Pengaruh Infusa Teh Hijau (Camellia Sinensis) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PENGARUH TEH HIJAU (Camellia sinensis) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG

DIINDUKSI ALOKSAN

Binsar M Maranatha Sirait, 2006 ; Pembimbing I : Winsa Husin, dr., MSc., M.Kes Pembimbing II : Aming Tohardi, dr., MS

Diabetes merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan akibat defisiensi insulin absolut / relatif yang dapat berkembang ke arah hiperglikemi dan sering dihubungkan dengan komplikasi mikrovaskuler dan makrovesikuler spesifik. Tidak ada istilah sembuh bagi penderita DM. Jika gula darah tidak terkontrol dengan baik, maka penderita DM mempunyai risiko untuk menderita komplikasi yang spesifik akibat perjalanan penyakit ini yaitu retinopati yang dapat menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis, gangren, dan penyakit arteri koronaria.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek teh hijau terhadap penurunan kadar glukosa darah

Hewan coba yang digunakan adalah 25 mencit jantan galur Swiss Webster yang diinduksi aloksan. Kadar glukosa darah puasa diperiksa sesudah 1 minggu, kemudian mencit dibagi menjadi 5 kelompok (n=5) dan diberi perlakuan selama 7 hari. Pemgukuran kadar glukosa darah dilakukan sesudah hari ke 7 perlakuan. Analisis data dengan uji ANAVA dilanjutkan dengan uji Tukey HSD α = 0.05.

Persentase penurunan kadar glukosa darah sesudah diberi infusa teh hijau 1 DM, 2 DM, 4 DM, Glibenklamid, dan air suling berturut-turut adalah 49.428 %, 39.634 %, 70.968%, 6.404 %, 58.776 %. Persentase penurunan kadar glukosa darah kelompok yang diberikan infusa teh hijau 1 DM dan 4 DM menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan kontrol negatif (p<0.01) dan perbedaan yang signifikan (p,0.05) pada 2 DM, sedangkan bila dibandingkan dengan kontrol positif memperlihatkan perbedaan yang tidak signifikan (p>0.05).

Kesimpulan yang didapat adalah teh hijau (Camellia sinensis) menurunkan kadar glukosa darah.

Kata Kunci : Teh Hijau, Konsentrasi Glukosa Darah


(2)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

THE EFFECT OF GREEN TEA (Camellia sinensis) ON THE DECREASE OF BLOOD GLUCOSE CONCENTRATION IN SWISS WEBSTER STRAIN MALE

MICE WHICH INDUCED BY ALLOXAN

Binsar M Maranatha Sirait, 2006 ; 1st Tutor : Winsa Husin, dr., MSc., M.Kes 2nd Tutor : Aming Tohardi, dr., MS

Diabetes mellitus is one of the oldest disease on human. Diabetes mellitus is a condition that caused by absolute / relative insulin deficiency that able to progress toward hyperglikemi and often connected with specific microvascular and macrovascular complications. There is no term heal for DM patient. If blood glucose is not well controlled, then DM patients have the risk for specific complication because of the disease progression that are retinopati that can cause blindness, kidney failure, neuropati, aterosclerosis, gangren, and coronary artery disease.

The experiment was to know the effect of green tea on the decrease of blood glucose concentration.

The experimental animals were 25 adults Swiss Webster mice, wich induced by alloxan. Mice’s fasting blood glucose concentration were examined after 1 week and then mice were divided into 5 groups (n = 5) and given treatment for 7 days. Blood glucose concentration were measured after 7 days treatment. The results were analyzed with ANAVA and continued with Tukey HSD α = 0.05.

Percentage decrease of blood glucose concentration after given green tea infusion 1 DM, 2 DM, 4 DM, Glibenclamide, and aquadest alternately were 49.428 %, 39.634 %, 70.968 %, 6.404 %, 58.776 %. Percentage decrease of blood glucose in groups that were given green tea infusion 1 DM and 4 DM showed statisticaly very significant difference if compared with negative control(p<,0.01) and significant difference(p, 0.05) at 2 DM, whereas compared with positive control showed the difference that non significant (p>0.05).

The conclusion is green tea (Camellia sinensis) decrease blood glucose consentration.


(3)

(4)

(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT ...v

PRAKATA ...vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR DIAGRAM ...xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR BAGAN ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah ...2

1.3 Maksud dan Tujuan ...2

1.4 Manfaat Karya Tulis ...3

1.5 Kerangka pemikiran dan Hipotesis...3

1.6 Metodologi Penelitian...4

1.7 Lokasi dan Waktu ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas Manusia 2.1.1 Anatomi pankreas Manusia ...5

2.1.2 Pulau Langerhans Pankreas ...6

2.2 Insulin ...7


(6)

Universitas Kristen Maranatha

2.4 Diabetes Melitus ...9

2.4.1 Defenisi...9

2.4.2 Etiologi DM ...9

2.4.3 Klasifikasi DM ...11

2.4.4 Perbedaan DM tipe 1 dan 2 ...12

2.4.5 Gambaran Klinis...13

2.4.5.1 Gejala akut DM ...13

2.4.5.2 Gejala kronis DM ...13

2.4.6 Komplikasi DM ...14

2.4.6.1 Komplikasi Akut...14

2.4.6.2 Komplikasi Menahun DM ...15

2.4.7 Diagnosa DM...15

2.4.7.1 Langkah-langkah untuk menegakkan diagnosa DM dan gangguan toleransi glukosa ...17

2.4.8Pengobatan dan pengelolaan DM ...18

2.4.8.1 Terapi Gizi Medis ...19

2.4.8.2 Latihan Jasmani ...21

2.4.8.3 Intervensi Farmakologis ...22

2.4.8.4 Edukasi ...25

2.4.9 Kriteria Pengendalian DM...26

2.4.10 Langkah-langkah Pencegahan DM...26

2.5 Tinjauan Botani ...27

2.5.1 Sejarah Teh ...27

2.5.2 Taksonomi Teh ...29

2.5.3 Morfologi Teh...30

2.5.4 Kandungan Kimia...31

2.5.5 Proses Pengolahan ...40

2.5.6 Efek Farmakologis Teh ...42


(7)

Universitas Kristen Maranatha BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan bahan Penelitian ...43

3.1.1 Bahan-bahan ...43

3.1.2 Alat-alat ...43

3.1.3 Hewan Coba ...43

3.2 Metode Penelitian ...44

3.2.1 Desain Penelitian ...44

3.2.2 Variabel Penelitian ...44

3.3 Prosedur Kerja ...44

3.3.1 Pengumpulan dan Pengolahan bahan ...44

3.3.2 Pembuatan Infusa ...45

3.3.3 Penyiapan Hewan Coba...45

3.3.4 Pengujian Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah...46

3.3.5 Metode Analisis ...46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan ...48

4.2 Uji Hipotesa...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...53

5.2 Saran ...53

DAFTAR PUSTAKA...55

LAMPIRAN I ……. ...59

LAMPIRAN II …...61

LAMPIRAN III ….. ...63


(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan

Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dl)...16

Tabel 2.2 Aktivitas Fisik Sehari-hari...21

Tabel 2.3 Kriteria Penengendalian DM ...26

Tabel 2.4 Komposisi pucuk daun teh (% berat kering) ...32

Tabel 2.5 Kadar Katekin dari Berbagai Jenis Teh ...34

Tabel 2.6 Sifat Fisik dan Kimia Katekin ...34

Tabel 2.7 Jumlah Flavonol Teh ...35

Tabel 2.8 Kandungan kafein pada Teh dan Kopi ...37


(9)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Rata-rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa


(10)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Pankreas...6

Gambar 2.2 Histologi pankreas ...7

Gambar 2.3 Camellia sinensis...30

Gambar 2.4 Epigallocatechin gallate (EGCG) ...33

Gambar 2.5 Struktur Katekin ...33

Gambar 2.6 Struktur kimia Flavonol...35

Gambar 2.7 Struktur Kimia theaflavin dan thearubigin ...36


(11)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Langkah-langkah diagnostik DM dan Gangguan Toleransi Glukosa .17 Bagan 2.2 Pemberian insulin dan OHO...25


(12)

Lampiran 1

Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan

Kadar Glukosa Darah (mg%) Kelompok Mencit

Sebelum perlakuan

Setelah perlakuan

Penurunan Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah

1 363 200 163 44.9

2 130 73 57 43.84

3 550 293 257 46.72

4 396 180 216 54.54

Kelompok 1

5 350 150 200 57.14

1 159 150 9 5.66

2 548 199 349 63.68

3 395 230 165 41.77

4 140 95 45 32.14

kelompok 2

5 315 142 173 54.92

1 588 227 361 61.39

2 418 110 308 73.68

3 151 60 91 60.26

4 398 55 343 86.18

Kelompok 3

5 450 120 330 73.33

1 186 169 17 9.13

2 159 150 9 5.66

3 336 320 16 4.76

4 155 149 6 3.87

Kelompok 4

5 151 138 13 8.6

1 310 156 154 49.67

2 410 177 233 56.82

3 545 182 363 66.6

4 393 156 237 60.3

Kelompok 5

5 405 160 245 60.49


(13)

64

Metode penarikan sampel

Penentuan n=5 untuk setiap kelompok didasari pada formulasi Sukhatme & Sukhatme, yaitu :

(t-1)(r-1) ≥ 15 (5-1)(r-1) ≥ 15 4r – 4 ≥ 15 4r ≥ 19 r ≥ 4.75

Jadi n = 5 memenuhi kriteria diatas t = treatment / perlakuan


(14)

65

Lampiran 2

Hasil Penghitungan Konversi dosis

1. Larutan Glibenklamide

Dosis manusia untuk Glibenklamide sebesar 10 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,026.

Dosis larutan Glibenklamide di konversikan dari manusia ke mencit (20 gr) = 10 mg x 0,026

= 0,26 mg

Dosis untuk mencit dengan berat badan 21,02 g : = 21,02/20 x 0,26

= 0,2732/0,5 cc

2. Infusa Teh Hijau

Dosis I

Dosis mencit 300 mg/kgBB (Tsuneki, Hiroshi; Ishizuka, Mitsuyo; Terasawa, Miki; Wu, Jin-Bin; Sasaoka, Toshiyasu; Kimura, Ikuko., 2004)

Dosis untuk mencit dengan berat badan 21,02 g : = 21,02/1000 x 300

= 6,3 mg/ 0,5 cc

Jadi dosis I teh hijau yang diberikan untuk mencit dengan berat badan 21,02 gr adalah 6,3 mg/0,5 cc.

Dosis II

Dosis mencit 600 mg/kgBB

Dosis untuk mencit dengan berat badan 21,02 g : = 21,02/1000 x 600

= 12,6 mg/ 0,5 cc

Jadi dosis I teh hijau yang diberikan untuk mencit dengan berat badan 21,02 gr adalah 12,6 mg/0,5 cc.


(15)

66

Dosis III

Dosis mencit 1200 mg/kgBB (Hiroshi Tsuneki et all., 2004) Dosis untuk mencit dengan berat badan 21,02 g :

= 21,02/1000 x 1200 = 25,2 mg/ 0,5 cc

Jadi dosis I teh hijau yang diberikan untuk mencit dengan berat badan 21,02 gr adalah 25,2 mg/0,5 cc.

3. Aloksan

Dosis tikus = 70 mg/kgBB

Konversi dosis tikus ke mencit = 0,14

Dosis absolut pada tikus ( berat 200g = 0,2 kg) = 200/1000 x 70 = 14 mg

Dosis dikonversikan dari tikus ke mencit (berat 20 g = 0,002 kg) = 14 mg x 0,14

= 1,96 mg

Dosis untuk mencit dengan berat badan 25,88 g = 25,88/20 x 1,96

= 2,53

Jadi dosis aloksan yang diberikan untuk mencit dengan berat badan 25,88 gr adalah 2,53 mg


(16)

67

Lampiran 3

PENGARUH TEH HIJAU (Camellia sinensis) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT

Oneway

A. Kadar Glukosa Sesudah Induksi

Descriptives Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence

Interval for Mean Min Max

Lower Bound

Upper

Bound

Infusa teh hijau 1 DM 5 357.80 150.31700 67.223 171.156 544.443 130 550

Infusa teh hijau 2 DM 5 311.40 169.98912 76.021 100.330 522.469 140 548

Infusa teh hijau 4 DM 5 401.00 158.24664 70.770 204.510 597.489 151 588

kontrol negatif 5 197.40 78.68481 35.188 99.699 295.100 151 336

kontrol positif 5 412.60 84.41742 37.752 307.781 517.418 310 545

Total 25 336.04 145.96218 29.192 275.789 396.290 130 588

ANOVA Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 151914.560 4 37978.640 2.113 .117

Within Groups 359404.400 20 17970.220

Total 511318.960 24


(17)

68

Oneway

B. Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah

Descriptives Rata-Rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence

Interval for Mean Min Max

Lower Bound

Upper

Bound

infusa teh hijau 1 DM 5 49.428 6.01393 2.68951 41.9607 56.8953 43.84 57.14

infusa teh hijau 2 DM 5 39.634 22.51015 10.06684 11.6840 67.5840 5.66 63.68

infusa teh hijau 4 DM 5 70.968 10.61530 4.74731 57.7874 84.1486 60.26 86.18

kontrol negatif 5 6.404 2.34152 1.04716 3.4966 9.3114 3.87 9.13

kontrol positif 5 58.776 6.18911 2.76786 51.0912 66.4608 49.67 66.60

Total 25 45.042 24.83964 4.96793 34.7887 55.2953 3.87 86.18

ANOVA Rata-Rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 12010.794 4 3002.698 21.468 .000

Within Groups 2797.386 20 139.869

Total 14808.180 24

Homogeneous Subsets

Rata-Rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Tukey HSD

Subset for alpha = .05

KelompokPerlakuan N 1 2 3

kontrol negatif 5 6.4040

infusa teh hijau 2 DM 5 39.6340

infusa teh hijau 1 DM 5 49.4280 49.4280

kontrol positif 5 58.7760 58.7760

infusa teh hijau 4 DM 5 70.9680

Sig. 1.000 .117 .063

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.


(18)

69

Post Hoc Tests

.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Rata-Rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Tukey HSD Mean 95% Confidence Interval (I) Kelompok Perlakuan (J) Kelompok Perlakuan Differen ce (I-J)

Std. Error Sig. Lower Bound

Upper Bound infusa teh hijau 1 DM infusa teh hijau 2 DM 9.794 7.47982 .689 -12.5884 32.1764

infusa teh hijau 4 DM -21.540 7.47982 .063 -43.9224 .8424

kontrol negatif 43.024(*) 7.47982 .000 20.6416 65.4064

kontrol positif -9.348 7.47982 .723 -31.7304 13.0344

infusa teh hijau 2 DM infusa teh hijau 1 DM -9.794 7.47982 .689 -32.1764 12.5884

infusa teh hijau 4 DM -31.334(*) 7.47982 .004 -53.7164 -8.9516

kontrol negatif 33.230(*) 7.47982 .002 10.8476 55.6124

kontrol positif -19.142 7.47982 .117 -41.5244 3.2404

infusa teh hijau 4 DM infusa teh hijau 1 DM 21.540 7.47982 .063 -.8424 43.9224

infusa teh hijau 2 DM 31.334(*) 7.47982 .004 8.9516 53.7164

kontrol negatif 64.564(*) 7.47982 .000 42.1816 86.9464

kontrol positif 12.192 7.47982 .497 -10.1904 34.5744

kontrol negatif infusa teh hijau 1 DM -43.024(*) 7.47982 .000 -65.4064 -20.6416

infusa teh hijau 2 DM -33.230(*) 7.47982 .002 -55.6124 -10.8476

infusa teh hijau 4 DM -64.564(*) 7.47982 .000 -86.9464 -42.1816

kontrol positif -52.372(*) 7.47982 .000 -74.7544 -29.9896

kontrol positif infusa teh hijau 1 DM 9.348 7.47982 .723 -13.0344 31.7304

infusa teh hijau 2 DM 19.142 7.47982 .117 -3.2404 41.5244

infusa teh hijau 4 DM -12.192 7.47982 .497 -34.5744 10.1904

kontrol negatif 52.372(*) 7.47982 .000 29.9896 74.7544


(19)

70

RIWAYAT HIDUP

Nama : Binsar Marshall Maranatha Sirait

Nomor Pokok Mahasiswa : 0310033

Tempat dan Tanggal lahir : Balige, 26 Februari 1982

Alamat : Jln. Patuan Nagari 97 c Porsea

Riwayat Pendidikan :

SD Indorayon, Porsea, 1994 SMP Indorayon, Porsea, 1997 SMUN 2 Matauli, Pandan, 2000

2003-sekarang Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Diabetes merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan akibat defisiensi insulin absolut / relatif yang dapat berkembang ke arah hiperglikemi dan sering dihubungkan dengan komplikasi mikrovaskuler dan makrovesikuler spesifik. Kekurangan hormon insulin mengakibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, sehingga glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik dan akhirnya menyebabkan hiperglikemik. Gejala umum yang diderita oleh penderita DM diantaranya dapat terasa lelah, selalu merasa haus (polydipsia), selalu lapar (polyphagia) namun berat badan semakin menurun, dan banyak kencing (polyuria). Tidak ada istilah sembuh bagi penderita DM. Jika gula darah tidak terkontrol dengan baik, maka penderita DM mempunyai risiko untuk menderita komplikasi yang spesifik akibat perjalanan penyakit ini yaitu retinopati yang dapat menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis, gangren, dan penyakit arteri koronaria.

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecendrungan peningkatan angka insiden dan prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia. WHO memprediksikan adanya peningkatan jumlah diabetesi yang cukup besar untuk tahun-tahun mendatang. Untuk Indonesia, WHO memprediksikan kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (Konsensus pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia 2006). Laporan hasil penelitian di berbagai daerah di Indonesia yang dilakukan pada dekade 1980 menunjukkan sebaran prevalensi DM tipe-2 antara 0,8% di Tanah Toraja , sampai 6,1 % yang didapatkan di Manado (PERKENI, 2006). Hasil penelitian di era 2000 menunjukkan peningkatan prevalensi yang sangat tajam. Sebagai contoh penelitian di Jakarta (daerah urban) dari prevalensi DM 1,7 % pada tahun 1982 menjadi 5,7 % pada tahun 1993 dan kemudian menjadi 12,8 % pada tahun 2001 di daerah sub-urban Jakarta (Konsensus pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia 2006). Suatu jumlah yang sangat besar dan


(21)

2

merupakan beban yang sangat berat untuk dapat ditanganin sendiri oleh dokter spesialis/subspesialis bahkan oleh semua tenaga kesehatan yang ada. Mengingat bahwa DM akan memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, seharusnya ikut serta dalam usaha penanggulangan DM, khususnya dalam upaya pencegahan.

Ada empat pilar utama untuk pengelolaan diabetes mellitus secara medis yaitu edukasi, diit, latihan jasmani, dan obat (PERKENI, 2006). Selain obat modern, pengobatan tradisional merupakan salah satu cara yang semakin banyak ditempuh oleh penderita DM. Para ahli yang meneliti teh sepakat bahwa teh mengandung senyawa bermanfaat seperti polifenol, theofilin, flavonoid, tannin, kafein, vitamin C dan E, serta sejumlah mineral seperti Zn, Se, Mo, Ge, Mg (Fulder, 2004). Dalam teh hijau juga terkandung senyawa cathecin, yang dikenal dengan potensi sebagai anti kanker, antioksidan, antimikroba, antihipertensi, hipokolesterolemik, antiarteriosklerosis, menurunkan risiko penyakit jantung koroner, menurunkan berat badan, serta mencegah diabetes (Anonimus I, 2005);(Fulder, 2004).

1.2Identifikasi Masalah

Apakah teh hijau memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah?

1.3Maksud dan tujuan

Maksud Penelitian

• Mengetahui pengaruh aktivitas zat yang terkandung di dalam teh hijau terhadap kadar gula darah.

Tujuan Penelitian


(22)

3

• Memberi masukan terhadap masyarakat kegunaan konsumsi teh hijau secara teratur.

• Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konsumsi teh hijau secara teratur.

1.4Manfaat karya tulis

Manfaat akademis

• Menambah pengetahuan tentang peran teh hijau sebagai penurun kadar glukosa darah

Manfaat Praktis

• Peran teh hijau yang dapat diaplikasikan secara langsung untuk menurunkan kadar gula darah

1.5Kerangka pemikiran dan Hipotesis Penelitian

Teh hijau mengandung senyawa aktif yang berperan untuk meningkatkan efek insulin (Will Block, 2006). Senyawa tersebut adalah cathecin, yang merupakan bagian dari grup yang lebih besar yaitu polyphenols (Will Block, 2006). Cathecin juga berperan dalam mencegah peningkatan gula darah, dengan menghambat kerja enzim amylase (Anonimus II, 2001), menghambat absorbsi glukosa di usus (Will Block, 2006). Mangan (Mn) yang terkandung dalam teh bisa membantu menguraikan gula menjadi energi (Andi Nur Alamsyah, 2006).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dibuat hipotesis teh hijau dapat menurunkan kadar gula darah.


(23)

4

1.6 Metolodogi Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah puasa mencit yang telah diinduksi aloksan dalam mg/dl (miligram per desiliter), baik sebelum dan sesudah perlakuan dengan pemberian infusa teh hijau (Camellia sinensis).

Analisis data dengan uji ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD, α = 0,05 dengan menggunakan program SPSS 13.0.

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakologi Universitas Kristen Maranatha pada bulan Juli 2006 – Februari 2007.


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

1. Teh hijau (Camellia sinensis) menurunkan kadar glukosa darah pada mencit.

5. 2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, sehingga masih perlu dilakukan penelitian lanjutan seperti:

1. Penelitian yang lebih lanjut mengenai dosis teh hijau yang optimal.

2. Penelitian tentang toksisitas teh hijau.

3. Penelitian lebih lanjut mengenai zat aktif yang terkandung di dalam teh hijau.

4. Penelitian tentang efek samping yang mungkin terjadi setelah mengkonsumsi teh hijau.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Mike. 2004. New herbal supplement product uses green tea and cinnamon for controlling diabetes. http://www.newstarget.com/L001534.html. November 2nd, 2006.

Andi Nur Alam Syah. 2006. Taklukkan penyakit dengan teh hijau. Jakarta : Agro Media Pustaka. Hal 34-36, 46-58, 59-60.

Anonimus I. 2006. Health benefits of tea. http://en.wikipedia.org/wiki/Weight_loss. November 2nd, 2006.

Anonimus II. 2001. Manfaat Teh Hijau Bagi Kesehatan. http://www.vision.net.id. 2 november 2006.

Anonimus III. 2007. Body Mass Index. http://www.wikipedia.com. February 5th 2007

Arif Hartoyo. 2003. Teh dan khasiatnya bagi kesehatan. Jakarta : Kanisius. Hal 12-22

Askandar Tjokroprawiro. 2002. Apakah penyakit diabetes mellitus. Dalam : Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes. Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal 5-6.

________. 2002. Pendahuluan. Dalam : Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes. Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal ix.

Block, Will. 2006. Green Tea May Help Control Blood Sugar. http://www. Life Enhancement. Com. November 2nd, 2006.

Bob. 2004. Dr. Bob's Special Method To Reduce Blood Sugar. http://www.restoreunity. org/ mission.htm. November 2nd, 2006

Butlin. 2001. Diabetes mellitus. http://www.positivehealth.com/permit/Articles/Nutrition/ Butlin59.htm., November 2nd, 2006.

Eroschenko, Victor P. 2003. Pankreas. Dalam : Atlas histologis di Fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Jakarta : EGC. Hal 25.


(26)

56

Ganong, W.F. 1999. Fungsi endokrin pankreas dan pengaturan metabolisme karbohidrat. Dalam : Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 17. Jakarta : EGC. Hal 328-348.

Guyton and Hall. 1997. Insulin, glukagon dan diabetes melitus. Dalam : Irawati Setiawan, editor : Buku ajar fisiologi kedokteran (Textbook of medical physiology). Edisi 9. Jakarta : EGC. Hal 1221, 1234.

Halliwell B., Gutteridge M.C. 1991. Free radicals and toxicology. In : Free radicals in Biology and medicine. 2nd edition. New york : Ozford. P. 310-314.

Mashrani, Karam. 2001. Diabetes mellitus and hypoglicemia. In : Lawrence M., Tierney L. M., McPhee S. J., Papadakis., M.D., editors : Current medical diagnosis and treatment, 40nd ed. New York : Mc Graw-Hill Medical Publishing division. P 1161.

Mayes P.A. 2003. Glukoneogenesis dan pengontrolan kadar glukosa darah. Dalam : Anna P. Bani, Tiara M.N. Sikumbang, editor : Biokimia Harper. Edisi 25. Hal 195-204.

Meyers. F. H., Jawetz. E., Goldfien. A., 1985. Insulin, glukagon, oral antidiabetik, drug and hiperglycemic agents. Dalam : Review of medical pharmacology. 5th edition. Canada. P. 383.

Midian Sirait, dkk. 1993. Penapisan farmakologi dan pengujian fitokimia. Jakarta : Yayasan pengembangan obat bahann alam phyto medica. Hal 15-17.

Molina P.E. 2004. Endocrin pancreas. In : LANGE Endocrine physiology. New York : Mc Graw Hill Companies. P.157-164.

Pearce, Evelyn C. 2002. Hati, kandung empedu dan pankreas. Dalam : Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Cetakan ke-25. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hal 207-209.

PERKENI. 2006. Diagnosis. Dalam : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI. Hal 3-6.

________. 2006. Penatalaksanaan. Dalam : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI. Hal 7-27.

________. 2006. Pendahuluan. Dalam : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI. Hal 1.


(27)

57

________. 2006. Penyulit diabetes melitus. Dalam : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI. Hal 27-29.

Prapti Utami. 2003. Mengenal diabetes melitus. Dalam : Tanaman obat untuk mengatasi diabetes melitus. Edisi 1. Jakarta : AgroMedia Pustaka. Hal 12-16.

Sarwono Waspadji. 2004. Diabetes melitus : mekanisme dasar dan pengelolaan yang rasional. Dalam : Soegondo, Pradana soewondo, Imam Subekti., editor : Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Edisi 4. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 31.

Setiawan Dalimartha. 2001. Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jakarta. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Hal 150-153.

Sidhartawan Soegondo. 2002. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus terkini. Dalam : Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti., editor : Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu, diagnosis dan klasifikasi. Cetakan 1. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 17-25..

________. 2004. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus terkini. Dalam : Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti., editor : Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Edisi 4. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 25.

________. 2004. Prinsip pengobatan diabetes, insulin dan obat hipoglikemik oral. Dalam: Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti., editor : Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Edisi 4. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 122-123.

Slamet Suyono. 1996. Masalah diabetes di Indonesia. Dalam : H.M. Sjaifoellah Noer : Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 571-583. ________. 2002. Patofisiologi diabetes melitus. Dalam : Sidartawan Soegondo, Pradana

Soewondo, Imam Subekti : Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu, diagnosis dan klasifikasi. Cetakan 1. Jakarta : FKUI. Hal 7-14.

Snell R.S. 1997. Rongga abdomen. Dalam : Anatomi klinik. Edisi 3 bagian 1. Jakarta : EGC. Hal 266-268.


(28)

58

Tony Handoko, B.Suharto. 2003. Insulin, glukagon dan anti diabetik oral. Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudi, Frans D.Suyatna, Purwantyastuti, Nafrialdi, editor : Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta : Gaya Baru. Hal 467, 471, 476-479. Tsuneki, Hiroshi; Ishizuka, Mitsuyo; Terasawa, Miki; Wu, Jin-Bin; Sasaoka, Toshiyasu;

Kimura, Ikuko. 2004. Effect of green tea on blood glucose levels and serum proteomic patterns in diabetic (db/db) mice and on glucose metabolism in healthy humans. http://www.citebase.org/cgi-bin/citations?id=oai:biomedcentral.com. November 2nd, 2006


(1)

1.6 Metolodogi Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah puasa mencit yang telah diinduksi aloksan dalam mg/dl (miligram per desiliter), baik sebelum dan sesudah perlakuan dengan pemberian infusa teh hijau (Camellia

sinensis).

Analisis data dengan uji ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata

Tukey HSD, α = 0,05 dengan menggunakan program SPSS 13.0. 1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakologi Universitas Kristen Maranatha pada bulan Juli 2006 – Februari 2007.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

1. Teh hijau (Camellia sinensis) menurunkan kadar glukosa darah pada mencit.

5. 2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, sehingga masih perlu dilakukan penelitian lanjutan seperti:

1. Penelitian yang lebih lanjut mengenai dosis teh hijau yang optimal.

2. Penelitian tentang toksisitas teh hijau.

3. Penelitian lebih lanjut mengenai zat aktif yang terkandung di dalam teh hijau.

4. Penelitian tentang efek samping yang mungkin terjadi setelah mengkonsumsi teh hijau.


(3)

Adams, Mike. 2004. New herbal supplement product uses green tea and cinnamon for controlling diabetes. http://www.newstarget.com/L001534.html. November 2nd, 2006.

Andi Nur Alam Syah. 2006. Taklukkan penyakit dengan teh hijau. Jakarta : Agro Media Pustaka. Hal 34-36, 46-58, 59-60.

Anonimus I. 2006. Health benefits of tea. http://en.wikipedia.org/wiki/Weight_loss. November 2nd, 2006.

Anonimus II. 2001. Manfaat Teh Hijau Bagi Kesehatan. http://www.vision.net.id. 2 november 2006.

Anonimus III. 2007. Body Mass Index. http://www.wikipedia.com. February 5th 2007

Arif Hartoyo. 2003. Teh dan khasiatnya bagi kesehatan. Jakarta : Kanisius. Hal 12-22

Askandar Tjokroprawiro. 2002. Apakah penyakit diabetes mellitus. Dalam : Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes. Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal 5-6.

________. 2002. Pendahuluan. Dalam : Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes. Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal ix.

Block, Will. 2006. Green Tea May Help Control Blood Sugar. http://www. Life Enhancement. Com. November 2nd, 2006.

Bob. 2004. Dr. Bob's Special Method To Reduce Blood Sugar. http://www.restoreunity. org/ mission.htm. November 2nd, 2006

Butlin. 2001. Diabetes mellitus. http://www.positivehealth.com/permit/Articles/Nutrition/ Butlin59.htm., November 2nd, 2006.

Eroschenko, Victor P. 2003. Pankreas. Dalam : Atlas histologis di Fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Jakarta : EGC. Hal 25.


(4)

56

Ganong, W.F. 1999. Fungsi endokrin pankreas dan pengaturan metabolisme karbohidrat. Dalam : Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 17. Jakarta : EGC. Hal 328-348.

Guyton and Hall. 1997. Insulin, glukagon dan diabetes melitus. Dalam : Irawati Setiawan, editor : Buku ajar fisiologi kedokteran (Textbook of medical physiology). Edisi 9. Jakarta : EGC. Hal 1221, 1234.

Halliwell B., Gutteridge M.C. 1991. Free radicals and toxicology. In : Free radicals in Biology and medicine. 2nd edition. New york : Ozford. P. 310-314.

Mashrani, Karam. 2001. Diabetes mellitus and hypoglicemia. In : Lawrence M., Tierney L. M., McPhee S. J., Papadakis., M.D., editors : Current medical diagnosis and treatment, 40nd ed. New York : Mc Graw-Hill Medical Publishing division. P 1161.

Mayes P.A. 2003. Glukoneogenesis dan pengontrolan kadar glukosa darah. Dalam : Anna P. Bani, Tiara M.N. Sikumbang, editor : Biokimia Harper. Edisi 25. Hal 195-204.

Meyers. F. H., Jawetz. E., Goldfien. A., 1985. Insulin, glukagon, oral antidiabetik, drug and hiperglycemic agents. Dalam : Review of medical pharmacology. 5th edition. Canada. P. 383.

Midian Sirait, dkk. 1993. Penapisan farmakologi dan pengujian fitokimia. Jakarta : Yayasan pengembangan obat bahann alam phyto medica. Hal 15-17.

Molina P.E. 2004. Endocrin pancreas. In : LANGE Endocrine physiology. New York : Mc Graw Hill Companies. P.157-164.

Pearce, Evelyn C. 2002. Hati, kandung empedu dan pankreas. Dalam : Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Cetakan ke-25. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hal 207-209.

PERKENI. 2006. Diagnosis. Dalam : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI. Hal 3-6.

________. 2006. Penatalaksanaan. Dalam : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI. Hal 7-27.

________. 2006. Pendahuluan. Dalam : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI. Hal 1.


(5)

________. 2006. Penyulit diabetes melitus. Dalam : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI. Hal 27-29.

Prapti Utami. 2003. Mengenal diabetes melitus. Dalam : Tanaman obat untuk mengatasi diabetes melitus. Edisi 1. Jakarta : AgroMedia Pustaka. Hal 12-16.

Sarwono Waspadji. 2004. Diabetes melitus : mekanisme dasar dan pengelolaan yang rasional. Dalam : Soegondo, Pradana soewondo, Imam Subekti., editor : Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Edisi 4. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 31.

Setiawan Dalimartha. 2001. Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jakarta. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Hal 150-153.

Sidhartawan Soegondo. 2002. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus terkini. Dalam : Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti., editor : Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu, diagnosis dan klasifikasi. Cetakan 1. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 17-25..

________. 2004. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus terkini. Dalam : Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti., editor : Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Edisi 4. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 25.

________. 2004. Prinsip pengobatan diabetes, insulin dan obat hipoglikemik oral. Dalam: Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti., editor : Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Edisi 4. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 122-123.

Slamet Suyono. 1996. Masalah diabetes di Indonesia. Dalam : H.M. Sjaifoellah Noer : Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 571-583. ________. 2002. Patofisiologi diabetes melitus. Dalam : Sidartawan Soegondo, Pradana

Soewondo, Imam Subekti : Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu, diagnosis dan klasifikasi. Cetakan 1. Jakarta : FKUI. Hal 7-14.

Snell R.S. 1997. Rongga abdomen. Dalam : Anatomi klinik. Edisi 3 bagian 1. Jakarta : EGC. Hal 266-268.


(6)

58

Tony Handoko, B.Suharto. 2003. Insulin, glukagon dan anti diabetik oral. Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudi, Frans D.Suyatna, Purwantyastuti, Nafrialdi, editor : Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta : Gaya Baru. Hal 467, 471, 476-479. Tsuneki, Hiroshi; Ishizuka, Mitsuyo; Terasawa, Miki; Wu, Jin-Bin; Sasaoka, Toshiyasu;

Kimura, Ikuko. 2004. Effect of green tea on blood glucose levels and serum proteomic patterns in diabetic (db/db) mice and on glucose metabolism in healthy

humans. http://www.citebase.org/cgi-bin/citations?id=oai:biomedcentral.com.