UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2015/2016).

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN
KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE
(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening
Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2015-2016)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh
Hani Nurhanifah
1105356

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015


UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN
KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE
(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening
Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2015-2016)

Oleh
Hani Nurhanifah

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini

© Hani Nurhanifah
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, dengan cetak
ulang, difoto copy atau cara lainnya tanpa izin


UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN
KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE
(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening
Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2015/2016) 1

Hani Nurhanifah2
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Departemen Pedagogik
Fakultas Imu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini di latar belakangi oleh masih rendahnya kemampuan berhitung pada anak
kelompok B di TK Tunas Karya Cibening, disebabkan kurangnya media pembelajaran
yang mendukung, dan metode pembelajaran masih menggunakan metode ceramah tanpa
melibatkan keaktifan anak secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan berhitung anak melalui kegiatan meronce. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan melalui

dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua tindakan. Subjek penelitian
adalah anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening yang berjumlah 12 orang anak yang
terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan 5 orang anak perempuan. Hasil penelitian
menyatakan, bahwa kemampuan berhitung anak pada prasiklus, anak pada kategori
kurang (K) sebanyak 7 anak (58%), anak kategori cukup (C) sebanyak 3 anak (25%), dan
pada kategori baik (B) sebanyak 2 anak (17%). Akhir siklus I anak pada kategori kurang
(K) sebanyak 3 anak (25%), anak kategori cukup (C) sebanyak 4 anak (33%), dan anak
pada kategori baik (B) sebanyak 5 anak (42%), dan akhir siklus 2 mengalami peningkatan
yaitu anak pada kategori kurang (K) menjadi tidak ada dengan presentasi 0%, anak pada
kategori cukup (C) sebanyak 3 anak (25%), dan anak pada kategori baik (B) sebanyak 9
anak (75%). Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa melalui
kegiatan meronce dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. Rekomendasinya
bagi penelitian ini adalah bagi guru dan kepala sekolah dapat menggunakan kegiatan
meronce ini sebagai salah satu aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
berhitung anak.

Kata Kunci: Kemampuan Berhitung, Kegiatan Meronce

1


Skripsi ini dibimbing oleh Ali Nugraha, M.Pd dan dr. Nur Faizah R, M,Kes

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Mahasiswa Prodi Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) FIP UPI angkatan 2011

STRATEGY TO IMPROVE NUMERACY SKILL OF KINDERGARTEN
STUDENTS THROUGH MERONCE ACTIVITY
(Classroom Action Research on students in the Group B of Tunas Karya
Cibening Kindergarten, Bungursari-Purwakarta Subdistrict Academic Year
2015/2016) 1
Hani Nurhanifah2
Early Childhood Teacher Education Study Program
Department of Pedagogy
Faculty of Educational Sciences

Indonesia University of Education
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to investigate the numeracy skill of kindergarten students through
meronce activity. This aims occurred because of some problems such as the lack
of the students’ numeracy skill in the group B of Tunas Karya Cibening
Kindergarten which was caused by the less of appropriate teaching media and the
method of teaching activity was still using conventional approach without
involving the students’ engagement in the teaching and learning process.
Classroom action research was used as the method of this study. This study was
conducted in two cycles. Each cycle consists of two steps. Twelve students in the
group B of Tunas Karya Cibening Kindergarten which consist of seven male
students and five female students were involved. The results revealed that there
were the differences percentages in the each level of the students’ numeracy skill
of each cycle. In the pre-cycle, there were seven students (58%) of low level
achievement, three students (25%) of middle level achievement, and two students
(17%) of high level achievement. In addition to this, the end of the first cycle
showed that there were three students (58%) of low level achievement, four
students (25%) of middle level achievement, and five students (17%) of high level
achievement. Moreover, there was the increasing percentage in the end of second

cycle. There were not students in the low level achievement (0%), it also found
that there were three students (25%) in the category of middle level achievement,
whereas nine students (75%) were in the high level achievement. It can be
concluded that meronce activity can increase the students’ numeracy skill. Thus, it
was recommended for the teachers and the headmaster to use the activity as one of
the learning activity in order to improve the students’ numeracy skill.
Keywords: Numeracy skill, Meronce activity

1

This research paper was supervised by Ali Nugraha, M.Pd and dr. Nur Faizah R,
M,Kes
Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Student of Early Childhood Teacher Education in Faculty of

Sciences in Indonesia University of Education 2011

Educational

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL
HAK CIPTA
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PENGUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................

i


ABSTRAK ....................................................................................................

ii

ABSTRACT ..................................................................................................

iii

UCAPAN TERIMA KASIH..........................................................................

iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................

vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................

vii


DAFTAR TABEL .........................................................................................

xi

DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1


A. Latar Belakang ..................................................................................

1

B. Rumusan Masalah .............................................................................

5

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................

5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................

5

E. Struktur Organisasi Skripsi ...............................................................

6


BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................

8

A. Konsep Berhitung .............................................................................

8

1. Pengertian Matematika ..............................................................

8

2. Hakikat Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini ..................

9

3. Berhitung ...................................................................................

10

4. Tujuan Berhitung di TK .............................................................

13

5. Tahapan Berhitung .....................................................................

14

6. Prinsip-prinsip Berhitung ...........................................................

17

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Manfaat Pengenalan Berhitung ..................................................

18

8. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berhitung pada
Anak ..........................................................................................

19

B. Meronce ............................................................................................

19

1. Definisi Meronce .......................................................................

19

2. Fungsi Meronce .........................................................................

20

3. Tahapan Meronce ......................................................................

21

4. Bahan-bahan Meronce ...............................................................

22

5. Aspek Meronce ..........................................................................

23

6. Tujuan Meronce .........................................................................

24

C. Penelitian yang Relavan ....................................................................

25

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................

27

A. Desain Penelitian ...............................................................................

27

B. Partisipan dan Tempat Penelitian .....................................................

32

C. Penjelasan Istilah ..............................................................................

32

D. Instrumen Penelitian .........................................................................

34

E. Prosedur Penelitian ...........................................................................

37

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................

44

1. Observasi ..................................................................................

44

2. Catatan Lapangan ......................................................................

50

3. Studi Dokumentasi .....................................................................

50

G. Analisis Data ....................................................................................

50

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ................................................

53

A. Temuan ............................................................................................

53

1. Kemampuan Berhitung Anak Kelompok B TK Tunas Karya
Cibening Sebelum Penerapan Kegiatan Meronce ....................

53

2. Siklus I .......................................................................................

58

a. Siklus I Tindakan I .............................................................

58

1). Perencanaan Pembelajaran ............................................

58

2). Pelaksanaan Pembelajaran ..............................................

59

3). Observasi ........................................................................

62

4). Refleksi ...........................................................................

62

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Siklus I Tindakan II ............................................................

63

1). Perencanaan Pembelajaran .............................................

63

2). Pelaksanaan Pembelajaran .............................................

64

3). Observasi ........................................................................

68

4). Refleksi ...........................................................................

68

3. Siklus II ......................................................................................

75

a. Siklus II Tindakan I ............................................................

75

1). Perencanaan Pembelajaran ...........................................

75

2). Pelaksanaan Pembelajaran ............................................

76

3). Observasi ......................................................................

78

4). Refleksi .........................................................................

79

b. Siklus II Tindakan II ...........................................................

80

1). Perencanaan Pembelajaran ...........................................

80

2). Pelaksanaan Pembelajaran ..........................................

80

3). Observasi .....................................................................

82

4). Refleksi ......................................................................

82

4. Peningkatan Kemampuan Berhitung pada Anak Kelompok B
TK Tunas Karya Cibening Setelah penerapan Melalui
Kegiatan Meronce ....................................................................

87

B. Pembahasan ....................................................................................

90

1. Kemampuan Berhitung Anak Kelompok B TK Tunas Karya
Cibening Sebelum Penerapan Kegiatan Meronce .....................

90

2. Implementasi Kegiatan Meronce Dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berhitung Anak Kelompok B di TK Tunas Karya
Cibening .....................................................................................

91

3. Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Kelompok B \TK
Tunas Karya Cibening Setelah Penerapan Kegiatan Meronce
..................................................................................................

94

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...........................................

96

A. Simpulan ...........................................................................................

96

B. Rekomendasi ....................................................................................

97

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

99

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL
hal
3.1 Data Murid TK Tunas Karya Cibening Kelompok B yang Menjadi
Subyek Penelitian ..................................................................................

32

3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berhitung Anak Taman Kanak- kanak Melalui Kegiatan Meronce
Pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening ..............................

34

3.3 Lembar Daftar Ceklis Pengamatan Kemampuan Berhitung Anak
Taman Kanak-kanak Melalui Kegiatan Meronce ...................................

45

3.4 Instrumen Penelitian Kemampuan Berhitung Anak Taman Kanakkanak Melalui Kegiatan Meronce Pada Anak Kelompok B TK Tunas
Karya Cibening ................................................................................
3.5 Pedoman Observasi Guru Kemampuan Berhitung Anak Taman Kanak-

47

kanak Melalui Kegiatan Meronce Pada Anak Kelompok B TK Tunas
Karya Cibening ................................................................................

49

4.1 Hasil Kemampuan Awal Berhitung Anak (Pra Siklus) ...........................

53

4.2 Kemampuan Berhitung Anak pada Pra Siklus .........................................

55

4.3 Hasil Kemampuan Berhitung Setiap Anak pada Akhir Siklus I ..............

70

4.4 Kemampuan Berhitung Anak pada Akhir Siklus I ..................................

71

4.5 Hasil Kemampuan Berhitung Setiap Anak pada Akhir Siklus II ...........

83

4.6 Hasil Perkembangan Berhitung Anak Akhir siklus II ............................

84

4.7 Presentase kemampuan berhitung anak melalui kegiatan meronce ........

88

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM
hal
4.1 Kemampuan Berhitung Anak pada Observasi Awal (Pra Siklus) ..............

54

4.2 Kemampuan Berhitung Anak pada Akhir Siklus I .....................................

71

4.3 Kemampuan Berhitung Anak pada Akhir Siklus II ...................................

84

4.4 Kemampuan Berhitung Anak Pada Setiap Siklus ......................................

89

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR
hal
3.1 Siklus Kemmis dan Mc Taggart ................................................................

31

4.1 Media Meronce Manik-manik Siklus I Tindakan I ....................................

59

4.2 Aktivitas menghubungkan benda konkrit dengan lambang bilangan ........

61

4.3 Media Manik-manik Siklus I Tindakan II ..................................................

64

4.4 Aktivitas berhitung anak berlomba memasukkan jumlah manik-manik
sesuai dengan perintah dari guru ...............................................................

66

4.5 Aktivitas berlomba operasi bilangan dengan manik-manik .......................

67

4.6 Media Kegiatan Meronce Siklus II Tindakan I ..........................................

75

4.7 Aktivitas anak menghubungkan jumalah manik-manik 1-5 dengan
lambang bilangan pada tali roncean ..........................................................

77

4.8 Media meronce angka siklus II Tindakan I ................................................

80

4.9 Aktivitas anak meronce dengan lambang bilangan 1-10 ...........................

81

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
2. Data Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Berhitung Anak
4. Lembar Daftar Ceklis Kemampuan Berhitung Anak
5. Lembar Daftar Ceklis Aktivitas Guru
6. Data Hasil Observasi Siklus I, dan Siklus II
7. Catatan Lapangan
8. SK Pembimbing
9. Data Bimbingan Skripsi
10. Surat Ijin Penelitian di TK Tunas Karya Cibening
11. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
12. Surat Pengantar Validasi
13. Lembar Judgement Instrumen
14. Lembar Revisi Sidang
15. Dokumentasi Penelitian

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan prasekolah secara formal diwujudkan dalam pendidikan
Taman Kanak-kanak (TK), yang pada hakikatnya bertujuan untuk membantu
meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan,
keterampilan,

dan

daya

cipta

yang

diperlukan

oleh

anak

didik

(Sujiono,2008,hlm.22). Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang RI
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 ayat 3,
menyatakan bahwa
“Taman kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada
jalur formal. Tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan
memperkenalkan berbagai pengetahuan, nilai agama, moral, sosial,
emosional, dan keterampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar di
Sekolah Dasar”.
Berdasarkan dari pendapat di atas, lembaga pendidikan TK dianggap
penting karena usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan
masa peka dan hanya datang sekali. Masa peka adalah masa terjadinya
kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang
diberikan oleh lingkungan (Agustin,2011,hlm.6). Upaya pengembangan ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui permainan.
Penyelidikan Vygotsky (dalam Montolalu dkk,2009,hlm.15) membenarkan
adanya hubungan erat antara bermain dan perkembangan kognitif.
Salah satu upaya dalam pengembangan kogitif adalah melalui
pengembangan matematika. Istilah yang dikenal dalam pengembangan
kognitif diantaranya: pengembangan daya pikir, atau ada juga yang
menyebutkan sebagai

pengembangan kecerdasan logika matematika.

Kegiatan pengembangan matematika untuk anak usia dini dirancang agar
anak mampu mengembangkan kemampuan berpikir, mendorong anak untuk
mengembangkan berbagai potensi intelektual yang dimilikinya serta dapat
dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan berbagai sikap dan perilaku
positif dalam rangka meletakkan dasar-dasar kepribadian sedini mungkin
Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

seperti sikap kritis, ulet, mandiri, ilmiah, rasional, dan lain sebagainya.
Matematika bagi anak usia dini merupakan salah satu cara bagi anak untuk
menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika yang
memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada saat mendatang yang
menekankan

pada

kemampuan

memecahkan

masalah

(Sriningsih,2008,hlm.1).
Salah satu bagian dari matematika adalah berhitung. Berhitung
merupakan dasar dari beberapa ilmu yang digunakan dalam kehidupan seharihari seperti penambahan, pengurangan, pembagian, ataupun perkalian. Untuk
anak usia dini dapat menambah dan mengurangi serta membandingkan sudah
sangat

baik

setelah

anak

memahami

bilangan

dan

angka

(Suyanto,2005,hlm.73). Sesuai dengan Permendikbud No.137 tahun 2014
tentang standar nasional pendidikan anak usia dini, dalam standar tingkat
pencapaian perkembangan anak kelompok usia 4-6 tahun, bahwa lingkup
perkembangan kognitif khususnya bagian berpikir simbolik terdapat beberapa
tingkat pencapaian perkembangan, diantaranya :
“(1) membilang banyak benda 1-10; (2) mengenal konsep bilangan;
(3) mengenal lambang bilangan; (4) menyebutkan lambang bilangan 1-10; (5)
menggunakan lambang bilangan untuk berhitung; (6) mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan.”
Pembelajaran

hitung-menghitung

di

TK

menurut

Sriningsih

(2008,hlm.32) bertujuan untuk mengembangkan pemahaman anak terhadap
bilangan dan operasi bilangan melalui proses eksplorasi dengan benda-benda
konkret. Eksplorasi melalui benda kokoh bagi anak dalam mengembangkan
kemampuan matematika pada tahap selanjutnya. Untuk itu guru secara
bertahap memberikan pengalaman belajar yang dapat menggantikan bendabenda konkret dengan alat-alat yang dapat mengantarkan anak pada
kemampuan berhitung secara mental (abstrak). Berhitung di TK diharapkan
tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan
mental, sosial, emosional. Oleh karena itu di dalam pelaksanaannya berhitung
di TK dilakukan secara menarik dan bervariasi. Maka dari itu diperlukan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak TK.

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di Kelompok
B TK Tunas Karya Cibening, pada kenyataannya kemampuan berhitung
peserta didik di TK tersebut masih terbilang rendah. Oleh karena itu harus
diupayakan cara untuk meningkatkan hasil belajar berhitung anak TK.
Permasalahan yang terjadi di TK Tunas Karya, dalam kemampuan berhitung
seperti terdapat beberapa anak yang masih salah dalam menyebutkan lambang
bilangan dari 1-10, menyebutkan urutan secara mundur dari 10-1,
menyebutkan bilangan sebelumnya dan menyebutkan bilangan sesudahnya,
selain itu kemampuan dalam mengenal lambang bilangan, masih ada
beberapa anak yang masih bingung ketika diminta untuk menunjukkan
jumlah benda yang sesuai dengan bilangan, dan masih sering salah ketika
anak mengerjakan

penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan

benda ke lambang bilangan. Hal ini terjadi dikarenakan guru dalam
menyampaikan pembelajaran matematika kurang inovatif dan kreatif masih
menggunakan metode ceramah, dan pembelajaran matematika hanya
dilakukan melalui kegiatan berhitung 1-10 dan menulis angka-angka yang
dimulai dari 1-10 melalui buku lembaran kerja anak (LKA) yang disediakan
oleh pihak sekolah. Dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
masih kurang unsur bermainnya sesuai dengan karakteristik anak TK yang
masih senang bermain, maka diperlukan suatu kegiatan pembelajaran dalam
bentuk permainan.
Hambatan dalam berhitung yang terjadi pada anak TK Tunas Karya
ini, tentunya perlu diatasi sedini mungkin agar hambatan yang terjadi tidak
terus berkembang. Sehingga diharapkan nantinya anak akan memiliki
kesiapan dalam mengikuti pembelajaran matematika yang sesungguhnya di
Sekolah Dasar (SD). Untuk mengatasi kemampuan berhitung ini diperlukan
suatu pembelajaran yang menarik bagi anak.
Aktivitas pembelajaran behitung yang akan digunakan dalam
mengatasi masalah kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Tunas
Karya Cibening yaitu dengan kegiatan meronce. Meronce adalah kegiatan
pengembangan motorik halus di TK, kegiatan menguntai dengan membuat
untaian dari bahan-bahan yang berlubang disatukan dengan tali atau benang
Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

(Sumantri, 2005,hm.151). Adapun teknik meronce menurut Nurhadiyat dan
Prayitno (2005,hlm.172) dapat dengan cara merangkai dalam seutas tali,
menempel-nempel menggunakan lem atau membuat kaitan menggunakan
kawat kecil. Kegiatan meronce ini bisa menjadi salah satu aktivitas
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak, karena dalam
kegiatan meronce terdapat kegiatan memasukkan benda ke dalam seutas tali,
disini anak dapat melakukannya sambil berhitung dengan memasukkan benda
satu persatu ke dalam seutas tali, benang, ataupun kawat, lalu mengurutkan
sehingga anak mampu memanipulasi obyek-obyek yang konkret. Media yang
digunakan dalam kegiatan meronce pada penelitian ini berbeda dengan
roncean biasanya, selain menggunakan roncean manik-manik dengan
berbagai bentuk dan warna, juga media roncean yang digunakan terbuat dari
bahan karton yang sudah dibentuk dengan berbagai bentuk geometri seperti
segiempat dan lingakaran yang bertuliskan lambang bilangan 1 sampai 10,
sehingga diharapkan anak akan lebih mengerti mengenai konsep bilangan.
Selain itu dengan kegiatan meronce bisa menjadi salah satu kegiatan yang
menarik bagi anak karena benda yang digunakan memiliki bentuk dan warna
yang beragam, sehingga hal ini akan membuat anak tertarik untuk berhitung.
Sekaligus melatih motorik halus anak, melalui kegiatan meronce ini
diharapkan anak dapat mengembangkan kompetensi rasa seni, keuletan,
konsentrasi, kesabaran, kecekatan, juga kreativitas anak TK secara bebas
terarah sejalan dengan perkembangan seninya (Mulyani dan Gracinia, 2007,
hlm.32).
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putri dengan
judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Menggunakan
Strategi Bermain Stick Angka di PAUD. Penelitian ini dilaksanakan di
PAUD Tunas Mutiara. Penelitian ini membuktikan bahwa kegiatan bermain
stick angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak.
Berdasarkan

permasalahan

yang

berkembang

diatas

dan

penelitian

sebelumnya, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul : Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Taman Kanak- kanak melalui
Kegiatan Meronce.
Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

B. Rumusan Masalah
Permasalahan

dalam

penelitian

ini

adalah

masih

rendahnya

kemampuan berhitung anak TK, maka penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan berhitung pada anak Kelompok B TK Tunas
Karya Cibening melalui kegiatan meronce, dengan fokus rumusan masalah
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kemampuan berhitung anak kelompok B TK Tunas Karya
Cibening sebelum penerapan kegiatan meronce ?
2. Bagaimanakah

implementasi

kegiatan

meronce

dalam

upaya

meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B TK Tunas Karya
Cibening?
3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan berhitung anak kelompok B TK
Tunas Karya Cibening setelah penerapan kegiatan meronce ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakan penelitian ini secara umum adalah untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran berhitung melalui kegiatan
meronce yang diterapkan pada anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening.
Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk :
1. Mengetahui data tentang kemampuan berhitung anak kelompok B TK
Tunas Karya Cibening sebelum penerapan kegiatan meronce.
2. Mengetahui implementasi kegiatan meronce dalam upaya meningkatkan
kemampuan berhitung anak kelompok B TK Tunas Karya melalui
kegiatan meronce.
3. Mengetahui data tentang peningkatan kemampuan berhitung anak
kelompok B TK Tunas Karya setelah penerapan kegiatan meronce.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :
1. Bagi anak, diharapkan dapat meningkatkan inisiatif anak untuk belajar
berhitung melalui kegiatan bermain sambil berhitung, meningkatkan
kemampuan anak dalam mengkonsepkan benda-benda dengan lambang
bilangannya, dan dapat belajar berhitung dengan kegiatan pembelajaran
yang menyenangkan.
Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

2. Bagi penulis, hasil penelitian ini semoga dapat memperkaya wawasan dan
pengetahuan tentang pelaksanaan proses pembelajaran berhitung anak TK
khususnya di TK Tunas Karya Cibening dan juga dapat digunakan sebagai
acuan dalam proses pembelajaran pada Taman Kanak-kanak yang lainnya.
3. Bagi pengembang, perencana, penyelenggara, dan pelaksana lembaga
pendidikan, hasil ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
pengembangan, perencanaan, dan penyelenggaraan program pendidikan
anak pada Taman Kanak-kanak.
4. Bagi pengelola dan guru TK Tunas Karya Cibening hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan Taman Kanakkanak ke arah yang lebih baik lagi.
5. Bagi lingkungan akademik, hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat
menambah khasanah keilmuan dan dapat dijadikan salah satu kajian
literatur dalam membahas pendidikan anak usia dini.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini maka perlu
adanya struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan
laporan penelitian ini yaitu sebagai berikut :
BAB I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, identifikasi
dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi skripsi. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan
alasan melaksanakan penelitian, pentingnya masalah itu untuk diteliti, dan
pendekatan menyelesaikan masalah. Identifikasi dan perumusan masalah
menjelaskan tentang analisis dan rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan. Tujuan penelitian menyajikan tentang hasil yang ingin dicapai
setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk
kalimat kerja operasional. Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan
kegunaan baik bagi anak, guru, lembaga, dan peneliti yang lain.
BAB II berisi kajian pustaka. Kajian pustaka menjelaskan landasan
teoritik dalam menyusun rumusan masalah dan tujuan.

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

BAB III berisi tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian yang terdiri dari desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel,
instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisi data penelitian.
BAB IV berisi temuan dan pembahsan yaitu tentang hasil penelitian
dari hasil analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah
penelitian, serta pembahasan yang kaitannya dengan kajian pustaka.
BAB V berisi tentang simpulan dan rekomendasi yang menyajikan
tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisis temuan
penelitian.
Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan
digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang
digunakan dalam penelitia.

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan
pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada
suatu subyek penelitian di kelas tersebut, dengan tujuan untuk peningkatan
mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan
mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian
diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau
penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih
baik

(Trianto,2011,hlm.13-14).

Sedangkan

menurut

Burns

(dalam

Kunandar,2008:43) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penerapan
penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan
pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di
dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi,
dan orang awam.
Arikunto (2010,hlm.130) menjelaskan penelitian tindakan kelas terdiri
dari tiga kata, makna setiap kata tersebut adalah :
1. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu obyek menggunakan aturan
metodelogi untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi penulis.
2. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
3. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru, kelas bukan wujud ruangan tetapi
sekelompok peserta didik yang sedang belajar.
Sedangkan

Hopkin

(dalam

Danim,2010,hlm.85)

menyebutkan

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan
tindakan dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan masalah pada
suatu kelompok, subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan
Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang
bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian kondisi dan situasi
sehingga diperlukan hasil pembelajaran yang lebih baik.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Arifin (dalam
Trianto, 2011,hlm.21-22) ada tujuh yaitu :
1. Strategi Penelitian Kualitatif dengan model konstruktivis, yang digunakan
untuk mendeskripsikan dan pengambilan keputusan secara kritis
berdasarkan rekaman, pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan dan
hasil tindakan.
2. Siklus dan Sikuensial. Siklus, artinya pelaksanaan PTK sifatnya berulangulang,

yaitu dari tujuan, keperencanaan,

kepemberian tindakan,

pengamatan (observasi), ke refleksi, kemudian keperencanaan (revisi
perencanaan) dan seterusnya.
3. Longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu
secara kontinue untuk memperoleh data yang diperlukan. Lamanya waktu
tergantung pada masalah penelitian yang akan dikaji.
4. Partikular-Spesifik, artinya hasil PTK tidak dimaksudkan untuk
menggeneralisasi penemuan dalam rangka merumuskan dalil, teori, atau
hipotesis yang berlaku untuk semua situasi. Karena PTK sifatnya untuk
mencari jalan pemecahan praktis, hubungan antara yang diteliti dengan
peneliti tidak ada jarak (menyatu).
5. Partisipatoris, artinya proses PTK itu tidak hanya diarahkan pada upaya
perubahan cara belajar siswa, tetapi juga guru (sebagai peneliti dan
pengajar yang diteliti) harus terjadi perubahan ke arah yang lebih baik
(berkualitas).
6. Kolaboratif atau kooperatif, artinya proses PTK selalu terjadi kerjasama
antara guru atau antar peneliti, atau antara peneliti dengan pihak-pihak
terkait. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka mencapai keabsahan data.
7. Bertujuan mengubah keadaan nyata sehari-hari di kelas, artinya proses
PTK diarahkan pada upaya mengubah proses pembelajaran di kelas yang
lebih baik, lebih bermutu lebih sesuai dengan tuntutan jaman, bukan
untuk menemukan teori baru atau menguji teori.
Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

Dari uraian tentang pengertian dan karakteristik tentang PTK dapat
dikemukakan beberapa urgensi PTK bagi pengembangan kualitas proses
belajar mengajar sebagaimana dikemukakan oleh Trianto (2011,hlm.23-24)
yaitu sebagai berikut:
1. Aspek diagnostic action, artinya setiap guru menjalankan peran/fungsinya
disekolah akan menemukan beragam masalah pembelajaran (unik dan
kompleks), guru dituntut bisa melakukan PTK untuk mencari solusi
mendiagnosa secara tepat (bermutu) dalam menghadapi beragam problem
pembelajaran.
2. Aspek Innovation action, artinya setiap guru harus selalu berusaha untuk
melakukan tindakan pembaruan (inovasi) dalam PBM jadi PTK yang
dilakukan harus ada hubungan dengan upaya inovasi di bidang akademik
(pembelajaran)
3. Aspek participant action, artinya setiap tindakan menuju suatu perubahan
yang bermutu, harus melibatkan (partisipasi) semua individu yang terkait.
4. Aspek pengembangan profesi, artinya PTK sangat tepat (fungsional)
dalam upaya peningkatan kemampuan rasional guru untuk menjalankan
profesinya.
5. Aspek The Need for Achievment (N’Ach), artinya setiap guru telah
terbiasa untuk melakukan PTK, secara tidak langsung guru tersebut telah
terbiasa untuk terus menerus kemampuan dirinya dalam rangka meraih
prestasi demi prestasi dalam profesinya, sehingga obsesinya selama
berkarir di dunia guru adalah semangat dan kebutuhan untuk berprestasi
terus menerus sepanjang karier.
Adapun model PTK yang dipilih adalah model Kemmis dan Mc
Taggart untuk mewujudkan tujuan-tujuan dalam pembelajaran, PTK
dilakukan dalam bentuk pengkajian yang terdiri atas empat tahap yaitu
rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Kegiatan dari keempat tahapan
di atas rinciannya adalah: (1). Tahap Perencanaan yaitu peneliti menetukan
titik-titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus
untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung,
Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan yang telah ditentukan
guru agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar. (2). Tahap
Pelaksanaan Tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rancangan di
dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan pembelajaran sesuai dengan apa
yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar.
Membuat modifikasi diperbolehkan asal jangan mengubah prinsip. (3). Tahap
Pengamatan adalah pelaksanaan pengamatan oleh pengamat yang dilakukan
pada waktu tindakan sedang dilakukan. Guru sebagai pengamat melakukan
pengamatan balik terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung dan
guru mencatat apa yang tejadi. (4). Tahap Refeksi adalah kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi juga sering
disebut dengan istilah memantul, dalam hal ini guru pelaksana seolah
memantulkan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati
kegiatan dalam tindakan, tetapi juga dihadapan subjek yang terlibat dalam
penelitian. Sehingga akan menemukan apa yang sudah dirasakan memuaskan
hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih
perlu diperbaiki.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka alurnya dapat diilustrasikan
sebagai berikut :

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Perencanaan

Siklus 1

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Siklus II

Pelaksanaan

Pengamatan

Dan Seterusnya

Gambar 3.1
Siklus Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010,hlm.137)
Sesuai dengan alur model tersebut, maka penelitian tindakan yang
akan dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: (1). permohonan izin penelitian,
(2). observasi untuk mengetahui kondisi awal pelaksanaan pembelajaran
berhitung di TK Tunas Karya Cibening, (3). identifikasi permasalahan dalam
pembelajaran mengenai kemampuan berhitung, (4). merumuskan penerapan
kegiatan meronce dalam pembelajaran berhitung, (5). melakukan kolaborasi
antara peneliti dan guru kolaboran dalam penerapan kegiatan meronce untuk
meningkatkan kemampuan berhitung, (6). melaksanakan tindakan kelas serta
menetapkan teknik pengamatan.

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah anak kelompok B yang
berjumlah 12 orang, terdiri dari 5 orang anak laki- laki dan 7 orang anak
perempuan.
Tabel 3.1
Data Murid TK Tunas Karya Cibening Kelompok B
yang Menjadi Subyek Penelitian Sebagai Berikut :
No

Nama Anak

Jenis Kelamin

1.

AK

Perempuan

2.

AN

Laki-laki

3.

ARS

Perempuan

4.

DAK

Laki-laki

5.

DZS

Perempuan

6.

GLP

Perempuan

7.

KNP

Perempuan

8.

LC

Perempuan

9.

MKP

Laki-laki

10.

MRR

Laki-laki

11.

RAM

Laki-laki

12.

SAZ

Perempuan

2. Tempat Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di TK Tunas Karya Cibening
yang beralamat di Jl.Raya Cibening, Kecamatan Bungursari, Kabupaten
Purwakarta
C. Penjelasan Istilah
Di bawah ini akan didefinisikan istilah-istilah pokok yang ada dalam
penelitian ini yaitu :
1. Kemampuan Berhitung
Kemampuan berhitung menurut Susanto (2011,hlm.98) adalah
kemampuan

yang

dimiliki

setiap

anak

untuk

mengembangkan

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

kemampuannya, karakteristik

perkembangannya dimulai dari lingkungan

yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya
anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang
berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan. Dalam Permendikbud
no 137 Tahun 2014

tentang standar nasional pendidikan anak usia dini

bahwa tingkat pencapaian perkembangan anak dalam berhitung untuk TK
kelompok B yaitu: (1). membilang banyak benda 1-10, (2). mengenal konsep
bilangan, (3). mengenal lambang bilangan, (4). menyebutkan lambang
bilangan 1-10 (5). menggunakan lambang bilangan untuk berhitung, (6).
mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.
2. Meronce
Sumantri (2005,hlm.151) mengemukakan bahwa meronce adalah
kegiatan pengembangan motorik halus anak di TK, kegiatan menguntai
dengan membuat untaian dari bahan-bahan yang berlubang disatukan dengan
tali atau benang. Memasukan benang atau tali kelubang-lubangnya dibantu
dengan jarum atau tidak. Kegiatan meronce ditunjukan untuk melatih
koordinasi mata dan tangan pada anak, untuk memperoleh hasil roncean yang
menarik perlu terampil dan kreatif, terampil melakukan roncean dengan
lancar tanpa mendapat luka atau sakit jari.
Bentuk roncean yang dipergunakan dalam kegiatan meronce ini, tidak
hanya terbuat dari bahan plastik yang berbentuk tabung dan lingkaran saja,
roncean juga menggunakan sedotan, juga dibuat dari kertas origami yang
telah dibentuk menjadi persegi empat dengan ukuran 4cmx4cm, dan
lingkaran. Warna dari roncean pun bermacam-macam, ada yang berwarna
putih, hitam, merah, biru, kuning, hijau, ungu, jingga, dan lain sebagainya.
Ukuran manik-manik atau biji meronce pun beragam, mulai dari manikmanik atau biji meronce yang berukuran kecil yang berdiameter 2 inc, hingga
manik-manik atau biji meronce yang berukuran besar yang berdiameter 3 inc.
Tali roncean yang digunakan yaitu dari tali kur dan tali benang dengan
panjang 50 cm. Dengan bentuk dan warna yang beragam ini diharapkan dapat
menarik minat anak untuk berhitung melalui kegiatan meronce.

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah, dengan demikian maka dapat dikatakan penulis di dalam
menerapkan metode penelitian menggunakan instrumen atau alat, agar data
yang diperoleh lebih baik (Arikunto,2010,hlm.205). Adapun instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung
Anak Taman Kanak- kanak Melalui Kegiatan Meronce Pada Anak
Kelompok B TK Tunas Karya Cibening
Variabel
Kemampu-

Dimensi
1. Membilang

Indikator
1. Anak mampu

Item
1. Anak dapat

an

secara urut 1-

membilang

menyebutkan

Berhitung

10

secara

bilangan 1- 5

berurutan 1-10

secara berurutan.
2. Anak dapat
menyebutkan
bilangan dari 510 secara
berurutan
3. Anak dapat
menyebutkan
bilangan dari 110 secara
berurutan
4. Anak dapat
menyebutkan
urutan bilangan
secara mundur

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

dari 10 ke 5
5. Anak dapat
menyebutkan
urutan bilangan
secara mundur
dari 10 ke 1
6. Anak dapat
menyebutkan
bilangan
sesudahnya
contoh sesudah 2
adalah 3
7. Anak dapat
menyebutkan
bilangan
sebelumnya
contoh sebelum 2
adalah 1
2. Menghubungka

2. Anak mampu

8. Anak mampu

n benda-benda

Menghubung-

membuat urutan

konkret

kan benda

bilangan 1-10

dengan

benda konkret

dengan

lambang

dengan

menggunakan

bilangan 1-10

lambang

benda

bilangan 1-10

9. Anak dapat
menghubungkan
jumlah benda
dengan lambang
bilangan
contohnya 3 buah
buku dengan
lambang angka 3

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

10. Anak mampu
menuliskan
angka sesuai
dengan jumlah
benda.
3. Menyebutkan

3. Anak mampu

11. Anak dapat

angka bila

Menyebutkan

menyebutkan

diperlihatkan

angka bila

lambang bilangan

lambang

diperlihatkan

1-10 sesuai

bilangannya

lambang

dengan perintah

bilangannya

12. Anak dapat
menyebutkan
angka yang
terdapat dalam
benda

4. Menyebutkan

4. Menyebutkan

13. Anak dapat

jumlah benda

jumlah benda

menyebutkan

dengan cara

dengan cara

hasil

menghitung

menghitung

penjumlahan 110 dengan benda
14. Anak dapat
menghubungkan
hasil
penjumlahan 110 dengan
lambang
bilangannya
15. Anak dapat
menyebutkan
hasil
pengurangan 110 dengan benda

Hani Nurhanifah, 2015
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI
KEGIATAN MERONCE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

16. Anak dapat
menghubungkan
hasil
pengurangan 110 dengan
lambang
bilangannya
(Dalam Permendikbud no 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini)
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus untuk mengetahui perubahan
kemampuan berhitung anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening. Setiap
siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3)
observasi, dan (4) refleksi. Berikut ini diuraikan setiap tahap dan uraian
kegiatan sebagai berikut :
1. Observasi Awal
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengambil data
obyektif mengenai kemampuan berhitung anak di TK Tunas Karya
Cibening. Pada kenyataannya kemampuan berhitung anak-anak peserta
didik di TK Tunas Karya masih terbilang rendah. Setelah mengetahui
fokus permasalahan yang akan diteiti, maka peneliti melakukan tahapan
selanjutnya.
2. Siklus Pertama
Siklus pertama terdiri dari beberapa tahap yaitu : (1). tahap
pe