyelundupan adalah dalam bentuk
laporan awal dan penyerahan tembusan penyidikan.
iv
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI (PPNS DJBC) DALAM
MELAKUKAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG
KEPABEANAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2007
TENTANG CUKAI DIHUBUNGKAN DENGAN KITAB UNDANG-UNDANG
HUKUM ACARA PIDANA
ABSTRAK
Satrio Nurhuda Utomo
110110100029
Kewenangan melakukan penyidikan terhadap tindak pidana
penyelundupan dimungkinkan untuk dilakukan oleh instansi Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Instansi Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri). Meskipun demikian, di dalam praktik masih terdapat kasuskasus tindak pidana penyelundupan yang tidak ditangani oleh penyidik dari
instansi yang seharusnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai
sejauh mana kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai (PPNS DJBC) dalam mengangani tindak pidana
penyelundupan dan bagaimana koordinasi antara PPNS DJBC dengan
Penyidik Polri dalam menangani tindak pidana penyelundupan.
Penulisan skripsi berdasarkan metode pendekatan yuridis normatif dan
metode deskriptif analitis, yaitu memfokuskan pemecahan masalah
berdasarkan data yang diperoleh yang kemudian dianalisa berdasarkan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan terkait hukum acara pidana,
literatur serta bahan lain yang berhubungan dengan penelitian dan penelitian
lapangan untuk memperoleh data primer melalui wawancara dan selanjutnya
data dianalisis secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan Penelitian tersebut, diperoleh hasil: Pertama, PPNS
DJBC berwenang melakukan penyidikan terhadap tindak pidana
penyelundupan yang sedang ditangani oleh Penyidik Polri. Kedua,
Koordinasi yang paling penting untuk dilakukan dalam upaya membentuk
sinergitas antara instansi DJBC dan instansi Polri untuk melakukan proses
penyidikan terhadap tindak pidana penyelundupan adalah dalam bentuk
laporan awal dan penyerahan tembusan penyidikan.
iv