UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN MEDIA FILM ANIMASI BERTEMA PENDIDIKAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PABELAN 03 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2008/2009.
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MENYIMAK DENGAN MEDIA FILM ANIMASI BERTEMA PENDIDIKAN
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PABELAN 03 KARTASURA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Oleh:
NURYANTI
A 310 050 012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa ada empat macam, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut memiliki
hubungan yang saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya.
Tarigan (1994: 2) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa biasanya
diperoleh manusia berurutan. Keterampilan berbahasa yang pertama kali
dikuasai manusia adalah menyimak dan berbicara kemudian membaca dan
menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki
jenjang sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari saat memasuki
jenjang pendidikan.
Pembelajaran keterampilan berbahasa sangat penting dilakukan di
sekolah dengan tujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa
untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan. Jadi, tujuan akhir dari
pembelajaran keterampilan berbahasa adalah tercapainya kompetensi
berbahasa secara utuh bagi siswa.
Menyimak sebagai keterampilan berbahasa yang pertama kali
dikuasai seseorang mempunyai peranan penting sebagai awal dari
keterampilan-keterampilan yang lain. Pada saat seorang bayi belajar
berbicara, dia menyimak bunyi-bunyi yang ia dengar kemudian dia berusaha
menirukannya walaupun belum mengerti makna bunyi-bunyi tersebut.
1
2
Demikian juga pada saat seseorang berlajar membaca dan menulis, seseorang
akan menyimak cara membaca dan menulis dari guru yang menhgajarinya.
Keterampilan menyimak berperan penting dalam usaha mempelajari
banyak
hal, apalagi di dunia pendidikan. Setiap pelajaran di sekolah
memerlukan keterampilan menyimak. Guru menyampaikan ilmunya sebagian
besar melalui ujaran. Dalam hal inilah keterampilan menyimak bagi siswa
dibutuhkan.
Mengingat
pentingnya
keterampilan
menyimak,
maka
keterampilan tersebut harus diajarkan sejak dini dalam pelajaran bahasa
Indonesia sekolah dasar. Hal ini perlu dilakukan sebagai landasan untuk
jenjang pendidikan selanjutnya.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
meningkatkan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa Hamalik (dalam
Arsyad, 2006:15). Selain itu, media pembelajaran dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi (Arsyad, 2006:16).
Menurut
Anderson
(dalam
Tarigan,
1994:61),
kemampuan
keterampilan menyimak kelas lima lebih difokuskan pada: (1) menyimak
secara kritis terhadap keliruan-keliruan, kesalahan-kesalahan, propagandapropaganda, petunjuk-petunjuk yang keliru, dan (2) menyimak pada aneka
ragam puisi dan berbagi cerita anak-anak.
Menyimak dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah
satu kompetensi yang ditargetkan kurikulum. Pada Kurikulum Tingkat Satuan
3
Pendidikan (KTSP) siswa kelas V SD diharapkan mempunyai kompetensi
dasar menyimak cerita. Keterampilan menyimak cerita berdasarkan film
animasi bertema pendidikan diharapkan dapat melatih siswa menyimak cerita
sehingga dapat menentukan mengidentifikasi tokoh, watak, latar, dan tema.
Pembelajaran keterampilan menyimak film animasi yang bertema
pendidikan ini terjadi di kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura termasuk
dalam pembelajaran menyimak cerita. Pertama, siswa kesulitan menemukan
watak tokoh dalam cerita. Kesulitan ini terlihat saat Bapak Sugeng Sugiarto
selaku guru kelas V menanyakan watak tokoh yang terdapat dalam cerita.
Sebagian besar siswa tampak bingung sehingga gurulah yang menentukan
watak tokoh dalam cerita.
Kedua, siswa kesulitan menemukan tema dan amanat yang terdapat
dalam cerita. Kesulitan ini terlihat saat Bapak Sugeng Sugiarto menanyakan
tema dalam cerita, siswa tidak dapat menentukan tema dengan mudah.
Akhirnya gurulah menentukan tema yang terdapat cerita.
Pembelajaran keterampilan menyimak di SD Negeri Pabelan 03
Kartasura dilakukan dengan cara membacakan cerita kemudian siswa
menjawab pertanyaan berdasarkan apa yang disimak. Media pendukung baik
yang berupa media audio visual maupun audio nonvisual hanya digunakan
untuk pekerjaan rumah. Hal inilah yang menyebabkan siswa tidak tertarik
terhadap pembelajaran.
Berdasarkan fakta di atas, peneliti bersama Bapak Sugeng Sugiarto
selaku guru SD Negeri Pabelan 03 Kartasura melakukan diskusi untuk
4
menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran keterampilan menyimak cerita. Bapak Sugeng Sugiarto
dan peneliti, memilih satu tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran keterampilan menyimak, terutama menyimak cerita,
yaitu pemakaian media film animasi bertema pendidikan. Tindakan tersebut
dipilih berdasarkan sifat dari media film animasi yang menarik perhatian
anak-anak dan membantu guru memberikan ”suasana” dan pusat perhatian
bagi siswa. Dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif
dan
variatif,
menjadikan
pembelajaran
dapat
berlangsung
dengan
mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar dan suasana
belajar pun lebih menarik perhatian siswa (Wijayanti, 2006: 2).
Film animasi termasuk salah satu media audio visual yang dapat
digunakan dalam pembelajaran menyimak. Film animasi disukai oleh anakanak di seluruh dunia karena tanyangannya yang menarik dan penuh warna
membuat anak-anak tidak bosan menonton film ini walaupun hampir setiap
hari televisi menanyangkannya. Kegemaran anak-anak terhadap film animasi
juga dapat dilihat saat mereka saling bercerita tentang film animasi yang baru
saja disaksikan di rumah.
Utami (dalam http://www.uny.ac.id) diakses pada tanggal 5 Januari
2009 menyatakan bahwa film animasi bisa menjadi sarana yang memberikan
pemahaman yang efektif karena siswa seperti tidak belajar. Diharapkan
penggunaan film animasi sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan
keterampilan menyimak siswa.
5
Berndasarkan latar belakang di atas, peneliti mencoba untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkat kualitas
pembelajaran keterampilan menyimak bermediakan film animasi bertema
pendidikan pada siswa kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura tahun
pelajaran 2008/2009.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana peningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan
menyimak dengan media film animasi bertema pendidikan pada siswa
kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura tahun pelajaran 2008/2009?
2.
Bagaimana peningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan
menyimak dengan media film animasi bertema pendidikan pada siswa
kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura tahun pelajaran 2008/2009?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini sebagai
sebagai berikut:
1.
Mengetahui peningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan
menyimak dengan media film animasi bertema pendidikan pada siswa
kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura tahun pelajaran 2008/2009.
2.
Mengetahui peningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan
6
menyimak dengan media film animasi bertema pendidikan pada siswa
kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura tahun pelajaran 2008/2009.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
praktis. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
manfaat yang memperkaya khazanah ilmu pengetahuan pembelajaran
bahasa khususnya dalam pembelajaran keterampilan menyimak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru:
1. Mampu meningkatkan kinerja guru,
2. Mendorong
guru
untuk
melaksanakan
pembelajaran
yang
inovatif, dan
3. Mengatasi permasalahan pembelajaran keterampilan menyimak.
b. Bagi siswa
1. Memberikan kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk
belajar bersama sehingga memudahkan siswa menyelesaikan tugas
keterampilan menyimak dengan baik, dan
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menyimak.
7
c. Bagi Peneliti
1) Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti, dan
2) Pengaplikasian teori yang telah diperoleh.
MENYIMAK DENGAN MEDIA FILM ANIMASI BERTEMA PENDIDIKAN
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PABELAN 03 KARTASURA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Oleh:
NURYANTI
A 310 050 012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa ada empat macam, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut memiliki
hubungan yang saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya.
Tarigan (1994: 2) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa biasanya
diperoleh manusia berurutan. Keterampilan berbahasa yang pertama kali
dikuasai manusia adalah menyimak dan berbicara kemudian membaca dan
menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki
jenjang sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari saat memasuki
jenjang pendidikan.
Pembelajaran keterampilan berbahasa sangat penting dilakukan di
sekolah dengan tujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa
untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan. Jadi, tujuan akhir dari
pembelajaran keterampilan berbahasa adalah tercapainya kompetensi
berbahasa secara utuh bagi siswa.
Menyimak sebagai keterampilan berbahasa yang pertama kali
dikuasai seseorang mempunyai peranan penting sebagai awal dari
keterampilan-keterampilan yang lain. Pada saat seorang bayi belajar
berbicara, dia menyimak bunyi-bunyi yang ia dengar kemudian dia berusaha
menirukannya walaupun belum mengerti makna bunyi-bunyi tersebut.
1
2
Demikian juga pada saat seseorang berlajar membaca dan menulis, seseorang
akan menyimak cara membaca dan menulis dari guru yang menhgajarinya.
Keterampilan menyimak berperan penting dalam usaha mempelajari
banyak
hal, apalagi di dunia pendidikan. Setiap pelajaran di sekolah
memerlukan keterampilan menyimak. Guru menyampaikan ilmunya sebagian
besar melalui ujaran. Dalam hal inilah keterampilan menyimak bagi siswa
dibutuhkan.
Mengingat
pentingnya
keterampilan
menyimak,
maka
keterampilan tersebut harus diajarkan sejak dini dalam pelajaran bahasa
Indonesia sekolah dasar. Hal ini perlu dilakukan sebagai landasan untuk
jenjang pendidikan selanjutnya.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
meningkatkan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa Hamalik (dalam
Arsyad, 2006:15). Selain itu, media pembelajaran dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi (Arsyad, 2006:16).
Menurut
Anderson
(dalam
Tarigan,
1994:61),
kemampuan
keterampilan menyimak kelas lima lebih difokuskan pada: (1) menyimak
secara kritis terhadap keliruan-keliruan, kesalahan-kesalahan, propagandapropaganda, petunjuk-petunjuk yang keliru, dan (2) menyimak pada aneka
ragam puisi dan berbagi cerita anak-anak.
Menyimak dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah
satu kompetensi yang ditargetkan kurikulum. Pada Kurikulum Tingkat Satuan
3
Pendidikan (KTSP) siswa kelas V SD diharapkan mempunyai kompetensi
dasar menyimak cerita. Keterampilan menyimak cerita berdasarkan film
animasi bertema pendidikan diharapkan dapat melatih siswa menyimak cerita
sehingga dapat menentukan mengidentifikasi tokoh, watak, latar, dan tema.
Pembelajaran keterampilan menyimak film animasi yang bertema
pendidikan ini terjadi di kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura termasuk
dalam pembelajaran menyimak cerita. Pertama, siswa kesulitan menemukan
watak tokoh dalam cerita. Kesulitan ini terlihat saat Bapak Sugeng Sugiarto
selaku guru kelas V menanyakan watak tokoh yang terdapat dalam cerita.
Sebagian besar siswa tampak bingung sehingga gurulah yang menentukan
watak tokoh dalam cerita.
Kedua, siswa kesulitan menemukan tema dan amanat yang terdapat
dalam cerita. Kesulitan ini terlihat saat Bapak Sugeng Sugiarto menanyakan
tema dalam cerita, siswa tidak dapat menentukan tema dengan mudah.
Akhirnya gurulah menentukan tema yang terdapat cerita.
Pembelajaran keterampilan menyimak di SD Negeri Pabelan 03
Kartasura dilakukan dengan cara membacakan cerita kemudian siswa
menjawab pertanyaan berdasarkan apa yang disimak. Media pendukung baik
yang berupa media audio visual maupun audio nonvisual hanya digunakan
untuk pekerjaan rumah. Hal inilah yang menyebabkan siswa tidak tertarik
terhadap pembelajaran.
Berdasarkan fakta di atas, peneliti bersama Bapak Sugeng Sugiarto
selaku guru SD Negeri Pabelan 03 Kartasura melakukan diskusi untuk
4
menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran keterampilan menyimak cerita. Bapak Sugeng Sugiarto
dan peneliti, memilih satu tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran keterampilan menyimak, terutama menyimak cerita,
yaitu pemakaian media film animasi bertema pendidikan. Tindakan tersebut
dipilih berdasarkan sifat dari media film animasi yang menarik perhatian
anak-anak dan membantu guru memberikan ”suasana” dan pusat perhatian
bagi siswa. Dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif
dan
variatif,
menjadikan
pembelajaran
dapat
berlangsung
dengan
mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar dan suasana
belajar pun lebih menarik perhatian siswa (Wijayanti, 2006: 2).
Film animasi termasuk salah satu media audio visual yang dapat
digunakan dalam pembelajaran menyimak. Film animasi disukai oleh anakanak di seluruh dunia karena tanyangannya yang menarik dan penuh warna
membuat anak-anak tidak bosan menonton film ini walaupun hampir setiap
hari televisi menanyangkannya. Kegemaran anak-anak terhadap film animasi
juga dapat dilihat saat mereka saling bercerita tentang film animasi yang baru
saja disaksikan di rumah.
Utami (dalam http://www.uny.ac.id) diakses pada tanggal 5 Januari
2009 menyatakan bahwa film animasi bisa menjadi sarana yang memberikan
pemahaman yang efektif karena siswa seperti tidak belajar. Diharapkan
penggunaan film animasi sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan
keterampilan menyimak siswa.
5
Berndasarkan latar belakang di atas, peneliti mencoba untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkat kualitas
pembelajaran keterampilan menyimak bermediakan film animasi bertema
pendidikan pada siswa kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura tahun
pelajaran 2008/2009.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana peningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan
menyimak dengan media film animasi bertema pendidikan pada siswa
kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura tahun pelajaran 2008/2009?
2.
Bagaimana peningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan
menyimak dengan media film animasi bertema pendidikan pada siswa
kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura tahun pelajaran 2008/2009?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini sebagai
sebagai berikut:
1.
Mengetahui peningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan
menyimak dengan media film animasi bertema pendidikan pada siswa
kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura tahun pelajaran 2008/2009.
2.
Mengetahui peningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan
6
menyimak dengan media film animasi bertema pendidikan pada siswa
kelas V SD Negeri Pabelan 03 Kartasura tahun pelajaran 2008/2009.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
praktis. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
manfaat yang memperkaya khazanah ilmu pengetahuan pembelajaran
bahasa khususnya dalam pembelajaran keterampilan menyimak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru:
1. Mampu meningkatkan kinerja guru,
2. Mendorong
guru
untuk
melaksanakan
pembelajaran
yang
inovatif, dan
3. Mengatasi permasalahan pembelajaran keterampilan menyimak.
b. Bagi siswa
1. Memberikan kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk
belajar bersama sehingga memudahkan siswa menyelesaikan tugas
keterampilan menyimak dengan baik, dan
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menyimak.
7
c. Bagi Peneliti
1) Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti, dan
2) Pengaplikasian teori yang telah diperoleh.