PENGARUH PENGGUNAAN RAKET OVERSIZE DAN MIDSIZE TERHADAP KETEPATAN DAN KECEPATAN SERVIS PADA PERMAINAN TENIS LAPANGAN.
PENGARUH PENGGUNAAN RAKET OVERSIZE DAN MIDSIZE TERHADAP KETEPATAN DAN KECEPATAN SERVIS PADA PERMAINAN
TENIS LAPANGAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Kepelatihan Olahraga
Oleh: Dalla Kristidy
0800036
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Raket Oversize dan Midsize Terhadap Keteatan dan Kecepatan Servis Pada Permainan Tenis Lapngan” adalah benar-benar karya saya sendiri. Tidak ada
bagian di dalamnya yang merupakan plagiat karya orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Februari 2013
(3)
ABSTRAK
“PENGARUH PENGGUNAAN RAKET OVERSIZE DAN MIDSIZE
TERHADAP KETEPATAN DAN KECEPATAN SERVIS PADA PERMAINAN
TENIS LAPANGAN”
Dalla Kristidy* 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ketepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan dan apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kecepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan.
Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dan sampel penelitian ini adalah UKM tenis upi dengan jumlah 10 orang. Sampel diperoleh melalui teknik purposive sampling.
Setelah penulis melakukan penelitian didapatkan hasil dari perhitungan skor mentah dari uji ketepatan dan kecepatan menjadi skor standar servis dengan menggunakan raket oversize dan midsize. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka kesimpulannya adalah Servis menggunakan raket Oversize dan Midsize tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap ketepatan servis. Dan servis menggunakan raket Oversize dan Midsize tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kecepatan servis.
Servis menggunakan raket Midsize efektif terhadap ketepatan servis. Begitu pula raket oversize efektif terhadap kecepatan servis. Ini dapat kita lihat dari perolehan rata-rata kedua kelompok.
(4)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN……….… i
ABSTRAK……….……… ii
KATA PENGANTAR……….……….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH………... iv
DAFTAR ISI……….. vi
DAFTAR TABEL………. ix
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN……… x
DAFTAR LAMPIRAN……….... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. RumusanMasalah……….…………... 4
C. TujuanPenelitian……….……….. 5
D. ManfaatPenelitian…...……….……... 5
E. BatasanMasalah……… 6
F. AnggapanDasar……….……… 6
G. Hipotesis……… 8
H. DefinisiOperasional……….………... 8
I. MetodePenelitian……….………. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. TeknikDasarDalamPermainanTenis……….. 12
1. Grounstroke………. 13
2. Volley………..……… 14
3. Servis………... 15
(5)
C. Forehand Grip………... 21
D. Backhand Grip..……….... 24
E. TeknikPukulanGrounstroke…..………..……….. 26
F. LapanganTenis…..……… 28
G. Raket………….……… 30
H. Senar (string)….……… 34
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. MetodePenelitian……….. 39
B. PopulasidanTeknikPengambilanSampel………... 40
C. DesainPenelitian………... 42
D. Instrument Penelitian………. 44
E. ProsedurPengolahandanAnalisis Data………... 46
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data………….………..………. 50
B. PersyaratanAnalisis Data……….……….. 51
C. PengujianHipotesi……….………. 54
D. DiskusiPenemuan..……… 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 61
B. Saran……….. 61
DAFTAR PUSTAKA……… 70
LAMPIRAN
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 HasilPerhitungan Rata-rata Dan Simpangan Baku TesKetepatan..… 50 4.2 HasilPerhitungan Rata-rata Dan Simpangan Baku TesKecepatan .... 51
4.3 PengujianNormalitasLiliefors……….…… 52.
4.4 PengujianHomogenitas……….……….. 53
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1.GerakanTeknikServisdalamPermainanTenisLapanga.……….… 18
2.2. Pegangan Grip Raket Badminton danTenis………. 19
2.3. PosisiPeganganTanganPada Grip Raket………..…….….. 20
2.4. UkuranLapangan………….………. 29
2.5. RaketMidsize danOversize……….……… 32
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Mencari Rata-rata………... 72
2. Mencari Simpangan Baku...……….. 74
3. Uji Normalitas...………..………. 76
4. Uji Homogenitas... 80
5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Dua Pihak)...…………. 88
6. Daftar Tabel-Tabel Perhitungan Statistika...…. 90
(9)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Olahraga sebagai kegiatan fisik atau jasmani memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Olahraga juga berperan untuk membina kesehatan yang bersifat aktif. Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan, dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi optimal.
Dalam kehidupan modern ini, manusia tidak dapat dipisahkan dari kegiatan olahraga, baik sebagai kebutuhan hidup ataupun sebagai gaya hidup guna menjaga tubuh agar tetap bugar dan sehat maupun sebagai arena "adu" prestasi.
Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat, sedangkan secara khusus pembinaan olahraga diarahkan untuk pencapaian prestasi, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional.
Salah satu cabang olahraga yang digemari masyarakat Indonesia adalah olahraga tenis lapangan. Permainan tenis lapangan dapat dimainkan oleh berbagai kalangan, dari berbagai lapisan masyarakat baik anak-anak, remaja, dan juga orangtua. Tujuan dari olahraga tenis itu sendiri bagi sebagian orang antara lain ada untuk kesehatan, untuk rekreasi, dan untuk prestasi.
(10)
2
Tenis adalah olahraga permainan yang menggunakan alat berupa bola yang dimainkan dengan cara dipukul setelah memantul dari lantai menggunakan raket sesuai dengan aturan permainannya, seperti yang dijelaskan oleh Nuriman (1994:1) sebagai berikut : "Tenis merupakan olahraga permainan, karena memiliki ciri-ciri yaitu adanya alat yang digunakan dan benda yang dimainkan. Dengan kata lain adanya media yang digunakan berupa raket dan bola".
Tujuan, dari permainan tenis adalah memenangkan permainan melalui game dengan cara memukul bola kearah lapangan lawan melewati net sehingga bola tidak dapat dijangkau oleh lawan dan menghasilkan angka. Tenis merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang dipertandingkan baik perorangan maupun beregu. Sedangkan nomor yang dipertandingkan adalah tunggal, ganda, dan campuran.
Pembinaan tenis lapangan yang bertujuan untuk peningkatan prestasi dapat diterapkan dilingkungan sekolah melalui pelajaran, ekstrakurikuler, maupun di luar lingkungan sekolah melalui klub tenis lapangan.
Teknik yang paling sulit dalam permainan tenis adalah servis. Servis merupakan pukulan yang sangat penting dalam permainan tenis lapangan. Servis adalah teknik atau keahlian paling dasar yang harus di miliki oleh setiap pemain. Kemenangan seorang pemain banyak disebabkan karena pemain tersebut mahir dalam teknik servis.
Servis sangat di butuhkan oleh setiap pemain karena servis adalah modal utama setiap pemain dan merupakan untuk memulainya suatu permainan. Peranan servis sangat penting dalam permainan, karena dengan servis yang baik seorang pemain
(11)
3
mempunyai kesempatan untuk mengolah bola sehingga daerah pertahanan lawan terbuka dan kesempatan memperoleh angka lebih besar. Jika kondisi tersebut terjadi maka kendali permainan dapat dikuasai. Ada empat kegunaan teknik servis dalam permainan tenis, yaitu: Memulai suatu permainan, kesempatan memperoleh angka lebih besar, pertahanan lawan lebih terbuka, dan kesempatan memblok serangan lawan lebih mudah.
Servis yang baik adalah servis yang keras dan akurat. Dengan servis yang keras dan akurat memberikan peluang terjadinya angka bagi pemain. Servis yang keras dan akurat sangat dipengaruhi oleh jenis raket yang digunakan.
Berdasarkan observasi dilapangan nampak bahwa masih banyak petenis yang hanya mengandalkan kekuatan fisiknya saja ketika melakukan servis, sehingga tidak jarang yang mengalami cedera. Mereka tidak menyadari akan adanya dukungan kekuatan yang berasal dari alat yang digunakan (raket string).
Raket yang di gunakan dalam permainan tenis lapangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu oversize dan midsize. Masing-masing jenis raket tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Mengenai hal ini Effhar (1996:1) menjelaskan :
“Oversize akan membuat elastisitas dari senar meningkat sehingga akan mudah menghasilkan power yang tinggi, tapi akan membuat sangat susah dalam mengontrol pukulan, sedangkan midsize akan membuat mudah untuk mengontrol
pukulan tapi akan sangat susah dalam membuat power yang kuat”.
Berdasarkan konsep tersebut maka jenis raket merupakan salah satu aspek yang penting dalam bermain tenis karena dengan raket yang tepat pemain tenis akan mampu berbuat dan berkarya lebih banyak lagi sehingga akan tercapai prestasi yang
(12)
4
maksimal. Tampaknya penggunaan jenis raket tersebut berpengaruh pada performa atlet, sehingga pemain tenis perlu mengetahui karakteristik dari jenis raket yang digunakan.
Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang tingkat ketepatan dan kecepatan servis tenis lapangan berdasarkan raket oversize dan midsize.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan?
(13)
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk:
1. Untuk mengetahui jenis raket manakah yang lebih berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan.
2. Untuk mengetahui jenis raket manakah yang lebih berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:
1. Secara teoritis dapat dijadikan sebagai informasi dan sumbangan keilmuan yang berarti dalam bidang kepelatihan olahraga, khususnya mengenai olahraga tenis lapangan.
2. Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman oleh guru Penjaskes, pelatih, atlet maupun pembina olahraga dalam meningkaikan keterampilan latihan tenis lapangan.
3. Dapat dijadikan informasi dan acuan UKM yang lain untuk memelihara dar. meningkatkan keterampilan olahraga
(14)
6
E. Pembatasan Masalah
Agar peneliti ini lebih terarah dan tidak terlalu luas dalam melaksanakannya serta sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi seperti yang tertera dibawah ini:
1. Variable bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan raket oversize dan midsize
2. Variable terikat dalam penelitian ini adalah ketepatan dan kecepatan servis dalam permainan tenis lapangan.
3. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota UKM tenis UPI sebanyak 30 orang akan tetapi yang dijadikan sampel sebanyak 10 orang, yang diperoleh dengan cara penggunaan teknik purposive sampling (sampel tujuan).
F. Anggapan Dasar
Ada berbagai macam teknik pukulan dalam permainan tenis diantaranya forehand groundstroke, backhand groundstroke, spin, slice, service, volley, dll. Ditinjau dari jenis pukulannya, maka masing-masing jenis pukulan mempunyai fungsi yang berbeda tapi mempunyai tujuan yang sama yaitu mematikan bola lawan. Begitu pula dengan jenis raket yang memiliki fungsi berbeda-beda.
Ada beberapa macam ukuran yang dapat digunakan dalam bermain tenis lapangan yaitu ukuran menengah, menengah plus dan ukuran besar. Hal demikian dijelaskan juga oleh Hendrabayu (2011) sebagai berikut: "Secara garis besar terdapat
(15)
7
3 jenis raket berdasarkan luas kepalanya, yaitu; 1) Midsize: 85-90 sq.inch, 2) Mid-plus: 95-105 sq.inch, 3) Oversize: 110-135 sq.inch".
Ketiga ukuran di atas berpengaruh pada tipe dan tingkat permainan dari seorang petenis. Yang akan diteliti adalah raket oversize dan midsize karena kedua jenis ini memiliki fungsi yang berbeda dan banyak berpengaruh terhadap hasil servis.
Semakin besar raket yang dipakai, semakin besar titik target memukul bola, sehingga akan memudahkan untuk melakukan pukulan dengan baik. Biasanya ukuran raket yang besar hanya dipakai oleh pemain pemula atau orang tua. karena biasanya pemain pemula masih mementingkan power dari pada penempatan, tapi berbeda dengan orang tua, raket yang besar sangat berguna karena orang tua tidak dapat bergerak selincah orang muda. Seperti yang dikemukakan oleh Hendrabayu (2011) :
“Semakin besar ukuran raket maka akan membuat sweetspot lebih besar dan akan membuat elastisitas dari senar meningkat sehingga akan mudah menghasilkan power yang tinggi, tapi akan membuat sangat susah dalam mengontrol pukulan.”
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan raket besar akan menghasilkan power yang tinggi tetapi sangat susah untuk mengontrol pukulan.
Lebih lanjut Hendrabayu (2011) juga mengemukakan, ..."semakin kecil ukuran kepala raket akan membuat mudah untuk mengontrol pukulan tapi akan sangat susah dalam membuat power yang kuat"... dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan raket kecil akan mudah untuk mengontrol pukulan.
(16)
8
G. Hipotesis
Berdasarkan anggapan dasar yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan.
H. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan secara operasional istilahistilah tersebut sebagai berikut:
1. Jones, C. M. & Angela Buxton menyatakan servis merupakan pukulan pembuka permainan.
2. Ketepatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah terarah, tak berselisih sedikitpun, mengenai tepat kepada sasarannya, tujuannya, maksudnya, dsb. Jadi, akurasi servis adalah pukulan hasil servis yang menunjukan ketepatan pada daerah yang telah ditentukan dengan perhitungan nilai yang sebenarnya.
(17)
9
Ketepatan servis adalah kesesuaian antara usaha dan tujuan. Misalnya bola hasil servis jatuh pada daerah lapangan sesuai dengan sasaran yang dituju dan arahnya sulit dijangkau oleh penerima servis.
3. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Harsono (1988:216).
Kecepatan servis adalah suatu kemampuan laju bola hasil servis untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
4. Raket menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah alat pemukul bola dalam permainan tenis, terdiri atas jarring (dari bahan nilon) yang dibentuk bidang oval (bulat telur) bergagang dilengkapi dengan pegangan.
5. Raket oversize adalah raket dengan ukuran kepala 110-135 sq.inch. 6. Raket midsize adalah raket dengan ukuran kepala 90-105 sq.inch.
Para pemain tenis top level dunia banyak menggunakan raket midsize diantaranya Roger Federer dengan raket Wilson Pro Staff 6.1 90 BLX size 90 sq, Novak Djokovic dengan raket Head YOUTEK IG Speed MP size 100 sq, dan Andi Muray dengan raket Head YOUTEK Radical MP size 98 sq
(18)
10
7. sq.inch / square inch / inch2 . square inch = a unit of area equal to one inch square.
8. Sweet spot = A sweet spot is a place where a combination of factors results in a maximum response for a given amount of effort. In tennis, baseball, or cricket, a given swing will result in a more powerful hit if the ball strikes the racquet or bat on the latter's sweet spot. (Brody: 1987)
Menurut penjelasan diatas dapat diartikan sweet spot yaitu tempat dimana kombinasi dari hasil ketepatan dalam sebuah raket, pendaratan bola yang bagus terhadap raket. Ayunan diberikan akan memperoleh hasil yang lebih kuat jika bola mengenai daerah sweet spot.
I. Metode Penelitian
Metode penelitian berguna untuk mencari jawaban atau menggambarkan terhadap permasalahan yang akan dibahas. Pemilihan suatu metode penelitian harus sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Mengenai metode penelitian Arikunto (2010 : 2) mengemukakan “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.
(19)
11
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode deskiptif. Metode deskiptif menurut Arikunto (2010 : 3) adalah “penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam laporan penelitian yang sistematis dan berencana”.
(20)
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian
Dalam penelitian diperlukan suatu metode untuk mencapai tujuan penelitian.Tujuan penelitian diantaranya adalah mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentuyang sesuai dengan prosedur penelitian.
Berhasil atau tidaknya suatu penelitian tergantung dari metode
yangdigunakan.Metode menurut Surakhmad (1998:131) adalah “Cara utama yangdipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaianhipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.”
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan suatu penelitian diantaranya seperti metode historis, deskriptif, dan eksperimen.Di antara ketiga metode di atas, yang sesuai dengan permasalahan penulis yang dikemukakanpenulis adalah metode deskriptif.Metode ini digunakan atas dasar bahwa sifatpenelitian ini yaitu melakukan satu kali tes untuk melihat tingkat ketepatan dan kecepatan servis tenis lapangan berdasarkan raket oversize dan midsize. Mengenai metode deskriptif Surakhmad (1998 : 139) menjelaskan :
“Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan maslah yang ada pada masa sekarang.Karena banyak sekali ragam penyelidikan deskriptif lebih
merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik
deskriptif.Diantaranya adalah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa,
danmengklasifikasikan, penyelidikan dengan teknik survey, dengan
teknikinterview, angket, observasi, atau teknik tes, studi kasus, studi komperatif, studi waktu dan gerak, studi kooperatif dan operasional.”
(21)
40
Dari uraian di atas, maka untuk meneliti pada penelitian kali inipenulis menggunakan metode deskriptif, karena penulis langsung memperolehdata pada saat itu juga tanpa memberikan perlakuan treatment.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Dalam menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan diperlukan sumber data.Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian.Sudjana
(2005:84) menjelaskan, “populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit
tempat diperolehnya informasi.Eelemen tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok social, sekolah, kelas, organisasi dan
lain-lainnya”.Kemudian dikemukakan pula oleh Sugiyono (2004:55) bahwa, “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.”Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat digambarkan bahwa
populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian tempat diperolehnya informasi yang dapat berupa individu maupun kelompok.Populasi dalam penelitian ini adalah anggota UKM tenis lapangan UPI sebanyak 30 orang yang menguasai teknik pukulan servis.
(22)
41
2. Sampel
Mengenai sampel penelitian Sugiono (2004:56) menjelaskan, “sampel adalah
sebagian atau jimlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut.”
Sampel dalam penelitian ini yaitu anggota UKM tenis UPI sebanyak 10 orang yang diambil dengan teknik purposive sampel. Agar dalam meneliti dapat menjadikan lebih efektif dan efesien, maka kita dapat mengambil sebagian dari populasi jika populasi terlalu banyak, yang dapat mewakili keseluruhan populasi dan kemudian di sebut dengan sampel. Menurut Sugiyono (2004:61), purposive sampeingladalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Selain itu
Sudjana (2005:168) menjelaskan, “purposive sampling dikenal juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti.”
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil sampel sebanyak 10 orang atlet UKM tenis UPI karena sampel tersebut dianggap memenuhi criteria oleh penulis untuk diteliti.kriteria tersebut adalah sampel merupakan atlet tenis yang memiliki teknik yang baik dan atau bukan atlet akan tetapi telah menguasai teknik service.Kelompok sampel melakukan servis dengan menggunakan raket oversize dan midsize.
(23)
42
C. Desain Penelitian
Untuk memperlancar proses penelitian maka perlu dilakukan tahapan yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini dan untuk melaksanakan sesuatu penelitian diperlukan suatu rencana agar menunjang tercapainya tujuan yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini diperlukan suatu desain penelitian, desain penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan setiap langkah-langkah penelitian yang akan diambil agar proses penelitian berjalan sesuai dengan prosedur yang benar dalam rangka melakukan penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam suatu penelitian deskriptif perlu dipilih suatu desain penelitian yang tepat sesuai dengan kebutuhan variabel-variabel yang terkandung dalam penelitian. Dalam penelitian ini dapat digambarkan desain penelitiannya sebagai berikut :
Gambar Bagan 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2004:6)
Keterangan:
X1 : Servis dengan raket oversize X2 : Servis dengan raket midsize Y : Hasil servis
X1
Y
(24)
43
Setelah desain penelitian ditentukan untuk memberikan kelancaran dan kelangsungan dalam pelaksanaan penelitian, kemudian penulis menyusun mengenai langkah-langkah penelitian.Berdasarkan penelitian yang digunakan, maka dapat membuat langkah-langkah penelitian pada bagan 3.2 di bawah ini.
Gambar Bagan 3.2 Langkah-langkah Penelitian
POPULASI
SAMPEL
SERVIS RAKET OVERSIZE
SERVIS RAKET MIDSIZE
DATA
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
(25)
44
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam suatu penelitian sudah pasti diperlukan untuk memperoleh data. Tanpa data penelitian tersebut tidak akan terjadi penelitiankarena yang sebenarnya bukan hanya mengumpulkan data saja, melainkan justrudata tersebut diolah dan dianalisis sehingga peneliti dapat menafsirkan hasilpenelitiannya berdasarkan data yang diperolehnya.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan prosedur pelaksanaan tes yang sudah baku, tes tingkat ketepatan servis dari Sumber : Buku Tes & Pengukuran dengan Validitas 0,68 sampai 0,73 untuk pemula, 0,84 sampai 0,89 untuk tingkat lanjutan dan reliabilitasnya 0,82 untuk pemula dan 0,95 untuk tingkat lanjutan.
Tali dan net
Gambar 3.3 Lapangan tes servis
Adapun tata cara pelaksanaan tes tersebut adalah sebagai berikut : 2
1 3 4 6 5
(26)
45
1. Tijuan: mengukur ketepatan dan kecepatan servis dengan menggunakan oversize dan midsize.
2. Alat atau perlengkapan :
Lapangan tenis
Raket dan bola tenis
Meteran
Peluit
Kamera Digital
Scoring sheet 3. Kegiatan Pendahuluan
Berbaris dan berdoa
Pemanasan, dilakukan dengan metode statis dan dinamis yang sesuai dengan cabang olahraga tenis lapangan.
4. Kegiatan inti : 1) Pelaksanaan
Testeeberjumlah 10 orang biakoversize atau midsize. Testee melakukan servis sebanyak 10 kali dengan menggunakan raket oversize dan midsize.Jumblahkan bola yang jatuh pada sasaran yang diberikan angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Apabila bola keluar dari lapangan maka hasil pukulan diberi nilai 0
(27)
46
5. Kegiatan Penutup (evaluasi)
Pendinginan
Koreksian umum pada pelaksanaan tes
Berdoa
Ucapan terima kasih
Data hasil tes tersebut selanjutnya dikumpulkan, disusun berdasarkan kelompok atau variable, selanjutnya dianalisis secara statistik hingga diperoleh kesimpulan.
E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Mengenai perhitungan data yang bersifat kuantitatif dijelaskan oleh Arikunto (2010:213) sebagai berikut:
Data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan beberapa cara antara lain:
a. Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh presentase.
b. Dijumblahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu urutan dan selanjutnya dibuat suatu table, kemudian diproses menjadi penghitungan untuk mengambil kesimpulan.
Berdasarkan pada penjelasan di atas maka pengolahan dan analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata dari setiap variabel yang menggunakan rumus:
X=
∑
1(28)
47
Keterangan :
X= Rata-rata yang dicari (mean)
∑ Jumlah dari X1 X1 = Skor mentah
n
= Jumlah sampel2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus :
S =
√Keterangan :
S = Simpangan baku yang dicari X = Skor mentah
X = Rata-rata dari skor mentah
n
=Jumlah sampelRumus-rumus di atas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk pengolahan data dari hasil tes pada tahap sebenarnya, yang akan dipergunakan untuk menyelesaikan pengolahan data untuk memperoleh nilai-nilai yang menjadi bahan penelitian yang dilakukan.
3. Mencari nilai untuk merubah nilai mentah menjadi nilai standar dengan rumus :
(29)
48
)
4. Menguji normalitas data dari setiap data agar mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji
statistika nol parametrik yang biasa disebut dengan “Uji Liliefors”.
Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pengamatan X1, X2, ………..Xn dijadikan bilangan baku. Z1, Z2,
………Zndengan menggunakan rumus : Zi= ̅
(X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku)
b. Untuk setiapbilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1)
c. Untuk proposi Z1, Z2, ………..Zn ∑ 1 jika dinyatakan
S (Zi) =
d. Hitung selisih F(Z1) – S(Z1) kemudian tentukan nilai mutlaknya.
e. Ambil nilai yang paling besar antara nilai – nilai mutlak selisih tersebut, tulislah nilai tersebut C untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji Liliefors dengan taraf nyata . Kriterianya adalah hipotesis nol bila populasi berdistribusi normal jila Lo Ltabel , dalam hal lain hipotesis diterima.
(30)
49
5. Menguji homogenitas dengan menggunakan rumus yang dituliskan oleh Sujana (1996:250) adalah sebagai berikut :
F =
Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1, V2) dengan taraf nyata . 6. Uji signifikasi perbedaan dua kelompok menggunakan uji t dengan rumus :
t
=̅
1-
̅
2S √ ⁄ ⁄
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku gabungan
n
1 =Jumlah sampel kelompok 1n
2 =Jumlah sampel kelompok 2 X1 =Rata-rata kelompok 1 X2 = Rata-rata kelompok 2(31)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai pengaruh penggunaan raket oversize dan midsize terhadap ketepatan dan kecepatan servis, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan.
2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan mengenai pengaruh penggunaan raket oversize dan midsize terhadap ketepatan dan kecepatan servis, maka saran yang penulis sampaikan adalah bagi para pembina olahraga, pelatih tenis, pengajar, rekan-rekan seprofesi dan pembaca pada umumnya hasil penelitian ini dapat dijadikan patokan bahwa untuk menghasilkan pukulan yang baik diperlukan raket yang sesuai dan mendukung. Khususnya untuk pukulan servis hendaknya dilihat dengan pertimbangan raket yang akan digunakan karena akan berpengaruh terhadap ketepatan dan kecepatan yang dihasilkan.
(32)
DAFTAR PUSTAKA
Brody, H. (1987). Tennis Science fot Tennis Players. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.
Nurhasan, dkk. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK UPI. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Loman, L. (2000). Petunjuk Praktis Bermain Tenis. Bandung: Angkasa.
L’Esgay, O (2008). Tenis Luwes dan Cerdas. Bandung: Angkasa.
Berliana, dkk. (2008). Belajar Pembelajaran Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung : FPOK UPI Bandung.
Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek – Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma.
Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : FPOK IKIP Bandung.
King, B.J. (1991). Rahasia Sang Juara. Dahara Prize : Semarang. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Nurhasan, dkk. (2008). Statistik. Bandung : FPOK UPI.
Santoso, E. (tanpa tahun). Kamus Praktis Moderen Bahasa Indonesia. Surabaya : Pustaka Dua.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito : Bandung
Yudoprasetio. B. (1981). Belajar Tenis. Bhratara Karya Aksara : Jakarta.
(33)
71
Situs :
Husein. (2008). Belajar Service. [Online].
Tersedia: http://www.yousaytoo.com/teknik-pukulan-service-pada-tenis-lapangan/12345591. [21 Mei 2012].
Prass. (2007). Topspin Service. [Online].
Tersedia: http://www.prasso.wordpress.com/2007/09/06/backhand/. [21 Mei 2012]. Putra Mandiri Perkasa. (2011). Ayo Bermain Tenis. [Online].
Tersedia: http://putra-mandiri-perkasa.blogspot.com/2011/02/ayo-bermain-tenis.html. [25 Oktober 2012].
Surya Abadi. (2000) Oversize racket. [Online].
(1)
47
Keterangan :
X= Rata-rata yang dicari (mean) ∑ Jumlah dari X1
X1 = Skor mentah
n
= Jumlah sampel2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus :
S =
√Keterangan :
S = Simpangan baku yang dicari X = Skor mentah
X = Rata-rata dari skor mentah
n
=Jumlah sampelRumus-rumus di atas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk pengolahan data dari hasil tes pada tahap sebenarnya, yang akan dipergunakan untuk menyelesaikan pengolahan data untuk memperoleh nilai-nilai yang menjadi bahan penelitian yang dilakukan.
(2)
48
)
4. Menguji normalitas data dari setiap data agar mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji
statistika nol parametrik yang biasa disebut dengan “Uji Liliefors”.
Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pengamatan X1, X2, ………..Xn dijadikan bilangan baku. Z1, Z2, ………Zndengan menggunakan rumus : Zi= ̅
(X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku)
b. Untuk setiapbilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1)
c. Untuk proposi Z1, Z2, ………..Zn ∑ 1 jika dinyatakan
S (Zi) =
d. Hitung selisih F(Z1) – S(Z1) kemudian tentukan nilai mutlaknya.
e. Ambil nilai yang paling besar antara nilai – nilai mutlak selisih tersebut, tulislah nilai tersebut C untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji Liliefors dengan taraf nyata . Kriterianya adalah hipotesis nol bila populasi berdistribusi normal jila Lo Ltabel , dalam hal lain hipotesis diterima.
(3)
49
5. Menguji homogenitas dengan menggunakan rumus yang dituliskan oleh Sujana (1996:250) adalah sebagai berikut :
F =
Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1, V2) dengan taraf nyata . 6. Uji signifikasi perbedaan dua kelompok menggunakan uji t dengan rumus :
t
=̅
1-
̅
2S √ ⁄ ⁄
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku gabungan
n
1 =Jumlah sampel kelompok 1n
2 =Jumlah sampel kelompok 2X1 =Rata-rata kelompok 1
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai pengaruh penggunaan raket oversize dan midsize terhadap ketepatan dan kecepatan servis, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan.
2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan servis antara jenis raket oversize dan midsize pada permainan tenis lapangan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan mengenai pengaruh penggunaan raket oversize dan midsize terhadap ketepatan dan kecepatan servis, maka saran yang penulis sampaikan adalah bagi para pembina olahraga, pelatih tenis, pengajar, rekan-rekan seprofesi dan pembaca pada umumnya hasil penelitian ini dapat dijadikan patokan bahwa untuk menghasilkan pukulan yang baik diperlukan raket yang sesuai dan mendukung. Khususnya untuk pukulan servis hendaknya dilihat dengan pertimbangan raket yang akan digunakan karena akan berpengaruh terhadap ketepatan dan kecepatan yang dihasilkan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Brody, H. (1987). Tennis Science fot Tennis Players. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.
Nurhasan, dkk. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK UPI. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Loman, L. (2000). Petunjuk Praktis Bermain Tenis. Bandung: Angkasa.
L’Esgay, O (2008). Tenis Luwes dan Cerdas. Bandung: Angkasa.
Berliana, dkk. (2008). Belajar Pembelajaran Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung : FPOK UPI Bandung.
Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek – Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma.
Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : FPOK IKIP Bandung.
King, B.J. (1991). Rahasia Sang Juara. Dahara Prize : Semarang. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Nurhasan, dkk. (2008). Statistik. Bandung : FPOK UPI.
Santoso, E. (tanpa tahun). Kamus Praktis Moderen Bahasa Indonesia. Surabaya : Pustaka Dua.
(6)
71
Situs :
Husein. (2008). Belajar Service. [Online].
Tersedia: http://www.yousaytoo.com/teknik-pukulan-service-pada-tenis-lapangan/12345591. [21 Mei 2012].
Prass. (2007). Topspin Service. [Online].
Tersedia: http://www.prasso.wordpress.com/2007/09/06/backhand/. [21 Mei 2012].
Putra Mandiri Perkasa. (2011). Ayo Bermain Tenis. [Online].
Tersedia: http://putra-mandiri-perkasa.blogspot.com/2011/02/ayo-bermain-tenis.html. [25 Oktober 2012].
Surya Abadi. (2000) Oversize racket. [Online].