Limpahkan 16 Raperda yang Tersisa.
.
123
17
OJan
~~~EPUTAR INDONESIA
Senin o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0
o Sabtu 0
18
Jumat
4
19
OPeb
5
20
o Mar
6
21
OApr
7
22
8
23
OMei
9
OJun
10
24
11
25
8Jul
0
12
26
14
27
0 Ags OSep
28
OOkt
Limpahkan
16Raperda
yang Tersisa
Ke DPRD Hasil Pemilu 2009
BANDUNG(SI)-DPRD KotaBandungperiode
sekarang selayaknyatidak memaksakan diri
melanjutkan prosespembahasan 16rancangan
peraturan daerah (raperda) agar produk hukum
yang dihasilkan bisa terjaga kualitasnya.
Pengamat politik dan pemerintahan dariUniversitas Padjadjaran (Unpad) Dede Mariana
mengatakan, waktu yang dimiliki
DPRD hasil Pemilu 2004 sangat
mepet. Kurang dari sebulan lagi,
masa bakti para legislator yang
dilantik 5Agustus 2004itu berakhir.Ditengahketerbatasan waktu
ini, keeil kemungkinan ke-16 raperda yang akan dihasilkan be.
nar-benar memenuhi aspek
idealitas sebuah produk hukum.
"Apa yang mereka (DPRD) lakukan tidak masuk akal. Dengan
batas waktu hingga pertengahan
Juli 2009, mustahil DPRD sekarang bisa menghasilkan perda kota yang ideal. Keeuali kalau hanya
perda revisi untuk mengganti beberapa pasal," ujar Dede kepada
Seputar Indonesia kemarin.
Seeara garis besar,kata dia,sebuah produk hukum harus memenuhi sejumlah unsur yakni unsur filosofis (kenapa perlu ada),
unsur sosiologis (apakah masyarakat membutuhkan regulasi ini).
bersambung kehal15
Kliping
Humas
ON PROCESS....
~Raperda
usulan Pemkot
Bandung
~ Revisi Perda pembentukan
8 Revisi Perda Pembentukan
SOPD
SOTK
~Raperda Alat Kelengkapan DPRD
. 8 Raperda Pembentukan Rumah
Sakitlbu dan Anak (RSIA)
8Raperda pembentukan PDAM
Tirta Wening
~Raperda Penyertaan
Modal PDAM Tirta Wening
8 Raperda PD BPR
8Raperda Penyertaan
Modal bagi Bank
Perkreditan Rakyat (BPR)
8 Raperda Pajak Reklame
~Raperda Penyelenggaraa
Reklame
. Raperda Pengelolaan
Cagar Budaya.
~apercia Inisiatlf DPRD
.Raperda Pengelolaan
Usaha Kedl
8Raperda Pengelolaan Aset
Raperda Pengelolaan Hutan
Kota
~,Raperda Kesetaraan Penyandan
Caeat
. RaperdaPenataan Perizinan
Biaya 1 raperda: Rp300juta
(studi bandingh. pembahasan.
kajianJeknis. dll)
Unpad
-
2009
---
Minggu
15
29
ONov
16
30
31
ODes
Regulasi juga harus melewati
tahap diuji publik dan memenuhi
syaratyuridis (apakahmerupakan
produk hukum turunan regulasi
yang lebih tinggi, tidak berbenturan atau tumpang tindih dengan
regulasi lain, hanya regulasi penjabaran, atau bersifat mandiri).
Umumnya, lanjut Dede, berbagai perda tidak melalui uji publik sehingga banyak kasus saat diberlakukan, perda ternyata tidak
aplikatif. Akibatnya, banyak perda sulit dijalankan dan banyakpenolakan dari masyarakat. "Padahal uji publik sebuah raperda sangat penting, tidak cukup hanya
proses oleh DPRD dan eksekutif.
Nah, saya juga pesimistis ke-16
raperda ini sempat diuji publik
karena mengejar waktu,"kata kepala Pusat Penelitian Kebijakan
Publik dan Pengembangan WilayahUnpadini.
Solusinya, lanjut dia, DPRD
peri ode 2004-2009segera menghentikan proses pembahasan semua raperda kemudian membuat
memori akhir jabatan mengenai
perkembangan pembahasan agar
DPRDhasil Pemilu 2009bisa melanjutkan dan tidak mengulang
proses dari no!. Sebagian legislator yang kembali terpilih menjadi
anggota DPRD periode mendatang bisamenjadisupervisorpada
pembahasan selanjutnya., Sisa
anggaran pembahasan raperda
yangtidak terpakai dikembalikan
ke kas daerah.
Menurut Dede, opsi ini tidak
---
memboroskan anggaran. "Daripada gara-gara mementingkan
kuantitas dan tidak mau dipandang berkinerja buruk, kualitas
produk hukum yangdihasilkan jelek," tegasnya.
Dia memandang, butuh sebuah kedewasaanpolitik dan kelegawaan dari DPRD sekarang untuk
mengambil opsi ini. Dan yang tak
kalah penting, para wakil rakyat
yang terhormat harus merelakan
tidak semua anggaran pembahasan raperda yang nilainya ratusan
juta "terserap" olehmereka.
Apakah Dede optimistis DPRD yang dipimpin Husni Muttaqien ini akan selegawa dan serela
itu? "Sebenarnya saya pesimistis
meski opsi pelimpahan ke DPRD
baru memang yang paling ideal
dikasih ke DPRD yang baru nanti,"
katanya. Proses panjang yang dimaksud Husni antara lain studi
banding komisi ke berbagai daerah (DIY,Bali,Solo,Surabaya,Ba-
t~m, dan Jak~ta) ~ang me~~ras
dana lebih dari setengahmiliarrupiah untuk akomodasi dan uang
saku para wakil rakyat. Itu belum
termasuk dana yang harus keluar
untuk pembahasan maraton
antara
DPRDdan pihak Pemkot
- """'~
Bandung di dua hotel berbintang.
Sekadar diketahui, selama
lima tahun berkiprah,DPRD hasil
Pemilu 2004 baru menghasilkan
tiga perda inisiatif.
(annydian/wisnoe moerti)
-
untukmenjagaku;litasperd~d:n
menyelamatkan anggaran dari
pemborosan," jawab Dede.
Selain butuh kejujuran hati
nurani, prosesnya pun harus meli-
batkan semua panitia khusus
yang terkait dalam pembahasan
raperda dan panitia legislasi. Karenanya, Dede berharap ada
tekanan yang sangat kuat dari
publik kepada DPRD Kota Bandung agar bersedia dan sepakat
mengambil opsipelimpahan ini.
Sementaraitu,KetuaDPRDKotaBandungHusniMuttaqienmasih
ngotot untuk menuntaskan pembahasan sebagian raperda yang
masih digarap. "Semua kan sudah
melewati proses panjang. Terutama raperda inisiatif DPRD.
Mungkin kalau dari eksekutif, bisa
_
:=L
~
__
123
17
OJan
~~~EPUTAR INDONESIA
Senin o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0
o Sabtu 0
18
Jumat
4
19
OPeb
5
20
o Mar
6
21
OApr
7
22
8
23
OMei
9
OJun
10
24
11
25
8Jul
0
12
26
14
27
0 Ags OSep
28
OOkt
Limpahkan
16Raperda
yang Tersisa
Ke DPRD Hasil Pemilu 2009
BANDUNG(SI)-DPRD KotaBandungperiode
sekarang selayaknyatidak memaksakan diri
melanjutkan prosespembahasan 16rancangan
peraturan daerah (raperda) agar produk hukum
yang dihasilkan bisa terjaga kualitasnya.
Pengamat politik dan pemerintahan dariUniversitas Padjadjaran (Unpad) Dede Mariana
mengatakan, waktu yang dimiliki
DPRD hasil Pemilu 2004 sangat
mepet. Kurang dari sebulan lagi,
masa bakti para legislator yang
dilantik 5Agustus 2004itu berakhir.Ditengahketerbatasan waktu
ini, keeil kemungkinan ke-16 raperda yang akan dihasilkan be.
nar-benar memenuhi aspek
idealitas sebuah produk hukum.
"Apa yang mereka (DPRD) lakukan tidak masuk akal. Dengan
batas waktu hingga pertengahan
Juli 2009, mustahil DPRD sekarang bisa menghasilkan perda kota yang ideal. Keeuali kalau hanya
perda revisi untuk mengganti beberapa pasal," ujar Dede kepada
Seputar Indonesia kemarin.
Seeara garis besar,kata dia,sebuah produk hukum harus memenuhi sejumlah unsur yakni unsur filosofis (kenapa perlu ada),
unsur sosiologis (apakah masyarakat membutuhkan regulasi ini).
bersambung kehal15
Kliping
Humas
ON PROCESS....
~Raperda
usulan Pemkot
Bandung
~ Revisi Perda pembentukan
8 Revisi Perda Pembentukan
SOPD
SOTK
~Raperda Alat Kelengkapan DPRD
. 8 Raperda Pembentukan Rumah
Sakitlbu dan Anak (RSIA)
8Raperda pembentukan PDAM
Tirta Wening
~Raperda Penyertaan
Modal PDAM Tirta Wening
8 Raperda PD BPR
8Raperda Penyertaan
Modal bagi Bank
Perkreditan Rakyat (BPR)
8 Raperda Pajak Reklame
~Raperda Penyelenggaraa
Reklame
. Raperda Pengelolaan
Cagar Budaya.
~apercia Inisiatlf DPRD
.Raperda Pengelolaan
Usaha Kedl
8Raperda Pengelolaan Aset
Raperda Pengelolaan Hutan
Kota
~,Raperda Kesetaraan Penyandan
Caeat
. RaperdaPenataan Perizinan
Biaya 1 raperda: Rp300juta
(studi bandingh. pembahasan.
kajianJeknis. dll)
Unpad
-
2009
---
Minggu
15
29
ONov
16
30
31
ODes
Regulasi juga harus melewati
tahap diuji publik dan memenuhi
syaratyuridis (apakahmerupakan
produk hukum turunan regulasi
yang lebih tinggi, tidak berbenturan atau tumpang tindih dengan
regulasi lain, hanya regulasi penjabaran, atau bersifat mandiri).
Umumnya, lanjut Dede, berbagai perda tidak melalui uji publik sehingga banyak kasus saat diberlakukan, perda ternyata tidak
aplikatif. Akibatnya, banyak perda sulit dijalankan dan banyakpenolakan dari masyarakat. "Padahal uji publik sebuah raperda sangat penting, tidak cukup hanya
proses oleh DPRD dan eksekutif.
Nah, saya juga pesimistis ke-16
raperda ini sempat diuji publik
karena mengejar waktu,"kata kepala Pusat Penelitian Kebijakan
Publik dan Pengembangan WilayahUnpadini.
Solusinya, lanjut dia, DPRD
peri ode 2004-2009segera menghentikan proses pembahasan semua raperda kemudian membuat
memori akhir jabatan mengenai
perkembangan pembahasan agar
DPRDhasil Pemilu 2009bisa melanjutkan dan tidak mengulang
proses dari no!. Sebagian legislator yang kembali terpilih menjadi
anggota DPRD periode mendatang bisamenjadisupervisorpada
pembahasan selanjutnya., Sisa
anggaran pembahasan raperda
yangtidak terpakai dikembalikan
ke kas daerah.
Menurut Dede, opsi ini tidak
---
memboroskan anggaran. "Daripada gara-gara mementingkan
kuantitas dan tidak mau dipandang berkinerja buruk, kualitas
produk hukum yangdihasilkan jelek," tegasnya.
Dia memandang, butuh sebuah kedewasaanpolitik dan kelegawaan dari DPRD sekarang untuk
mengambil opsi ini. Dan yang tak
kalah penting, para wakil rakyat
yang terhormat harus merelakan
tidak semua anggaran pembahasan raperda yang nilainya ratusan
juta "terserap" olehmereka.
Apakah Dede optimistis DPRD yang dipimpin Husni Muttaqien ini akan selegawa dan serela
itu? "Sebenarnya saya pesimistis
meski opsi pelimpahan ke DPRD
baru memang yang paling ideal
dikasih ke DPRD yang baru nanti,"
katanya. Proses panjang yang dimaksud Husni antara lain studi
banding komisi ke berbagai daerah (DIY,Bali,Solo,Surabaya,Ba-
t~m, dan Jak~ta) ~ang me~~ras
dana lebih dari setengahmiliarrupiah untuk akomodasi dan uang
saku para wakil rakyat. Itu belum
termasuk dana yang harus keluar
untuk pembahasan maraton
antara
DPRDdan pihak Pemkot
- """'~
Bandung di dua hotel berbintang.
Sekadar diketahui, selama
lima tahun berkiprah,DPRD hasil
Pemilu 2004 baru menghasilkan
tiga perda inisiatif.
(annydian/wisnoe moerti)
-
untukmenjagaku;litasperd~d:n
menyelamatkan anggaran dari
pemborosan," jawab Dede.
Selain butuh kejujuran hati
nurani, prosesnya pun harus meli-
batkan semua panitia khusus
yang terkait dalam pembahasan
raperda dan panitia legislasi. Karenanya, Dede berharap ada
tekanan yang sangat kuat dari
publik kepada DPRD Kota Bandung agar bersedia dan sepakat
mengambil opsipelimpahan ini.
Sementaraitu,KetuaDPRDKotaBandungHusniMuttaqienmasih
ngotot untuk menuntaskan pembahasan sebagian raperda yang
masih digarap. "Semua kan sudah
melewati proses panjang. Terutama raperda inisiatif DPRD.
Mungkin kalau dari eksekutif, bisa
_
:=L
~
__