Sirkuit Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung.

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016

SIRKUIT MOTOCROSS DAN SUPERCROSS DI LAHAN
PASCA GALIAN C KALI UNDA, KLUNGKUNG

Oleh :
I GEDE WAHYU KUSUMA
1204205071

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
2016

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016

SIRKUIT MOTOCROSS DAN SUPERCROSS DI LAHAN
PASCA GALIAN C KALI UNDA, KLUNGKUNG

Oleh :
I GEDE WAHYU KUSUMA
1204205071

Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Ida Bagus Gde Wirawibawa, MT.
Ir. Evert Edward Moniaga.

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
2016

ABSTRAK


ABSTRACT
In the area of Klungkung regency , is also not a few youngsters playing their land motocross
in the ex mining land class C without adequate facilities , where this sport hobbyist can only
used the uneven road because there are no roads in the area hardening in the ex mining land
class C. Exercise that is dangerous without appropriate facilities are equipped with the
standard can lead to accidents or death , so many talents - talents that the young generation
of Klungkung area is wasted There is increasing interest in motocross or supercross sport
then comes the planing and design of motocross and supercross circuit in the ex mining land
class C Kali Unda, Klungkung. Planing and design of motocross and supercross circuits are
built aiming provide been worn for the hobbyi sport motocross and supercross and not only
in Klungkung but until Bali Province. The theme used in planing and design concepts are
“Adrenaline Circuit” by amplying the consepts of dynamism in the building and keep trying
to bring local architecture.

ABSTRAK
Di daerah Kabupaten Klungkung, juga tidak sedikit adanya anak muda yang bermain
motocross di lahan Pasca galian C tanpa fasilitas yang memadai, dimana penghobi olahraga
ini hanya dapat memamfaatkan jalan yang tidak rata karena belum adanya pengerasan jalan
di daerah Pasca galian C ini. Melakukan olahraga yang bersifat berbahaya tanpa dilengkapi

dengan fasilitas yang sesuai standar dapat menyebabkan kecelakaan hingga kematian,
sehingga banyak bakat – bakat generasi muda daerah Klungkung yang terbuang sia–sia.
Adanya peningkatan peminat terhadap olahraga motocross ataupun supercross maka
munculah perencanaan dan perancangan sirkuit motocross dan supercross di lahan pasca
galian C Kali Unda, Klungkung. Perencanaan dan perancangan sirkuit motocross dan
supercross yang dibangun bertujuan menyediakan fasilitas bagi penghobi olahraga motocross
dan supercross yang tidak hanya mencangkup Kabupaten Klungkung saja tetapi Provinsi
Bali. Tema yang digunakan dalam konsep perencanaan dan perancangan adalah “Adrenaline
Circuit” dengan menerapkan konsep kedinamisan pada bangunan dan tetap berusaha
memunculkan arsitektur lokal.

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Olahraga merupakan kegiatan memelihara kebugaran dan kesehatan jasmani.


Dalam perkembangannya olahraga dijadikan kegiatan untuk mencari prestasi
maupun hanya sebagai kegiatan yang menghibur. Olahraga juga merupakan
kegiatan positif untuk mengisi waktu luang atau menjadi sebuah profesi.
Menurut Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga (1987) mengkategorikan
olahraga menjadi 7 jenis yaitu olah raga rekreasi, olah raga profesional, olah raga
massal, olah raga prestasi, olah raga tradisional, olah raga khusus dan olah raga
rehabilitasi. Salah satu dari olahraga tersebut yang sekarang ini cukup banyak
dilakukan oleh generasi muda adalah olahraga prestasi dan menjadi dapat
mengembangkan bakat yang dimiliki. Pada Undang – Undang Sistem
Keolahragaan Nasional (2005) Pasal 1 Poin 13 menyatakan olahraga prestasi
adalah olahraga yang

membina dan mengembangkan olahragawan secara

terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai
prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

1


Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

Olahraga balap motor merupakan bentuk olahraga otomotif yang saling
mengadu kemampuan serta kecepatan mesin dan cukup berbahaya, baik
mengandari mobil maupun sepeda motor. Selain dari bakat dan hobi juga
membutuhkan keberanian yang cukup besar. Karena bahaya yang selalu
mengancam dan bisa berakibat kecelakaan yang membawa cacat atau bahkan
kematian. Dalam hal ini olahraga Motocross yang termasuk dalam olahraga
extreme juga termasuk olahraga prestasi. Sudah banyak perlombaan Motorcross
atau Supercross yang diadakan dan mendapatkan antusiasme masyarakat yang
cukup banyak.
Para pengghobi olahraga balap motor yang tidak mendapatkan tempat yang
sesuai untuk menyalurkan hobbinya akan melakukan tindakan balap motor di
tempat umum dimana hal ini dapat dikatakan balap motor yang tidak legal karena
tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tindakan balap liar telah melanggar
Pasal 297 UU Nomor 22 Tahun 2009, dengan sanksi maksimal 3 tahun dan denda
maksimal Rp. 3.000.000.00. Balap liar juga membuat bakat – bakat dari anak
muda di Kabupaten Klungkung yang tidak terbina, sehingga perlunya pengadaan
sebuah fasilitas sebagai penyalur hobi dan bakat anak muda di bidang balap

motor.
Di daerah Kabupaten Klungkung, juga tidak sedikit adanya anak muda yang
bermain motocross di lahan Pasca galian C tanpa fasilitas yang memadai, dimana
penghobi olahraga ini hanya dapat memamfaatkan jalan yang tidak rata karena
belum adanya pengerasan jalan di daerah Pasca galian C ini. Melakukan olahraga
yang bersifat berbahaya tanpa dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai standar
dapat menyebabkan kecelakaan hingga kematian, sehingga banyak bakat – bakat
generasi muda daerah Klungkung yang terbuang sia–sia. Maka dari itu
diperlukannya fasilitas berupa sirkuit motocross dan supercross permanen sebagai
tempat latihan sekaligus juga menjadi tempat untuk mengadakan perlombaan atau
event – event yang terkait dengan olahraga Motorcross.
Keberadaan sirkuit motocross dan supercross yang dapat mewadahi para
penghobbi, sekaligus sebagai tempat melaksanakan event nasional diharapkan
dapat menjadi sebuah penunjang destinasi wisata yang baru di Kabupaten
Klungkung. Olahraga yang memacu adrenalin ini menjadi daya tarik bagi

2

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung


wisatawan yang ingin menonton sebuah pertunjukan balap motor dilintasan tanah
dan menunjukkan skill dari tiap pembalap. Melalui event – event yang diadakan
dapat menjadi sebuah ajang promosi atau upaya meningkatkan daya tarik daerah.
Karena Bali merupakan destinasi wisata domestik maupun internasional dapat
menjadi peluang yang besar untuk menarik penonton maupun wisatawan.
Ditambah lagi dengan adanya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Klungkung yang merencanakan lahan Pasca galian C menjadi wilayah parawisata.
Keberadaan sirkuit motocross dan supercross di lahan Pasca galian C dapat
sebagai tindakan untuk menghidupkan lagi wilayah yang sudah rusak karena
aktivitas pertambangan sebelumnya. Ditambah lokasi galian C yang dekat dengan
jalan arteri yaitu Jalan Bay Pass Prof. Ida Bagus Mantra dapat memudahkan
akomodasi menuju sirkuit motocross dan supercross dari arah Denpasar maupun
arah Pelabuhan Padang Bai.
Dari latar belakang diatas maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan sirkuit
Motocross dan Supercross dapat menjadi fasilitas olahraga yang dapat
mengembangkan bakat – bakat dari generasi muda dalam meningkatkan prestasi
di bidang olahraga balap. Tentunya, pernyataan tersebut bukan merupakan sesuatu
hal yang tidak mungkin, mengingat saat ini olahraga extreme sedang mendapatkan
antusiasme masyarakat yang besar dan olahraga ini dapat dicoba oleh segala

kalangan jika sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Pengadaan fasilitas Sirkuit
Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda ini diharapkan
mampu memenuhi target-target sasaran tersebut dengan cara memberikan fasilitas
bagi masyarakat umum khususnya di daerah Klungkung.
1.2

Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja fasilitas yang akan menunjang keberadaan dari sirkuit motocross
dan supercross sehingga dapat menjadi destinasi parawisata olahraga di lahan
Pasca galian C?
2. Bagaimana tema yang akan diterapkan di arena sirkuit motocross dan
supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung?

3

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung


3. Bagaimana perencanaan sirkuit motocross dan supercross yang mampu
mengadaptasi budaya lokal sehingga dapat menjadi sebuah penunjang
destinasi wisata di Kabupaten Klungkung?
1.3 Tujuan
Tujuan dari perancangan sirkuit motocross dan supercross dapat menjadi
fasilitas olahraga dan hobi positif yang dapat mengembangkan bakat – bakat
generasi muda di bidang olah raga motocross dan supercross. Sekaligus
menciptakan destinasi wisata olahraga baru di daerah lahan Pasca galian C Yeh
Unda.
1.4 Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.4.1

Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumbernya (Wasito, Drs. Hermawan, 1992):
a. Data Primer
Data primer diperoleh melalui :

 Wawancara


Teknik wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
yang dilakukan dengan narasumber yang memiliki informasi
mengenai perancangan sebuah sirkuit motocross dan supercross
yang dapat mewadahi event tingkat daerah maupun nasional
sekaligus menjadi destinasi parawisata olahraga.

 Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan
langsung pada lingkungan site maupun disekitar site yang akan
dipakai

sebagai

sirkuit

motocross

dan


supercross

untuk

mendapatkan data – data mengenai kondisi existing dari site.
Observasi juga dilakukan pada proyek – proyek sejenis yang
berada di daerah lain dan mencari data – data mengenai sirkuit
motocross dan supercross dan mengetahui kelemahan – kelemahan
yang dimiliki sehingga saat perencanaan dapat dicarikan sebuah

4

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

solusi terbaik agar dapat merencanakan sebuah sirkuit yang lebih
baik dari proyek sejenis yang ada.

b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui :

 Data Literatur

Data yang didapat dengan mencari sumber – sumber yang dapat
mendukung data sirkuit motocross dan supercross serta data – data
lain dari Ikatan Motor Indonesia (IMI), perpustakaan dan literatur
lainnya.

 Data Instansional
Dengan mencari data yang menyangkut dengan peraturan –
peraturan dan kebijakan-kebijakan baik daerah maupun nasional
yang mempengaruhi perencanaan sirkuit motocross dan supercross
di lahan Pasca galian C Kali Unda, Klungkung

 Studi Banding

Studi banding merupakan teknik mencari data dengan mencari
fasilitas atau proyek sejenis yang menyangkut tentang sirkuit
motocross maupun supercross dengan cara browsing di internet,
sehingga mendapatkan perbandingan dan contoh mengenai fasilitas
utama dan fasilitas penunjang maupun pengelolaan yang ada.
1.4.2

Teknik Analisis dan Sintesis

Pada laporan ini menggunakan informasi yang dikumpulkan dari berbagai
literatur yang berkaitan kemudian dikelompokkan dan dilakukan pengolahan data
sebagai berikut :
1. Studi Deskriptif, yaitu memaparkan hal – hal yang berhubungan secara
sistematis.
2. Metode Komperatif, yaitu teknik mencari sebab akibat terhadap sebuah
permasalahan yang muncul dan mencoba mencarikan solusi melalui
rancangan yang sudah didasari dengan teori yang ada.

5

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

3. Metode Sintesis, merupakan penggabungan kedua metode yang ada di
atas.
1.4.3

Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan diambil sebagai rangkuman dari semua jawaban atas masalah
yang telah diangkat. Proses penarikan kesimpulan menggunakan teknik deduktif,
yaitu teknik pengambilan kesimpulan dari hal-hal bersifat umum mengarah pada
kesimpulan yang bersifat khusus.

6

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT
OUTDOOR MOTOCROSS DAN SUPERCROSS
2.1

Tinjauan Umum Sirkuit

2.1.1

Pengertian
Secara Umum sirkuit dapat diartikan lintasan atau jalur yang saling

beruhubungan dan membentuk lingkaran dari satu titik ke titik lainnya yang
menjadi arena untuk memperlihatkan atau mengadu kecepatan dan keterampilan
dalam mengendarai kendaraan kepada banyak orang, dimana orang yang
melakukan hal tersebut disebut dengan pembalap.
Sirkuit dapat diartikan jalan yang melingkar atau berbentuk lingkaran yang
dipergunakan untuk berbagai perlombaan (Poewardarminta, 1978).
2.1.2

Klasifikasi Sirkuit Bahan Alami
Ada beberapa jenis balap motor yang menggunakan bahan alami sebagai

lintasanyan seperti Grass Track, Motocross, Supercross, maupun Motocross
Freestyle. Dari keempat jenis balap motor pada lintasan alami atau bisa juga

7

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

dimasukkan olahraga golongan dirt bike, motocross dan supercross menggunakan
jenis kendaraan yang sama hanya saja panjang lintasan dan jenis rintangan yang
tersedia.
Lintasan motocross lebih datar dibandingkan dengan supercross. Umumnya
lintasan motocross lebih panjang dan hanya memiliki rintangan seperti table top
(jumpingan besar dengan puncak rata), single jump (jumpingan besar biasa) dan
beberapa gabungan singgle jump. Pembalap dapat memacu kendaraan lebih
kencang karena tikungan pada lintasan motocross memiliki radius lebih besar,
serta masih adanya trek lurus sehingga pembalap bisa agak lebih santai. Contoh
sirkuit motocross dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 Sirkuit Motocross
(Sumber : www.mxbrothers.com)

Sedangkan untuk lintasan supercross jumlah rintangan dan tikungan yang
lebih banyak dari motocross. Radius dari tikungan juga lebih kecil dari tikungan
pada lintasan motocross. Disini pembalap supercross harus memiliki daya tahan
tubuh dan keahlian yang mencukupi karena minimnya banyaknya jenis rintangan
dan minim dengan lintasan yang datar. Pada umumnya lintasan supercross dapat
menggunakan areal yang tidak begitu luas, sehingga sering event supercross yang
bertaraf internasional dapat dilakukan di dalam

stadion sepak bola, bisbol,

maupun american footbal dengan lintasan yang ditata di atas lapangan stadion
tersebut tetapi ada juga yang lintasan supercross yang berada selain di outdoor
dan bersifat permanen. Contoh sirkuit supercross dalam gambar 2.2

8

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

Gambar 2.2 Sirkuit Supercross
(Sumber : www.motousa.com)

2.2 Standar Sirkuit Motocross dan Supercross
Standar sirkuit Motocross dan Supercross di Indonesia mengacu pada
peraturan yang dikeluarkan oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI), standar yang
dikeluarkan oleh IMI masih memungkinkan untuk mengadakan perlombaan
tingkat interasional yang menggunakan standar yang diakui oleh IMI seperti
perlombaan yang diadakan oleh FIM atau AMA. Menurut standar sirkuit yang
dikeluarakan IMI pada tahun 2013 dijabarkan sebagai berikut:


Umum
Lintasan motocross dan supercorss terbuat dari bahan yang sama, yaitu
harus terbuat dari bahan semata - mata alami yaitu pasir atau tanah. Lintasan
tidak melewati genangan air, tidak berbatu, dan tidak ada penggunaan beton
di atas lintasan demi keamanan pembalap. Lintasan juga harus bersih dari
segala jenis penghalang seprti pohon. Lintasan dapat dibuat permanen atau



sementara.
Ukuran
Panjang lintasan minimal 1.200 meter walaupun masih dapat dikurangi
karena adanya suatu kondisi yang buruk sehingga panjang lintasan hanya
mendekati 1.200 meter dan lintasan tidak boleh lebih dari 2000 meter. Lebar
lintasan pada titik tertentu minimal 5 meter dengan rekomendasi lebar lintasan
adalah 8 meter. ). Jarak bebas antara lintasan dengan semua rintangan
yang ada diatas permukaan tanah harus minimum 3 meter. (Lihat gambar
2.3)

9

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

Gambar 2.3 Ukuran Standar Sirkuit

 Kecepatan

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Tidak ada lintasan lurus yang terlalu panjang sehingga pembalap hanya
mempunyai batas kecepatan maximum 55 km per jam.

 Keamanan pembalap dan penonton

Pada tiap sisi diseluruh lintasan harus ada daerah netral yang cukup
lebar dan memadai untuk keamanan pembalap dan penonton. Lebar
daerah netral bisa berbeda - beda menurut keadaannya, dengan jarak
minimal 1 meter. Pada daerah netral harus dipasang

pagar dibagian

penonton dan dipasang pembatas disisi bagian lintasan. Pemasangan
pembatas didaerah bebas harus tidak lebih tinggi dari 500 mm diatas
permukaan tanah dan mempunyai lebar / diameter maksimum 25 mm.
(Lihat Gambar 2.4).
Sewaktu - waktu penggunaan pembatas penonton akan digunakan dari
besi, harus terbuat dari bentuk yang sama, tanpa adanya sudut yang lancip
pada tiap sambungan. Pembatas lintasan haruslah pembatas yang tidak
membahayakan pembalap. Lintasan yang terletak sejajar dengan lintasan
lainnya harus dipisahkan dan dilindungi oleh pagar pembatas dari pagar
kayu, karung tumpukan rumput / pasir atau pagar plastik. Tali juga dapat
digunakan untuk memisahkan lintasan tetapi tidak boleh sebagai pengganti
dari tanda lapangan. Perhatian yang khusus harus diberikan / ditempatkan

10

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

pada lintasan - lintasan yang berjajar rapat tersebut sehingga tidak ada
keuntungan yang tidak adil yang bisa diperoleh pembalap yang melakukan
pemotongan lintasan tersebut.
Lintasan diusahakan harus dalam keadaan basah atau diberikuan zat
tertentu agar membuat massa debu menjadi berat dan mengurangi debu yang
bertebangan dari lintasan, jika perlu setiap saat sebelum antara balapan
harus dengan kondisi yang sama, hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan
menjamin penonton dan pembalap bebas dari debu yang berlebihan. Sistem
penyiraman yang effisien harus disediakan untuk menyiram seluruh lintasan

Gambar 2.4 Keamanan pembalap dan penonton
(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Pemberian pagar pembatas di daerah garis finis untuk mencegah team,
press, penonton dan lainnya untuk menyerbu lintasan pada saat balapan
berakhir dengan tinggi pagar minimum 1,5 meter.

 Rintangan

Ada beberapa jenis dan nama rintangan pada motocross seperti singgle
jump, double jump, triple jump, superball (lumba-lumba), table top, dan
camel. Dimana ketinggian jump minimal 1,5 meter dan tetap memperhatikan
sudut awalan dari jump.

 Daerah start

11

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

Daerah start harus dipasang pagar untuk mendapatkan standar keamanan
yang baik untuk orang - orang, dan diperlukan batas - batas pada daerah
ini agar tidak bisa dimasuki oleh orang yang tidak berkepentingan.
Pintu start harus berada pada garis melintang yang sama, jadi semua
pembalap mempunyai kesempatan yang sama. Untuk Kejuaraan Nasional
tidak diperbolehkan

adanya baris kedua. Pintu start

yang

harus

disediakan adalah sebanyak 30 posisi (minimum). Panjang dari lintasan
lurus setelah start tidak boleh lebih dari 125 meter ( jarak dari pintu start
ketitik dalam tikungan pertama ). Minimum panjang lintasan lurus setelah
start adalah 80 meter. Pada daerah ini bebas dari rintangan atau jump.
(Lihat Gambar 2.5)

Gambar 2.5 Denah Start

 Waiting Zone

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Harus adanya pembatas antara daerah start dengan daerah waiting zone,
dimana didalam waiting zone harus dipasang pembatas untuk menaruh
kendaraan. Waiting zone harus harus bersifat tertutup dan hanya bisa diakses
oleh orang yang berkepentingan dengan tingkat keamanan yang cukup tinggi.
(Lihat Gambar 2.6)

12

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

Gambar 2.6 Waiting Zone

 Pos Signal

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Pos signal atau pos bendera berada pada titik-titik tertentu dan terlihat
jelas oleh pembalap dan seluruh panitia. Panitia yang berada pada pos
bendera harus berada di posisi aman dari resiko kecelakaan.

 Pencatat waktu dan lap score

Pencatat waktu dan lap scorer harus berada pada satu garis dengan
garis finish. Harus dibuat garis putih yang melintas didepan pencatat
waktu dan tempat pencatat waktu dan harus berhadapan dengan lintasan.

 Daerah perbaikan dan signal

Sepanjang lintasan harus ada suatu daerah untuk perbaikan dan signal
selama balapan. Daerah perbaikan dan signal harus dibatasi dengan pagar.
Harus ada satu pintu masuk dan satu pintu keluar untuk memudahkan
pembalap masuk dan keluar daerah ini. Daerah ini harus terlihat secara
jelas oieh pembalap. Untuk alasan keamanan, daerah ini harus memiliki
jarak aman dari daerah jump. (Lihat Gambar 2.7)

13

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

Gambar 2.7 Denah Perbaikan

 Pintu start

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Pintu start harus melintang dan melipat / turun pada saat dipergunakan.
Konstruksi pintu start harus kuat dan kaku. Petugas pembuka pintu start
dan mekanikal alat pembuka harus tertutup total dari penglihatan
pembalap. Minimum tinggi dari pintu start adalah 50 cm. Konstruksi
dasar beton dari pintu start tidak boleh memiliki lebar lebih dari 60 cm.
Adanya pembatas

dibelakang

pintu start agar pembalap tidak dapat

memundurkan kendaraannya. Jarak antara pintu start dengan pembatas
dibelakang harus 3 meter. Pintu start juga harus dilengkapi dengan
perlengkapan yang mencegah pintu supaya tidak naik lebih dari 80
(delapan puluh) derajat dari garis horizontal tanah. Untuk panjang minimal
pintu start dalam Kejuaraan Nasional adalah 30 meter (Lihat Gambar 2.8)

14

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

Gambar 2.8 Pintu Start

 Paddock Pembalap

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Paddock pembalap harus ada, diusahakan daerah paddock dalam posisi
melintang (disesuaikan dengan kondisi di site). Dapat diakses oleh
kendaraan pengangkut dengan baik. Perhatian khusus harus diberikan untuk
s aluran pembuangan air. Penempatan dan pengaturan parker didaerah
paddock harus dijamin dapat menampung kendaraan yang

diperlukan.

Sirkulasi sekitar paddock harus lancar dan dapat diakses kendaraan setiap
saat.

Harus adanya penempatan pemadam kebakaran (minimum APAR).

Perlu adanya pemisahan antara parkir pribadi dengan kendaraan pengangkut.
Paddock pembalap harus mempunyai jalur langsung menuju daerah start..
Adanya lintasan uji coba dan dapat digunakan sebagai tempat parkir
motocross setelah pertandingan (waiting zone juga dapat dipergunakan jika
dipagar) (Lihat Gambar 2.9)

15

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

Gambar 2.9 Paddock Pembalap

 Ruang pers

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Penyediaan ruangan perss conference sebagai tempat mengadakan tanya
jawab antara pembalap, panitia, pengelola, wartawan, dan masyarakat umum.

 Persyaratan khusus fasilitas sirkuit

o Lokasi dan kantor panitia harus terletak di pintu masuk sirkuit
o Paddock pembalap harus dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet untuk
pria dan wanita dan diusahakan adanya tempat air minum. Didaerah
paddock pembalap dekat dengan pos medical dan pos pemadam
kebakaran. Juga harus terdapat peralatan yang perlu untuk scrutineering
dan pemerikasan administrasi didaerah tertutup.
o Minimum pemasangan instalasi untuk ruang pers harus tersedia 1 ruang
kerja dengan meja dan kursi.
o Ruang rapat harus bersifat akustik. Ruangan tersebut harus dapat dan
mudah dicapai oleh pembalap, utusan Industri dan lainnya untuk
bertanya dan menyampaikan protes.
o Adanya sistem pengeras, dapat dibuat kombinasi atau terpisah untuk
penonton atau pembalap. Sistem pengeras suara untuk penonton harus
dapat didengar oleh semua penonton, begitu juga di daerah paddock.

16

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

o Penonton harus mendapatkan fasilitas tribun penonton, parkir penonton,
pos kesehatan, pos pemadam kebakaran dan kantin

 Emergency
o

Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan ruangan untuk melakukan pelayanan kesehatan dengan
fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan.

o

Pemadam Kebakaran
Pemadam kebakaran harus disiapkan diseluruh lintasan (pada titik
tertentu). Dianjurkan menggunakan bahan pemadam DTE atau BCF

 Stadar Tribun Penonton

Gambar 2.10 Potongan Tribun Penonton
(Sumber : Standar GOR, Departement PU)

o Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan dengan
tingga minimal 1,00 m, dan maksimal 1,20 m (Lihat Gambar 2.10)
o Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian
masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan antara 1,00 – 1,20 m
(Lihat Gambar 2.11)
o Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun minimal 1,20
m (Lihat Gambar 2.11)

17

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

Gambar 2.11 Jarak Antar Tempat Duduk
(Sumber : Standar GOR, Departement PU)

o Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor (Lihat Gambar 2.12)

Gambar 2.12 Standar Tata Letak Tempat Duduk di Tribun
(Sumber : Standar GOR, Departement PU)

2.3 Tinjauan Umum Motocross dan Supercross
2.4.1

Pengertian Motocross dan Supercross

2.4.1.1

Pengertian Motocross

Motocross adalah kejuaraan cross country yang dilaksanakan didalam
sirkuit dengan menggunakan rintangan – rintangan yang menggunakan
kendaraan khusus yaitu special engine atau kendaraan yang disesuaikan
dengan peraturan Federation International Motocross (IMI Peraturan
Motocross)
2.4.1.2

Pengertian Supercross

Supercross adalah balap motor sport yang melibatkan sepeda motor offroad pada jalur tanah artifisial buatan yang terdiri dari melompat curam

18

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

dan rintangan. Perbedaan dengan Motocross terdapat pada jumlah
rintangan yang ada di lintasan, dimana jumlah rintangan pada lintasan
Supercross lebih banyak dibandingkan Motocross sehingga menuntut
pembalap Supercross memiliki daya tahan lebih tinggi.
Peraturan Motocross dan Supercross

2.5

Peratuan Motocross dan Supercross menggunakan acian dari Peraturan Ikatan
Motor Indonesia (IMI) Kejuaraan Motocross Nasional Edisi 2013
2.5.1

Pembalap
Pembalap Motocross

a.
o

Kelas 65 CC (umur minimum 10 tahun dan maksumum 12 tahun)

o

Kelas 85 CC (umur minimum 11 tahun dan maksimum 14 tahun)

o

Kelas MX2 Junior (umur minimum 13 tahun dan maksimum 17 tahun)

o

Kelas MX2 (umur diatas 15 tahun)
Balapan Tambahan Non Kejuaraan Nasional:

o

Kelas 50 CC (umur maksimum 8 tahun)

o

Kelas 65 CC (umur minimum 8 tahun dan maksimum 10 tahun)

o

Kelas MX2 Novice (Umur di atas 18 tahun , bukan pembalap kelas MX2
junior, bukan pembalap kelas 85 cc dan bukan pembalap Grasstrack
kategori Senior) untuk kategorinya Maksimum 2 tahun masuk 3 besar
dikelas ini harus naik ke MX 2.

o

Kelas MX1 (umur diatas 16 tahun) Pesertanya kategori MX2 (bukan MX2
junior dan MX2 Novice ) Tahun 2013 masih diperbolehkan menggunakan
sepeda motor dengan spesifikasi MX2 / 125 cc karena kelas ini masih
sosialisasi.
Kategori Grade A , B dan C tidak ada lagi mulai tahun 2012 para peserta
menyesuaikan kelas yang ada sesuai dengan kategori dan usianya dan
berdasarkan daftar yang dikeluarkan oleh PP IMI.

b.
o

Pembalap Supercross
Kelas 85 cc (umur minimum 11 tahun dan maksimum 14 tahun)

19

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

Kelas 125 cc /MX2 Junior (umur minimum 13 tahun dan maksimum 17

o

tahun). Pembalap kategori ini tidak pernah terdaftar dalam Kategori MX2
Grade A dan Tahun 2011 dan sebelumnya. (Maksimum 2 tahun masuk 3
besar dikelas ini harus naik ke MX 2)
Kelas 125 cc / MX2 (mur di atas 15 tahun)

o

2.5.2

Kendaraan dan Kelas

Perlombaan ini terbuka untuk kendaraan jenis Motocross dan Enduro sesuai
dengan peraturan tehnik FIM (Appendix 01, Motocross Technical Rules)
a.

Kendaraan dan Kelas Motocross
Kelas – kelas untuk Kejuaraan Nasional Motocross adalah :
Kejuaraan Nasional
Motocross

Minimum CC

Maksimum CC

50 CC

65 CC

2 Tak

80 CC

85 CC

4 Tak

75 CC

150 CC

2 Tak

100 CC

125 CC

4 Tak

175 CC

250 CC



Kelas 65 CC :

2 Tak


Kelas 85 CC:


Kelas 125 MX2
dan MX2 Junior:

Kendaraan dan Kelas Supercross

b.

Kelas – kelas untuk Kejuaraan Nasional Supercross adalah :
Kejuaraan Nasional
Motocross

Minimum CC

Maksimum CC

2 Tak

50 CC

85 CC

4 Tak

75 CC

150 CC



Kelas 85 CC:

20

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung


Kelas 125 MX2
dan MX2 Junior:
2 Tak
4 Tak

2.6

100 CC

125 CC

175 CC

250 CC

Tinjauan terhadap Proyek Sejenis

2.6.1 Sirkuit di Banjar Kangin Pecatu
Sirkuit ini berada di daerah perbukitan Pecatu tepatnya di Banjar Kangin
Pecatu. Sirkuit yang dimiliki oleh Tsuyoshi Shinjo ini termasuk sirkuit
Supercross dan Motocross dengan luas areal 2 hektar. Lokasi sirkuit cukup jauh
dari pemukiman warga dan masih minim petunjuk jalan untuk menuju lokasi
sirkuit, sehingga sirkuit ini cukup susah untuk ditemukan oleh orang luar.
Rintangan yang ada di lintasan berupa tiga buah triple jump, satu camel, dua
lumba-lumba serta satu table top. Tanah yang digunakan di lintasan merupakan
tanah yang berkualitas bagus yang didatangkan langsung dari daerah Tabanan
(Lihat Gambar 2.13). Fasilitas yang ada di sirkuit hanya terdiri dari lintasan
dengan tambahan berupa adanya lampu penerangan di sekitar lintasan sehingga
memungkinnkan untuk para pemain Motocross dapat mencoba motornya sampai
malam dan menara kontrol dengan ruang pengelola sirkuit dibawahnya dimana
bangunan ini hanya berukuran sekitar 3m x 3m. Untuk fasilitas seperti paddock,
daerah scrutineering, waiting zone, pos signal hanya bersifat semi permanen dan
baru dipasang berupa tenda jika ada perlombaan, sehingga pada hari biasa hanya
terlihat lintasan saja dan satu menara kontrol.

Gambar 2.13 Sirkuit di Banjar Kangin Pecatu
(Sumber : Observasi, 25 Oktober 2015)

21

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

2.6.2

Trek Motocross IMI Korwil Kabupaten Bogor
Sirkuit Motocross IMI Korwil Kabupaten Bogor ini berlokasi di
Gor Pakansari Cibinong Kabupaten Bogor. Luas areal trek Motocross
+/- 4 hektare dengan panjang sirkuit 1,3 kilo meter. (Lihat Gambar
2.14)

Gambar 2.14 Trek Motocross IMI Korwil
(Sumber : Otomotifnet.com)

Trek dengan panjang 1,3 km dengan kombinasi trek variatif ada
berm, table top serta camel berundak dipersiapkan menjadi tuan
rumah kejurnas motocross. Peruntukan lintasan untuk perlombaan
Motocross, Grass Track dan Enduro.
2.6.3

Daytona International Speedway, Amerika Serikat

Daytona International Speedway merupakan trek balap di Daytona Beach,
Florida, Amerika Serikat. Sejak dibuka pada tahun 1959, telah menjadi tuan
rumah dari Daytona 500, balapan paling bergengsi di NASCAR. Selain
NASCAR, sirkuit ini juga menjadi tuan rumah balapan ARCA, AMA
Superbike, USCC, SCCA, dan Motocross.
Selama Daytona Beach Bike Week, trek supercross dibangun antara pit
jalan dan bagian tri-oval dari trek (Lihat Gambar 2.15). Historis trek telah
digunakan lebih pasir dari kotoran, memberikan tantangan yang unik untuk
pengendara. The 2008-2013 track konfigurasi yang dirancang oleh mantan
juara, Ricky Carmichael. Daytona telah menyelenggarakan AMA Supercross
Championship putaran tanpa terputus sejak tahun 1971.

22

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

Gambar 2.15 Trek Supercross Daytona
(Sumber : www.motoxaddicts.com)

2.6.4

Kesimpulan Studi Banding

Dari 3 (tiga) studi banding yang telah dijabarkan dapat diambil kesimpulan
seperti berikut:
Tabel 2.1. Kesimpulan Studi Banding

No

Nama Sirkuit

Lokasi

Luas

Bukit Pecatu,
Kabupaten
1

Sirkuit di Banjar

Badung

Gor Pakansari
Cibinong
2

Kabupaten

Korwil

Bogor

Beach,
Supercross Daytona

triple jump

-

camel

-

lumba-lumba

-

table top

-

berm

-

camel

-

single jump

-

table top

-

triple jump

-

camel

-

lumba-lumba

-

table top

4 Hektar

Daytona

3

-

2 Hektar

Kangin Pecatu

Trek Motocross IMI

Rintangan

Florida,

3 Hektar

Amerika
Serikat.
Sumber : Hasil Analisa

23

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

2.7 Spesifikasi Umum Sirkuit Motocross dan Supercross
2.7.1 Pengertian
Sirkuit Motocross dan Supercross adalah lintasan yang digunakan untuk
memperlihatkan dan mengadu kecepatan menggunakan kendaraan berjenis
motocross dengan melewati lintasan yang menggunakan bahan alami (tanah atau
pasir) dimana pembalap harus melewati berbagai jenis rintangan. Perbedaan
lintasan motocross dengan supercross pada jumlah rintangan pada lintasan
supercross lebih banyak daripada motocross.
2.7.2 Fungsi
Fungsi utama dari sirkuit adalah mewadahi event – event kejuaraan balap
daerah maupun nasional, tetapi masih tetap memungkinkan untuk digunakan
sebagai sarana latihan ketangkasan bermotor, penyaluran hobi, rekreasi ataupun
sebagai fasilitas pembinaan olahraga motocross dan supercross.
2.7.3 Tujuan
a. Dapat menampung dan memfasilitasi para pecinta olahraga motocross atau
supercross dengan menyediakan sarana untuk mengadakan event kejuaraan,
latihan dan pembinaan olahraga motocross.
b. Menciptakan destinasi wisata baru mengingat olahraga ini merupakan
olahraga universal sehingga memungkinkan untuk menarik wisatawan
hingga kancah internasional dan membantu meningkatkan parawisata
daerah sekitar.
2.7.4 Persyaratan lokasi
a. Persyaratan lokasi dari segi akomodasi haruslah berada di daerah yang
mudah diakses, strategis, memungkinkan untuk mendapatkan ketertarikan
masyarakat sehingga olahraga ini dapat berkembang dengan pesat.
b. Kemudahan mendapatkan material dan kemudahan akomodasi alat berat
untuk pembentukan lintasan yang terbuat dari bahan alami.
c. Berada jauh dari pemukiman atau perumahan karena olahraga ini dapat
menimbulkan kebisingan yang tinggi karena suara dari kendaraan.

24

Seminar Tugas Akhir
Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

2.7.5 Klasifikasi fasilitas
a. Fasilitas utama, terdiri dari sirkuit beserta juga dengan paddock, waiting
zone, pit lane, dan ruang panitia.
b. Fasilitas penunjang, terdiri dari ruang pers, gym, stage, show room, ruang
merchendise, toko spare part, money charger, food court atau retaurant,
toilet, parkir, tribun penonton dan lain – lain.
c. Fasilitas pengelola, berupa fasilitas yang menunjang operational sirkuit
yaitu ruang manajemen, ruang staaf, loker pegawai dan lain – lain.
d. Fasilitas service, berupa fasilitas penunjang fisik bangunan sirkuit seperti
ruang MEP, penampungan sampah, gudang dan lainnya.
2.7.6

Kegiatan yang akan diwadahai

a. Kegiatan utama yang akan diwadahi berupa kegiatan perlombaan, latihan,
pembinaan yang akan dilakukan pembalap maupun penggemar olahraga ini
dan juga ada kegiatan yang dilakukan tim mekanik di peddock , dari pihak
panitia yang melakukan kegiatan penjurian serta pengunjung yang datang
untuk menonton.
b. Kegiatan penunjang berupa kegiatan yang dilakukan pihak manajemen
sirkuit yang dilakukan di areal pengelola, serta kegiatan pers yang dilakukan
wartawan seperti conference perss.
c. Kegiatan pelayanan seperti toilet, food court dan restaurant, toilet umum
dan kegiatan yang dapat memberikan pelayan maksimal pada pengunjung
seperti, show room, gym maupun kegiatan rekreasi yang dilakukan
wisatawan yang berkunjung untuk berkeliling yang ingin mengenal olahraga
ini.
2.7.7 Kelembagaan dan pengelolaan
Manajemen akan dikelola sepenuhnya oleh perusahaan swasta dengan alasan
profesionalisme dan bekerja sama

dengan

pemerintah

setempat agar

memudahkan mengembangkan olahraga ini dan meningkatkan parawisata
setempat.

25