Efektivitas terapi seft (Spiritual Emotional Freedom Technique) menurunkan tingkat kecemasan siswi asrama SMA Stella Duce Yogyakarta kelas X hendak menghadapi ujian akhir semester ganjil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas Terapi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Technique) untuk menurunkan tingkat kecemasan pada siswi Asrama Stella Duce
Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen lapangan, dengan dua
kelompok yaitu Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok Kontrol (KK). Kedua kelompok
menjalani dua tes yaitu Pretes dan Posttes. Subjek KE dan KK masing-masing berjumlah 35 siswi
dengan total 70 siswi. Skala yang digunakan dalam penelitian menggunakan Skala Thurstone
untuk mengukur tingkat penurunan kecemasan pada siswi yang hendak menghadapi ujian akhir
semester ganjil, rentang skala yang digunakan dari 1 – 7. Skala Kecemasan terdiri dari 36 aitem
yang mencakup empat aspek yaitu Fisik, Kognitif, Perilaku, dan Sosial. Uji analisis yang
digunakan adalah statistik parametrik Uji-t Independent Sample Test, dengan level signifikan 0,05.
Hasil hipotesis menunjukkan bahwa Pretest KE dan KK tidak ada perbedaan yang signifikan (KE
dan KK, Uji-t 55,860). Sedangkan hasil hipotesis posttest KE dan KK mengalami perbedaan yang
signifikan (KE = 42,506 dan KK = 50,685). Penurunan yang terjadi pada KK dikarenakan adanya
penyebaran rata-rata variansi yang berbeda, selisih rata-rata KE dan KK sebesar 1,0084, hal ini
disebabkan karena adanya pengaruh lain yang mengakibatkan penurunan kecemasan pada KK.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Terapi SEFT kurang efektif dilakukan untuk
menurunkan tingkat kecemasan, karena penurunan kecemasan terjadi pada aspek sosial dengan
hasil nilai p = 0,016 taraf signifikan dengan perbedaan mean = 2,62857. Hasil tersebut mengatakan

bahwa terapi SEFT tidak efektif digunakan sebagai penurunan kecemasan, akan tetapi Terapi
SEFT mampu digunakan untuk mendukung atau membantu menurunkan tingkat kecemasan.
Kata Kunci : Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), Kecemasan, Siswi, Ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
This study aims to test the effectiveness of SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique) Therapy to reduce the level of anxiety in the student Dormitory Stella Duce
Yogyakarta.This research was used type of experimental research field, with two groups such as
Experimental Group (KE) and Control Group (KK). Both groups underwent two tests, namely
Pretest and Posttest. Each of KE and KK subject are 35 females students with a total of 70
students. This research was used Thurstone Scale to measure the degree of reduction of anxiety in
students who want to face the end of semester exams, range scale used from 1-7. The Anxiety Scale
consists of 36 items covering four aspects: Physical, Cognitive, Behavioral, and Social. Analysis
test is parametric statistical t-test Independent Sample Test, with a significant level of 0.05. The
hypothesis results showed that the pretest KE and KK no significant difference (KE and KK, t-test
55.860). While the hypothesis results of the posttest KE and KK having significant difference (KE
= 42.506 and KK = 50.685).The decline in KK due to the spread of means variance of different,
the means difference KE and KK at 1.0084, it is due to the presence of other influences that result

in decreased anxiety in KK. In this study it can be concluded that the SEFT Theraphy is less done
effectively to reduce the level of anxiety, because anxiety decrease occurred in the social aspect
with the result p = 0.016 significant levelk with a mean difference = 2.62857. These results say
that SEFT Therapy is less effective, but SEFT Therapy can be used to support help lower anxiety
levels.
Keywords: SEFT Therapy (Spiritual Emotional Freedom Technique), Anxiety, Student, Exam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFEKTIVITAS TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL
FREEDOM TECHNIQUE) MENURUNKAN TINGKAT
KECEMASAN SISWI ASRAMA SMA STELLA DUCE
YOGYAKARTA KELAS X HENDAK MENGHADAPI UJIAN
AKHIR SEMESTER GANJIL
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun oleh

Regina Krisna Santi
109114150

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Melakukan sebuah pekerjaan atas dasar cinta. Ketika kamu
mencintai pekerjaanmu maka segala sesuatu yang membuat
kamu sulit akan menjadi mudah, karena kamu bahagia

menjalani pekerjaanmu, itu semua karna cinta.

-R.K.S-

Selesaikan apa yang sudah menjadi pilihanmu.

-R.K.S-

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus saya persembahkan
karya ini kepada:

Tuhan Yesus, dan Bunda Maria.

Mama, dan Bapak.


Alm. Simbah Kakung dan Alm. Simbah Putri.

Keempat Kakak Kandung dan Keempat Kakak Ipar.

Keenam Keponakan Kandung.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFEKTIVITAS TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM
TECHNIQUE) MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN SISWI
ASRAMA SMA STELLA DUCE YOGYAKARTA KELAS X HENDAK
MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
Studi Pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


Regina Krisna Santi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas Terapi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Technique) untuk menurunkan tingkat kecemasan pada siswi Asrama Stella Duce
Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen lapangan, dengan dua
kelompok yaitu Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok Kontrol (KK). Kedua kelompok
menjalani dua tes yaitu Pretes dan Posttes. Subjek KE dan KK masing-masing berjumlah 35 siswi
dengan total 70 siswi. Skala yang digunakan dalam penelitian menggunakan Skala Thurstone
untuk mengukur tingkat penurunan kecemasan pada siswi yang hendak menghadapi ujian akhir
semester ganjil, rentang skala yang digunakan dari 1 – 7. Skala Kecemasan terdiri dari 36 aitem
yang mencakup empat aspek yaitu Fisik, Kognitif, Perilaku, dan Sosial. Uji analisis yang
digunakan adalah statistik parametrik Uji-t Independent Sample Test, dengan level signifikan 0,05.
Hasil hipotesis menunjukkan bahwa Pretest KE dan KK tidak ada perbedaan yang signifikan (KE
dan KK, Uji-t 55,860). Sedangkan hasil hipotesis posttest KE dan KK mengalami perbedaan yang
signifikan (KE = 42,506 dan KK = 50,685). Penurunan yang terjadi pada KK dikarenakan adanya
penyebaran rata-rata variansi yang berbeda, selisih rata-rata KE dan KK sebesar 1,0084, hal ini
disebabkan karena adanya pengaruh lain yang mengakibatkan penurunan kecemasan pada KK.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Terapi SEFT kurang efektif dilakukan untuk
menurunkan tingkat kecemasan, karena penurunan kecemasan terjadi pada aspek sosial dengan
hasil nilai p = 0,016 taraf signifikan dengan perbedaan mean = 2,62857. Hasil tersebut mengatakan

bahwa terapi SEFT tidak efektif digunakan sebagai penurunan kecemasan, akan tetapi Terapi
SEFT mampu digunakan untuk mendukung atau membantu menurunkan tingkat kecemasan.
Kata Kunci : Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), Kecemasan, Siswi, Ujian.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFFECTIVENESS OF THERAPY SEFT ( SPIRITUAL EMOTIONAL
FREEDOM TECHNIQUE ) REDUCE ANXIETY LEVEL STUDENT
SENIOR HIGH SCHOOL OF STELLA DUCE DORM YOGYAKARTA
CLASS X ODD SEMESTER FINAL EXAM
Regina Krisna Santi

ABSTRACT
This study aims to test the effectiveness of SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique) Therapy to reduce the level of anxiety in the student Dormitory Stella Duce
Yogyakarta.This research was used type of experimental research field, with two groups such as
Experimental Group (KE) and Control Group (KK). Both groups underwent two tests, namely
Pretest and Posttest. Each of KE and KK subject are 35 females students with a total of 70

students. This research was used Thurstone Scale to measure the degree of reduction of anxiety in
students who want to face the end of semester exams, range scale used from 1-7. The Anxiety Scale
consists of 36 items covering four aspects: Physical, Cognitive, Behavioral, and Social. Analysis
test is parametric statistical t-test Independent Sample Test, with a significant level of 0.05. The
hypothesis results showed that the pretest KE and KK no significant difference (KE and KK, t-test
55.860). While the hypothesis results of the posttest KE and KK having significant difference (KE
= 42.506 and KK = 50.685).The decline in KK due to the spread of means variance of different,
the means difference KE and KK at 1.0084, it is due to the presence of other influences that result
in decreased anxiety in KK. In this study it can be concluded that the SEFT Theraphy is less done
effectively to reduce the level of anxiety, because anxiety decrease occurred in the social aspect
with the result p = 0.016 significant levelk with a mean difference = 2.62857. These results say
that SEFT Therapy is less effective, but SEFT Therapy can be used to support help lower anxiety
levels.
Keywords: SEFT Therapy (Spiritual Emotional Freedom Technique), Anxiety, Student, Exam.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu
memberikan kemudahan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini dan segala
pelajaran hidup yang dapat membimbing serta memberikan petunjuk untuk selalu
dekat dengan-Nya. Karya ini memang jauh dari sempurna, namun karya ilmiah ini
dikerjakan dengan sepenuh hati dan dapat terselesaikan berkat bantuan dan doa
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa syukur, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membuat diri saya sebagai manusia yang
berharga dan patut untuk memperjuangkan hasil karya ilmiah ini, serta
memberikan pelajaran hidup yang bermakna.
2. Bapak Dr. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi.
3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi.
4. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi., Psi selaku dosen pembimbing
skripsi atas segala waktu dan dukungannya kepada penulis serta kesabaran
dan pencerahan yang diberikan selama membimbing.
5. Ibu Monica E. Madyaningrum, M.Psych, dan Ibu P. Henrietta PDADS.,
M.A. selaku dosen pembimbing akademik atas waktu dan dukungannya.
6. Pak Gik, Mas Muji, Mas Gandung, Ibu Nanik, dan Mas Doni atas segala

keramahan dan bantuannya.
7. Sr. Yoswita, dan Sr. Renata selaku Pimpinan Asrama SMA Stella Duce
Yogyakarta

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Seluruh Siswi Asrama SMA Stella Duce Yogyakarta yang telah bersedia
menjadi subjek penelitian.
9. Para Terapis, dan Asisten Terapis (Ibu Basiro, Mbak Eni, Agista, Vero,
Romana, Nadia, Sandri) serta Ruri dan Resthi yang membantu saya dalam
proses pelaksanaan terapi. Terima kasih banyak.
10. Kedua orangtua saya, Bapak Stephanus Kijo, dan Mama Khatarina
Masrini yang sangat setia menemani semua keluh kesah, mendoakan saya,
memberikan sebuah pelajaran hidup, memberikan dukungan, dan
menyayangi saya dengan tulus hati.
11. Kakak-kakak saya, Mbak Monica, Mbak Agnes, Mas Budi, dan Mas Heri
yang selalu memberikan dukungan dan bantuan.
12. Kakak-kakak ipar saya, Kak Joao, Kak Santo, Kak Ebeth, dan Kak Cita

yang selalu memberikan dukungan.
13. Keponakan-keponakan saya, Miguel, Andro, Deo, Fadhil, Hasna, dan Al
yang selalu memberikan keceriaan ketika Buliknya sedang lelah, tawa dan
candamu membuat Bulik terhibur dan semakin semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
14. Mbak Emi selaku Psikolog Asrama Syantikara yang dengan senantiasa
mendengarkan kisah-kisah kehidupan saya, dan selalu memantau
perkembangan skripsi yang saya kerjakan. Selain itu, menyarankan saya
untuk mengambil Terapi SEFT sebagai salah satu metode yang saya
angkat kedalam skripsi ini. Terima kasih Mbak.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15. Sr. Benedicta selaku Ibu Pertama saya di Asrama Syantikara, yang
memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi dan memberikan
dukungan dalam doa.
16. Sr. Mariana selaku Ibu Kedua saya di Asrama Syantikara, yang
memberikan dukungan dalam doa.
17. Sr. Mariyati selaku Ibu Ketiga saya di Asrama Syantikara, yang
memberikan dukungan dalam doa.
18. Karyawan Asrama Syantikara yang memberikan saya pelajaran tentang
arti bekerja keras.
19. Teman-teman senasib Asrama Syantikara yang masih merasakan POSMA,
dari POSMA kita belajar tentang arti hidup mandiri, kekeluargaan yang
sangat dekat, dan kesiapan kita dalam menghadapi masalah dalam hidup
ini.
20. Teman, Kakak, dan Adik-adikku di SKK (Romana, Sinta, Ega, Marni, Kak
Die, Kak Jeje, Kak Qnha, Puput, Eli, Merry, Ensi, Nadia, Rani, dan Ayu)
terima kasih atas kenangan sewaktu kita masih di SKK, banyak hal
pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu
dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (Kak Merry, Iin, Nining, Kak Ustyn,
dan Kak Sandri) selaku unit perpindahan saya dari SKK, bertemu dengan
keluarga yang semakin kecil.
21. Teman-teman seperjuangan saya, Kepompong (Novia, Aning, Uli, Mega,
Disti, Martha, dan Sheilla) tetap semangat. Sarjana Psikologi bukan lah
sebuah akhir dari perjalanan hidup kita, KEPOMPONG permulaan kita

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang akan menjadi seorang Sarjana Psikologi, setelah itu kita akan
menjadi seekor KUPU-KUPU yang dapat terbang bebas setinggi langit.
Kejar mimpi kita, percaya bahwa Tuhan selalu punya rencana terindah
dalam setiap usaha yang kita lakukan.
22. Teman-teman Psikologi 2010 terima kasih untuk dukungan dan
kerjasamanya selama kuliah, khususnya Mahasiswa bimbingan Pak Adi,
semangat terus.
23. Semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan, dan bantuannya.
Terima kasih.

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
ABSTRACT ..............................................................................................................viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix
KATA PENGANTAR.............................................................................................. x
DAFTAR ISI.............................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xvii
DAFTAR BAGAN....................................................................................................xviii
DAFTAR DIAGRAM ..............................................................................................xix

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 8

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................. 10
A. Kecemasan ..................................................................................................... 10
1. Pengertian Kecemasan ............................................................................. 10
2. Aspek-aspek Kecemasan.......................................................................... 12
3. Penyebab Kecemasan............................................................................... 14
4. Dampak Kecemasan................................................................................. 15
B. Siswi Menghadapi Ujian ................................................................................ 17
1. Pengertian Kecemasan ............................................................................. 17
2. Pengertian Ujian....................................................................................... 18
3. Situasi Psikologis Siswi yang Hendak Menghadapi Ujian ...................... 19
4. Dinamika Situasi yang Mengalami Kecemasan
Saat Hendak Menghadapi Ujian.............................................................. 21
C. Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)............................... 24
1. Pengertian Terapi SEFT........................................................................... 24
2. Konsep Teoritis Terapi SEFT .................................................................. 25
3. Kelebihan dan Kelemahan Terapi SEFT.................................................. 29
4. Cara Penggunaan Terapi SEFT................................................................ 30
5. Kode Etik Terapi SEFT............................................................................ 35
D. Dinamika Hubungan Penurunan Kecemasan
Siswi yang Hendak Menghadapi Ujian Menggunakan Terapi SEFT ............ 35
E. Hipotesis Penelitian........................................................................................ 44
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 45
A. Jenis Penelitian............................................................................................... 45
B. Identifikasi Variabel Penelitian...................................................................... 47
C. Definisi Variabel Penelitian ........................................................................... 48
1. Definisi Konseptual.................................................................................. 48
2. Definisi Operasional................................................................................. 48
D. Hipotesa Operasional ..................................................................................... 52
E. Subjek Penelitian............................................................................................ 52

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Alat Pengumpulan Data ................................................................................. 54
1. Skala Kecemasan ..................................................................................... 54
G. Prosedur Penelitian......................................................................................... 56
1. Pretest....................................................................................................... 57
2. Treatment ................................................................................................. 58
3. Posttest ..................................................................................................... 58
H. Desain Eksperimen (Experiment and Control Group:
Control Group Pretest dan Posttest Design) ................................................. 60
1. Kontrol Subjek ......................................................................................... 62
2. Memilih Subjek........................................................................................ 62
3. Pengujian Statistik.................................................................................... 63
I. Analisa Data ................................................................................................... 64
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................... 66
A. Persiapan Penelitian ....................................................................................... 66
1. Uji Coba Alat Ukur .................................................................................. 66
2. Uji Validitas dan Relibilitas Alat Ukur .................................................... 70
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................................... 74
1. Perijinan Pelaksanaan Penelitian.............................................................. 74
2. Pengambilan Data Pretes.......................................................................... 76
3. Pemberian Treatment untuk Kelompok Eksperimen .............................. 77
4. Pengambilan Data Posttes ........................................................................ 79
C. Hasil Pengujian Hipotesis. ............................................................................. 80
1. Pretes untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.................. 80
2. Postes untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................. 83
D. Pembahasan.................................................................................................... 92
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. ................................................................. 97
A. Kesimpulan .................................................................................................... 97
B. Saran .............................................................................................................. 97
1. Bagi Para Terapis ..................................................................................... 97

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagi Para Siswi ........................................................................................ 98
3. Bagi Penulis Lain ..................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 99
LAMPIRAN .............................................................................................................103

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

: Blue Print Skala Kecemasan......................................... 56

Tabel 3.2

: Desain Eksperimen ....................................................... 60

Tabel 4.1

: Blue Print Skala Kecemasan Sebelum Uji Coba .......... 64

Tabel 4.2

: Daftar Nama Sekolah Saat Uji Coba ............................ 69

Tabel 4.3

: Blue Print Skala Kecemasan Sesudah Uji Coba ........... 70

Tabel 4.4

: Blue Print Skala Kecemasan
Sesudah Penyeleksian Uji Coba..................................... 73

Tabel 4.5

: Statistika Reliabilitas .................................................... 74

Tabel 4.6

: Jadwal Penyusunan Skripsi........................................... 75

Tabel 4.7

: Uji Independent T-Test Pretes Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol................................................. 82

Tabel 4.8

: Uji Independet T-Test Posttes Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol................................................. 85

Tabel 4.9

: Mean Difference ........................................................... 87

Tabel 4.10

: Aspek Pretes KK dan KE.............................................. 88

Tabel 4.11

: Aspek Posttes KK dan KE ........................................... 90

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 : Dinamika Kecemasan terhadap Siswa
yang hendak Menghadapi Ujian............................................. 23
Bagan 2.2 : Dinamika Penurunan Kecemasan Siswa yang hendak
Menghadapi Ujian Menggunakan Terapi SEFT ..................... 43
Bagan 3.1: Sampel Randomisasi dari Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen............................................................ 64

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 : Hasil Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen ........... 80
Diagram 4.2 : Hasil Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol .................. 81
Diagram 4.3 : Hasil Uji Normalitas Posttes Kelompok Eksperimen .......... 83
Diagram 4.4 : Hasil Uji Normalitas Posttes Kelompok Kontrol................. 84

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya ketika menjelang Ujian Nasional, siswa mengalami
perasaan gugup atau cemas, dari perasaan inilah timbul rasa kurang
percaya diri. Kenyataan perasaan gugup dan cemas tidak hanya dialami
ketika siswa menghadapi Ujian Nasional saja,

melainkan juga waktu

ujian-ujian sekolah lainnya, misalnya ketika menjelang ujian harian, ujian
akhir sekolah, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester, siswa
merasakan perasaan cemas atau gugup. Devaney (2010) menjelaskan
bahwa kecemasan mampu mempengaruhi hasil prestasi pada siswa (dalam
Jurnal Kecemasan Antara Siswa SMP dan Santri Pondok Pesantren).
Walaupun siswa sudah belajar dari jauh hari dan mempersiapkan diri
semaksimal mungkin untuk menghadapi ujian, ada sesuatu yang
mempengaruhi siswa dalam mengerjakan soal yaitu perasaan cemas atau
gugup yang timbul dari dalam diri, maka siswa mengalami kegagalan
dalam mengerjakan berbagai ujian di sekolah. Dalam Koran Antara News
yang berjudul “Tidak Percaya Diri Penyebab Siswa Tidak Lulus UN”
(Antara News http://www.antaranews.com/berita/185113/tidak-percayadiri-penyebab-siswa-tidaklulus-un) merupakan kasus yang membenarkan
siswa mengalami gagal akibat tidak percaya diri pada pilihan jawaban
yang ia pilih sewaktu ujian. Prestasi belajar mempunyai arti suatu hasil

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

dari kegiatan atau evaluasi belajar siswa yang telah dikerjakan melalui
usahanya sendiri, dan mendapatkan hasil sesuai yang ia raih. Prestasi
memunculkan motivasi agar siswa dapat terus berlatih mengerjakan
latihan soal ujian akhir semester, dengan cara berlatih maka akan
membantu siswa dalam mempersiapkan ujian secara optimal, sehingga
ketika mengerjakan ujian, penurunan rasa cemas yang dimiliki oleh siswa
dapat membuat siswa semakin menghargai usaha sendiri dalam
mengerjakan soal ujian.
Ujian merupakan evaluasi belajar yang diberikan oleh guru kepada
siswa, guna melihat kualitas hasil belajar siswa, melihat pemahaman
materi yang dikuasai siswa serta melihat perubahan perilaku siswa. Akan
tetapi, beberapa faktor penyebab yang terjadi ketika siswa menghadapi
ujian yaitu siswa menambah jam belajar, mengulang materi pelajaran yang
sudah diberikan oleh guru, dan mempraktikan pelajaran yang sudah
diberikan oleh guru. Akibat

yang diterima siswa ketika

tidak

mempersiapkan materi secara optimal, akan mengalami kegagalan.
Kegagalan ini berasal dari siswa yang kurang percaya diri sehingga mudah
mengalami kecemasan. Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf
sebelumnya bahwa kegagalan siswa menghadapi ujian adalah takut atau
rasa cemas yang berlebihan. Kecemasan yang dimiliki siswa ketika
menghadapi ujian akan berakibat nilai siswa kurang optimal atau bahkan
akan mengalami kegagalan dalam menghadapi ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

Menurut

Chaplin

(2006)

diartikan

sebagai

kegelisahan,

kekhawatiran yang kurang jelas atau tidak mendasar. Selain itu, menurut
Departemen

Kesehatan

Republik

Indonesia

(dalam

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-arnoldusme5481-3-babii.pdf ) mengatakan kecemasan sebagai rasa gugup, tegang,
tidak aman dan kekhawatiran yang timbul akibat akan terjadi sesuatu yang
tidak menyenangkan dalam situasi tertentu. Kecemasan dapat disebabkan
karena kondisi siswa yang menegangkan ketika ujian berlangsung, dan
kurang persiapan materi yang maksimal akan menyebabkan siswa
memperoleh nilai yang kurang optimal dalam ujian. Menurut Freud (dalam
Syamsu, 2006) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang
tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi psikologis tertentu seperti
perubahan detak jantung dan pernafasan, dengan kata lain kecemasan
adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya. Kecemasan adalah
suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai
dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas pada
sistem syaraf otonom.
Menurut Devaney (dalam Jurnal Kecemasan Antara Siswa SMP
dan Santri Pondok Pesantren) (2010) menjelaskan bahwa kecemasan yang
berlebihan dan tidak mendasar yang disertai oleh reaksi psikologis yang
tidak menyenangkan misalnya kegelisahan, ketakutan, kekhawatiran
mampu mempengaruhi hasil prestasi pada siswa. Berdasarkan penelitian
Devaney, untuk itu penulis merasa penting melakukan penelitian dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

hal menurunkan kecemasan terhadap siswa menjelang ujian. Apabila siswa
dikuasai kecemasan, maka efek kecemasan akan terus menjadi kendala
dan siswa tidak bisa meraih prestasi yang mereka harapkan. Ketika
seseorang dapat menurunkan kecemasan untuk melakukan sesuatu hal
yang ingin ia capai atau raih, maka segala usaha yang ada dalam dirinya
akan dilakukannya sesuai dengan usaha yang sudah mereka miliki.
Menurut Gunawan dalam Koran Antara News yang berjudul
“Tidak

Percaya

Diri

Penyebab

Siswa

Tidak

Lulus

UN”

(http://www.antaranews.com/berita/185113/tidak-percaya-diri-penyebabsiswa-tidaklulus-un ) menjelaskan bahwa salah satu prestasi siswa kurang
optimal atau gagal dalam menjalankan ujian karena kecemasan yang
berlebihan, untuk itu siswa harus mempersiapkan ujian secara matang
dengan cara belajar bersama dengan teman-teman atau mengulang materi
pelajaran. Untuk itu, penulis merasa bahwa persiapan dan penurunan rasa
cemas keduanya sama-sama dibutuhkan terutama dalam menjelang dan
ketika sedang menghadapi ujian. Hal ini agar siswa menghasilkan nilai
yang optimal, karena apabila siswa kurang mempersiapkan materi yang
akan di ujikan, akan mengalami kegagalan atau hasil yang kurang optimal.
Persiapan membuat siswa merasa percaya diri dengan hasil yang akan
mereka dapatkan. Di saat siswa mengerjakan ujian tentu timbul rasa
kecemasan. Oleh karena itu kecemasan sama pentingnya untuk diteliti
dalam meningkatkan rasa percaya diri, maka kecemasan perlu diatasi.
Dalam hal mengatasi kecemasan, siswa memerlukan suatu penyelesaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

masalah guna meningkatkan kemampuan dalam mempersiapkan ujian dan
menurunkan

kecemasan.

Metode

yang

dibutuhan

salah

satunya

menggunakan metode Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique
(SEFT) untuk membantu siswa menurunkan tingkat kecemasan.
Terapi SEFT adalah salah satu metode terapi psikologi untuk
menyembuhkan problem fisik maupun psikis pada diri seseorang dan
menumbuhkan rasa percaya diri, serta harapan (Zainuddin, 2006). Terapi
SEFT dikenalkan di Indonesia oleh Ahmad Faiz Zainuddin seorang Master
of Science (Human Resources Development) di Universitas Teknologi
Malaysia. Salah satu bentuk Terapi SEFT yang pernah digunakaan untuk
menerapi siswa SMA Santa Maria Surabaya menjelang ujian, kasus
tersebut terdapat dalam buku SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique) dengan penulis Ahmad Faiz Zainuddin. Di dalam buku
tersebut terdapat artikel koran Seputar Indonesia yang berjudul “Jelang
UN, Siswa Santa Maria Dilatih SEFT”
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terapi SEFT efektif
dilakukan untuk menurunkan kecemasan siswa menjelang ujian, karena
pada kasus siswa SMA Santa Maria Surabaya saat melakukan terapi SEFT
tidak melakukan penelitian secara ilmiah, siswa hanya diberikan motivasi
dan terapi, tidak melihat sejauh mana terapi SEFT efektif dilakukan untuk
menurunkan kecemasan atau meningkatkan rasa percaya diri. Untuk itu
melalui penelitian ini penulis, ingin melihat sejauh mana terapi SEFT
efektif dilakukan untuk menurunkan kecemasan terhadap siswa menjelang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

ujian. Penulis ingin melihat tingkat kecemasan siswa sebelum dan sesudah
menjalani terapi SEFT. Zainuddin (2006) mengatakan bahwa terapi SEFT
ini berlaku pula untuk membangkitkan harapan, rasa percaya diri pada
seseorang, dan mengatasi permasalahan fisik dan psikis. Selain itu, terapi
SEFT memiliki kemungkinan memberikan pengaruh untuk menurunkan
kecemasan pada siswa SMA menjelang ujian.
Salah satu contoh laporan mengenai Terapi SEFT oleh Lely Ika
dan Nur Habibah pada sebuah jurnal berjudul “Mengurangi Kecendrungan
Merokok

Pada

Remaja

Awal”

http://journal.umsida.ac.id/files/BukuJurnal2013-10.pdf

(dalam
)

yang

sudah

melakukan terapi SEFT dan menyembuhkan beberapa permasalahan baik
secara fisik maupun psikis. Hasil penelitian pada jurnal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hasil yang baik untuk menjadi salah satu
metode terapi, karena dalam penelitian tersebut seorang klien melakukan
10 sesi dalam penurunan mengurangi pemakaian rokok, dalam per sesi
pertemuan dengan terapis, klien diberikan skala 1 – 10, setiap sesinya
klien mengalami penurunan hingga pada sesi ke – 10 klien memberikan
skala 0 dalam terapi SEFT. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terapi
SEFT untuk mengurangi kecenderungan merokok pada remaja awal
efektif dilakukan.
Iwan M.Psi ( dalam Faiz, 2006) mengatakan bahwa terapi SEFT
mempunyai teknik psikoterapi yang mendukung terapi SEFT menjadi
efektif. Selain itu, dalam terapi SEFT terdapat cognitive therapy, NLP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

(Neuro – Linguistic Programming), hypnotheraphy, energy theraphy, dan
EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing). Terapi SEFT dapat
dihubungkan dengan beberapa teori yaitu teori psikologi kognitif, teori
psikologi behavioral, teori psikologi psikoanalisa, dan teori psikologi
neurologi. Teori psikologi kognitif akan menjelaskan bagaimana proses
berpikir siswa dalam mempersiapkan materi, menyugestikan pikiran
positif bahwa ujian adalah sesuatu yang dapat diatasi dengan situasi yang
tenang, dan sugesti dari terapi SEFT. Teori psikologi behavioral akan
menjelaskan bagaimana proses berperilaku siswa, sebelum diberikan terapi
SEFT dan setelah diberikan terapi SEFT apakah perilaku kecemasan dapat
menurun, selain itu dalam terapi SEFT berpengaruh dalam Energy
Therapy. Adapun Teori psikologi psikoanalisa akan menjelaskan perilaku
sadar maupun tidak sadar yang sedang dihadapi oleh siswa ketika
mengalami kecemasan dan disamping itu terdapat terapi SEFT yang
mampu menurunkan kecemasan siswa ketika menjelang ujian. Ada pun
teori psikologi neurologis yang membantu merilekskan syaraf-syaraf
kecemasan siswa ketika sedang dilakukannya terapi SEFT. Dalam metode
Terapi SEFT seseorang akan diberikan terapi dengan cara tapping.
Tapping adalah pengetukan ringan dengan menggunakan ujung jari
pada titik-titik meridian untuk setiap titik yang bermasalah. Seorang
terapis akan membantu klien dalam pengetukan pada titik meridian yang
bermasalah, dalam pengetukan ini akan berlangsung selama 5 – 25 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas masalah penelitian yang muncul
dan ingin mencari jawabannya melalui penelitian ini adalah apakah Terapi
SEFT

(Spriritual

Emotional

Freedom

Technique)

efektif

untuk

menurunkan tingkat kecemasan pada siswi Asrama SMA Stella Duce
(STC) Yogyakarta kelas X menjelang ujian akhir semester ganjil.

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan terapi SEFT
(Spiritual Emotional Freedom Technique) untuk menurunkan tingkat
kecemasan pada siswi Asrama SMA STC Yogyakarta kelas X menjelang
ujian akhir semester ganjil.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama pada bidang
ilmu psikologi dalam usaha pengembangan Terapi SEFT untuk
menurunkan kecemasan. Selain itu, untuk mengembangkan metode
yang valid tentang terapi SEFT dalam hal penurunan kecemasan.
2. Manfaat Praktis
Dengan terujinya efektifitas terapi SEFT maka hasil penelitian ini
dapat memutuskan apakah terapi SEFT layak atau tidak untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan. Selain itu, dapat
menjadi pertimbangan bagi para praktisi psikologi untuk menggunakan
atau tidak menggunakan metode terapi SEFT ketika memiliki kasus
tentang kecemasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. KECEMASAN
1. Pengertian Kecemasan
Rasa cemas adalah salah satu emosi yang timbul akibat perasaan
yang mengancam seseorang dalam keadaan apapun. Kecemasan
merupakan perasaan gugup, khawatir, tegang, dan ragu. Freud (dalam
Syamsu, 2006) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang
tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi psikologis tertentu seperti
perubahan detak jantung dan pernafasan, yang merupakan reaksi atas
situasi yang dianggap berbahaya. Kecemasan adalah suatu keadaan
yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda
somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas pada sistem syaraf
otonom.
Kecemasan mempunyai arti yang umum yaitu reaksi normal
terhadap situasi yang menekan. Menurut Maranis (1995) menyatakan
bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman,
kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian
yang tidak menyenangkan. Lazarus (1991) menyatakan bahwa
kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan dihadapi.
Kecemasan merupakan salah satu hal yang menyakitkan, seperti
kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya yang berhubungan dengan
subyektif emosi.

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

Menurut Bandura (dalam Sari, 2001 : 80) kecemasan didefinisikan
sebagai

kondisi

dari

inefficacy

(ketidakyakinan

diri

akan

kemampuannya) dalam keadaan atau kejadian yang berpontensi dalam
menghindar. Kecemasan dalam Kamus Psikologi mempunyai arti yaitu
kegelisahan, kekhawatiran, keraguan yang ada dalam diri manusia
yang mendasari maupun tidak mendasari dalam suatu tindakan yang
membuatnya gugup. Kartono (2002 : 129). Adapun kecemasan yang
memiliki arti sebagai rasa gugup, tegang, tidak aman dan kekhawatiran
yang timbul akibat akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
dalam situasi tertentu (DepKes RI, 1990). Atkinson (2001 : 212)
menyebutkan bahwa kecemasan merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan, kegelisahan, dan
kekhawatiran yang dialami oleh manusia dalam tingkatan atau level
yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (1997 : 221) menjelaskan
kecemasan adalah sebagai keadaan mental yang tidak mengeenakan,
mengakibatkan seseorang ada dalam ancaman atau ditandai dengan
kekhawatiran, dan perasaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang.
Kognitif seseorang juga mempengaruhi pikiran untuk menstimulasi
otak agar tersugesti pikiran-pikiran yang positif maupun negatif.
Apabila seseorang memiliki pikiran yang positif maka seseorang akan
melakukan sesuatu dengan baik, dan tidak merasa cemas dalam
melakukan sesuatu, akan tetapi ketika seseorang melakukan sesuatu
dengan pikiran yang negatif maka seseorang akan memberikan respon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

yang kurang baik atau cemas dengan pekerjaan yang dilakukan.
Sugesti mempunyai pengaruh untuk memberikan stimulasi melalui
bahasa yang keluar dari mulut seseorang agar mendapatkan respon
yang baik. Misalnya ketika seseorang memiliki kekhawatiran akan
melakukan sesuatu maka verbal yang keluar dari mulut seseorang
mengatakan ‘khawatir’ atau ‘takut’ untuk itu pikiran akan merespon
tentang hal yang mengkhawatirkan atau menakutkan sehingga
menimbulkan kekhawatiran atau kecemasaan dalam diri seseorang.
Untuk itu, kognitif mempunyai pengaruh dalam menstimulasi pikiran
positif maupun negatif seseorang.
Berdasarkan kesimpulan diatas kecemasan adalah suatu reaksi
yang menyakitkan, seperti kegelisahan, ketakutan, kebingungan,
kekhawatiran, rasa gugup, dan sebagainya yang berhubungan dengan
subyektif emosi seseorang. Kecemasan dalam fungsi kognitif membuat
seseorang merubah pikirannya menjadi negatif, ada pikiran tidak
mampu atau tidak yakin dalam melakukan sesuatu yang hendak ia
lakukan.

2. Aspek-aspek Kecemasan
Aspek-aspek kecemasan Menurut Indiyani (2010 : 2) dan

Nevid

(1997) ada empat aspek kecemasan ketika siswa sedang menghadapi atau
mengerjakan ujian akhir semester yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

1) Aspek Fisik atau emotionality merupakan kecemasan yang muncul
sebagai akibat dari perasaan yang berlebihan saat menghadapi
sesuatu. Misalnya, seperti tegang dalam situasi yang membuatnya
tidak nyaman, gugup, berkeringat, tangan gemetar saat melakukan
sesuatu.
2) Aspek Kognitif atau worry merupakan kecemasan yang muncul
sebagai akibat dari proses cara berpikir seseorang yang tidak
terkondisikan karena memikirkan tentang kejadian buruk yang
akan terjadi saat menghadapi sesuatu hal. Misalnya, sulit
konsentrasi, mental blocking, pesimis dan merasa tidak mampu
dengan tindakan yang ingin dilakukannya, dan mengkhawatirkan
akan hasil dari tindakan yang dilakukannya merasa tidak optimal
dari yang sudah diharapkan, sehingga menjadi kurang yakin
dengan tindakannya.
3) Aspek Perilaku merupakan kecemasan yang berasal dari hasil
frustasi sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, tidak mau mencoba
berlatih atau latihan mengerjakan sesuatu ketika diberikan
kesempatan dengan alasan karena takut gagal dan ditertawakan
oleh orang lain.
4) Aspek Sosial merupakan kecemasan yang berasal dari situasi
disekitar yang kurang mendukung kemampuan yang dilakukan
oleh seseorang. Misalnya ketika seseorang melakukan sesuatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

tetapi kurang atau tidak didukung oleh lingkungan disekitarnya
maka ia akan mengalami kegelisahan, sehingga membuat
seseorang tidak lagi berani untuk mencoba hal yang baru, dan ia
akan menghindar dari lingkungannya.
Keempat aspek diatas merupakan bagian dari indikator dalam
penelitian siswa yang mengalami kecemasan ketika hendak
mengikuti ujian di sekolah.

3. Penyebab Kecemasan
Penyebab timbulnya kecemasan berdasarkan Freud (Dalam Calvin
S.Hall, 1993) membedakan kecemasan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Kecemasan Neurotik (Neurotic Anxiety) yaitu kecemasan yang
berhubungan dengan mekanisme pertahanan diri (MPD) dan
disebabkan oleh adanya perasaan bersalah serta adanya konflik
emosional yang serius, sehingga menimbulkan frustasi dan
ketegangan-ketegangan batin. Dalam hal ini percaya diri mengatur
mekanisme pertahanan diri dari individu, agar setiap MPD yang
ditimbulkan oleh individu dapat diarahkan pada hal yang positif.
Terkadang ketika kecemasan mulai tidak terkendali rasa percaya
diri individu mulai menurun.
b. Kecemasan Moral (Anxiety of moral conscience/super ego), yaitu
rasa takut yang berasal dari suara hati, pengalaman masa lalu yang
melanggar norma moral sehingga akan mengakibatkan hukuman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

Dalam hal ini, rasa takut yang dimiliki individu membuat rasa
percaya

diri

individu menjadi

terganggu.

Individu harus

menghilangkan rasa takut tersebut dan meninggalkan suara hati
yang negatif agar berubah menjadi positif.
c. Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety) yaitu rasa takut akan
bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular
berbisa. Konsep pikiran individu harus mempunyai pikiran positif
agar kecemasan yang dihadapinya tidak menurunkan rasa percaya
dirinya yang terlalu berlebihan. Walaupun hal tersebut sangat
berbahaya, setidaknya individu harus percaya diri bahwa individu
akan baik-baik saja ketika menghadapi suatu kecemasan realistik.

4. Dampak Kecemasan
Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang
merugikan pada pikiran, tubuh, dan penyakit fisik (Cutler, 2004:304).
Apabila Yustinus Semium (2006:321) membagi beberapa dampak dari
kecemasan

kedalam

simtom

(dalam

http://eprints.uny.ac.id/9709/2/BAB%202%20-07104244004.pdf

),

antara lain :
a. Simtom suasana hati
Seseorang yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan
adanya sebuah hukuman maupun bencana yang sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

mengancam dirinya. Seorang yang mengalami kecemasaan
biasanya tidak bisa tidur, dan mudah marah.
b. Simtom kognitif
Kecemasan

yang

dimiliki

seseorang

menyebabkan

kekhawatiran dan keprihatinan pada suatu hal yang tidak
menyenangkan, sehingga seseorang dalam menyikapi masalah
tidak berpikir secara realitas. Hal tersebut menyebabkan
seseorang sering kali berpikir dengan negatif atau tidak belajar
maupun bekerja, dan akhirnya mereka menjadi lebih merasa
cemas.
c. Simtom motor
Seseorang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak
tenang, gugup, biasanya kegiatan motorik menjadi tanpa arti
dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat
kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom
motor berusaha untuk melindungi ancaman yang keluar dari
simtom kognitif. Selain itu, simtom motor juga mempunyai
kemampuan untuk melakukn kendali atas gerakan mata yang
mempengaruhi

pada

kemampuan

seseorang

saat

mengendalikan emosi.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan
merupakan rasa khawatir yang mengancam pada diri seseorang
dalam situasi tertentu. Kecemasan ditandai dengan kegelisahan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

keraguan, kekhawatiran, ketegangan, sulit berkonsentrasi, dan
merasa tidak mampu mengatasi suatu masalah. Hal ini
disebabkan karena seseorang melihat adanya bahaya yang
sedang mengancam, dan mempunyai perasaan bersalah karena
melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hati nurani.
Kecemasan yang dialami seseorang dapat menyebabkan
gangguan kecemasan spesifik yaitu terhadap objek atau situasi
yang spesifik. Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak
kecemasan yang berupa simtom kognitif. Dari beberapa
dampak kecemasan perlu dilakukannya salah satu metode
terapi, untuk menstabilkan kembali energi-energi yang sudah
dikeluarkan karena kecemasan yang mempengaruhi fisik
maupun psikis seseorang.

B. SISWA MENGHADAPI UJIAN
1. Pengertian Siswa
Siswa adalah manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan. Siswa mempunyai arti sebagai “A person registered in an
education and pursuing a course of study” (seseorang yang terdaftar
pada sebuah lembaga pendidikan dan mengikuti suatu jalur studi). Asa
S. Knowles, Editor-in-Chief, The International Encyclopedia of Higher
Education, Volume 1, 1977. Pendapat lain menyatakan bahwa siswa
adalah “A student is a man or woman, who knows how to read

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

books.” (seorang peserta sebagai pelaku pencari, penerima dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.
(Aminuddin

Rasyad,

2000

:

105).

(http://www.ras-

eko.com/2012/12/pengertian-sSuiswa.html di unduh pada tanggal 16

Oktober 2013, pukul 19.52 WIB). Siswa adalah seorang pelajar yang
masuk dalam lembaga pendidikan dan sudah terdaftar menjadi pelajar
pada salah satu sekolah formal. Sebagai tanda bahwa siswa sudah
terdaftar sebagai pelajar disuatu lembaga pendidikan yaitu siswa
mempunyai Kartu Tanda Siswa.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
siswa adalah seorang pelajar yang telah terdaftar dalam suatu lembaga
pendidikan yang disebut sebagai sekolah formal yang ditandai dengan
dimilikinya kartu tanda siswa.

2. Pengertian Ujian
Ujian adalah evaluasi belajar siswa terhadap pelajaran yang sudah
siswa pelajari. Evaluasi merupakan sebuah penilaian untuk melihat
efektifitas suatu program tertentu dan melihat apakah tujuan dari
program tersebut tercapai. Evaluasi belajar adalah salah satu tes atau
ujian yang diterima siswa. Evaluasi merupakan bagian dari aktifitas
untuk menguji kemampuan siswa dalam menangkap materi yang sudah
diberikan oleh guru atau pengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

Hasil evaluasi akan memberikan informasi bagaimana siswa
memahami pelajaran yang sudah diberikan oleh guru selama pelajaran
itu berlangsung dikelas. Oleh karena itu, siswa yang dapat mengikuti
ujian adalah siswa yang sudah mendapatkan materi pelajaran dari guru,
sehingga hasil evaluasi tersebut memberikan informasi tentang kualitas
hasil belajar siswa dan dapat melihat pemahaman yang dikuasi siswa
mengenai materi yang sudah ia pelajari.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ujian
merupakan evaluasi belajar yang diberikan oleh guru kepada siswa,
guna melihat kualitas hasil belajar siswa dan melihat pemahaman yang
dikuasi siswa mengenai materi yang telah dipelajari siswa.

3. Situasi Psikologis Siswa Hendak Menghadapi Ujian
Siswa yang mengalami kecemasan saat ujian akan memperlihatkan
perilaku yang yang dapat dilihat dari sudut psikis maupun fisik. Dalam
teori kognitif tentang kecemasan ujian, Wine (2003) (dalam
http://jurnal.upi.edu/file/9-I_Gede_Tresna.pdf ) menyatakan bahwa
siswa mempunyai pikiran yang buruk ketika hendak menjalankan
ujian, hal ini mempengaruhi kinerja siswa saat mengerjakan ujian.
Pikiran tersebut berdasarkan pada pikiran negatif yang menimbulkan
kehawatiran atau kecemasan pada siswa. Dalam sebuah artikel
berjudul

“Ketika

Gagal

Ujian

Mengguncang

Batin”

(dalam

http://www.tempo.co/read/news/2013/04/17/174474069/Ketika-Gagal-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

Ujian-Mengguncang-Batin ) mengungkapkan bahwa siswa mengalami
kecemasan atau ketakutan saat menghadapi ujian, hal tersebut dapat
dilihat melalui gejala fisik, psikis, dan sosial.
Gejala fisik meliputi peningkatan detak jantung, perubahan
pernafasan atau nadi pernafasan meningkat, keluar keringat, gemetar,
kepala pusing,