Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Stres Akademik Melalui Teknik Stress Inoculation Training Siswa Kelas XI C SMP Negeri 10 Salatiga

(1)

LAMPIRAN I

STUDENTLIFE STRESS INVENTORY

Identitas Responden

1. Nama :... 2. Usia :...tahun...bulan 3. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

Petunjuk Pengisian

Inventori ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan pengalaman Saudara/i dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:

1 : Tidak pernah terjadi dengan saya 2 : Jarang terjadi dengan saya.

3 : Kadang-kadang terjadi dengan saya. 4 : Sering terjadi dengan saya.

5 : Selalu terjadi dengan saya.

Selanjutnya, Saudara/i diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda

silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman

Saudara/i. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Saudara/i yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran Saudara/i

NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5

1. Saya merasa putus asa ketika saya terlambat dalam mencapai tujuan yang saya inginkan

2. Saya merasa tidak tau berbuat apa-apa ketika saya menemui kesulitan

3. Saya merasa jengkel ketika saya menemui kesulitan dan tidak punya jalan keluarnya

4. Saya merasa marah kepada diri saya sendiri ketika saya gagal untuk mencapai tujuan yang saya inginkan

5. Saya merasa malu dan marah ketika saya dijauhi teman-teman dan lingkungan saya

6. Saya selalu merasa kecewa dan sedih ketika putus cinta 7. Saya selalu merasa menyesal ketika tidak bisa

memanfaatkan kesempatan yang ada.


(2)

yang menyenangkan

9. Saya sering merasa bingung ketika dihadapkan kepada dua pilihan yang tidak menyenangkan bagi saya

10. Sebelum saya bertindak saya selalu mempertimbangkan hal baik dan hal buruk yang akan terjadi.

11. Menurut saya, dikelas saya merasa tertekan karena saya sering menganggap bahwa belajar adalah sebuah kompetisi yang harus saya ikuti

12. Saya sering merasa tertekan karena saya selalu dikejar deadline atas tugas saya yang selalu tertinggal

13. Saya merasa lelah dan capek ketika saya melakukan aktivitas yang berlebihan

14. Dikelas saya mempunyai hubungan yang tidak baik dengan teman saya sehingga membuat saya menjadi tertekan 15. Saya mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan 16. Saya ingin memperbaiki kesalahan yang saya perbuat

ketika itu juga.

17. Seringkali saya merasa hidup dan tujuan saya amat terganggu dengan masalah-masalah yang saya punya 18. Saya ingin sekali ikut berkompetisi di dalam kelas, agar

saya dipandang dan diakui pintar oleh teman-teman saya 19. Saya ingin dicintai oleh semua orang yang ada

dilingkungan saya

20. Seringkali saya merasakan khawatir yang berlebihan

21. Saya sering menunda pekerjaan yang sepele, sehingga tugas sekolah menjadi menumpuk dan sulit saya kerjakan

22. Ketika menghadapi permasalahan saya sering menemukan solusi tanpa bantuan orang lain.

23. Saya sering merasa cemas ketika akan menghadapi ujian 24. Saya mudah berkeringat ketika menghadapi sesuatu

masalah

25. Ketika menghadapi sebuah tekanan terkadang saya merasa bicara saya agak gagap karena sulit untuk berbicara

26. Tubuh saya seringkali merasa gemetar ketika menghadapi masalah

27. Seringkali saya bergerak dengan cepat tanpa kontrol ketika merasa tertekan dan stress

28. Saya sering merasa kelelahan yang luar biasa ketika menghadapi masalah, padahal apa yang saya kerjakan hanya hal yang mudah dikerjakan.

29. Saya sering mengalami gangguan pencernaan

30. Saya sering merasa susah untuk bernapas bila sedang mengahadapi masalah


(3)

Harap periksa kembali dan jangan sampai ada yang terlewat. Danke alergi pada kulit saya

33. Ketika merasa stress kepala saya sering sakit 34. Saya sering merasa sakit pada radang sendi saya 35. Saya sering demam ketika stress

36. Ketika mendapat masalah dan merasa stress berat badan saya berkurang

37. Ketika mendapat masalah dan merasa stress berat badan saya bertambah

38. Ketika mendapat masalah saya sering merasa sulit tidur 39. Seringkali ketika mendapat masalah dan merasa stress saya

banyak tidur

40. Saya sering merasa takut jika mendapatkan nilai jelek ketika ulangan

41. Ketika mendapat masalah hal yang pertama saya lakukan adalah marah

42. Saya sering merasa bersalah jika saya mengecewakan seseorang

43. Saya sering merasa berduka ketika saya mendapatkan hal yang tidak sesuai dengan yang saya harapkan..

44. Saya sering menangis ketika merasa stress

45. Ketika saya mendapatkan masalah saya lebih memilih menyakiti orang lain dari pada menyakiti diri saya sendiri 46. Ketika saya mendapatkan masalah saya selalu melakukan hal yang menyakiti diri saya sendiri. (contohnya memukul-mukul tembok sampai tangan berdarah)

47. Ketika saya merasa stress hal yang saya lakukan adalah merokok secara berlebihan, karena dapt mengurangi rasa stress saya

48. Saya seringkali cepat marah terhadap orang lain ketika saya mendapatkan masalah yang membuat saya stress.

49. Saya selalu mempertahankan pendapat saya walaupun itu salah dan saya tidak mau untuk menarik kata-kata yang saya ucapkan.

50. Ketika saya menghadapi masalah yang sulit, seringkali saya ingin berusaha untuk bunuh diri

51. Saya lebih suka menyendiri ketika merasa stress

52. Saya selalu menganalisis bagaimana situasi sekitar ketika saya mendapati sesuatu masalah.

53. Saya selalu mempunyai strategi yang tepat ketika masalah saya selalu menekan saya

54. Saya selalu membuat keputusan tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi pada saya.


(4)

LAMPIRAN 2

UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 27 100.0 Excludeda 0 .0

Total 27 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.950 54

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted VAR00001 156.8519 1148.823 .634 .948 VAR00002 156.5185 1163.105 .589 .949 VAR00003 156.2222 1159.179 .468 .949 VAR00004 156.4815 1153.798 .467 .949 VAR00005 157.7037 1156.986 .618 .948 VAR00006 156.2222 1165.179 .450 .949 VAR00007 156.3333 1160.231 .448 .949 VAR00008 156.5185 1170.490 .305 .950 VAR00009 157.5926 1141.558 .681 .948 VAR00010 156.9630 1153.883 .521 .949 VAR00011 156.7407 1145.738 .519 .949 VAR00012 156.6667 1164.846 .441 .949 VAR00013 155.6667 1158.846 .509 .949 VAR00014 157.3704 1135.704 .584 .948


(5)

VAR00017 157.0370 1146.422 .673 .948 VAR00018 156.9630 1157.268 .369 .950 VAR00019 156.5556 1143.487 .570 .948 VAR00020 156.4074 1145.405 .650 .948 VAR00021 156.3333 1158.846 .556 .949 VAR00022 156.6296 1159.704 .471 .949 VAR00023 155.8519 1157.054 .584 .949 VAR00024 156.5926 1154.174 .478 .949 VAR00025 157.0000 1119.077 .852 .947 VAR00026 156.8889 1160.718 .414 .949 VAR00027 157.0370 1150.037 .523 .949 VAR00028 157.0741 1150.379 .506 .949 VAR00029 156.7037 1164.601 .353 .950 VAR00030 156.7407 1158.123 .447 .949 VAR00031 157.5556 1146.487 .513 .949 VAR00032 156.5926 1169.712 .313 .950 VAR00033 157.0741 1158.456 .404 .949 VAR00034 157.4815 1135.490 .597 .948 VAR00035 157.1852 1142.234 .468 .949 VAR00036 157.4074 1163.251 .417 .949 VAR00037 156.0741 1155.840 .583 .949 VAR00038 156.6667 1154.846 .471 .949 VAR00039 156.9630 1153.960 .467 .949 VAR00040 155.9259 1169.379 .427 .949 VAR00041 157.2593 1132.353 .580 .948 VAR00042 156.0000 1166.077 .435 .949 VAR00043 155.7778 1157.718 .425 .949 VAR00044 156.7407 1133.123 .595 .948 VAR00045 156.3333 1150.769 .499 .949 VAR00046 156.5185 1159.182 .410 .949 VAR00047 155.5185 1175.875 .309 .950 VAR00048 156.7778 1144.641 .527 .949 VAR00049 156.7407 1163.892 .367 .950


(6)

VAR00050 156.0000 1165.308 .446 .949 VAR00051 156.3704 1132.858 .624 .948 VAR00052 155.5556 1158.795 .560 .949 VAR00053 156.4815 1153.567 .470 .949 VAR00054 155.5556 1158.564 .588 .949


(7)

LAMPIRAN 3 PRE TEST

NAMA PERNYATAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2

0

21 22 23 24 25 26 27

Tri Wahyu 3 3 4 4 2 3 3 3 1 2 2 1 3 1 3 1 2 1 3 3 4 3 5 4 1 3 1

Rinda Ayu 4 4 5 5 4 4 3 2 4 4 5 3 5 4 5 4 4 1 5 5 5 3 4 4 4 3 4

Muhammad Adi 1 4 5 5 1 5 2 3 1 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 5 3 3 5 4 1 1 5

Putri Mentari 3 3 4 4 1 4 3 2 1 2 1 2 3 1 2 2 2 1 3 2 3 2 4 4 2 2 5

Liana Widiastuti 3 2 3 3 2 4 5 2 2 2 3 3 4 3 4 2 4 4 1 3 3 2 4 1 1 3 2

Nurul Sofiah 4 4 4 5 2 3 4 5 5 4 5 4 5 5 2 2 3 3 5 4 4 5 4 3 4 2 3

Yanuar Tri 3 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 3 5 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 5 2 2

Dwi Arga 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 2

Mei Novita 4 4 3 3 2 3 4 4 2 3 3 4 5 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2

Nanda Febriana 2 3 4 3 1 2 4 2 1 3 2 3 4 1 3 1 2 1 2 3 3 2 5 2 2 5 3

Rafli ifna 3 3 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 4 1 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 2 3 3

Wahyu A 3 2 4 2 1 2 3 2 1 4 4 1 3 2 4 1 2 1 3 3 4 2 3 3 3 1 2

Desi Tyas 3 3 4 2 2 5 2 4 3 2 4 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4

Adila Risma 1 3 2 2 1 2 2 3 1 1 1 4 5 1 4 1 1 3 3 2 2 3 2 1 2 4 1

Ardi Putra 1 3 2 2 2 2 2 4 2 3 3 4 4 2 4 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 4 1

Eryana Dian 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2

Sandy Zakaria E 1 2 2 2 1 3 3 5 1 5 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 3 4 3 2 2 1 2


(8)

Dana Putra 5 5 5 5 1 5 5 5 2 5 1 4 5 1 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Aditya Y 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1

Fitrilia Anggraini 4 4 5 4 3 4 2 3 4 4 4 4 5 5 3 5 3 4 2 4 5 5 4 4 3 3 3

M. Firdaus 3 2 2 3 1 3 3 4 1 1 1 2 5 1 2 1 2 5 1 3 2 4 3 1 1 2 1

Wahyu Soleh 2 2 3 3 2 4 3 5 2 2 2 3 4 1 4 2 2 1 2 3 2 3 4 2 2 2 1

Yoga Purnanda 2 3 4 4 1 4 5 3 1 2 2 4 5 1 2 1 2 1 4 3 4 3 4 2 2 3 3

Dita Oktaviana 3 4 4 3 1 3 1 1 1 1 3 1 3 2 2 1 1 3 5 1 4 1 3 5 1 1 2

Feby Setyowati 3 3 4 5 3 5 5 2 3 2 4 2 5 2 2 3 3 5 5 4 2 2 5 5 4 3 4

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 TOTAL

4 2 5 5 5 4 5 5 2 4 2 4 4 3 5 5 5 5 5 3 5 2 3 5 5 4 5 207

1 3 1 1 3 1 1 1 2 4 3 2 3 1 3 3 1 4 4 5 3 3 3 3 5 3 5 141

3 2 4 1 4 3 4 1 5 3 3 4 5 4 5 5 2 4 4 5 2 3 3 5 5 3 4 203

1 1 1 1 3 1 1 1 1 5 3 1 5 1 5 3 1 1 3 5 1 5 3 1 5 2 5 138

1 3 5 1 2 1 1 5 1 4 2 5 2 1 2 5 1 3 3 5 3 5 5 5 5 5 4 153

2 1 3 2 2 3 3 3 2 4 1 2 4 3 3 4 2 4 2 4 1 4 2 4 5 2 4 151

3 3 2 4 2 3 4 2 2 5 5 4 4 5 3 3 5 3 5 4 3 3 5 4 5 5 5 204

4 3 5 5 4 4 5 5 2 4 5 3 4 5 4 3 3 4 4 5 3 3 4 5 5 4 5 202

3 3 4 4 5 4 3 3 2 3 4 2 4 3 4 5 3 4 3 5 3 3 4 4 3 3 3 186

3 3 4 2 4 3 3 3 2 3 4 2 4 3 4 5 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 176

3 5 2 1 2 5 1 5 1 2 1 5 4 1 3 5 2 2 2 2 5 5 5 2 5 2 5 152

2 2 4 2 2 3 1 1 2 3 2 2 4 1 3 3 3 3 1 5 2 2 2 3 4 1 4 137


(9)

2 4 3 2 4 4 2 2 2 5 3 2 3 3 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 5 3 5 188

1 2 3 1 3 1 1 1 1 2 3 1 3 1 3 2 1 1 1 3 1 1 3 1 3 1 3 106

3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 131

2 2 1 5 3 1 5 1 5 3 3 5 3 5 3 5 5 5 5 5 2 2 5 1 3 5 5 153

5 2 1 1 4 1 1 1 2 3 4 2 2 1 3 2 1 1 5 4 2 2 4 1 3 4 3 123

1 5 3 2 2 1 1 5 2 4 2 2 3 5 3 2 2 2 2 4 1 5 4 2 4 5 4 157

5 5 3 1 5 1 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 228

2 2 1 1 1 2 1 2 3 2 1 3 4 1 2 1 1 4 1 4 2 2 2 3 3 1 3 98

5 4 3 3 1 3 4 4 3 4 5 3 4 5 3 3 3 3 3 4 5 3 5 3 4 5 5 203

1 1 3 1 5 1 1 1 1 3 4 1 3 1 5 5 1 1 5 4 1 2 4 1 3 4 3 126

2 2 3 1 3 2 1 3 2 4 3 2 5 1 4 4 5 3 3 4 2 2 3 3 4 3 4 146

2 3 2 1 3 2 1 1 2 4 3 2 2 1 2 5 4 2 3 4 2 2 4 2 4 3 4 145

1 5 3 1 2 2 1 1 1 3 1 1 3 1 3 5 2 4 1 3 5 1 2 3 3 1 3 123

2 5 3 3 2 5 2 1 2 5 2 2 5 3 5 5 5 5 3 5 5 3 3 5 5 3 5 194

POST TEST

NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Lutfiatun Nuzila 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 4 3 3 2 3 5 5 3

Rinda Ayu 3 4 4 5 4 5 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 5 5 4 3 4 3 4 3 3

Nurul Sofiah 2 4 2 4 2 3 4 2 5 2 5 4 5 3 2 2 3 2 5 4 3 3 4 3 4 1 3

Yanuar Tri 4 3 4 3 3 3 3 2 1 2 3 4 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 4 3 5 2 2

Dwi Arga 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2


(10)

Desi Tyas 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 4 2 3 1 1 3 4 4 1 4 5 2 2 3 4

Dana Putra 3 4 3 2 1 3 3 2 2 3 1 3 4 2 3 1 5 4 2 5 4 5 4 2 5 4 5

Fitrilia Anggraini 2 4 2 4 3 2 2 3 3 4 2 4 2 4 3 2 3 3 2 3 5 5 2 4 3 3 3

Feby Setyowati 2 2 2 3 3 3 4 2 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 4 3 3

28 29 30 31 32 3 3

34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 TOTAL

4 5 2 5 3 4 5 4 2 3 2 4 4 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 3 5 4 4 186

3 2 4 1 3 3 4 1 4 3 3 4 5 4 5 5 2 4 4 5 2 3 3 5 5 3 4 193

2 3 2 4 2 2 4 2 2 5 2 4 2 5 3 2 2 3 2 4 3 3 2 2 5 5 5 168

4 3 2 5 3 5 3 5 4 5 5 3 4 5 4 3 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 5 187

3 3 2 4 2 4 3 2 2 3 1 2 4 3 1 2 3 1 3 2 3 2 4 2 3 2 2 149

1 4 4 4 3 3 2 1 4 3 2 1 2 4 4 5 4 2 3 4 3 2 4 3 3 4 3 154

2 3 3 2 4 3 2 2 2 5 3 2 3 4 3 5 3 5 5 5 3 3 5 5 5 3 5 169

3 3 3 1 3 1 1 5 3 5 3 3 4 1 4 5 4 5 3 4 5 3 3 4 5 3 3 175

3 4 3 2 1 3 2 4 2 4 5 3 2 5 3 3 3 3 3 4 5 3 5 3 4 5 5 174


(11)

LAMPIRAN 4 PANDUAN

PANDUAN PELAKSANAAN MENURUNKAN STRESS AKADEMIK MELALUI TEKNIK STRESS INOCULATION TRAINING

SISWA KELAS XI SMP NEGERI 10 SALATIGA

Oleh :

Tiya Kusuma Wardani 132012024

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA


(12)

A. Pendahuluan

Stress Inoculation Training(SIT) adalah seperangkat pelatihan perilaku kognitif yang dirancang untuk membantu individu mengatasi stres.Stress inoculation training melatih suatu bentuk modifikasi perilaku kognitif yang dikembangkan oleh Meichenbaum(1993) yang melibatkan pendidikan, latihan dan aplikasi. Klien mempelajari peran berpikir dalam menciptakan stres dan diberikan seperangkat keterampilan untuk menghadapi situasi stres di masa depan.

B. Tujuan

Tujuan umum Stres Inoculation Training adalah untuk menurunkan stres akademik pada siswa kelas XI di SMP N 10 Salatiga

Tujuan khusus Stress Inoculation Training :

1) Subjek kelas XI SMP N 10 Salatiga dapat menurunkan stres akademik 2) Mengetahui signifikansi penurunan stress akademik melalui teknik stress

inoculation training pada subjek kelas XI SMP N 10 Salatiga

3) Setelah diberikannya Stress Inoculation Training dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari terutama pada bidang pendidikan.

C. Subjek

Subjek pemberian layanan Stress Inoculation Training pada siswa kelas XI SMP N 10 Salatiga.

D. Sistematika Kegiatan Dan Alokasi Waktu Kegiatan Stress Inoculation Training

Stress Inoculation Trainingdirancang dengan sistematika dan alokasi waktu sebagai berikut:

No

Komponen Stress

Inoculation Training

TahapKegiatan Waktu

1.

PengukuranAwal (Pertemuanke 1)


(13)

2.

Dasar Pemikiran

(Pertemuanke 2 = 40 menit)

1. Mengembangkanhubungan interpersonal (Rapport). 2. Menjelaskan tujuan dari stress

inoculation training

3. Menjelaskanstress akademik.

10 menit 15 menit 15 menit 3 Pemberian Informasi (Pertemuanke 3 =

40 menit)

1. Menjelaskan sifat dari reaksi 2. Menggambarkan reasksi pada suatu

situasi

3. Memberikan informasi tentang kegunaan keterampilan koping memberikan informasi tentang ketrampilan dan strategi koping..

10 menit 15 menit 15 menit 4. Praktek ketrampilan langsung bertindak (pertemuan ke 4 40

menit)

1. Mengumpulkan informasi yang objektif atau faktual tentang situasi stres

2. Mengidentifikasi cara mengurangi stres

3. Strategi coping paliatif 4. Metode relaksasi mental 5. Metode relaksasi fisik

10 menit 10 menit 10 menit 5 menit 5 menit 5. Praktek keterampilan coping kognitif (Pertemuanke 5 =

40 menit)

1. Mendeskripsikan 4 fase kognitif koping

2. Pemodelan mengatasi pikiran 3. Cara mengatasi pikiran 4. Praktek klien dari koping

10 menit 10 menit 10 menit 10 menit

6. Penerapan semua ketrampilan mengatasi situasi

(pertemuan ke 6 = 40 menit)

1. Pemodelan penerapan keterampilan koping

2. Aplikasi keterampilan koping dalam praktek imajinasi dan role play

20 menit 20 menit

7. Penerapan semua ketrampilan mengatasi situasi

dan pekerjaan rumah dan tindak

lanjut (pertemuan ke 7 =

40 menit)

1. Menjelaskan kegunaan mengatasi keterampilan di segala bidang kehidupan.

2. Mengevaluasi efektifitas stress inoculation trainng

3. Tindak lanjut (jika klien masih mengalami stress akademik

20 menit

20 menit

8. Pertemuan akhir (pertemuan ke 8 =

40 menit)


(14)

Pertemuan 2 Sesi 1: Pembentukankelompok

Kegiatan ini merupakan kegiatan awal pertemuan dalam pelatihan stress inoculation, tujuannya adalah agar terjadinya dinamika kelompok, di mana konselor dan konseli saling berkenalan satu sama lain sehingga terjalin ikatan dalam kelompok.

Sesi 2: Menjelaskan tujuan dari Stress Inoculation Training

Mempelajari peran berpikir dalam menciptakan stress dan diberikan seperangkat keterampilan untuk menghadapi situasi stres di masa depan

Sesi 3: Menjelaskan stress akademik

Menjelakan pengertian stress akademik . Stres akademik adalah stres yang

muncul karena adanya tekanan-tekanan untuk menunjukkan prestasi dan keunggulan dalam kondisi persaingan akademik yang semakin meningkat sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan (Alvin, 2007).

Pertemuan 3 Sesi 1: Menjelaskan sifat dari reaksi

Konselor menjelaskan beberapa jenis stress seperti kecemasa, permusuhan, rasa sakit. Penjelasan tersbut membantu klien untuk menyadari bahwa strategi coping harus darahkan pada perilaku dan proses kognitif. mereka akan berpikir tentang apa yang akan terjadi ketika mereka mrah seperti merasa dirinya itu benar, wajah akan terasa hangat dan mengalami napas yang lebih cepat.

Sesi 2: Menggambarkan reasksi pada suatu situasi

Menjelaskan reaksi klien sebagai rangkaian tahapan. Bagaimana reaksi ketika marah atau ketika mengalami stres akademik. Apa yang akan dilakukan. Apa reaksi fisiologis yang terjadi.


(15)

Strategi penanganan dirancang untuk membantu klien mengatasi perilaku untuk mengangani stres. Keterampilan coping digunakan untuk mengatasi pikiran pada klien dalam mengangani stres. Memberikan informasi apa saja strategi dan metode yang digunakan, seperti :

1. mengumpulkan informasi yang objektif atau faktual tentang situasi stres. 2. mengidentifikasi cara mengurangi stres.

3. strategi coping palliatif 4. metode relaksasi mental 5. metode relaksasi fisik.

Pertemuan 4

Sesi 1: Mengumpulkan informasi yang objektif atau faktual tentang situasi stres

Pengumpulan informasi obejektif atau faktual tentang situasi stres dapat membantu klien mengevaluasi situasi lebih realistis. Proses assesment sangat membantu dalam mengumpulkan informasi..

Sesi 2: Mengidentifikasi cara mengurangi stres

Mengidentifikasi rute melarikan diri adalah cara untuk membantu klien mengatasi stres sebelum klien melakukan tindakan fisik seperti memukul dirinya sendiri atau bisa saja memukul orang lain atau juga dapat melakukan tindakan fisik lainnya. Strategi mengatasi ini dapat membantu klien belajar untuk mengidentifikasi isyarat yang menimbulkan kekerasan fisik atau verbal dan mengambil beberapa tindakan pencegahan sebelum terjadi hal yang fatal. Melarikan diri atau pencegahan rute ini bisa hal-hal yang sangat sederhana bahwa klien dapat lakukan untuk mencegah kehilangan kontrol dalam situasi tersebut. Klien mungkin bisa menghindari meninggalkan ruangan, atau berbicara tentang sesuatu yang lucu.


(16)

Sesi 3: Srategi Koping Palliative

Konselor melatih ketrampilan coping paliative emosional terutama ketika klien mengalami stres yang tidak terkendali.

Sesi 4: Metode relaksasi mental

Teknik relaksasi mental melibatkan teknik pengalihan perhatian. klien yang sedang marah dapat mengendalikan kemarahan mereka dengan berkonsentrasi pada pemecahan masalah, berpikir tentang lelucon atau berpikir tentang sesuatu yang positif tentang diri mereka sediri. beberapa orang menemukan bahwa relaksasi mental lebih berhasil ketika mereka menggunakan citra fantasi. Umumnya, citra sebagai metode coping membantu klien pergi pada perjalanan fantasi bukan berfokus pada stres, provokasi, atau rasa sakit.

Sesi 5: Metode relaksasi fisik

Metode relaksasi fisik sangat berguna untuk klien yang melaporkan komponen fisiologis kecemasan dan kemarahan, seperti telapak tangan berkeringat, napas cepat atau detak jantung, atau mual. relaksasi fisik juga strategi penanggulangan sangat membantu untuk mengontrol rasa sakit, karena ketegangan tubuh akan meningkatkan sensasi nyeri. relaksasi fisik dapat didukung oleh berbagai strategi seperti teknik pernapasan, relaksasi otot, meditasi dan latihan.

Masing-masing strategi langsung pertama harus menjelaskan kepada klien, dengan pembahasan tujuan dan prosedur. Jumlah strategi tindakan langsung digunakan oleh klien akan tergantung pada intensitas reaksi, sifat stres klien. Dengan bantuan pembantu ini, klien harus berlatih menggunakan setiap keterampilan agar mampu menerapkannya dalam simulasi dan dalam situasi.

Pertemuan 5 Sesi 1: Mendeskripsikan 4 fase kognitif coping


(17)

benar berurusan dengan situasi. Ketiga menghadapi apa pun yang terjadi selama situasi yang benar-benar memprovokasi. Setelah situasi, klien belajar untuk mendorong diri Anda untuk berurusan dengan perasaan dengan cara yang tidak menyakitkan.

Sesi 2: Pemodelan mengatasi pikiran

Dirangkum untuk masing-masing empat fase mengatasi: mempersiapkan situasi, menghadapi situasi, mengatasi saat-saat kritis, dan memperkuat diri untuk menghadapi.

Sesi 3: Cara mengatasi pikiran klien

Konselor harus mendorong klien untuk "mencoba" dan menyesuaikan pikiran dengan cara apa pun yang dialami oleh klien.

Sesi 4: Praktek klien dari coping

Disini konselor dapat mengatakan sesuatu seperti ini:

“Pertama, saya ingin Anda untuk berlatih menggunakan pikiran-pikiran mengatasi. Ini akan membantu Anda terbiasa dengan kata-kata dan ide-ide untuk mengatasi. Selanjutnya, mari kita berlatih pikiran-pikiran mengatasi dalam urutan di mana akan menggunakannya ketika menerapkan untuk situasi nyata, jadi saya akan menggunakan pernyataan yang membantu saya mempersiapkan diri untuk situasi mengatasi, seperti "saya tahu jenis situasi biasanya mengganggu saya, tapi saya punya rencana sekarang menanganinya” atau “aku akan bisa mengendalikan amarah saya bahkan jika situasi ini . "Aku akan mengatasi sehingga saya bisa mengatasinya. Aku mungkin mengatakan sesuatu untuk diriku seperti "hanya tetap tenang. Ingat yang aku hadapi. Jangan tersinggung "atau" tidak bereaksi berlebihan. Tenang saja."

Pertemuan 6 Sesi 1: Pemodelan penerapan ketrampilan koping

Koselor harus pertama memodelkan bagaimana klien dapat menerapkan keterampilan yang baru diperoleh ketika menghadapi situasi stres. di sini adalah contoh dari demonstrasi pembantu dari proses ini dengan klien. Akan lebih baik mulai menggunakan metode relaksasi untuk tetap tenang dan menggunakan pikiran berupaya untuk mempersiapkan diri untuk menangani situasi ini secara konstruktif.


(18)

Sesi 2: Aplikasi ketrampilan koping dalam praktek imajinasi dan role play

Setelah pemodelan konselor, klien harus berlatih urutan serupa dari kedua aksi langsung dan keterampilan koping kognitif. praktek dapat terjadi dalam dua cara: imajinasi dan role play, berguna untuk klien berlatih keterampilan coping sambil membayangkan situasi masalah terkait. praktek ini dapat diulang sampai klien merasa sangat nyaman dalam menerapkan strategi mengatasi situasi dibayangkan. maka klien dapat pratik keterampilan menghadapi bantuan pembantu di role play dari situasi masalah. praktek bermain peran harus mirip dengan situasi perjumpaan klien. misalnya, klien marah kita bisa mengidentifikasi situasi tertentu dan orang-orang dengan siapa ia kemungkinan besar untuk meledakkan atau kehilangan kontrol. klien dapat membayangkan setiap situasi (dimulai dengan yang paling dikelola) dan membayangkan menggunakan keterampilan koping. kemudian klien dapat melatih keterampilan mengatasi dalam bermain peran.

Pertemuan 7

Sesi 1: Menjelaskan kegunaan mengatasi ketrampilan di segala bidang kehidupan

Strategi harus membantu mencegah masalah di masa depan dalam kehidupan.

Sesi 2: Mengevaluasi efektifitas stress inoculation training

Mengevaluasi terhadap keterampilan-keterampilan yang telah diajarkan secara keseluruhan


(19)

LAMPIRAN 5


(20)

LAMPIRAN 6


(1)

Strategi penanganan dirancang untuk membantu klien mengatasi perilaku untuk mengangani stres. Keterampilan coping digunakan untuk mengatasi pikiran pada klien dalam mengangani stres. Memberikan informasi apa saja strategi dan metode yang digunakan, seperti :

1. mengumpulkan informasi yang objektif atau faktual tentang situasi stres.

2. mengidentifikasi cara mengurangi stres.

3. strategi coping palliatif

4. metode relaksasi mental

5. metode relaksasi fisik.

Pertemuan 4

Sesi 1: Mengumpulkan informasi yang objektif atau faktual tentang situasi stres Pengumpulan informasi obejektif atau faktual tentang situasi stres dapat membantu klien mengevaluasi situasi lebih realistis. Proses assesment sangat membantu dalam mengumpulkan informasi..

Sesi 2: Mengidentifikasi cara mengurangi stres

Mengidentifikasi rute melarikan diri adalah cara untuk membantu klien

mengatasi stres sebelum klien melakukan tindakan fisik seperti memukul dirinya

sendiri atau bisa saja memukul orang lain atau juga dapat melakukan tindakan

fisik lainnya. Strategi mengatasi ini dapat membantu klien belajar untuk

mengidentifikasi isyarat yang menimbulkan kekerasan fisik atau verbal dan

mengambil beberapa tindakan pencegahan sebelum terjadi hal yang fatal.

Melarikan diri atau pencegahan rute ini bisa hal-hal yang sangat sederhana bahwa

klien dapat lakukan untuk mencegah kehilangan kontrol dalam situasi tersebut.

Klien mungkin bisa menghindari meninggalkan ruangan, atau berbicara tentang

sesuatu yang lucu.


(2)

Sesi 3: Srategi Koping Palliative

Konselor melatih ketrampilan coping paliative emosional terutama ketika

klien mengalami stres yang tidak terkendali.

Sesi 4: Metode relaksasi mental

Teknik relaksasi mental melibatkan teknik pengalihan perhatian. klien

yang sedang marah dapat mengendalikan kemarahan mereka dengan

berkonsentrasi pada pemecahan masalah, berpikir tentang lelucon atau berpikir

tentang sesuatu yang positif tentang diri mereka sediri. beberapa orang

menemukan bahwa relaksasi mental lebih berhasil ketika mereka menggunakan

citra fantasi. Umumnya, citra sebagai metode coping membantu klien pergi pada

perjalanan fantasi bukan berfokus pada stres, provokasi, atau rasa sakit.

Sesi 5: Metode relaksasi fisik

Metode relaksasi fisik sangat berguna untuk klien yang melaporkan

komponen fisiologis kecemasan dan kemarahan, seperti telapak tangan

berkeringat, napas cepat atau detak jantung, atau mual. relaksasi fisik juga strategi

penanggulangan sangat membantu untuk mengontrol rasa sakit, karena

ketegangan tubuh akan meningkatkan sensasi nyeri. relaksasi fisik dapat didukung

oleh berbagai strategi seperti teknik pernapasan, relaksasi otot, meditasi dan

latihan.

Masing-masing strategi langsung pertama harus menjelaskan kepada klien,

dengan pembahasan tujuan dan prosedur. Jumlah strategi tindakan langsung

digunakan oleh klien akan tergantung pada intensitas reaksi, sifat stres klien.

Dengan bantuan pembantu ini, klien harus berlatih menggunakan setiap

keterampilan agar mampu menerapkannya dalam simulasi dan dalam situasi.

Pertemuan 5 Sesi 1: Mendeskripsikan 4 fase kognitif coping

Ada empat fase yang penting dalam pembelajaran untuk menggunakan mengatasi pikiran. Pertama adalah bagaimana klien menafsirkan situasi awalnya, dan bagaimana klien berpikir tentang menanggapi atau mempersiapkan untuk menanggapi. Kedua


(3)

benar-benar berurusan dengan situasi. Ketiga menghadapi apa pun yang terjadi selama situasi yang benar-benar memprovokasi. Setelah situasi, klien belajar untuk mendorong diri Anda untuk berurusan dengan perasaan dengan cara yang tidak menyakitkan.

Sesi 2: Pemodelan mengatasi pikiran

Dirangkum untuk masing-masing empat fase mengatasi: mempersiapkan situasi, menghadapi situasi, mengatasi saat-saat kritis, dan memperkuat diri untuk menghadapi.

Sesi 3: Cara mengatasi pikiran klien

Konselor harus mendorong klien untuk "mencoba" dan menyesuaikan pikiran dengan cara apa pun yang dialami oleh klien.

Sesi 4: Praktek klien dari coping

Disini konselor dapat mengatakan sesuatu seperti ini:

“Pertama, saya ingin Anda untuk berlatih menggunakan pikiran-pikiran mengatasi. Ini akan membantu Anda terbiasa dengan kata-kata dan ide-ide untuk mengatasi. Selanjutnya, mari kita berlatih pikiran-pikiran mengatasi dalam urutan di mana akan menggunakannya ketika menerapkan untuk situasi nyata, jadi saya akan menggunakan pernyataan yang membantu saya mempersiapkan diri untuk situasi mengatasi, seperti "saya tahu jenis situasi biasanya mengganggu saya, tapi saya punya rencana sekarang menanganinya” atau “aku akan bisa mengendalikan amarah saya bahkan jika situasi ini . "Aku akan mengatasi sehingga saya bisa mengatasinya. Aku mungkin mengatakan sesuatu untuk diriku seperti "hanya tetap tenang. Ingat yang aku hadapi. Jangan tersinggung "atau" tidak bereaksi berlebihan. Tenang saja."

Pertemuan 6 Sesi 1: Pemodelan penerapan ketrampilan koping

Koselor harus pertama memodelkan bagaimana klien dapat menerapkan keterampilan yang baru diperoleh ketika menghadapi situasi stres. di sini adalah contoh dari demonstrasi pembantu dari proses ini dengan klien. Akan lebih baik mulai menggunakan metode relaksasi untuk tetap tenang dan menggunakan pikiran berupaya untuk mempersiapkan diri untuk menangani situasi ini secara konstruktif.


(4)

Sesi 2: Aplikasi ketrampilan koping dalam praktek imajinasi dan role play

Setelah pemodelan konselor, klien harus berlatih urutan serupa dari kedua aksi langsung dan keterampilan koping kognitif. praktek dapat terjadi dalam dua cara: imajinasi dan role play, berguna untuk klien berlatih keterampilan coping sambil membayangkan situasi masalah terkait. praktek ini dapat diulang sampai klien merasa sangat nyaman dalam menerapkan strategi mengatasi situasi dibayangkan. maka klien dapat pratik keterampilan menghadapi bantuan pembantu di role play dari situasi masalah. praktek bermain peran harus mirip dengan situasi perjumpaan klien. misalnya, klien marah kita bisa mengidentifikasi situasi tertentu dan orang-orang dengan siapa ia kemungkinan besar untuk meledakkan atau kehilangan kontrol. klien dapat membayangkan setiap situasi (dimulai dengan yang paling dikelola) dan membayangkan menggunakan keterampilan koping. kemudian klien dapat melatih keterampilan mengatasi dalam bermain peran.

Pertemuan 7

Sesi 1: Menjelaskan kegunaan mengatasi ketrampilan di segala bidang kehidupan Strategi harus membantu mencegah masalah di masa depan dalam kehidupan.

Sesi 2: Mengevaluasi efektifitas stress inoculation training

Mengevaluasi terhadap keterampilan-keterampilan yang telah diajarkan secara keseluruhan


(5)

LAMPIRAN 5


(6)

LAMPIRAN 6


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kemandirian dengan Stress Akademik pada Mahasiswa yang Merantau di Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kesulitan Belajar Persamaan Garis Lurus pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 5 Salatiga

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsepsi Siswa tentang Teorema Pythagoras Kelas VIII SMP Negeri 10 Salatiga

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Stres Akademik Melalui Teknik Stress Inoculation Training Siswa Kelas XI C SMP Negeri 10 Salatiga T1 132012024 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Stres Akademik Melalui Teknik Stress Inoculation Training Siswa Kelas XI C SMP Negeri 10 Salatiga T1 132012024 BAB II

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Stres Akademik Melalui Teknik Stress Inoculation Training Siswa Kelas XI C SMP Negeri 10 Salatiga T1 132012024 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Stres Akademik Melalui Teknik Stress Inoculation Training Siswa Kelas XI C SMP Negeri 10 Salatiga T1 132012024 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Stres Akademik Melalui Teknik Stress Inoculation Training Siswa Kelas XI C SMP Negeri 10 Salatiga

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Program Pelatihan Emotional Literacy pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konformitas Negatif dengan Tindakan Vandalisme pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Salatiga

0 1 14