PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA ALQURAN DI PESANTREN.

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA ALQURAN

DI PESANTREN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

HANDIKA SIMORATA TUMANGGOR

NIM: 8106121008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ii

ABSTRAK

Handika Simorata Tumanggor, Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Membaca Alquran di Pesantren. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kelayakan multimedia interaktif untuk pembelajaran membaca Alquran di pesantren. (2) Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media grafis sketsa pada pembelajaran membaca Alquran di pesantren.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan produk Borg dan Gall yang dipadu dengan pengembangan pembelajaran Dick, Carey dan Carey. Data tentang kelayakan produk yang dikembangkan dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, dan angket. Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengujian kelayakan produk dianalisis dengan deskriptif kualitatif, selanjutnya pada tahap pengujian keefektifan produk dianalisis dengan deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan produk adalah: (1) validasi ahli materi pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (95%), (2) validasi ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (89%), (3) validasi ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (95%), (4) uji coba terbatas berada pada kualifikasi sangat baik (97,47%), (5) uji coba lebih luas berada pada kualifikasi sangat baik (90,89%).

Pengujian keefektifan produk menggunakan metode kuasi eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif dan 40 siswa kelas kontrol yang dibelajarkan dengan menggunakan media grafis sketsa. Hasil pengujian hipotesis keefektifan produk menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media grafis sketsa. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa

thitung=2,988 pada taraf signifikasi α=0,05 dengan dk=78 diperoleh ttabel=1,997

sehingga thitung>ttabel, disimpulkan bahwa hasil belajar membaca Alquran kelompok yang diajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif lebih tinggi daripada kelompok yang diajarkan dengan menggunakan media grafis sketsa.


(6)

iii

ABSTRACT

Handika Simorata Tumanggor, Development of Interactive-Multimedia for Reading Alquran Learning at Boarding School. Thesis: Post Graduate Program, State University of Medan, 2015

This study aimed to know: (1) worthiness of interactive multimedia to improve learning while reading the Alquran at a boarding school. (2) learning outcomes of students improvement taught by interactive-multimedia is higher than learning outcomes of students improvement taught by sketch-graphic media in learning while reading the Alquran at a boarding school.

The type of research was the development of models that use Borg and Gall product development combined with a model of Dick, Carey and Carey instructional development. Data on the development of the product reliability was collected by observations, interviews, and questionnaires. The data collected was analyzed with descriptive qualititative techniques, then in the next step it was analyzed with descriptive quantitative techniques.

The result of showed: (1) subject matter testing of reading the Alquran was an very worthy (95%), (2) instructional design experts testing was an very worthy (89%), (3) instructional media testing was in very worthy (93%) (4) limited scale testing was an very worthy (97,47%), (5) wider scale testing was an very worthy (90,89%).

The method used in this study was a quasi-experimental method with 80 students, consisting of 40 students as an experimental group treated using interactive multi-media and 40 students as a control group treated using sketch-graphic media. The test results proved the hypothesis that there were significant differences between learning outcomes of students learning with interactive multimedia and learning outcomes of students learning with sketch graphic media. The result of the analyzed data that tcount = 2,988 at the significance level α= 0,05 obtained with dk=78 ttable =1,997, so the tcount>ttable, the conclusion is learning outcomes of students who learned using interactive-multimedia is higher than learning outcomes of students who learned using sketch-graphic media.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kembalikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan nikmat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Membaca Alquran di Pesantren”. Tesis ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini banyak kendala dan hambatan yang dihadapi, namun berkat arahan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Untuk itu, pada kesempatan ini izinkan penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:

1. Dosen pembimbing Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd. sebagai pembimbing I dan Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. sebagai pembimbing II yang dengan tulus dan sabar membimbing penulis hingga akhirnya tesis ini dapat diselesaikan.

2. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. beserta jajarannya di Civitas Akademik Universitas Negeri Medan.

3. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. beserta para Asisten Direktur yang telah banyak memberikan bantuan untuk kelancaran studi penulis.

4. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan, Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. beserta staf yang banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Para nara sumber dan penguji, Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd., Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd., dan Dr. R. Mursid, M.Pd. yang dengan tulus dan sabar memberikan masukan kepada penulis hingga akhirnya tesis ini dapat diselesaikan.

6. Para Guru Besar dan Dosen pada program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing, mencurahkan waktu dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh studi


(8)

iv

7. Para validator multimedia, Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd., Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd., Dr. R. Mursid, M.Pd., Dr. H. Mardianto, M.Pd., Dr. H. Harun Ar-Rasyid, MA., Dra. Hj. Rusmini, MA. yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk mengevaluasi dan menyempurnakan multimedia yang saya kembangkan.

8. Direktur Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan Drs. H. Rasyidin Bina, MA., dan Kepala MTsS Raudhatul Hasanah Medan Carles Ginting, BHSc, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian, Ustazah Ovie Ramadhani, SQ selaku guru tajwid yang telah membantu penulis menyelesaikan penelitian ini, dan M. Zaen Nawawi, S.Kom yang telah bersedia sebagai programmer multimedia yang penulis kembangkan. 9. Teman-teman di pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah

berkontribusi kepada penulis selama masa perkuliahan dan tidak lupa rekan kerja penulis di SMA Unggulan CT Foundation yang tidak bosan memberikan dukungan dan semangat untuk segera menyelesaikan tesis ini. 10.Orangtua tercinta B. Tumanggor, S.Pd, Sayem S.Pd, dan Ibunda mertua

yang senantiasa mendoakan penulis, yang selalu memberikan semangat dan motivasi, demikian juga istri tercinta Arina Hayati, S.Pd yang tiada pernah bosan memberikan dorongan dan perhatian serta anakku tersayang Nur Mutawalli Al-Jazari Tumanggor yang menjadi sumber semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, seiring dengan rasa harap atas kritik dan saran, penulis mengucapkan terima kasih atas saran maupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Medan, Februari 2015 Penulis,


(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah... 9

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORETIS ... 13

A. Hakikat Pembelajaran Membaca Alquran ... 13

1. Alquran dan Keistimewaanya . ... 13

2. Pembelajaran Membaca Alquran ... 20

3. Hakikat Ilmu Tajwid ... 30

B. Pengembangan Multimedia Interaktif ... 32

1. Hakikat Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 32

2. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 52

3. Adobe Flash ... 75

4. Media Grafis Sketsa ... 78

C. Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Membaca Alquran ... 82

1. Karakteristik Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Membaca Alquran ... 82

2. Spesifikasi Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Membaca Alquran ... 86

D. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 88

E. Kerangka Berfikir ... 90

F. Pengajuan Hipotesis ... 93

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 95

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 95

B. Metode Penelitian ... 97

C. Prosedur Peneltian ... 98

1. Studi Pendahuluan ... 101

2. Perencanaan dan Pengembangan Multimedia Interaktif . 102 3. Tahap Uji Coba dan Revisi Multimedia Interaktif ... 103


(10)

vi

b. Uji Coba Terbatas ... 104

c. Uji Coba Lebih Luas/Utama ... 105

d. Uji Keefektifan Produk ... 105

D. Prosedur dan Pengontrolan Perlakuan ... 107

E. Definisi Operasional ... 111

E. Metode dan Insrumen Pengumpulan Data ... 113

1. Angket (Questionnare) ... 115

2. Observasi (Observation) ... 116

3. Wawancara (Interview) ... 117

4. Tes Hasil Belajar (Test of Learning Result) ... 118

F. Uji Coba Intrumen Tes Hasil Belajar ... 119

H. Teknik Analisis Data ... 121

BAB IV HASIL PENELITIAN . ... 123

A. Deskripsi dan Analisis Kelayakan Produk ... 123

1. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan ... 123

2. Deskripsi Hasil Perencanaan dan Pengembangan Produk ... 129

3. Deskripsi Data Hasil Validasi Ahli ... 132

4. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Terbatas ... 139

5. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Lebih Luas ... 140

6. Analisis Hasil Validasi Kelayakan Multimedia oleh Ahli ... 141

7. Analisis Hasil Uji Coba Kelayakan Multimedia Skala Terbatas ... 144

8. Analisis Hasil Uji Coba Kelayakan Multimedia Skala Lebih Luas ... 148

B. Deskripsi dan Analisis Keefektifan Produk ... 150

C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 153

1. Kelayakan Produk ... 153

2. Keefektifan Produk ... 155

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 157

1. Kelayakan Multimedia Interaktif ... 157

2. Keefektifan Multimedia Interaktif ... 159

E. Keterbatasan Penelitian ... 160

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 162

A. Simpulan ... 162

B. Implikasi ... 163

C. Saran ... 165

DAFTAR PUSTAKA ... 167


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 37 Gambar 2 Bagan Tahap Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Menurut Luther. ... 62 Gambar 3 Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan Model Borg & Gall 98 Gambar 4 Bagan Prosedur Pengembangan Desain Instruksional Dick,

Carey & Carey ... 99 Gambar 5 Bagan Prosedur Penelitian dan Pengembangan Multimedia

Pembelajaran Interaktif Diadaptasi dari Borg & Gall (1983)

Dipadu Dengan Dick, Carey & Carey (2005) ... 100 Gambar 6 Diagram Batang Perolehan Skor Kelayakan Multimedia

Interaktif Oleh Para Ahli ... 142 Gambar 7 Diagram Batang Perolehan Skor Kelayakan Multimedia pada

Uji Coba Skala Terbatas Menurut Aspek Penilaian ... 145 Gambar 8 Diagram Batang Perolehan Skor Kelayakan Multimedia pada

Uji Coba Skala Terbatas Menurut Tingkat Prestasi ... 146 Gambar 9 Diagram Batang Perolehan Skor Kelayakan Multimedia pada


(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Analisis Kebutuhan ... 172

Lampiran 2 Pedoman Observasi Studi Pendahuluan . ... 177

Lampiran 3 Pedoman dan daftar Wawancara ... 178

Lampiran 4 Flowchart... 180

Lampiran 5 Story Board ... 181

Lampiran 6 Instrumen Validasi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran untuk Ahli Materi Pembelajaran ... 185

Lampiran 7 Instrumen Validasi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran untuk Ahli Desain Pembelajaran ... 188

Lampiran 8 Instrumen Validasi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran untuk Ahli Media Pembelajaran ... 191

Lampiran 9 Instrumen Penilaian Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Membaca Alquran di Pesantren Oleh Siswa ... 194

Lampiran 10 Garis Besar Program Media (GBPM) ... 198

Lampiran 11 Silabus Pembelajaran ... 201

Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 205

Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 213

Lampiran 14 Soal Tes Hasil Belajar ... 215

Lampiran 15 Lembar Penilaian Kemampuan Membaca Alquran ... 220

Lampiran 16 Hasil Uji Coba Terbatas ... 221

Lampiran 17 Data Hasil Uji Coba Lebih Luas ... 225

Lampiran 18 Tabulasi Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 230

Lampiran 19 Tabulasi Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 234

Lampiran 20 Data Skor Tes Hasil Belajar Siswa ... 238

Lampiran 21 Uji Normalitas Data ... 240

Lampiran 22 Uji Homogenitas ... 244

Lampiran 23 Hasil Pengujian Hipotesis Keefektifan Produk ... 246

Lampiran 24 Manual Book ... 248


(13)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Tiga Asumsi Teori Kognitif Tentang Multimedia Pembelajaran 56

Tabel 2 Tujuh Prinsip Desain Pesan Multimedia Berdasarkan Riset... 57

Tabel 3 Aspek Penilaian Multimedia ... 64

Tabel 4 Kriteria Multimedia Pembelajaran Yang Baik ... 66

Tabel 5 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Membaca Alquran.. 96

Tabel 6 Desain Eksperimen Randomized Subject Pretest-Postest Control Group Design ... 106

Tabel 7 Metode dan Instrumen Penelitian ... 114

Tabel 8 Kriteria Interpretasi Skor ... 115

Tabel 9 Data Analisis Kebutuhan Siswa pada Pembelajaran Tajwid ... 125

Tabel 10 Data Hasil Validasi Kelayakan Multimedia Interaktif oleh Ahli Materi Pembelajaran ... 133

Tabel 11 Data Hasil Validasi Kelayakan Multimedia Interaktif oleh Ahli Desain Pembelajaran ... 135

Tabel 12 Data Hasil Validasi Kelayakan Multimedia Interaktif oleh Ahli Media Pembelajaran ... 137

Tabel 13 Data Hasil Uji Coba Kelayakan Multimedia Skala Terbatas oleh Siswa ... 139

Tabel 14 Data Hasil Uji Coba Kelayakan Multimedia Skala Lebih Luas oleh Siswa ... 140

Tabel 15 Presentase Rata-Rata Hasil Penilaian Kelayakan Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran oleh Para Ahli ... 142

Tabel 16 Hasil Revisi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran oleh Para Ahli ... 144

Tabel 17 Hasil Revisi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran pada Uji Coba Skala Terbatas ... 147

Tabel 18 Hasil Revisi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran pada Uji Coba Skala Lebih Luas ... 150

Tabel 19 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 151

Tabel 20 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 151

Tabel 21 Standar Deviasi dan Varians Hasil Belajar ... 152

Tabel 22 Distribusi Ketuntasan Nilai ... 152

Tabel 23 Data Hasil Uji Normalitas ... 153

Tabel 24 Data Hasil Uji Homogenitas ... 153

Tabel 25 Hasil Pengujian Hipotesis Kelayakan Produk ... 155


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu realitas yang patut dibanggakan oleh umat Nabi Muhammad Saw sebagai umat akhir zaman ialah mereka terlahir membawa dua modal besar, yaitu modal yang berfungsi sebagai jalan yang Allah gariskan bagi siapa saja yang ingin menggapai keberhasilan dalam hidupnya di dunia hingga di akhirat, yakni

Kitabullah (Alquran) dan Sunnah Rasulullah (Hadis).

Alquran yang diturunkan 15 abad yang lalu telah memperoleh apresiasi yang besar dari umat Islam. Sesuai dengan kedudukannya sebagai kitab suci, Alquran begitu membudaya dalam kehidupan umat Islam. Setiap muslim selalu membacanya dalam setiap shalat, begitu juga bacaan Alquran menjadi bagian dari tradisi dan budaya keagamaan, seperti untuk membuka suatu upacara, berbagai perantara permohonan berkah serta menjadi materi lomba musabaqah di berbagai kesempatan. Semua aspek dari Alquran telah dikaji dan dikembangkan, baik dari segi teks, bacaan, tulisan, mukjizat maupun kandungannya yang mencakup berbagai bidang keilmuan.

Mengenai fungsi Alquran Ibnu Mas’ud sebagaimana dikutip Qaradhawi (2007:45) berkata: “Alquran adalah Perjamuan Allah”. Shihab (2008:40) menjelaskan bahwa itu artinya Alquran adalah hidangan yang membantu manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Rugilah bagi yang tidak menghadiri jamuan Nya yang mewah tersebut, tetapi lebih rugi lagi


(15)

2

bagi yang telah menghadirinya tanpa menyantapnya, sedangkan yang menikmatinya sendirian amatlah tercela. Oleh karena itu, berdasarkan fungsinya tersebut, tidak bisa ditolak keharusan untuk mempelajari dan mendalami Alquran bila ingin menjadi muslim sesungguhnya yang senantiasa terhindar dari jalur kesesatan.

Berangkat dari besarnya peranan dan luasnya kandungan Alquran, maka dunia pendidikan Islam tidak bisa begitu saja mengabaikannya. Alquran yang diyakini sebagai petunjuk bagi umat manusia, secara nyata menempati posisi penting dalam pemikiran dan peradaban umat Islam. Gusmian (2003:49) menyebutkan, sejak awal masa pergumulan Islam di Indonesia berbagai pondok pesantren, madrasah, dan sekolah telah memposisikan Alquran menjadi salah satu materi penting yang dipelajari di samping fiqh, bahasa, dan teologi maupun keilmuan Islam lainnya.

Secara etimologi Alquran berarti bacaan (As-Shalih: 1998:12). Karena itu selaras dengan artinya kitab suci ini perlu dibaca oleh setiap kaum muslimin. Secara implisit Allah memerintahkan seluruh umat Islam untuk membacanya, karena hanya dengan itu mereka akan mengetahui apa saja tuntunan Ilahi yang wajib dijadikan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan mereka. Tanpa membacanya, mustahil umat ini dapat mengetahui ajaran Allah dengan baik dan benar.

Alquran juga merupakan wahyu Allah yang diturunkan dengan bahasa Arab. Hal yang sedemikian ini, karena Nabi yang menerimanya berasal dari bangsa Arab dan berbicara dalam bahasa Arab. Bahasa ini, sebagaimana bahasa-bahasa lain memiliki gramatikal dan cara baca yang khas dan berbeda dari bahasa-bahasa


(16)

3

lainnya. Kaum muslimin yang berasal dari keturunan non-Arab tentu mengalami kesulitan dalam membacanya bila mereka tidak mempelajari bahasa Arab ini dengan baik. Karena itu mereka dianjurkan untuk mempelajari bahasa ini agar mereka dapat memahami Kitab Suci dengan benar. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa cara membaca Alquran tidak sama dengan membaca buku-buku yang berbahasa Arab. Maksudnya adalah Alquran memiliki aturan-aturan khusus dalam membacanya. Bahkan para ulama sepakat bahwa membaca Alquran dengan cara khusus, yaitu dengan menggunakan kaidah tajwid, wajib hukumnya menggunakan tajwid bagi mereka yang membacanya. Kesalahan dalam membaca Alquran yang tidak sesuai dengan tajwid akan dapat mengubah makna atau maksud sesungguhnya. Allah SWT menegaskannya dalam Alquran surat Muzammil ayat 4 yang artinya: “Dan bacalah Alquran itu dengan tartil”. Ali bin Abi Thalib dalam (Al-Mujahid: 2010) menjelaskan tentang makna ayat ini “At

-Tartilu tajwidul hurufi wa ma’rifatul wuqufi” artinya makna Tartil dalam ayat ini adalah memperbagus huruf dan mengetahui waqf. Itu artinya seseorang yang membaca Alquran, baik tanpa lagu maupun dilagukan dengan indah dan merdu, tidak boleh terlepas dari kaidah ilmu tajwid. Yaitu ilmu yang berguna untuk mengetahui bagaimana cara untuk memenuhkan/memberikan hak huruf dan

mustahaq-nya. Maka implikasinya kompetensi membaca Alquran seseorang akan

baik jika mampu memahami dan menerapkan kaidah-kaidah tajwid dalam membaca Alquran.

Akaha (2004:10) memaparkan bahwa tak banyak orang yang tertarik pada ilmu tajwid, hal ini berimbas menjadi sedikitnya orang yang ingin bisa membaca Alquran dengan benar yang sesuai dengan kaidah tajwid, tepat makhraj dan shifat


(17)

4

hurufnya sebagaimana Alquran diturunkan. Banyak orang yang menganggap, sekedar bisa lancar membaca Alquran sudah cukup. Sehingga, banyak orang yang lancar membaca Alquran, namun secara kaidah tajwid masih banyak kesalahannya.

Salah satu indikator yang menunjukkan perbedaan kompetensi dalam membaca Alquran antara seseorang dengan lainnya ialah tergantung pada fasih dan tidaknya pengucapan huruf dari pembaca itu sendiri. Berkenaan dengan hal tersebut Annuri (2010:43) mengatakan seorang muslim yang ingin fasih dalam membaca Alquran harus mempelajari makharij al-huruf dan shifat al-huruf, kemudian mempraktikkan kaidah-kaidahnya dalam membaca Alquran. Seorang pembaca Alquran tidak akan bisa membedakan huruf satu dengan huruf lainnya tanpa mengerti pelafalan huruf itu pada tempat keluarnya. Karena itu sangat penting mempelajari makharij al-huruf agar terhindar dari kesalahan-kesalahan pengucapan huruf-huruf hijaiyah ketika membaca Alquran.

Alquran yang merupakan sumber ajaran Islam jelas menempati posisi penting dalam agenda pendidikan Islam, selanjutnya hal ini berimbas pada pembentukan tradisi kurikuler di pondok pesantren yang menjadikan Alquran sebagai materi pembelajaran yang mendapat perhatian serius seperti yang di kemukakan Nafi dkk (2006:12) bahwa di kebanyakan pondok pesantren paket materi pembelajaran Alqur’annya dimulai dari tataran membaca, menghafalkan surah-surah pendek, membaca keseluruhan juz, menghafalkan surah-surah diluar Juz Amma (juz ke-30) hingga menghafal keseluruhan juz Alquran. Dalam mata pelajaran tajwid, kegiatan pembelajarannya dimulai dari praktek dan menirukan guru, mengkaji Hidayat ash-Shibyan, Mushthalah at-Tajwid, al-Jazariyah, jika


(18)

5

dikembangkan akan sampai ke al-Burhan dan at-Tibyan fi Adab Hamalat

Alquran.

Hasil pengamatan terbatas peneliti, di Tahun Ajaran 2011-2012 tepatnya di bulan Februari hingga Mei 2012 pada beberapa kelas yang berbeda menunjukkan bahwa proses pembelajaran tajwid Alquran terutama tentang pokok bahasan Makharij al-Huruf di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dibantu dengan media grafis sketsa yang cukup sederhana yang digambarkan langsung oleh pengajar di papan tulis sewaktu pembelajaran sedang berlangsung, selanjutnya sang pengajar menunjukkan beberapa contoh-contoh aplikasinya dalam Alquran dan guru mempraktikkan suatu contoh bacaan yang kemudian diikuti oleh para santri.

Hasil wawancara dengan guru tajwid Alquran dan guru tahfizh Alquran secara khusus menunjukkan bahwa mereka mengaku kesulitan memperoleh media pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran tajwid di kelas, sehingga kegiatan pembelajaran kurang efektif dan kurang berdaya tarik, hingga santri sering merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan bahkan akibat dari metode yang relatif monoton tersebut beberapa dari santri terlihat cepat merasa jenuh dan mengantuk.

Hasil ulangan umum Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah pada semester genap tahun 2011-2012 juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata pelajaran tajwid adalah 5,5, sedangkan menurut beberapa guru yang bertindak sebagai penguji pada ujian lisan semester genap tahun ajaran 2011-2012 menyatakan bahwa nilai bacaan Alquran mereka masih mengecewakan karena mayoritas mereka masih


(19)

6

belum tepat dalam melafalkan huruf hijaiyah dari segi makhraj maupun shifat- nya.

Berdasarkan pengalaman peneliti yang telah mengajarkan bidang studi tajwid sejak Tahun Ajaran 2010-2011 hingga tahun ajaran 2011-2012, menunjukkan bahwa materi yang relatif sulit untuk disampaikan ialah tentang pokok bahasan makharij al-huruf (tempat keluarnya huruf), pokok bahasan ini sulit divisualisasikan secara praktik langsung, selama ini media yang relatif sering digunakan dalam pengajaran materi ini adalah media grafis sketsa, yaitu dengan cara menggambarkan draf gambar yang sederhana di papan tulis pada waktu materi pembelajaran disampaikan, namun kenyataannya masih sering juga terjadi miskonsepsi pemahaman materi ini yang diterima oleh santri.

Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjabarkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hamalik (1994) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan bagian penting yang tidak bisa dilepaskan dari upaya mencapai proses pendidikan yang berkualitas, selaras dengan itu pemanfaatan media harus mendapatkan perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya, bagian inilah yang masih sering terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain.


(20)

7

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini, telah mengubah cara pandang masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan juga terjadi dalam pola penyampaian informasi pendidikan. Penyampaian informasi tidak hanya melalui media cetak tetapi juga melalui media audio visual seperti komputer. Pada saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, dan bukan hanya sebagai alat bantu olah kata (pengetikan naskah) dan pengolah data seperti halnya kebanyakan orang lakukan. Namun komputer mempunyai kemampuan yang lebih dan bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu belajar (media pembelajaran).

Suparman (2001) memaparkan bahwa media gambar hidup (visual bergerak) sangat baik untuk ketercapaian belajar prosedur maupun keterampilan. Pernyataan kedua pendapat tadi berkaitan dengan pendapat Dale yang menyatakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra dengar sekitar 13%, dan melalui indra lainnya sekitar 12%. Hal senada ditegaskan oleh Baugh (1986) yang menyatakan bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indra pandang, 5% diperoleh melalui indra dengar, dan 5% lagi diperoleh melalui indra lainnya.

Multimedia pembelajaran memanfaatkan fleksibilitas komputer untuk memecahkan masalah-masalah belajar. Sebagaimana kebanyakan sistem mengajar, komputer dapat digunakan sebagai alat mengajar utama untuk memberi penguatan belajar awal, merangsang dan memotivasi belajar, atau untuk berbagai jenis kemungkinan lainnya. Banyak manfaat yang diperoleh dari fleksibelitas komputer ini karena dapat memasukan video, audio, elemen-elemen grafis,


(21)

8

bentuk-bentuk, proses, peran dan tanggung jawab lainnya. Philips (1997) menyatakan bahwa multimedia yang bersifat interaktif dapat mengakomodasi cara belajar yang berbeda-beda dan memiliki potensi untuk menciptakan suatu lingkungan multisensori yang mendukung cara belajar tertentu.

Berdasarkan apa yang telah diuraikan, maka diperlukan perbaikan-perbaikan proses pembelajaran membaca Alquran, sehingga siswa lebih termotivasi dan lebih aktif dalam mempelajari mata pelajaran tajwid, sehingga dapat lebih mudah memahaminya dan meningkatkan kompetensi membaca Alquran mereka. Jika konsep tentang makharij al-huruf yang relatif sulit dipahami itu dapat dibuat menjadi nyata dengan sehingga mudah ditangkap oleh pancaindra, maka proses pembelajaran ini akan lebih efektif dan berdaya tarik. Untuk mencapai itu, maka dalam pembelajaran membaca Alquran khususnya mengenai pokok bahasan makharij al-huruf sebaiknya disajikan dengan visualisasi yang lebih menarik disertai dengan metode demonstrasi dan latihan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan multimedia pembelajaran yang bersifat interaktif. Dengan adanya multimedia interaktif dalam pembelajaran ini diharapkan akan membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran tajwid terutama pada bahasan makaharij al-huruf, sehingga pembelajaran bisa lebih menarik dan efektif dan dapat mendorong santri lebih mudah dalam memahami konsep-konsep pembelajaran tajwid yang pada gilirannya meningkatkan kompetensi dan hasil belajar membaca Alquran mereka.

Berdasarkan uraian di atas, maka tersedianya multimedia pembelajaran yang bersifat interaktif dengan memanfaatkan berbagai jenis perangkat lunak komputer dapat menjadi solusi. Oleh sebab itu, dibutuhkan penelitian untuk


(22)

9

mengembangkan multimedia interaktif yang relevan untuk pembelajaran membaca Alquran sebagai bentuk upaya untuk peningkatan kompetensi membaca Alquran santri di pesantren.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut: (1) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar membaca Alquran santri di pesantren? (2) apakah media pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar membaca Alquran santri di pesantren? (3) apakah media grafis sketsa yang digunakan telah efektif dalam pembelajaran membaca Alquran di pesantren? (4) bagaimanakah pengembangan multimedia interaktif untuk pembelajaran membaca Alquran di pesantren? (5) apakah multimedia interaktif dapat mempengaruhi hasil belajar membaca Alquran santri di pesantren? (6) bagaimanakah hasil belajar membaca Alquran santri di pesantren jika menggunakan multimedia interaktif? (7) apakah hasil belajar membaca Alquran yang diajarkan dengan multimedia interaktif lebih tinggi daripada hasil belajar membaca Alquran yang diajarkan dengan media grafis sketsa?

C. Batasan Masalah

Mengingat cukup luasnya ruang lingkup masalah yang berkaitan dengan masalah di atas, maka untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:


(23)

10

1. Multimedia interaktif yang akan dikembangkan ialah media pembelajaran yang terdiri dari teks, grafik, gambar bergerak dan audio yang bersifat interaktif dengan menggunakan perangkat lunak utama Adobe Flash CS 3, didukung oleh Adobe Photoshop Cs 3, Corel Draw X5, Cool Edit Pro 2.0,

Ahead Nero, Adobe After Effect.

2. Pembelajaran membaca Alquran yang dimaksud dalam penelitian ini ialah pembelajaran pada mata pelajaran tajwid yang dilaksanakan di dalam kelas, hanya dibatasi pada pokok bahasan makharij al-huruf (tempat keluarnya huruf), penilaian yang dilakukan pada materi ini juga hanya terbatas pada penilaian terhadap kemampuan kognitif siswa. Materi ini diajarkan pada semester ganjil kelas 2 MTs Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan tahun pelajaran 2013-2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana kelayakan multimedia interaktif untuk pembelajaran membaca Alquran di pesantren?

2. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media grafis sketsa pada pembelajaran membaca Alquran di pesantren?


(24)

11

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Kelayakan multimedia interaktif untuk pembelajaran membaca Alquran di pesantren.

2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media grafis sketsa pada pembelajaran membaca Alquran di pesantren.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat: (1) memperkaya khazanah ilmu pengetahuan terutama tentang pengembangan multimedia pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam pembelajaran tajwid, (2) menjadi sumbangan pemikiran dan bahan acuan teori bagi guru, pengelola, pengembang lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji lebih dalam tentang pengembangan dan pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat (1) membantu santri dalam memahami materi pelajaran tajwid dengan pembelajaran yang interaktif, menarik, dan menyenangkan bagi setiap santri yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar tajwid mereka. (2) membantu santri dalam mempraktikkan kaidah-kaidah tajwid dalam membaca Alquran secara interaktif, menarik, dan menyenangkan bagi setiap santri yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi membaca Alquran mereka. (3) membantu guru


(25)

12

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan multimedia pembelajaran interaktif yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sehingga pembelajaran yang dilaksanakan bisa lebih efektif, efisien dan berdaya tarik.


(26)

162 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengembangan multimedia interaktif pembelajaran membaca Alquran maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dihasilkan produk pengembangan berupa Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran dengan materi pokok Makharij Al-Huruf untuk siswa kelas II Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan dalam bentuk kepingan compact disc (CD) beserta manual book, yang dapat digunakan untuk pembelajaran individual, klasikal/kelompok dengan menggunakan perangkat komputer dengan CD-ROM (Compact Disc-Read

Only Memory) dan atau dengan media bantuan LCD (Liquid Crystal Display). Produk multimedia pembelajaran ini terdiri atas beberapa

komponen isi diantaranya; a) halaman pembuka, b) halaman menu utama, terdiri dari beberapa bagian diantaranya: (1) halaman kompetensi, (2) halaman materi, (3) halaman Latihan, (4) halaman Tes, (5) halaman profil. Prosedur pengembangan multimedia ini melalui tiga tahapan utama yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap desain, (3) tahap pengembangan. Pada tahap pengembangan meliputi beberapa tahap yang terdiri dari validasi ahli, uji coba terbatas dan uji coba lebih luas kemudian dilanjutkan uji efektifitas produk.


(27)

163

Multimedia interaktif ini tergolong layak digunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan hasil validasi ahli yang menunjukkan kelayakan produk memperoleh persentase rata-rata skor 93% (kategori sangat layak), uji coba terbatas menunjukkan kelayakan produk memperoleh persentase rata-rata skor 97,47% (kategori sangat layak), dan uji coba terbatas menunjukkan kelayakan produk memperoleh persentase rata-rata skor 90,89% (kategori sangat layak).

2. Produk multimedia interaktif dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pembelajaran membaca Alquran pada materi pokok makharij al-huruf yang diwujudkan dalam skor tes hasil belajar pada evaluasi sumatif yang merupakan uji efektivitas produk. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata postes kelas yang menggunakan multimedia interaktif mencapai 72,9 dan ketuntasan kelas mencapai 87,5% dari 40 siswa. Sedangkan nilai rata-rata postes untuk kelas yang menggunakan media grafis sketsa mencapai 66,1 dan ketuntasan kelas mencapai 67,5% dari 40 siswa. Data postes berdistribusi normal dan homogen, dengan uji t satu pihak dengan taraf nyata α = 0,0,5 didapat bahwa hasil belajar membaca Alquran siswa yang diajarkan dengan multimedia interaktif lebih tinggi daripada hasil belajar membaca Alquran yang siswa diajarkan dengan media grafis sketsa.

B. Implikasi

Upaya meningkatkan efektifitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada pembelajaran membaca Alquran, guru dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna pada siswa, salah satu upaya yang dapat dilakukan


(28)

164

guru adalah melalui penggunaan media pembelajaran khususnya multimedia interaktif yang telah dikemas dalam bentuk CD didukung dengan sarana dan prasarana yang disediakan sekolah. Kerjasama yang baik dengan melibatkan guru, siswa, kepala sekolah, dan pegawai memiliki peran, fungsi dan tugas yang berbeda namun dengan tujuan sama yakni upaya bagaimana meningkatkan proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian, multimedia interaktif untuk pembelajaran membaca Alquran yang telah teruji ini memiliki implikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan media grafis sketsa yang selama ini digunakan guru dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) Multimedia interaktif pada pembelajaran membaca Alquran ini dilengkapi dengan teks, gambar, audio dan animasi yang nyata sehingga penggunaan multimedia pembelajaran interaktif pada proses pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi materi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, multimedia pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. (2) Multimedia interaktif ini sangat memberikan sumbangan positif dan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru, dikarenakan multimedia interaktif ini memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan pembelajaran sehingga berdampak pada keefektifan proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil


(29)

165

belajar siswa. Dengan demikian multimedia interaktif dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam penyampaian materi pembelajaran membaca Alquran dan bidang ilmu lain dengan pertimbangan di mana siswa memiliki ketertarikan dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya pula, (3) Penerapan multimedia interaktif memerlukan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan media baru secara mandiri, sehingga siswa akan dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal bila menerapkan multimedia interaktif ini secara maksimal pula, (4) Dengan menggunakan multimedia interaktif siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai usaha dalam mendalami materi pembelajaran yang diberikan. Pada saat siswa mengalami masalah dalam pendalaman materi, siswa dapat memahami materi dengan lebih jelas dan mudah dengan melihat teks, gambar, audio dan animasi yang telah disediakan, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif.

C. Saran

1. Saran Pemanfaatan

a) Sebelum pelaksanaan pembelajaran sebaiknya guru maupun siswa mempelajari dan memahami bahan penyerta yang merupakan bagian dari pengembangan produk multimedia ini.

b) Produk multimedia interaktif ini dapat diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran mata pelajaran Tajwid Alquran.

c) Pemanfaatan multimedia interaktif ini tidak terbatas pada kegiatan pembelajaran tatap muka saja melainkan dapat dijadikan sumber belajar mandiri siswa.


(30)

166 2. Diseminasi

Multimedia ini dapat didiseminasikan melalui kegiatan seminar-seminar atau workshop akademik yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Medan, IAIN Sumatera Utara maupun pergurun tinggi lainnya, kerjasama dengan sanggar kegiatan belajar, lembaga pendidikan dan pelatihan, dan melalui berbagai forum lainnya sehingga multimedia yang dikembangkan ini dapat digunakan oleh banyak pihak yang memerlukan, khsusnya terkait pembelajaran membaca Alquran.

3. Pengembangan Produk Lebih Lanjut

a) Perlu diupayakan pengembangan materi yang lain yang berkaitan dengan kompetensi membaca Alquran terutama materi shifat al-huruf yang mampu meningkatkan kompetensi membaca Alquran siswa lebih dalam.

b) Perlu diupayakan pengembangan multimedia interaktif dengan mengoptimalkan metode penyajian latihan soal dan evaluasi yang lebih bervariasi.

c) Perlu diupayakan memperluas dan memperdalam kajian yang berkaitan dari segi konseptual dalam membuat animasi yang lebih real seperti dengan teknologi 3 dimensi yang terdapat pada multimedia interaktif ini.

d) Pengembangan multimedia interaktif ini selanjutnya akan dikembangkan lebih bersifat dinamis dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi software, hal tersebut dapat menarik dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran dengan multimedia.


(31)

167

DAFTAR PUSTAKA

A’zami, Muhammad. 2005. The History of The Qur’anic Text From Revelation to

Compilation: Sejarah Teks Al-Qur’an dari Wahyu Sampai Kompilasinya.

Penerjemah: Anis Malik Thaha, Jakarta: Gema Insani Press. Al-Ghazali, Imam. 1995. Permata Al-Qur’an, Jakarta: Penerbit Rajawali.

Mujahid, A. Toha Husein. 2011. Ilmu Tajwid Pegangan Para Pengajar

Al-Qur’an dan Aktivitas Dakwah, Jakarta: Darus Sunnah.

Al-Qaradhawi, Yusuf. 2007. Menumbuhkan Cinta kepada Al-Qur’an, Penerjemah: Ali Imron. Yogyakarta: Mardhiyah Press.

Al-Qhattan, Manna. 1998. Pembahasan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Rineka Cipta.

An-Naisaburiy, Imam Muslim Ibn Al-Hajjaj. 1996. Tahqiq Muhammad Fu’ad Abdul Baqiy. Shahih Muslim, Kairo, Dar Ihya’ al-Kutub al-Arabiyyah. Annuri, Ahmad. 2010. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid,

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. As-Sa’di, Abdurrahman. 2008. Bacalah Al-Qur’an Seolah-olah Ia Diturunkan

Kepadamu, Penerjemah: Abdurrahim, Jakarta: Hikmah.

As-Shalih, Subhi. 2000. Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus.

As-Suyuthi, Imam. 1998. Apa Itu Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press.

Australian Council for Educational Research, The potential impact of competency

based approaches on literacy education. p.3. 8 Desember 2011

(http:/www.gu.edu.au/school/cls//clearinghouse/1995-com/content12.html.).

Borg, W. Gall, Joyce P. & Gall, Meredith D. 2002. Educational research. An

introduction (7nd ed). New York & London: Longman. Budiman, R. 2006. Media Pembelajaran. Bandung: PPPG Tertulis.

Chapman, N. & Chapman, J. 2004. Digital multimedia (2nd ed). London: John Wiley & Sons, Ltd.


(32)

168

Clarebout, G., Elen, J. 2008. Advice on Tool Use in Open Learning environments.

Journal of Educational Multimedia and Hypermedia. 17(1). 81-97.

Collins J, Hammond M. and Wellington J. 2002. Teaching and Learning with

Multimedia, London: Routledge.

Constantinescu, A. I. 2007. Using technology to assist in vocabulary acquisition

and reading comprehension. The Internet TESL Journal, Vol. XIII, No. 2,

February 2007. Diunduh tanggal 7 Desember 2011, dari http://iteslj.org/Articles/Constantinescu-Vocabulary.html.

Degeng, I N S., dkk., 1993. Proses Belajar Mengajar II (Media Pendidikan). Malang: IKIP Malang.

Deimann, M., & Keller, J. M. 2006. Volitional Aspects of Multimedia Learning.

Journal of Educational Multimedia and Hypermedia. 15(2). 137-158.

Dhofier, Zamakhsyari. 1996. Tradisi Pesantren, Jakarta; LP3ES.

Dick, W. Carey dan Carey, L. 2005. The systematic design of instruction. United States

of America: Scott Foresman and Company.

Ena, Ouda Teda. (2001). Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti

Lunak Presentasi. Yogyakarta: Indonesian Language and Culture Intensive

Course Universitas Sanata Dharma.

www.ialf.edu/kipbipa/papers/oudatedaena.doc.

Federspiel, Howard M. 1996. Kajian Al-Qur’an di Indonesia. terj. Drs. Tajul Arifin, M.A. Bandung, Mizan.

Gusmian, Islah. 2003. Khazanah Tafsir Indonesia, dari Hermeneutika hingga

Ideologi, Jakarta: Teraju.

Hakim, Lukmanul. 2004. Cara Ampuh Menguasai Macromedia Flash

Professional 8.0. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Hannafin, M. J. & Peck, K. L. 1988. The design, development, and evaluation of

instructional software. New York: Macmillan Publishing Company.

Harp, S.F, & Mayer, R.E. 1997. The role of ilnterest in learning from scientific text and illustrations: On the distinction between emotional interest and cognitive interest. Journal of Educational Psychology. 89(1). 92-102. Heinich, R., Molenda, M., Russel, J. D. & Smalindo, S. E. 2002. Instructional


(33)

169

”Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Guru dan Dosen”. 2008. Bandung: Fokusmedia.

Huk, T., Steinke, M., & Floto, C. 2003. Computer Animations as Learning Objects : What is an Efficient Instructional Design, and For Whom?.

Proceedings of IADIS International Conference.

Khalid, Amru. 2005. Ibadah Sepenuh Hati, Penerjemah: Saiful Haq, Solo: Aqwam.

Kinshuk, & Patel, A. 2003. Optimising Domain Knowledge Representation with Multimedia Objects. In S. Naidu (Ed.) Learning & Teaching with

Technology - Principles and Practices. London: Kogan (55-68).

Leacock, T. L., & Nesbit, J. C. 2007. A Framework for Evaluating the Quality of Multimedia Learning Resources. Educational Technology & Society, 10 (2). 44-59.

Lee, W. W. & Owens, D. L. 2004. Multimedia-based instructional design:

Computer-based training, web-based training, distance broadcast training, performance based solution (2nd ed). San Francisco: Pfeiffer A

Wiley Imprint.

Ma’bad, Muhammad Ahmad. 2003. Al-Mulakhkhashu al-Mufidu fi Ilmi at-Tajwid. Cairo: Daar as-Salam.

Malapu. 1998. Profesionalisme Guru dalam Upaya Meningkatkan Peserta Didik. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdikbud.

Mayer, Richard E. (2001). Multimedia Learning. terj: Teguh W. Utomo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muller, D. A., Lee, K. J., & Sharma, S. D. 2008. Coherence or Interest : Which is most Important in On Line Multimedia Learning?. Australian Journal of


(34)

170

Park, S., & Lim. J. 2007. Promoting Positive Emotion in Multimedia Learning Using Visual illustrations. Journal of Educational Multimedia and

Hypermedia. 16(2). 141-163.

Phillips, Rob. (1997). The developer’s handbook to interactive multimedia: a

practical guide for educational applications. London: Kogan Page Ltd.

Qaraati, Mohsen. 2005. Tafsir Untuk Anak Muda Surah Luqman, Penerjemah: M. Ilyas, Jakarta: Al-Huda.

Quthb, Sayyid. 2004. Indahnya Al-Qur’an Berkisah, Gema Insani Press, Jakarta. Reigeluth, C. M, 1983. Instructional Design Theories and Models An Overview of

their Current Status. London: Lawrence Erlbaum Associates.

Rusman, Kurniawan, D., Riyana, C. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

dan Komunikasi, Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali

Pers.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A. & Rahardjito. 2002. Media Pendidikan;

Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.

Salim, Shafwat Mahmud. 2009. Fathu Rabbi al-Bariyyah Syarah al-Muqaddimah

al-Jazariyah fi ilmi at-Tajwid wa Ma’ahu Manzhumah al-Jazariyah.

Jeddah: Maktabah Rawai’u al-Mamlakah.

Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran, Buku Pegangan Wajib Guru dan

Dosen. Yogyakarta: Penerbit Kaukaba.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media.

Shihab, M. Quraish. 2000. Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan.

______. 2002. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Volume 7. Jakarta: Lentera Hati.

______. 2007. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, editor Ihsan Ali Fauzi, Bandung: Mizan.

______. 2007. Mu’jizat Al-Qur’an, Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib, Bandung: Mizan.


(35)

171

Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L., dan Russell, James D. 2011.

Instructional Technology & Media for Learning Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. terj: Arif Rahman. Jakarta: Kencana.

Soenarto, S. Model Pembelajaran Berbasis Komputer. Makalah disajikan dalam Pelatihan Model Pembelajaran PBK, tanggal 26 – 28 November 2005, di P3AI Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudatha dan Tegeh. 2009. Desain Multimedia Pembelajaran. Buku Ajar Jurusan Teknologi Pendidikan, Universitas Ganesha, Singaraja.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

______. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta Bumi Aksara.

Suparman, M. Atwi. 2001. Desain Instruksional, Pekerti Mengajar di Perguruan

Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sutopo A. H. 2003. Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sweller, J. 1994. "Cognitive Load Theory, learning difficulty, and instructional

design". Learning and Instruction. 4. 295-312

Sya’rawi, Syekh Mutawalli. 2004. Tafsir Sya’rawi, Jilid I, Jakarta: Duta Azhar.

Thabathaba’i, Sayyid Muhammad Husain. 2000. Memahami Esensi Al-Qur’an,

Penerjemah: Idrus Alkaf, Jakarta: Lentera.

Waldopo. 2002. Penelitian dan pengembangan, pendekatan dalam mengembangkan produk-produk di bidang pendidikan pembelajaran.

Jurnal Teknodik. Desember 2002. Jakarta: Pustekkom

Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis

Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yunus, Mahmud. 2001. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung.

Yusuf, Pawit M. 2010. Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

166

atau workshop akademik yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Medan, IAIN Sumatera Utara maupun pergurun tinggi lainnya, kerjasama dengan sanggar kegiatan belajar, lembaga pendidikan dan pelatihan, dan melalui berbagai forum lainnya sehingga multimedia yang dikembangkan ini dapat digunakan oleh banyak pihak yang memerlukan, khsusnya terkait pembelajaran membaca Alquran.

3. Pengembangan Produk Lebih Lanjut

a) Perlu diupayakan pengembangan materi yang lain yang berkaitan dengan kompetensi membaca Alquran terutama materi shifat al-huruf yang mampu meningkatkan kompetensi membaca Alquran siswa lebih dalam.

b) Perlu diupayakan pengembangan multimedia interaktif dengan mengoptimalkan metode penyajian latihan soal dan evaluasi yang lebih bervariasi.

c) Perlu diupayakan memperluas dan memperdalam kajian yang berkaitan dari segi konseptual dalam membuat animasi yang lebih real seperti dengan teknologi 3 dimensi yang terdapat pada multimedia interaktif ini.

d) Pengembangan multimedia interaktif ini selanjutnya akan dikembangkan lebih bersifat dinamis dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi software, hal tersebut dapat menarik dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran dengan multimedia.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

A’zami, Muhammad. 2005. The History of The Qur’anic Text From Revelation to Compilation: Sejarah Teks Al-Qur’an dari Wahyu Sampai Kompilasinya. Penerjemah: Anis Malik Thaha, Jakarta: Gema Insani Press.

Al-Ghazali, Imam. 1995. Permata Al-Qur’an, Jakarta: Penerbit Rajawali.

Mujahid, A. Toha Husein. 2011. Ilmu Tajwid Pegangan Para Pengajar

Al-Qur’an dan Aktivitas Dakwah, Jakarta: Darus Sunnah.

Al-Qaradhawi, Yusuf. 2007. Menumbuhkan Cinta kepada Al-Qur’an, Penerjemah: Ali Imron. Yogyakarta: Mardhiyah Press.

Al-Qhattan, Manna. 1998. Pembahasan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Rineka Cipta.

An-Naisaburiy, Imam Muslim Ibn Al-Hajjaj. 1996. Tahqiq Muhammad Fu’ad Abdul Baqiy. Shahih Muslim, Kairo, Dar Ihya’ al-Kutub al-Arabiyyah. Annuri, Ahmad. 2010. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid,

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. As-Sa’di, Abdurrahman. 2008. Bacalah Al-Qur’an Seolah-olah Ia Diturunkan

Kepadamu, Penerjemah: Abdurrahim, Jakarta: Hikmah.

As-Shalih, Subhi. 2000. Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus.

As-Suyuthi, Imam. 1998. Apa Itu Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press.

Australian Council for Educational Research, The potential impact of competency based approaches on literacy education. p.3. 8 Desember 2011

(http:/www.gu.edu.au/school/cls//clearinghouse/1995-com/content12.html.).

Borg, W. Gall, Joyce P. & Gall, Meredith D. 2002. Educational research. An introduction (7nd ed). New York & London: Longman.

Budiman, R. 2006. Media Pembelajaran. Bandung: PPPG Tertulis.

Chapman, N. & Chapman, J. 2004. Digital multimedia (2nd ed). London: John Wiley & Sons, Ltd.


(3)

Clarebout, G., Elen, J. 2008. Advice on Tool Use in Open Learning environments. Journal of Educational Multimedia and Hypermedia. 17(1). 81-97.

Collins J, Hammond M. and Wellington J. 2002. Teaching and Learning with Multimedia, London: Routledge.

Constantinescu, A. I. 2007. Using technology to assist in vocabulary acquisition and reading comprehension. The Internet TESL Journal, Vol. XIII, No. 2, February 2007. Diunduh tanggal 7 Desember 2011, dari

http://iteslj.org/Articles/Constantinescu-Vocabulary.html.

Degeng, I N S., dkk., 1993. Proses Belajar Mengajar II (Media Pendidikan). Malang: IKIP Malang.

Deimann, M., & Keller, J. M. 2006. Volitional Aspects of Multimedia Learning. Journal of Educational Multimedia and Hypermedia. 15(2). 137-158. Dhofier, Zamakhsyari. 1996. Tradisi Pesantren, Jakarta; LP3ES.

Dick, W. Carey dan Carey, L. 2005. The systematic design of instruction. United States

of America: Scott Foresman and Company.

Ena, Ouda Teda. (2001). Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak Presentasi. Yogyakarta: Indonesian Language and Culture Intensive

Course Universitas Sanata Dharma.

www.ialf.edu/kipbipa/papers/oudatedaena.doc.

Federspiel, Howard M. 1996. Kajian Al-Qur’an di Indonesia. terj. Drs. Tajul Arifin, M.A. Bandung, Mizan.

Gusmian, Islah. 2003. Khazanah Tafsir Indonesia, dari Hermeneutika hingga Ideologi, Jakarta: Teraju.

Hakim, Lukmanul. 2004. Cara Ampuh Menguasai Macromedia Flash Professional 8.0. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Hannafin, M. J. & Peck, K. L. 1988. The design, development, and evaluation of instructional software. New York: Macmillan Publishing Company.

Harp, S.F, & Mayer, R.E. 1997. The role of ilnterest in learning from scientific text and illustrations: On the distinction between emotional interest and cognitive interest. Journal of Educational Psychology. 89(1). 92-102. Heinich, R., Molenda, M., Russel, J. D. & Smalindo, S. E. 2002. Instructional


(4)

”Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Guru dan Dosen”. 2008. Bandung: Fokusmedia.

Huk, T., Steinke, M., & Floto, C. 2003. Computer Animations as Learning Objects : What is an Efficient Instructional Design, and For Whom?. Proceedings of IADIS International Conference.

Khalid, Amru. 2005. Ibadah Sepenuh Hati, Penerjemah: Saiful Haq, Solo: Aqwam.

Kinshuk, & Patel, A. 2003. Optimising Domain Knowledge Representation with Multimedia Objects. In S. Naidu (Ed.) Learning & Teaching with Technology - Principles and Practices. London: Kogan (55-68).

Leacock, T. L., & Nesbit, J. C. 2007. A Framework for Evaluating the Quality of Multimedia Learning Resources. Educational Technology & Society, 10 (2). 44-59.

Lee, W. W. & Owens, D. L. 2004. Multimedia-based instructional design: Computer-based training, web-based training, distance broadcast training, performance based solution (2nd ed). San Francisco: Pfeiffer A Wiley Imprint.

Ma’bad, Muhammad Ahmad. 2003. Al-Mulakhkhashu al-Mufidu fi Ilmi at-Tajwid.

Cairo: Daar as-Salam.

Malapu. 1998. Profesionalisme Guru dalam Upaya Meningkatkan Peserta Didik. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdikbud.

Mayer, Richard E. (2001). Multimedia Learning. terj: Teguh W. Utomo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muller, D. A., Lee, K. J., & Sharma, S. D. 2008. Coherence or Interest : Which is most Important in On Line Multimedia Learning?. Australian Journal of Educational Technology. 24(2), 211-221.


(5)

Park, S., & Lim. J. 2007. Promoting Positive Emotion in Multimedia Learning Using Visual illustrations. Journal of Educational Multimedia and Hypermedia. 16(2). 141-163.

Phillips, Rob. (1997). The developer’s handbook to interactive multimedia: a practical guide for educational applications. London: Kogan Page Ltd. Qaraati, Mohsen. 2005. Tafsir Untuk Anak Muda Surah Luqman, Penerjemah: M.

Ilyas, Jakarta: Al-Huda.

Quthb, Sayyid. 2004. Indahnya Al-Qur’an Berkisah, Gema Insani Press, Jakarta. Reigeluth, C. M, 1983. Instructional Design Theories and Models An Overview of

their Current Status. London: Lawrence Erlbaum Associates.

Rusman, Kurniawan, D., Riyana, C. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A. & Rahardjito. 2002. Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali. Salim, Shafwat Mahmud. 2009. Fathu Rabbi al-Bariyyah Syarah al-Muqaddimah

al-Jazariyah fi ilmi at-Tajwid wa Ma’ahu Manzhumah al-Jazariyah.

Jeddah: Maktabah Rawai’u al-Mamlakah.

Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran, Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen. Yogyakarta: Penerbit Kaukaba.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media.

Shihab, M. Quraish. 2000. Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan.

______. 2002. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Volume 7. Jakarta: Lentera Hati.

______. 2007. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, editor Ihsan Ali Fauzi, Bandung: Mizan.

______. 2007. Mu’jizat Al-Qur’an, Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib, Bandung: Mizan.


(6)

Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L., dan Russell, James D. 2011. Instructional Technology & Media for Learning Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. terj: Arif Rahman. Jakarta: Kencana.

Soenarto, S. Model Pembelajaran Berbasis Komputer. Makalah disajikan dalam Pelatihan Model Pembelajaran PBK, tanggal 26 – 28 November 2005, di P3AI Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudatha dan Tegeh. 2009. Desain Multimedia Pembelajaran. Buku Ajar Jurusan Teknologi Pendidikan, Universitas Ganesha, Singaraja.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

______. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta Bumi Aksara.

Suparman, M. Atwi. 2001. Desain Instruksional, Pekerti Mengajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sutopo A. H. 2003. Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sweller, J. 1994. "Cognitive Load Theory, learning difficulty, and instructional

design". Learning and Instruction. 4. 295-312

Sya’rawi, Syekh Mutawalli. 2004. Tafsir Sya’rawi, Jilid I, Jakarta: Duta Azhar. Thabathaba’i, Sayyid Muhammad Husain. 2000. Memahami Esensi Al-Qur’an,

Penerjemah: Idrus Alkaf, Jakarta: Lentera.

Waldopo. 2002. Penelitian dan pengembangan, pendekatan dalam mengembangkan produk-produk di bidang pendidikan pembelajaran. Jurnal Teknodik. Desember 2002. Jakarta: Pustekkom

Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yunus, Mahmud. 2001. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung.

Yusuf, Pawit M. 2010. Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara.