PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN
PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN
Oleh:
La Sawali
Dosen Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UHO
Email: sawali@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan strength endurance terhadap kemampuan
pukulan forehand dalam permainan tenis lapangan. Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP UHO, yang berjumlah 16 orang. Setelah dilakukan tes awal sampel
dibagi dalam dua kelompok yakni 8 orang sebagai kelompok eskperimen dan 8 orang sebagai kelompok
kontrol. Pembagian kelompok dilakukan dengan teknik ordinal pairing. Data yang terkumpul dianalisis dengan
uji statistika yang disajikan secara kumulatif sebagai berikut: analisis deskriptif, untuk menghitung rata-rata yang
dicapai dari masing-masing variabel yang diamati, standar deviasi, untuk mengetahui ukuran penyimpangan skor
dari angka rata-rata kelompok, uji homogenitas data pre-test, post-test kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, pengujian hipotesis dengan uji anava. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pada kelompok
eksperimen yang diberi latihan pukulan forehand drive pada test awal rata-rata kemampuan memukul dengan
cara forehand drive adalah 7.25 dan sesudah diberi latihan selama 6 minggu rata-rata kemampuan memukul bola
dengan cara forehand drive adalah 11.37. Sedangkan pada kelompok kontrol pada test awal rata-rata kemampuan
memukul bola dengan cara forehand drive adalah 6.88 dan pada test akhir adalah 7 atau terdapat selisih 0,12.
Kata kunci: Strength endurance, Kemampuan pukulan forehand


permainan. Dalam permainan tenis lapangan
diperlukan unsur-unsur penunjang kemampuan fisik,
daya tahan, kecepatan, koordinasi, keseimbangan,
kekuatan serta komponen kondisi fisik lainnya.
Untuk memperoleh
dan pengembangan
keterampilan diperlukan latihan yang sistematis,
terarah dan terprogram agar dapat mencapai prestasi
maksimal. Sedangkan pengertian latihan adalah
suatu aktifitas olahraga yang teratur secara sistematis
dalam jangka waktu tertentu dan ditingkatkan secara
bertahap sesuai prinsip-prinsip latihan yang telah
ditetapkan yang ditujukan untuk pembentukan fungsi
fisik dan fisiologi tubuh manusia untuk dapat
melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dan
sempurna, (Pate. R, 1984).
Peranan latihan adalah untuk meningkatkan
keterampilan seseorang dalam cabang olahraga
tertentu dan untuk memelihara keseimbangan fisik
yang dilakukan dengan frekuensi latihan tertentu,

sehingga seseorang dapat tampil maksimal pada
setiap pertandingan.
Teknik-teknik dasar yang harus diketahui
dalam permainan tenis lapangan adalah servis,
pukulan forehand, back hand, velley, serta smash.
Kemampuan melakukan pukulan forehand
mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam
memenangkan suatu pertandingan baik itu yang

PENDAHULUAN
Dewasa ini kegiatan olahraga semakin hari
semakin berkembang baik ditinjau dari segi
permainanannya maupun dari segi pembinaannya.
Seperti halnya olahraga tenis lapangan merupakan
salah satu cabang olahraga yang banyak diminati
oleh kalangan masyarakat umum, baik usia muda
maupun kalangan usia tua. Ada yang melakukan
permaina tenis lapangan dengan tujuan rekreasi saja
dan ada pula sebagai pembinaan prestasi.
Pada kelompok yang melakukan permainan

tenis dengan tujuan rekreasi umumnya pada usia
tua, sedangkan pada kelompok usia muda dilakukan
sebagai pembinaan dalam mencapai prestasi
maksimal.
Unsur kondisi fisik merupakan salah satu
faktor dalam melakukan aktivitas olahraga untuk
mencapai prestasi maksimal. Kondisi fisik yang
baik merupakan modal dasar untuk meningkatkan
latihan teknik, taktik maupun mental. Menurut
Sajoto (1988) unsur kondisi fisik terdiri dari
kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan,
kelenturan teknik, daya ledak, keseimbangan,
koordinasi, dan keseimbangan.
Dalam cabang olahraga tenis lapangan
selain prestasi juga mengajarkan etika, sikap
mental, serta penghargaan terhadap aturan
[24]

bersifat lokal, nasional maupun pertandingan
internasional.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh latihan strength endurance terhadap
kemampuan pukulan forehand dalam permainan
tenis lapangan.
Perkembangan tenis lapangan sangat pesat
sehingga menjadi suatu permainan yang sangat
popular di Amerika Serikat pada tahun 1874 dan di
India tahun 1875 serta di Jerman pada tahun 1874.
Olahraga
tenis
lapangan
memiliki
karakteristik tersendiri bila dibandingkan dengan
cabang olahraga lainnya. Dalam cabang olahraga
tenis lapangan ini, seorang pemain dituntut untuk
memiliki kondisi fisik yang baik serta penguasaan
teknik dasar permainan yang sempurna agar tampil
berprestasi maksimal.
Menurut Harsono, (1989) bahwa latihan
fisik adalah suatu proses yang sistematis dari

berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dan
makin bertambah jumlah bebannya. Dengan
berlatih yang sistematis dan melalui pengulangan
yang terus-menerus, maka gerakan-gerakan yang
sulit akan menjadi mudah, gerakan menjadi
otomatis, dan refleksi. Hal ini akan dapat
mengurangi jumlah tenaga yang dikeluarkan pada
waktu melakukan aktivitas olahraga.
Pukulan forehand drive adalah pukulan
lurus yang dilakukan dari arak samping kanan bagi
pemegang tangan kanan dan sebaliknya bagi
pemegang tangan kiri. Pukulan ini dilakukan
dengan menggunakan bagian depan tangan dan
menghadap ke depan, karena itu disebut pukulan
horehand. Untuk membiasakan diri terhadap
pukulan forehand. Grip harus membentuk sudut
siku-siku. Luncurkan tangan kanan ke ujung
pegangan raket. Peganglah raket seolah-olah anda
sedang berjabat tangan dengan teman. Pindahkan
jari-jari tangan sampai pegangan terasa enak (C.M.

Jones dan Alex mangundap, 1992).
Menurut Balesteros JM, 1987 bahwa
seorang pemain tennis, jika ingin mendapatkan
hasil pukulan yang lebih baik dan sempurna, maka
harus memiliki unsure-unsur komponen kondisi
fisik yaitu kecepatan, kakuatan, gabungan antara
kecepatan dan kekuatan, keseimbangan, koordinasi,
kelincahan, ketepatan dan reaksi.
1. Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk
mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam
bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-

2.

3.

4.

5.


6.

[25]

singkatnya. Menurut Nurhasan (2000) kecepatan
dapat diartikan sebagai kualitas kondisi fisik
olahragawan yang memeberikan kemungkinan
untuk beraksi secepat mungkin terhadap suatu
rangsangan kemudian mampu menampilkan
dalam bentuk gerak secepat mungkin. Kecepatan
merupakan unsure kondisi yang penting setelah
kekuatan dalam berbagai cabang olahraga seperti
cabang olahraga tennis lapangan dan beberapa
nomor permainan seperti bulu tangkis, tennis
meja dan lain-lain.
Kekuatan yaitu merupakan salah satu unsur yang
sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang
pemain tennis karena setiap penampilan dalam
semua cabang olahraga selalu memerlukan
kekuatan otot disamping unsur-unsur lainnya.

Harsono 1988 mendefinisikan kekuatan adalah
kemampuan otot atau kerja sekelompok otot
untuk melakukan aktifitas dengan menahan beban
yang diangkatnya, otot yang kuat akan membuat
kerja sehari-hari menjadi efisien.
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang
mengendalikan
organ-organ
syaraf
otot.
Keseimbangan dalam olahraga tennis lapangan
sangat diperlukan terutama pada saat melakukan
pukulan forehand, backhand serta service.
Koordinasi, adalah kemampuan seseorang
mengintegrasikan bermacam-macam gerakan
yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal
secara efektif. Misalnya seoramg pemain tennis
akan kelihatan mempunyai koordinasi yang baik
bila ia dapat bergerak kea rah bola sambil
mengayun raketnya, kemudian memukulnya

dengan teknik yang benar dan baik serta terarah.
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Harsono
1989 mengatakan bahwa koordinasi adalah suatu
kemampuan biomotorik yang sangat kompleks,
karena erat kaitannya dengan kecepatan,
kekuatan, daya tahan dan flexibilitas.
Kelincahan adalah
kemampuan seseorang
mengubah posisi di area tertentu. Seseorang
yang mampu mengubah posisi dari satu posisi
yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan
koordinasi yang baik, berarti kelincahannya
cukup baik.
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk
segera bertindak secepatnya dalam menanggapi
rangsangan yang ditimbulkan oleh panca indra,
syaraf atau feeling lainnya.

7. Daya Ledak (Power) dapat dinyatakan sebagai
kekuatan explosive dan banyak dibutuhkan

pada cabang olahraga yang dominan
berdasarkan kontraksi otot yang kuat dan cepat.
Daya ledak dapat dimanfaatkan pada seseorang
atlet melakukan pukulan forehand, back hand
serta service agar dapat memenangkan suatu
pertandingan dalam olahraga tennis lapangana.
8. Daya tahan menurut Harsono (1988)
mengatakan
bahwa
ketahanan
adalah
ketahanan
organisme
untuk
melawan
kelemahan dalam jangka waktu yang lama
(Harsono, 1988).

4. Pengujian hipotesis dengan uji statistika analisa
variabel (anava) Adapun rumus anava yang

digunakan adalah sebagai berikut :
Sumber
varians
Rata-rata
Dalam
kelompok

Jumlah kuadrat

Db

Xt 

1

( Xt )

n
n
2
( Xt )
JKt = X2t N
JKd = JKt – JKK
JKK =

Antara
kelompok

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
eksperimen lapangan yakni, memberikan perlakuan pada
sampel berupa, latihan strength endurance untuk
mengetahui pengaruh latihan tersebut terhadap
kemampuan memukul forehand drive dalam permainan
tenis lapangan. Adapun rancangan penelitian ini adalah
randomized pree-test post-test control group design yang
digambarkan sebagai berikut :

n
2
( kk)

K–1

Kuadrat mean
Rata-rata JK
MKK=

JKK
DbK

2

n–1
MKd =

JKd
Dbd

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan test awal dan tes test akhir
dari kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, maka didapat rata-rata dan
standar deviasi kedua kelompok tersebut.
Tabel 1
Statistik Deskriptif

Statistik
Untuk
mendapatkan
data
tentang
kemampuan pukulan forehand dilakukan prosedur
sebagai berikut:
a. Teste bersiap pada tempat yang telah dtentukan.
b. Bola dan raket dipegang oleh masing-masing
teste dan dilambungkan sendiri dan memukul
dengan forehand ke arah sasaran yang telah
ditentukan
c. Setiap teste diberi kesempatan melakukan
sebanyak 10 kali dan hasil nya dijumlahkan dan
akan dicatat sebagai data penelitian.
Data yang terkumpul akan dianalisis
dengan uji statistika yang disajikan secara
kumulatif sebagai berikut :
1. Analisis deskriptif, untuk menghitung rata-rata
yang dicapai dari masing-masing variabel yang
diamati.
2. Standar deviasi, untuk mengetahui ukuran
penyimpangan skor dari angka rata-rata
kelompok.
3. Uji homogenitas data pre-test, post-test
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Mean
SD

Kelompok
Eksperimen
Test
Test
awal Akhir
7.25
11.37
2,31
3,89

Kelompok
Kontrol
Test
Test
awal
Akhir
6.88
7
2.03
1,85

Berdasarkan hasil tabel 1 di atas, maka dapat
diketahui bahwa:
a. Rata-rata kemampuan melakukan pukulan
forehand drive sebelum diberikan perlakukan
pada kelompok eksperimen adalah 7.25 dengan
standar deviasi sebesar 2.31 dan sesudah diberi
latihan selama 6 minggu rata-rata kemampuan
melakukan pukulan forehand drive adalah 11,37
, dan standar deviasinya sebesar 3.89.
b. Rata-rata kemampuan kelompok kontrol yang
tidak diberikan perlakukan pada test awal
adalah 6.88, dengan standar deviasi sebesar 2.03
dan pada test akhir adalah 7 sehingga terdapat
selisih 0,12 dengan standar deviasi sebesar
1,85.
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat
diketahui bahwa F hitung = 6,65 pada taraf nyata
0,05 dengan derajat bebas 14 dicapai 4,49. Oleh
karena F hitung = 6,65 > F tabel 4,49, maka hasil
[26]

penelitian menunjukkan ada
perbedaan yang
signifikan antara test awal dan test akhir pada
kelompok eksperimen yang berarti bahwa ada
pengaruh latihan pukulan forehand berbeban
terhadap kemampuan memukul forehand drive
dalam permainan tenis lapangan.
Dari hasil perhitungan dapat diketahui
bahwa F hitung = 0,02 dan F tabel pada taraf nyata
0,05 dengan derajat bebas 14 dicapai 4,49. Oleh
karena F hitung = 0,02 < F tabel 4,49 maka hasil
penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan antara
test awal dan test akhir pada kelompok kontrol yang
tidak diberi latihan pukulan forehand drive
berbeban dalam peningkatan kemampuan memukul
bola dengan cara forehand drive dalam permainan
tenis lapangan.
Dari tabel di atas, terlihat bahwa F hitung =
dan F tabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat
bebas 14 di capai 4,49. Oleh karena F hitung = 6,65
> F tabel 4,49 maka hasil penelitian menunjukkan
ada perbedaan yang signifikan antara test awal dan
test akhir pada kelompok eksperimen dan test akhir
kelompok kontrol yang berarti bahwa pada
kelompok yang diberi perlakuan lebih baik
kemampuan memukul forehand drive dalam
permainan tenis lapangan
dibanding dengan
kelompok kontrol yang tidak diberi perlakukan
yang sama dalam permainan tenis lapangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh latihan pukulan forehand
drive berbeban terhadap kemampuan memukul
forehand drive dalam permainan tenis lapangan.
Untuk keperluan ini, maka metode dan rancangan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen dengan rancangan test awal
post test kontrol grup design.
Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah mahasiswa
putera Program Studi
Penjasker-Rek
angkatn
2015
yang
baru
memprogram mata kuliah tenis lapangan yang
berjumlah 32 orang. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 16 orang yang diambil secara random
sehingga didapat 8 orang untuk
kelompok
eksperimen dan 8 orang untuk kelompok kontrol.
Dalam membagi kelompok ini dilakukan dengan
teknik ordinal pairing yang tujuannya untuk
mengurangi sikap obyektifitas peneliti terhadap
kelompok yang diberi perlakuan sehingga dengan
demikian
kedua
kelompok bertolak
dari
kemampuan yang sama.

Pada kelompok eksperimen diberikan latihan
pukulan forehand drive berbeban selama 6 minggu,
yang dilakukan sesuai dengan program latihan yang
telah disusun dan direncanakan.
Berdasarkan hasil analisis statistik dapat
diketahui bahwa pada kelompok eksperimen yang
diberi latihan pukulan forehand drive pada test awal
rata-rata kemampuan memukul dengan cara forehand
drive adalah 7.25 dan sesudah diberi latihan selama
6 minggu rata-rata kemampuan memukul bola dengan
cara forehand drive adalah 11.37. Sedangkan pada
kelompok kontrol pada test awal rata-rata
kemampuan memukul bola dengan cara forehand
drive adalah 6.88 dan pada test akhir adalah 7 atau
terdapat selisih 0,12.
Berdasarkan hasil analisis uji analisis varians
terlihat bahwa pada kelompok eksperimen antara test
awal dan test akhir bahwa F hitung = 6,65 dan F
tabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat bebas 14
di capai 4,49. Oleh karena F hitung = 6,65 > F tabel
4,49 maka hasil penelitian menunjukkan ada
perbedaan yang signifikan antara test awal dan test
akhir pada kelompok eksperimen yang berarti bahwa
ada pengaruh latihan pukulan forehand drive
berbeban terhadap kemampuan memukul bola dengan
cara forehand drive dalam permainan tenis lapangan.
Sedangkan pada kelompok kontrol F hitung = 0,02 >
F tabel 4,49 maka hasil penelitian menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara test awal
dan test akhir pada kelompok kontrol yang yang tidak
diberi latihan pukulan forehand drive berbeban dalam
peningkatan kemampuan memukul bola dengan cara
forehand drive dalam permainan tenis lapangan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono,
(1989) bahwa latihan fisik adalah suatu proses yang
sistematis dari berlatih atau bekerja secara berulangulang dan makin bertambah jumlah bebannya.
Dengan berlatih yang sistematis dan melalui
pengulangan yang terus-menerus, maka gerakangerakan yang sulit akan menjadi mudah, gerakan
menjadi otomatis, dan refleksi. Hal ini akan dapat
mengurangi jumlah tenaga yang dikeluarkan pada
waktu melakukan aktivitas olahraga.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Bompa
dalam Saiful, (1999) bahwa latihan fisik pada
prinsipnya memberikan tekanan (stress) fisik kepada
tubuh secara teratur, sistematis, berkisenambungan
yang dituangkan dalam program latihan akan
meningkatkan kemampuan fisik secara nyata, tetapi
[27]

tidak demikian halnya bila latihan tidak dilakukan
secara teratur.
Berdasarkan hasil analisis varians tersebut,
maka hipotesis yang telah dikemukakan bahwa
latihan pukulan forehand drive berbeban dapat
meningkatkan kemampuan memukul bola dengan
cara forehand drive dalam permainan
tenis
lapangan pada Mahasiswa putera Program Studi
Penjaskes-Rek dapat dibuktikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
dapatlah dikemukakan dengan memberikan
perlakuan latihan pukulan forehand drive berbeban
yang terprogram selama 6 minggu dengan frekuensi
3 kali dalam seminggu dapat meningkatkan
kamampuan pukulan forehand drive dalam
permainan tenis lapaangan.
Adapun yang diberikan kepada atlet pemula
yang banyak memberikan tahanan pada fisik akan
mendapatkan respons selama kurang lebih 6 – 8
mingu dengan frekuensi 3 – 5 kali seminggu
(Nossek. J, 1982)
Peningkatan 0,1 % sampai dengan 10 %
bagi atlet pemula dapat dikatakan lumrah apalagi
didukung latihan yang berulang-ulang.
Latihan yang dilakukan secara progresif
dan individual yang mengarah kepada perubahan
fungsi fisiologis dan psikologis dan terjadinya
adaptasi pada peningkatan kemampuan yang baru
(Bompa, 1994).
Hasil penelitian ini memperkuat teori-teori yang
dikemukakan sebelumnya bahwa latihan yang
diberikan secara teratur, sistematis, terarah dan
terprogram dengan baik akan dapat memberikan
peningkatan kemampuan seseorang.

DAFTAR PUSTAKA
Alex Mangundap, 1980, Pedoman Singkat Bermain
Tenis, FKIK-IKIP Makassar.
Angelo Buxton, Jones C.M, 1992, Belajar Tenis
Untuk Pemula, Pionir Jakarta
Billy Jean King, 1991. Rahasia Sang Juara, Effer
Offset Semarang.
Clarence Jones, 19888. Panduan Teknis Bermain
Tenis. Dian Rakyat Jakarta.
Herre Dietrich, 1967. Principles of Sport Training.
Introduction to the Teory and Methods of
Training Sport Verlak, Berlin
Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek
Psikologis Dalam Coaching, Jakarta
Kosasih Engkos 1983. Olahraga Teknik dan
Program Latihan Akademika Persendo,
Jakarta
Mahendra Agus, 2000. Senam. Depdiknas Proyek
Peningkatan Mutu Guru Setara DIII,
Jakarta.
Rex Landerds, 2000. Pedoman Pelengkap Bermain
Tenis, Dahara Prise Semarang
Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam
Olahraga. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Jakarta
Sudjana, 1992. Metode Statistika. Tarsito Bandung.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengumpulan data,
pengolahan data dan hasil penelitian yang diperoleh
yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
dapatlah ditarik kesimpulan penelitian sebagai
berikut ada pengaruh latihan pukulan forehand
drive berbeban terhadap kemampuan memukul
dengan cara forehand drive dalam permainan tenis
lapangan mahasiswa putera Program Studi
Penjaskes-Rek angkatan Tahun 2003 yang baru
memprogram mata kuliah tenis lapangan dimana F
hitung = 6,65 > F tabel 4,49.

[28]