Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Mengenai Anak Balita Gizi Kurang Di Desa Cibungur, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

(1)

Universitas Kristen Maranatha iv ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU MENGENAI ANAK BALITA GIZI KURANG DI DESA CIBUNGUR,

KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG (Vina Oktaviani Aripin,2006. Pembimbing: Surja Tanurahardja,dr., MPH.,

DTM&H.)

Latar Belakang: Balita merupakan masa-masa yang harus terus dipantau perkembangannya karena pada saat itulah faktor-faktor makanan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan organ-organ tubuh. Balita yang mengalami gizi kurang masih dapat kita jumpai di masyarakat, memang sangat disayangkan pada kehidupan yang serba modern ini, hal seperti itu masih diderita oleh masyarakat Indonesia.

Tujuan: Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu terhadap timbulnya masalah gizi kurang pada balita di Desa Cibungur, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

Metode Penelitian: Penelitian tergolong jenis survei dengan rancangan studi deskriptif. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik wawancara dengan bimbingan kuesioner.

Hasil Penelitian: Jumlah responden sebanyak 33 orang, sebagian besar responden tamat SD sebanyak 27 orang (81,82%) dan responden sebagian besar tidak memiliki pekerjaan sebanyak 30 orang (90,91%). Hanya 21,21 % responden yang berpengetahuan cukup, sikap responden yang cukup sebanyak 100%, dan perilaku responden yang cukup hanya 30,31%.

Kesimpulan: Pada umumnya tingkat pengetahuan dan perilaku responden termasuk kurang, sedangkan sikap responden termasuk cukup.

Saran: Tidak hanya tugas dari pihak Puskesmas dalam rangka menurunkan angka kejadian gizi kurang, tetapi membutuhkan kerjasama dari dinas terkait lainnya.


(2)

Universitas Kristen Maranatha v

ABSTRACT

DESCRIPTION PARENTS KNOW-HOW, ATTITUDE AND BEHAVIOR TO THEIR MALNUTRITIONS INFANTS AT DESA CIBUNGUR, KECAMATAN

RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG

(Vina Oktaviani Aripin,2006. Tutor: Surja Tanurahardja,dr., MPH., DTM&H.)

Background: Infancy’s development should be watch continuously. At that period nutrients food-stuff could extremely affected the development of the body organ. Malnutrition infants still be found in the society it’s a regret that in a modern time, such cases still endure in the Indonesian Society.

Purpose: To presents information the onset of malnutrition factors on infants that affect parents at Desa Cibungur, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

Research Method: It’s a descriptive study program survey. The method used is by interview led by a questioner.

Research Result: We got 33 respondents, 27 respondents are elementary graduate (81,82%), 30 respondents are jobless (90,91%). Only 21,21% respondents have an adequate knowledge, 100% respondents have an adequate attitude, and only 30,31% respondents have an adequate behaviour.

Summary: Generally, respondents’ know-how and behaviour at Desa Cibungur, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang were low, while their attitude were sufficient.

Suggestion: Not only Puskesmas personals that handle the task in attempt to lower the malnutrition cases percentage, yet require cooperation with the other health department.


(3)

Universitas Kristen Maranatha viii DAFTAR ISI

HALAMAN

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3.1 Maksud ... 2

1.3.2 Tujuan ... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ... 3

1.4.1 Kegunaan Akademis ... 3

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Gizi Di Indonesia ... 5

2.1.1 Peranan Gizi ... 6

2.1.2 Penyebab Masalah Gizi ... 7

2.2 Status Gizi ... 8

2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi ... 8

2.2.2 Penilaian Status Gizi ... 9

2.2.3 Pemantauan Status Gizi ... 10

2.3 Nutrisi Pada Bayi dan BALITA ... 11

2.3.1 Air Susu Ibu (ASI) ... 12

2.3.2 Susu Formula ... 13

2.3.2.1 Perbandingan ASI dan Susu Sapi ... 13

2.3.3 Karbohidrat ... 14

2.3.4 Protein ... 14

2.3.5 Lemak ... 15

2.3.6 Vitamin ... 15

2.3.7 Mineral ... 17

2.4 Makanan pada BALITA ... 18

2.5 Gangguan Nutrisi ... 18


(4)

Universitas Kristen Maranatha

ix

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ... 24

3.2 Metode Penelitian ... 24

3.3 Instrumen Penelitian ... 24

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.4.1 Sumber Data ... 25

3.4.2 Populasi ... 25

3.4.3 Sampel ... 25

3.5 Teknik Analisis Data ... 25

3.5.1 Identitas Responden ... 25

3.5.2 Evaluasi Pengetahuan Gizi Responden ... 26

3.5.3 Evaluasi Sikap Gizi Responden ... 26

3.5.4 Evaluasi Perilaku GiziResponden ... 26

3.5.5 Pertanyaan Tambahan ... 27

3.6 Definisi Operasional ... 27

3.7 Pengolahan Data ... 27

3.8 Penyajian Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 29

4.1.1 Identitas Responden ... 29

4.1.1.1 Tingkat Pendidikan Responden ... 29

4.1.1.2 Status Pekerjaan Responden ... 29

4.1.1.3 Penghasilan Keluarga ... 30

4.1.2 Pengetahuan Gizi Responden ... 30

4.1.2.1 Air Susu Ibu (ASI) ... 30

4.1.2.1.1 Pemberian ASI Pertama Kali ... 31

4.1.2.1.2 Kolostrum ... 31

4.1.2.1.3 ASI Eksklusif ... 32

4.1.2.2 Makanan Tambahan ... 32

4.1.2.3 Pengetahuan Tentang Makanan ... 33

4.1.3 Sikap Responden ... 36

4.1.4 Perilaku responden ... 39

4.1.5 Pertanyaan Tambahan ... 43

4.2 Pembahasan ... 46

4.2.1 Hasil Penelitian ... 46

4.2.1.1 Identitas Responden ... 46

4.2.1.1.1 Tingkat Pendidikan Responden ... 46

4.2.1.1.2 Penghasilan Keluarga ... 46

4.2.1.2 Pengetahuan Gizi Responden ... 46

4.2.1.3 Sikap Responden ... 47

4.2.1.4 Perilaku Responden ... 47


(5)

Universitas Kristen Maranatha

x

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ... 48

5.1.1 Kesimpulan Utama... 48

5.1.2 Kesimpulan Tambahan... 48

5.2 Saran ... 48

5.2.1 Bagi Staf Puskesmas ... 49

5.2.2 Bagi Orang Tua ... 49

5.2.3 Program Lintas Sektor ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN 1 ... 52


(6)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fungsi Vitamin dan Mineral ... 16

Tabel 4.1 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden ...29

Tabel 4.2 Distribusi Status Pekerjaan Responden ...30

Tabel 4.3 Distribusi Penghasilan Keluarga ...30

Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Mengenai ASI Pertama Kali Diberikan Pada Bayi ...31

Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Mengenai Kolostrum ...32

Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Mengenai ASI Eksklusif ...32

Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Mengenai Makanan Tambahan ...33

Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Mengenai 4 Sehat 5 Sempurna ...33

Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Tentang Arti 4 Sehat 5 Sempurna ...34

Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Tentang Guna Makanan Bagi Tuuh Manusia ...34

Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Mengenai Sumber Zat Penambah Tenaga ...34

Tabel 4.12 Distribusi Pengetahuan Mengenai Sumber Zat Pembangun ...35

Tabel 4.13 Distribusi Pengetahuan Mengenai Sumber Zat Pengatur ...35

Tabel 4.14 Distribusi Persetujuan Responden Mengenai Pemberian ASI Eksklusif ...36

Tabel 4.15 Distribusi Persetujuan Responden Mengenai Pemberian Makanan 4 Sehat 5 Sempurna ...36

Tabel 4.16 Distribusi Persetujuan Responden Bahwa Makan Hidangan Nasi Dengan Lauk Pauk Saja Tanpa Sayur dan Buah Sudah Cukup Baik ...37

Tabel 4.17 Distribusi Persetujuan Responden Mengenai Pemberian Buah-buahan Setiap Hari, Baik Bagi Tubuh ...37

Tabel 4.18 Distribusi Persetujuan Responden Mengenai Pemberian Makanan Tambahan ...38


(7)

Universitas Kristen Maranatha xii

Tabel 4.19 Distribusi Persetujuan Responden Mengenai

Keikutsertaannya Mengikuti Kegiatan Puskesmas atau

Posyandu ...38 Tabel 4.20 Distribusi Persetujuan Responden Mengenai

Keikutsertaannya Mengikuti Kegiatan Penyuluhan Tentang

Gizi ...39 Tabel 4.21 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pemberian

ASI Eksklusif ...39 Tabel 4.22 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pemberian

Susu Formula ...40 Tabel 4.23 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pemberian

Makanan Tambahan ...40 Tabel 4.24 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pemberian Makan ...41 Tabel 4.25 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Konsumsi Makanan Pokok ...41 Tabel 4.26 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Konsumsi lauk Pauk ....42 Tabel 4.27 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Konsumsi Sayur ...42 Tabel 4.28 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Konsumsi Buah ...43 Tabel 4.29 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Minum Susu ...43 Tabel 4.30 Distribusi Responden Mengenai Keikutsertaannya Mengikuti Kegiatan Penyuluhan Kesehatan ...44 Tabel 4.31 Distribusi Responden Mengenai Pelaksana Penyuluhan ...44 Tabel 4.32 Distribusi Responden Mengenai Tempat Diadakannya

Penyuluhan ...45 Tabel 4.33 Distribusi Responden Mengenai Frekuensi Diadakannya

Penyuluhan ...45 Tabel 4.34 Distribusi Responden Mengenai Penyuluhan Yang


(8)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ………53


(9)

52 Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

KUESIONER

A. DATA RESPONDEN

1. Nama ibu :

2. Usia :

3. Pendidikan terakhir :

4. Pekerjaan : a. Bekerja b. Tidak Bekerja 5. Penghasilan keluarga : a. <= Rp. 100.000,-

b. > Rp. 100.000,-

6. Alamat :

7. Nama anak :

8. Jenis kelamin :

9. Usia :

10.Berat badan : 11.Tinggi badan :

12.Anak ke : dari saudara

B. PENGETAHUAN TENTANG GIZI

1.Kapan sebaiknya ASI pertama kali diberikan pada bayi ? a. Segera sesudah ibu melahirkan

b.Beberapa hari sesudah ibu melahirkan c. Setelah ibu sehat kembali

d.Tidak tahu e. Lain-lain Jawaban a


(10)

53

2.Apakah ASI yang pertama keluar, yang berwarna kekuningan sebaiknya diberikan pada bayi ?

a. Diberikan b. Dibuang c. Tidak tahu Jawaban a

3.Pada usia berapa sebaiknya bayi diberi ASI eksklusif (diberi ASI saja tanpa makanan tambahan) ?

a. 0-2 bulan b. 0-4 bulan c. 0-6 bulan

d. Lebih dari 6 bulan Jawaban c

4.Pada usia berapa sebaiknya bayi mulai diberi makanan tambahan ? a. 0-2 bulan

b. 2-4 bulan c. 4-6 bulan

d. Lebih dari 6 bulan Jawaban d

5.Apakah anda pernah mendengar istilah “Empat Sehat Lima Sempurna”?

a. Pernah b. Tidak pernah

6.Menurut anda apa yang dimaksud dengan “Empat Sehat Lima Sempurna”?

a. Makanan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan air putih b. Makanan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, buah dan air putih

c. Makanan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, buah dan susu

d. Makanan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, buah dan teh manis


(11)

54

e. Makanan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan teh manis Jawaban c

7.Apakah guna makanan bagi tubuh manusia ? a. Sebagai sumber zat tenaga

b. Sebagai sumber zat pembangun c. Sebagai sumber zat pengatur

d. Sebagai sumber vitamin dan mineral e. Jawaban diatas benar semua

Jawaban e

8.Menurut anda, makanan yang termasuk dalam sumber zat penambah tenaga adalah ?

a. Nasi, jagung, mie, ubi, kentang, talas, roti b. Sayur bayam, sayur kangkung, daun singkong c. Tempe, tahu, kacang, telur, ikan, daging d. Minuman teh, susu, air putih, sirup e. Lain-Lain

Jawaban a

9.Menurut anda, makanan yang termasuk dalam sumber zat pembangun adalah ?

a. Nasi, jagung, mie, ubi, kentang, talas, roti b. Sayur bayam, sayur kangkung, daun singkong c. Tempe, tahu, kacang, telur, ikan, daging d. Minuman teh, susu, air putih, sirup e. Lain-Lain

Jawaban c

10.Menurut anda, makanan yang termasuk dalam sumber zat pengatur adalah ?

a. Nasi, jagung, mie, ubi, kentang, talas, roti b. Sayur bayam, sayur kangkung, daun singkong c. Tempe, tahu, kacang, telur, ikan, daging d. Minuman teh, susu, air putih, sirup


(12)

55

e. Lain-Lain Jawaban b

C. SIKAP

1. Setujukah anak anda diberi ASI eksklusif (diberi asi saja tanpa makanan tambahan) ?

a. Ya

b.Tidak, alasannya …………. Jawaban a

2. Setujukah anak anda diberi makanan “empat sehat lima sempurna”? a. Ya

b. Tidak, alasannya …………. Jawaban a

3. Setujukah anda makan hidangan nasi dengan lauk saja tanpa sayur sudah cukup baik bagi anak anda ?

a. Ya

b. Tidak, alasannya ………….. Jawaban b

4. Setujukah anda makan buah-buahan setiap hari baik bagi anak anda? a. Ya

b. Tidak, alasannya ………. Jawaban a

5. Setujukah anda dengan pemberian makanan tambahan? a. Ya

b. Tidak, alasannya ……… Jawaban a

6. Setujukah anda menghadiri / mengikuti setiap kegiatan yang diadakan di puskesmas atau posyandu di tempat anda ?

a. Ya


(13)

56

Jawaban a

7. Setujukah anda mengikuti kegiatan penyuluhan tentang gizi di tempat anda ?

a. Ya

b. Tidak, alasannya ……… Jawaban a

D. PERILAKU

1. Sampai umur berapa anak anda diberi ASI Eksklusif (diberi ASI saja) ? a. 0-2 bulan

b. 2-6 bulan

c. Lebih dari 6 bulan Jawaban b

2. Sejak umur berapa anak anda diberi susu formula/kaleng ? a. 0-2 bulan

b. 2-6 bulan

c. Lebih dari 6 bulan Jawaban c

3. Sejak umur berapa anak anda diberi makanan tambahan ? a. 0-2 bulan

b. 2-6 bulan

c. Lebih dari 6 bulan Jawaban c

4. Berapa kali sehari anak anda makan dalam satu hari ?

(yang dimaksud makan adalah makan bahan makanan pokok lengkap dengan lauk pauk dan sayur)

a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali


(14)

57

e. Lain-lain. Sebutkan …………. Jawaban c

5. Berapa kali anak anda mengkonsumsi makanan pokok (nasi, kentang, roti, jagung, ubi, dll) ?

a. Tiap hari, lebih dari 1 kali b. Tiap hari 1 kali

c. Seminggu 2-3 kali d. Jarang

e. Lain-lain. Sebutkan …………. Jawaban a

6. Berapa kali anak anda mengkonsumsi lauk pauk (ikan, telur, daging, tahu, tempe, dll.) ?

a. Tiap hari, lebih dari 1 kali b. Tiap hari 1 kali

c. Seminggu 2-3 kali d. Jarang

e. Lain-lain, sebutkan ……… Jawaban a

7. Berapa kali anak anda mengkonsumsi sayuran ? a. Tiap hari, lebih dari 1 kali

b. Tiap hari 1 kali c. Seminggu 2-3 kali d. Jarang

e. Lain-lain, sebutkan ……… Jawaban a

8. Berapa kali anak anda mengkonsumsi buah-buahan ? a. Tiap hari, lebih dari 1 kali

b. Tiap hari 1 kali c. Seminggu 2-3 kali d. Jarang


(15)

58

Jawaban a

9. Berapa kali anak anda mengkonsumsi susu ? a. Tiap hari, lebih dari 1 kali

b. Tiap hari 1 kali c. Seminggu 2-3 kali d. Jarang

e. Lain-lain, sebutkan ……… Jawaban a

Cara Pengukuran:

Setiap pertanyaan diberi nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar.

1. Cukup, bila dapat menjawab benar >=60% pertanyaan yang diajukan.

2. Kurang, bila dapat menjawab benar < 60% pertanyaan yang diajukan.

E. PERTANYAAN TAMBAHAN

1. Apakah anda mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan yang diadakan oleh puskesmas atau posyandu di tempat anda ?

a. Ya

b. Tidak, alasannya ……….

2. Siapakah sebaiknya yang mengadakan penyuluhan tersebut? a. Dokter

b. Kader c. Ketua RT

d. Lain-lain, sebutkan …………..

3. Dimana sebaiknya penyuluhan tersebut diadakan? a. Puskesmas


(16)

59

c. Balai desa

d. Lain-Lain, sebutkan ………

4. Berapa kali sebaiknya penyuluhan tersebut diadakan ? a. 1 bulan sekali

b. 2 bulan sekali

c. Lain-lain, sebutkan ……….

5. Selain penyuluhan tentang kesehatan, penyuluhan apa lagi yang sebaiknya diadakan?

a. Keluarga Berencana (KB) b. Kesehatan Masyarakat c. Kesehatan Lingkungan


(17)

60

RIWAYAT HIDUP

Nama : Vina Oktaviani Aripin

NRP : 0210080

Tempat Tanggal Lahir : 12 Oktober 1984

Alamat : Jl. Astana Anyar Gg.Sereh No.18 Bandung Jl. Panyingkiran No. 15 Sumedang

Riwayat Pendidikan :

SDN Panyingkiran 1 Sumedang, lulus tahun 1996. SMPN 2 Sumedang, lulus tahun 1999.

SMAN 1 Sumedang, lulus tahun 2002.

Tahun 2002 menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(18)

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manuasia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberikan dengan penuh kasih sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif.

Belum lepas dari ingatan kita mengenai peristiwa kelaparan dan gizi kurang yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Gizi kurang tidak pandang bulu, dapat terjadi pada semua kelompok umur, mulai dari bayi dan balita, anak-anak, remaja serta orang dewasa.

Hal yang paling menyedihkan adalah yang terjadi pada bayi dan balita karena kelompok umur tersebut sangat membutuhkan suplai gizi yang memadai untuk tumbuh kembang dan pembentukan otaknya.

Balita bukan saja bagian dari sumber daya tetapi kelak menjadi pelaku-pelaku pembangunan atau generasi penerus. Untuk mencapai SDM yang tangguh harus dilakukan upaya dini sesuai perkembangan manusia itu yaitu perbaikan gizi. Program perbaikan gizi yang ada misalnya UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga) dan ditingkat daerah ada upaya perbaikan gizi daerah (UPGD) dengan upaya tambahan adalah Puskesmas dilengkapi dengan Posyandu dan aparat lainnya. Zat gizi diperoleh dari makanan sehari yang dimakan. Makanan yang dimakan baik kualitas dan kuantitasnya dipengaruhi banyak faktor antara lain tingkat sosial, ekonomi, pola makanan kebiasaan, adat istiadat, kesehatan dsb. Makanan pada gilirannya akan menentukan status gizi (Queljoe, 2001).


(19)

2

Universitas Kristen Maranatha

Penundaan pemberian perhatian pemeliharaan gizi yang tepat terhadap balita akan menurunkan nilai potensi mereka sebagai SDM yang merupakan harapan nusa dan bangsa untuk pembangunan bangsa di masa depan.

Batas Wilayah Kecamatan Rancakalong di sebelah Selatan: Desa Pasir Biru, Timur: Desa Sukamaju, Utara: Desa Cibungur, dan Barat: merupakan suatu pegunungan. Kecamatan Rancakalong terdiri dari 10 desa, dimana presentase terbanyak yang memiliki balita gizi kurang adalah Desa Cibungur dengan jumlah penderita gizi kurang sebanyak 33 balita.

Melalui penelitian ini penulis berharap untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gizi kurang terutama ditinjau dari pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu-ibu yang memiliki balita gizi kurang di Desa Cibungur, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

1.2 Identifikasi Masalah

• Bagaimana pengetahuan gizi ibu yang memiliki balita gizi kurang di desa Cibungur, kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

• Bagaimana sikap gizi ibu yang memiliki balita gizi kurang di Desa Cibungur, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

• Bagaimana perilaku gizi ibu yang memiliki balita gizi kurang di Desa Cibungur, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu balita gizi kurang. 2. Untuk mengetahui gambaran sikap ibu balita gizi kurang.


(20)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.3.2 Tujuan

Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi gizi balita di Desa Cibungur, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, maka diharapkan dapat mencegah timbulnya gizi kurang

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Akademis

Karya tulis ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk memperluas pengetahuan kalangan medis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi kurang pada balita yang berpengaruh terhadap pertumbuhan balita sehingga dapat membagikannya kepada masyarakat dan menemukan cara untuk mengatasinya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi perencana program usaha perbaikan gizi bagi balita dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

1.5 Kerangka Pemikiran

Masalah gizi bukanlah merupakan hal yang baru, namun masalah ini tetap aktual terutama di negara-negara sedang berkembang. Secara langsung keadaan gizi dipengaruhi oleh ketidakcukupan asupan makanan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung dipengaruhi oleh ketersediaan pangan tingkat rumah tangga, ketersediaan pelayanan kesehatan, pola asuh yang tidak memadai. Lebih lanjut masalah gizi disebabkan oleh kemiskinan, pendidikan rendah, kesempatan


(21)

4

Universitas Kristen Maranatha

kerja. Oleh karena itu keadaan gizi masyarakat merupakan manifestasi keadaan kesejahteraan rakyat.

(Supariasa,2001)

1.6 Metodologi Penelitian

Rancangan penelitian : Kuantitatif Deskriptif

Metode penelitian : Survei dan observasi langsung dengan teknik wawancara dengan bimbingan kuesioner

Instrumen : Kuesioner

Populasi : Ibu-ibu yang memiliki balita gizi kurang di Desa Cibungur Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang

Sampel : whole sample

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Desa Cibungur, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Februari 2006-Juli 2006

Produksi Pertanian Pengolahan Bahan Makanan Distribusi bahan Makanan dan factor harga Pendapatan, Lapangan kerja, pendidikan, kemampuan sosial Kemampuan keluarga menggunakan makanan Konsumsi makanan Kesehatan Tersedianya bahan makanan, dapat diperolehnya bahan makanan Kesediaan Gizi


(22)

Universitas Kristen Maranatha 48 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Utama

Dari hasil penelitian diperoleh informasi tentang pengetahuan, sikap, perilaku, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan ibu-ibu yang memiliki anak balita gizi kurang di Desa Cibungur, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan gizi adalah kurang, yaitu sebanyak 78,79% (26 orang).

2. Sikap ibu-ibu adalah cukup, yaitu sebanyak 100% (33 orang). 3. Perilaku ibu-ibu adalah kurang, yaitu sebanyak 69,69% (23 orang).

5.1.2 Kesimpulan Tambahan

1. Tingkat pendidikan adalah cukup (tamat SD), yaitu sebanyak 81,82 % (27 orang).

2. Sebagian besar responden tidak memiliki pekerjaan, yaitu sebanyak 90,91% (30 orang).

3. Panghasilan keluarga adalah kurang (dibawah standar), yaitu sebanyak 84,85 % (28 orang).

5.2 Saran

Berdasarkan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:


(23)

Universitas Kristen Maranatha

49

5.2.1 Bagi Staf Puskesmas

Meningkatkan penyuluhan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

• Kuantitatif : Sebaiknya Keluarga Sadar Gizi (KADARSI) digalakan kembali.

• Kualitatif : Pemberian gizi seimbang bagi balita gizi kurang. 5.2.2 Bagi Orang Tua

1. Sebaiknya orang tua memperhatikan pola asuh anak-anaknya.

2. Sebaiknya orang tua memeriksakan kesehatan anaknya disetiap kegiatan penimbangan maupun Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang diadakan oleh Posyandu.

5.3.3 Program Lintas Sektor

Adanya kerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk mengatasi masalah gizi kurang .

Kerjasama Puskesmas dengan Departemen lain dibawah bidang kesehatan: 1. Dinas Pertanian

Sebaiknya staf dinas Pertanian memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang cara menanam dan merawat Tanaman Obat Keluarga (TOGA) maupun sayur-sayuran yang dapat ditanam di perkarangan rumah.

2. Dinas Tenaga Kerja

Mengadakan penyuluhan dan pelatihan bagi ibu-ibu tentang berbagai keterampilan, untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Memberikan penyuluhan kepada guru-guru supaya kegiatan UKS dapat lebih ditingkatkan.


(24)

Universitas Kristen Maranatha 50

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni Sediaoetama.2004. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi.edisi kelima. Jakarta:Dian Rakyat. hal. 1-244.

Anonimus. www.cipg.org/index php? module=documents & JAS_Document Manager. op=download fik & JAS_file_id=7, Mei 20th, 2006.

Anonimus.http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=10&iddt l=628, 20 th Mei, 2006.

Azrul Azwar, 2006. Keadaan gizi di Indonesia. PRATELMINAS ISMKI, 25 th Juli 2006.

Edwin de Queljoe. 2001. Hubungan Kemiskinan Terhadap Gizi Balita Di Pedesaan. http://digilib.menlh.go.id/go.php?id=saptunsrat-gdl-res-dr-1502-gizi&PHPSESSID=27cb0a166e6a3ca6f74b4955e30212f6, Mei 6th, 2006.

Endang Pamungkasiwa. 2006. Gizi Buruk Dimasyarakat Dan Upaya Pencegahannya.

(http://www.kesehatandiy.go.id/file/GIZI%20BURUK%20BAHAYA%20LA TEN%20DIMASYARAKAT.doc), Mei 6th, 2006.

I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar.2002. Konsep Dasar Timbulnya Masalah Gizi. Dalam: Penilaian Status Gizi. edisi pertama. Jakarta:EGC. hal.1-19.

M Sururi. 2004. Penanggulangan Gizi Buruk.

(http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=vie w&id=4&Itemid=1), Mei 6th, 2006.

Nelson. 2000. Nutrisi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:EGC. Hal. 178-232

Paul Frans Matulessy & Asmuni Rachmat RS.1997. Gizi Kerja dan


(25)

Universitas Kristen Maranatha

51

Soegeng Santoso & Anne Lies Ranti. 1999. Kesehatan dan Gizi. Edisi pertama. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 1-157.

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Edisi pertama. Jakarta: EGC. hal 1-75.

Solihin Pudjiadi. 2001. Ilmu Gizi Klinis pada anak. Edisi keempat. Jakarta:Gaya Baru. hal. 1-211.

Suhardjo. 1996. Masalah Gizi di Negara Sedang Berkembang. edisi pertama.Jakarta:Bumi Aksara. hal. 1-24


(26)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini masalah gizi kerap dibicarakan di masyarakat, diprioritaskan pada kelompok masyarakat berisiko tinggi yaitu golongan bayi, balita, usia sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui, Karena sangat erat hubungannya dalam menciptakan generasi penerus yang secara mental dan fisik baik. Seperti kita ketahui tahun-tahun pertama dalam kehidupan seseorang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup selanjutnya karena itu penting untuk diketahui asupan gizi yang baik bagi bayi.

Seiring dengan perkembangan zaman terjadi pergeseran pola hidup dan gaya hidup, masyarakat modern beranggapan bahwa menyusui itu ketinggalan jaman. Yang lebih memprihatinkan adalah kurangnya pemahaman ibu menyusui mengenai ASI, menyebabkan semakin banyak ibu malas memberi ASI dengan berbagai alasan antara lain menyusui menyebabkan payudara kendur dan melorot. Ditambah saat ini iklan produk susu sangat gencar dipromosikan di media massa. Untuk meningkatkan omset penjualan, promosi besar-besaran pun dilakukan seperti pembagian susu gratis baik secara langsung pada masyarakat di suatu daerah maupun melalui badan badan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas , dan lain-lain. Selain itu di televisi banyak iklan susu formula yang menggambarkan bahwa setelah mengonsumsi produk yang diiklankan bayi menjadi sehat dan gemuk, Sedemikian hebatnya daya bujuk iklan tersebut sampai mengubah citra masyarakat bahwa pemberian ASI saja tidak cukup memadai, sehingga orang terdorong membeli susu formula. Penggunaan ASI pun merosot secara mencolok di sebagian besar negara (Tri, 2005)

Masyarakat belum menyadari pentingnya ASI, padahal ASI mengandung faktor protektif seperti lisozim, laktoferin, oligosakarida, dan asam lemak yang semuanya berperan selain sebagai faktor protektif juga mengandung beberapa faktor pertumbuhan serta pematangan sistem imun dan metabolic, selain itu ASI


(27)

2

memang mengandung paling tidak 160 jenis asam lemak-termasuk DHA(asam dokosaheksaenoat). Asupan DHA yang cukup dari ASI membuat pertumbuhan otak, sel-sel saraf, maupun penglihatan bayi lebih baik dibanding anak-anak yang tidak mendapatkan ASI.

Bayi yang diberi ASI lebih jarang sakit dibanding Non ASI sehingga tumbuh kembangnya pun lebih baik karena bayi yang sehat tidak akan terganggu nafsu makannya (Tri Agung Kristanto, 2005)

Melalui penelitian ini penulis berharap untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keunggulan ASI terutama yang berhubungan dengan pertumbuhan bayi. Selain itu juga untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat ASI.

1.2 Identifikasi masalah

Apakah ada perbedaan pertumbuhan antara bayi yang diberi ASI dengan Non ASI.

Apakah pertumbuhan bayi yang diberi ASI lebih baik dibanding dengan Non ASI.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Membandingkan pertumbuhan bayi yang diberi ASI dengan Non ASI.

1.3.2 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh ASI dan Non ASI terhadap pertumbuhan bayi supaya nantinya diketahui mana yang lebih baik sehingga masyarakat dapat menggunakan yang lebih baik tersebut jadi pertumbuhan bayi sebagai generasi penerus bangsa dapat ditingkatkan.


(28)

3

1.4 Kerangka Pemikiran

ASI memiliki komposisi Zat-Zat gizi yang sempurna untuk tumbuh kembang bayi. ASI juga mengandung enzim untuk membantu penyerapan zat-zat gizi tersebut.

Meskipun demikian ada juga sebagian ibu-ibu yang bayinya diberi susu formula, dewasa ini komposisi susu formula dibuat semirip mungkin dengan komposisi ASI. Sayangnya susu formula belum dapat meniru enzim yang terdapat pada ASI untuk penyerapan zat gizi. Sehingga zat gizi dalam susu formula tidak dapat diserap secara optimal oleh bayi.

Diasumsikan bahwa pertumbuhan bayi yang diberi ASI akan lebih baik dibandingkan dengan Non ASI.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Akademis

Karya tulis ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan kalangan medis mengenai manfaat ASI dan susu formula yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi sehingga dapat membagikannya kepada masyarakat dan mengubah citra masyarakat tentang ASI dan susu formula.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Karya tulis ini diharapkan dapat memberi penjelasan tentang ASI dan susu formula pada masyarakat dan sebagai referensi dalam penelitian lebih lanjut.


(29)

4

1.6 Hipotesis Pemikiran

♦ ho: artinya tidak terdapat perbedaan pertumbuhan bayi pada ketiga kelompok nutrisi bayi

♦ h1: paling sedikit ada sepasang pertumbuhan bayi yang berbeda pada ketiga kelompok nutrisi bayi

1.7 Metodologi Penelitian

Metode :survey dan pengukuran langsung. Jenis :analitik

Rancangan :potong silang.

Instrument :kuesioner, alat pengukur panjang badan bayi yang terbuat dari kayu, yang salah satu ujungnya mempunyai batas yang tetap sedang ujung lainnya mempunyai kayu yang dapat digerakkan, pita meteran, timbangan bayi.

Populasi :Ibu-ibu yang memiliki bayi berusia 10-14 bulan di posyandu kelurahan Sukawarna kecamatan Sukajadi kota Bandung

Responden :whole sample/ total populasi

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Posyandu Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Februari 2005-Januari 2006


(1)

Universitas Kristen Maranatha 50

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni Sediaoetama.2004. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi.edisi kelima. Jakarta:Dian Rakyat. hal. 1-244.

Anonimus. www.cipg.org/index php? module=documents & JAS_Document Manager. op=download fik & JAS_file_id=7, Mei 20th, 2006.

Anonimus.http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=10&iddt l=628, 20 th Mei, 2006.

Azrul Azwar, 2006. Keadaan gizi di Indonesia. PRATELMINAS ISMKI, 25 th Juli 2006.

Edwin de Queljoe. 2001. Hubungan Kemiskinan Terhadap Gizi Balita Di Pedesaan. http://digilib.menlh.go.id/go.php?id=saptunsrat-gdl-res-dr-1502-gizi&PHPSESSID=27cb0a166e6a3ca6f74b4955e30212f6, Mei 6th, 2006.

Endang Pamungkasiwa. 2006. Gizi Buruk Dimasyarakat Dan Upaya Pencegahannya.

(http://www.kesehatandiy.go.id/file/GIZI%20BURUK%20BAHAYA%20LA TEN%20DIMASYARAKAT.doc), Mei 6th, 2006.

I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar.2002. Konsep Dasar Timbulnya Masalah Gizi. Dalam: Penilaian Status Gizi. edisi pertama. Jakarta:EGC. hal.1-19.

M Sururi. 2004. Penanggulangan Gizi Buruk.

(http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=vie w&id=4&Itemid=1), Mei 6th, 2006.

Nelson. 2000. Nutrisi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:EGC. Hal. 178-232

Paul Frans Matulessy & Asmuni Rachmat RS.1997. Gizi Kerja dan Penatalaksanaannya. Edisi pertama. Jakarta:IDI. hal. 1-5.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

Soegeng Santoso & Anne Lies Ranti. 1999. Kesehatan dan Gizi. Edisi pertama. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 1-157.

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Edisi pertama. Jakarta: EGC. hal 1-75.

Solihin Pudjiadi. 2001. Ilmu Gizi Klinis pada anak. Edisi keempat. Jakarta:Gaya Baru. hal. 1-211.

Suhardjo. 1996. Masalah Gizi di Negara Sedang Berkembang. edisi pertama.Jakarta:Bumi Aksara. hal. 1-24


(3)

Dewasa ini masalah gizi kerap dibicarakan di masyarakat, diprioritaskan pada kelompok masyarakat berisiko tinggi yaitu golongan bayi, balita, usia sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui, Karena sangat erat hubungannya dalam menciptakan generasi penerus yang secara mental dan fisik baik. Seperti kita ketahui tahun-tahun pertama dalam kehidupan seseorang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup selanjutnya karena itu penting untuk diketahui asupan gizi yang baik bagi bayi.

Seiring dengan perkembangan zaman terjadi pergeseran pola hidup dan gaya hidup, masyarakat modern beranggapan bahwa menyusui itu ketinggalan jaman. Yang lebih memprihatinkan adalah kurangnya pemahaman ibu menyusui mengenai ASI, menyebabkan semakin banyak ibu malas memberi ASI dengan berbagai alasan antara lain menyusui menyebabkan payudara kendur dan melorot. Ditambah saat ini iklan produk susu sangat gencar dipromosikan di media massa. Untuk meningkatkan omset penjualan, promosi besar-besaran pun dilakukan seperti pembagian susu gratis baik secara langsung pada masyarakat di suatu daerah maupun melalui badan badan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas , dan lain-lain. Selain itu di televisi banyak iklan susu formula yang menggambarkan bahwa setelah mengonsumsi produk yang diiklankan bayi menjadi sehat dan gemuk, Sedemikian hebatnya daya bujuk iklan tersebut sampai mengubah citra masyarakat bahwa pemberian ASI saja tidak cukup memadai, sehingga orang terdorong membeli susu formula. Penggunaan ASI pun merosot secara mencolok di sebagian besar negara (Tri, 2005)

Masyarakat belum menyadari pentingnya ASI, padahal ASI mengandung faktor protektif seperti lisozim, laktoferin, oligosakarida, dan asam lemak yang semuanya berperan selain sebagai faktor protektif juga mengandung beberapa faktor pertumbuhan serta pematangan sistem imun dan metabolic, selain itu ASI


(4)

memang mengandung paling tidak 160 jenis asam lemak-termasuk DHA(asam dokosaheksaenoat). Asupan DHA yang cukup dari ASI membuat pertumbuhan otak, sel-sel saraf, maupun penglihatan bayi lebih baik dibanding anak-anak yang tidak mendapatkan ASI.

Bayi yang diberi ASI lebih jarang sakit dibanding Non ASI sehingga tumbuh kembangnya pun lebih baik karena bayi yang sehat tidak akan terganggu nafsu makannya (Tri Agung Kristanto, 2005)

Melalui penelitian ini penulis berharap untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keunggulan ASI terutama yang berhubungan dengan pertumbuhan bayi. Selain itu juga untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat ASI.

1.2Identifikasi masalah

Apakah ada perbedaan pertumbuhan antara bayi yang diberi ASI dengan Non ASI.

Apakah pertumbuhan bayi yang diberi ASI lebih baik dibanding dengan Non ASI.

1.3Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Membandingkan pertumbuhan bayi yang diberi ASI dengan Non ASI.

1.3.2 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh ASI dan Non ASI terhadap pertumbuhan bayi supaya nantinya diketahui mana yang lebih baik sehingga masyarakat dapat menggunakan yang lebih baik tersebut jadi pertumbuhan bayi sebagai generasi penerus bangsa dapat ditingkatkan.


(5)

1.4 Kerangka Pemikiran

ASI memiliki komposisi Zat-Zat gizi yang sempurna untuk tumbuh kembang bayi. ASI juga mengandung enzim untuk membantu penyerapan zat-zat gizi tersebut.

Meskipun demikian ada juga sebagian ibu-ibu yang bayinya diberi susu formula, dewasa ini komposisi susu formula dibuat semirip mungkin dengan komposisi ASI. Sayangnya susu formula belum dapat meniru enzim yang terdapat pada ASI untuk penyerapan zat gizi. Sehingga zat gizi dalam susu formula tidak dapat diserap secara optimal oleh bayi.

Diasumsikan bahwa pertumbuhan bayi yang diberi ASI akan lebih baik dibandingkan dengan Non ASI.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Akademis

Karya tulis ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan kalangan medis mengenai manfaat ASI dan susu formula yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi sehingga dapat membagikannya kepada masyarakat dan mengubah citra masyarakat tentang ASI dan susu formula.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Karya tulis ini diharapkan dapat memberi penjelasan tentang ASI dan susu formula pada masyarakat dan sebagai referensi dalam penelitian lebih lanjut.


(6)

1.6 Hipotesis Pemikiran

♦ ho: artinya tidak terdapat perbedaan pertumbuhan bayi pada ketiga kelompok nutrisi bayi

♦ h1: paling sedikit ada sepasang pertumbuhan bayi yang berbeda pada ketiga kelompok nutrisi bayi

1.7 Metodologi Penelitian

Metode :survey dan pengukuran langsung. Jenis :analitik

Rancangan :potong silang.

Instrument :kuesioner, alat pengukur panjang badan bayi yang terbuat dari kayu, yang salah satu ujungnya mempunyai batas yang tetap sedang ujung lainnya mempunyai kayu yang dapat digerakkan, pita meteran, timbangan bayi.

Populasi :Ibu-ibu yang memiliki bayi berusia 10-14 bulan di posyandu kelurahan Sukawarna kecamatan Sukajadi kota Bandung

Responden :whole sample/ total populasi

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Posyandu Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Februari 2005-Januari 2006


Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Anak Balita di Tinjau Dari Pola Pengasuhan Pada Ibu Pekerja dan Bukan Pekerja di Desa Buluh Cina Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2000

0 44 68

Perbedaan Pengetahuan Gizi, Pendapatan Dan Status Gizi Anak Balita Di Desa Proyek Dan Hon Proyek Kesehatan Keluarga Dan Gizi (KKG) Di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2004

0 34 81

Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

2 43 79

Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan Tahun 2015

0 19 97

Hubungan Partisipasi Ibu Balita di Posyandu dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Ibu Balita serta Status Gizi Balita di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

0 16 183

Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan status gizi anak balita

0 3 88

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA MALANGJIWAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan

0 2 11

Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Di Kelurahan Maleber Kota Bandung Periode Agustus 2011 - Januari 2012.

0 1 36

GAMBARAN SIKAP IBU DALAM PENYAPIHAN BALITA USIA KURANG 2 TAHUN DI DESA TANGGALREJO KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

0 0 6

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BALITA: SEBUAH SURVAI

0 0 7