Relevansi Informasi Laporan Keuangan Cash Modified Basis: Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Status Financial Distress Pemerintah Daerah di Indonesia.

(B. Ekonomi)
Relevansi Informasi Laporan Keuangan Cash Modified Basis: Kemampuan Rasio Keuangan
dalam Memprediksi Status Financial Distress Pemerintah Daerah di Indonesia
Kata kunci: status financial distress, nilai relevan, laporan keuangan pemerintah daerah, rasio keuangan,
discriminant analysis, dan nilai prediksi
Sutopo, Bambang; Rahmawati; Sutaryo
Fakultas Ekonomi UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Fundamental, 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model prediksi status financial distress pemerintah
daerah dengan menggunakan rasio keuangan atas laporan keuangan pemerintah daerah. Model
penguijian prediksi ini merupakan pengujian atas nilai relevansi informasi dalam laporan keuangan
pemerintah daerah sebagaimana termaksud dalam paragraph (9) Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintah (PSAP) Nomor 1 Tentang Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah. Rasio keuangan yang
digunakan terdiri dari empat belas rasio yang dapat dikelompokkan ke dalam 4 kategori, yaitu;
profitability ratio, liquidity ratio, performance ratio, dan capital structure ratio. Kontribusi penelitian ini
adalah penyediaan bukti terkait nilai relevan informasi dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
Penelitian sejenis masih relatif terbatas sehingga nilai relevan informasi atas LKPD menjadi penting untuk
dikaji agar dapat memperkaya bukti empiris dan teori dalam bidang akuntasi sektor publik (pemerintah).
Selain itu, kontribusi penelitian ini adalah penyediaan model prediksi financial distress pemerintah
daerah yang dapat menghasilkan informasi sebagai tanda peringatan dini bagi pemerintah daerah dalam
hal kesulitan keuangan sehingga pemerintah daerah dapat menentukan kebijakan keuangan untuk
mengatasi kemungkinan kesulitan keuangan yang dimaksud.

Untuk tujuan penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan data laporan keuangan (LKPD) seluruh
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Indonesia tahun 2005-2010 sejumlah 2998 yang diperoleh dari
Badan Pemeriksa keuangan (BPK) Republik Indoensia. Setelah dilakukan identifikasi LKPD tersebut,
sejumlah 547 observasi memenuhi kriteria dalam porpusive sampling sebagai sampel penelitian. Sampel
tersebut dibagi menjadi dua sampel, yaitu 447 sebagai analysis sample untuk pembentukan model dan
100 sebagai holdout sample untuk pengujian ketepatan prediksi. Dalam pengujian kemampuan prediksi
status financial distress pemerintah daerah, penelitian ini menggunakan discriminant analysis dengan
kerangka waktu dua tahun setelah tahun pelaporan keuangan pemerintah daerah.
Hasil analisis data pada analysis sample dengan discriminant analysis mengindikasikan bahwa model
diskriminan yang dikembangkan layak (fit) untuk digunakan sebagai model prediksi dengan bukti Nilai
wilks’ lamda adalah 0,964 dengan nilai chi-square adalah sebesar 16,912 serta nilai signifikansi 0,000.
Hasil analisis juga mengindikasikan bahwa tingkat kemampuan prediksi model atas status financial
distress pemerintah daerah adalah sebesar 75,8% (di atas batas minimal tingkat prediksi yang sebesar
75%). Dengan demikian model yang dikembangkan mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk
memprediksi status financial distress pemerintah daerah. Selain itu, hasil analisis menunjukkan 2 (dua)
rasio (WCR dan ORTA) dari 14 rasio keuangan dalam penelitian dapat digunakan sebagai variabel
persamaan diskriminan. Sementara itu, pada holdout sample, hasil menunjukkan bahwa dari 100
observasi, 76 dapat diprediksi secara tepat, sedang sisanya sebanyak 24 diprediksi secara tidak tepat.
Hasil ini mengindikasikan bahwa ketepatan model yang dikembangkan dalam penelitian adalah sebesar
76% yang lebih tinggi dari batas minimal ketepatan yaitu 75%. Hasil penelitian secara keseluruhan

mengindikasikan bahwa informasi dalam laporan keuangan pemerintah daerah yang dinyatakan lewat

rasio keuangan daerah mempunyai nilai relevan untuk digunakan oleh pengguna laporan keuangan
pemerintah daerah sebagai dasar atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomis.
Penelitian ini dilakukan dengan keterbatasan, seperti; penelitian ini tidak mengeluarkan LKPD dengan
opini adverse dan disclamer dan penelitian ini tidak membandingkan laporan keuangan pemerintah
daerah yang disusun dengan cash modified basis dan full accrual basis. Penelitian berikutnya dapat
memperluas periode sampel atau observasi agar dapat mengurangi keterbatasan penelitian.