PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II.

(1)

   

PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN

KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA

DIABETES MELITUS TIPE II

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Fisioterapi pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

MUHAMMAD RAMLI LUPIANSYAH J 120 120 042

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

(3)

   


(4)

(5)

MUHAMMAD RAMLI LUPIANSYAH J 120 120 042

PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II

ABSTRAK

Jumlah penderita dm di indonesia semakin mengkhawatirkan. Peningkatan jumlah penderita dm perlu mendapatkan perhatian karena penyakit dm dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup pada penderitanya. Penanganan dm dilakukan dengan memperbaiki pola hidup, pola hidup dapat diperbaiki dengan terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola hidup adalah dengan melakukan latihan fisik secara teratur. Latihan fisik yang sesuai untuk penderita dm salahsatunya adalah senam aerobik dengan intesitas ringan. Tujuan penelitian adalah mengetahuai PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PADA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II. Metode

penelitian adalah Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan pre and

post design, Jumlah sampel yaitu 15 responden. Pemilihan sample yaitu

responden yang memliki riwayat penyakit diabetes melitus tipe II dan responden

memiliki gula darah≥200 mg/dL. Pengumpulan data menggunakan kuesioner The

Word Health Organization Quality of Life (WHOOQOL)-BREF untuk mengetahui

data pribadi dan kualitas hidup penderita dm. Analisi statistik menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian Berdasarkan hasil analisis statistik didapatkan pengaruh senam aerobik terhadap peningkatan kualitas hidup (p=0.008)>0.05. Kesimpulan ada pengaruh senam aerobik pada kualitas hidup penderita Diabetes

Melitus tipe II.

Kata kunci: Senam aerobik, Kualitas hidup, Diabetes Mellitus tipe II

ABSTRACT

Indonesian People who affected by Type II DM raised more toward following years. This finding needs seriously care because it will produce bad quality of life . Change life style is one of best treatment for this problem while they get Pharmacology treatment. One of it’s method is Physical Exercise which had been suggested for several decade to avoid quality of life decrease. The correct aerobic exercise prescription for type II DM is low level aerobic exercise. Objective Knowing effect of aerobic exercise to gain quality of life for people with type II DM. Research Method this Research was quasi experiment with pre and post test design. 15 respondent was conducted which inclusion criteria was respondent should have blood glucose for > 200mg/dl. World Health Organization of Life (WHOOQOL)-BREF was used as quality of life parameter. Statistic analysis used Wilcoxon test. Result Based on analysis data (p=0.008) >0.05. These result meant this research has effect for gaining quality of life for Type II DM. Conclusion

there is effect of aerobic exercise to gain quality of life for people with type II

DM.


(6)

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Indonesia diperkirakan mencapai 9,1 juta orang. Tingginya angka tersebut menyebabkan Indonesia berada diperingkat kelima negara yang megidap DM terbanyak. Peningkatan insedensi DM tipe II tentu akan di ikuti oleh peningkatan kejadian komplikasi DM tipe II (Sudoyo, 2009). Komplikasi yang diakibatkan oleh DM tipe II secara fisik seperti penurunan masa otot, penurunan berat badan, lemas dan juga letih.

Senam aerobik adalah salah satu olahraga kesehatan yang berbentuk gerakan-gerakan senam. Senam aerobik yang dilakukan pada penderita DM sangat berperan penting dalam menurunkan kadar gula darah, karena pada saat melakukan senam menyebabkan otot bekerja aktif sehingga terjadi peningkatan pemakaian glukosa dalam darah, hal itu menyebabkan secara langsung terjadinya penurunan pada glukosa dalam darah. Latihan senam aerobic akan membantu mereka untuk mengontrol penyakit mereka sehingga akan mengalami peningkatan kualitas hidupnya.Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh senam aerobik terhadap peningkatan kualitas hidup penderita DM tipe II di Posyandu Abadi IX Candi Baru RW.IX, Gonilan, Kartasura.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut: apakah ada pengaruh senam aerobik terhadap peningkatan kualitas hidup penderita DM tipe II.

3. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh senam aerobik terhadap peningkatan kualitas hidup penderita DM tipe II.

B. KERANGKA TEORI 1. Diabetes Mellitus

DM adalah gangguan metabolisme atau penyakit yang masuk dalam kategori penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang


(7)

   

diakibatkan karena terjadinya kelainan sekresi insulin atau kelainan pada kerja insulin yang diakibatkan karena ketidakmampuannya untuk menjalankan fungsinya secara memadai atau yang disebut dengan resistensi insulin dan dapat juga diakibatkan oleh keduanya (ADA, 2010).Resistensi insulin banyak terjadi pada seseorang yang obesitas dan kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan serta pada seseorang yang mengalami penuaan. DM tipe II disebabkan bukan karena kurangnya sekresi insulin tetapi karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin.

Menurut Sugondo (2006), DM juga dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kadar karbohidrat, lemak dan juga protein dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut dapat menimbulkan komplikasi kronik misalnya komplikasi yang terjadi pada sistem mikrovaskuler, makrovaskuler dan juga dapat menimbulkan neuropati pada penderitanya. Peningkatan jumlah penduduk dunia yang terkena penyakit DM semakin mengkhawatirkan. Kerusakan serius pada sistem tubuh penderita DM dapat terjadi apabila hiperglikemi berlangsung dalam waktu yang lama. Kerusakan sistem tubuh yang utama terjadi pada saraf dan juga pembuluh darah.

2. Kualitas Hidup

Kualitas hidup adalah suatu perasaan puas dan juga bahagia yang dirasakan pada diri seseorang terhadap hidupnya baik secara umum maupun khususnya dan juga merasa puas terhadap pencapaian kehidupannya yang ideal sesuai dengan apa yang telah diinginkan (Nofitri, 2009). Penderita DM tipe II akan mengalami penurunan kualitas hidup. Menurut WHO dalam (Kwan, 2000) kualitas hidup digambarkan sebagai persepsi seorang individu terhadap posisinya dalam kehidupan serta pada budaya dan norma yang berlaku dilingkungan mereka. Kualitas hidup juga berhubungan dengan tujuan hidup, harapan hidup, serta standar hidup. Selain itu kualitas hidup juga meliputi kesehatan fisik seorang individu, kesehatan psikologis serta hubungan sosial di lingkungan mereka tinggal.


(8)

3. Senam Aerobik

Senam aerobik adalah salah satu olahraga kesehatan yang berbentuk gerakan-gerakan senam. Senam aerobik yang dilakukan pada penderita DM tipe II sangat berperan penting dalam menurunkan kadar gula darah, karena pada saat melakukan senam menyebabkan otot bekerja aktif sehingga terjadi peningkatan pemakaian glukosa dalam darah, hal itu menyebabkan secara langsung terjadinya penurunan pada glukosa dalam darah. Senam aerobik sangat banyak diminati di kalangan masyarakat. Dalam pelaksananya semua olahraga kesehatan harus tertib untuk keselamatan para pesertanya, maka dari itu lebih baik sebelum dilakukan senam terlebih dahulu dilakukaan pemanasan, kemudian latihan inti dan di akhiri dengan latihan penutupan (Giriwijoyo, 2007).

C. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan

one group pretest-posttenst. Sampel adalah penderita DM dengan kadar

glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL. di Posyandu Abadi IX Candi Baru

RW.IX, Gonilan, Kartasura sebanyak 15 orang. Teknik pengambilan sampel

menggunakan purposive sampling. senam aerobic dilakukan selama 4 minggu

Dilakukan selama 30 menit. Penilaian kualitas hidu menggunakan (WHOQOL)-BREF). Data penelitian dilakukan analisis bivariat menggunakan uji wilcoxon.

D. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik subyek

Tabel 1 Karakteristik responden penelitian di Posyandu Abadi IX Candi Baru RW. IX, Gonilan

Usia Jumlah %

49-52 tahun 1 6.7

53-56 tahun 4 26.7

57-60 tahun 3 20.0

61-64 tahun 5 33.3

65-68 tahun 2 13.3


(9)

   

Tabel 1 diketahui presentase subyek terbanyak berusia antara 61-64 tahun sebanyak 5 orang (33.3%), dan paling sedikit pada rentang usia 49-52 tahun sebanyak 1 orang (6.7%).

2. Kadar glukosa darah sebelum dan sesudah diberikan senam aerobic

Tabel 2. Nilai kadar glukosa darah subyek antara sebelum dan sesudah mengikuti senam aerobic pada penelitian di Posyandu Abadi IX Candi Baru RW. IX, Gonilan

Kadar glukosa darah

(mg/dl)

Pre test Pos t test

Rata-rata 283.33 260.66

SD 50.34 50.77

Minimum 220 200 Maksimum 380 360

Table 2 menunjukkan rata-rata nilai kadar glukosa darah 283.33 ±50.344 mg/dl, dengan kadar glukosa darah paling rendah 220 mg/dl dan tertinggi 380 mg/dl sebelum mengikuti senam aerobic. Terjadi penurunan kadar glukosa darah subyek setelah mengikuti senam aerobic dengan rata-rata nilai kadar glukosa darah 260.66±50.77mg/dl, dengan kadar glukosa darah paling rendah 200 mg/dl dan tertinggi 360 mg/dl.

3. Kualitas hidup subyek sebelum dan sesudah diberikan senam aerobik

Tabel 3 Distribusi subyek menurut kualitas hidup sebelum pemberian senam aerobik pada penelitian di Posyandu Abadi IX Candi Baru RW. IX, Gonilan

Kualitas hidup

Pre test Pos t test

n % N %

Baik 7 46.7 10 66.7

Buruk 8 53.3 5 33.3

Total 15 100.0 15 100.0

Tabel 3 diketahui kualitas hidup subyek secara keseluruhan sebelum diberikan senam aerobic lebih banyak dengan kualitas hidup


(10)

buruk sebesar 53.3%. kualitas hidup subyek meningkat setelah diberikan senam aerobic sebesar 66.7%

4. Analisi Pengaruh Senam Aerobik terhadap perubahan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus Tipe II

Tabel 4. Hasil uji Wilcoxon pengaruh senam aerobik terhadap peningkatan kualitas hidup penderita DM tipe II

Variabel Z p

Pre test- post test kualitas hidup pasien DM tipe II

-2.670 0.008

Berdasarkan tabel 5 diketahui hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p =

0,008 (p<0,05) dan disimpulkan ada PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PADA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II di Posyandu Abadi IX Gonilan.

E. KESIMPULAN

1. Kualitas hidup subyek penderita DM tipe II sebelum diberikan latihan

senam aerobik banyak dalam kategori kurang.

2. Kualitas hidup subyek penderita DM tipe II sesudah diberikan latihan

senam aerobik banyak dalam kategori baik.

3. Ada pengaruh senam aerobik terhadap peningkatan kualitas hidup

penderita DM tipe II di Posyandu Abadi IX Candi Baru RW. IX, Gonilan, Kartasura.

F. SARAN

1. Hasil penelitian ini dapat membuktikan hipotesa penelitian dan

membuktikan manfaat senam aerobik terhadap peningkatan kualitas hidup pasien DM tipe II, oleh karena hasil penelitian ini menambah khasanah keilmuan khususnya bagi bidang kesehatan.


(11)

   

2. Diharapkan peran fisioterapi dapat menggunakan senam aerobik intensitas

ringan sebagai media untuk membantu meningkatkan kualitas hidup pasien DM tipe II.

3. Memberi informasi kesehatan kepada masyarakat dengan senam aerobik

dan dilakukan secara berkelanjutan dapat meningkatkan kualitas hidup dengan cara memberikan jadwal senam aerobic secara terjadwal.

DAFTAR PUSTAKA

Burner dan Sudart, (2004), Keperawatan Medikal Bedah,EGC, Jakarta.

Hardjana, (2007). Manfaat Senam Tera Terhadap Kebugaran Lansia. Jurnal

Media Eksakta. Vol 8, No 3. Universitas Airlangga

Indriyani Puji (2007) Pengaruh Latihan Fisik; Senam Aerobik terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Penderita DM Tipe 2 di Wilayah

Puskesmas Bukateja Purbalingga. Media Ners, Volume 1, Nomor 2, Tahun

2007.

Indriyanti RS.(2003).Pemeriksaan Laboratorium untuk diagnosis dan

pemantauan diabetes mellitus.Forum Diagnosticum:Laboratorium Klinik

Prodia.

Irawan, D. (2010). Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe

2 di Daerah Urban Indonesia. Jakarta: PT Gramedia

Irianto, P. (2006). Bugar dan sehat dengan berolahraga. Yogyakarta: Andi

Offset

Kementrian Kesehatan. (2010). Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus

Mongisidi G (2014) Hubungan Antara Status Sosio-Ekonomi Dengan Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 Di Poliklinik Interna Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Naskah publikasi. FIK Universitas Samratulangi Manado.

Prabowo A (2014) Hubungan Pendidikan dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diit pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah

Puskesmas Plosorejo Giribangun Matesih Kabupaten Karanganyar. Jurnal

Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan PKU


(12)

Indriyani P.(2007).Pengaruh Latihan Fisik Senam Aerobik Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita DM Tipe 2 di Wilayah Puskesmas Bukateja.Purbalingga:Tidak dipublikasikan.

Putra I P, 2014. Perbandingan Kualitas Hidup Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Dengan Lansia Di Keluarga, Jom Psik Vol.1 No.2 Oktober 2014. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

Rantung J, 2014. Hubungan Self-Care dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes

melItus (DM) di Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Cabang

Cimahi. Jurnal Skolastik Keperawatan. Vol. 1, No.1 Januari – Juni 2015

ISSN: 2443 – 0935

Sari, N K, (2013). Status Gizi, Penyakit Kronis, Dan Konsumsi Obat Terhadap

Kualitas Hidup Dimensi Kesehatan Fisik Lansia, Jurnal Penelitian

Kesehatan, Jurusan Ilmu Izi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Sekarwiri E., 2008. Hubungan Antara Kualitas Hidup dan Sense of Community.

Thesis Universitas Indonesia.

Sudoyo, A.W, (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 5.

Sukardji, 2009. Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Dalam Soegondo, S. Jakarta.


(1)

diakibatkan karena terjadinya kelainan sekresi insulin atau kelainan pada kerja insulin yang diakibatkan karena ketidakmampuannya untuk menjalankan fungsinya secara memadai atau yang disebut dengan resistensi insulin dan dapat juga diakibatkan oleh keduanya (ADA, 2010).Resistensi insulin banyak terjadi pada seseorang yang obesitas dan kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan serta pada seseorang yang mengalami penuaan. DM tipe II disebabkan bukan karena kurangnya sekresi insulin tetapi karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin.

Menurut Sugondo (2006), DM juga dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kadar karbohidrat, lemak dan juga protein dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut dapat menimbulkan komplikasi kronik misalnya komplikasi yang terjadi pada sistem mikrovaskuler, makrovaskuler dan juga dapat menimbulkan neuropati pada penderitanya. Peningkatan jumlah penduduk dunia yang terkena penyakit DM semakin mengkhawatirkan. Kerusakan serius pada sistem tubuh penderita DM dapat terjadi apabila hiperglikemi berlangsung dalam waktu yang lama. Kerusakan sistem tubuh yang utama terjadi pada saraf dan juga pembuluh darah.

2. Kualitas Hidup

Kualitas hidup adalah suatu perasaan puas dan juga bahagia yang dirasakan pada diri seseorang terhadap hidupnya baik secara umum maupun khususnya dan juga merasa puas terhadap pencapaian kehidupannya yang ideal sesuai dengan apa yang telah diinginkan (Nofitri, 2009). Penderita DM tipe II akan mengalami penurunan kualitas hidup. Menurut WHO dalam (Kwan, 2000) kualitas hidup digambarkan sebagai persepsi seorang individu terhadap posisinya dalam kehidupan serta pada budaya dan norma yang berlaku dilingkungan mereka. Kualitas hidup juga berhubungan dengan tujuan hidup, harapan hidup, serta standar hidup. Selain itu kualitas hidup juga meliputi kesehatan fisik seorang individu, kesehatan psikologis serta hubungan sosial di lingkungan mereka tinggal.


(2)

3. Senam Aerobik

Senam aerobik adalah salah satu olahraga kesehatan yang berbentuk gerakan-gerakan senam. Senam aerobik yang dilakukan pada penderita DM tipe II sangat berperan penting dalam menurunkan kadar gula darah, karena pada saat melakukan senam menyebabkan otot bekerja aktif sehingga terjadi peningkatan pemakaian glukosa dalam darah, hal itu menyebabkan secara langsung terjadinya penurunan pada glukosa dalam darah. Senam aerobik sangat banyak diminati di kalangan masyarakat. Dalam pelaksananya semua olahraga kesehatan harus tertib untuk keselamatan para pesertanya, maka dari itu lebih baik sebelum dilakukan senam terlebih dahulu dilakukaan pemanasan, kemudian latihan inti dan di akhiri dengan latihan penutupan (Giriwijoyo, 2007).

C. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan one group pretest-posttenst. Sampel adalah penderita DM dengan kadar glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL. di Posyandu Abadi IX Candi Baru RW.IX, Gonilan, Kartasura sebanyak 15 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. senam aerobic dilakukan selama 4 minggu Dilakukan selama 30 menit. Penilaian kualitas hidu menggunakan (WHOQOL)-BREF). Data penelitian dilakukan analisis bivariat menggunakan uji wilcoxon.

D. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik subyek

Tabel 1 Karakteristik responden penelitian di Posyandu Abadi IX Candi Baru RW. IX, Gonilan

Usia Jumlah %

49-52 tahun 1 6.7

53-56 tahun 4 26.7

57-60 tahun 3 20.0


(3)

Tabel 1 diketahui presentase subyek terbanyak berusia antara 61-64 tahun sebanyak 5 orang (33.3%), dan paling sedikit pada rentang usia 49-52 tahun sebanyak 1 orang (6.7%).

2. Kadar glukosa darah sebelum dan sesudah diberikan senam aerobic Tabel 2. Nilai kadar glukosa darah subyek antara sebelum dan sesudah

mengikuti senam aerobic pada penelitian di Posyandu Abadi IX Candi Baru RW. IX, Gonilan

Kadar glukosa darah

(mg/dl)

Pre test Pos t test

Rata-rata 283.33 260.66

SD 50.34 50.77

Minimum 220 200 Maksimum 380 360

Table 2 menunjukkan rata-rata nilai kadar glukosa darah 283.33 ±50.344 mg/dl, dengan kadar glukosa darah paling rendah 220 mg/dl dan tertinggi 380 mg/dl sebelum mengikuti senam aerobic. Terjadi penurunan kadar glukosa darah subyek setelah mengikuti senam aerobic dengan rata-rata nilai kadar glukosa darah 260.66±50.77mg/dl, dengan kadar glukosa darah paling rendah 200 mg/dl dan tertinggi 360 mg/dl.

3. Kualitas hidup subyek sebelum dan sesudah diberikan senam aerobik Tabel 3 Distribusi subyek menurut kualitas hidup sebelum pemberian senam aerobik pada penelitian di Posyandu Abadi IX Candi Baru RW. IX, Gonilan

Kualitas hidup

Pre test Pos t test n % N %

Baik 7 46.7 10 66.7

Buruk 8 53.3 5 33.3

Total 15 100.0 15 100.0

Tabel 3 diketahui kualitas hidup subyek secara keseluruhan sebelum diberikan senam aerobic lebih banyak dengan kualitas hidup


(4)

buruk sebesar 53.3%. kualitas hidup subyek meningkat setelah diberikan senam aerobic sebesar 66.7%

4. Analisi Pengaruh Senam Aerobik terhadap perubahan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus Tipe II

Tabel 4. Hasil uji Wilcoxon pengaruh senam aerobik terhadap peningkatan kualitas hidup penderita DM tipe II

Variabel Z p

Pre test- post test kualitas hidup pasien DM tipe II

-2.670 0.008

Berdasarkan tabel 5 diketahui hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p = 0,008 (p<0,05) dan disimpulkan ada PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PADA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II di Posyandu Abadi IX Gonilan.

E. KESIMPULAN

1. Kualitas hidup subyek penderita DM tipe II sebelum diberikan latihan senam aerobik banyak dalam kategori kurang.

2. Kualitas hidup subyek penderita DM tipe II sesudah diberikan latihan senam aerobik banyak dalam kategori baik.

3. Ada pengaruh senam aerobik terhadap peningkatan kualitas hidup penderita DM tipe II di Posyandu Abadi IX Candi Baru RW. IX, Gonilan, Kartasura.

F. SARAN

1. Hasil penelitian ini dapat membuktikan hipotesa penelitian dan membuktikan manfaat senam aerobik terhadap peningkatan kualitas hidup pasien DM tipe II, oleh karena hasil penelitian ini menambah khasanah keilmuan khususnya bagi bidang kesehatan.


(5)

2. Diharapkan peran fisioterapi dapat menggunakan senam aerobik intensitas ringan sebagai media untuk membantu meningkatkan kualitas hidup pasien DM tipe II.

3. Memberi informasi kesehatan kepada masyarakat dengan senam aerobik dan dilakukan secara berkelanjutan dapat meningkatkan kualitas hidup dengan cara memberikan jadwal senam aerobic secara terjadwal.

DAFTAR PUSTAKA

Burner dan Sudart, (2004), Keperawatan Medikal Bedah,EGC, Jakarta.

Hardjana, (2007). Manfaat Senam Tera Terhadap Kebugaran Lansia. Jurnal Media Eksakta. Vol 8, No 3. Universitas Airlangga

Indriyani Puji (2007) Pengaruh Latihan Fisik; Senam Aerobik terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Penderita DM Tipe 2 di Wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga. Media Ners, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2007.

Indriyanti RS.(2003).Pemeriksaan Laboratorium untuk diagnosis dan pemantauan diabetes mellitus.Forum Diagnosticum:Laboratorium Klinik Prodia.

Irawan, D. (2010). Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia. Jakarta: PT Gramedia

Irianto, P. (2006). Bugar dan sehat dengan berolahraga. Yogyakarta: Andi Offset

Kementrian Kesehatan. (2010). Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus

Mongisidi G (2014) Hubungan Antara Status Sosio-Ekonomi Dengan Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 Di Poliklinik Interna Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Naskah publikasi. FIK Universitas Samratulangi Manado.

Prabowo A (2014) Hubungan Pendidikan dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diit pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Puskesmas Plosorejo Giribangun Matesih Kabupaten Karanganyar. Jurnal

Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan PKU


(6)

Indriyani P.(2007).Pengaruh Latihan Fisik Senam Aerobik Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita DM Tipe 2 di Wilayah Puskesmas Bukateja.Purbalingga:Tidak dipublikasikan.

Putra I P, 2014. Perbandingan Kualitas Hidup Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Dengan Lansia Di Keluarga, Jom Psik Vol.1 No.2 Oktober 2014. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

Rantung J, 2014. Hubungan Self-Care dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes melItus (DM) di Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Cabang Cimahi. Jurnal Skolastik Keperawatan. Vol. 1, No.1 Januari – Juni 2015 ISSN: 2443 – 0935

Sari, N K, (2013). Status Gizi, Penyakit Kronis, Dan Konsumsi Obat Terhadap Kualitas Hidup Dimensi Kesehatan Fisik Lansia, Jurnal Penelitian Kesehatan, Jurusan Ilmu Izi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Sekarwiri E., 2008. Hubungan Antara Kualitas Hidup dan Sense of Community.

Thesis Universitas Indonesia.

Sudoyo, A.W, (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 5.

Sukardji, 2009. Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Dalam Soegondo, S. Jakarta. FKUI