Efek Infusa Gel Lidah Buaya (Aloe Vera L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan.

(1)

ABSTRAK

EFEK INFUSA GEL LIDAH BUAYA (

Aloe vera

L.) TERHADAP

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA

MENCIT JANTAN GALUR

Swiss Webster

YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Bellany A.R, 2007 . Pembimbing utama : Kartika Dewi, dr., M.Kes Pembimbing pendamping : Diana K Jasaputra, dr., M.Kes

Diabetes adalah penyakit metabolik dengan gejala hiperglikemia dan glukosuria. Pengobatan diabetes sangat penting, selain dengan menggunakan obat modern, sebagai alternative dapat menggunakan obat tradisional salah satunya Lidah buaya. Tujuan penelitian menilai efek infusa gel Lidah buaya (Aloe vera L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan. Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan dibagi menjadi 5 kelompok (n=5) diberi perlakuan dengan infusa gel Lidah buaya 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenklamid, Air suling selama 7 hari, data yang diukur kadar glukosa darah setelah induksi dan perlakuan. Analisis data dengan uji ANAVA dilanjutkan dengan uji Tukey HSD 3 = 0,05. Persentase penurunan kadar glukosa darah setelah diberi infusa gel lidah buaya 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenklamide, dan air suling berturut-turut adalah 61,93%, 54,69%, 67,5590%, 51,99%, dan 6,54%. Kelompok yang diberi infusa gel Lidah buaya 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenkamid penurunannya berbeda signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif (p<0,05). Kelompok yang diberi infusa Lidah Buaya dosis 1 DMct dan 2 DMct penurunannya tidak berbeda signifikan dengan kontrol (+). Tetapi, dosis 4 DMct memberikan penurunan kadar glukosa darah yang berbeda bermakna dengan kontrol (+). Berarti Infusa Lidah Buaya 1 DMct dan 2 DMct memiliki kemanjuran yang sama dengan kontrol (+), tetapi dosis 4 DMct efeknya lebih baik. Kesimpulannya adalah infusa gel Lidah Buaya berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi Aloksan.


(2)

Universitas Kristen Maranatha v

ABSTRACT

THE EFFECT OF ALOE GEL INFUSES (Aloe vera

L.

) ON THE

DECREASE OF BLOOD GLUCOSE CONCENTRATION IN

MALE MICE Swiss Webster STRAIN

WHICH INDUCE

BY

ALOXAN

Bellany A R, 2007 : 1st Tutor : Kartika Dewi, dr., M.Kes 2nd Tutor : Diana K Jasaputra, dr., M.Kes

Diabetes is a metabolism disease with the symptoms are hyperglycemic and glucosuria. Treatment of diabetes is very important, beside used the modern medicine, alternatively we can use traditional medicine. The aim of this research was to know the effect of Aloe gel infuses on the decrease of blood glucose concentration in mice which induced by aloxan. The experimental animals were 25 adult male mice, divided into 5 groups (n=5), were given treatment by aloe gel infuses 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenclamide, Aquadest for 7 days, then their blood glucose concentrations were measured after induce and treatment. The results were analyzed with ANOVA and continued with Tukey HSD /= 0.05.

Percentage of the decrease after given aloe gel infuses 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenclamide and aquadest alternately were 61,93%, 54,69%, 67,56%, 51,99%, and 6,54%. The decreasing of blood glucose concentration after given aloe gel infuses 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenclamide compared with negative control were significant. The decreasing of blood glucose concentration was not significant between the Aloe gel infuses 1 DMct and 2 DMct with positive controls.But, decreasing blood glucose concentration of aloe gel infuses 4 DMct was different with positive control. Its means Aloe gel infuses 1 DMct and 2 DMct have the same efficacy with positive control, but 4 DMct dose given the better effect. The conclusion is aloe gel infuses has the effect to decreasing the blood glucose concentration in mice which induced by aloxan


(3)

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat, rahmat dan perlindunganNya, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis ini. Tujuan dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked).

Selama pembuatan karya tulis ini, penulis banyak dibantu oleh banyak pihak, dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Kartika Dewi, dr., M.Kes, selaku pembimbing utama atas semua kesabaran, bimbingan dan masukan yang diberikan kepada penulis selama pembuatan karya tulis ini.

2. Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes, selaku pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

3. Ellya Rosa D, dr., dan Dra. Rosnaeni, Apt, selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis.

4. Tim KTI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapa dan Mama, atas kasih sayang, doa, semangat, juga dukungan moral dan materiil kepada penulis.

6. Adik-adikku tercinta Inal dan Reyra yang selalu menghadirkan keceriaan pada penulis.

7. Ichsan, Tassa, Dwi, Handy, selaku teman seperjuangan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, terima kasih untuk bantuannya. 8. Dunk, Soek, Vina, Chika, Lissa, Sarah, Pee, Windi, On, Ivan, Billy,

Alogo, Dian, Leni, Ase, Kyan, Dodo, Adit, Indro, Pitung, Kristin untuk semua perhatian dan dukungan moral kepada penulis.

9. Dodo Panjaitan, Adit Hutabarat, Hendra Gracia untuk persahabatan dan semangat kepada penulis.


(4)

Universitas Kristen Maranatha vii

11.Teman-teman Extravaganza dan Indonesian Idol, yang memberikan semangat dan keceriaan kepada penulis.

12.Bi Nam, yang selalu siap untuk memberikan bantuannya kepada penulis. 13.Ompung, Tulang, Nantulang, Bapatua, Mamatua, Tante, Uda, Amangboru,

Namboru, Abang, Kakak, dan semua adik-adik atas dukungan moral dan doanya kepada penulis.

14.Pak Nana dan Pak Kris atas kerjasama dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian.

15.Seluruh staf bagian Farmakologi yang telah memberikan bantuan peminjaman alat selama melakukan penelitian.

16.Semua teman dan sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Tuhan memberkati kalian semua.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca dan perkembangan ilmu kedokteran.

Bandung, Januari 2007


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ………... ii

SURAT PERNYATAAN ………... iii

ABSTRAK ……….. iv

ABSTRACT ……… v

PRAKATA………... vi

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ………... xii

DAFTAR GAMBAR ……….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Identifikasi Masalah ………... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ……… 3

1.4 Kegunaan Penelitian ………... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran ………. 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian ……….. 5

1.6 Metodologi Penelitian ……… 5

1.7 Lokasi dan Waktu ………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Fisiologis Kelenjar Pankreas ………... 6

2.2 Insulin 2.2.1 Kimia dan Sintesis ……… 7

2.2.2 Sekresi dan Metabolisme ………. 9

2.2.3 Faal Glukosa Darah 2.2.3.1 Pengaturan Kadar Glukosa dalam Darah ... 9


(6)

Universitas Kristen Maranatha ix

2.2.3.3 Peran Pada Transport Beberapa Zat Melalui

Membran Sel ………... 10

2.2.3.4 Pengaruh Terhadap Enzim ………... 10

2.3 Defisiensi Insulin ……… 11

2.4 Kebutuhan dan Resistensi Insulin ….………. 12

2.5 Diabetes Melitus 2.5.1 Definisi Diabetes Melitus ……… 12

2.5.2 Etiologi Diabetes Melitus ……… 13

2.5.3 Gejala Klinis Diabetes Melitus ………... 15

2.5.4 Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus ………... 15

2.5.5 Klasifikasi Diabetes Melitus ………... 16

2.5.6 Komplikasi Diabetes ………... 21

2.5.7 Beberapa Petunjuk umum Penggunaan Diit Diabetes Melitus ………... 23

2.6 Aloksan ………... 24

2.7 Obat Hipoglikemik Oral (OHO) atau Oral Anti Diabetes (OAD) 2.7.1 Penggolongan Oral Anti Diabetes ………... 25

2.7.2 Mekanisme Kerja OAD (Sulfonilurea dan Biguanide) 25 2.8 Lidah Buaya 2.8.1 Klasifikasi Lidah Buaya ……….. 27

2.8.2 Asal Usul Lidah Buaya ………... 27

2.8.3 Morfologi Lidah Buaya ………... 28

2.8.4 Jenis Lidah Buaya ………... 29

2.8.5 Khasiat Lidah Buaya ………... 30

2.8.6 Kandungan Kimia Aloe vera L.……… 31

2.8.7 Lidah Buaya dalam Pengelolaan Diabetes Melitus …. 32 2.8.8 Efek Samping Penggunaan Lidah Buaya... 33


(7)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat ………... 35

3.1.2 Bahan ………... 35

3.1.3 Hewan Coba ……… 36 3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Metode Penarikan Sampel ………... 36 3.2.2 Desain Penelitian ………. 36 3.2.3 Variabel Penelitian ……….. 37 3.2.4 Prosedur Kerja

3.2.4.1 Pengumpulan Bahan ………. 37 3.2.4.2 Pembuatan Infusa Lidah Buaya

(Aloe vera L.)……… 37 3.2.4.3 Penyiapan Hewan Coba ………... 38 3.2.4.4 Pengujian Efek Penurunan Kadar Glukosa

Darah ………... 38

3.3 Metode Analisis ……….. 39 3.4 Hipotesis Statistik

3.4.1 Sesudah Induksi Aloksan ……… 39 3.4.2 Presentase Penurunan Sesudah Perlakuan...…………. 39 3.5 Kriteria Uji ………. 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ……….. 40 4.2 Pembahasan ……… 43 4.3 Uji Hipotesis ………... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………. 46


(8)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR PUSTAKA ………. 47

LAMPIRAN I ….……… 50

LAMPIRAN II ……… 51

LAMPIRAN III ………... 54


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Diagnostik Untuk Tes Toleransi Glukosa Oral Cara Baku … 16 Tabel 2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus dan Kategori-kategori Intoleransi

Glukosa ………... 17

Tabel 2.3 Zat-zat yang Terkandung Dalam Gel Lidah Buaya ……….. 31 Tabel 4.1 Rata-rata Pengukuran Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah

Induksi Aloksan ……….. 40 Tabel 4.2 Hasil ANOVA Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah Induksi

Aloksan ………... 41

Tabel 4.3 Rata-Rata Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit setelah induksi Aloksan dan setelah Perlakuan... 41 Tabel 4.4 Hasil ANOVA Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Yang

Diinduksi Aloksan, Sesudah Perlakuan ……….. 42 Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Rata-rata Tukey HSD Persentase Penurunan Kadar


(10)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Pankreas ………. 7

Gambar 2.2 Struktur Kimia Insulin ………... 8

Gambar 2.3 Struktur Kimia Aloksan ……… 25

Gambar 2.4 Tanaman Lidah Buaya ……….. 27

Gambar 2.5 Gel Lidah Buaya ………... 30

Gambar 2.6 Struktur Flavonoid ……… 33

Gambar 4.1 Diagram Rata-rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan ………... 43


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan Sesudah Perlakuan ………...……… 50 Lampiran II Hasil Penghitungan Konversi Dosis ……….. 51 Lampiran III Analisis Kadar Glukosa Darah dengan uji ANOVA yang


(12)

Universitas Kristen Maranatha

50

Lampiran I

Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan Sesudah Perlakuan.

Variabel Perlakuan n Sesudah Induksi Sesudah Perlakuan Infusa Gel Lidah Buaya 1 DMct 1 193 67

2 189 63

3 136 59

4 140 41

5 137 68

Rata-rata 159.0 59.6

Infusa Gel Lidah Buaya 2 DMct 1 326 104

2 152 53

3 148 89

4 184 92

5 143 71

Rata-rata 190.6 81.8

Infusa Gel Lidah Buaya 4 DMct 1 209 67

2 157 63

3 145 50

4 403 84

5 147 51

Rata-rata 212.2 63

Kontrol Positif (Glibenklamid) 1 122 70

2 250 99

3 343 156

4 393 182

5 345 177

Rata-rata 290.6 136.8

Kontrol Negatif (Air Suling) 1 176 159

2 157 151

3 156 140

4 179 173

5 125 118


(13)

51

Lampiran II

1. Aloksan

- Dosis aloksan : 120 mg / kg BB tikus - Dosis untuk tikus 200 g :

= (200/1000) * 120 mg = 24 mg / Tikus 200 g

Konversi dosis tikus 200 g ke mencit 20 g = 0,14 Berat mencit rata-rata pada percobaan = 21,04 g Volume penyuntikan i.v mencit 0,1 ml

- Dosis aloksan untuk mencit 20 g = 24 mg x 0,14 = 3,36 mg

- Dosis aloksan untuk mencit 21,04 g = (21,04/20) * 3,36 mg

= 3,53 mg

Jadi, Dosis aloksan yang diberikan pada mencit adalah 3,53 mg/0,1 ml

2. Infusa gel Lidah buaya

Dosis gel lidah buaya pada manusia 70 kg : 100 g

Factor konversi dari manusia 70 kg ke mencit 20 g : 0,0026 Dosis mencit 20 g :

= 100 g x 0,0026 = 0,26 g

Rata-rata berat badan mencit = 27,01 g

Dosis 1 (1 DMct) : 0,26 g / 0,5 ml / mencit 20 g = (27,01/20) * 0,26 g

= 0,35 g

Jadi, dosis infusa gel Lidah buaya 1 DMct yang diberikan untuk mencit dengan berat badan 27,01 g adalah 0,35 g/0,5 ml


(14)

Universitas Kristen Maranatha

52

Dosis 2 (2 DMct) : 0,52 g/ 0,5 ml/ mencit 20 g = (27,01/20) * 0,52 g

= 0,70 g

Jadi, dosis infusa gel Lidah buaya 2 DMct yang diberikan untuk mencit dengan berat badan 27,01 g adalah 0,70 g/0,5 ml

Dosis 3 (4 DMct) : 1,04 g/ 0,5 ml/ mencit 20 g = (27,01/20) * 1,04 g

= 1,4 g

Jadi, dosis infusa gel Lidah buaya 4 DMct yang diberikan untuk mencit dengan berat badan 27,01 g adalah 1,4 g /0,5ml

Pembuatan Infusa Gel Lidah Buaya

Infusa gel lidah buaya dibuat dengan konsentrasi 10 %

10 g Gel Lidah buaya + 100 ml air, kemudian dipanaskan dengan suhu 900 C selama 15 menit, kemudian disaring, dan hasil saringannnya diuapkan kembali.

1,4 g = 0,5 ml 10 g x

x = 10 x 0,5 = 35,71 ml 1,4

Berarti 100 ml infusa gel Lidah buaya 10 % diuapkan sampai 35,71 ml (dosis 4 DMct)

Selanjutnya untuk membuat dosis 2 DMct diencerkan 2 x dan untuk dosis 1 DMct diencerkan 4 x


(15)

53

3. Larutan Glibenklamide

Dosis Glibenklamid untuk manusia 70 kg : 10 mg Konversi dari manusia 70 kg ke mencit 20 g : 0,0026 Dosis Glibenklamide untuk mencit 20 g

= 10 x 0,0026 = 0,026 g

dosis untuk 1 kg mencit = (1000/20)*0,026 =1,3 mg/kg BB Mencit

Volume lambung mencit : 0,5 ml Berat mencit rata-rata = 23,85 g

Dosis Glibenklamide untuk mencit dengan berat badan 23,85 g = (23,85/20) * 0,026

= 0,03 g

Jadi, dosis larutan Glibenklamide yang diberikan pada mencit dengan berat badan 23,83 g adalah 0,03 g/ 0,5ml


(16)

Universitas Kristen Maranatha

54

Lampiran III

EFEK INFUSA GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Oneway

a. Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi

Descriptives Kadar Glukosa darah Sesudah Induksi

95% Confidence Interval for Mean N Mean

Std.

Deviation Std. Error

Lower Bound

Upper

Bound Minimum Maximum

Dosis 1 DMct 5 159.0000 29.28310 13.09580 122.6402 195.3598 136.00 193.00 Dosis 2 DMct 5 190.6000 77.37441 34.60289 94.5270 286.6730 143.00 326.00 Dosis 4 DMct 5 212.2000 109.80528 49.10642 75.8587 348.5413 145.00 403.00 Kontrol Positif 5 290.6000 107.54673 48.09636 157.0631 424.1369 122.00 393.00 Kontrol Negatif 5 158.6000 21.54762 9.63639 131.8451 185.3549 125.00 179.00

Total 25 202.2000 87.27590 17.45518 166.1743 238.2257 122.00 403.00

ANOVA

Kadar Glukosa darah Sesudah Induksi

Sum of Squares df Mean square F Sig.

Between Groups 59081.600 4 14770.400 2.388 .085 Within Groups 123728.4 20 6186.420

Total 182810.0 24

Homogeneous Subsets

Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Tukey HSD a

Subset for alpha = 0.5

Kelompok N 1

Kontrol Negatif 5 158.6000 Dosis 1 DMct 5 159.0000 Dosis 2 DMct 5 190.6000 Dosis 4 DMct 5 212.2000 Kontrol Positif 5 290.6000

Sig. .098

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5000


(17)

55

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi

Tukey HSD

Mean

Difference 95% Confidence Interval (I) Kelompok (J) Kelompok (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound Dosis 1 DMct Dosis 2 DMct -31.60000 49.74503 .967 -180.4558 117.2558 Dosis 4 DMct -53.20000 49.74503 .820 -202.0558 95.6558

Kontrol Positif -131.60000 49.74503 .099 -280.4558 17.2558 Kontrol Negatif .40000 49.74503 1.000 -148.4558 149.2558 Dosis 2 DMct Dosis 1 DMct 31.60000 49.74503 .967 -117.2558 180.4558

Dosis 4 DMct -21.60000 49.74503 .992 -170.4558 127.2558

Kontrol Ppsitif -100.00000 49.74503 .297 -248.8558 48.8558 Kontrol Negatif 32.00000 49.74503 .966 -116.8558 180.8558 Dosis 4 DMct Dosis 1 DMct 53.20000 49.74503 .820 -95.6558 202.0558

Dosis 2 DMct 21.60000 49.74503 .992 -127.2558 170.4558

Kontrol Positif -78.40000 49.74503 .528 -227.2558 70.4558 Kontrol Negatif 53.60000 49.74503 .816 -95.2558 202.4558 kontrol Positif Dosis 1 DMct 131.60000 49.74503 .099 -17.2558 280.4558

Dosis 2 DMct 100.00000 49.74503 .297 -48.8558 248.8558 Dosis 4 DMc 78.40000 49.74503 .528 -70.4558 227.2558

Kontrol Negatif 132.00000 49.74503 .098 -16.8558 280.8558 Kontrol Negatif Dosis 1 DMct -40000 49.74503 1.000 -149.2558 148.4558

Dosis 2 DMct -32.00000 49.74503 .966 -180.8558 116.8558 Dosis 4 DMct -53.60000 49.74503 .816 -202.4558 95.2558 Kontrol Positif -132.00000 49.74503 .098 -280.8558 16.8558


(18)

Universitas Kristen Maranatha

56

b. Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan

Descriptives Kadar Glukosa darah Sesudah Perlakuan

95% Confidence Interval for Mean N Mean

Std.

Deviation Std. Error

Lower Bound

Upper

Bound Minimum Maximum

Dosis 1 DMct 5 61.9297 8.25874 3.69342 51.6751 72.1843 50.37 70.71 Dosis 2 DMct 5 54.6889 11.71991 5.24130 40.1367 69.2411 39.86 68.10 Dosis 4 DMct 5 67.5590 7.12337 3.18567 58.7141 76.4038 59.87 79.16 Kontrol Positif 5 51.9855 6.68217 2.98836 43.6885 60.2825 42.62 60.40 Kontrol Negatif 5 6.5378 3.23946 1.44873 2.5155 10.5602 3.35 10.26

Total 25 48.5402 23.29175 4.65835 38.9258 58.1545 3.35 79.16

ANOVA

Kadar Glukosa darah Sesudah Perlakuan

Sum of Squares df Mean square F Sig.

Between Groups 11774.334 4 2943.584 47.256 .000

Within Groups 1245.804 20 62.290

Total 13020.138 24

Homogeneous Subsets

Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan Tukey HSD a

Subset for alpha = 0.5

Kelompok N 1 2 3

Kontrol Negatif 5 6.5378

Kontrol Positif 5 51.9855

Dosis 2 DMct 5 54.6889 54.6889

Dosis 1 DMct 5 61.9297 61.9297

Dosis 4 DMct 5 67.5590

Sig. 1.000 .305 .113

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5000


(19)

57

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan Tukey HSD

Mean

Difference 95% Confidence Interval (I) Kelompok (J) Kelompok (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound Dosis 1 DMct Dosis 2 DMct 7.24084 4.99160 .604 -7.6959 22.1776 Dosis 4 DMct -5.62924 4.99160 .790 -20.5660 9.3075

Kontrol Positif 9.94426 4.99160 .305 -4.9925 24.8810

Kontrol Negatif 55.39188* 4.99160 .000 40.4551 70.3286 Dosis 2 DMct Dosis 1 DMct -7.24084 4.99160 .604 -22.1776 7.6959

Dosis 4 DMct -12.87008 4.99160 .113 -27.8068 2.0667

Kontrol Ppsitif 2.70342 4.99160 .982 -12.2333 17.6402 Kontrol Negatif 48.15104* 4.99160 .000 33.2143 63.0878

Dosis 4 DMct Dosis 1 DMct 5.62924 4.99160 .790 -9.3075 20.5660 Dosis 2 DMct 12.87008 4.99160 .113 -2.0667 27.8068

Kontrol Positif 45.57350* 4.99160 .038 .6368 30.5102

Kontrol Negatif 61.02112* 4.99160 .000 46.0844 75.9579 kontrol Positif Dosis 1 DMct -9.94426 4.99160 .305 -24.8110 4.6625

Dosis 2 DMct -2.70342 4.99160 .982 -17.6402 12.2333 Dosis 4 DMct -15.57350* 4.99160 .038 -30.5102 -.6368 Kontrol Negatif 45.44762* 4.99160 .000 30.5109 60.3844 Kontrol Negatif Dosis 1 DMct -55.39188* 4.99160 .000 -70.3286 -40.4551

Dosis 2 DMct -48.15104* 4.99160 .000 -63.0878 -33.2143 Dosis 4 DMct -61.02112* 4.99160 .000 -75.9579 -46.0844 Kontrol Positif -45.44762- 4.99160 .000 -60.3844 -30.5109 *. The mean difference is significant at the .05 level


(20)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Diabetes melitus (istilah melitus dalam bahasa latin diartikan “madu manis”, yang merujuk pada rasa urin penderita diabetes) ialah suatu sindroma kronik dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) dan sekresi glukosa dalam urin (glukosuria). Diabetes melitus ini diakibatkan karena kekurangan jumlah insulin, efek kerja insulin atau keduanya (Haznam, 1991, Alberti & Unwim, 1999).

Diabetes melitus dibagi dalam beberapa tipe dengan dua tipe utama, yaitu tipe I yang dikenal sebagai Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan tipe II yang dikenal sebagai Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) (Bennet, 1994)

Diabetes saat ini merupakan masalah yang serius di dunia, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan konsensus yang dikeluarkan oleh Persatuan endokrinologi Indonesia (PERKENI) pada tahun 2006, prevalensi penderita penyakit ini di Indonesia adalah 1,2 – 1,3 % dari penduduk Indonesia (± 220 juta jiwa) yang berumur di atas lima belas tahun, dan angka ini cenderung meningkat sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia (PERKENI, 2006).

Hingga saat ini, diabetes masih belum dapat disembuhkan. Penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, katarak, gagal ginjal, ganggren dan koma ketoasidosis adalah beberapa komplikasi yang fatal akibat diabetes yang sering mengakibatkan cacat dan kematian (Papoz et al, 1994).

Penyebab kematian dan komplikasi yang utama pada penderita diabetes (baik diabetes tipe I maupun diabetes tipe II) adalah penyakit pembuluh darah. Penyulit mikrovaskular merupakan penyebab terjadinya retinopati, neuropati, dan


(21)

2

nefropati. Sedangkan mikroangiopati pada diabetes bermanifestasi sebagai arteriosklerosis dini yang dapat mengenai organ-organ vital seperti jantung dan otak (Papoz et al, 1994).

Sampai saat ini, penanganan diabetes dilakukan terutama dengan mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal. Pendekatan terapi tergantung pada tipe diabetes. Pada diabetes tipe I penanganan dilakukan dengan insulin, sedangkan pendekatan farmakologis utama untuk mengatasi diabetes tipe II adalah penggunaan obat Oral Anti Diabetes (OAD) (PERKENI, 2006).

Beberapa kekurangan yang dimiliki OAD menyebabkan penggunaannya menjadi terbatas. Bagi sebagian besar penduduk Indonesia, OAD tergolong obat yang harganya cukup mahal. Distribusinya yang belum merata hingga ke pelosok pedesaan, menyebabkan OAD sulit diperoleh oleh para penderita di pedesaan. Kedua hal itu merupakan kendala yang serius dalam pengelolaan diabetes, karena penyakit itu juga sering terjadi pada penderita dari tingkat sosial ekonomi yang rendah dan mereka tinggal di pedesaan. Dengan adanya tingkat kepercayaan yang cukup tinggi dari masyarakat Indonesia tentang obat-obat tradisional, terkadang sering menggeser penggunaan obat-obat modern seperti OAD (PERKENI, 2006).

Salah satu alternatif untuk menanggulangi semua permasalahan tersebut diatas adalah dengan memanfaatkan tanaman obat asli Indonesia. Hal ini sesuai dengan “kembali ke alam, manfaatkan obat asli Indonesia” yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI sebagai tema Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 1998 (Maghfiroh, 1998).

Pengertian obat tradisional sendiri menurut UU RI tentang kesehatan adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral, dan atau sediaan galeniknya yang secara turun-temurun telah digunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman (Handayani, 2001).

Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman yang mudah dan sering dijumpai di masyarakat, sehingga hal ini akan membuat kemudahan dalam mendapatkannya. Tanaman Lidah buaya dapat dijadikan obat bagi penderita Diabetes melitus yang mudah didapatkan dan dibudidayakan apabila


(22)

Universitas Kristen Maranatha

3

luka-luka, insomnia, gangguan pencernaan, haemoroid, gatal-gatal, sakit kepala, rambut rontok, penyakit gusi dan mulut, perawatan kulit dan Diabetes melitus (Irni, 2002).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, apakah infusa gel Lidah buaya menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud : Mengembangkan pengobatan tradisional dengan menggunakan Lidah buaya sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar glukosa darah.

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh infusa gel Lidah buaya terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi Aloksan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah khususnya mengenai efek infusa gel Lidah buaya terhadap penurunan kadar glukosa darah.


(23)

4

Kegunaan Praktis

Lidah buaya dapat digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu obat alternatif untuk menurunkan kadar glukosa darah.

1.5 Kerangka Pemikirian dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Diabetes adalah suatu sindroma kronik dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai peningkatan glukosa darah (hiperglikemia) dan sekresi glukosa dalam urin. Penyebabnya ialah kekurangan insulin baik relatif maupun absolut.

Predisposisi terjadinya penyakit diabetes antara lain kelainan genetik, obesitas, dan terpaparnya individu tersebut terhadap radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga menjadi sangat reaktif dan sering menimbulkan kerusakan jaringan. Aloksan merupakan suatu molekul radikal bebas yang merusak sel beta pancreas sehingga terjadi hiperglikemia. Pemberian antioksidan akan mengurangi kerusakan sel beta pancreas, sehingga terjadi penurunan kadar gula darah.

Lidah buaya merupakan salah satu tanaman yang sudah lama dikenal sebagai “medical plant”. Bagian dari tumbuhan Lidah buaya yang digunakan sebagai obat adalah daun, batang, dan gel-nya. Kandungan yang terdapat dalam lidah buaya yang berguna untuk menurunkan kadar gula darah adalah flavonoid (Irni F., 2002)

Flavonoid merupakan salah satu dari banyak metabolit sekunder yang bermanfaat sebagai antioksidan. Flavonoid sebagai antioksidan akan menyumbangkan atom hidrogen dan bereaksi dengan radikal bebas untuk mencegah dan memutuskan reaksi radikal bebas yang berantai dengan cara menurunkan reaktivitasnya. (Bruneton, 1999)


(24)

Universitas Kristen Maranatha

5

1.5.2 Hipotesis Penelitian

- Infusa gel Lidah buaya menurunkan kadar glukosa darah pada mencit

yang diinduksi Aloksan

1.6 Metolodogi Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif.

Data yang diukur adalah kadar glukosa darah puasa mencit (mg%) setelah induksi Aloksan dan sesudah perlakuan. Analisis data dengan ANOVA, yang dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD, @= 0,05

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen Maranatha pada bulan Februari 2006 - Januari 2007.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Infusa gel Lidah buaya (Aloe vera L.) mempunyai efek untuk menurunkan

kadar glukosa darah mencit yang diinduksi Aloksan.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, sehingga masih perlu dilakukan penelitian selanjutnya. Adapun saran-saran untuk penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut :

1. Uji toksisitas Lidah buaya.

2. Percobaan dengan menggunakan beberapa dosis yang lebih rendah dan lebih tinggi.

3. Percobaan yang serupa dengan menggunakan sediaan yang lain, misalnya : ekstrak etanol.

4. Penelitian dengan menggunakan bahan lain dari Lidah buaya, misalnya daun dan eksudatnya.


(26)

47 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alberti, KGMM., Uwim, Nigle. 1999. The Diagnosis and Classification of Diabetes. In

Diabetes in the New Millenium. The Endocrinology and Diabetes Research

foundation of The University of Sidney. The Pot Still Press, 41-43 Dickson Avenue, Artamon NSW 2064. p505-514

Alfred A. Djajakusumah. 2003. Lidah Buaya sebagai Obat dan Minuman Penyegar. Dalam: Pikiran Rakyat, Minggu 2 Maret 2003. hal 10

Anonymus http://www.pom.go.id/oai/index.asp?. 22 agustus 2006. Anonymus http:///www.depkes.go.id/index.php?. 22 agustus 2006.

Anonymus http://digilib.batan.go.id/gdl/go.php?id=jbptitbpp-gdl-s2-2003-fauziah-1815. 22 agustus 2006.

Arief Hariana. 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 104-106

Askandar Tjokroprawiro, 2001. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 1-22

Askandar Tjokroprawiro. 2001. Diabetes Melitus Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 1-8, 17-20, 30-36

Bennet, PH. 1994. Definitions, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and Impaired Glucose Tolerance. In Joslin`s Diabetes Mellitus 13th edition. Pennsylvania; Lea & Febiger. p193-200

Bruneton J. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. 2nd edition. New York: Londres. p310-324

Darmono. 2002. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta: FKUI, 2002. hal 590-598

Depkes RI. 1995. Sediaan Umum. Dalam Farmakope Indonesia. Edisi 4. 9

Diah Krisnatuti Pranandji, Dwi Hastuti Martianto, Vera Uripi Subandriyo. 2002.

Perencanaan Menu Untuk Penderita Diabetes Melitus. PT Penebar Swadaya.

Jakarta. Hal 3-15

Erni Furuwanthi S.P. 2002. Terapi Aloe vera si obat Ajaib. Balai Penelitian Bioteknologi, BPPT & Agromedia Pustaka. Hal 6-29

Guyton & Hall. 1995. Insulin, Glukagon, dan Diabetes Melitus. Dalam Buku Ajar


(27)

48

Handayani, Lestari. 2001. Pemanfaatan obat Tradisional dalam Menangani Masalah Kesehatan. Dalam Majalah Kedokteran Indonesia volume 51. April. Jakarta. Hal hal 139-144

Hafiz Soewoto. 2001. Antioksidan Eksogen Sebagai Lini Pertahanan Kedua Dalam Menanggulangi Peran Radikal Bebas. Dalam : Kursus Penyegar 2001 Radikal Bebas dan Antioksidan Dalam Kesehatan Dasar, Aplikasi, dan Pemanfaatan

Bahan Alam. Jakarta : Bagian Biokimia FKUI. Hal 1-25

Halliwel B., Gutteridge M.C. 1991. Free radicals and toxicology. In : Free radicals in

biology and medicine. 2nd ed. New York. P310-314

Hastawan, Made. http://www.kompas.com/kesehatan/news, 22 Juli 2004

Haznam, M.W. 1991. Pankreas Endokrin. Dalam : Endokrinologi. Bandung. Hal 36-48 Irni F. 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media Pustaka. Hal 6-29 Kelompok Kerja Ilmiah Phyto Medica. 1993. Kencing Manis - Diabetes Melitus. Dalam

Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta:

Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. Hal 195-200.

Maghfiroh, Y. 1998. Kembali ke Alam Manfaatkan Obat asli Indonesia. Dalam Republika, Minggu 15 November 1998.

Max B. Skousen. 1982. Aloe vera Hand Book. Cameroon Park, California. Aloe vera Research. p1-5

Newman, Dorland W.A. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.2002 hal. 602-603

Perkumpulan Endokrikologi Indonesia (PERKENI), 2006. Konsensus Pengelolaan

Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia 2006, Jakarta.

Papoz, Laure; Costagliola, Dominique; Massari, Veronique. 1994. Epidemiology of the Micro dan Macrovascular Complication in Diabetes. In Vascular Complication of

Diabetes. Edition Pradel, Paris. p63-66

Peter Wise H. 1996. Atlas Bantu Endokrinologi. Jakarta: Hipokrates.

Sarwono Waspadji. 2002. Gambaran Klinis Diabetes Melitus. Dalam Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta: FKUI. Hal 586-589

Tony Handoko, B. Suharto. 1995. Insulin, Glukagon dan Diabetik Oral. Dalam


(28)

Universitas Kristen Maranatha 49

T. Tjahjo Widyasmoro. 2006. Lidah Buaya Kagak Ada Matinye. Dalam Intisari

Tanaman Berkhasiat 2. Jakarta: PT. Intisari Mediatama. Hal 54-61

World Health Organization. 1995. Pencegahan Diabetes Melitus. Jakarta: Hipokrates. Hal 11-68


(1)

Universitas Kristen Maranatha 4

Kegunaan Praktis

Lidah buaya dapat digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu obat alternatif untuk menurunkan kadar glukosa darah.

1.5 Kerangka Pemikirian dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Diabetes adalah suatu sindroma kronik dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai peningkatan glukosa darah (hiperglikemia) dan sekresi glukosa dalam urin. Penyebabnya ialah kekurangan insulin baik relatif maupun absolut.

Predisposisi terjadinya penyakit diabetes antara lain kelainan genetik, obesitas, dan terpaparnya individu tersebut terhadap radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga menjadi sangat reaktif dan sering menimbulkan kerusakan jaringan. Aloksan merupakan suatu molekul radikal bebas yang merusak sel beta pancreas sehingga terjadi hiperglikemia. Pemberian antioksidan akan mengurangi kerusakan sel beta pancreas, sehingga terjadi penurunan kadar gula darah.

Lidah buaya merupakan salah satu tanaman yang sudah lama dikenal sebagai “medical plant”. Bagian dari tumbuhan Lidah buaya yang digunakan sebagai obat adalah daun, batang, dan gel-nya. Kandungan yang terdapat dalam lidah buaya yang berguna untuk menurunkan kadar gula darah adalah flavonoid (Irni F., 2002)

Flavonoid merupakan salah satu dari banyak metabolit sekunder yang bermanfaat sebagai antioksidan. Flavonoid sebagai antioksidan akan menyumbangkan atom hidrogen dan bereaksi dengan radikal bebas untuk mencegah dan memutuskan reaksi radikal bebas yang berantai dengan cara menurunkan reaktivitasnya. (Bruneton, 1999)


(2)

1.5.2 Hipotesis Penelitian

- Infusa gel Lidah buaya menurunkan kadar glukosa darah pada mencit

yang diinduksi Aloksan

1.6 Metolodogi Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif.

Data yang diukur adalah kadar glukosa darah puasa mencit (mg%) setelah induksi Aloksan dan sesudah perlakuan. Analisis data dengan ANOVA, yang dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD, @= 0,05

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen Maranatha pada bulan Februari 2006 - Januari 2007.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Infusa gel Lidah buaya (Aloe vera L.) mempunyai efek untuk menurunkan

kadar glukosa darah mencit yang diinduksi Aloksan.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, sehingga masih perlu dilakukan penelitian selanjutnya. Adapun saran-saran untuk penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut :

1. Uji toksisitas Lidah buaya.

2. Percobaan dengan menggunakan beberapa dosis yang lebih rendah dan lebih tinggi.

3. Percobaan yang serupa dengan menggunakan sediaan yang lain, misalnya : ekstrak etanol.

4. Penelitian dengan menggunakan bahan lain dari Lidah buaya, misalnya daun dan eksudatnya.


(4)

Alberti, KGMM., Uwim, Nigle. 1999. The Diagnosis and Classification of Diabetes. In

Diabetes in the New Millenium. The Endocrinology and Diabetes Research

foundation of The University of Sidney. The Pot Still Press, 41-43 Dickson Avenue, Artamon NSW 2064. p505-514

Alfred A. Djajakusumah. 2003. Lidah Buaya sebagai Obat dan Minuman Penyegar. Dalam: Pikiran Rakyat, Minggu 2 Maret 2003. hal 10

Anonymus http://www.pom.go.id/oai/index.asp?. 22 agustus 2006. Anonymus http:///www.depkes.go.id/index.php?. 22 agustus 2006.

Anonymus http://digilib.batan.go.id/gdl/go.php?id=jbptitbpp-gdl-s2-2003-fauziah-1815. 22 agustus 2006.

Arief Hariana. 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 104-106

Askandar Tjokroprawiro, 2001. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. PT

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 1-22

Askandar Tjokroprawiro. 2001. Diabetes Melitus Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 1-8, 17-20, 30-36

Bennet, PH. 1994. Definitions, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and Impaired Glucose Tolerance. In Joslin`s Diabetes Mellitus 13th edition. Pennsylvania; Lea & Febiger. p193-200

Bruneton J. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. 2nd edition. New York: Londres. p310-324

Darmono. 2002. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI, 2002. hal 590-598

Depkes RI. 1995. Sediaan Umum. Dalam Farmakope Indonesia. Edisi 4. 9

Diah Krisnatuti Pranandji, Dwi Hastuti Martianto, Vera Uripi Subandriyo. 2002.

Perencanaan Menu Untuk Penderita Diabetes Melitus. PT Penebar Swadaya.

Jakarta. Hal 3-15

Erni Furuwanthi S.P. 2002. Terapi Aloe vera si obat Ajaib. Balai Penelitian

Bioteknologi, BPPT & Agromedia Pustaka. Hal 6-29

Guyton & Hall. 1995. Insulin, Glukagon, dan Diabetes Melitus. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC. Jakarta. Hal 1221-1238


(5)

Universitas Kristen Maranatha 48

Handayani, Lestari. 2001. Pemanfaatan obat Tradisional dalam Menangani Masalah Kesehatan. Dalam Majalah Kedokteran Indonesia volume 51. April. Jakarta. Hal hal 139-144

Hafiz Soewoto. 2001. Antioksidan Eksogen Sebagai Lini Pertahanan Kedua Dalam

Menanggulangi Peran Radikal Bebas. Dalam : Kursus Penyegar 2001 Radikal

Bebas dan Antioksidan Dalam Kesehatan Dasar, Aplikasi, dan Pemanfaatan Bahan Alam. Jakarta : Bagian Biokimia FKUI. Hal 1-25

Halliwel B., Gutteridge M.C. 1991. Free radicals and toxicology. In : Free radicals in biology and medicine. 2nd ed. New York. P310-314

Hastawan, Made. http://www.kompas.com/kesehatan/news, 22 Juli 2004

Haznam, M.W. 1991. Pankreas Endokrin. Dalam : Endokrinologi. Bandung. Hal 36-48 Irni F. 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media Pustaka. Hal 6-29 Kelompok Kerja Ilmiah Phyto Medica. 1993. Kencing Manis - Diabetes Melitus. Dalam

Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta:

Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. Hal 195-200.

Maghfiroh, Y. 1998. Kembali ke Alam Manfaatkan Obat asli Indonesia. Dalam

Republika, Minggu 15 November 1998.

Max B. Skousen. 1982. Aloe vera Hand Book. Cameroon Park, California. Aloe vera Research. p1-5

Newman, Dorland W.A. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.2002 hal.

602-603

Perkumpulan Endokrikologi Indonesia (PERKENI), 2006. Konsensus Pengelolaan

Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia 2006, Jakarta.

Papoz, Laure; Costagliola, Dominique; Massari, Veronique. 1994. Epidemiology of the Micro dan Macrovascular Complication in Diabetes. In Vascular Complication of Diabetes. Edition Pradel, Paris. p63-66

Peter Wise H. 1996. Atlas Bantu Endokrinologi. Jakarta: Hipokrates.

Sarwono Waspadji. 2002. Gambaran Klinis Diabetes Melitus. Dalam Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta: FKUI. Hal 586-589

Tony Handoko, B. Suharto. 1995. Insulin, Glukagon dan Diabetik Oral. Dalam


(6)

T. Tjahjo Widyasmoro. 2006. Lidah Buaya Kagak Ada Matinye. Dalam Intisari Tanaman Berkhasiat 2. Jakarta: PT. Intisari Mediatama. Hal 54-61

World Health Organization. 1995. Pencegahan Diabetes Melitus. Jakarta: Hipokrates. Hal 11-68