Efek Teh Putih (Camellia sinensis var.khenghe bai hao) Terhadap Indeks Plak.

(1)

 

  iv  ABSTRAK

Karies gigi merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai. Menurut Dr. WD Miller (1980), karies berasal dari asam yang terbentuk dari penurunan pH dalam rongga mulut dan keterlibatan makanan sehingga dapat menguraikan enamel gigi. Proses pembentukan karies gigi disebabkan oleh interaksi antara bakteri plak, makanan, dan gigi. Plak gigi merupakan substansi terstruktur, resilien, berwarna abu kekuningan yang melekat kuat pada permukaan gigi. Pencegahan terhadap plak gigi dapat dengan berkumur teh putih (Camellia sinensis var. khenghe bai hao). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek teh putih dalam menurunkan indeks plak.

Rancangan penelitian eksperimental dengan disain paralel. Subjek sebanyak 32 orang, dibagi secara acak menjadi dua kelompok (n=16). Kelompok pertama diberi perlakuan berkumur seduhan teh putih, sedangkan kelompok kedua diberi perlakuan berkumur air putih. Data yang diukur yaitu indeks plak dengan menggunakan metode O’Leary. Analisis data menggunakan uji T-Tidak Berpasangan.

Hasil penelitian plak gigi berkumur teh putih sebesar memiliki persentase rerata jumlah plak sebesar 77.15% serta skor plak sebesar 77.17% dan hasil STDEV jumlah plak yaitu 8.25%, STDEV skor plak yaitu 11.96%. Sedangkan berkumur air putih memiliki persentase rerata jumlah plak sebesar 23.82%, rerata skor plak sebesar 23.98%, STDEV jumlah plak yaitu 12.02% dan STDEV skor plak yaitu 11.96%.

Simpulan dari penelitian ini adalah berkumur dengan teh putih dapat mencegah perlekatan bakteri terhadap permukaan gigi sebagai awal dari pembentukan plak sehingga terjadi pencegahan terhadap karies gigi.


(2)

 

ABSTRACT

Dental caries is a common disease. According to Dr. WD Miller (1980), caries is derived from acid that formed from a decreasing pH in the oral cavity and the involvement of carbohydrates in the diet that can decompose the tooth enamel. The process formation of dental caries is caused by the interaction between bacterial plaque, food, and host. Dental plaque is a structured substance, resilient, yellowish gray strongly attached to the tooth surface. Prevention of dental plaque can be rinsed by white tea (Camellia sinensis var. Khenghe bai hao). The research objective was to determine the effect of white tea in reducing plaque index.

Experimental research design with a parallel design. Subjects were 32 people, divided randomly into two groups (n = 16). The first group was treated by gargling white tea brew, and the second group was treated by gargling water. Measured data of plaque index using O'Leary. Data analysis using No Paired-T Test.

The results of the study that dental plaque rinsed by white tea has a percentage of the plaques number mean is 77.15% and the amount is 77.17% to the plaque scores and STDEV amount of plaque number that is 8:25%, and STDEV plaque score is 11.96%. Meanwhile, subjects that rinsed by water has a percentage of the average plaques number is 23.82%, the mean plaque score is 23.98%, STDEV amount of plaque number is 12:02% and STDEV plaque score is 11.96%.

The conclusions of this study is to rinse with white tea can prevent the adhesion of bacteria to the tooth surface as the beginning of the formation of plaque resulting in the prevention of dental caries.


(3)

 

  ix 

DAFTAR ISI  

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5

1.6 Metode Penelitian ... 6


(4)

  x 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Gigi ... 7

2.2 Komposisi Plak ... 7

2.3 Pembentukan Plak Gigi ... 8

2.3.1 Pembentukan Pelikel pada Permukaan Gigi ... 8

2.3.2 Perlekatan Awal Bakteri ... 9

2.3.3 Kolonisasi dan Pematangan Plak ... 10 

2.4 Kontrol Plak ... 10

2.5 Teh ... 12

2.6 Kandungan Teh dan Manfaatnya ... 13

2.7 Teh Putih dan Hubungannya dengan Gigi ... 15

  BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 18

3.2 Subjek Penelitian ... 18

3.3 Disain Penelitian ... 19

3.4 Variabel Penelitian ... 19

3.4.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 19

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 20

3.5 Perhitungan Besar Sampel ... 21

3.6 Prosedur Kerja ... 22

3.6.1 Pengumpulan Bahan ... 22

3.6.2 Persiapan Bahan Uji ... 23


(5)

 

 

xi 

3.6.4 Sterilisasi Alat ... 23

3.7 Pelaksanaan Penelitian ... 23

3.8 Alur Penelitian ... 24

3.9 Cara Pemeriksaan ... 24

3.10 Metode Analisis ... 25

3.11 Hipotesis Statistik ... 25

3.12 Kriteria Uji ... 25

3.13 Aspek Etik ... 26

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 27

4.2 Pembahasan ... 31

  BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 33

5.2 Saran ... 33

  DAFTARPUSTAKA ... 34

LAMPIRAN ... 37

RIWAYAT HIDUP ... 48  


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Indeks Penurunan Jumlah Plak dan Skor Plak Antara Teh Putih dan Air Putih ... 28 Tabel 4.2 Hasil Statistik T-Tidak Berpasangan ... 30 Tabel 4.3 Hasil Uji T-Tidak Berpasangan ... 30


(7)

  xiii 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Katekin (flavanol) dalam teh ... 13

Gambar 2.2 Theaflavins ... 14

Gambar 2.3 Proses Pembuatan Jenis-jenis Teh ... 16


(8)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Diagram Kerangka Pemikiran ... 5 Diagram 4.1 Diagram Indeks Penurunan Jumlah Plak Teh Putih dan

Air Putih ... 28 Diagram 4.2 Diagram Indeks Penurunan Skor Plak (%) Teh Putih dan


(9)

  xv 

DAFTAR GRAFIK


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Persetujuan Etik ... 37 LAMPIRAN 2 Foto Alat dan Bahan ... 38 LAMPIRAN 3 Foto Percobaan, Lembar Pemeriksaan, dan Informed Consent ... 40 LAMPIRAN 4 Pemeriksaan Indeks Plak ... 43 LAMPIRAN 5 Uji T-Tidak Berpasangan ... 46


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Karies gigi merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai. Menurut Dr. WD Miller (1980), karies merupakan akibat dari kerusakan gigi yang berasal dari asam yang terbentuk karena penurunan pH dalam rongga mulut dan adanya keterlibatan karbohidrat serta saliva, sehingga akan menguraikan enamel gigi. Proses pembentukan karies gigi disebabkan oleh interaksi antara bakteri plak, host, dan gigi. Apabila tidak terdapat plak, maka tidak akan timbul karies. 1,2

Plak berasal dari deposit lunak biofilm yang melekat kuat pada permukaan gigi. Saat permukaan gigi terkena fermentasi karbohidrat, bakteri dalam plak akan membentuk asam yang akan menurunkan pH dalam rongga mulut sehingga proses demineralisasi terjadi pada enamel gigi. Penelitian Keyes dan Fitzsgerald (1960)

menyatakan bahwa plak didominasi oleh Streptococcus mutans yang

menyebabkan terbentuknya karies.2,3,4

Karies dapat dicegah dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Salah satu cara pencegahan karies yaitu mengendalikan pembentukan plak dengan pembersihannya secara teratur.2

Teh merupakan salah satu minuman terpopuler di dunia.5,6,7 Teh mengandung beberapa kandungan bioaktif yang dianggap bersifat anti-inflamasi, antioksidan, antimutagenik, antimikroba, dan meningkatkan respon imun. Teh diproduksi melalui proses pengolahan pucuk daun muda jenis Camellia sinensis (Linnaeus)


(12)

2

O. Kauntze. Proses tersebut merupakan proses yang sesuai untuk menjadikan teh sebagai minuman yang dikonsumsi. Hasil produksi dari daun teh yang segar (Camellia sinensis) didapatkan teh hijau, teh oolong, teh hitam, herb tea, red tea, dan teh putih.5,8

Teh putih ditetapkan sebagai subspesies yang diproduksi dari Camellia sinensis var. khenghe bai hao dan Camellia sinensis var. fudin bai hao, yang ditemukan di provinsi Fujian dan pada musim semi. Teh putih diolah secara tradisional yaitu hanya melalui proses penguapan dan pengeringan, sehingga mempunyai manfaat tinggi untuk kesehatan. Proses pembuatan teh putih yang tradisional menjadikan kandungan alami daun teh putih masih sangat terjaga.6,8 Salah satu kandungan yang terdapat dalam teh putih adalah tannin, yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans (salah satu bakteri dalam plak yang menyebabkan karies) sehingga dapat mencegah terjadinya karies. Sampai saat ini belum banyak penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh teh putih terhadap plak dalam rongga mulut, sehingga saya berkeinginan untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut.9,10

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan identifikasi masalah apakah teh putih dapat menurunkan indeks plak dalam rongga mulut.


(13)

3

 

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah untuk mengetahui efek teh putih terhadap indeks plak.

Tujuan penelitian adalah untuk mengukur atau menilai peranan teh putih dalam menurunkan indeks plak.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat akademis adalah memperluas wawasan pembaca dalam pengetahuan mengenai jenis teh, khususnya yaitu teh putih Indonesia dalam menurunkan indeks plak.

Manfaat praktisi adalah mengeksplorasi potensi teh putih Indonesia dalam menurunkan indeks plak pada permukaan gigi.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial yang dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya bakteri, host, dan plak yang menyebabkan demineralisasi dan destruksi jaringan, biasanya diakibatkan produksi asam oleh fermentasi bakteri pada debris makanan yang terakumulasi pada permukaan gigi. Proses karies gigi diawali dengan biofilm sampai membentuk plak yang melapisi permukaan gigi. Pada waktu permukaan gigi terkena fermentasi karbohidrat, bakteri dalam plak memproduksi asam yang akan menurunkan pH rongga mulut sehingga proses demineralisasi terjadi pada enamel gigi. Risiko karies berhubungan dengan


(14)

4

berbagai faktor termasuk oral hygiene yang buruk, konsumsi gula, dan kurangnya asumsi fluoride. 2,3,11

Pada beberapa studi, teh dihubungkan dengan aksi antialergi (Yamamoto et al., 2004) dan sifat antimikroba (Paola et al., 2005). Komposisi teh terdiri dari polifenol, alkaloid (kafein, theophylline dan theobromine), asam amino, karbohidrat, protein, klorofil, mineral, dan kandungan lainnya. Dari kandungan-kandungan tersebut, polifenol merupakan molekul bioaktif yang utama dalam teh, bersifat antioksidan sehingga baik untuk kesehatan tubuh.8,12

Teh putih merupakan teh spesifik yang bahannya didapatkan dari ekstrak daun teh varietas tertentu dimana ditemukan hanya pada musim semi. Warna teh putih berasal dari kuncup daun yang tertutupi bulu halus berwarna “perak” sehingga memberikan warna terang untuk teh. Prosesnya melalui fermentasi ringan, dikukus dan dikeringkan sehingga kandungan alaminya masih sangat terjaga.5,8 Kandungan teh putih yang paling utama yaitu fluoride, tannin, dan flavonoid. Flavonoid merupakan golongan antioksidan yang mengikat radikal bebas sehingga menghambat oksidasi. Kandungan flavonoid, terutama katekin, dapat menghambat pertumbuhan bakteri kariogenik dengan mencegah perlekatan dan pertumbuhan bakteri plak pada permukaan gigi. Pernyataan lain juga mengatakan bahwa kandungan flavonoid dalam teh putih akan meningkatkan sistem imun tubuh dan membantu untuk melawan bakteri yang menyebabkan infeksi.6,13

Kandungan fluoride dalam teh berhubungan dengan permukaan gigi dan jaringan oral, yaitu 34% membersihkan sehingga memberikan keuntungan mengurangi insidensi karies. Beberapa studi melaporkan, kandungan tannin


(15)

5

 

dalam teh dapat menghambat amilase saliva sehingga mengurangi potensi kariogenik; bersamaan dengan komponen teh putih lain seperti katekin, kafein dan tocopherol yang efektif dalam meningkatkan resistensi asam dari enamel gigi. Tannin juga memiliki manfaat dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. mutans, yang merupakan faktor utama dalam pembentukan plak gigi. 6,9

Terdapat pernyataan hubungan teh putih dengan kesehatan yang sudah berlangsung, yaitu teh putih memiliki sifat antioksidan (terutama kandungan katekin) dan sifat anti-mutagen yang tinggi dan memiliki kandungan kafein lebih rendah daripada teh lainnya.5

Berdasarkan kerangka pemikiran, didapatkan diagram yaitu :

Diagram 1.1 Diagram Kerangka Pemikiran

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Teh putih menurunkan indeks plak dalam rongga mulut. Makanan  Gigi  Bakteri  Plak  Karies  Teh Putih  Tannin  Fluoride  Polivenol    Flavonoid  Gingivitis 


(16)

6

1.6Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental yang

diaplikasikan kepada manusia secara langsung, subjek diminta untuk menyikat gigi terlebih dahulu, setelah itu dilakukan perhitungan indeks plak yang menggunakan metode O’Leary.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Graha Widya Marantaha lantai 11, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.


(17)

33

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Teh putih dapat menurunkan indeks plak dalam rongga mulut.

5.2 Saran

1. Teh putih dapat menjadi salah satu bentuk gaya hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari, karena manfaatnya selain pada gigi juga pada kesehatan tubuh.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara mikrobiologis dengan

menghitung jumlah koloni bakteri untuk mengetahui lebih pasti mengenai pengaruh teh putih dalam mencegah perlekatan dan pertumbuhan bakteri, khususnya bakteri dalam plak gigi.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan efektivitas

teh putih, teh hitam, dan teh hijau terhadap pembentukan plak gigi.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek teh putih terhadap


(18)

RIWAYAT HIDUP

Nama : FEBE AIRIN WIJAYA

NRP : 1190014

Tempat & Tanggal Lahir : Sukabumi, 19 Februari 1993

Alamat : Jl. Dr. Junjunan Dalam No.10

Bandung 40173

Riwayat Pendidikan :

TK Paulus I/II 1997-1999

SD Paulus I/II 1999-2005

SMPK 1 BPK Penabur Bandung 2005-2008

SMAK 2 BPK Penabur Bandung 2008-2011


(19)

 

34

DAFTAR PUSTAKA

1. Soemantadiredja Yetty, Satari Mieke. Isolasi gen kariogenik gtf BC

Streptococcus mutans dari plak gigi anak. Universitas Kedokteran Gigi

Padjadjaran; 2005.

2. Pratiwi Rini. Perbedaan daya hambat terhadap Streptococcus mutans dari

beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin, Makassar; 2005.

3. I.R. Ion, Viorica C. Dental plaque – classification, formation, and

identification. International Journal of Medical Dentistry; 2013; 139-143.

4. Chambers S. Public health and dental caries in young children in deprived

communities in Scotland. Scottish Universities Medical Journal, Dundee;

2012.

5. Y. Hilal, U. Engelhardt. Characterisation of white tea – comparison to

green and black tea. Braunschweig University, Department of Food

Chemistry, Braunschweig, Germany; 2007.

6. Fotedar S, Fotedar V, Sharma KR, Bhardwaj V. Oral health and white tea. European Journal of General Dentistry; 2013.

7. Dias TR, Tomas G, Teixeira NF, Alves MG, Oliveira PF, Silva BM. White

tea (Camellia Sinensis L.): antioxidant properties and beneficial health

effects. Branca Maria Silva and Pedro Fontes Oliveira; 2013.

8. Karori SM, Wachira FN, Wanyoko JK, Ngure RM. Antioxidant capacity


(20)

35 

Molecular Bioogy, Egerton University Kenya, Department of Chemistry, Tea Research Foundation of Kenya; 2007.

9. Noorhamdani, Yully E, Hendra PS. Ekstrak daun teh putih (Camellia sinensis) sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans secara in

vitro. Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya, Malang; 2013.

10.Bassoon, Miranda, Wyk. The effect of areca nut on salivary and selected

oral microorganism. Vancouver; 1996; 46(4)350-6.

11.Karpinski T, Szkaradkiewicz A. Microbiology of dental caries.

Department of Medical Microbiology, Poland 2013.

12.Lowry Nancy. Tea and theophylline. Hampshire College, Amherst, MA.

13.Tea and oral health fact sheet. UK tea council. Available from :

http://www.tea.co.uk/files/fact./tea_and_oral_health_fact_update [last accessed on 2012 Nov 22].

14.Newman M. G., Takei H. H. & Klokkevold P. R. Carranza’s clinical

periodontology. 10th ed. Philadephia: Saunders Elsevier; 2006.

15.Newman MG, Takei HH, Carranza MG. Carranza’s clinical

periodontology. 9th ed. St.Louis: WB Saunders Company; 2002.

16.Roth. I. G & Calmes. R. Oral biology. St. Louis: Mosby; 1981: 329, 332. 17.Samaranayake, L. Essential microbiology for dentistry. 3rd ed.

Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier; 2006: 38,261,268,272. 18.Soentoko AD. Mechanical methods for individual removal of dental


(21)

36

19.Vanka A, Vanka S. White tea: a contributor to oral health. India: People’s Dental Academy and People’s College of Dental Sciences and Research Centre; 2012.

20.Tea & health. Overview of research on the potential health benefits of tea.

2000.

21.Sharma VK, Bhattacharya A, Kumar A, Sharma HK. Health benefits of tea

consumption. Nigeria: Faculty of Pharmacy; 2007.

22.Peiro S, Gordon MH, Blanco M, Perez-Llamas F, Segovia F, Almajano

MP. Modeling extraction of white tea polyphenols: the influence of

temperature and ethanol concentration. Switzerland; 2014.


(1)

6

1.6Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental yang diaplikasikan kepada manusia secara langsung, subjek diminta untuk menyikat gigi terlebih dahulu, setelah itu dilakukan perhitungan indeks plak yang menggunakan metode O’Leary.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Graha Widya Marantaha lantai 11, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.


(2)

33 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Teh putih dapat menurunkan indeks plak dalam rongga mulut.

5.2 Saran

1. Teh putih dapat menjadi salah satu bentuk gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, karena manfaatnya selain pada gigi juga pada kesehatan tubuh.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara mikrobiologis dengan menghitung jumlah koloni bakteri untuk mengetahui lebih pasti mengenai pengaruh teh putih dalam mencegah perlekatan dan pertumbuhan bakteri, khususnya bakteri dalam plak gigi.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan efektivitas teh putih, teh hitam, dan teh hijau terhadap pembentukan plak gigi.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek teh putih terhadap kesehatan gigi dan dan jaringan sekitarnya.


(3)

RIWAYAT HIDUP

Nama : FEBE AIRIN WIJAYA

NRP : 1190014

Tempat & Tanggal Lahir : Sukabumi, 19 Februari 1993 Alamat : Jl. Dr. Junjunan Dalam No.10

Bandung 40173 Riwayat Pendidikan :

TK Paulus I/II 1997-1999

SD Paulus I/II 1999-2005

SMPK 1 BPK Penabur Bandung 2005-2008 SMAK 2 BPK Penabur Bandung 2008-2011 Fakultas Kedokteran Gigi Maranatha 2011-2015


(4)

 

34

DAFTAR PUSTAKA

1. Soemantadiredja Yetty, Satari Mieke. Isolasi gen kariogenik gtf BC

Streptococcus mutans dari plak gigi anak. Universitas Kedokteran Gigi Padjadjaran; 2005.

2. Pratiwi Rini. Perbedaan daya hambat terhadap Streptococcus mutans dari

beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Makassar; 2005.

3. I.R. Ion, Viorica C. Dental plaque – classification, formation, and identification. International Journal of Medical Dentistry; 2013; 139-143.

4. Chambers S. Public health and dental caries in young children in deprived

communities in Scotland. Scottish Universities Medical Journal, Dundee; 2012.

5. Y. Hilal, U. Engelhardt. Characterisation of white tea – comparison to green and black tea. Braunschweig University, Department of Food Chemistry, Braunschweig, Germany; 2007.

6. Fotedar S, Fotedar V, Sharma KR, Bhardwaj V. Oral health and white tea.

European Journal of General Dentistry; 2013.

7. Dias TR, Tomas G, Teixeira NF, Alves MG, Oliveira PF, Silva BM. White

tea (Camellia Sinensis L.): antioxidant properties and beneficial health effects. Branca Maria Silva and Pedro Fontes Oliveira; 2013.

8. Karori SM, Wachira FN, Wanyoko JK, Ngure RM. Antioxidant capacity


(5)

35 

Molecular Bioogy, Egerton University Kenya, Department of Chemistry, Tea Research Foundation of Kenya; 2007.

9. Noorhamdani, Yully E, Hendra PS. Ekstrak daun teh putih (Camellia

sinensis) sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans secara in vitro. Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang; 2013.

10.Bassoon, Miranda, Wyk. The effect of areca nut on salivary and selected

oral microorganism. Vancouver; 1996; 46(4)350-6.

11.Karpinski T, Szkaradkiewicz A. Microbiology of dental caries.

Department of Medical Microbiology, Poland 2013.

12.Lowry Nancy. Tea and theophylline. Hampshire College, Amherst, MA.

13.Tea and oral health fact sheet. UK tea council. Available from : http://www.tea.co.uk/files/fact./tea_and_oral_health_fact_update [last accessed on 2012 Nov 22].

14.Newman M. G., Takei H. H. & Klokkevold P. R. Carranza’s clinical periodontology. 10th ed. Philadephia: Saunders Elsevier; 2006.

15.Newman MG, Takei HH, Carranza MG. Carranza’s clinical

periodontology. 9th ed. St.Louis: WB Saunders Company; 2002.

16.Roth. I. G & Calmes. R. Oral biology. St. Louis: Mosby; 1981: 329, 332.

17.Samaranayake, L. Essential microbiology for dentistry. 3rd ed.


(6)

36

19.Vanka A, Vanka S. White tea: a contributor to oral health. India: People’s Dental Academy and People’s College of Dental Sciences and Research Centre; 2012.

20.Tea & health. Overview of research on the potential health benefits of tea. 2000.

21.Sharma VK, Bhattacharya A, Kumar A, Sharma HK. Health benefits of tea

consumption. Nigeria: Faculty of Pharmacy; 2007.

22.Peiro S, Gordon MH, Blanco M, Perez-Llamas F, Segovia F, Almajano MP. Modeling extraction of white tea polyphenols: the influence of temperature and ethanol concentration. Switzerland; 2014.