PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 20112012) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagia

BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak,

Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2011/2012) TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh Asih Riyanti S841008006 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

- Sebuah prestasi tidak semata-mata dinilai dari hasil yang sesuai, tetapi

perjuangan mencapai hasil itulah yang bernilai (Mahama Gandhi).

- Jangan biarkan orang lain menghalangimu untuk mengejar impianmu.

Tetap berjuang, dan percayalah, semua akan indah pada waktunya. - Kegagalan bukanlah disaat kamu terjatuh, tapi disaat kamu menyerah dan berhenti berusaha setelah terjatuh.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, karya ini kupersembahkan sebagai ungkapan rasa syukur, sayang, dan terima kasihku kepada:

 Bapak Rasidal dan Mama Suratmi tercinta sebagai salah satu wujud tanggung jawabku dan baktiku atas curahan kasih sayang, doa, bimbingan, serta segala terbaik yang selalu tercurah untukku.

 Kakaku (Mas Zuswanto dan Mbak Apri Nuryanti) dan keponakanku (Chanatasya Nafi‟atul Faizah) terima kasih atas dukungan dan cinta

kalian menambah semangat hidupku.  Dr. Maman Suryaman, Siti Nurbaya, M. Si., Siti Maslakhah, M. Hum dan pamanku Tri Heriyanto, M.Pd. terima kasih atas arahan, bimbingan dan segala kebaikannya selama ini.

 Penjaga hatiku yang kelak akan menjadi pendamping hidupku. Terima kasih atas perhatian, pengertian, semangat, kesetiaan dan kesabarannya.

 Keluarga besarku yang menantikan kelulusanku.  Sahabat yang selalu setia memberiku semangat dalam perjalanan

hidupku.

Saya menyatakan dengan benar-benar bahwa:

1. Tesis yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek

Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1

Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2011/2012)” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan serta daftar pustaka. Apabila ternyata dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, maka saya bersedia Tesis beserta gelar MAGISTER saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seizin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (6 bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan tesis ini, maka Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, 10 januari 2012 Mahasiswa,

Asih Riyanti

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat-Nya, sehingga penulis dapat merencanakan, melaksanakan, dan menyelesaikan tesis yang berjudul “Peningakatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metide Spider Concept Map (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2011/2012) ” ini.

Banyak hambatan dan rintangan yang penulis alami dalam penyusunan tesis ini. Namun, hambatan dan rintangan itu dapat diatasi berkat bimbingan, semangat, motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih secara tulus kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D., Direktur PPs UNS yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

2. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana UNS, yang telah memberikan banyak ilmu dan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd., sebagai dosen pembimbing I, yang sangat teliti memberikan bimbingan dan senantiasa memberi masukan kepada penulis sehingga tesis ini dapat tersusun dengan baik.

4. Dr. Andayani, M.Pd., sebagai dosen pembimbing II, yang dengan sangat sabar memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan memberikan masukan-masukan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan izin kepada penulis untuk menggunakan sarana dan prasarana yang menunjang penelitian ini.

6. Guru bahasa Indonesia kelas IX SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul, Drs. Supri Atmaja, yang telah berkenan menjadi kolaborator dalam melaksanakan penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian ini dari awal hingga akhir.

7. Bapak Rasidal dan Mama Suratmi tercinta, selaku orang tua, terima kasih atas curahan kasih sayang, bimbingan dan doanya selama ini.

8. Teman-teman seperjuangan agkatan 2010, khususnya Ade Asih Susiari Tantri, Arni, Rizqi Rahmawati, Marijke Louise, Syamsul Ma‟arif dan Purwoto yang telah memberikan semangat, bantuan, dukungan moral kepada penulis selama studi di PPs UNS.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan sumbang saran dari semua pihak demi kesempurnaan tesis ini. Semoga penelitian ini berrmanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Surakarta, 10 Januari 2012 Penulis

A.R

2. Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Menerapkan Metode Spider Concept Map .................... 206

3. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi .................... 208

4. Peningkatan Kualitas Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi .................................................................... 213

B. Keterbatasan Peneliti................................................................... 217

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................. 219

A. Kesimpulan ........................................................................................ 219

B. Implikasi ........................................................................................... 221

C. Saran .................................................................................................. 221

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 226 LAMPIRAN ...................................................................................................... 231

Tabel Halaman

1. Kriteria Penilaian Menulis Cerpen ................................................................. 89

2. Skala Penilaian Kemampuan Menulis Cerpan ............................................... 89

3. Langkah-langkah dalam Membuat Spider Concept Map .............................. 105

4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ............................................... 116

5. Indikator Keberhasilan Tindakan untuk Kemampuan Menulis Cerpen ........ 127

6. Hasil Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak , Kabupaten Bantul pada Kondisi Awal (Pratindakan) .......................................................................... 136

7. Hasil Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul pada Siklus I ........................................................................................................... 157

8. Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Pratindakan .............................

dengan Siklus I ............................................................................................. 158

9. Hasil Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Metode Spider Concept Map pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul pada Siklus II................................................................... 184

10. Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I dengan Silkus II ... 184

11. Perbandingan Persentae Ketuntasan Klasikal Siklus II dengan Siklus III .. 201

12. Perbandingan Nilai Rata-rata Kinerja Guru Pratindakan, Sklus I, Siklus II, dan Siklus III ............................................................................................... 208 Perbandingan Nilai Rata-rata Kinerja Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ...................................................................................................... 210

14. Skor Kinerja Siswa dan Guru Sebelum dan Sesudah Menerpakan Metode Spider Concept Map ................................................................................... 211

15. Hasil Kemampuan Menulis Cerpen pada Siklus I, Silkus II, dan Siklus III ...................................................................................................... 215

Lampiran ..... Halaman

01. Keadaaan Fisik SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul ............................. 231

02. Daftar Tenaga Pengajar SMP Negerri 1 Pandak Kabupaten Bantul ............... 232

03. Silabus ...................................................................................................... 234

04. Kriteria Ketuntasa Miinimal ............................................................................ 236

05. Daftar Hadir Antarsiklus .................................................................................. 237

06. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) Pratindakan ............................... 240

07. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP)Siklus I Pertemuan Pertama ...... 243

08. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan Kedua ....... 257

09. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Peretemuan Pertama .. 264

10. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) siklus II Pertemuan Kedua ....... 273

11. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) siklus III ................................... 284

12. Lembar Kerja Kelompok ................................................................................ 288

13. Rubrik Penilaian .............................................................................................. 291

14. Lembar Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi ......................................................................................... 294

15. Rekapitulasi Lembar Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Hasil Pretes ............................................... 296

16. Hasil Pretes Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul Pada Pratindakan .................................... 298

17. Hasil Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul pada Siklus I ........................................... 300

18. Hasil Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul pada Siklus II ......................................... 302

Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul pada Siklus III ........................................ 304

20. Rekapitulasi Hasil Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map Siswa Kelas

IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul ............................................. 306

21. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa ................................. 307

22. Rekapitulasi Presentase Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa ............... 308

23. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Guru Pratindakan ............. 312

24. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Siklus I ............................. 314

25. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Siklus II ............................ 318

26. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Guru Siklus III ................ 321

27. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul ................................................................ 324

28. Pedoman Wawancara dengan Guru (Pratindakan) .......................................... 331

29. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru (Pratindakan)................... 332

30. Pedoman Wawancara dengan Siswa (Pratindakan) ......................................... 338

31. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa (Pratindakan) ................. 337

32. Catatan Lapangan Hasil Observasi Pratindakan ............................................. 343

33. Transkip Hsil Diskusi dengan Guru (Perencanaan Siklus I) ........................... 351

34. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus ....................................................... 357

35. Pedoman Wawancara dengan Siswa (Siklus I)............................................... 362

36. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa (Siklus I) ........................ 363

37. Pedoman Wawancara dengan Guru Pasacatindakan (Siklus I) ....................... 367

38. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru (Siklus I) ......................... 368

39. Transkip Hasil Diskusi dengan Guru (Perencanaan Siklus II) ........................ 371

40. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ................................................... 378

41. Pedoman Wawancara dengan Siswa (siklus II) .............................................. 384

42. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa (siklus II) ....................... 385

43. Pedoman Wawancara dengan Guru (Siklus I) ................................................. 389

44. Catatan Lapangan Hasil Hasil Wawancara dengan Guru (Siklus II) .............. 390

47. Pedoman Wawancara dengan Siswa Pascatindakan ........................................ 400

48. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa PascaTindakan ............... 401

49. Pedoman Wawancara dengan Guru Pascatindakan ......................................... 405

50. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru (Siklus III) ....................... 406

51. Foto-Foto Kegiatan Penelitian ......................................................................... 412

52. Cerpen Karya Siswa Kelas IX E ...................................................................... 415

53. Surat Izin Penelitian ......................................................................................... 420

Asih Riyanti. S8410080006. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek

Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map pada

Siswa Kelas IX E SMP Negeri Pandak 1, Kabupaten Bantul. Tesis. Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (S2) Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi bagi siswa kelas IX ESMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul dengan menerapkan metode spider concept map , dan (2) meningkatkan kemampuan siswa kelas IX E SMP Negeri Pandak 1, Kabupaten Bantul dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi melalui metode spider concept map.

Subyek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas IX E SMP Negeri Pandak 1, Kabupaten Bantul. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak tigas siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1) observasi, 2) wawancara, 3) tes,

4) kajian dokumen, dan 5) dokumentasi. Validitas data dilakukan dengan cara triangulasi sumber, triangulasi metode, dan review informan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis dengan mendeskripsikan temuan data dan membandingkannya dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan.

Hasil penelitian tindakan kelas ini disimpulkan sebagai berikut. (1) Kualitas proses pembelajaran kemampuan menulis cerpen di kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul mengalami peningkatan setelah diterapkan metode spider concep map. Pada kondisi awal kinerja guru masih tergolong kurang dengan nilai rata-rata 57,84, meningkat pada siklus I menjadi 61,76 dengan kategori cukup. Pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 73,53 dengan kategori baik, dan pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 98,00 dengan kategori baik sekali. Nilai rata-rata kegiatan siswa dari pratindakan sampai siklus

III juga mengalami peningkatan. Pada pratindakan nilai rata-rata siswa 70,70 dengan kategori rendah. Meningkat pada siklus I menjadi 73, 96 dengan kategori cukup. Pada siklus II meningkat menjadi 77,03 dengan kategori tinggi, dan pada siklus III juga mengalami peningkatan menjadi 80,63 dengan kategori tinggi seklai. Palaksanaan pembelajaran kemampuan menulis cerpen di kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul setelah diterapkan metode spider concept map menjadi lebih hidup dan menyenangkan dans siswa pun menjadi fokus menulis cerpen. (2) penerapan metode spider concept map dapat meningkatkan kualitas kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi siswa. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas. Ketuntasan klasikal pada pratindakan sebanyak 13,33%, siklus I sebanyak 43,33 %, siklus II 70,70%, pada siklus III 100%.

Kata Kunci : Kemampuan Menulis Cerpen dan Metode Spider Concept Map

Asih Riyanti. S8410080006. Upgrades Short Story Writing Method Based on

Personal Experience Through Spider Concept Map on a Class IX student

Pandak E Junior High School 1, Bantul regency. Theses. Graduate School of Education Studies Program Bahasa Indonesian (S2) March Eleven University of Surakarta. 2011.

This study aims to describe the quality process and quality of learning outcomes through the ability to write short stories spider concept map method in class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency. The subjects of this study is a class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency. The study was conducted as a class action tigas cycle. Each cycle includes four stages, namely 1) planning, 2) implementation, 3) observation, and 4) reflection. Data collection techniques in the study were: 1) observation, 2) interviews, 3) test,

4) review of documents, and 5) documentation. validity study was conducted by source triangulation and triangulation methods. Data analysis techniques used in this study was a comparative descriptive analysis techniques and techniques of critical analysis by describing the findings of the data and compare it with predefined performance indicators

The results of this class action be summarized as follows. (1) The quality of the learning process the ability to write short stories in class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency has increased after the applied method of spiders concept map. At the initial conditions of teacher performance is still relatively less with the average value of 57.84, an increase in cycle I to 61.76 with enough categories. In cycle II has increased again to 73.53 in both categories, and the third cycle increased to 98.00 with very good category. The average value of

the student activities before action to cycle III also increased. In prior to action

average value 70.70 students with low category. Increase in cycle I to 73, 96 with the pretty category. In cycle II, rising to 77.03 in the high category, and the cycle

III also increased to 80.63 with a excellent category. Implementation learning the ability to write short stories in class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency after the applied method of spider concept map becomes more lively and fun dans students became the focus of writing short stories. (2) application of spider concept map method can improve the quality of the ability to write short stories based on personal experiences of students. This is evident from the increasing exhaustiveness classical and the class average. Exhaustiveness in prior to implementation as much as classical, 33%, classical completeness of the cycle I as much as 43.33%, 70.7% second cycle, and cycle III 100%.

Keywords: Capabilities and Methods Writing Short Story Spider Concept Map

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat strategis di dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia, yaitu manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan dan kemajuan serta berbagai dampak negatifnya. Lembaga pendidikan formal diharapkan untuk senantiasa meningkatkan kualitas output (keluaran) dan mampu memberi bekal kepada anak didik untuk menghadapi perubahan dan kemajuan tersebut. Dalam hal ini, guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

Kurikukum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) merupakan acuan dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah formal. Tujuan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah penguasaan kompetensi komunikatif siswa, yaitu agar peserta didik dapat saling berkomunikasi, berbagai pengalaman belajar dari yang lain untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya (Diknas, 2003: 6). Guna mencapai tujuan tersebut siswa diupayakan untuk menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis bagi siswa.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang ditetapkan sebagai Kurikulum 2006 telah diberlakukan di sekolah-sekolah mulai tahun 2006.

tugas sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus didorong agar secara aktif berlatih menggunakan bahasa khususnya pada keterampilan menulis. Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar siswa belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.

Keterampilan menulis (writing skill) merupakan keterampilan berbahasa yang sangat sukar dan komplek, bila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti, menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill), dan membaca (readings skill). Keterampilan menulis ini merupakan suatu bentuk manifestasi keterampilan yang paling akhir dikuasai oleh siswa. Namun sampai saat ini, pengajaran bahasa khususnya keterampilan menulis sastra maupun nonsatra dipelajari hasilnya belum begitu menggembirakan. Terbukti dengan masih banyaknya siswa yang belum mampu menuangkan gagasan atau pikirannya dalam bahasa tulis secara tepat. Mereka kurang mampu dalam mengorganisasikan gagasan, mengembangkan paragraf dengan baik, tulisan berbelit-belit, ataupun kesalahan dalam tata tulis.

Menulis tidaklah mudah. Orang tidak dapat menggunakan bahasa atau gerak tubuh, intonasi, nada, kontak mata, dan semua ciri lain yang dapat membantu orang menangkap makna seperti dalam hal menulis. Dalam kutipan ini Scott dan Yteberg (1990: 68), antara lain menyatakan, “You can‟t make some use of body language, intonation, tone, eye contact and all the other features which help you to covery meaning when y ou talk.” Menulis tidaklah mudah. Orang tidak dapat menggunakan bahasa atau gerak tubuh, intonasi, nada, kontak mata, dan semua ciri lain yang dapat membantu orang menangkap makna seperti dalam hal menulis. Dalam kutipan ini Scott dan Yteberg (1990: 68), antara lain menyatakan, “You can‟t make some use of body language, intonation, tone, eye contact and all the other features which help you to covery meaning when y ou talk.”

Patut disadari bahwa penguasaan keterampilan menulis tidaklah datang dengan sendirinya, tetapi kemahirannya ditempuh melalui proses pembelajaran yang serius. Proses pembelajaran menulis inilah sebagian besar menjadi tugas dan tanggung jawab guru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, baik di berbagai jenjang maupun jenis sekolah, keterampilan menulis perlu diperhatikan pembinaannya. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu tujuan Standar Kompetensi kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) tertulis tentang mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerpen.

Cerita pendek yang disingkat menjadi akronim cerpen, menurut Dedi Pramono (2008: 1) merupakan cerita fiksi bentuk prosa yang singkat, padat, yang unsur ceritanya terpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal. Dengan demikian, cerpen itu cerita yang ringkas. Unsur-unsur intrisik seperti setting, penokohan, peristiwa dalam cerita diungkapkan secara singkat.

memerlukan waktu yang lama untuk membuatnya karena bentuknya yang lebih pendek daripada tulisan imajinatif yang lain. Begitu pun untuk membacanya, sehingga cerpen sering disebut bacaan yang dapat dibaca sekali duduk. Bahasa yang digunakan dalam cerpen pun menggunakan bahasa yang sederhana dan mempunyai arti yang kompleks, serta berupa pemadatan kata yang di dalamnya menceritakan gagasan, ide atau pun perasaan penulisnya. Selain itu, seseorang dapat pula menulis cerpen berangkat dari pengalaman pribadinya karena pada hakikatnya sastra tidak akan lahir dari kekosongan atau kevakuman dalam masyarakat. Dalam hal ini menulis cerpen perlu ada perpaduan antara kemampuan merangkai kata-kata dan daya khayal seseorang.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

ekspresif. Menulis cerpen pada hakikatnya merujuk pada kegiatan mengarang. Hal ini termasuk tulisan kreatif sastra yang penulisannya dipengaruhi oleh hasil rekaan atau imajinasi pengarang. Menulis cerpen merupakan cara menulis yang paling selektif dan ekonomis. Ceritanya sangat kompak, tidak ada bagiannya yang hanya berfungsi sebagai embel-embel. Tiap bagiannya, tiap kalimatnya, tiap katanya, tiap tanda bacanya, tidak ada bagian yang sia-sia, semuanya memberi saham yang penting untuk menggerakkan jalan cerita, atau mengungkapkan watak tokoh, atau melukiskan suasana. Tidak ada bagian yang ompong, tidak ada bagian yang berlebihan (Muhammad Diponegoro, 1994: 6).

Pembelajaran sastra di sekolah diharapkan dapat membimbing siswa agar memiliki wawasan tentang sastra, mampu mengapresiasi sastra, bersikap positif Pembelajaran sastra di sekolah diharapkan dapat membimbing siswa agar memiliki wawasan tentang sastra, mampu mengapresiasi sastra, bersikap positif

Kemampuan menulis dalam pengajaran sastra merupakan kemampuan yang tidak mudah. Kemampun ini menuntut kemampuan seseorang untuk menuangkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan untuk menjadi buah karya sehingga orang lain dapat memahami karya tersebut. Melalui menulis cerpen, siswa dituntut untuk mengerahkan kemampuannya dalam bidang sastra. Siswa dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya dengan membuat sebuah ide yang akan dijadikan topik dari cerpennya tersebut. Ide itu bisa berasal dari daya imajinasi siswa atau juga dari pengalaman-pengalaman yang berkesan yang terjadi pada dirinya atau yang ada di sekitarnya. Siswa juga dituntut untuk dapat mengembangkan idenya tersebut menjadi sebuah karangan yang runtut dan padu serta logis.

Masalah menulis seperti di atas juga terjadi di kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul, tahun ajaran 2010/2011. Kenyataannya, hasil menulis

cerpen sesuai dengan SK dan KD menulis cerpen bertolak peristiwa yang pernah dialami belum sesuai dengan harapan. .........

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru bahasa Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru bahasa

IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul yang diperoleh dari kondisi awal masih tergolong rendah atau dibawah KKM yang ditetapkan yakni 76, (2) Aktivitas siswa dalam kegiatan menulis masih rendah. Hal ini dibuktikan hahwa siswa memerlukan waktu yang relatif lama untuk menyelesaikan tugas menyelesaikan cerpen. Bahkan dalam satu jam pelajaran ada beberapa anak yang belum bisa menyelesaikan tugasnya. Sesekalis terlihat beberapa siswa bermain- main dengan teman sebangkunya, dan hanya mencoret-coret bukunya, (3) kurangnya kesempatan dari guru untuk mengapresiasi cerpen, (4) kurangnya kepekaan siswa terhadap pengalaman hidup untuk dituangkan menjadi cerpen, (5) kurangnya interaksi antara siswa dan siswa serta siswa dan guru.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis bisa dikatakan kurang bervariasi. Metode yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis adalah metode ceramah dan penugasan.

Keadaaan seperti itu berlangsung terus menerus, khusunya saat pelajaran menulis. Guru tidak melakukan pembimbingan kepada siswanya. Bukan hanya itu, tetapi disebabkan pula guru tidak menerapkan metode yang bervariatif. Hal ini mempengaruhi keaktifan siswa. Kecenderungan pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan kurang kreatif, sehingga pembelajaran menjadi sesuatu yang membosankan. Hal tersebut mengakibatkan

kemampuan menulis siswa. Hal itu tampak bahwa proses pembelajaran masih dilakukan secara konvensional. Secara terinci, pembelajaran menulis cerpen tersebut dilakukan guru dengan langkah –langkah sebagai berikut: (1) guru menugaskan siswa untuk membaca cerpen yang ada dalam buku teks; (2) guru menjelaskan unsur –unsur intrinsik cerpen, siswa diharuskan mencatat; (3) guru menanyakan unsur intrinsik cerpen yang terdapat dalam cerpen yang telah dibaca; (4) guru menugaskan siswa untuk menulis cerpen dengan satu tema yang telah ditentukan guru; (5) guru mengumpulkan cerpen yang telah ditulis siswa, seadanya; (6) guru menilai cerpen siswa. Akibatnya, siswa kurang memiliki kreativitas menciptakan cara baru dalam memandang sesuatu, mengekspresikan diri, dan mendekati permasalahan.

Guna mengatasi hal tersebut perlu dilakukan suatu upaya yaitu dengan mengimplementasikan suatu pembelajaran inovatif yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar sebagai pusat perhatian dan guru hanyalah sebagai fasilitator dalam mengupayakan situasi untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar siswa diperoleh melalui keterlibatan siswa secara langsung dalam serangkaian kegiatan untuk berhubungan dengan lingkungan dan interaksi dengan materi pembelajaran, teman, dan sumber belajar lainnya.

Selanjutnya, siswa mengontruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman yang diperolehnya. Pemilihan metode pembelajaran sangat penting, mengingat pembelajaran berbahasa terutama kemampuan menulis adalah hal yang Selanjutnya, siswa mengontruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman yang diperolehnya. Pemilihan metode pembelajaran sangat penting, mengingat pembelajaran berbahasa terutama kemampuan menulis adalah hal yang

. Berdasarkan kondisi tesebut, guru perlu menggunakan sebuah metode pembelajaran untuk meningkatkan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Alternatif metode pembelajaran yang dipilih adalah metode spider concept map (peta konsep laba- laba) yaitu penggunaan pengorganisasian awal (advance organizer) yang merupakan suatu alat pengajaran yang direkomendasikan oleh David Ausubel (dalam Trianto, 2009: 156). Metode spider concept map bermanfaat untuk mengaitkan bahan-bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa. Pengetahuan awal menurut Ausubel, adalah menggarisbawahi ide- ide utama dalam suatu situasi pembelajaran yang baru dan mengaitkan ide-ide baru tersebut dengan pengetahuan yang telah ada pada pelajar (Nur dalam Trianto, 2009: 157). Spider concept map mempunyai beberapa keunggulan yang dapat membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi baik dalam bidang pemahaman, kreativitas, maupun igatan. Spider concept map mempunyai banyak keunggulan dua diantaranya, yaitu: (1) unik, sehingga mampu memperkuat daya ingat, dan (2) spider concept map membuat siswa lebih mampu berkonsentrasi pada permasalahan yang sering dihadapi.

Metode spider concept map (peta konsep laba-laba) bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan Metode spider concept map (peta konsep laba-laba) bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan

Berpijak dari uraian yang telah diungkapkan tersebut, maka penelitian tentang peningkatan kualiats proses pembelajaran dan peningkatan kualitas kemampuan menulis cerpen melalui metode spider concept map ini perlu segera dilaksanakan, sehingga pembelajaran menulis menjadi menarik dan menyenangkan yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia.

Dipilihnya metode spider concept map sebagai metode dalam pembelajaran menulis cerpen, diharapkan siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mencari ide untuk penulisan cerpen dan dapat lebih mudah mengembangkannya menjadi sebuah cerpen yang menarik. Metode spider concept map diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemmapuan menulis cerpen siswa IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan sebagai Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan sebagai

2. Apakah penerapan metode pembelajaran spider concept map dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul, dengan menerapkan metode pembelajaran spider concept map.

2. Meningkatkan kemampuan siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi melalui metode pembelajaran spider concept map.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan/informasi untuk memperdalam pemahaman dan wawasan teori tentang metode pembelajaran spider concept map dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP, khususnya menulis cerpen. Dengan penggunaan metode pembelajaran spider concept map diharapkan hambatan atau kelemahan- kelemahan penggunaan metode pembelajaran spider concept map tersebut ditemukan pada penelitian ini dapat diantisipasi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak khususnya yang terkait dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut.

a. Manfaat bagi siswa.

1. Melalui penggunaan metode pembelajaran spider concept map mendorong siswa agar selalu aktif, semangat, dan kreatif untuk membuat sesuatu yang baru dan membuat sesuatu yang pernah dialami menjadi sebuah karya. Temuan siswa berupa kreativitas menciptakan cara baru dalam memandang sesuatu, mengekspresikan diri, dan mendekati permasalahan untuk dijadikan input sebagai kekayaan perbendaharaan kreativitas siswa.

2. Hasil pembelajaran lebih efektif bagi siswa karena siswa diberikan kesempatan lebih banyak kreatif untuk membuat sesuatu yang baru yang berasal dari ide pada pengalaman pribadi.

1. Guru dapat mengefektifkan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan bersastra siswa, khususnya kegiatan menulis cerpen dengan menerapkan metode pembelajaran spider concept map.

2. Kemampuan guru memilih dan menerapkan metode pembelajaran inovatif meningkat.

3. Guru mendapatkan pengetahuan lebih konkret mengenai penerapan metode spider concept map dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.

4. Kemampuan guru menyusun RPP meningkat.

c. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah, yaitu sebagai berikut.

1. Prestasi akademik siswa, khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkat.

2. Menumbuhkan suasana pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, HIPOTESIS TINDAKAN DAN KERANGKA BERRPIKIR

Pada bab II ini akan dibahas mengenai variabel-variabel penelitian meliputi: 1) hakikat kemampuan menulis, 2) hakikat cerpen, 3) hakikat kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi, dan 4) metode spider concept map .

A. Kajian Teori

1. Hakikat Kemampuan Menulis

a. Pengertian Kemampuan

...... Kemampuan merupakan pengetahuan tentang bahasa yang bersifat abstrak dan bersifat tidak sadar (Harimurti Kridalaksana, 2008: 117). Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat diketahui oleh orang lain setelah seseorang tersebut mengimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari. Baik aktivitas yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan. Tugas yang menggunakan kemampuan yang tinggi dibandingkan tugas yang berada di tingkat bawahnya. Selaras dengan itu, Warren (1974: 1) mengartikan kemampuan sebagai kekuatan untuk menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan terkoordinasi kompleks dan pemecahan problem mental. .......... Caplin (2000: 1) mengemukakan bahwa kemampuan diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan, kesanggupan, tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik.

Di lain pihak, Rabbin (2008) Di lain pihak, Rabbin (2008)

b. Pengertian Kemampuan Menulis

Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, yakni tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis adalah suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Kemampuan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Berkaitan dengan pengertian menulis, Subarti Akadiah (1997: 13) menyatakan bahwa kemampuan menulis merupakan suatu kecakapan menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medium. Kecakapan menulis mencakup berbagai aktivitas. Kemampuan menulis diperlukan adanya suatu bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan yang logis dengan menggunakan kosa kata dan tatabahasa tertentu atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga dapat menggambarkan atau dapat menyajikan Berkaitan dengan pengertian menulis, Subarti Akadiah (1997: 13) menyatakan bahwa kemampuan menulis merupakan suatu kecakapan menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medium. Kecakapan menulis mencakup berbagai aktivitas. Kemampuan menulis diperlukan adanya suatu bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan yang logis dengan menggunakan kosa kata dan tatabahasa tertentu atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga dapat menggambarkan atau dapat menyajikan

Menulis merupakan suatu kegiatan yang penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakatinya. Dengan demikian komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yakni penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Soeparno dan Yunus (2007: 1.3).

Pada buku yang sama “Kemampuan menulis” dikatakan oleh Suparno dan Yunus (2007: 1.29), bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Diungkapkan pula bahwa menulis adalah sebuah proses, yakni penuangan ide, gagasan atau pemikiran ke dalam kata-kata dalam bentuk tulisan. Hal ini diperkuat oleh Arikan “Writing is not a skill that can be learned or developed in isolation (Rivers, 1981), Pada buku yang sama “Kemampuan menulis” dikatakan oleh Suparno dan Yunus (2007: 1.29), bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Diungkapkan pula bahwa menulis adalah sebuah proses, yakni penuangan ide, gagasan atau pemikiran ke dalam kata-kata dalam bentuk tulisan. Hal ini diperkuat oleh Arikan “Writing is not a skill that can be learned or developed in isolation (Rivers, 1981),

bersifat produktif, karena kemampuan menulis lebih banyak menekankan pada penuangan ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat dan menjadi sustu gagasan alenia. Seperti halnya dikatakan oleh Conelly, et al.,(2006: 176)

“Writing is a complex skill involving a number of linguistic and nonlinguistic processes.” .......... Kegiatan kepenulisan di atas sangat terkait dengan penalaran. Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada suatu kesimpulan (Moeliono, dalam St.Y. Slamet, 2009: 97). Lebih lanjut, diungkapkan oleh Sri Hastuti (dalam St.Y. Slamet, 2009: 98), bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sangat kompleks karena melibatkan cara berpikir yang teratur dan berbagi persyaratan yang berkaitan dnegan teknik penulisan, antara lain: (1) adanya kesatuan gagasan, (2) penggunaan kalimat, (3) paragraf disusun dengan baik, (4) penerapan kaidah ejaan yang benar, dan (5) penguasaan kosakata yang memadai.

Kemampuan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehinga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut pertauran tertentu, melainkan kemampuan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat- kalimat yang yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah

........... Kemampuan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan ini. Kemampuan menulis ini mencakup berbagai kemampuan, misalnya kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, pilihan kata serta yang lainnya (St.Y.Slamet, 2009: 107).

Lebih lanjut, Henry Guntur Tarigan (2008: 22) menjelasakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafik itu, sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Seperti halnya, Clara (1999: 57) mengemukakan bahwa “wtrting is essentailly a social act: you ussualy write to comunicate with an audience which has expatitions a bout typr (orgende) you produce. Selanjutnya, Lado dalam Agus Suriamiharja, dkk (1996:

1) mengatakan bahwa: “To write is to put down the graphic symbols that

represent a language one understands, so that other can read these graphic representation”.

Pada hakikatnya, kemampuan menulis lebih banyak menekankan pada penuangan ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat dan menjadi suatu gagasan alenia. Sebab itulah, menulis dikatakan sebagai kemampuan berbahasa yang paling kompleks, yang menuntut kemampuan menggunakan pola- pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan.

menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, kemampuan memilih kata, dan sebagainya. Seperti pendapat Heato (dalam Ai Sri Rahayu, 2006: 1) menyebutkan bahwa “the writing skills are compleks and sometimes difficult to teach, requiring mastery not only of gramatical devices but also of concept ual and judgemental elements.”

Mary S. Lawrence (dalam St.Y.Slamet, 2008: 97), mengemukakan bahwa menulis adalah mengomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis. Berkaitan dengan pengertian menulis, lebih lanjut, oleh St. Y. Slamet mengungkapkan bahwa:

“pada dasarnya, menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide,

pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai.”

Sependapat dengan uraian di atas, Iim Rahmina (1997: 3) mengungkapkan bahwa menulis merupakan kegiatan pengungkapan ide, gagasan, perasaan, atau emosi secara tertulis. Sementara, menulis menurut Roekhan dan Martutik (1991:

49) dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran, atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis.

Diungkapkan pula oleh Atar Semi (1990: 8), bahwa menulis adalah pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Dengan kata lain, menulis adalah melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan (Hernowo, 2002: 116).

(2002: 3) menyamakan pengertian menulis sama dengan mengarang. Diungkapkannya bahwa menulis arti pertamanya ialah membuat huruf, angka, nama, sesuatu tanda kebahasaan apapun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Dalam pengertiannya yang luas, menulis merupakan kata sepadan yang mempunyai arti sama dengan mengarang. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.

Menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang (A. Widyamartaya, 1990: 9). Dengan demikian, bahasa yang teratur merupakan cerminan pikiran yang teratur pula, hal ini karen bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat menggambarkan suasana hati atau pikiran penulis, sehingga melalui bahasa tulis seseorang dapat menuangkan isi hati dan pikirannya.

Sebuah tulisan mencerminkan jiwa penulisnya. Oleh karenanya, kegiatan menulis sama dengan mengarang, yakni suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam tulisan (A. Widyamartaya, 1990: 9). Sebuah tulisan dapat dikatakan berhasil apabila tulisan tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Segala ide dan pesan yang disampaikan dipahami secara baik oleh pembacanya, tafsiran pembaca sama dengan maksud penulis.