Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Penjualan Satwa Yang Dilindungi Yang Dilakukan Melalui Internet.

Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Penjualan Satwa Yang
Dilindungi Yang Dilakukan Melalui Internet
Intania Noor Fitriani
110110070169
Abstrak
Kewenangan untuk melakukan penyidikan terhadap pelaku
perdagangan satwa dilakukan melalui internet selain dimiliki oleh juga
dimiliki oleh penyidik Polri. Penyidikan merupakan bagian krusial dalam
proses penegakan hukum. Keberhasilan penyidikan sangat menentukan
proses penegakan hukum selanjutnya, apabila penyidikan berjalan
dengan baik maka diharapkan proses penegakan hukum secara
keseluruhan dapat berjalan dengan baik pula. Berdasarkan uraian
tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian penegakan hukum
terhadap pelaku penjualan satwa yang dilindungi yang dilakukan melalui
internet. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui
bagaimana penegakan hukum terhadap pelaku perdagangan satwa liar
yang dilakukan melalui internet dan kendala-kendala apa saja yang
dihadapi oleh penegak hukum dalam proses penegakan hukum
perdagangan satwa liar melalui internet.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu dengan
menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta

penelitian yang tidak hanya menggambarkan pokok permasalahan tetapi
juga dikaitkan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Pendekatan
yang digunakan adalah secara yuridis normatif, yakni penelitian yang
dilakukan dengan mendasarkan kepustakaan atau data sekunder.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pertama agar upaya
penegakan hukum berjalan efektif dan efisien maka Penyidik PPNS wajib
berkoordinasi, dari awal penyidikan kasus perdagangan satwa liar hingga
selesainya kasus, dengan penyidik Polri dalam hal penangkapan,
penggeledahan, penyitaan, dan dalam hal menyerahkan Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada penuntut umum.
Kedua, penegakan hukum pidana terhadap pelaku penjualan satwa liar
yang dilakukan melalui internet yang terjadi saat ini masih belum berjalan
dengan baik sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan adanya 5 (lima)
faktor yaitu tundang-undang, penegak hukum, masyarakat, sarana dan
fasilitas serta budaya masyarakat yang mempengaruhi efektif atau
tidaknya suatu penegakan hukum berjalan dengan baik. Namun dari
kelima faktor tersebut, faktor penegak hukum, masyarakat dan budaya
mempengaruhi tidak efektifnya penegakan hukum terhadap pelaku
perdagangan satwa liar yang dilindungi.